Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMASI VETERINER

Oleh:
Made Ramadhinita Desrianti 1909511033
Kelas B

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS UDAYANA
2022
LAPORAN PRAKTIKUM
FARMASI VETERINER

1. Judul Praktikum: Pulvis et Pulveres (Serbuk dan serbuk terbagi-bagi)


2. Tujuan dan Manfaat:
Pelaksanaan praktikum di lab Reseptir dan Farmasi Veteriner FKH Unud
bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa agar dapat
melakukan penelahan dan pengkajian resep serta melakukan peracikan obat atau
memformulasikan obat sesuai dengan permintaan resep. Pada kali ini yaitu
pembuatan bentuk sediaan obat serbuk dan serbuk terbagi-bagi. Manfaat yang
diperoleh setelah melakukan praktikum ini adalah mampu membuat atau meracik
obat sesuai dengan perintah yang tertera pada resep yaitu pembuatan bentuk
sediaan obat serbuk dan serbuk terbagi-bagi.
3. Landasan Teori
Serbuk merupakan campuran dua atau lebih bahan obat yang diserbukan atau
dapat juga hanya mengandung satu macam obat. Serbuk diracik dengan
mencampur bahan obat satu persatu dengan perlahan dimulai dari bahan obat
yang jumlahnya lebih sedikit. Jika jumlah obat kurang dari 50 mg harus
ditambahkan bahan pengencer dengan bahan tambahan yang cocok dan netral.
Jika obat serbuk mengandung bagian yang mudah menguap ataupun bahan dalam
bentuk cairan, pelarutnya harus dikeringkan terlebih dahulu dengan diuapkan atau
dengan bahan penyerap yang cocok, hingga hampir kering dan diserbukan dengan
bantuan zat tambahan yang sesuai.
Serbuk bagi adalah serbuk yang telah dibagi-bagi dengan berat yang hampir
sama dengan kandungan obat yang hampir sama pula dan dikemas dalam takaran
sekali minum. Kemasan dengan menggunakan kertas perkamen sehingga dapat
mencegah penguapan obat. Keseragaman berat pulvis harus memenuhi
persyaratan yang tercantum dalam Farmakope Indonesia.
4. Bahan dan Metode
Alat: Bahan:
- Lumpung dan alu - Amoxicillin 500 mg
- Kertas perkamen obat - Chlorpheniramine maleate 4 mg
- Sendok tanduk - Paracetamol 500 mg
Resep:
R/ Amocillin 100 mg
Chlorpheniramine maleate 0,5 mg
Paracetamol 100 mg
m.f.pulv.dtd. No XV
S.3.dd.pulv 1
Pro: Anjing 10 kg
Milik: -
5. Pembahasan
a. Bentuk sediaan: Serbuk terbagi-bagi
b. Pengertian BSO
Serbuk bagi adalah serbuk yang telah dibagi-bagi dengan berat yang
hampir sama dengan kandungan obat yang hampir sama pula dan dikemas
dalam takaran sekali minum.
c. Fungsi bahan obat
- Amoxicillin: Remedium cardinale
- Chlorpheniramine maleate: Remedium cardinale
- Paracetamol: Remedium adjwan
d. Arti singkatan latin
-m = misce atau campur
-f = fac atau buatlah
- pulv = pulvis atau serbuk
- dtd = dentur tales doses atau berikan sesuai dosis
- No. = numetro atau sejumlah
- XV = lima belas
- S. = signa atau tandalah
- 3. = tiga
- dd. = de die atau setiap hari
-1 = satu
6. Obat
Obat yang diracik bisa berkhasiat untuk mengobati infeksi bakteri yang
menyebabkan reaksi alergi. Hal ini dikarenakan adanya amoxicillin yang
berperan sebagai antibiotik dan chlorpheniramine maleat sebagai antihistamin.
Obat ini juga bisa meredakan nyeri akibat alergi karena adanya paracetamol
sebagai antipiuretik. Obat ini mempunyai efek samping yaitu mual, diare, bisa
menyebabkan ruam pada kulit dan sedasi ringan.
7. Kesimpulan
Obat serbuk merupakan obat dengan bentuk sediaan padat yang dibuat
dengan mencampur bahan obat-obatan dan menggerusnya menjadi serbuk yang
homogen. Serbuk homogen ini kemudian dibagi-bagi ke sejumlah kertas
perkamen obat dengan jumlah yang sama rata dan kemudian dibungkus.
LAPORAN PRAKTIKUM
FARMASI VETERINER

1. Judul Praktikum: Capsule (Kapsul)


2. Tujuan dan Manfaat
Pelaksanaan praktikum di laboratorium Reseptir dan Farmasi Veteriner FKH
Unud bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa agar dapat
melakukan penelahan dan pengkajian resep serta melakukan peracikan obat atau
memformulasikan obat sesuai dengan permintaan resep. Pada kali ini yaitu
pembuatan bentuk sediaan obat berbentuk kapsul.
Manfaat yang diperoleh setelah melakukan praktikum ini adalah praktikum
dapat membuat atau meracik obat sesuai dengan perintah yang tertera pada resep
yaitu pembuatan bentuk sediaan obat berbentuk kapsul.
3. Landasan Teori
Kapsul adalah sediaan obat terbungkus cangkang kapsul baik lunak ataupun
keras. Cangkang kapsul terbuat dari gelatin dengan atau zat tambahan lain.
Kapsul harus sesuai dengan persyaratan dalam Farmakope Indonesia mengenai
keseragaman bobot dan waktu hancur setelah diminum. Obat yang dimasukan ke
dalam kapsul tidak boleh merusak dinding kapal. Obat yang dimasukkan kapsul
berbentuk serbuk atau cair.
4. Bahan dan Metode
Alat: Bahan:
- Lumpang dan alu - Amoxicillin 500 mg
- Kertas perkamen obat - Acetaminophen 500 mg
- Sendok tanduk - Vitamin B Kompleks
- Cangkang kapsul kosong
5. Pembahasan
a. Bentuk sediaan: Kapsul
b. Pengertian BSO
Kapsul adalah sediaan obat terbungkus cangkang kapsul baik lunak
ataupun keras.
c. Fungsi bahan obat
- Amoxicillin: Remedium cardinale
- Vit B Komplek: Remedium adjuvan
- Acetominophen : Remedium cardinale
d. Arti singkatan latin
-m = misce atau campur
-f = fac atau buatlah
- pulv = pulvis atau serbuk
- div in equals = dibagi secara merata
- No. = numero atau sejumlah
- XV = lima belas
- da in caps = da in capsule atau buat dalam bentuk kapsul
- S. = signa atau tandailah
- 3. = tiga
- dd. = de die atau setiap hari
- Caps. = kapsul
-1 = satu
6. Obat
Obat yang diracik ini bisa berkhasiat untuk mengobati infeksi bakteri yang
menyebabkan reaksi alergi. Hal ini dikarenakan adanya amoxicillin yang
berperan sebagai antibiotik. Obat ini juga bisa meredakan nyeri akibat alergi
karena adanya paracetamol sebagai antipiuretik dan Vit B Kompleks merupakan
obat tambahan untuk mendukung kerja obat utama.
7. Kesimpulan
Obat kapsul merupakan sediaan obat dimana obat yang akan diberikan
dibungkus di dalam cangkang keras atau lunak. Bahan-bahan obat yang semula
berupa sediaan padat bisa digerus menjadi serbuk dan dicampur menjadi
homogen dan kemudian dimasukkan secara merata ke dalam cangkang kapsul.
LAPORAN PRAKTIKUM
FARMASI VETERINER

1. Judul Praktikum: Unguenta (Zalf/Salep)


2. Tujuan dan Manfaat
Pelaksanaan prktikum di laboratorium Reseptir dan Farmasi Veteriner FKH
Unud bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa agar dapat
melakukan penelahan dan pengkajian resep serta melakukan peracikan obat atau
memformulasikan obat sesuai dengan permintaan resep. Pada kali ini yaitu
pembuatan bentuk sediaan obat berbentuk salep.
Manfaat yang diperoleh setelah melakukan praktikum ini adalah praktikum
dapat membuat atau meracik obat sesuai dengan perintah yang tertera pada resep
yaitu pembuatan bentuk sediaan obat berbentuk salep.
3. Landasan Teori
Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan
sebagai obat luar. Bahan obat dalam salep harus terdispersi homogeny dalam
basis (dasar) salep yang sesuai. Sebagai basis salep kecuali dinyatakan lain
digunakan Vaseline putih, tergantung dari sifat bahan obat dan tujuan pemakaian.
Homogenitas yang dimaksud bila dioleskan pada sekeping kaca atau bahan
transparan lain yang cocok akan menunjukkan susunan yang homogen.
Penandaan pada etiket harus tertera “Obat luar”. Pada pembuatan sediaan salep
harus mengikuti ketentuan yang tercantum pada Farmakope yang diacu,
diantaranya Farmakope Indonesia dan Farmakope Belanda.
4. Bahan dan Metode
Alat: Bahan:
- Lumpang - Asam salisilat 50 mg
- Wadah salep - Sulfur 100 mg
- Sendok tanduk - Vaselin flavum 23,5 mg
- Kertas perkamen obat
- Timbangan digital
Resep:
R/ Acid Salicyllic 2%
Sulfur 4%
Vaselin flavun ad 100
m.f.l.a.ungut
S.u.e.2.dd
Pro: Sapi
Milik: -
5. Pembahasan
a. Bentuk sediaan: Salep
b. Pengertian BSO
Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan
digunakan sebagai obat luar.
c. Fungsi bahan obat
- Asam salisilat : Remedium cardinale
- Sulfur : Remedium cardinale
- Vaselin flavum: Remedium constituen
d. Arti singkatan latin
- ad = ad atau hingga
-m = misce atau campur
-f = fac atau buatlah
- La = lege artis atau sesuai aturan
- ungut = unguentum atau salep
- S. = signa atau tandailah
- u.e = usum externum atau pemakaian luar
- dd. = de die atau setiap hari
6. Obat
Obat yang diracik bisa berkhasiat untuk.mengobati berbagai penyakit kulit
seperti dermatitis karena adanya asam salisilat yang bisa berperan seperti
antiinflamasi dan sulfur yang berperan sebagaia antimikroba. Sulfur
praecipitatum fungsi utamanya adalah sebagai agen, di samping itu juga memiliki
aktivitas antifungi dan antibakteri lemah. Sulfur dikombinasikan dengan asam
salisilat menghasilkan efek keratolitik yang sinergis. Asam salisilat adalah
keratolitik agent yang sangat poten sehingga dapat meningkatkan penetrasi obat
lain dan sering dikombinasikan dengan sulfur, bersifat antifungi dan antibakteri
lemah sedangkan vaselin merupakan zat tambahan yang berfungsi sebagai
pembawa.
7. Kesimpulan
Obat salep merupakan bentuk sediaan obat semi padat yang cara
pemakaiannya dengan mengoleskan obat tersebut pada daerah yang ingin diobati.
Obat yang berupa sediaan padat bisa dicampur dengan bahan sebagai media
tambahan seperti vaselin flavum.

Anda mungkin juga menyukai