PENDAHULUAN
A. Maksud Praktikum
B. Tujuan Praktikum
Mengetahui fungsi serta efek samping dari sediaan obat yang dibuat
BAB II
DASAR TEORI
SERBUK (PULVERES)
Serbuk oral dapat diserahkan dalam bentuk terbagi (pulveres) atau tak
terbagi (pulvis). Pulveres adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang kurang
lebih sama, dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali
minum (Farmakope Indonesia edisi III, Hal. 23).
Adalah serbuk bebas dari butiran kasar, dimaksudkan untuk obat luar.
Dalam pembuatan selalu dilakukan obat-obat yang berkhasiat dicampurkan
dengan talk atau bolus alba, tetapi tidak dengan Zinci Oxidum dan zat lain
yang sama.
Syarat-syarat serbuk tabur yaitu :
a) Talk, kaolin dan bahan mineral lain yang digunakan untuk serbuk tabur
harus memenuhi syarat bebas dari bakteri Clostridium tetani, Clostridium
welchii, dan Bacillus anthracis.
b) Serbuk tabur tidak boleh digunakan untuk luka terbuka.
c) Pada umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus
100 mesh, agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka.
2. Serbuk gigi (pulvis dentrificus)
Serbuk diracik dengan cara mencampur bahan obat satu per satu, sedikit
demi sedikit dan dimulai dari bahan yang jumlahnya sedikit. Kemudian diayak
dengan pengayak No. 60 dan dicampur ladi. Jika serbuk mengandung lemak,
harus diayak dengan pengayak No. 44. Jika jumlah obat kurang dari 50 mg atau
jumlah tersebut tidak dapat ditimbang, maka harus dibuat pengenceran
menggunakan zat tambahan yang cocok (Farmakope Indonesia III, Hal. 23).
1. Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan
penderita.
4. Cocok untuk anak-anak atau orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau
tablet.
5. Obat yang volumenya terlalu besar untuk dibuat tablet atau kapsul dapat
dibuat dala bentuk serbuk.
Pulveres :
Keseragaman Bobot :
1. Timbang isi dari 20 bungkus satu persatu, campur isi ke-20 bungkus tadi dan
timbang sekaligus, hitung bobot rata-rata.
2. Penyimpangan antara penimbangan satu persatu terhadap bobot isi rata-rata
tidak lebih dari 15 % tiap 2 bungkus dan tidak lebih 10 % tiap 18 bungkus.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
PRAKTIKUM II
Resep 1
dr. Galuh
Jl. Lambung Mangkurat no 129 Samarinda
SIP : 157/DU/1989
Smd, 17 Sept 2011
A. Resep Asli
1. Resep Standar
Komposisi
1. Aspirin 80 mg
2. Glisina 10 mg
2. Kelengkapan Resep
3. Penggolongan Obat :
4. Komposisi Bahan
Tiap 1 bungkus mengandung :
- Aspirin = 80 mg x 2 = 160 mg
- Glisina = 10 mg x 2 = 20 mg
- Karmin = 25 mg
- Laktosa = 370 mg
B. Uraian Bahan
1. Asam Asetilsalisilat
f. Dosis : - DL anak
=> 1x = 50 mg – 60 mg/tahun
1 Hr = 150 mg – 240 mg/tahun
- DM Anak (bulan)
=> 1x = 1000 mg
1 hr = 8000 mg
2. Amino Asetat P
3. Carminum
C. Perhitungan Dosis
1. Asam Asetilsalisat
DM anak = 1x = n x DM Dewasa
150
18 x 1000 mg = 120 mg
150
1 hr = n x DM Dewasa 18 x 8000 mg = 960 mg
150 150
Perbaikan Resep
D. Penimbangan Bahan
2. Glisin = 2 x 10 mg = 20 mg x 10 = 200 mg
3. Karmin = 0,025 g = 25 mg
- Timbang Karmin 50 mg
- Timbang SL 450 mg +
500 mg
25 mg x 500 mg = 250 mg
50 mg
E. Cara Kerja
Gita ( 18 bulan )
3 x sehari 1 bungkus
Setelah makan
G. Edukasi
1. Obat ini sebagai obat demam, meringankan nyeri, nyeri kepala, nyeri gigi
dan lain-lain.
2. Obat ini diminum 3 x sehari 1 bungkus, pagi, siang dan malam, sesudah
makan.
dr. Galuh
Jl. Lambung Mangkurat no 129 Samarinda
SIP : 157/DU/1989
Smd, 17 Sept 2011
Pro : Hendra
1. Resep asli
1. Asam Asetilsalisilat 1%
2. Balsam peru 0,5 %
3. Kamper 0,5 %
4. Mentol 0,5 %
5. Seng Oksida 5%
2. Kelengkapan resep
3. Penggolongan obat
O:
G:
W:
B. Uraian Bahan
1. Asam Asetilsalisilat
3. Camphora
4. Mentholum
5. Zinci oxydum
6. Oleum Menthae
C. Penimbangan bahan
- Timbang Kamfer 50 mg
- Timbang SL 450 mg +
500 mg
25 mg x 500 mg = 250 mg
50 mg
- Timbang Mentol 50 mg
- Timbang SL 450 mg +
500 mg
25 mg x 500 mg = 250 mg
50 mg
E. Cara kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang bahan-bahan yang diperlukan sesuai perhitungan ( ZnO diayak
terlebih dahulu)
3. Dimasukkan asam salisilat dan balsam peru dalam mortir, lalu di tetesi
etanol 95% 2-3 tetes, gerus hingga larut dan homogen, dikeringkan degan
sebagian ZnO gerus hingga homogen, lalu dikeluarkan dari mortir
( Campuran 1 )
4. Dimasukkan pengenceran camphora dalam mortir lalu ditambahkan
pengenceran mentol gerus hingga larut dan homogen, lalu keringkan
dengan sisa ZnO gerus hingga homogen.
5. Dimasukkan campuran 1 kedalam mortir gerus hingga halus dan
homogen.
6. Ditambahkan Oleum Menthae ( Perpemint Oil ) 1 tetes kedalam mortir
gerus hingga homogen.
7. Ditimbang pot kemas sebelum dan sesudah diisi bedak tabur, dihitung
selisih.
8. Dikemas dalam pot dan diberi etiket biru.
F. Penandaan
Etiket biru
Hendra
Taburkan pada bagian yang gatal (teriritasi)
OBAT LUAR
G. Edukasi
1. Fungsi obat ini adalah untuk mengatasi iritasi yang disebabkan gatal-
gatal.
3. Tidak ada efek samping tetapi jika terjadi iritasi berlebih, hentikan
pemakaian obat dan hubungin dokter.
4. Disimpan ditempat yang sejuk dan kering jauhkan dari jangkauan anak-
anak.
Resep 3
dr. Galuh
Jl. LambungMangkurat no 129 Samarinda
SIP : 157/DU/1989
A. Resep Asli
1. Resep Standar
R/ Pulv APL sine fenasetin (FOI, 1966, hal 137)
Komposisi terdiri dari :
Asam Asetilsalisilat 0,2
Fenobarbital 0,3
2. Kelengkapan Resep
- Paraf dokter tidak tertera
- Alamat pasien tidak tertera
3. Penggolongan Obat
O =
G = Fenobarbital (Psikotropika), Efedrin
W=
B = Asam asetilsalisilat
4. Komposisi Bahan
Tiap 1 bungkus mengandung :
- Asam asetilsaisilat 0,1 g
- Feobarbital 0,015 g
- Efedrin ½
B. Uraian Bahan
1. Asam Asetilsalisilat
f. Dosis : DL 1x = 40 mg – 50 mg / tahun
1 hari = 120 mg – 200 mg / tahun
DM dewasa
1x = 1000 mg
1 hari = 8000 mg
2. Phenobarbitalum
f. Dosis : DL 1x = 15 mg – 20 mg
1 hr = 45 mg – 80 mg
DM 1x = 300 mg
1 hr = 600 mg
3. Ephedrini Hydrochloridum
DM Dewasa
1x = 50 mg
1 hr = 150 mg
C. Perhitungan Dosis
1. Aspirin
DL 1 x = 40 mg – 50 mg/tahun x 5 tahun
= 200 mg – 250 mg
= 600 mg – 1000 mg
DM 1x = n x DM
n + 12
= 5 x 1000 mg
5 + 12
= 294,1 mg
1 hr = n x DM
n + 12
= 5 x 8000 mg
5 + 12
= 2325,9 mg
= 100 mg
2. Fenobarbital
DL 1x : 15 mg – 20 mg
1 Hr : 45 mg – 80 mg
DM 1x : n x DM
n + 12
= 5 x 300 mg = 88,2 mg
5 + 12
1 Hr : n x DM
n + 12
= 5 x 600 mg = 176,5 mg
5 + 12
1 hr = 2 x 15 mg = 30 mg
Kesimpulan : Dosis dalam resep ini sub terapi karena dibawah dosis lazim
3. Efedrin
= 2,84 mg - 56,8 mg
= 11,36 mg - 227,2 mg
DM 1x : n x DM
n + 12
= 5 x 50 mg = 14,7 mg
5 + 12
1 Hr : n x DM
n + 12
= 5 x 150 mg = 44,1 mg
5 + 12
1 hr = 2 x 12,5 mg = 25 mg
Kesimpulan : Dosis dalam resep ini adalah terapi karena berada dalam rentang
DL dan DM.
Perbaikan Resep
R/ Asetosal 0,58
no. V
Fenobarbital 0,05
Ephedrin tab ½
M.f pulv. No X
S 1-0-1
D. Perhitungan Penimbangan
: 5000 mg – 3275 mg
: 1725 mg = 1700 mg
E. Cara Kerja
F. Penandaan
Etiket Putih
Ratin (5 tahun)
2 x sehari 1 bungkus
Setiap pagi dan malam hari
Sesudah makan
G. Konseling/Edukasi
1. Obat ini berfungsi sebagai obat demam, obat nyeri (sakit kepala dan sakit
gigi, dll) dan juga sebagai obat sesak nafas (asma).
2. Obat ini diminum 2 kali sehari 1 bugkus, pagi dan malam hari dan
diminum sesudah makan.
4. Efek samping yang mungkin terjadi iritasi mukosa lambung, susah tidur,
tremor dan gangguan berkemih.
RESEP 1
Pada praktikum kali ini membuat sediaan serbuk bagi (pulveres), yaitu
serbuk yang dibagi dalam bobot yang kurang lebih sama dan di bungkus dengan
kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok untuk sekali minum (FI
edisi III, 23).
Pada resep ini bahan-bahannya adalah loco Inzana Tab yang komposisinya
terdiri dari Aspirin, Glisina dan ditambah kan karmin sebagai pengenceran.
Asetosal adalah obat anti-nyeri tertua, yang sampai kini paling banyak digunakan
di seluruh dunia. Zat ini juga berkhasiat anti-demam kuat & pada dosis rendah
sekali (40 mg) berdaya menghambat agregasi trombosit. Reabsorpsinya cepat dan
praktis lengkap, terutama di bagian pertama duodenum (usus 12 jari). Namun,
karena bersifat asam, sebagian zat diserap pula dilambung. Efek samping yang
paling sering terjadi berupa iritasi mukosa lambung, reaksi alergi kulit dan tinnitus
(telinga berdengung) pada dosis yang lebih tinggi. Karena efek antitrombositnya
yang mengakibatkan risiko perdarahan meningkat, penggunaan asetosal perlu
dihentikan satu minggu sebelum pencabutan gigi (geraham bungsu).
Asetosal juga zat yang digunakan untuk anti-demam kuat dan pada dosis
rendah sekali (80 mg) berdaya menghambat agregasi trombosit. Dalam
penggunaannya selain merupakan analgetikum asetosal dewasa ini banyak
digunakan sebagai alternatif dari antikoagulansia untuk obat pencegah infark
kedua setelah terjadi serangan. Obat ini juga efektif untuk profilaksis serangan
stroke kedua setelah menderita TIA (Transient Ischaemic Attack, serangan
kekurangan darah sementara di otak) terutama pada pria. Resorpsinya cepat dan
praktis lengkap terutama dibagian pertama duodenum. Namun karena bersifat
asam sebagian zat diserap pula oleh lambung. Dalam hati zat ini segera
dihidrolisasi menjadi asam salisilat dengan daya antinyeri lebih ringan. Efek
samping yang terjadi berupa iritasi mukosa lambung dengan resiko tukak lambug
dan pendarahan samar. Penyebabnya adalah sifat asam dari asetosal, yang dapat
dikurangi melalui kombinasi dengan suatu antasido (MgO aluminium hidroksida,
CaCO3) atau digunakan garam kalsiumnya. Selain itu asetosal menimbulkan efek
spesifik, seperti reaksi alergi kulit dan tinitus (telinga berdengung) pada dosis
lebih tinggi. Efek yang lebih serius adalah kejang-kejang broncihi, yang pada
pasien asma dapat menimbulkan serangan walaupun dalam dosis rendah. (OOP
Edisi VI, 316)
RESEP 2
RESEP 3
A. KESIMPULAN
1. Perhitungan dosis harus tepat dan akurat, karena praktikan tidak dapat
menggunakan dosis subterapi ataupun over dosis.