KONDISI III +
BRONKOPNEUMONI
A
PENDAHULUAN
Gizi buruk
Gizi buruk secara klinis: Marasmus
Kwasiorkor
Marasmus-kwasiorkor
Status Gizi : Depkes (2002)
Baku who nchs: over weight: obesitas
gizi baik
gizi kurang
gizi buruk : PCM/PEM: marasmus,
marasmik
kwasiorkor dan
kwashiorkor.
PCM
PEM (KEP) menjadi masalah gizi dan kesehatan
masyarakat di indonesia
KEP pada balita sangat berbeda sifatnya dengan KEP orang
dewasa
I. Identitas Pasien
Tanggal Pemeriksaan
Nama
: Perempuan
Tanggal Lahir
: Poso
: 27 November 2014
: An. Sq
Jenis Kelamin
Alamat
KASUS
: Ny. Halmin
: PNS (Guru)
: Poso
ANAMNESIS
Keluhan Utama: BAB cair dan sesak nafas
Riwayat Penyakit Sekarang: BAB cair sejak 3 hari
yang lalu sebelum masuk rumah sakit, frekuensi >5x,
warna kuning, darah (-), lendir (-), busa (-), sedikit
berampas, volume banyak, bau tinja biasa. bak biasa.
mual (-), muntah (-), demam (-). selain itu pasien
mengalami sesak nafas dan diperberat oleh batuk sejak
2 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit, batuk
berlendir, lendir berwarna putih,darah (-), beringus (-).
Riwayat Kelahiran:
anak ke 2 dari 2 bersaudara, g2p1a0, lahir cukup bulan
spontan di rumah di bantu oleh bidan, anak lahir tidak
langsung menangis, berat badan lahir 3.200 gram, panjang
badan lahir (?).
6
Anamnesis Makanan:
- Anak tidak pernah mendapatkan asi.
- Susu formula: 0-sekarang
- Bubur saring: >3 bulan
- Nasi: > 1 tahun
Kepandaian/Kemajuan Bayi:
- Tengkurap: 1 tahun 8 bulan
- Sekarang pasien belum bisa duduk, belum bisa berdiri,
belum bisa berjalan.
Riwayat Imunisasi:
Imunisasi tidak lengkap, (pasien tidak mendapat
imunisasi hep b)
PEMERIKSAAN FISIS
perkusi
ABDOMEN :
INSPEKSI
AUSKULTASI
PERKUSI
: PERMUKAAN CEMBUNG
: PERISTALTIK + KESAN MENINGKAT
: TIMPANI
PALPASI
DAN
TURGOR
: > 2 DETIK
EKSTREMITAS
ATAS : AKRAL HANGAT , EDEMA (-), HIPOTROFI.
BAWAH : AKRAL HANGAT, EDEMA (-) HIPOTROFI.
TULANG : DEFORMITAS TIDAK ADA
RESUME
Pasien perempuan berusia 2 tahun datang dengan keluhan bab cair sejak 3 hari yang
lalu sebelum masuk rumah sakit, frekuensi >5x, warna kuning, sedikit berampas,
volume banyak, bau tinja biasa.
selain itu pasien mengalami sesak nafas dan batuk sejak 2 hari yang lalu sebelum
masuk rumah sakit, batuk berlendir, lendir berwarna putih.
Pasien pernah mempunyai riwayat pda (patent ductus arteriosus) saat lahir pasien
tidak langsung menangis. pasien tidak pernah mendapatkan asi sejak lahir. sejak lahir
sampai sekarang pasien mengkonsumsi susu formula. pasien tidak mendapat
imunisasi hep b. pasien juga mengalami keterlambatan pertumbuhan (<-3sd) dan
keterlambatan perkembangan.
Pada pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan nafas cepat, yaitu 44x/menit. pada
pemeriksaan fisik didapatkan turgor kembali lambat, bentuk kepala bulat,rambut
berwarna cokelat kemerahan kusam, mudah dicabut, tipis dan tidak mengkilap, botak
dibagian belakang, konjungtiva anemis, mata cowong (+), tatapan sayu. tulang pipi
tampak menonjol. pernapasan cuping hidung (+). bibir kering. pada bagian dada
13
terdapat pectus carinatum, retraksi subcostal (+), auskultasi paru didapatkan bunyi
ronkhi (+/+) basah halus. abdomen permukaan cembung, peristaltik + kesan
meningkat, otot-otot hipotrofi. skor dehidrasi didapatkan dehidrasi ringan sedang.
Diagnosis Kerja: gizi buruk tipe kwashiorkor kondisi 3 dengan diare disertai dehidrasi ringan
sedang + bronkopneumonia
Terapi :
ivfd d5% 8 tetes/menit
02 2l/menit
injeksi ceftriaxone 2x125 mg iv
vitamin a 100.000 iu
zink 1x10 mg
tatalaksana gizi buruk rencana iii/ fase stabilisasi ( muntah/diare/dehidrasi)
- 50 ml glukosa/larutan gula pasir 10% melalui oral/ngt
- 2 jam pertama berikan resomal secara oral/ngt setiap 30 menit,dosis 25 cc (5 ml/kgbb). jika
membaik:
- 10 jam berikutnya teruskan pemberian resomal 25-50 cc berselang seling dengan f75 setiap 2
jam 55 cc. (resomal 5-10 ml/kgbb/ setiap pemberian)
- catat denyut nadi dan frekuensi nafas
- bila sudah rehidrasi: diare (-): hentikan resomal teruskan f75 setaip 2 jam. diare (+): setiap
diare berikan resomal anak <2 tahun: 50-100 ml/setiap diare. anak >2tahun: 100200ml/setiap diare.
- bila anak masih menetek berikan asi anatar pemberian f75
14
- kemudian lanjutkan pemberian menjadi setiap 3 jam dan jika kondisi tetap membaik lanjutkan
pemberian f75 menjadi setiap 4 jam.
FOLLOW UP
TANGGAL 28 NOVEMBER 2014
S
:KEADAAN UMUM : SAKIT BERAT. PANAS (+), BUANG AIR BESAR 1
KALI BERWARNA KUNINGDAN CAIR, BATUK (+), SESAK (+), RETRAKSI
SUBCOSTAL (+), PERNAFASAN CUPING HIDUNG (+).
O
: N : 110 X/MENIT
S : 39C
R : 52 X/M
BB: 5 KG
DISKUSI
16
3. Marasmik kwasiorkor
adalah gabungan antara marasmus dan kwasiorkor dengan BB/TB
<-3 SD disertai edema yang tidak mencolok.
Gejala klinik ditemukan yang ditemukan adalah anak cengeng,
rambut hitam dan tidak rapuh, muka seperti orang tua dan sembab,
terdapat atrofi otot, ada edema pretibial.
17
18
19
Pada kasus ini, anak termasuk dalam gizi buruk tipe kwarshiorkor
kondisi III
20
21
22
Mengatasi Dehidrasi
24
Mengobati Infeksi
25
26
27
FASE REHABILITASI
KEBUTUHAN ENERGI PADA FASE INI ADALAH 150-220 KKAL/KGBB/HARI,
PROTEIN 4-6 GR/KG, DAN CAIRAN 150-200 ML/KGBB/HARI. PADA FASE
REHABILITASI TETAP DIBERIKAN F-100 SESUAI DENGAN DOSIS PADA
FASE TRANSISI, TAPI HARUS PERHATIKAN KONDISI ANAK. PADA FASE INI
F-100 DIBERIKAN BERSAMA DENGAN MAKANAN PADAT SESUAI
DENGAN BB ANAK. PEMBERIAN F-100 PADA FASE INI DIBERIKAN
SELAMA MINGGU 2-6.
KURANGI PEMBERIAN F-100 BILA ADA TANDA BAHAYA SEBAGAI BERIKUT:
DENYUT NADI DAN FREKUENSI NAFAS MENINGKAT
VENA JUGULARIS TERBENDUNG
EDEMA MENINGKAT
TABLET FE DAPAT DIBERIKAN PADA FASE REHABILITASI SELAMA 4
MINGGU.
28
29
31
32
KOMPLIKASI
1. MUDAH TERINFEKSI
2. HIPOTERMIA
3. HIPOGLIKEMIA
4. GANGGUAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
5. MENGGANGGU KECERDASAN ANAK
6. MENYEBABKAN KEMATIAN.
PADA PASIEN KOMPLIKASINYA ADALAH DITEMUKAN
PENYAKIT INFEKSI YAITU BRONKHOPNEUMONIA, DIARE, DAN
GANGGUAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN.
33
PROGNOSIS
Pada kasus ini prognosis yang dialami oleh
pasien adalah buruk untuk kondisi, otomatis
komplikasi yang dialami, yaitu
bronkopneumonia juga prognosisnya buruk,
karena kaitan infeksi dan kurang gizi seperti
layaknya lingkaran setan yang sukar
diputuskan, karena keduanya saling terkait dan
saling memperberat
34
35