Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN NEKROPSI ANJING

Rabu, 9 September 2020

Disusun oleh:

Adwisto S. P. (B04180040)

Dosen Penanggungjawab:

Dr. Drh. Wiwin Winarsih, MSi, APVet

DIVISI PATOLOGI
DEPARTEMEN KLINIK, REPRODUKSI DAN PATOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2020
Nekropsi, juga dikenal sebagai pemeriksaan post-mortem, adalah pemeriksaan tubuh
hewan setelah kematiannya. Tujuan pemeriksaan nekropsi di kedokteran hewan adalah
menyediakan analisis di tingkat individu hewan atau bahkan kawanan. Analisis hanya pada sel,
organ atau level sistem tidak memadai. Kontrol penyakit membutuhkan informasi yang diperoleh
dengan pengawasan. Pengawasan sendiri dibagi dua, biasa disebut aktif dan pasif. Pengawasan
pasif terdiri dari pemeriksaan secara klinis kasus yang terkena penyakit di sebuah populasi.
Pemeriksaan nekropsi adalah salah satu dari dua alat utama pasif Surveilans di bidang
kedokteran hewan selain pemeriksaan hewan yang sedang sakit.
Nekropsi setidaknya memiliki 5 tahapan yaitu tahap pra-necropsi, persiapan nekropsi,
prosedur nekropsi, pasca-nekropsi, dan pengiriman spesimen. Nekropsi yang baik harus
memiliki sebuah prosedur. Prosedur nekropsi dirancang sistematis untuk seminimal mungkin
merusak jaringan, organ atau organ sistem dan memungkinkan rekonstruksi atau merakit kembali
jika perlu. Prosedur ini diperlukan untuk memverifikasi hubungan organ satu dengan yang lain
berdasarkan beberapa temuan yang telah dilakukan setelah pengambilan organ atau bagian
tertentu.

Laporan Prosedur Nekropsi Anjing

Pembuatan ulas darah. Jika hewan dieutanasia, sampel darah dikumpulkan sebelum
eutanasia. Jika hewan dalam keadaan mati, darah atau sampel serum dapat diambil dari buluh
darah telinga. Darah dibuat ulas darah, dikeringkan dan difiksasi dengan metanol.
Sapi, domba, kambing, dan babi paling ditempatkan di sisi kiri mereka. Kuda harus
diposisikan di sisi kanannya. Hewan kecil (termasuk anjing) dapat ditempatkan terlentang.
Hewan yang di nekropsi diperiksa adanya turgor kulit, alopecia, ektoparasit (ditempatkan
dalam etanol 70%), dan ulser. Lalu mukosa mata, telinga, anus, dan lubang kelamin (pada jantan
penis dan pada betina vagina) diperiksa. Setelah itu dapat diperiksa limfonodus perifer (dekat
permukaan tubuh) seperti limfonodus sub-mandibularis, limfonodus prescapularis, limfonodus
axilaris, limfonodus poplitea, dan limfonodus prefemoralis. Pertulangan dari tulang punggung
sampai tulang ekor, tulang kepala, dan seluruh persendian, dilakukan pemeriksaan dan palpasi
profundal, begitu juga dengan tulang kaki dan telapak kaki untuk mengetahui fraktur atau
fissura. Kemudian diambil kerokan kulit untuk mengetahui adanya jamur atau ektoparasit, Feses
untuk mengetahui adanya racun atau organisme lain, dan diambil sampel darah untuk didiagnosa
ulas darah.
Lalu dilakukan disinfeksi sekaligus pembasahan seluruh tubuh hewan agar bulu maupun
mikroorganisme tidak menempel dan menggagu proses nekropsi.
Nekropsi diawali dengan penyayatan lipatan ketiak sampai scapula terlepas dan penyayatan
lipatan paha sampai terlepas dari persendian coxo-femoral sehingga anjing dapat terlentang
sempurna. Pemeriksaan dilanjutkan dengan melihat limfonodus prescapularis didepan
persendian scapularis, limfonodus axilaris di persendian axilaris, dan limfonodus poplitea di
persendian poplitea. Selanjutnya pemeriksaan dilanjutkan ke penyayatan kulit linea alba hingga
bagian parineal, kemudian dipisahkan antara kulit dengan otot supaya dapat melihat daerah
subkutis. Lalu dilakukan pemeriksaan limfonodus mandibularis dan glandula parotis. Setelah itu
bagian putih linea alba sampai ujung sternum dipotong lalu diamati keseluruhan permukaan
organ dalam yang terlihat. Bagian subkutis disayat mengikuti bagian bawah os costae terakhir
hingga peritoneum dapat diperiksa. Situs viscerum dari organ-organ perut diamati. Lalu
dilakukan pemeriksaan tekanan negatif rongga dada dengan cara otot intercostalis os costae 4-5
dilubangi dengan pisau. Setelah pemeriksaan tekanan negatif, os costae lalu dipotong dari bagian
persendian os costae sehingga rongga dada terbuka sempurna dan diperiksa situs vicerum
jantung, paru paru, dan timus (hewan muda).
Pengeluaran rongga thoraks dari pangkal lidah sampai ke rongga dada dilakukan dengan
penyayatan di tepi dalam segitiga os. mandibula kemudian disayat ke kiri dan ke kanan hingga
otot pengantung lidah begitu juga os hyideus kanan dan kiri terpotong, hingga terangkatnya dapat
bagian esophagus, trakea, jantung, paru-paru, dan thymus.
Pengambilan saluran pencernaan dilakukan dengan pemisahan esofagus dan trakea. Lalu
diperiksa kerusakan diafragma, lalu penggantung-penggantung organ abdomen yang melekatkan
organ abdomen dengan dinding perut dilepas. Buluh darah hati dijepit sebelum dipotong
kemudian bagian usus belakang dipotong diantara 2 jepitan/ikatan agar tidak mengotori abdomen
kemudian diangkat semua dan bagian diafragma dipotong hingga terangkatnya rangkaian sistem
saluran cerna.
Bagian ginjal, adrenal dan saluran-salurannya yang selanjutnya akan dikeluarkan bersama
rangkaian sistem urinaria dan alat kelamin setelah dilakukan pemotongan os coxae.
Pembukaan tengkorak kepala yang diawali penyayatan kulit kepala, kemudian otot dibagian
temporal kepala dibersihkan. Tulang kepala lalu dibuka dengan menggunakan gergaji atau kapak
atau pisau dengan sedikit bantuan palu. Penguakan tulang kepala dilakukan dibelakang mata
kearah caudal menuju mendula spinalis, kemudian meningen dilepas lalu otak diambil.
Pemeriksaan organ jantung. Keadaan perikardium diamati sebelum dilakukan pemotongan
pembuluh darah yang berhubungan dengan jantung hingga didapat 3 organ terpisah yaitu
jantung, paru-paru dan timus. Ventrikel kiri dan kanan disayat sejajar dengan sulcus
longitudinal. Laluventrikel kiri sampai menuju aorta dan ventrikel kanan ke arteri pulmonal
dibuka. Pemeriksaan pada organ jantung dapat ditemukan musculus trabecularis cordis dan
musculus papilaris cordis kemudian katup-katup jantung yang diikat oleh corda tendinae.
Pemeriksaan paru paru dilakukan dengan palpasi, kemudian dilakukan uji apung pada paru
paru. Lalu laring di trakea bagian belakang (tidak ada cincin tl.rawan) dipotong sampai cabang
terakhir dari bronkus, lalu keadaan bagian dalam diperiksa begitu juga keadaan tonsil.
Pemeriksaan saluran cerna dimulai pemeriksaan penyumbatan saluran empedu dengan
penyayatan dekat duodenum lalu kantung empedu ditekan. Pemisahan hati dengan saluran
pencernaan dilakukan dengan menjepit kantung empedu lalu memotong bagian penghubung
dengan duodenum. Periksa keadaan hati . Setelah itu pisahkan limpa dengan memotong dibagian
hilus (muara omentum) dan pankreas dipisahkan lalu periksa keadaanya serta keadaan
limfonodus mesentericus setelahnya usus diurai.
Pemeriksaan saluran cerna dilakukan dengan pemotongan esophagus, lambung (Lambung
digunting pada curvatura mayor) terus sampai usus (di bagian hilus/tautan omentum) dan
diperiksa keadaan lumen serta mukosanya.
Pemeriksaan ginjal dilakukan dengan penyayatan di bagian curvatura mayor, kemudian buka
kapsula ginjal lalu buka bagian ginjal dan diperiksa keadaanya serta keadaan saluran urin.
Pemeriksaaan otak dilakukan dengan penyayatan pada cereblum pada bagian sulcus pertama
untuk melihat keadaan hippocampus.

Anda mungkin juga menyukai