PENDAHULUAN
A. Maksud Praktikum
Maksud dari pelaksanaan praktikum farmasetika dasar ini adalah agar
praktikan dapat mengetahui cara pembuatan sediaan obat yang baik dan benar,
serta praktikan dapat menghitung dosis yang tepat terhadap keadaan pasien.
B. Tujuan Praktikum
Setelah melaksanakan praktikum farmasetika dasar, praktikum ini
bertujuan agar praktikan dapat :
Mengetahui fungsi serta efek samping dari sediaan obat yang dibuat
BAB II
DASAR TEORI
SERBUK (PULVERES)
Menurut Farmakope Indonesia edisi III, Serbuk adalah campuran homogen
dua atau lebih bahan obat yang diserbukkan. Sedangkan menurut Farmakope
Indonesia edisi IV, serbuk adalah campuran bahan kering, bahan obat atau zat
kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau pemakaian luar.
Serbuk dibagi menjadi dua yaitu, serbuk terbagi (pulveres) dan serbuk tabur
(pulvis adspersorius) (Ilmu Meracik Obat, Hal. 32).
Serbuk oral dapat diserahkan dalam bentuk terbagi (pulveres) atau tak
terbagi (pulvis). Pulveres adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang kurang
lebih sama, dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali
minum (Farmakope Indonesia edisi III, Hal. 23).
Serbuk tidak terbagi untuk pemakaian luar dapat dibedakan menjadi :
1. Serbuk tabur (pulvis adspersorius)
Adalah serbuk bebas dari butiran kasar, dimaksudkan untuk obat luar.
Dalam pembuatan selalu dilakukan obat-obat yang berkhasiat dicampurkan
dengan talk atau bolus alba, tetapi tidak dengan Zinci Oxidum dan zat lain
yang sama.
Syarat-syarat serbuk tabur yaitu :
a) Talk, kaolin dan bahan mineral lain yang digunakan untuk serbuk tabur
harus memenuhi syarat bebas dari bakteri Clostridium tetani, Clostridium
welchii, dan Bacillus anthracis.
b) Serbuk tabur tidak boleh digunakan untuk luka terbuka.
c) Pada umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus
100 mesh, agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka.
dinding mortir.
2. Obat yang jumlahnya sedikit dimasukkan terlebih dahulu.
3. Apabila serbuk sangat halus dan berwarna, misalnya : Rifampisin, Stibii
Pentasulfidum. Sediaan ini dapat masuk kedalam pori-pori mortir dan
warnanya sulit dihilangkan, maka pada waktu menggerus mortir harus dilapisi
dengan zat tambahan (konstituen).
4. Apabila di dalam serbuk terdapat ekstrak kental dilakukan dengan cara
mengencerkan terlebih dahulu kedalam mortir panas dan ditambahkan dengan
penyari spiritus dilutus lalu dikeringkan dengan saccharum lactis.
5. Apabila didalam serbuk terdapat Tinctura atau Extractum Liquidum maka,
dilakukan dengan cara, Tinctura atau Extractum Liquidum diuapkan
pelarutnya diatas tangas air hingga hampir kering lalu diserbukkan dengan
saccharum lactis.
1. Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan
penderita.
2. Lebih stabil, terutama untuk obat yang rusak oleh air.
3. Penyerapan lebih cepat dan sempurna dibandingkan sediaan padat lainnya.
4. Cocok untuk anak-anak atau orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau
tablet.
5. Obat yang volumenya terlalu besar untuk dibuat tablet atau kapsul dapat
dibuat dala bentuk serbuk.
Kelemahan sediaan serbuk adalah :
1. Tidak menutupi rasa obat yang tidak enak.
2. Mudah lembab pada penyimpanan.
3. Membutuhkan waktu dalam penyimpanan di apotek.
Persyaratan serbuk (pulveres) :
Pulveres :
Keseragaman Bobot :
1. Timbang isi dari 20 bungkus satu persatu, campur isi ke-20 bungkus tadi dan
timbang sekaligus, hitung bobot rata-rata.
2. Penyimpangan antara penimbangan satu persatu terhadap bobot isi rata-rata
tidak lebih dari 15 % tiap 2 bungkus dan tidak lebih 10 % tiap 18 bungkus.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
PRAKTIKUM II
Resep 1
dr. Galuh
Jl. Lambung Mangkurat no 129 Samarinda
SIP : 157/DU/1989
Smd, 17 Sept 2011
R/ Ioco Inzana Tab
Karmin
M.f.pulv. d.t.d. no. X
S.t.d.d.pulv I p.c.
no.II
qs
80 mg
2. Glisina
10 mg
2. Kelengkapan Resep
1. Paraf dokter tidak tertera
2. Alamat pasien tidak tertera
3. Penggolongan Obat :
O = Serbuk candu majemuk
G=
W=
B = Aspirin, Glisina, Karmin
4. Komposisi Bahan
Tiap 1 bungkus mengandung :
- Aspirin
=
- Glisina
=
- Karmin
=
- Laktosa
=
80 mg x 2
10 mg x 2
25 mg
370 mg
= 160 mg
= 20 mg
B. Uraian Bahan
1. Asam Asetilsalisilat
a. Sinonim
c. Pamerian
d. Farmakologi
e. Kelarutan
f. Dosis
: - DL anak
=> 1x
= 50 mg 60 mg/tahun
1 Hr = 150 mg 240 mg/tahun
- DM Anak (bulan)
2. Amino Asetat P
=> 1x
= 1000 mg
1 hr
= 8000 mg
a. Sinonim
c. Pamerian
3. Carminum
a. Sinonim
b. Khasiat
C. Perhitungan Dosis
1. Asam Asetilsalisat
DL anak
DM anak
= 1x = n x DM Dewasa
150
oleh
18 x 1000 mg = 120 mg
150
1 hr = n x DM Dewasa 18 x 8000 mg = 960 mg
150
150
Dosis dalam resep
- 1x
= 2 x 80 mg
- 1 hr = 3x 160
Kesimpulan
Rekomendasi
= 160 mg
= 1050 mg
Perbaikan Resep
R/ Aspirin (50 mg)
Glisin (10 mg)
Karmin
M.F Pulv d.t.d no. X
S.t.d.d. pulv I P.C
No II
qs
D. Penimbangan Bahan
1. Asam Asetilsalisilat
1 tab = 100 mg
2. Glisin
= 2 x 10 mg
= 20 mg x 10 = 200 mg
3. Karmin
= 0,025 g
= 25 mg
4. Laktosa
Timbang Karmin
Timbang SL
50 mg
450 mg
500 mg
`
E. Cara Kerja
1. Sediakan alat dan bahan.
2. Timbang bahan yang diperlukan sesuai perhitungan.
3. Dibuat pengenceran karmin. Diambil 250 mg, disisihkan sisanya
dibungkus tersendiri (250 mg)
4. Masukkan glisina didalam mortir, ditambahkan sebagian laktosa, gerus
hingga homogen dan keluarkan.
5. Dimasukkan aspirin didalam mortir, tambahkan sisa laktosa, gerus hingga
halus dan homogen, tambahkan dan campuran no.4
6. Dimasukkan hasil pengenceran karmin (250 mg) dalam mortir, gerus
hingga homogen.
7. Serbuk dibagi menjadi 2 bagian yang sama dengan penimbangan masingmasing bagian dibagi menjadi 5 bagian sama banyak dan dibungkus
8. Serbuk dikemas rapi dan diberi etiket putih.
No. I
G. Edukasi
1. Obat ini sebagai obat demam, meringankan nyeri, nyeri kepala, nyeri gigi
dan lain-lain.
2. Obat ini diminum 3 x sehari 1 bungkus, pagi, siang dan malam, sesudah
makan.
3. Obat ini disimpan ditempat sejuk dan kering
4. Efek samping yang mungkin terjadi iritasi mukosa lambung hipesensitasi
dan muntah-muntah.
5. Bila sakit berlanjut hubungin dokter.
Resep 2
dr. Galuh
Jl. Lambung Mangkurat no 129 Samarinda
SIP : 157/DU/1989
Smd, 17 Sept 2011
R/ loco Bedak Yekacil5
Adde
Peppermint Oilgtt I
S.u.e
Pro : Hendra
A. Resep Asli / Standar : R/ Bedak Yekacil (ISO 45, 383)
1. Resep asli
1.
2.
3.
4.
Asam Asetilsalisilat
Balsam peru
Kamper
Mentol
5. Seng Oksida
1%
0,5 %
0,5 %
0,5 %
5%
2. Kelengkapan resep
- Paraf dokter tidak tertera
- Alamat pasien tidak tertera
- Umur pasien tidak tertera
3. Penggolongan obat
O:
G:
W:
B : Asam Salisilat, Balsam peru, Kamter, Menthol dan ZnO.
4. Komposisi bahan
Dalam 1 bungkus mengandung:
1.
2.
3.
4.
5.
Asam salisilat
Balsam peru
Kamper
Mentol
Seng Oksida
0,05 g
0,025 g
0,025 g
0,025 g
0,25 g
B. Uraian Bahan
1. Asam Asetilsalisilat
a. Sinonim
c. Pamerian
d. Farmakologi
e. Kelarutan
b. Khasiat
c. Farmakologi
: Denaturasi
protein
mikroorganisme,
lalu
pengendapan protein dalam protoplasma, setelah
e. Kelarutan
f. Inkompatibilitas
3. Camphora
a. Sinonim
b. Khasiat
4. Mentholum
a. Sinonim
III, 362)
b. Khasiat
c. Pemerian :
Hablur berbentuk jarum atau
prisma, tidak berwarna, bau tajam seperti
minyak permen, rasa panas dan aromatik diikuti
rasa dingin. (FI III, 362)
d. Kelarutan :
Sukar larut dalam air, sangat
mudah larut dalam etanol (95 %) dalam
kloroform dan dalam eter, mudah larut dalam
parafin cair dan dalam minyak aksiri. (FI III,
362)
e. Inkompatibilitas :
Dalam
larutan
spiritus, kalau dixampur dengan air atau jika
kadar alkoholnya terlampau rendah, mentol
akan memisah. (FI III, 362)
5. Zinci oxydum
a. Sinonim
b. Khasiat
6. Oleum Menthae
a. Sinonim
b. Khasiat
c. Pemerian
d. Kelarutan
C. Penimbangan bahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Asam salisilat
Balsam Peru
Kamfer
Mentol
Seng Oksida
Oleum Menthae
= 1% x 5
= 0,5% x 5
= 0,5% x 5
= 0,5% x 5
= 5% x 5
= 1 tetes
= 0,05 g = 50 mg
= 0,025 g = 25 mg
= 0,025 g = 25 mg
= 0,025 g = 25 mg
= 0,25 g = 25 mg
Timbang Kamfer
Timbang SL
50 mg
450 mg
500 mg
Timbang Mentol
Timbang SL
50 mg
450 mg
500 mg
E. Cara kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang bahan-bahan yang diperlukan sesuai perhitungan ( ZnO diayak
terlebih dahulu)
3. Dimasukkan asam salisilat dan balsam peru dalam mortir, lalu di tetesi
etanol 95% 2-3 tetes, gerus hingga larut dan homogen, dikeringkan degan
sebagian ZnO gerus hingga homogen, lalu dikeluarkan dari mortir
( Campuran 1 )
4. Dimasukkan pengenceran camphora dalam mortir lalu ditambahkan
pengenceran mentol gerus hingga larut dan homogen, lalu keringkan
dengan sisa ZnO gerus hingga homogen.
5. Dimasukkan campuran 1 kedalam mortir gerus hingga halus dan
homogen.
6. Ditambahkan Oleum Menthae ( Perpemint Oil ) 1 tetes kedalam mortir
gerus hingga homogen.
7. Ditimbang pot kemas sebelum dan sesudah diisi bedak tabur, dihitung
selisih.
8. Dikemas dalam pot dan diberi etiket biru.
F. Penandaan
Etiket biru
Laboraturium Farmasetika Dasar Akademi Farmasi Samarinda
Apt : Fedri Baysar
No.IITgl : 17 Sept 2011
Hendra
Taburkan pada bagian yang gatal (teriritasi)
OBAT LUAR
G. Edukasi
1. Fungsi obat ini adalah untuk mengatasi iritasi yang disebabkan gatal-gatal.
2. Cara pemakaian ditaburkan dibagian yang teriritasi.
3. Tidak ada efek samping tetapi jika terjadi iritasi berlebih, hentikan
pemakaian obat dan hubungin dokter.
4. Disimpan ditempat yang sejuk dan kering jauhkan dari jangkauan anakanak.
Resep 3
dr. Galuh
Jl. LambungMangkurat no 129 Samarinda
SIP : 157/DU/1989
Smd, 17 Sept 2011
R/Pulv. APL sine fenasetinno V
Adde pro dosis sing
Efedhrin tab1/2
M.f. pulv. No.X
S. 1-0-1
A. Resep Asli
Pro : Ratih (5 th)
1. Resep Standar
R/ Pulv APL sine fenasetin (FOI, 1966, hal 137)
Komposisi terdiri dari :
Asam Asetilsalisilat
0,2
Fenobarbital
0,3
2. Kelengkapan Resep
- Paraf dokter tidak tertera
- Alamat pasien tidak tertera
3. Penggolongan Obat
O =
G = Fenobarbital (Psikotropika), Efedrin
W=
B = Asam asetilsalisilat
4. Komposisi Bahan
Tiap 1 bungkus mengandung :
- Asam asetilsaisilat
0,1
g
- Feobarbital
0,015 g
- Efedrin
B. Uraian Bahan
1. Asam Asetilsalisilat
c. Sinonim
c. Pamerian
d. Farmakologi
e. Kelarutan
f. Dosis
: DL 1x
1 hari
DM dewasa
1x
1 hari
= 40 mg 50 mg / tahun
= 120 mg 200 mg / tahun
= 1000 mg
= 8000 mg
b. Khasiat :
Hipopuotikum, sedativum
c. Famakologi
:
Memperkua efek GABAH,
kemudian menghambat kerjanya aspartat dan
gliutaman memblokir saluran-saluran Na, K, Ca
kemudain meningkatkan ambang serang dengan
jalan menstabilkan membran sel, mencegah
DL
1x
= 15 mg 20 mg
1 hr = 45 mg 80 mg
DM 1x
= 300 mg
1 hr = 600 mg
g. Inkompatibilitas :
Argenti Nitras ; Opa lesensi
karena terbentuk luminal Ag
Amiinofilin ; kertas pembungkus dalam serbuk akan
berwarna kuning, jika tidak disimpan dalam tempat
yang kering sempurna, tetapi serbuknya tetap
berwarna putih
3. Ephedrini Hydrochloridum
a. Sinonim
c. Farmakologi
:
Setelah diminum terjadi
bronchodilatasi, kemudian di rombak dalam hati
kemudian diekresikan terutama lewat urin secara
utuh.
d. Pemerian
:
Hablur putih atau serbuk
putih halus, tidak berbau, rasa pahit. (FI II, 236)
e. Kelarutan
:
Larut dalm lebih kurang 4
bagian air, dalam lebih kurang 14 bagian etanol
(95%) praktis tidak larut dalam eter. (FI II, 236)
f. Inkompatibilitas :
Dicampur dengan asetosal
menjadi basah meleleh. Dicampur dengan mentol
dan phenobarbital akan menjadi basah. Dicampur
dengan ekstra belladone akan lengket, berwarna
kuning dan menyerupai amin.
g. Dosis
: DL 1x
= 0,8 mg/kg 16 mg/kg
( dibagi dalam 4 dosis )
1 hr = 0,2 mg/kg 4 mg/kg
DM Dewasa
1x = 50 mg
1 hr = 150 mg
C. Perhitungan Dosis
1. Aspirin
DL 1 x
= 40 mg 50 mg/tahun x 5 tahun
= 200 mg 250 mg
1 hr
DM 1x
n
x DM
n + 12
= 5
x 1000 mg
5 + 12
= 294,1 mg
1 hr
=
=
n
x DM
n + 12
5
x 8000 mg
5 + 12
= 2325,9 mg
Rekomendasi
2. Fenobarbital
DL 1x
: 15 mg 20 mg
1 Hr
DM
: 45 mg 80 mg
1x
1 Hr
n
n + 12
= 5
5 + 12
:
n
n + 12
= 5
5 + 12
x DM
x 300 mg = 88,2 mg
x DM
x 600 mg = 176,5 mg
1x = 1 x 5/10 (0,03) = 15 mg
1 hr = 2 x 15 mg = 30 mg
Kesimpulan
: Dosis dalam resep ini sub terapi karena dibawah dosis lazim
1 Hr = 2 x 25 mg = 50 mg
(diambil 0,05 untuk mencapai DL 1 hari dan bahan dapat ditimbang )
3. Efedrin
Umur anak 5 tahun, berat badannya 14,2 kg (ISO 42, 445)
DL
1x
1 Hr
DM
1x
1 Hr
n
x DM
n + 12
= 5
x 50 mg = 14,7 mg
5 + 12
n
x DM
n + 12
= 5
x 150 mg = 44,1 mg
5 + 12
Kesimpulan
: Dosis dalam resep ini adalah terapi karena berada dalam rentang
DL dan DM.
Perbaikan Resep
R/ Asetosal
0,58
no. V
Fenobarbital 0,05
Adde pro dosis sing
Ephedrin tab
M.f pulv. No X
S 1-0-1
D. Perhitungan Penimbangan
1. Asetosal
: 0,5 x 0,58
= 2,9
= 2900 mg
2. Fenobarbital
: 5 x 0,05
= 0,25
= 250 mg
3. Ephedrin tab
: tab x 10
= 5 tablet
4. Saccharum
E. Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Ditimbang bahan-bahan yang diperlukan sesuai perhitungan.
3. Dimasukkan ephedrin tablet dalam mortir gerus hingga halus,
ditambahkan fenobarbital dalam mortir, gerus hingga homogen dan
keluarkan.
4. Dimasukkan sebagian laktosa dalam mortir, gerus hingga homogen dan
keluarkan.
5. Dimasukkan asetosal dalam mortir, gerus hingga homogen ditambahkan
sisa laktosa gerus hingga homogen dan tambahkan campuran no. 4.
6. Dikeluarkan dari mortir dibagi menjadi 10 bagian diatas perkamen dan
dibungkus.
F. Penandaan
Etiket Putih
G. Konseling/Edukasi
1. Obat ini berfungsi sebagai obat demam, obat nyeri (sakit kepala dan sakit
gigi, dll) dan juga sebagai obat sesak nafas (asma).
2. Obat ini diminum 2 kali sehari 1 bugkus, pagi dan malam hari dan
diminum sesudah makan.
3. Disimpan ditempat yang sejuk dan kering.
4. Efek samping yang mungkin terjadi iritasi mukosa lambung, susah tidur,
tremor dan gangguan berkemih.
5. Bila sakit berlanjut segera hubungi dokter.
IV.PEMBAHASAN
RESEP 1
Pada praktikum kali ini membuat sediaan serbuk bagi (pulveres), yaitu
serbuk yang dibagi dalam bobot yang kurang lebih sama dan di bungkus dengan
kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok untuk sekali minum (FI
edisi III, 23).
Pada resep ini bahan-bahannya adalah loco Inzana Tab yang komposisinya
terdiri dari Aspirin, Glisina dan ditambah kan karmin sebagai pengenceran.
Asetosal adalah obat anti-nyeri tertua, yang sampai kini paling banyak digunakan
di seluruh dunia. Zat ini juga berkhasiat anti-demam kuat & pada dosis rendah
sekali (40 mg) berdaya menghambat agregasi trombosit. Reabsorpsinya cepat dan
praktis lengkap, terutama di bagian pertama duodenum (usus 12 jari). Namun,
karena bersifat asam, sebagian zat diserap pula dilambung. Efek samping yang
paling sering terjadi berupa iritasi mukosa lambung, reaksi alergi kulit dan tinnitus
(telinga berdengung) pada dosis yang lebih tinggi. Karena efek antitrombositnya
yang mengakibatkan risiko perdarahan meningkat, penggunaan asetosal perlu
dihentikan satu minggu sebelum pencabutan gigi (geraham bungsu).
Asetosal juga zat yang digunakan untuk anti-demam kuat dan pada dosis
rendah sekali (80 mg) berdaya menghambat agregasi trombosit. Dalam
penggunaannya selain merupakan analgetikum asetosal dewasa ini banyak
digunakan sebagai alternatif dari antikoagulansia untuk obat pencegah infark
kedua setelah terjadi serangan. Obat ini juga efektif untuk profilaksis serangan
stroke kedua setelah menderita TIA (Transient Ischaemic Attack, serangan
kekurangan darah sementara di otak) terutama pada pria. Resorpsinya cepat dan
praktis lengkap terutama dibagian pertama duodenum. Namun karena bersifat
asam sebagian zat diserap pula oleh lambung. Dalam hati zat ini segera
dihidrolisasi menjadi asam salisilat dengan daya antinyeri lebih ringan. Efek
samping yang terjadi berupa iritasi mukosa lambung dengan resiko tukak lambug
dan pendarahan samar. Penyebabnya adalah sifat asam dari asetosal, yang dapat
Untuk Zinc Oxydum dan Talc diayak terlebih dahulu sebelum ditimbang.
Zinc Oxydum diayak dengan pengayak no. 100 yaitu ayakan untuk serbuk halus.
Karena Zinc Oxydum higroskopis atau menyerap karbondioksida di udara, agar
tidak membentuk ZnO3 yang akan menggumpal dan membuat sediaan menjadi
tidak halus. Sedangkan Talc diayak dengan pengayak no. 120 yaitu ayakan untuk
serbuk sangat halus (IMO, hal.33). Pengayakan sediaan ini bertujuan untuk
menghilangkan butiran kasar, karena pada bedak tabur tidak boleh ada butiran
kasar yang dapat mengiritasi kulit.
Camphora dan Menthol termasuk bahan yang bersifat eutektikum, yaitu
bahan yang memiliki titik lebur rendah, sehingga dalam pengerjaannya Menthol
dan Camphora digerus bersamaan sampai mencair, ini juga memudahkan
pengerjaan sediaan ini. Setelah campuran ini mencair dikeringkan dengan Seng
Oksida dan gerus hingga homogen. Lakukan jugan pada Asetosal dan Balsam
Peru digerus hingga homogen dan tambahkan etanol (95%) dan keringkan dengan
sisa ZnO. Campurkan campuran Kamfer+Mentol dan Asetosal+Balsam Peru dan
tambahkan Pepermint oil 1 tetes gerus hingga homogen. Dikeluarkan dan
dimasukkan ke dalam pot yang sudah ditimbang pot kosongnya. Kemudian
ditimbang berat akhir pot dan diberi etiket biru untuk pemakaian luar. Penggunaan
obat ini dengan cara menaburkan tipis-tipis pada bagian yang sakit dan tidak
boleh untuk kulit yang terbuka.
RESEP 3
Pada praktikum farmasetika dasar, praktikan membuat sediaan berupa serbuk.
Pada resep 3 praktikan membuat sediaan dengan menggunakan bahan Asam
Asetilsalisiat, Fenobarbital, Efedrin tab
Zat-zat aktif yang digunakan adalah :
ditimbang
bahan-bahan
yang
diperlukan
dalam
praktikum.
Dilakukan
penghalusan efedrin tab dengan cara digerus hingga homogen dan halus,
kemudian Fenobarbital dan tambahkan sebagian laktosa di gerus hingga homogen.
Asetosal dan sisa laktosa dilakukan penggerusan dan masukkan semua campuran
efedrin tab dan fenobarbital dan kembali digerus hingga halus. Serbuk
dikeluarkan. Serbuk dibagi menjadi 2 bagian yang sama banyak yang bertujuan
mempermudah dalam langkah selanjutnya, masing-masing bagian dibagi menjadi
5 bagian yang sama dibungkus dengan kertas perkamen. Dikemas dan diberi
etiket warna putih lalu dimasukkan dalam kantong klip, pada penandaan etiket
tertera tidak boleh diulang tanpa resep dokter karena merupakan obat keras. Dan
ditandai bahwa obat diminum 2 kali sehari 1 bungkus. Efek samping dapat
menyebabkan iritasi mukosa lambung, susah tidur dan gangguan berkemih. Obat
disimpan ditempat sejuk dan bila sakit berlanjut segera hubungi dokter.
V. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah menjalani praktikum, praktikan dapat mengambil kesimpulan
bahwa sediaan serbuk pertama mengandung Asam Asetilsalisilat dan Glisina,
yang dibuat sebanyak 10 bungkus dan hasilnya sudah mendapatkan efek terapi.
Khasiatnya adalah sebagai obat demam, meringankan nyeri, nyeri kepala, nyeri
gigi dll. Diminum 3 kali sehari 1 bungkus sesudah makan. Disimpan ditempat
yang kering dan sejuk.
B. SARAN
1. Perhitungan dosis harus tepat dan akurat, karena praktikan tidak dapat
menggunakan dosis subterapi ataupun over dosis.
2. Berhati-hati dalam membuat sediaan agar sediaan yang dihasilkan sesuai
dengan yang diharapkan.
3. Penimbangan harus cermat dalam menmbang sediaan dan juga menggunakan
timbangan yang sesuai.
4. Gunakan waktu dengan sebaik mungkin.
5. Berhati-hati dalam menggunakan alat-alat praktikum.