Anda di halaman 1dari 13

 

RI dr.Etty Kurnia, Sp.F

1. Apa itu otopsi forensic? Jelaskan


Otopsi forensik 
forensik  yaitu otopsi yang dilakukan oleh penegak hukum terhadap korban
pembunuhan atau kematian yang mencurigakan, untuk mengetahui sebab kematian
dan menentukan identitasnya.

2. Jelaskan teknik pembukaan kepala dan pengambilan otak! Macam-macam jenis


irisan pemotongan otak dan manfaatnya
  Pengirisan kulit kepala

pengirisan dimulai dari atas telinga melewati pubcak kepala sampai di atas telinga sisi
yang lain hingga mencapai tulang. Kulit kepala dilipat ke depan hingga kira-kira 1 cm di
atas alis dan ke belakang hingga kira-kira setinggi protuberantia oksipitalis eksterna.
periksa adanya hematoma dan fraktur tenggorak

  Pemotongan Tulang Atap Tengkorak


Tulang atap tenggorak digergaji melingkar, lalu dicongkel dengan elevator kecil agar
terlepas. Periksa adanya perdarahan diatas selaput otak, lokasi perdarahan serta luas
perdarahan. Periksa juga adanya kelainan selaput otak.
Selaput otak lalu dibuka, caranya selaput otak (duramater) diangkat dengan pinset
anatomis di atas krista galli lalu digunting mendatar ke samping kanan dan kiri sesuai
arah bekas gergajian. lalu lepaskan perlekatannya pada sutura sagitalis da selaput otak
disingkapkan ke belakang. periksa adanya perdarah dibawah selaput otak , catat lokasi
perdarahan dan luas perdarahan. apakah ada bagian otak yang rusak

  pengangkatan dan pemeriksaan otak


 jari-jari tangan kiri menekan bagian frontal otak kemudian ditarik ke arah belakang,
belakang,
potong vasa-vasa darah dan saraf olfaktorius serta saraf okulomotorius. dilanjutkan

dengan memotong chiasma optikum. tarikan diperbesar hingga tampak jelas basis
cranii, foramen oksipitale magnum serta cerebellum. lepaskan dan balik pegangan
tangan kiri pada otak kemudian otak sedikit ditarik kearah atas belakang sehingga
tampak medulla oblongata dan bagian atas medulla spinalis. lalu dengan pisau panjang
medulla spinalis dipotng sejauh mungkin hingga otak terlepas. Periksa dan timbang.

  pengangkatan selaput otak dari dasar tengkorak


caranya : jepit selaput otak dengan klem kemudian putar hingga selaput otak tergulung.
lakukan tarikan hingga perlekatan seaput otak tinggal pada foramen oksipitale magnum
dan potong disini. periksa dasar tengkorak, retak tuang, catat lokasi

Pengirisan otak besar : irisan dimulai dari fisura longitudinale cerebri sekitar 1 cm di atas
0

comissura
Periksa cerebri
adanya dengan posisi pisau miring 45   dilakukan dengan satu kali irisan.
perdarahan
 

Pengirisan otak kecil dilakukan secara radier berlapis-lapis, periksa adanya perdarah
perdarahan
an
pada substantia otak

3. Jelaskan teknik pengambilan jantung dan paru! Jelaskan pembukaan jantung


Teknik pengambilan jantung: 
jantung: 
  pericardium dibuka dengan insisi Y terbalik
  apex jantumg diangkat untuk melihat jumlah cairan
  memotong vena cava inferior, vena pulmonalis, aorta, arteri pulmonalis, dan vena
cava superior
  diukur, ditimbang, warna, konsistensi
  membuka jantung menurut aliran darah
  memeriksa arteri coronaria
  memeriksa adanya trombus

Teknik pengambilan paru:


  trachea, bronchus, dan paru dikeluarkan satu unit

  trachea dan bronchus dibuka dengan gunting pada


 pada bagian belakang yang tidak

mengandung tulang rawan


   cabang bronchus digunting sejauh jauhnya ke dalam paru
   pisahkan trachea dengan paru dengan memotong bronchus di hilus
   paru kanan dan kiri diperiksa ukura , warna, konsistensi
konsistensi,, berat, diinsisi

Teknik membuka jantung


  menurut aliran darah

  vena cava inferior ke vena cava superior


  auricula cordis dibuka


  ujung pisau masukkan ke ventrikel kanan ke apex, dinding ventrikel


 ventrikel dipotong
  arteri pulmonalis pisahkan dari aorta

  masukkan pisau dari apex ke arteri pulmonalis, ventrikel kanan dipotong


4. Jelaskan teknik pembukaan rongga perut dan pengambilan organ-organ perut ?

Pembukaan rongga perut

Pada irisan kulit yang sudah ada , dibuat lubang pada setinggi prosesus sifoideus
selebar 2 jari sampai ke peritoneum. Kemudian jari telunjuk danjari tengah tangan kiri
dimasukkan ke dalam lubang tersebut dan ditekukhingga posisi tengadah. Kemudian pisau
diiriskan diantara kedua jari mengikuti linea mediana sesuai irisankulit yang sudah ada ke
arah bawahdengan kedua jari tersebut mengiringi hingga mencapai simphisis pubis. Fungsi
kedua jari tersebut adalah agar viscera di belakang dinding perut tidak teriris. Selanjutnya
pada bagian dalam dinding perut (sedikit di bawah umbilikus) muskulus rektus abdominis

dipotong horisontal tegak lurus dengan arah serabut otot (pemotongan ini jangan sampai
menembus/mengiris kulit perut). Pemotongan ini bertujuan untuk memperluas medan
 

pandangan ke dalam rongga perut. Perhatikan, jika di dalam rongga perut ada cairan harus
langsung diperiksa (diukur) tanpa membuka rongga dada terlebih dahulu agar apabila di
dalam rongga dada juga ada cairan keduanya tidak tercampur sehingga pemeriksaan tidak
menjadi kacau. Adanya 400 ml cairan dalam rongga perut dapat menyebabkan kematian.
Perhatikan juga kedudukan alat-alat rongga perut serta keadaan diafragma.

Pengambilan organ-organ perut

Isi rongga perut yang akan diperiksa adalah lambung, usus, hepar, pankreas, lien,
dan ginjal.

Lambung
dapat diambil sekaligus bersama usus sampai ke rektum atau diambil bersama-
sama dengan duodenum, hepar dan pankreas atau diambil secara tersendiri. Pengambilan
lambung secara tersendiri dilakukan dengan cara : Dilakukan pengikatan esofagus di atas
diafragma pada dua tempat, lalu potong esofagus diantara dua ikatan tersebut. Lakukan
 jugapengikatan
 jugapen gikatan pilorus di dua tempat, lalu potong pilorus diantara dua ikatan tersebut.
tersebut.
Kemudian lambung ditarik dan dibebaskan dari perlekatan dengan sekitarnya (adanya
perlekatan dengan organ di sekitarnya menunjukkan adanya proses peradangan). Maka
lepaslah lambung. Perhatikan bagian luar lambung, apakah ada hematom, perlukaan
akibat trauma dari luar. Lambung kemudian dibuka dengan melakukan pengirisan
mengikuti kurvatura mayor. Lalu isi lambung dikeluarkan. Pada kasus keracunan, isi
lambung dimasukkan ke dalam alkohol 95 % untuk pemeriksaan toksikologi. Setelah
lambung dibuka, perhatikan mukosa, plika lambung, apakah ada tumor, ruptur, ulkus dan
perforasi. Pada kasus keracunan dan peradangan mukosa lambung akan tampak
hiperemis. Secara mikroskopis peradangan akan ditandai dengan ditemukannya infiltrasi
lekosit pada sub-mukosa lambung.

Usus
Pengambilan usus dimulai dari ujung pilorus yang sudah dipotong pada saat
pengambilan lambung. Sebelumnya perhatikan posisi organ-organ dalam perut, lilitan usus,
kelainan letak usus, jika posisi omentummajus menjurus ke satu arah biasanya
berhubungan dengan proses radang. Rektum diikat di dua tempat, lalu dipotong diantara
dua ikatan tadi. Kemudian angkat usus, lepaskan dari perlekatan dengan sekitarnya. Maka
lepaslah usus. Perhatikan bagian luarnya, apakah ada hiperemi, nekrosis,ulkus, invaginasi,
torsi, perforasi, tanda-tanda infeksi (tifoid, amubiasis), tanda kekerasan dari luar. Kemudian
usus dibuka sepanjang usus.
Perhatikan mukosanya, muara duktus kholedokus pada duodenum (pijat duktus ini,
 jika tidak keluar empedu berarti ada sumbatan),
sumbatan), adakah tumor? Peradangan
Peradangan ? Bagian-
bagian yang dicurigai diambil untuk pemeriksaan
patologi anatomi.

Hepar

Diambil secara hati-hati, jangan sampai melukai hepar lebih-lebih jika ada
kecurigaan kematian korban karena perdarahan perut. Caranya: Potong ligamentum teres
 

hepatis pars umbilikalis dan pars diafragmatika lalu siangi peritoneumnya. Kemudian jari
telunjuk dan jaritengah tangan kiri mencari foramen epiploicum Winslowi pada hilus hepar
untuk selanjutnya mengait hilus tersebut serta perlekatan pankreas yang ada di sebelah
hepar. Kemudian potong vasa-vasa yang menuju dan keluar dari hepar. Dengan demikian
lepaslah hepar (duodenum juga terangkat kalau belum diambil). Perhatikan warnanya
(normal merah cokelat), hematom, permukaannya (normal licin), tepinya (normal tajam),
konsistensinya (normal kenyal), beratnya rata-rata 1000 gr ñ 1250 gr, dengan ukuran 23
cm x 16 cm x 12 cm. Periksa juga apakah ada ruptur, luka. Kemudian hepar dibuka,
caranya : Letakkan hepar pada bidang datar (papan), letakkan tangan kiri dengan mantap
pada permukaan hepar kemudian dengan tangan kanan lakukan pengirisan dari tepi hepar
kearah hilus dengan sekali iris, maka terbukalah hepar. Periksa warna jaringannya,
keadaan vena sentralis, adakah hematom, kiste, abses. Kemudian dipijit, jika keluar darah
berarti ada kongesti.

Pankreas
Dikeluarkan dengan cara : perhatikan kaput, korpus dan kaudanya serta bagian-
bagian yang intra-peritoneal maupun yang retro-peritoneal. Letaknya antara hepar dan
duodenum sehingga bila duode-num ditarik akan tampak pankreas dengan jelas, lalu
tangkainya diangkat bersama-sama dengan mesenterium dan dipotong. Maka lepaslah
pankreas. Perhatikan warnanya (normal merah muda) pada pankreatitis merah tua,
konsistensinya (normal kenyal) pada tumor keras dan rapuh. Kemudianiris pankreas pada
salah satu sisinya, maka terbukalah pankreas, perhatikan jika ada bagian yang mengeras
dan agak keputih-putihan berarti ada proses pengapuran.

Lien
Bila tak terlalu besar akan mudah untuk diangkat. Lakukan denganhati-hati agar tak
melukai lien, lepaskan dari fiksasi sekitarnya. Maka lepaslah lien, perhatikan warnanya
(coklat tua keabu-abuan), konsistensinya kenyal (tumor lien sifatnya rapuh), tepinya
(normal tumpul), permukaannya (normal berkerut-kerut), berat rata-rata 100 gr-150 gr,
ukurannya 10 cm x 7 cmx 2 cm. Pada penderita malaria dan dekompensasi kordis lien
tampak membesar dan penuh serta permukaannya licin. Kemudian lien dibuka dengan
sekali iris dari tepi ke arah hilus. Perhatikan jaringan lien yang menempel pada mata pisau,
aliri dengan air yang mengalir pelan. Bila jaringan yang menempel tersebut mudah lepas
berarti normal, tetapi bila sukar lepas berarti ada jaringan fibrosis akibat proses peradangan
akut yang menyangkut fungsi sistem retikulo endotelial pada tubuh.

Ren dan Glandula Supra Renalis


Diambil bersama-sama. Organ-organini letaknya retro peritoneal. Glandula supra
renalis berbentuk segi tiga terletak supra renal berimpit dengan ren. Ren sendiri
kedudukannya setinggi V.T.XII ñ V.L.III. Biasanya ren kanan lebih rendah dari ren kiri.
Setelah kedudukan ini teridentifikasi, peritoneum disiangi dan ren dilepaskan dari jaringan
sekitarnya. Kemudian ureter dipotong sejauh mungkin. Lebih baik lagi jika ren diangkat
bersama-sama ureter dan vesika urinaria sehingga kedua ren + kedua ureter + vesika
urinaria terangkat bersama-sama. Setelah ditimbang lalu periksa. Ren tertutup corpus
 

adiposa sebagai bantalan dan salah satu alat fiksasi. Ren yang tidak memiliki corpus
adiposa tidak akan terfiksasi dengan baik sehingga dapat berpindah tempat seiring dengan
gerakan tubuh, sehingga disebut ren mobilis. Ukuran ren rata-rata 10 cm x 6 cm x 2 cm,
berat ren kanan rata-rata 125 gr, ren kiri rata-rata 120 gr. Kemudian kapsula renalis dibuka
secara tumpul, caranya: fiksasi bagian hilus ren dengan tangan kiri sedemikian rupa
sehingga kapsula menjadi tegang, kemudian toreh sedikit kapsula di bagian margo
anatomikum dengan ujung mata pisau yang dibalik sehingga kapsula terbuka sedikit (kira-
kira ibu jari dapat masuk) tanpa melukai jaringan ren. Kemudian ibu jari tangan kanan
dimasukkan dalam lubang tersebut untuk melepaskan kapsula pada sisi ren sementara
fiksasi tangan kiri dikendurkan, kemudian diikuti memasukkan ibu jari tangan kiri ke lubang
kapsula untuk melepaskan kapsula pada sisi sebelahnya. Maka lepaslah kapsula renalis.
Pada keadaan normal kapsula mudah dilepas. Kapsula sulit dilepas terutama bila terdapat
radang atau hematom akibat trauma. Periksa warnanya (normal merah kecoklatan),
konsistensi kenyal, permukaan licin. Kemudian ren dibuka dengan mengiris mulai dari tepi
ren (margo anatomikum ) ke arah hilus, perhatikan : korteks, medula, pelvis renis ( pada
pelvis renis inisering dijumpai batu atau pasir/kristal ), pyelum, adakah kiste, kemudian
ditekan, normal hanya keluar sekret kecoklatan. Kemudian ureter dibuka,perhatikan adakah
batu, pasir ? Ren akan tampak membesar pada hidronefrosis, tumor serta oleh adanya
kiste. Ren termasuk jaringan yang mudah membusuk. Kemudian glandula supra renalis
diiris, perhatikan korteks ( kuning ) dan medulanya (coklat).

Vesika urinaria
Diambil dengan cara: Urethra diikat di dua tempat, lalu potong diantara dua ikatan
tersebut, lepaskan dari perlekatan dengan sekitarnya. Maka lepaslah vesika urinaria. Pada
kasus keracunan urin diambil untuk pemeriksaan toksikologis. Pada korban wanita jika
akan dilakukan tes kehamilan dari urin harus segera dikerjakan sebab urin akan segera
rusak jika terlalu lama dan sudah ada pembusukan. Kemudian vesika urinaria dibuka,
perhatikan, adakah batu ? Bagaimana mukosanya ? plika-plikanya? Adakah tumor ?

5. sebutkan dan jelaskan manfaat alat-alat yang dibutuhkan untuk otopsi


  timbangan besar  untuk
  untuk menimbang mayat
  timbangan kecil untuk
 kecil untuk menimbang organ
  pisau
 pisau,, dapat menggunakan piisau belati atau pisau dapir yang tajam yang fungsinya
untuk memotong kulit serta organ dalam dan otak
  gunting berujung runcing dan tumpul untuk
 tumpul untuk pemeriksaan alat dalam tubuh
  pinset anatomi dan bedah untuk
 bedah untuk pemeriksaan alat dalam tubuh
  gergaji besi untuk
 besi untuk menggergaji tulang tengkorak
  forceps atau cunam untuk
 cunam untuk melepaskan duramater
  gelas takal 1 liter  untuk
   untuk mrngukur volume cairan atau darah yang ditemukan pada
otopsi
  meteran
 meteran untuk
 untuk mengukur ukuran organ dalam
   jarum dan benang 
 benang  untuk keperluan perawatan mayat setelah otopsi supaya rapi

kembali
  sarung tangan untuk
tangan untuk proteksi diri pemeriksa
 

   baskom dan ember  untuk


 untuk menempatkan organ dalam yang akan diperiksa
   formalin 10% atau alcohol 70-80% 
70-80%  untuk keperluan pengambilan jaringan untuk
pemeriksaan histopatologis
   botol besar dan kecil untuk
kecil untuk pengambilan bahan pada pemeriksaan toxsikologi
   peralatan menulisan dan fotografi 
fotografi  untuk mencatat dan memotret kelainan untuk
keperluan dokumentasi atau idemtifikasi

  meja otopsi untuk meletakkan mayat yang akan diotopsi

6. Persyaratan otopsi ? 
1. Ada permintaan tertulis dari penyidik yg bersifat definitif.
2. Ada persetujuan tertulis dari pihak keluarga / ahli waris korban.
3. Identitas korban sesuai dengan pernyataan polisi. 
polisi.  

7. Apa itu Visum et repertum?

Visum et repertum adalah keterangan tertulis yang dibuat dokter atas permintaan tertulis
(resmi) penyidik tentang pemeriksaan medis terhadap seseorang manusia baik hidup
maupun mati ataupun bagian dari tubuh manusia, digunakan untuk kepentingan
peradilan, yang memuat pemberitaan tentang segala hal atau fakta yang dilihat dan
ditemukan pada benda bukti beserta pendapat mengenai apa yang ditemukan dengan
pengetahuan dan keterampilan sebaik-baiknya dibawah sumpah jabatan sebagai
dokter.`

8. Sebutkan bentuk visum et repertum yang benar menurut anda?

1. Visum hidup : dibuat pada korban yang masih hidup, dibagi menjadi 3 jenis yaitu :

a. Visum definitif : dibuat seketika pada korban yang tidak membutuhkan pe


perawatan
rawatan
b. Visum sementara : dibuat untuk sementara waktu, saat korban masih
membutuhkan perawatan
c. Visum lanjutan : dibuat saat korban sembuh, pindah rumah sakit, pulang paksa

2. Visum jenazah : dibuat pada korban yang sudah meninggal

9. Sebutkan bentuk dan susunan Visum et Repertum

Bentuk VeR :

1 VeR tempat kejadian perkara


2 VeR hidup, dibagi lagi menjadi 3, yaitu:
a. VeR definitif, yaitu VeR yang dibuat seketika, dimana korban tidak memerlukan
perawatan dan pemeriksaan lanjutan sehingga tidak menghalangi pekerjaan
 

korban. Kualifikasi luka yang ditulis pada bagian kesimpulan


k esimpulan yaitu luka derajat I
atau luka golongan C.
b. VeR sementara, yaitu VeR yang dibuat untuk sementara waktu,waktu, karena korban
memerlukan perawatan dan pemeriksaan lanjutan sehingga menghalangi
pekerjaan korban. Kualifikasi luka tidak ditentukan dan tidak ditulis pada
kesimpulan.
c. VeR lanjutan, yaitu VeR yang dibuat dimana luka korban telah dinyatakan
sembuh atau pindah rumah sakit atau pindah dokter atau pulang paksa. Bila
korban meninggal, maka dokter membuat VeR jenazah. Dokter menulis
kualifikasi luka pada bagian kesimpulan VeR.
3. VeR jenazah, yaitu VeR yang dibuat terhadap korban yang meninggal. Tujuan
pembuatan VeR ini adalah untuk menentukan sebab, cara, dan mekanisme kematian.
4. VeR exhumation
5. VeR barang bukti

Susunan Visum et Repertum

1. Pembukaan

Ditulis ‘pro justicia’ yang berarti demi keadilan dan ditulis di kiri atas sebagai pengganti
materai.

2. Pendahuluan, berisi :
  Identitas tempat pembuatan visum berdasarkan surat permohonan mengenai jam,
tanggal, dan tempat
  Pernyataan dokter, identitas dokter
  Identitas peminta visum
  Wilayah
  Identitas korban
  Identitas tempat perkara

3. Pemberitaan, memuat hasil pemeriksaan, berupa:


  Apa yang dilihat, yang ditemukan sepanjang pengetahuan kedokteran

  Hasil konsultasi dengan teman sejawat lain


  Untuk ahli bedah yang mengoperasi ? dimintai keterangan apa yang diperoleh.

Jika diopname ? tulis diopname, jika pulang ? tulis pulang


  Tidak dibenarkan menulis dengan
 dengan kata-kata latin
  Tidak dibenarkan menulis dengan angka, harus dengan huruf untuk mencegah

pemalsuan.
  Tidak dibenarkan menulis diagnosis, melainkan hanya menulis ciri-ciri, sifat, dan

keadaan luka.

4. Kesimpulan
 

Bagian kesimpulan memuat pendapat pribadi dokter tentang hubungan sebab


akibat antara apa yang dilihat dan ditemukan dokter dengan penyebabnya. Misalnya
 jenis luka, kualifikasi luka,
luka, atau bila
bila korban mati maka dokter
dokter menulis
menulis sebab
sebab
kematiannya.

5. Penutup

Bagian
dokter yang penutupSumpah
membuat. memuat atau
sumpah
janjiatau janji,
dokter tanda
dibuat tangan,
sesuai dan nama
dengan terang
sumpah jabatan
atau pekerjaan dokter.

10. Siapa yang berhak meminta dan membuat visum


visum et repertum? jelaskan

Yang berhak meminta


meminta Visum
 Visum et repertum :

-  Penyidik (KUHP 6)
-  Penyidik pembantu ( KUHP 10)
-  Hakim

Yang berhak membuat visum et repertum :

-  Semua dokter
-  Syarat : tidak kehilangan hak
hak sebagai saksi -> KUHP 168 dan 170

11. Apa itu countre coupe? Jelaskan mengapa bisa terjadi countre coupe

Countre coupe merupakan kelainan intracranial akibat trauma yang berlawanan


arah dengan arah datangnya trauma/kekerasan. Countre coupe dapat terjadi karena
korban dalam keadaan tidak siap siaga saat mendapat trauma yang sifatnya sangat keras
dan mendadak. Gerakan tulang lebih cepat, sedangkan otak lebih lambat, sehingga otak
membentur tulang yang sudah berhenti bergerak. Countre coupe juga ditunjang oleh faktor
permukaan dalam tengkorak yang tidak rata dan banyak tonjolan.

12. Ditemukan Larve II green bottle. Tentukan saat kematian. Jelaskan.


Perkiraan kematian antara 2 –
2 – 3
 3 hari. Siklus hidup lalat greenbottle yaitu waktu
yang dibutuhkan telur untuk menjadi larva I selama 8 –8  – 14
 14 jam.. Larva I menjadi Larva II
selama 8 -14 jam. Dan waktu lalat green bottle untuk meletakkan telur pada jenazah antara
24 –
24 – 48
 48 jam. Jadi perkiraan waktu kematian jika ditemukan larva II green bottle antara 24-
48 jam + antara 8 –
8 – 14
 14 jam + antara 8 –
8 – 14
 14 jam = antara 40 jam –
jam – 76
 76 jam atau 2 –
2 – 3
 3 hari

13. Ditemukan korban dgn luka tusuk dalam 9 cm


cm dan panjang 4 cm. Tentukan
kemungkinan sebab kematian korban!
 

Sebab-sebab kematian pada luka tusuk dibagi menjadi dua, yaitu langsung dan
tidak langsung. Pada kematian langsung biasanya terjadiperdarahan,
terjadiperdarahan, kerusakan organ
tubuh yang penting (jantung,hepar,pembuluh
(jantung,hepar,p embuluh darah besar, dsb), dan emboli udara
udara..
Pada kematian tidak langsung biasanya terjadi karena sepsis
karena sepsis atau infeksi.

Penyebab kematian paling sering pada kasus pembunuhan yang disebabkan


oleh luka
oleh  luka tusuk adalah perdarahan hebat pada pembuluh darah besar . Cepat atau
tidaknya kematian tergantung pada jumlah pembuluh darah yang terluka, dan juga jenis
pembuluh darah apa saja yang terkena (arteri atau vena). Perdarahan arteri dari pembuluh
darah besar bisa mengakibatkan kematian yang relatif cepat. Kehilangan darah lebih dari 1
liter dari pembuluh darah besar dapat berakibat fatal. Namun beberapa liter darah mungkin
 juga dapat
dapat hilang dari
dari pembuluh
pembuluh vena yang
yang lebih kecil
kecil sebelum
sebelum kematian terjadi. Dalam
Dalam
luka tusuk pada bronkus, dapat terjadi perdarahan kecil yang terakumulasi pada rongga
dada dan rongga perut. 
perut. 

Ketika terjadi tusukan pada leher, juga harus dipertimbangkan penyebab kematian
seperti aspirasi darah dan emboli udara. Terpotongnya trakhea dapat menyebabkan
aspirasi darah ke dalam paru-paru. Kehilangan darah dari pembuluh darah yang
kecil(misalnya pada pembuluh darah pada kelenjar tiroid) mungkin cukup untuk
menyebabkan aspirasi. Dalam luka terbuka pada pembuluh darah vena jugularis, udara
dapat masuk ke pembuluh darah ketika tubuh berada dalam posisi tegak. Terpotongnya
vena jugularis dapat menimbulkan emboli udara yang dapat menyumbat arteria
pulmonalis. Jika
pulmonalis.  Jika ada udara yang terangkut ke ventrikel kanan melalui aliran darah, emboli
kematian.  
udara dapat terjadi, yang dapat menyebabkan kematian. 

14. Bagaimana hasil otopsi dengan hasil salah satu sebeb yang anda sebutkan

Luka tusuk

  Ukuran panjang luka < ukuran dalam luka


  Panjang luka adalah lebar maksimal senjata/ belati, dalam luka adalah panjang

minimal senjata / belati.


  Usaha pembunuhan atau mungkin bunuh diri

Bunuh diri :
-  Pakaian utuh
-  Didada kiri, ulu hati
-  Darah sekitar luka
-  Ada luka percobaan
-  Cadaveric spasme +

Pembunuhan :
-  Terkoyak
-  Sembarang tempat
 

-  Tercecer
-  Luka tangkis
-  +/ memegang benda yang digunakan untuk membunuh. Biasanya dapat dilepaskan.

15. Bagaimana caramelakukan identifik


identifikasi
asi senjata tersebut?

   Panjang

ukuran panjang luka <
luka adalah ukuran
lebar dalam senjata
maksimal luka
  Dalam luka adalah panjang minimal senjata

16. Beda luka tembak keluar atau masuk? Jelaskan


 

17. Jelaskan cadaveric spasme

Definisi Cadaveric spasme ialah : kekakuan otot yang sudah terjadi sesaat sebelum
meninggal dunka, dan dipertahankan terus sampai proses pembusukan. Biasanya terjadi
pada sekelompok otot tertentu namun dapat juga di seluruh tubuh. Faktor penyebabnya
ialah emosi yang hebat ( karena rasa sakit, takut, tegang). Posisi cadaveric spasme tidak
dapat ditirukan

18. Jelaskan mumifikasi dan saponifikasi!

Adipocere/ Saponifikasi

Terjadi proses menjadi sabun pd lemak tubuh jenazah hidrogenisasi dan hidrolisis
Lemak tidak jenuh---lemak jenuh garam alkali. Kondisi jenazah :
  Diraba seperti sabun /lilin, tidak berbau.
  Dipanasi meleleh.
  Larut dalam alkohol, aether.
  Tidak larut di air.
  Lingkungan : Basah dan reaksi basa.
  Waktu : Bayi--- 6 - 7 Mg.
Dewasa--- 1 - 1,5 Th.
Bayi <7 Bln kandungan tdk dapat mengalami adipocere

Mummifikasi.
 

   Kondisi jenazah :
  Kurus.
  Kulit coklat kehitaman, kaku dan rapuh.
  Berat badan menurun.
  Susunan anatomi utuh, tidak berbau.
  Tanah bertahun-2.

  Prosesnya membutuhkan waktu 14 Mg Mg –
 – 12
 12 Bln.
 
 Keadaan /lingkunganyg memungkinkan suhu udara sangat panas.
 
 Udara yg kering.
 
 Aliran udara terus menerus.
 
 Kondisi tubuh jenazah kurang lemak.
 
 Tidak mengalami banyak luka-2.

19. Ditemukan orang meninggal di TKP belum ada lebam mayat, nadi tidak teraba, tensi
tidak terukur. Apa yang anda lakukan?
   Kita tidak mengetahui pasti apakah orang tersebut sudah meninggal atau belum. Jika
awal nadi tidak teraba, maka kita lakukan RJP terlebih dahulu (gak tahu lagi ya rek...

sebenarnya tergantung berapa jam terlihat meninggalnya, kalo baru aja 5 menit yang
lalu misal, kan boleh2 aja RJP, haha... menurutku sih) 
sih)  
  Jika nadi masih tetap tidak teraba teraba, dipastikan lagi tanda-tanda somatic death
yang merupakan tanda klinis (individu diam tidak ada gerakan, otot lemas (pada awal
kematian), nafas (-), henti sirkulasi
  Kemudian memastikan tanda-tanda pasti kematian (mati batang otak)dengan cara
melihat :
o  Tidak ada respon pada cahaya / reflek pupil (-)
o  Tidak ada reflek kornea
o  Tidak ada reflek vestibulo-okular
vestibulo-ok ular
o  Tidak ada reflek muntah/batuk
o  Tidak ada respon motorik terhadap rangsangan yang adekuat pada daerah

somatis
  INTINYA, harus mengetahui tanda pasti kematian, sebagai seorang dokter tidak boleh
salah menentukan apakah seseorang sudah meninggal atau belum.

20. Korban 50 kg, tentukan jumlah perdarahan mematikan!


mematikan!

Jumlah perdarahan yang mematikan ≥ sepertiga jumlah darah yang beredar  


beredar  

1/3 x 2/3 x BB x 70 cc

Ex : BB : 50 kg.

= 1/3 x 2/3 x 50 x 70 cc
 

= 777.78 cc

Anda mungkin juga menyukai