Anda di halaman 1dari 3

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
TEKNIK NEKROPSI UNGGAS
Kode: Area: Tanggal dikeluarkan: Tanggal Revisi:
Program Studi 10 Oktober 2017

Prosedur nekropsi / otopsi :


1. Sebelum hewan dietanasi, dipelajari terlebih dahulu diagnosis secara klinis (menurut
pemeriksa sebelumnya / keterangan dari pemilik) dan dilakukan diagnosis sementara
yang paling sesuai.
2. Jika unggas masih dalam keadaan hidup, diperiksa terlebih dahulu tubuh bagian luar
dan diamati gejala klinis tertentu. Diperiksa secara teliti adanya parasit eksternal pada
bulu dan kulit. Diamati warna pial dan cuping telinga. Diperhatikan pula terhadap
kemungkinan adanya diare, leleran dari paru, nares dan mata serta kemungkinan
adanya kebengkakan dan perubahan warna daerah facial.
3. Unggas yang masih dalam kondisi hidup dapat dibunuh (eutanasi) dengan cara
mematahkan leher pada persendian atlanto-occipitalis, emboli udara kedalam jantung.
4. Bangkai hendaknya dibasahi dengan air terlebih dahulu untuk menghindari bulu tidak
berterbangan, karena hal tersebut dapat menyebabkan pencemaran.
5. Bangkai dibaringkan pada bagian dorsal dan dibuat suatu irisan pada kulit di bagian
medial paha dan abdomen pada kedua sisi tubuh. Paha ditarik ke bagian lateral dan
diteruskan irisan dengan pisau sampai persendian coxo femoralis. Irislah kulit pada
bagian medial dari kaki / paha dan periksa otot dan persendian pada daerah tersebut.
6. Buat irisan melintang pada kulit daerah abdomen, lalu kulit ditarik ke bagian anterior
dan irisan tersebut diteruskan ke daerah thorax sampai mandibula. Irisan pada kulit
juga diteruskan ke bagian posterior di daerah abdomen.
7. Perhatikan warna, kualitas, dan derajat dehidrasi dari jaringan sub-kutan dan otot-otot
dada.
8. Buat irisan pada otot di daerah brachialis (kiri dan kanan) untuk memeriksa nervus
dan plexus brachialis.
9. Buat irisan melintang pada dinding peritoneum, di daerah ujung sternum (procesus
xyphoideus) ke arah lateral. Di buat juga suatu irisan longitudinal di daerah abdomen
melalui linea mediana ke arah posterior sampai daerah kloaka. Cara ini akan
membuka cavum abdominalis.
10. Buat suatu irisan longitudinal melalui m. pectoralis pada kedua sisi sternum sepanjang
persendian kostokondral semua costae mulai dari posterior ke anterior. Pada bagian
anterior, irisan pada kedua sisi thorax harus bertemu pada daerah rongga dada, setelah
memotong tulang choracoid dan clavicula. Cara ini akan membuka rongga dada.
11. Periksa kantung udara di daerah abdominalis dan thorakalis. Periksa juga letak
berbagai organ di dalam cavum thorax dan abdominalis sesuai posisinya tanpa
menyentuh organ tersebut. Jika akan mengambil sampel untuk isolasi bakteri, jamur,
virus harus dilakukan secara aseptis.
12. Perhatikan kemungkinan terhadap adanya cairan, eksudat, transudat atau darah di
dalam rongga perut dan rongga dada.
13. Saluran pencernaan dapat dikeluarkan dengan memotong oesophagus pada bagian
proksimal proventrikulus. Tarik seluruh saluran pencernaan ke arah posterior dengan
memotong mesenterium sampai pada daerah kloaka. Periksa bursa fabrisius terhadap
abnormalitas tertentu.
14. Hepar, lien dikelurkan dan dilakukan pemeriksaan.
15. Buat irisan secara longitudinal pada proventrikulus, ventrikulus, intestinum tenue,
coecum, colon dan cloaka. Periksa terhadap kemungkinan adanya lesi dan penyakit.
16. Saluran reproduksi dikeluarkan dan oviduct di iris secara longitudinal kemudian
periksa ovarium yang meliputi stroma dan folikelnya.
17. Periksa ureter dan ren pada posisinya. Organ tersebut dikeluarkan untuk dilakukan
pemeriksaan yang lebih lanjut.
18. Nervus dan plexus ischiadichus di periksa setelah otot abductor pada bagian medial
paha dipisahkan.
19. Bangkai di balik hingga kepala menghadap operator.
20. Dibuat irisan pada sisi kiri sudut mulut, diteruskan ke pharynx, oesophagus dan
ingluvies. Periksa terhadap adanya abnormalitas pada organ tersebut.
21. Periksa glandula thyroidea dan parathyroidea di daerahtrachea.
22. Iris secara longitudinal melalui larynx, trachea, bronkus sampai ke pulmo. Organ
tersebur dapat dikeluarkan secara bersamaan setelah pulmo diangkat dari
perlekatannya. Pemeriksaan pulmo terhadap ukuran, warna, konsistensi bidang irisan
dan uji apung.
23. Pemeriksaan jantung terhadap keadaan perikardium, ukuran, warna dan apek cordis.
Jantung diperiksa dengan membuat irisan longitudinal melalui atrium dan ventrikel
kiri dan kanan atau irisan melintang di daerah ventrikel.
24. Paruh dipotong bagian atas secara melintang di daerah dekat mata sehingga cavum
nasi dan sinus infraorbitalis dapat diperiksa terhadap adanya cairan.
25. Semua persendian diperiksa dengan membuat irisan pada kulit diantara kaput dan
sulkus persendian. Pemeriksaan tendo, khususnya tendo gastrocnemius dan tendo
flexor digitalis.
26. Untuk memeriksa otak, kulit dan tulang leher di daerah persendian diiris sehingga
foramen magnum dan medulla oblongata kelihatan. Otak dapat dikeluarkan sebagai
berikut : kulit di daerah kepala dibuka, kemudian dibuat irisan dengan gunting dari
foramen magnum ke arah os frontalis yang membentuk sudut 40 pada kedua sisi
tulang tengkorak. Selanjutnya dibuat irisan melintang yang menghubungkan kedua
sudut mata luar. Melalui irisan tersebut tengkorak dibuka. Setelah tengkorak terbuka,
meninges di iris, kemudian bulbus olfactorius, nervi cranialis dipotong sambil
mengeluarkan seluruh bagian otak. Hypofisis cerebri yang masih terlekat pada tulang
tengkorak dikeluarkan dengan mengiris durameter yang mengelilingi sella tursica.
Sinus paranasales dan sinus lainnya diperiksa dengan membuat suatu potongan
melalui garis median hidung.

Anda mungkin juga menyukai