Anda di halaman 1dari 12

PROSEDUR NEKROPSI PADA MAMALIA (ANJING)

Oleh:

ANDI FAISAL PANGGABEAN


NPM. 1902101020171

PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
Nekropsi atau bedah bangkai dapat dianalogikan sebagai autopsy pada

manusia, yang dilakukan secara sistematis untuk mencari perubahan anatomi yang

abnormal pada jaringan. Umumnya dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian

serta untuk mengetahui patogenesa dari penyakit kronik. Nekropsi melibatkan

visualisasi langsung pada organ dan jaringan secara makroskopis dan mikroskopis

untuk memberikan informasi, tidak hanya tentang hewan yang dinekropsi namun juga

tentang penyebab penyakit.

Persiapan Nekropsi

Alat nekropsi (gunting, scalpel, pinset anatomis, pinset fisiologis, jarum

fiksator, alas nekropsi, stiroform, wadah penyimpan organ), kaca pembesar berlampu

untuk pengamatan Patologi Anatomi. Operator harus menggunakan pakaian

pelindung yang memadai seperti hand gloves, masker, apron atau jas laboratorium

dan kacamata.

Prosedur Nekropsi

Sebelum melakukan nekropsi, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan

eksternal. Pemeriksaan eksternal sangat mirip dengan pemeriksaan fisik hewan yang

hidup. Tujuan pemeriksaan eksternal untuk mengetahui identitas hewan (spesies,

jenis kelamin, warna bulu, tanda-tanda seperti tato atau microchip. Jika tanggal lahir

tidak diketahui, pola erupsi gigi dapat digunakan untuk memperkirakan umur hewan.

Pemeriksaan ektersnal juga termasuk pemeriksaan visual mata, telinga, rongga mulut,

kulit, bulu rambut dan kuku.


Hewan yang akan dinekropsi diletakkan diatas meja nekropsi, badan hewan

diletakkan dengan posisi left lateral recumbency. Sayatan pertama dilakukan pada

axila bagian kanan. Sayatan kulit dilanjutkan dari axilla menuju cranial (kepala)

sepanjang garis tengah sampai ke simpisis pubis, lalu kedaerah caudal sampai batas

organ genital eksternal. Pada anjing jantan akan terlihat kulit preputium dan penis.

Bagian skrotum dilakukan insisi pada kulit skrotum dan epididmis untuk mengambil

testis.

(Posisi hewan left lateral recumbency) (Sayatan pada axila kanan)

Potong otot dada dan pleksus brachialis untuk merefleksikan kaki depan.

Potong sisi medial sendi pada daerah atas bahu, lalu perhatikan kartilago artikular,

cairan sinovial, kapsul sendi, serta adanya osteofit periartikular. Tentukan warna dan

viskositas cairan sinovial. Periksa dan palpasi kartilago articular dan periksa garis

insersi kapsul sendi untuk melihat apakah ada kelainan yang menjauhi sendi, yang

mengindikasikan pertumbuhan tulang baru karena osteoatritis.

Potong ligamentum femur dan otot-otot disekitarnya untuk merefleksikan

ekstremitas belakang. Saat membuka sendi coxofemoral pada hewan kecil atau hewan

yang kurus, sayatan dilakukan dengan hati-hati agar tidak menusuk rongga perut.
Untuk pemeriksaan patela, masukkan ujung pisau disebelah medial trochlea dan iris

jaringan lunak untuk merefleksikan patela secara lateral. Refleksikan patela secara

lateral untuk memeriksa ligament. Buat sayatan pada otot paha medial (sartorius dan

adduktor) sejajar dan kira-kira 1cm ke tulang paha untuk melihat saraf skiatik. Untuk

memeriksa bagian saraf skiatik, buat irisan sejajar disepanjang medial paha sampai ke

tulang paha. Ambil bagian saraf skiatik, otot rangka dan kulit, bersihkan otot rangka

dari ujung proksimal tulang paha.

Langkah selanjutnya adalah membuka rongga perut dengan cara otot perut

digunting pada linea alba sampai pada costae kanan dan kiri. Diafragma kemudian

digunting pada perlekatan costae. Selanjutnya costae dipotong pada perbatasan tulang

rawan dan tulang keras. Setelah ketiga rongga tubuh telah dibuka (thorax, perut, dan

kantung pericardial), organ harus diperiksa di situ. Perhatikan posisi dan warna organ,

serta karakteristik cairan yang ada. Periksa paru dengan melihat adanya perubahan

warna, penggembungan, pengempisan, ada atau tidaknya nodul, serta dilihat apa ada

krepitasi pada paru. Kemudian paru diincisi untuk melihat apakah ada nanah ataupun

benda asing, setelah itu dilakukan uji apung. Selanjutnya periksa jantung, dengan

membuka pericardium tanpa melakukan irisan pada jantung. Pada hewan normal,

letak perikardum dekat dengan epicardium. Buka perikardium tanpa mengiris

jantung, gunakan forsep untuk merapatkan perikardium sebelum mengirisnya.

Refleksikan apeks jantung dorsal untuk memeriksa lapisan kantung perikardial dan

vena.
(Pengamatan pada thorax, perut, dan kantung pericardial)

Selanjutnya buat sayatan berbentuk V di sepanjang medial tubuh pada kedua

mandibula dari ramus ke simfisis mandibula. Potong melalui frenulum yang

menempel pada pangkal lidah ke mukosa mulut dan lidah secara ventral melalui

ruang intermandibular. Pegang lidah dan refleksikan secara kaudal sambil memotong

jaringan orofaringeal. Angkat lidah, laring, kerongkongan, trakea, kelenjar tiroid dan

paratiroid, timus, paru-paru, dan jantung, serta visera oral, serviks, dan toraks.

Keluarkan organ abdomen dengan mengiris mesenterium dan kemudian potong

diafragma sepanjang margin kosta pada hati, untuk memeriksa saluran pencernaan.

(Membuat sayatan berbentuk V)

Lakukan pemeriksaan pada hati secara inspeksi untuk melihat warna.

Selanjutnya periksa konsistensi serta lakukan penyayatan terhadap organ untuk

melihat apakah terjadi perubahan. Setelah itu lakukan pemeriksaan pada limpa secara
inpeksi untuk melihat perubahan warna, bentuk dan keadaan tepi organ. Kemudian

disayat untuk melihat perubahan ukuran organ. Periksa organ urinnaria, pertama

uretra dikeluarkan dengan cara memotong os pubis dektra et sinstra dari simpisis

pelvis. Kemudian ginjal diperiksa secara inspeksi untuk melihat perubahan warna dan

VU disayat untuk melihat permukaannya.

Selanjutnya lakukan pengamatan pada otak. Terlebih dahulu kepala dan leher

dilepaskan pada persendian atlanto occipital dan potong otot-otot yang menutupi

sendi. Pisahkan kulit dari kepala. Lakukan pemotongan dari foramen magnum secara

medial ke kondilus occipital dengan sudut 45°. Potongan dilanjutkan ke arah orbit

secara bilateral, dengan potongan transversal yang menghubungkan dua potongan

lateral ke orbit. Lakukan pemotongn pada titik di dasar panah dengan membentuk

"U". Lepaskan ptongan "U" ke bawah untuk melihat otak kecil dan batang otak di

bawahnya (A). Cerebellum (dilingkari) akan terlihat dan batang otak terletak tepat di

bawah cerebellum (B). Amati dan catat semua perubahan patologis yang ditemukan

sesuai dengan protokol seksi.

(Pengamatan pada otak)


DAFTAR PUSTAKA

Jarvis, J. A., Brown, K. T., Appler, K. A., Fitzgerald, D. P., & Davis, A. D. (2019).
Rabies Necropsy Techniques in Large and Small Animals. JoVE (Journal of
Visualized Experiments), (149).
McDonough, S. P. dan Southard, T. (2017). Necropsy Guide for Dogs, Cats, and
Small Mammals. John Wiley and Sons, Inc

Anda mungkin juga menyukai