SALEP)
Oleh:
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
Tujuan dan Manfaat
Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini antara lain agar mahasiswa dapat membaca dan
memahami resep, menghitung dosis obat dalam resep, dapat menggunakan alat-alat laboratorium
dengan benar, dapat menimbang bahan obat dengan benar, dapat meracik obat dalam bentuk
sediaan pulvis et pulveres, pulvis da in capsule, dan salep, serta dapat membuat salinan resep dan
memberikan informasi obat dalam resep.
Manfaat
Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum ini ialah mahasiswa dapat
mengetahui langsung dan mendapat pengetahuan baru tentang bagaimana cara pembuatan dan
dapat mempraktekkan langsung pembuatan obat pulvis et pulveres (serbuk dan serbuk terbagi-
bagi), pulvis da in kapsul (serbuk didalam kapsul) dan unguenta (salep) sesuai resep yang
diminta.
Bentuk sediaan padat sangat umum kita jumpai dalam praktek kefarmasian. Dari sudut
pandang farmasetika, bentuk sediaan padat pada umumnya lebih stabil dibandingkan dengan
bentuk sediaan cair, sehingga bentuk sedían ini lebih cocok untuk obat-obat yang kurang stabil.
Ada beberapa bentuk sediaan padat, antara lain: serbuk atau pulvis, kapsul, tablet dan beberapa
bentuk sediaan dengan pelepasan terkendali (sustained-release).
Berdasarkan sifat dan jumlah bahan obat yang diracik, ada beberapa metode
pencampuran serbuk yaitu:
1. Spatulasi, dimana serbuk-serbuk dalam jumlah kecil digerus diatas kertas perkamen dengan
menggunakan spatula. Metode ini cocok untuk bahan-bahan obat yang membentuk campuran
eutectic bila bersentuhan satu sama lain, tetapi kurang cocok untuk bahan-bahan obat yang poten
atau jumlahnya banyak.
2. Dengan cara triturasi, menggunakan mortir dan stamper baik untuk tujuan menghaluskan dan
mencampur serbuk.
Kapsul dibuat dengan tujuan untuk menutupi rasa dan bau yang tidak enak serta lebih
mudah ditelan. Bahan-bahan yang dimasukkan dalam kapsul bisa berupa bahan/ serbuk kering,
setengah padat dan cair dengan syarat, bahan-bahan tersebut tidak melarutkan gelatin.
Salep atau unguenta merupakan sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan bahan
obatnya harus larut atau terdispersi homogen dalam basis atau dasar salep yang digunakan.
Apabila tidak dinyatakan lain, maka dasar salep yang digunakan adalah vaselin album
Dalam pembuatan salep ada beberapa aturan yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Zat yang dapat larut dalam dasar salep, dilarutkan bila perlu dengan pemanasan rendah.
2. Zat yang tidak cukup larut dalam dasar salep, terlebih dahulu diserbuk dan diayak dengan
derajat ayakan no. 100.
3. Zat yang mudah larut dalam air dan stabil, serta dasar salep mampu menyerap air tersebut,
dilarutkan dulu dalam air yang tersedia, setelah itu ditambahkan bagian dasar salep yang lain.
4. Bila dasar salep dibuat dengan peleburan, maka campuran tersebut harus diaduk sampai dingin.
Selain salep, dikenal pula bentuk sediaan pasta yaitu sediaan semisolid yang mengandung
satu atau lebih bahan obat untuk penggunaan topikal dimana setengah bagiannya atau lebih
terdiri dari bahan-bahn padat. Oleh karena persentase bahan padatnya lebih besar daripada salep
sehingga pasta lebih kental dan kaku serta daya absorpsinya lebih besar dan tidak terlalu
berminyak. Bentuk sediaan lain yang mirip dengan salep dan pasta tetapi konsistensinya relatif
cair adalah krim (cream) yang merupakan sediaan setengah padat berupa emulsi kental
mengandung tidak kurang dari 60% air. Disamping ketiga sediaan diatas, dikenal pula linimenta
(olesan) dan lotio.
Linimentum umumnya adalah sediaan cair atau kental, mengandung analgetikum dan zat yang
mempunyai sifat melemaskan otot atau menghangatkan, dan digunakan sebagai obat luar.
Sedangkan lotio merupakan sediaan cair berupa suspensi atau dispersi, digunakan sebagai obat
luar. Lotio dapat berupa suspensi zat padat dalam bentuk serbuk halus dengan bahan pensuspensi
yang cocok atau emulsi dengan surfaktan yang cocok.
R/ Amoxicillin 100 mg
Paracetamol 100 mg
m.f.pulv.dtd.No.XV
S.b.dd.pulv.I
# da1⁄2
Metode :
- Ambilah/timbang amoxicillin 100 mg, ambil Cholpheniramine maleat 0,5 mg, dan
Paracetamol 100 mg, masukkan kedalam mortar, gerus perlahan sampai homogen.
- Tandai cara pemberian obat yaitu 1 pulveres 3x1 (tiga kali setiap hari).
b. Capsulae (Kapsul)
R/ Amoxicillin Tab 500 mg No. III
Paracetamol Tab 500 mg No. III
Vit B complex No. III
m.f.pulv. da in caps.t.d.No.XV
s.t.d.d.caps.I
# da 1⁄3
Alat : Mortar stamper, sendok tanduk, timbangan digital, kertas perkamen, cangkang
kapsul
.
Metode
- Timbang Amoxicillin, Paracetamol, masukkan kedalam mortir dan tambahkan
vitamin B kompleks, gerus sampai homogen.
(Sumber : Dokumentasi pribadi)
- Siapkan kertas perkamen, bagi serbuk tersebut menjadi 3 bagian, kemudian setiap
perkamen dibagi menjadi 5 dan masing-masing bagian dimasukkan kedalam satu
kapsul.
Metode
- Timbang Acid salisilyc, masukkan kedalam mortir, gerus sampai larut.
- Timbang sulfur, tambahkan kedalam mortir tadi, gerus sampai homogen.
- Timbang vaselin flavum dan tambahkan sedikit demi sedikit kedalam mortir tadi dan
digerus sampai homogen.
- Tandai cara pemakaian salep yaitu : obat luar dan olesi pada bagian yang sakit.
Pembahasan
Bentuk Sediaan
Pengertian BSO
Bentuk Sediaan Obat merupakan sediaan farmasi dalam bentuk tertentu sesuai
dengan kebutuhan, mengandung satu zat aktif atau lebih dalam pembawa yang digunakan
sebagai obat dalam ataupun obat luar. Ada berbagai bentuk sediaan obat di bidang
farmasi, yang dapat diklasifikasikan menurut wujud zat dan rute pemberian sediaan.
Berdasarkan wujud zat, bentuk sediaan obat dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu sediaan
bentuk cair (larutan sejati, suspensi, dan emulsi), bentuk sediaan semipadat (krim, lotion,
salep, gel, supositoria), dan bentuk sediaan solida/padat (tablet, kapsul, pil, granul, dan
serbuk).
- Remedium cardinal atau obat pokok yang mutlak harus ada. Obat pokok ini
dapat berupa bahan tunggal. Tetapi juga dapat terdiri dari beberapa bahan.
Remedium Cardinale ini berfungsi sebagai menyembuhkan penyebab terjadinya
penyakit, sehingga obat ini disebut obat pokok atau obat utama.
- Remedium adjuvans, yaitu bahan yang membantu kerja obat pokok. Adjuvans
tidak mutlak harus ada dalam tiap resep. Remedium Adjuvans ini berfungsi untuk
menunjang bekerjanya bahan obat utama.
- Corrigens, hanya kalau diperlukan untuk memperbaiki rasa, warna atau bau obat
(corrigens saporis, coloris dan odoris). Corrigen ini berfungsi sebagai zat
tambahan untuk memperbaiki warna, rasa dan bau dari obat utama.
- Constituens atau vehikulum, sering kali perlu, terutama kalau resep berupa
komposisi dokter sendiri dan bukan obat jadi. Misalnya konstituens obat minum
umumnya air. Berfungsi sebagai pengisi dan pemberi bentuk obat dan sesuai
denan bentuk sediaan yang akan dibuat.
a. Pulvis et Pulveres
b. Capsulae (Kapsul)
Singkatan Lain
- s.b.dd.pulv.I : signa bis de die pulverem = tandailah dua kali sehari satu bungkus serbuk
- m.f.pulv.dtd. No. XV : misce fac pulveres da tales dosis nomero XV = campur dan
buatlah serbuk bagi sejumlah dosis dengan jumlah 15.
- s.t.dd.caps.I : signa ter de die capsule = tandailah tiga kali sehari satu kapsul
- m.f.pulv.da in caps.t.d.No. XV : misce fac pulveres da in capsule tales dosis nomero XV
= campur dan buatlah serbuk dan bagi sejumlah dosis, masukkan kedalam kapsul dengan
jumlah 15.
- m.f.l.a.ungut. : misce fac lege artis unguentum = campur dan buatlah menurut aturan
dalam bentuk salep
- s.u.e.2.d.d. : signa usus externus 2 de die = tandailah untuk pemakain luar 2 kali sehari
- R/ : ambilah
- Amoxicillin
Efek samping : Amoxicillin dapat menimbulkan reaksi alergi ringan, seperti demam,
sakit tenggorokan, dan kulit gatal kemerahan. Di sisi lain, amoxicillin juga dapat
menimbulkan reaksi alergi yang berat, mual, muntah, sesak napas.
- Paracetamol
Khasiat : Parasetamol berfungsi untuk mengobati rasa sakit ringan hingga sedang seperti
meredakan rasa nyeri dan menurunkan demam. Parasetamol sering digunakan untuk
analgesik pada penatalaksanaan sakit ringan hingga moderat. Selain itu, Parasetamol juga
digunakan dalam pengobatan migrain pada kombinasi dengan aspirin dan kafein. Pada
pemakaian lain, Parasetamol ditujukan untuk pengobatan sakit karena osteoartritis (OA)
khususnya pada pasien yang bermasalah dengan saluran gastrointestinal.
Efek samping : Parasetamol dapat menimbulkan efek samping seperti mual, sakit kepala
dan susah tidur. Konsumsi parasetamol yang berlebihan dapat meningkatkan risiko
kerusakan hati yang parah.
- CTM (Clorpheniramine maleat)
Efek samping: Chorpheniramine maleat dapat menimbulkan efek samping seperti kantuk,
mual, muntah, kehilangan nafsu makan, sembelit, sakit kepala dan peningkatan pada
sesak dada.
- Vitamin B Kompleks
Khasiat: Vitamin B complex berperan dalam berbagai fungsi tubuh, termasuk produksi
energi, hormon, dan kolesterol, pemeliharaan fungsi organ otak, mata, pencernaan, saraf,
jantung, metabolisme sel, serta pembentukan sel darah merah
Efek samping: Vitamin B complex dapat menimbulkan efek samping meliputi pusing,
sering buang air kecil, perubahan warna urine, feses hitam, diare, sampai mual muntah
- Salicylic Acid
Efek samping: Salicylic Acid dapat menimbulkan efek samping iritasi kulit, seperti kulit
mengelupas, terbakar, kering atau memerah.
- Sulfur ppt
Khasiat: Sulfur praecipitatum fungsi utamanya adalah sebagai keratolitik agent yaitu
suatu zat yang dapat menghilangkan sisik-sisik kulit yang kasar atau
melunakkan/menipiskan lapisan keratin, di samping itu juga memiliki aktivitas antifungi
dan antibakteri lemah.
Efek samping: Sulfur praecipitatum dapat menimbulkan efek samping sensasi kulit
terbakar dan tersengat, gatal dan kemerahan, kulit kering, kulit mengelupas, dan iritasi
pada kulit.
- Vaseline
Khasiat: Vaselin berfungsi sebagai pelembab dasar yang berbahan netral sering
digunakan sebagai fungsi utamanya, yakni untuk melembabkan kulit.
Efek Samping: vaselin dapat menimbulkan efek samping dapat menimbulkan reaksi
alergi, meningkatkan resiko infeksi jika digunakan pada kulit yang tidak dibersihkan
dengan baik sebelumnya serta penyumbatan pori-pori.
Kesimpulan
Bentuk Sediaan Obat merupakan sediaan farmasi dalam bentuk tertentu sesuai dengan
kebutuhan, mengandung satu zat aktif atau lebih dalam pembawa yang digunakan sebagai obat
dalam ataupun obat luar. Ada berbagai bentuk sediaan obat di bidang farmasi, yang dapat
diklasifikasikan menurut wujud zat dan rute pemberian sediaan. Berdasarkan wujud zat, bentuk
sediaan obat dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu sediaan bentuk, semipadat, dan solida/padat.
Tujuan dilakukannya praktikum ini antara lain agar mahasiswa dapat membaca dan
memahami resep, menghitung dosis obat dalam resep, dapat menggunakan alat-alat laboratorium
dengan benar, dapat menimbang bahan obat dengan benar, dapat meracik obat dalam bentuk
sediaan pulvis et pulveres, pulvis da in capsule, dan salep, serta dapat membuat salinan resep dan
memberikan informasi obat dalam resep.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 2008. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Agus, S. 2019. Buku Ajar Praktik Keperawatan Medikal Bedah. Edisi Pertama.
Yogyakarta:UNY Press.
Hadisoewignyo L. dan Fudholi A., 2013, Sediaan Solida, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Kisrini, et al. 2018. Buku Pedoman Keterampilan Klinis - Keterampilan Penulisan Resep
(Prescription). Fakultas Kedokteran. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Murtini, Gloria. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Ajaran Kebidanan : Farmestika Dasar.
Pusdik SDM Kesehatan
Rahayu, P., dan Yusrizal. 2017. Keseragaman Bobot Resep Racikan Serbuk Bagi
(Pulveres) Di Apotek Kota Bandar Lampung Tahun 2017. Politeknik Kesehatan Tanjungkarang
Ramkita, Nora. 2018. Buku Pedoman Penulisan Resep. RS Kusta dr. Rivai Abdullah.
Palembang