Anda di halaman 1dari 7

KELOMPOK 4 KELAS A

TEKNIK OPERASI KASTRASI


Materi : Anjing atau kucing
Alat : Spuit 3 ml, Thermometer, Stetoskop, Gunting, Jarum, Scapel, Blade, Arteri
clamp, Kain drape, Penyangga, Alat pencukur rambut
Bahan : Alkohol 70 %, Kapas, Tampon, Atropine sulfat, Ketamin, Xylazin, Benang
cat gut chromic 2-0, benang silk (non-absorbable), Iodium tincture, Antibiotik (Penicillin)
Sebelum melakukan tindakan operasi, terlebih dahulu dilakukan persiapan operasi. Adapun
persiapan yang dilakukan adalah persiapan alat, bahan, obat, persiapan ruangan operasi,
persiapan hewan kasus dan operator.
a. Persiapan Alat, Bahan, dan Obat
Sterilisasi alat dengan menggunakan autoclave selama 15 menit, kecuali gunting dan jarum
disterilkan dengan dengan menggunakan alkohol 70%. Tujuan dilakukan sterilisasi alat
adalah untuk menghindari kontaminasi dari alat pada luka operasi yang dapat menghambat
kesembuhan luka. Alat-alat operasi dipersiapkan dalam keadaan steril yang diletakkan secara
urut dan rapi diatas tatakan steril di dekat meja operasi. Pada hewan kecil, premedikasi yang
digunakan yaitu Atropin sulfat 0,025% dengan dosis 0,04mg/kg BB secara subkutan. Untuk
anestesi dapat dilakukan secara lokal (field block), regional dan anestesi umum. Umumnya
anastesi digunakan campuran Xylazin 2 % dosis 2 mg/kg BB dengan Ketamin HCL 10%
dosis 15 mg/kg BB yang diberikan secara intramuskuler. Selain juga dipersiapkan antibiotik
untuk mencgah terjadinya infeksi sekunder.
b. Persiapan Ruang Operasi
Ruang operasi dibersihkan menggunakan desinfektan. Sedangkan meja operasi didesinfeksi
dengan menggunakan alkohol 70%. Penerangan ruang operasi sangat penting untuk
menunjang operasi, oleh karena itu sebelum diadakanya operasi persiapan lampu operasi
harus mendapatkan penerangan yang cukup agar daerah/situs operasi dapat terlihat jelas.
c. Persiapan Operator
Operator dan pembantu operator sebelum dan selama pelaksanaan operasi harus selalu dalam
kondisi steril. Sebelum operasi dilaksanakan, operator dan pembantu operator
mempersiapkan diri dengan mencuci tangan mulai dari ujung tangan sampai batas siku,
menggunakan air sabun, kemuadian dibilas dengan air bersih yang mengalir, setelah itu
tangan direndam dalam larutan antiseptik dengan menggunakan larutan PK 4% atau alkohol
70%. Selama operasi, operator dan pembantu operator harus menggunakan masker, topi
operasi, dan sarung tangan yang bersih serta pakaian khusus untuk operasi untuk mengurangi
kontaminasi. Apabila operator dan pembantu operator sudah dalam keadaan steril maka tidak
boleh bersentuhan atau memegang benda-benda yang tidak steril.
d. Persiapan Hewan
Sebelum operasi dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan kondisi tubuh hewan
secara umum. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah hewan memenuhi syarat operasi
atau tidak. Bila hewan dinyatakan memenuhi syarat, maka operasi dapat dilaksanakan. Pada
hewan dengan kasus tertentu, seperti testicular neoplasia harus dievaluasi terhadap metastase
dan myelotoksisitas, terutama bila terjadi anemia dan feminisasi. Myelotoksisitas umumnya
KELOMPOK 4 KELAS A

dapat teratasi dalam 2-3 minggu setelah tumor diambil tetapi dapat bersifat fatal apabila tidak
mendapatkan terapi yang tepat. Sebelum operasi hewan harus dipuasakan makan selama 12
jam dan puasa minum selama 6 jam sebelum operasi dilakukan dengan tujuan agar kondisi
usus dalam keadaan kosong sehingga tidak muntah. Sehari sebelum operasi hewan
dimandikan bila rambutnya kotor, dikeringkan dengan handuk kering atau alat pengering.
Sebelum melaksanakan operasi, juga perlu ditimbang berat badan anjing tersebut untuk
menentukan dosis anastesi yang akan digunakan. Setelah itu dilakukan pencukuran rambut,
bagian tempat yang akan diincisi yaitu daerah skrotum sekitar testis dan ekor ruas tertentu
dibasahi dengan air sabun untuk memudahkan pencukuran. Rambut tersebut dicukur searah
dengan arah rebah rambut menggunakan silet yang tajam lalu dibersihkan dengan air
kemudian diolesi iodium tincture atau povidone iodine secara sirkuler dari sentral ke perifer.
Metode :
1. Timbang anjing atau kucing untuk mengetahui berat badannya
2. Lakukan pemeriksaan fisik menyeluruh (pulsus, nafas, suhu tubuh, dan semua sistema)
Hasil pemeriksaan dicatat dalam lembar pemeriksaan hewan.
3. Ambil spuit dan kapas yang sudah dibasahi alkohol, lakukan suntikan premedikasi
berupa atropin sulfat dilanjutkan anestesi dengan ketamin dan xylazin

TEKNIK TERTUTUP
1. Hewan diletakkan pada posisi rebah dorsal. Dilakukan draping dengan single
drape. Buat insisi sepanjang kira-kira 3 cm yang cukup lebar untuk mengeluarkan
testis (tergantung ukuran hewan) melalui kulit pada raphae median (garis tengah)
skrotum sedikit di belakang bulbus penis.

2. Dengan menggunakan jari salah satu testis didorong ke luar insisi, dan irisan
dengan hati-hati diperdalam sampai tunica dartos dan fascia sehingga testis
menonjol melalui tempat insisi, dibantu dengan preparasi tumpul menggunakan
gagang scalpel.

3. Dengan menggunakan tangan kiri testis ditarik keluar dari insisi, potong
ligamentum skrotum dan fascia dengan cara menusuk fascia dengan ujung skalpel
dilanjutkan ke caudal.
KELOMPOK 4 KELAS A

4. Sisa-sisa ligamentum dan fascia didorong masuk ke dalam insisi menggunakan


gagang skalpel, dengan demikian yang masih tertinggal adalah spermatic cord
yang masih berada didalam tunica vaginalis yang sekarang bebas terekspose.

5. Tempatkan arteri klem pada spermatic cord bagian bawah, dan kemudian
dipotong sepanjang tepi arteri klem dengan menggunakan scalpel.

6. Buat ikatan fiksasi pada proksimal (dibawah) arteri klem. Ligasi dilakukan
dengan cara memasukkan benang ke bagian tengah potongan kemudian
disimpulkan di salah satu sisi potongan, kemudian diligasikan ke seluruh
potongan dan disimpulkan di tempat yang berseberangan menggunakan cat gut
chromic 2-0.

7. Dilakukan pemeriksaan terhadap adanya perdarahan dan stabilitas ikatan, baru


kemudian arteri klem dilepas dan potongan dibiarkan masuk ke lubang insisi.
KELOMPOK 4 KELAS A

8. Dorong testis lainnya ke insisi kulit dan dilakukan prosedur yang sama untuk
membuang testis seperti di atas.

9. Tutup insisi kulit menggunakan jahitan sederhana terputus menggunakan benang


non absorbable. Didesinfektan dengan Iodium Tincture 3% luka operasi tersebut.
Disuntikkan Penicillin kedalam luka operasi, dan oleskan salep antibiotik.
Diinjeksikan Vitamin B Compleks secara Intra muscular. Jahitan kulit dibuka
setelah 7 hari.

TEKNIK TERBUKA
1. Hewan diletakkan pada posisi dorsal recumbency. Diperiksa keberadaan kedua
testis di dalam skrotum. Disiapkan secara aseptik pada daerah kaudal abdominal
dan medial paha. Hilangkan faktor-faktor yang dapat menyebabkan iritasi seperti
bulu, kotoran, dan kuman. Dilakukan draping dengan single drape dan pada
daerah yang akan dioperasi (skrotum dan preskrotum) dibiarkan terbuka.
KELOMPOK 4 KELAS A

2. Dengan jari tangan, dinding skrotum ditekan secara halus dan hati-hati di atas
salah satu testis lalu didorong ke arah bagian cranial skrotum.
3. Setelah dilakukan insisi pada kulit skrotum, dan fascia spermatika lalu dilanjutkan
menginsisi tunica vaginalis tepat di atas testis pada daerah raphae median.

4. Insisi diperlebar sampai testis yang ditekan bagian belakangnya menyembul


keluar lubang insisi, kemudian dipegang dan lebih ditarik keluar.

5. Mesorchium tipis yang menggantungkan testis dan epididymis mulai dari


spermatic cord di bagian cranial dan ekor epididymis di bagian caudal, diinsisi
dan spermatic cord dipotong dan diligasi menggunakan metode three forceps tie.
KELOMPOK 4 KELAS A

6. Testis yang masih menempel di tunica vaginalis parietalis dengan ligamen pada
ekor epididimis kemudian dipotong. Kadang-kadang perdarahan kecil pada
ligamen yang dipotong perlu diligasi.

7. Testis lainnya dibuang dengan cara yang sama melalui insisi kulit yang sama.
Bila diinginkan jaringan subkutan dijahit dengan benang catgut 2-0 dengan jahitan
secara interrupted atau continuous. Kulit ditutup dengan jahitan interrupted
sederhana menggunakan benang non absorbable.
KELOMPOK 4 KELAS A

FORMULIR PEMERIKSAAN HEWAN


Nama pemilik :
Alamat :
Telepon :
Nama Hewan :
Signalement :
Umur hewan :
Berat Badan :
1. Anamnesa :

2. Pemeriksaan fisik :

a) Pulsus : ....kali/menit
b) Nafas : ....kali/menit
c) Suhu tubuh : .....oC
d) Sitem Digestivus :
e) Sistem Respirasi
- Cermin hidung :
- Auskultasi paru :
f) Sitem Sirkulasi
- Auskultasi jantung :
g) Sistem Syaraf :
h) Sistem Reproduksi :
i) Anggota gerak :
j) Perubahan pada kulit :

3. Periksaan Laboratorium :
a) Feses :
b) Urine :
c) Darah :

4. Diagnosis :

5. Prognosis :

6. Terapi :

Mahasiswa Dosen Pembimbing

( ) ( )

Anda mungkin juga menyukai