DESEMBER 2014
Oleh :
Pembimbing :
Definisi
Otopsi merupakan pemeriksaan lengkap pada jenazah meliputi
pemeriksaan luar, pemeriksaan dalam, pengeluaran, pemeriksaan organ
dengan atau tanpa pemeriksaan penunjang
Jenis-jenis otopsi:
a. Otopsi anatomi (dilakukan pada program pendidikan)
b. Otopsi klinis (pada pasien rawat inap RS yang meninggal namun
diagnosis belum ditegakkan)
c. Otopsi forensik (kecelakaan, pembunuhan, kriminal, bunuh diri)
Otopsi terhadap jenazah yg kematiannya dianggap tidak wajar (oleh
penyidik) untuk kepentingan peradilan.
Otopsi forensik adalah otopsi yang dilakukan atas dasar perintah yang
berwajib untuk kepentingan peradilan, karena peristiwa yang diduga
merupakan tindak pidana, yang dilakukan dengan cara pembedahan
terhadap jenazah untuk mengetahui dengan pasti penyakit atau kelainan
yang menjadi penyebab kematian.
II.
Tujuan
Tujuan dilakukannya otopsi yaitu:
a. Mencari tahu penyebab kematian korban
b. Mencari tahun mekanisme kematian korban
c. Kemungkinan cara kematian korban
III.
IV.
kulit,
status
gizi,
tinggi
badan,
berat
badan,
manubrium sterni.
Kanan : setelah iga pertama terpotong, artikulatio sterno-
a. Tangan kanan pegang lidah, dua jari tangan kiri diletakkan pada
sisi kanan dan kiri hilus paru-paru, organ dalam rongga dada ditarik
ke arah kaudal sampai keluar dari rongga dada lepaskan
oesophagus dari jaringan ikat, buat dua ikatan, gunting
b. Tangan kiri menggenggam bagian bawah organ dalam rongga dada
lakukan pengirisan seluruh organ dalam dada dikeluarkan
28. Pemeriksaan Kepala :
a. Membuat irisan pada kulit kepala, mastoidues pucak kepala
secara
koronal/
melintang,
catat
kelainan-kelainan
dikembalikan
ke
dalam
tubuh
mayat,
40. Memasukan kembali semua organ tubuh kedalam rongga tubuh. Lidah
dikembalikan ke dalam tongga mulut, sedangkan otak dikembalikan
kedalam rongga tengkorak.
Surat permintaan
penyidik
surat
daripada
keluarga
41. Menjahit dari
kembali
tulang atau
dada dan
igapersetujuan
yang dilepaskan
saat
membuka rongga dada.
42. Menjahit kulit dengan rapi menggunakan benang yang kuat, mulai dari
Jenazah Forensik
bawah dagu sampai ke daerah simpisis pubis.
43. Meletakan kembali atap tengkorak pada tempatnya dan difiksasi
dengan luar
menjahit otot temporalis, baru kemudian kulit
kepala dijahit
Pemeriksaan
Pemeriksaan
dalam
dengan rapi.
44. Membesihkan tubuh mayat dari darah sebelum mayat diserahkan
Kulit
Thorax
Abdomen
Paru paru
Leher
Lambung
Usus
Hepar
Pelvis
SKEMA
Extremitas
Pankreas
Ren dan glandula supra renal
Vesika urinaria
Ovarium
Tuba uterina
Uterus
Kesan intravitalis
Prostat
Testis
Patologi anatomi
DAFTAR PUSTAKA
Widagdo, H. 2010.
Departemen forensik