Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Preformulasi terdiri dari kata pre yang artinya sebelum dan formulasi yang artinya
perumusan atau penyusunan. dibidang farmasi preformulasi dapat diartikan sebagai langkah
awal yang dilakukan ketika akan membuat formula suatu obat.

Dalam hubungan dengan masalah memformulasi suatu zat obat menjadi suatu bentuk
sediaan yang tepat, maka sebagai tahap awal dari tiap formulasi yang baru adalah berupa
pengkajian untuk mengumpulkan keterangan-keterangan dasartentang karakteristik
fisikokimia zat obat yang dibuat menjadi bentuk sediaanfarmasi tersebut. Pengkajian dasar ini
dirangkum dalam suatu penelitian yangdisebut dengan preformulasi yang dibutuhkan
sebelum formulasi produk yangsebenarnya dimulai.

Preformulasi dimulai bila suatu obat yang baru menunjukkan jaminan farmakologis
yang cukup dalam model-model hewan untuk menjamin penilaian pada manusia.

Praformulasi sangat penting dilakukan dalam setiap pengembangan sediaanfarmasi


karena meliputi penelitian farmasetik dan analitik bahan obat untukmenunjang proses
pengembangan formulasi.

Sirup adalah larutan oral yang mengandung sakarosa, kecuali di nyatakan lain, kadar
sakarosa, C12H22O11, tidak kurang dari 64,0% dantidak lebih dari 66,0% (Depkes RI, 1979).
Sirup kering adalah suatu campuran padat yang ditambahkan air pada saat akan digunakan,
sediaantersebut dibuat pada umumnya untuk bahan obat yang tidak stabil dan tidak larut
dalam pembawa air, seperti ampisilin dan amoksisilin (Ofner et al 1989).
Agar campuran setelah ditambahair membentuk dispersi yang homogen, maka dalam
formula digunakan bahan pensuspensi. Komposisi suspensi sirup kering biasanya terdiri dari
bahan pensuspensi, pembasah, pemanis, pengawet, penambah rasa/aroma, buffer, dan zat war
na

(Depkes RI,1995). 

Amoxicillin merupakan golongan penisilin yang tidak stabil jika berada dalam larutan
dalam jangka waktu yang lama. Oleh sebab itu, amoxicillin dibuat dalam bentuk sediaan
serbuk kering yang direkonstitusi terlebih dahulu sebelum digunakan. Fase pendispersi dari

1
suspensi antibiotik adalah air, biasanya ditambahkan pewarna, pemanis, pewangi dan perasa
agar sediaan lebih menarik dan menutupi rasa pahit (Ansel, 2005).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud Preformulasi ?
2. Apa tujuan Preformulasi ?
3. Mengetahui tahapan-tahapan dalam pembuatan sediaan sirup kering amoksisillin
4. Mampu memformulasikan sediaan sirup kering amoksisilin.

C. Tujuan
1) mampu memformulasikan sediaan sirup kering amoxicillin
2) mengetahui tahapan-tahapan dalam pembuatan sediaan sirup kering amoxicillin.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Preformulasi

Preformulasi terdiri dari kata pre yang artinya sebelum dan formulasi yangartinya
perumusan atau penyusunan. dibidang farmasi preformulasi dapat diartikansebagai langkah
awal yang dilakukan ketika akan membuat formula suatu obat.Preformulasi meliputi
pengkajian tentang karakteristik/sifat-sifat dari bahan obatdan bahan tambahan obat yang
akan diformulasi.

  Praformulasi sangat penting dilakukan dalam setiap pengembangan sediaanfarmsi


karena meliputi penelitian farmasetik dan analitik bahan obat untukmenunjang proses
pengembangan formulasi. Teknologi sediaan adalah cara memformulasi atau merancang
suatu obatmenjadi bentuk sediaan dengan menggunakan teknologi.

Sediaan Obat adalah adalah bentuk sediaan yang mengandung zat aktifyang siap


digunakan (dikonsumsi). Perkembangan teknologi menyebabkan obattidak lagi dikonsumsi
dalam bentuk zat murninya. Ada banyak manfaat yang dapatdiperoleh dengan membuat zat
aktif dalam bentuk sediaan, diantaranya adalah penerimaan oleh pasien lebih baik,
sehingga orang tidak akan segan lagi meminumobat.

Studi Praformulasi adalah langkah awal dalam memformulasi, yangmengkaji, dan


mengumpulkan keterangan-keterangan dasar tentang sifat kimiafisika dari zat aktif bila
dikombinasikan dengan zat atau bahan tambahan menjadisuatu bentuk sediaan farmasi yang
stabil, efektif dan aman. Studi inimengaharuskan seorang formulator harus mengetahui
apakah zat aktif tersebutcocok atau tidak incomp (ketidak bercampuran) dengan zat aktif 

B. Tujuan Preformulasi

Data dari praformulasi tidak selamanya harus dicoba atau diteliti, akan tetapi dapat


diperoleh dari literature. Studi praformulasi pada dasarnya berguna untuk menyiapkan dasar
yang rasional untuk pendekatan formulasi, Untuk memaksimalkan kesempatan keberhasilan
memformulasi produk yang dapat diterima oleh pasien dan akhirnya menyiapkan dasar untuk
mengoptimalkan produksi obat dari segi kualitas dan performa. 

Sifat suatu sediaan dapat mempengaruhi secara bermakna kecepatan onsetefek terapi
dari suatu obat, lamanya efek tersebut,danbentuk pola absorbsi yangdicapai. Oleh karena itu

3
pengembangan praformulasi dan formulasi untuk suatu produk steril harus diitregasikan
secara hati-hati dengan pemberian yang dimaksud pada seorang pasien.

 Beberapa alasan mengapa obat dibuat sediaan yaitu : 

1. Untuk keamanan penggunaan zat aktif yang merangsang lambung.


2. Untuk menghilangkan atau mengurangi bau, rasa yang tidak enak.
3. Memudahkan penggunaan.
4. Aksebilitas (dapat diterima) oleh pasien
5. Zat aktif dilepas berlahan-lahan (Drug delivery system).

C. Sedian Sirup Kering Amoksisilin

Sirup kering adalah suatu campuran padat yang ditambahkan/didispersikan dengan


air saat akan digunakan, sediaan ini sebenarnya adalah bentuk suspensi kering tetapi sering
disebut sebagai sirup kering. Sediaan sirup kering ini digunakan untuk bahan obat yang tidak
stabil dan tidak/sukar larut dalam pembawa air. Komposisi sirup kering biasanya terdiri dari
bahan pengsuspensi agar campuran sirup kering dan air membentuk dispersi yang sempurna,
bahan pembasah, pemanis, pengawet, penambah rasa/aroma, buffer dan zat warna (FI IV,
1995).

Sediaan sirup kering dapat disimpan lebih lama daripada sediaan larutan karena
sirup kering tidak mengandung air sehingga lebih stabil. Tetapi bila sudah didispersikan
dengan air, sediaan harus digunakan dalam waktu kurang lebih 2 minggu untuk menghindari
kontaminasi mikroba yang dapat menurunkan aktivitasnya. Biasanya waktu 2 minggu ini
adalah periode yang cukup bagi pasien untuk menghabiskan volume obat sesuai resep

Metode pembuatan sirup kering ada 3 macam, yaitu metode granulasi, serbuk, dan
campuran antara serbuk dan granul. Granulasi merupakan proses pembentukan partikel-
partikel besar atau agregrat-agregrat dalam bentuk beraturan. Dari bahan asal yang sama,
bentuk granul biasanya lebih stabil secara fisik dan kimia daripada bentuk serbuk. Setelah
dibuat dan didiamkan beberapa waktu, granul tidak segera mengering atau mengeras seperti
balok bila dibandingkan dengan bentuk serbuknya. Namun granulasi memiliki kelemahan
yaitu memerlukan waktu yang lama untuk membuatnya dibandingkan dengan membuat
serbuk. Adapun tujuan granulasi adalah untuk mendapatkan suatu partikel dengan ukuran

4
yang lebih besar dari partikel asalnya sehingga meningkatkan fluiditas serta memudahkan
pencampuran, mengurangi debu, dan menurunkan volume ruahan serbuk.

Metode serbuk merupakan metode pencampuran bahan-bahan dengan dibuat


serbuk untuk memudahkan penghomogenan semua bahan dimana bahan-bahan obat biasanya
sudah berupa serbuk. Kelebihan metode ini adalah kemudahan proses pembuatannya
sehingga waktu yang diperlukan lebih singkat. Sedangkan kelemahannya adalah
kemungkinan untuk menggumpal lebih besar karena antar partikel mudah untuk menempel.
Dan metode yang terakhir adalah metode campuran antara granul dan serbuk memiliki
kelebihan yang dimiliki oleh serbuk dan granul sehingga lebih stabil namun waktu dan
pengerjaannya lebih lama dan bahan tambahan yang digunakanpun lebih banyak.

Pada praktikum kali ini, bahan aktif yang digunakan adalah amoxicillin. Amoxicillin
lebih aktif secara in vitro bila dibandingkan dengan ampisilin untuk melawan Enterococcus
faecalis, Helicobacter pylori, dan Salmonella sp. tetapi kurang aktif dalam melawan Shigella
sp.. Amoxicillin tahan terhadap inaktivasi oleh asam lambung dan amoxicillin lebih cepat
diabsorbsi ketika diberikan secara oral daripada ampisilin. Puncak konsentrasi amoxicillin
dalam plasma sekitar 5 mikrogram/mililiter setelah 1 sampai 2 jam sesudah pemberian dosis
250 mg. Waktu paruh amoxicillin adalah 1 sampai 1,5 jam dan dapat diperpanjang pada
janin, orang tua dan pasien dengan gangguan ginjal berat. Amoxicillin dimetabolisme secara
terbatas sebagai asam penikiloit yang nantinya akan dieksresikan bersama urin. (Anonim,
2009)

Umumnya dosis amoxicillin peroral adalah 250 - 500 mg setiap 8 jam atau 500 - 875
mg setiap 12 jam. Untuk anak-anak > 10 tahun diberikan 125 - 250 mg setiap 8 jam. Untuk
anak yang memiliki berat badan < 40 kg diberikan dosis 20 - 40 mg/kg setiap hari dibagi 8
jam (Anonim, 2009)

Pemerian amoxicillin adalah bentuk serbuk hablur, putih dan praktis tidak berbau. Rumus
molekul amoxicillin :

3 H2O

5
C16H19N3O5S.3H2O

amoxicillin memiliki BM sebesar 419,45 dan kelarutan amoxicillin adalah sukar


larut dalam air dan metanol, tidak larut dalam benzena, dalam karbon tetraklorida dan dalam
kloroform. Amoxicillin untuk suspensi oral mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak
lebih dari 120,0 % C16H19N3O5S dari jumlah yang tertera pada etiket. pH sediaan adalah 5,0 -
7,5 dalam suspensi yang disiapkan seperti pada etiket. (FI IV, 1995).

D. Evaluasi Produksi Referensi


1) Nama produk : Amoksisilin
Nama pabrik : Eritha Pharma
Kandungan : Amoksisilin trihidrat 250mg ; 125mg/5ml ; 500 mg
Indikasi : Infeksi yang disebabkan oleh strain bakteri yang peka infeksi
kulit dan jaringan lunak. Staphylococcus bukan penghasil
Penisilinase, Streptococcus, S.pneumoniae, E. coli. Infeksi
saluran nafas; H. Influenza, Streptococcus, S. pneumoniae,
Staphylococcus bukan penghasil penisilanase, E.coli, P.
Mirabilis dan Streptococcus faecalis. Gonore : N. gonorrhoe
(bukan penghasil penisilanase).
Kontra indikasi : hipersensitivitas, pasien dengan riwayat alergi penisilin.
Efek samping : reaksi kepekaan spterythematosus maculo papular, rash,
urtikaria, serum sickness. Reaksi kepekaan serius dan fatal
adalah anafilaksis terutama pada penderita yang
hipersensitivitas penisilin. Ganguan saluran pencernaan seperti
mual, muntah, dan diare, reaksi hepatologik.
Dosis : dewasa dan anak-anak dengan BB> 20Kg 250mg-500mg tiap
8jam. Anak-anak dengan BB< 20Kg sehari 20-40mg/kg BB
dalam dosis bagi 8 jam. Anak-anak dengan BB< 8kg sebaiknya
diberikan sediaan sirup kering , dosis sebaiknya diberikan
sesudah makan.
Kemasan : sirup kering botol 60 ml.

2) Nama produk : Amoxicillin


Nama pabrik : indofarma
Kandungan : 250mg-500mg, 125mg/5ml.

6
Indikasi : infeksi saluran pernafasan dan kemih. Infeksi lain seperti
septikemia dan endokarditis.
Dosis : dewasa dan anak BB> 20Kg : sehari 250mg-500mg. Anak BB
< 20kg : 20-40 mg/kg BB dalam sehari terbagi 3.
Kemasan : Dus 100, 120 dan 250 kaps 250mg , dus 100, 120 kapl
500mg , botol kapl 100 500mg , botol 60 ml sirup kering.

3) Nama produk : bufamoxy


Nama pabrik : Bufa Aneka
Kandungan : Amoxicilllin trihidrat setara dengan amoxicillin
500mg/kapsul.Amoxicilllin trihidrat setara dengan amoxicillin
125 mg/ 5ml suspensi.
Indikasi : infeksi disebabkan strain bakteri yang peka, infeksi kulit dan
jaringan lunak, infeksi saluran pernafasan, infeksi saluran
genitourinari.
Kontra indikasi : hipersensitivitas
Efek samping : alergi, mual, muntah, dan diare
Dosis : anak-anak BB< 20kg 20-40mg/ kg BB/ hari dalam dosis
terbagi dalam tiap 8 jam. Dewasa dan anak BB> 20kg : 250-
500mg tiap 8 jam.
Kemasan : Botol serbuk untuk 60ml sirup

4) Nama produk : amoxicillin


Nama pabrik : hexpharm
Kandungan : amoxicillin 500 mg, 125mg/5ml
Indikasi : infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi saluran nafas atas ,
bronkipneumonia, otitis media, infeksi saluran genital, isk,
gonore tidak terkomplikasi.
Kontra indikasi : hipersensitivitas terhadap beta lactam
Dosis : dewasa dan anak BB< 20kg : 20-40mg/kg BB/ hari dalam
dosis terbagi tiap 8 jam, dewasa dan anak BB > 20kg sehari
3x1 kapl.
Kemasan : dus kapl 100 500mg , botol 60 ml sirup kering

7
5) Nama produk : aclam
Nama pabrik : Lapi
Kandungan : amoksisilin 500mg (125mg) (250mg) asam klavulanat 125mg
tiap 5ml sirup.
Indikasi : infeksi saluran nafas atas dan bawah , saluran kemih, jaringan
lunak, pasca op dan septikemia.
Dosis : dewasa dan anak > 12 tahun : sehari 3x500mg 7-12tahun :
sehari 3x2 sendok sirup. 2-7tahun : sehari 3x1 sendok sirup.
Kemasan : botol 60ml sirup forte dan sirup kering.

E. Preformulasi Bahan Aktif


A. Studi Pustaka

Antibiotika adalah zat yang dibentuk oleh mikroorganisme yang dapat menghambat atau
membunuh pertumbuhan mikroorganisme lain. Antibiotika dapat juga dibentuk oleh beberapa
hewan dan tanaman tinggi.
Menurut Munaf (1994), berdasarkan aktivitas antimikrobanya turunan penisilin dibagi
menjadi beberapa kelompok sebagai berikut: \
- Penisilin G dan penisilin V yang sangat aktif terhadap kokus gram positif, tetapi
mudah dihidrolisir oleh penisilanase. Sehingga obat ini tidak aktif terhadap sebagian
besar strain stafilokokus.
- Penisilin retensi penisilanase seperti metisilin, nafsilin, oksasilin, kloksasilin,
diklosasilin, kurang sensitif terhadap mikroorganisme yang sensitif terhadap penisilin
G, tetapi merupakan obat pilihan terhadap stafilokokus aureus penghasil penisilanase.
- Ampisilin, amoksisilin dan hetasilin termasuk satu grup penisilin dimana aktivitas
antimikrobanya lebih luas termasuk mikroba gram negatif seperti Hemofilus
influenza, Eshericia coli, Prosteus mirabilis.
- Karbenislin, tikarsilin, dan azlosilin digunakan untuk Pseudomonas, Enterobacter, dan
spesies Proteus.
- Grup penisilin baru. Mezlosin dan piperasilin berguna untuk Klebsiela dan
mikroorganisme gram negatif tertentu.

8
Amoksisilin adalah antibiotika golongan β-laktam dengan spektrum luas, digunakan
untuk pengobatan infeksi pada saluran napas, saluran empedu dan saluran seni, gonorhu,
gastroenteritis, meningitis dan infeksi karena Salmonella sp., seperti demam tipoid.
Amoksisilin merupakan turunan penisilin yang tahan asam tetapi tidak tahan terhadap
penisilanase. Beberapa keuntungan dibandingkan ampisilin adalah penyerapan obat dalam
saluran cerna lebih sempurna, sehingga kadar darah dalam plasma dan saluran seni lebih
tinggi, serta adanya makanan tidak mempengaruhi penyerapan obat (Siswandono dan
Soekardjo, 1995).
Amoksisilin telah dilaporkan untuk lebih aktif daripada ampisilin terhadap
Enterococcus faecalis, Helicobacter pylori, dan Salmonella spp., tetapi kurang aktif melawan
Shigella spp.
Amoksisilin menjadi inaktif oleh beta laktamase dan telah dilaporkan dapat
menimbulkan resistansi silang antara amoksisilin dan ampisilin. Spektrum aktivitas
amoksisilin dapat diperpanjang dengan menggunakan inhibitor beta-laktamase seperti asam
klavulanat. Juga membalikkan resistensi amoksisilin terhadap strain-beta-lactamase- yang
memproduksi spesies lain, asam klavulanat juga telah dilaporkan untuk meningkatkan
aktivitas amoksisilin terhadap beberapa spesies umumnya tidak dianggap sensitif. Hal ini
termasuk Bacteroides, Legionella, dan Nocardia spp., Haemophilus influenzae, Moraxella
catarrhalis (Branhamella catarrhalis), dan Burkholderia pseudomallei (Pseudomonas
pseudomallei). Namun, Ps. aeruginosa, Serratia marcescens, dan banyak bakteri Gram-negatif
lainnya tetap tahan. Resistensi Transferable dilaporkan pada di H. pylori.
Amoksisilin terdapat dalam beberapa bentuk yaitu :

Nama bahan aktif


Amoksisilin 1. Pemerian : Serbuk hablur, putih, praktis tidak berbau
2. Kelarutan : Sukar larut dalam air dan methanol tidak
larut daam benzene, dalam karbontetraklorida dan
dalam kloroform
3. Tahan terhadap pemanasan
4. Sulit terbasahi air
5. pH 3,5-6
Amoksisilin trihidrat 1. Pemerian : putih atau hampir putih, bubuk kristal.
2. Kelarutan : Sedikit larut dalam air; sangat sedikit larut
dalam alkohol; praktis tidak larut dalam minyak lemak.

9
Larut dalam larutan encer asam dan hidroksida alkali
encer. Larutan 0,2% amoksisilin trihidrat dalam air
memiliki pH 3,5-5,5. Simpan dalam wadah kedap
udara. 1 dalam 400 bagian air ; 1 dalam 1000 bagian
alkohol ; 1 dalam 200 bagian etil alkohol ; praktis tidak
larut dalam CHCl3, eter, CCl4, campuran munyak 0,3%
larut dalam air..
3. Kesetaraan : 1 g amoksisilin setara dengan 1,15 g
amoksisilin trihidrat
4. Stabilitas : stabil pada pH 3,5 – 5,5
Amoksisilin Natrium 1. Pemerian : serbuk hablur putih atau hampir putih,
bubuk sangat higroskopik.
2. Kelarutan :Sangat mudah larut dalam air, agak sukar
larut dalam etanol, sangat sukar larut dalam aseton,
praktis tidak larut dalam kloroform dan eter. Larutan
10% amoksisilin natrium dalam air memiliki pH 8,0-
10,0. Simpan dalam wadah kedap udara.
3. Stabilitas : stabil pada pH 5,8-6,5

A.1 Alasan Pemilihan Bahan Aktif

Dalam praktikum kali ini, kami akan membuat sediaan antibiotik. Berdasarkan hasil
studi pustaka yang telah dilakukan menunjukkan bahwa antibiotik yang mempunyai aktivitas
antimikroba luas dan aktif membunuh mikroba gram negatif seperti Hemofilus influenza,
Eshericia coli, Prosteus mirabilis adalah ampisilin, amoksisilin dan hetasilin. Amoksisilin
adalah derivat-hidroksi dengan aktivitas sama dengan ampisilin. Tetapi resorbsinya lebih
lengkap dan pesat dengan kadar darah dua kali lipat. Waktu paruhya 1-2 jam. Persentasi
pengikatan pada protein jauh lebih ringan daripada pen-G dan pen-V. Difusinya ke jaringan
dan cairan tubuh lebih baik, antara lain ke dalam air liur pasien bronchitis kronis (Tjay dan
Kirana, 2002). Amoksisilin diabsorbsi dengan cepat dan baik di saluran pencernaan, tidak
tergantung adanya makanan dalam lambung dan setelah 1 jam konsentrasinya dalam darah
sangat tinggi sehingga efektivitasnya tinggi. Amoksisilin diekskresikan atau dibuang
terutama melalui ginjal, dalam air kemih terdapat dalm bentuk aktif. Amoksisilin sangat
efektif terhadap organisme gram positif dan gram negatif. (Junaidi, 2009).

10
Selain itu, setelah diabsorpsi amoksisilin didistribusikan ke berbagai jaringan tubuh.
Kadar terapi dalam jaringan-jaringan seperti cairan sendi, pleural, pericardium dan empedu.
Dalam jumlah kecil ditemukan dalam sekresi prostate, jaringan otak, dan cairan intraokuler
(Munaf, 1994).
Selanjutnya, amoksisilin tersedia dalam beberapa bentuk yaitu amoksisilin,
amoksisilin natrium dan amoksisilin trihidrat, kami lebih memilih menggunakan amoksisilin
karena amoksisilin natrium bersifat sangat higroskopis. Amoksisilin trihidrat sulit larut
dalam air dan secara kimia tidak stabil dalam media air sehingga kami ebih memilih
mengunakan amoksisilin. Menghindari masalah stabilitas fisika tersebut yakni amoxycilinn
sukar larut dalam air (FI IV;95). Sehingga kami memilih menggunakan sediaan dalam bentuk
dry sirup. Selain itu, sediaan dry sirup juga memiliki kelebihan yakni mengurangi bobot dari
masing-masing botol, karena di dalam sediaan tidak mengandung air sehingga akan
mengurangi biaya distribusi dan sediaan dalam bentuk kering lebih tahan terhadap bakteri
penisilinase karena sediaan tidak kontak langsung dengan air
Selanjutnya, amoksisilin tersedia dalam beberapa bentuk yaitu amoksisilin,
amoksisilin natrium dan amoksisilin trihidrat, kami lebih memilih menggunakan amoksisilin
karena amoksisilin natrium bersifat sangat higroskopis. Amoksisilin trihidrat sulit larut
dalam air dan secara kimia tidak stabil dalam media air sehingga kami ebih memilih
mengunakan amoksisilin. Menghindari masalah stabilitas fisika tersebut yakni amoxycilinn
sukar larut.
dalam air (FI IV;95). Sehingga kami memilih menggunakan sediaan dalam bentuk dry
sirup. Selain itu, sediaan dry sirup juga memiliki kelebihan yakni mengurangi bobot dari
masing-masing botol, karena di dalam sediaan tidak mengandung air sehingga akan
mengurangi biaya distribusi dan sediaan dalam bentuk kering lebih tahan terhadap bakteri
penisilinase karena sediaan tidak kontak langsung dengan air
Bahan Aktif Efek Utama Efek Indikasi Kontra Indikasi Spesifikasi
Samping Lain

Amoksisilin Antibiotik Kulit Infeksi kulit, Hipersensitivitas Digunakan


(derivate kemerahan jaringan lunak, , hati-hati pada secara oral,
penisilin) , mual, saluran nafas bagian penderita ginjal ijeksi IM,
muntah, bawah, saluaran IV
diare, kemih yang
kejadianny disebabkan oleh

11
a lebih Staphylococcus,
rendah Streptococcus, H.
daripada influenzae, E. coli,
penisilin Proteus mirabilis
yang menghasillkan
non penisilinase,
infeksi anogenital
dan uretral
gonococcus non
komplikasi

A.2 Dosis Literatur

Tjay dan Kirana, 2002


Oral 3 dd 375-1000mg, anak-anak < 10 tahun 3 dd 10 mg/kg, 3-10 tahun 3 dd 250 mg, 1-3
tahun 3 dd 125 mg, 0-1 tahun 3 dd 100 mg. juga diberikan secara i.m./i/v.

A.3 Alasan Pemilihan Kemasan

Perhitungan Dosis

Kandungan : 125mg/5ml

Pemakaian : 3-4x sehari

o Umur 2-7 tahun : 2,5ml (1/2 sendok takar)


Untuk 1 hari : 2,5 ml x 3 = 7,5 ml

Untuk 3 hari : 3 x sehari : 7,5 ml x 3 hari = 22,5 ml

o Umur 7-12 tahun : 5 ml (1 sendok takar)


Untuk 1 hari : 5 ml x 3 = 15 ml
Untuk 3 hari : 3 x sehari : 15 ml x 3 hari = 45 ml
o Umur lebih dari 12 tahun : 10ml (2 sendok takar)
Untuk 1 hari : 10 ml x 3 = 30 ml
Untuk 3 hari : 3 x sehari : 30 x 3 hari = 90 ml

12
Berdasarkan perhitungan diatas , maka kami memilih kemasan 60 ml.karena kemasan
botol 60 ml lebih efisien dibandingkan dengan kemasan botol yang lebih besar. Dengan
menggunakan botol lebih besar dari 60 ml akan menyebabkan sisa sediaan yang lebih
banyak. Penyimpanan obat yang terlalu lama juga tidak baik karena obat dapat mengalami
kerusakan dan masalah dalam stabilitasnya. Sehingga kemasan 60 ml adalah kemasan yang
paling efisien.

A.4 Perhitungan ADI (Acceptable Daily Intake )

o Sodium cyclamate
ADI = 1,5 mg/kg BB

Umur 2-7 tahun : (9,6-18,9) x 1,5 mg : 14,4 mg-28,35 mg


Umur 7-12 tahun : (18,9-29,1) x 1,5 mg : 28,35mg-43,65mg

o Sodium cyclamate yang digunakan 0,21 gram dalam 60 ml


Umur 2-7 tahun : 7,5/60 ml x 210 mg : 26,25 mg (tidak melebihi)
Umur 7-12 tahun : 15/60 ml x 210 mg : 52,5 mg (melebihi)

o Sodium Benzoat
ADI = 5 mg/kgBB/hari
2-7 tahun = (9,6-18,9) x 5 mg : 48 mg-94,5 mg
7-12 tahun = (18,9-29,1) x 5 mg : 94,5mg-145,5mg
o Sodium benzoat yang digunakan 12 mg dalam 60 ml
Umur 2-7 tahun : 7,5/60 ml x 12 mg : 1,5 mg (tidak melebihi)
Umur 7-12 tahun : 15/60 ml x 12 mg : 3 mg (tidak melebihi)

B. Jenis dan Contoh Bahan Tambahan Dalam Formula


1 Akasia (PGA) (exipien, hal 1, FI IV 432)
 Pemerian : tidak berbau
 Makroskopik : Butiran, bentuk bulat seperti ginjal atau bulat telur, warna
putih kekuningan, kuning atau coklat muda, rapuh, buram.
 Kelarutan : larut hamper sempurna pada 2 bagian air, tetapi sangat
lambat, praktis tidak larut dalam etanol dan eter, larut dalam 20 gliserin.
 Penggunaan : emulsifying agent 10% - 20%

13
Suspending agent 5% - 10%
 PH = 4,5 – 5,0 (5% b/v larutan)
 Viskositas : 100 mpa.S (100 cp) untuk 30% b/v larutan pada 20°C
 Inkompatibilitas : etanol (95%), garam ferri, morphin, phenol, physostigimine,
tannin, thymol, vanillin.

2 Natrium Cyclamate (Exipien hal 643)


 Pemerian : warna putih, bau lemah, rasa manis
 Penggunaan : pemanis
 Rasa manis 30x dari sukrosa pada konsentrasi 0,17%, jika ditingkatkan
kadarnya sampai 0,5% akan muncul sedikit rasa pahit
 Kearutan : larut dalam 5 bag air, 25 bag propilen glikol dan 250 bagian
dalam etanol 95%
 PH = 5,5 – 7,5
3 Natrium benzoat (Exipien hal 627, FI IV hal 584)
 Pemerian : granul / serbuk hablur, putih, tidak berbau, atau praktis tidak
berbau, stabil diudara.
 Kelarutan : Larut dalam 1,8 bag air, 1,4 bag air 100°C, 50 bag etanol 90%,
75 bag etanol 95%
 Fungsi : pengawet
 Persyaratan : 0,02% - 0,5% dalam sediaan oral
ADI = 5mg/kg BB

4 Asam Sitrat (Exipien, 181 ; FI IV, 48)


 Pemeriaan : hablur bening, tidak berwarna atau serbuk hablur glanur sampai
halus, putih, tidak berbau / praktis tidak berbau, rasa sangat asam.
 Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol, agak
sukar larut dalam eter.
 Penggunaan 0,1% - 2% : buffer solution
0,3% - 2% : squeshing agent
0,3% - 2% : flavor enhancer
5 Natrium Sitrat (exipien, 640 : FI IV, 588)
 Pemeriaan : hablur tidak berwana / serbuk hablur, putih,.

14
 Kelarutan : larut dalam 1,5 bag air, 0,6 bag air panas, tidak larut dalam etanol
95%
 Penggunaan : buffer : 0,3% – 2%
 PH : 7,0 – 9,0
 MP : 150°C
 Keamanan : tidak toksis, tidak mengiritasi .

C. Susunan Formula dan Komposisi bahan yang direncanakan

Bahan Fungsi Presentase (%) Botol (60 Batch (500 ml)


ml)
Amoksisilin Bahan aktif 2,5 1,5 12,5
PGA Pengental 20 12 100
penstabil

Sukrosa Pemanis, 20 12 100


Pengental
Sodium Pemanis 0, 35 0,21 1,75
siklamat
Na Benzoat Pengawet 0,02 0,012 0, 1
Na Sitrat Dapar 6,265 3,759 31,325
Asam sitrat Dapar 4,475 2,685 22,375
PEwana Pewarna 0,075 0,045 0, 375
Strawberry
Strawberry Perasa 0, 1 0,06 0,5
flavor
Aquadest Pelarut 46,215 27.729 231,075

15
BAB III

PERHITUNGAN BAHAN DAN PROSEDUR KERJA

1. Perhitungan Bahan
1) Amoksisilin : 2,5/100 x 60 = 1,5 gram
2) PGA : 20/100 x 60 = 12 gram
3) Sukrosa : 20/100 x 60 = 12 gram
4) Sodium siklamat : 0,35/100 x 60 = 0,21 gram
5) Na Benzoat : 0,02/100 x 60 = 0,012 gram
6) Na Sitrat : 6,265/ 100 x 60 = 3,759gram
7) Asam sitrat : 4,475/100 x 60 = 2,685gram
8) Perwana Strawberry : 0,075/100 x 60 = 0,045 gram
9) Strawberry flavor : 0, 1/100 x 60 = 0,06 gram
10) Aquadest : 46,215/100 x 60 = 27.729m
2. Perhitungan Dapar Sitrat

Kadar dapar sitrat dalam sediaan 0,5%-2%


Dapar Sitrat :
pka1 = 3,3
pka2 = 4,77
pka3 = 6,4
dipakai pH = 6, pka2= 6,4; kapasitas dapar= 0,1N
pH= log[H+] = 6
[H+ ] = 1.10-6

ß = 2,303. C Ka. [H+]


( Ka+ [H+ ])2
0,1 = 2,303. C 3,9811.10-7. 1 .10-6
(3,9811.10-7.+ 10-6 )2
C = 0,213

pH = PKa + Log [ G] / [A]


6 = 6,4 + Log [ G] / [A]
Log [ G] / [A] = - 0,4

16
[ G] / [A] = 0,3981
[ G] = 0,3981 [A]

C = [ G] + [A]
0,213 = 0,3981 [A] + [A]
0,213 = 1, 3981 [A]
[A] =0,152
[G] = 0,061
H3sitrat + NaOH → NaH2Sitrat+ H2O
M 0,213 0,213 -
R 0,213 0,213 0,213
S - - 0,213

NaH2sitrat + NaOH → Na2HSitrat+ H2O


M 0,213 0,213 -
R 0,213 0,213 0,213
S - - 0,213

Na2Hsitrat + NaOH → Na3Sitrat+ H2O


M 0,213 0,061 -
R 0,061 0,061 0,061
S 0,152 - 0,061

3. Penimbangan :
Asam sitrat  M = gr 1000
x
Mr V
0,213 = gr 1000
x
210,14 60
gr = 2,685 gram

Na3Sitrat  M = gr 1000
x
Mr V
0,213 = gr 1000
x
17
294,1 60 ml
gr = 3,759 gram

4. Alat dan Bahan yang di gunakan


Alat :

 Mortir dan Stamper


 Timbangan Analitik
 Gelas Ukur
 Beker Glass
 Batang Pengaduk
 Oven

Bahan :
 Amoksisilin
 PGA
 Sodium Siklamat
 Na Benzoat
 Na Sitrat
 Pewarna
 Sukrosa
 Perasa
 Aqua

5. Prosedur Kerja

Siapkan mortir

Timbang Sukrosa 12 gram masukkan ke dalam mortir gerus ad halus.

Timbang Amoksisilin 1,5 gram masukkan ke dalam mortir gerus ad halus.

Timbang PGA, 4,8 gram masukkan


18 ke dalam mortir gerus ad halus.
Timbang Pewarna 0,045 gram dan Perasa 0,06 gram masukkan ke dalam mortir gerus ad halus.

Gerus sampai halus, kemudian ayak menggunakan ayakan B14 dan masukkan loyang.

Masukkan oven pada suhu hampir mendekati 60 oC.

Keluarkan dari Oven, ayak kembali menggunakan ayakan B16, dan masukkan dalam botol.

Beri etiket, label, dan brosur. Lalu masukkan dalam kemasan.

6. Prosedur Evaluasi
a) Uji Organoleptis
Bentuk : Dry syrup
Warna : Oranye
Bau : Seperti jeruk
Rasa : Jeruk
b) Tes PH

Masukkan indicator PH universal pada suspensi.

Cocokkan pada rentang indicator yang telah tersedia.

c) Tes Viskositas ( kekentalan )


Alat instrument: VT-03F

19
Masukkan sample sebanyak ke dalam cup, jika kental gunakan cup yang berukuran kecil, jika
encer gunakan cup yang berukuran besar

Pegang viskotester di satu tangan, gunkan level ukuran atau meteran pada unit untuk
memastikan unit kira-kira telah horintal.

Letakkan rotor pada pusat cup.

Pindahkan apitan/kepitan jarum meter hingga berlawanan arah.

Nyalakan power switch pada posisi ON

Ketika rotor mulai untuk berputar, jarum indicator viskositas secara berka;la bergerak ke kanan
dan seimbangkan pada posisi yang menghubungkan viskositas dengan sample cairan.

Baca nilai viskositas dari skala untuk rotor yang sedang digunakan ( pada rotor, angka yang
ditunjukkan pada ganjalan sekrup. Skala menujukkan angka rotor pada sebelah kiri.

Ketika pengukuran berjalan sempurna, atur power switch pada posisi OFF. Setelah jarum
dikembalikan pada posisi awal amankan dengan memindahkan kepitan jarum meter sesuai
dengan petunjuk arah.

20
d) Uji Berat Jenis
Alat Piknometer
Timbang piknometer kosong

Isi dengan suspensi ad tanda batas

Timbang 2x

Ulangi ad 3x

Hitung berat jenis dengan rumus ρ =m/v

Lakukan pada aquadest sebagai pembanding

e) Uji Sedimentasi

Sediaan 100 mL dimasukkan ke gelas ukur, didiamkan dan biarkan mengendap.

Ukur berapa mL suspensi yang mengendap.

Hitung menggunakan Rumus :

Volume sedimentasi
F= 21
Volume total
f) Uji ukuran partikel

Digunakan mikroskop optic untuk menentukan ukuran partikel dan distribusinya.

Kalibrasi micrometer okuler terhadap obyektif.

Pembuatan preparat (granul + air)

Amati ukuran partikel sebanyak 110 kali, catat


hasilnya

Catat ukuran partikel terbesar dan terkecil untuk membuat intervala kelas catat hasilnya

Hitung diameter tengahnya yang berupa d ln, dsn, dvn, dsl, dvs, dan dwm

g) Penetapan kadar

Alat : Spektrofotometer UV – VIS

1. Preparasi Standar

Dibuat standar amoksisilin dalam aquadest tertentu dengan konsentrasi 4 ppm, 6ppm, 8 ppm, 10
ppm dan 12 ppm.

2. Preparasi Sampel

Ditimbang secara seksama sejumlah sampel tertentu sampel sehingga mengandung 25 mg


(replikasi 2 kali), masukkan labu ukur 100 mL.

Ditimbang secara seksama sejumlah sampel tertentu sampel sehingga mengandung 25 mg


(replikasi 2 kali), masukkan labu ukur 100 mL. Adkan menggunakan aquadest.
22
Ambil 1 mL masukan labu ukur 25 mL, Tambahkan aquadest sampai tanda batas.

Periksa konsentrasi sampel dengan spektrofotometer UV – VIS pada panjang gelombang


257 nm.

Hitung kadar amoksisilin.

23
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
No Evaluasi Hasil
1. Warna Kuning
2. Bau Jeruk dan amoxicillin
3. Rasa Kecut semi pahit
4. pH pH 4,5
5. Sifat Alir 15,88 g/detik
6. Viskositas 30 mPa

B. Hasil Evaluasi
1) Uji pH

2) Uji Viskositas

C. PEMBAHASAN

24
Pada praktikum ini dilakukan pemformulasian suspensi berupa dry sirup. Suspensi
adalah sediaan heterogen yang terdiri dari fase dispersi dan fase pendispersi sedangkan dry
sirup merupakan sediaan suspensi yang bahannya kering dan dapat ditambahkan pelarut
ketika akan digunakan. bahan aktif yang digunakan adalah amoksisilin dan asam klavulanat,
akan tetapi karena dilaboratorium bahan aktif yang tersedia hanya amoksisilin maka yang
digunakan adalah amoksisilin dengan kadar setiap 5 ml mengandung 125 mg amoksisilin.
Dibuat dry sirup Karena bahan obat ini secara kimia tidak stabil dalam media air, karena
dalam air amoxycillin dapat mengalami degradasi karena terhidrolisis oleh air, dan
menghindari masalah stabilitas fisika karena amoxycilinn sukar larut dalam air. Selain itu
bentuk sediaan dry syrup dapat mengurangi bobot dari masing-masing botol, karena di dalam
sediaan tidak mengandung air sehingga akan mengurangi biaya distribusi dan Sediaan dalam
bentuk kering lebih tahan terhadap bakteri penisilinase karena sediaan tidak kontak langsung
dengan air.
Amoxicillin dipilih karena amoxicillin termasuk dalam antibiotik derivat penisilin
spektrum luas. Dipilih turunan penisilin karena merupakan senyawa bakterisid dengan indeks
terapetik tinggi yang bekerja lebih besar pada fasa perbanyakan mikroorganisme
dibandingkan fase istirahat sehingga sering digunakan sebagai drug of choice untuk
pencegahan dan pengobatan infeksi. Dan mempunyai gugus hidrofil dan bentuk praobat yang
mempunyai spektrum antibakteri yang luas dan efektif tidak hanya pada bakteri gram(+) dan
gram (-). Sedangkan sefalosporin kepekaan untuk betalaktamase lebih rendah daripada
penisilin, dapat menimbulkan resistensi lebih cepat daripada penisilin. Selain itu Absorpsi
amoxicillin dalam saluran cerna jauh lebih baik dari ampisilin.
Ada beberapa macam Amoxicillin yaitu amoxicillin, amoxicillin sodium, dan
amoxicillin trihidrat. Pada formulasi ini digunakan amoxicillin karena amoxicillin lebih
dimungkinkan untuk dijadikan bahan aktif dry sirup. Dimana amoxicillin sodium merupakan
bahan yang sangat higroskopis sehingga tidak cocok jika digunakan dalam dry sirup, karena
akan menyebabkan sediaan serbuk atau granul dry syrup menjadi mudah basah dan tentu
akan mempengaruhi stabilitas dari bahan aktif tersebut. Sedangkan amoxicillin trihidrat
merupakan senyawa berbentuk kristal sehingga kurang cocok jika digunakan dalam dry
sirup,namun pada skala industri dan peralatan serta teknik yang lebih canggih amoxcillin
trihidrat dimungkinkan untuk digunakan sebagai bahan untuk dry syrup seperti yang ada di
produk-produk pasaran.

25
Pembuatan dry sirup ada tiga metode yaitu metode serbuk, metode granulasi, dan
metode campuran (serbuk dan granulasi). Pada awalnya kami merencanakan membuat dry
syrup dengan metode serbuk, dikarenakan metode serbuk lebih efisisen baik secara waktu
maupun teknis, selain itu bahan-bahan formulasi ini kami perkirakan berbentuk serbuk semua
sehingga kami memilih menggunakan metode serbuk. Metode serbuk memilki kelemahan
yaitu memungkinkan untuk terjadi penggumpalan karena antar partikel lebih mudah
menempel. Namun, dikarenakan di laboratorium perasa jeruk yang tersedia berupa cairan,
sehingga metode serbuk tidak dimungkinkan dan kami beralih pada metode granulasi.metode
granulasi memiliki kelebihan yaitu akan membuat sediaan lebih stabil secara fisika kimia
dibanding serbuk, metode ini juga memilki kelemahan yaitu memerlukan waktu yang lebih
lama karena masih memerlukan proses pengeringan dan pengayakan. Adapun tujuan dari
granulasi adalah untuk memperbaiki sifat alir dan memperbesar ukuran partikel dari ukuran
awalnya sehingga meningkatkan fluiditas serta memudahkan pencampuran , mengurangi
debu dan menurunkan volume ruahan serbuk. Metode granulasi yang dilakukan adalah
granulasi basah.

Dalam melakukan pemformulasian ini pertama dilakukan penimbangan semua bahan-


bahan yang digunakan, lalu mencampurkannya di mortir sambil digerus ad homogen. Bagian
terakhir yang ditambahkan adalah perasa dan pewarna yang sekaligus berguna sebagai
pembasah. Setelah semua bahan tercampur, campuran tersebut diayak dan ditampung pada
loyang. kemudian dikeringkan dengan oven dengan suhu ± 50˚C. Dan dilakukan pengayakan
yang kedua untuk mendapat ukuran partikel yang lebih seragam. Namun pada percobaan
formulasi skala kecil ( 60 ml) suspensi yang kami peroleh memiliki viskositas atau
kekentalan yang kurang sehingga lebih nampak sebagai larutan bukan suspensi, selain itu jika
terlalu encer akan membuat tingkat sedimentasi berjalan lebih cepat dan membuat suspensi
ini kurang stabil, sehingga sediaan ini harus ditingkatkan kekentalannya. Adapun beberapa
bahan yang dapat digunakan sebagai pengental yaitu diantaranya PGA, CMC Na, Sukrosa,
dls. Pada formulasi kami sudah digunakan PGA 8% sebagai suspending agent, jika
ditingkatkan lagi maka akan membuat kadar PGA menjadi tinggi dan menyebabkan bau yang
kurang enak pada sediaan, selain itu PGA kurang efektif bila dijadikan sebagai pengental.
Bahan lain yaitu CMC Na, namun kelemahannya adalah CMC Na perlu dikembangkan
terlebih dahulu dengan air panas, jadi kurang efektif juga jika digunakan untuk dry sirup
mengingat pengembangan CMC Na tidak mudah. Sehingga kami memilih sukrosa. Sukrosa
yang kami gunakan adalah sebesar 20%. Sukrosa dipilih karena efektif sebagai

26
pengentalyaitu meningkatkan viskositas,selain itu sukrosa bersifatdapat larut dalam air.
Sukrosa ditambahkan pada campuran bahan lain dengan cara menggerusnya sampai halus
kemudian ditambahkan sedikit demi sedikit pada campuran bahan lainnya. Setelah ditambah
sukrosa terbukti suspensi menjadi lebih kental saat dilarutkan dengan aquadest.

Setelah sediaan dry sirup dalam batch 500 ml dibuat, maka dilakukan berbagai uji
untuk evaluasi sediaan dry sirup. Beberapa uji yang dilakukan yaitu :
1. Uji laju alir
Granul yang dihasilkan dari proses granulasi basah pada umumnya tidak mempunyai
ukuran yang seragam tetapi merupakan suatu distribusi ukuran. Dalam metode granulasi ini
digunakan ayakan mesh 16. Granul yang tersuspensi harus uniform untuk mendapatkan
sediaan yang aseptabel dan bebas dari gritty texture.Granul juga perlu diuji laju alirnya
karena laju alir granul akan mempengaruhi kemudahan suspensi kering untuk dituang ke
gelas atau wadah tempat suspensi kering tersebut akan direkonstitusikan dengan air atau
pelarut yang sesuai lainnya.
Granul memiliki laju alir baik apabila memiliki kecepatan mengalir 10 gram/detik.
Semakin besar nilai laju alir dari suspense kering maka laju alirnya akan semakin baik dan
suspensi kering tersebut semakin mudah untuk dituang.. Hasil praktikum yang telah
dilakukan menunjukkan granul yang kami buat memiliki kecepatan mengalir 15,88
gram/detik. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dianalisis bahwa granul yang kami buat
memiliki laju alir yang baik karena telah mencapai 10 gram/detik. Meskipun kecepatan
alirnya melebihi 10 gram/detik dapat dikategorikan bahwa granul yang dibuat baik.
2. Uji pH
Uji pH dilakukan untuk melihat pH larutan suspensi yang dihasilkan, hal ini berkaitan
dengan kenyamanan pasien saat mengkonsumsi larutan suspensi selain itu pH juga
mempengaruhi kestabilan dari zat aktif. Secara teoritis pH sediaan dry sirup yang baik adalah
5-7,5. Berdasarkan uji pH sediaan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pH sediaan
kami adalah 4,5. Hal tersebut tidak sesuai dengan teoritis yang terdapat dalam FI IV dan tidak
sesuai dengan pH yang diinginkan. Nilai pH akan mempengaruhi kondisi atau bentuk obat
dalam tubuh oleh karena itu pH sediaan harus diatur agar sesuai dengan pH saluran
pencernaan karena sediaan dry sirup diberikan secara per oral. Untuk mempertahankan pH
sesuai dengan yang diinginkan maka pada sediaan dry sirup perlu ditambah dapar. Dapar
adalah bahan yang dapat mempertahankan nilai pH dengan penambahan sedikit asam atau
basa. Pada sediaan kami dapar yang kami gunakan adalah asam sitrat dan natrium sitrat.

27
Dipilih dapar tersebut karena dapar sitrat memiliki nilai rentang pKa sesuai dengan pH yang
kita inginkan yakni asam.
Apabila pH sediaan berubah dalam waktu penyimpanan maka kemungkinan bahan
aktif obat akan mengalami degradasi ataupun permasalahan stabilitas lainnya. Sehingga
mempertahankan nilai pH sediaan dibutuhkan untuk menjaga obat sehingga dapat diabsorbsi
oleh tubuh dan memiliki efek terapetik.
3. Uji viskositas
Suatu suspensi memerlukan bahan pensuspensi, bahan pensuspensi yang digunakan
adalah PGA yang bekerja meningkatkan kekentalan larutan. Dengan meningkatnya
kekentalan maka akan meningkatkan stabilitas suspensi. Kekentalan suatu larutan yang
dikonsumsi dengan cara diminum mempengaruhi kenyamanan pasien saat akan
mengkonsumsi sediaan suspensi.
Pada sediaan farmasi umumnya dan dry suspensi khususnya dibutuhkan viskositas
yang baik dan bersifat pseudoplastis agar dalam penggunaannya sediaan farmasi lebih mudah
dan aman digunakan. Hal tersebut ditujukan agar sediaan mudah dituang dalam sendok dan
apabila diperlukan penggojokan sebelum pemakaian maka sediaan dapat tetap dituang. Pada
uji viskositas sediaan dry sirup didapatkan nilai viskositasnya adalah 30.

28
BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai


berikut :
1. Pembuatan dry syrup diganti menggunakan metode granulasi basah karena perasa yang
digunakan berbentuk cairan.

2. Evaluasi sediaan yang dilakukan adalah uji laju alir, uji pH dan uji viskositas dan hanya
hasil uji pH saja yang tidak sesuai dengan persyaratan pH teoritis sedangkan uji yang lainnya
menghasilkan pH yang mendekati teoritis

29

Anda mungkin juga menyukai