PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan di bidang obat, bentuk sediaan dalam
bidang farmasi juga semakin bervariasi. Sediaan obat tersebut antara lain
sediaan padat, sediaan setengah, dan bentuk sediaan cair. Dengan adanya
bentuk sediaan tersebut diharapkan dapat memberikan kenyamanan dan
keamanan bagi konsumen. Salah satu contoh sediaan farmasi yang beredar
di pasaran, Apotek, Instalasi kesehatan, maupun toko obat adalah sediaan
padat.
Sediaan solid adalah sediaan yang mempunyai bentuk dan tekstur
yang padat dan kompak. Macam-macam sediaan solid pada obat antara lain:
tablet, kapsul, pil, suppositoria, ovula, dan serbuk. Sediaan serbuk dapat
diartikan sebagai campuran homogen dua atau lebih bahan obat yang telah
dihaluskan. Penggunaan obat dalam bentuk serbuk sangat dibutuhkan oleh
masyarakat terutama bagi anak-anak maupun orang dewasa yang susah atau
sulit meminum obat baik dalam bentuk tablet, pil, ataupun kapsul.
Serbuk dapat mengandung sejumlah kecil cairan yang disebarkan
secara merata pada campuran bahan padat atau mungkin juga keseluruhan
serbuk yang terdiri dari bahan padat yang kering. Serbuk dapat pula dibuat
sebagai bahan obat dari tumbuh-tumbuhan yang dikeringkan secara alamiah
atau merupakan dua atau lebih campuran unsur kimia murni. Serbuk yang
terbuat dari bahan kimia yang ada baik kasar, cukup kasar , halus , dan
sangat halus.
Serbuk dibagi menjadi dua yaitu serbuk bagi (pulveres) adalah serbuk
yang dibagi dalam bobot yang kurang lebih sama dibungkus dengan kertas
perkamen atau pengemas lain yang cocok. Sedangkan serbuk tak terbagi
atau serbuk tabor (pulvis) adalah serbuk ringan yang digunakan untuk
pemakain topical dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang
untuk memudahkan penggunaan pada kulit. Serbuk mempunyai luas
permukaan yang luas, sehingga serbuk mudah terdispersi dan lebih larut
daripada bentuk sediaan yang dipadatkan.
I.2
Dapat
mengetahui
cara
memformulasikan
serbuk
effervescent
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori umum
II.1.1 Serbuk
Menurut farmakope indonesia edisi ketiga, serbuk adalah
campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan. Sedangkan
menurut farmakope edisi IV, serbuk adalah campuran kering bahan obat
atau zat kimia yang dihaluskan ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk
pemmakaian luar.
Serbuk adalah campuran obat dari bahan kimia dalam bentuk
kering, yang halus tebagi-bagi(Parrot, 1978).
Secara kimia fisika, serbuk adalah partikel bahan padat yang
mempunyai ukuran antara 10.000-0,1 mikrometer (Ansel, 1989).
Obat paling sering digunakan dengan pemberian oral. Walaupun
beberapa obat yang digunakan secara oral dimaksudkan larut dalam mulut,
sebagian besar dari obat yang digunakan secara oral adalah ditelan. Dari
semua ini sebagian besar dimaksudkan utuk efek sistemik dari obat, yang
dihasilkan setelah terjadi absorpsi pada berbagai permukaan sepanjang
saluran cerna. Beberapa obat ditelan untuk kerja lokal pada daerah yang
terbatas dalam saluran cerna, yang dimungkinkan karena tidak larut atau
daya absorpsi yang tidak baik melalui cara ini (Ansel, 1989).
Dibandingkan dengan cara-cara lainnya, cara oral dianggap paling
alami, tidak sulit, menyenangkan, dan aman dalam hal pemberian obat.
Hal-hal yang tidak mennuntungkan pada pemberian secara oral termasuk
biaya
yang
dibutuhkan
pada
pengolahan
dan
dan
kering.
Kering
artinya
tidak
boleh
akan
bereaksi
membebaskan
CO2
ssehingga
DerajatHalus Serbuk
Derajat halus serbuk dan nomor pengayak dalam farmakope
dinyatakan dalam uraian yang dikaitkan dengan nomor pengayak yang
ditetapkan untuk pengayak baku, seperti yang tertera pada tabel
dibawah ini.
Tabel 1: Klasifikasi serbuk berdasarkan derajat halus (Menurut FI IV, 1995)
Bahan Kimia
Batas Derajat
Klasifikasi
Nomor
Serbuk
Serbuk1)
Halus2)
No.
Batas Derajat
Halus2)
Nomor
Serbuk1)
No.
%
Pengayak
Pengayak
Sangat kasar
20
60
Kasar
20
40
60
20
60
40
Setengah kasar
40
40
80
40
60
60
Halus
60
40
100
80
60
120
Sangat halus
80
100
80
120
100
120
Keterangan.:
1. Semua partikel serbuk melalui pengayak dengan nomor nominal
tertentu.
2. Batas persentase yang melewati pengayak dengan ukuran yang telah
ditentukan.
Pengayakan
Pengayakan adalah sebuah cara pengelompokan butiran, yang akan
dipisahkan menjadi satu atau beberapa kelompok. Dengan demikian,
dapat dipisahkan antara partikel lolos ayakan (butir halus) dan yang
palu,
merupakan
penggerus
impact
yang
serbuk dengan
Pada
dasarnya
langkah-langkah
menjaga
keseragaman.kah
ini
harus
dilakukan
sedang lipatan
meningkatkan
dan
mengontrol
kecepatan
disolusi
(wettability).
C. Metode Granulasi
a). Menurut (Ansel, 1985)
1. Metode kering
Dalam metode ini, satu moleku air yang ada pada setiap
molekul asam sitrat bertindak sebagai unsur penuntut bagi
pencampuran serbuk. Sebelum serbuk-serbuk dicampur atau
2. Metode basah
Berbeda dengan metode peleburan dalam hal sumber
unsure penentu tidak perlu pada air Kristal asam sitrat, akan tetapi
boleh juga air ditambahkan kedalam bukan pelarut (seperti
alcohol) yang digunakan sebagai unsur pelembab untuk membuat
adonan bahan dan larutan untuk pembuatan granul.
b). Menurut (Joseph, 1990)
Terdapat dua metode untuk pembutan granul effervescent yaitu
metode peleburan dan metode basah.
Metode peleburan, campuran serbuk pambasahan dipanaskan di
oven atau pemanasan dengan waterbath.
Metode basah terdiri dari campuran serbuk ditambahkan atau
dibasahkan kedalam bukan pelarut.
Kedua metode in,setelah semua proses ini selesai dan
mendapatkan massa yang diinginkan kemudian diayak dan
dikeringkan granul pada suhu rendah sebelum dikemas.
sediaan
effervescent
ditetapkan
dari
dosis
yang
direncanakan. Umumnya dosis obat didapat dalam satu atau dua sendok
teh penuh garam effervescent kering .
b). Menurut (Parrot, 1978)
Larutan karbonat membawa kesegaran dan mengurangi rasa pahit
dan asin garam. Misalnya magnesium sulfat, beberapa effervescent
memberikan manfaat secara fisik untuk pasien
c). Menurut (Lachman, 1989)
Keuntungan tablet effervescent sebagai bentuk obat adalah
kemungkinan
penyiapan
dalam
larutan
waktu
seketika,
yang
akan menimbulkan
kesukaran.
b). Menurut (Lachman, 1989)
Kerugian tablet effervescent, merupakan salah satu alasan untuk
menjelaskan mengapa pemakaiannya agak terbatas, ialah kesukaran
untuk menghasilkan produk stabil secara kimia. Bahkan kelembaban
udara selama pembuatan produk mungkin sudah cukup untuk emiliki
aktifitas effervescent. Selama reaksi berlangsung, air yang dibebaskan
reaktifitas effervescent.
II.1.3 Magnesium sulfat
5 gr
Natrium Bikarbonat
30 %
Asam Sitrat
8,8 %
Asam Tartrat
17,6 %
Natrium Benzoat
0,1 %
Sakarin
0,02 %
Minyak Jeruk
0,2 %
Dekstrin
1,29 gr
(Asam
tartrat)
(Na Sitrat)
(Na Bikarbonat)
(Air) (Karbondioksida)
- Campuran asam tartrat dan asam sitrat digunakan karena asam tartrat
pucat, granul yang rapuh dan asam sitrat akan menyebabkan granul
menempel. Hasil yang ditimbulkan antara asam sitrat dan asam tartrat
apabila digunakan perbandingan asam yang dihitung dengan reaksi
(Parrot, 1978)
CH2-COONa
COONa
CH2-COONa
CH2-COOH
COONa
OH 2H2O + 2CO2 + HO + CH
COOH
OH
COOH
COOH
Kombinasi
antara
asasam
sitrat,
asam
tartrat
dan
natrium
memformulasi
rasa
suatu
produk
farmasi
harus
7. Tartrazin
-
: Magnesi sulfas
Sinonim
: Garam inggris
RM/BM
: MgSO4 / 138,36
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
Range dosis
: 7,5 g-15 g
: Acidum citricum
Sinonim
RM/BM
: C6H8O7 / 192,12
Pemerian
Kelarutan
Kegunaan
Penyimpanan
Kestabilan
encer
sitrat
dapat
digunakan
untuk
ketidaksesuaian
juga
termasuk
dengan
: 8,8%
: Acidum tartaricum
Sinonim
RM/BM
: C4H6O6 / 150,09
Pemerian
Kelarutan
Kegunaan
Penyimpanan
Kestabilan
Incompatibilitas
dimanfaatkan
untuk
pembuatan
serbuk
effervescent).
Konsentrasi
: 17,6 %
de
soda,
crystal
carbonate
: NaHCO3/ 84,01
Pemerian
larutan
dibiarkan,
digoyangkan
kuat
atau
dipanaskan.
Kelarutan
Kegunaan
: Sebagai pengawet
Penyimpanan
Kestabilan
dan
adanya
air,
untuk
menghasilkan
: Saccharinum
Sinonim
: 1,2-benzisothiazolin-3-one,1,1-dioxide;benzoic,acid
sulfimide,benzoic
sulfimide,
benxosulfimide;1-2-
dihydro-2-ketobenzisosulfonazole,2,3-dhydro-3oxobenzisosulfonazole,E954,garantose,gluiside,
hemesetas,sacarina,saccharin,insoluble,saccharinum,a
-sulfobenzimide,o-sulfohenzoic,acid imide.
RM/BM
: C7H5NO3S/183.18
Pemerian
Kelarutan
Kegunaan
: Sebagai pemanis
Penyimpanan
Kestabilan
Incompatibilitas
: Sakarin dapat
bereaksi
dengan molekul
besar
: 0,02%
: Natrii benzoas
Sinonim
RM/BM
: C7H5NaO2/144,11
Pemerian
Kelarutan
Kegunaan
: Sebagai pengawat
Kestabilan
Incompatibilitas
perak,
timah
dan
aktivitas
merkuri.
: 0,1%
: Oleum citri
Sinonim
: Minyak jeruk
Pemerian
Kelarutan
Kegunaan
: Sebagai pengaroma
Penyimpanan
: Dextrin
Sinonim
: Avedex,britsh
gum,
canarg
crystal,com,dextrinom,dextrinum
dextrin,cpharm,
album,primogran
: C6H10O5.H2O/162,14
Pemerian
Kelarutan
Kegunaan
Penyimpanan
Kestabilan
dan
bahan
aktif,
molekul
dekstrin
cenderung
memiliki
densitas
perubahan
karakteristik.
agregat,pH
Peningkatan
atau
viskositas
Konsentrasi
: 1,29 g
9. Tartrazin (minano,1997)
Nama resmi
: Tartrazine
BM
: 534,4
Kelarutan
Kegunaan
BAB III
METODE KERJA
III.1
11. Sakarin
12. Tartazin
III.2 Perhitungan bahan
3 g didapatkan dari :
Tiap sachet (8 g) magnesium sulfat (5 g) = 3 g
Magnesium sulfat
: 5 gr x 6 sachet = 30 g
Natrium bikarbonat
Asam sitrat
Asam tartrat
Natrium benzoat
Minyak jeruk
: 0,2% = 1 ml 6 sachet = 6 ml
Dekstrin
x 10 gr = 8,75 gr
x DL ; DL:10 gr
x 10 gr = 10,4 gr
11. Setelah itu, masa kepal dikeluarkan dari asam dan diayak menggunakan
ayak yang tahan asam sesuai ukuran granul yang diinginkan, dimana
ayakan yang terpakai pada formula ini yaitu pengayak no.10
12. Disemprotkan minyak jeruk yang telah diencerkan dengan menggunakan
penyemprot (spray) pada granul.
13. Ditimbang terlebih dahulu granul-granul yang masih basah
14. Dikering granul pada suhu 54c didalam oven hingga granul mengering.
15. Ditimbang granul kering dan dibagi sebanyak 6 sachet.
16. Dimasukkan dalam kemasan yang kedap udara.
17. Dimasukkan kedalam dus yang berisi brosur dan etiket.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Pengamatan
Evaluasi granul
1. Uji Kadar Air
a. Uji susut pengeringan (LOD = Lost On Drying)
% LOD =
=
= 4,932 %
=
= 5,189 %
IV.2 Pembahasan
sitrat 1,58 g, asam tartrat 3,16 g, natrium bikarbonat 5,4 g, natrium benzoat
0,09 g, sakarin 0,0036 g, tartazin 0,019 g, dekstrin 7,8 g.
Lalu diayak semua bahan yang telah dihaluskan dengan menggunakan
pengayak No.60 kecuali asam sitrat. Karena butiran asam stearat cenderung
membentuk gumpalan, sehingga tidak perlu dilakukan pengayakan.
Setelah itu dicampurkan magnesium sulfat sebanyak 30 g, asam sitrat
1,58 g, asam tartrat 3,16 g, natrium bikarbonat 5,4 g, natrium benzoat 0,09
g, sakarin 0,0036 g, tartazin 0,019 g, dekstrin 7,8 g. Pencampuran bahanbahan sebaiknya dilakukan dengan penggerusan cepat dan pada lingkungan
yang kering untuk mencegah terhisapnya uap-uap air oleh asam sitrat.
Kemudian diletakkan campuran serbuk diatas lempeng yang sesuai atau
plat datar yang telah dialas dengan kertas roti. Agar granul yang dihasilkan
tidak menempel pada lempeng.
Lalu dimasukkan campuran serbuk yang berada diatas lempeng
kedalam oven dengan suhu 45OC kemudian dibolak-balik dengan spatel
tahan asam selama 5-10 menit, selama proses pemanasan asam sitrat
mengeluarkan air yang bersifat menjadi pengikat unruk menghancurkan
bahan-bahan hingga terbentuk massa kepal. Untuk itu dibolak-balik agar air
yang dikeluarkan oleh asam stearat merata membasahi seluruh adonan.
Setelah itu, massa kepal dikeluarkan dari oven dan diayak
menggunakan ayakan yang tahan asam sesuai ukuran granul yang
diinginkan, dimana ayakan yang dipakai pada formula ini yaitu pengayak
No.10 untuk mendapatkan ukuran granul yang lebih halus. Kemudian
ditimbang sebagai bobot granul basah untuk keperluan uji granulasi.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa :
1. Serbuk effervescent magnesium sulfat diformulasikan dengan zat
tambahan seperti Natrium Bikarbonat, Asam Sitrat, Asam Tartrat,
Natrium Benzoat, Sakarin, Minyak Jeruk, Dekstrin
2. Uji evaluasi granul yang digunakan dalam formulasi serbuk effervescent
yaitu : pengujian kadar air dengan menghitung nilai susut pengeringan
dan uji kandungan lembab. Didapat nilai susut pengeringan yaitu 4,932%
dan kandungan lembab sebesar 5,189%.
V.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H.C. 1989.Pengantar Sediaan Farmasi, Edisi Keempat. Penerbit
Universitas Indonesia: Jakarta.
Dirjen POM. 1979. farmakope Indonesia edisi ke-III. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia : Jakarta
Dirjen POM. 1995. farmakope Indonesia edisi ke-IV. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia: Jakarta
Lachman, 1986. Teori Dan Praktek Farmasi Indonesia. Universitas Indonesia :
Jakarta
Parrot,E.L.1979. Pharmaceutical Technologi. University of Lawa : Washington
Tjay, H dkk. 2007. Obat-Obat Penting Edisi Ke Enam. Alex Media Komputindo:
Jakarta
Voigt, R., 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Gajah Mada University
Press: Yogyakarta.
LAMPIRAN
1. SKEMA KERJA
Tahap I : Asam sitrat digerus dalam lumpang dengan cepat
Tahap II : Pengenceran minyak jeruk
MgSO4, asam tartrat, Nabikarbonat, Na-benzoat,
sakari, dan dextrin
Dihaluskan dengan cara digerus dalam
lumpang
Diayak menggunakan pengayak nomor 60
Dicampurkan dengan asam sitrat yang
telah digerus cepat
Ditimbang sebagai granul basah
Diletakkan di atas lempeng yang dilapisi
dengan kertas roti
Dimasukkan ke dalam oven dengan suhu
45 oC sambil diaduk
Massa kepal
Diayak menggunakan pengayak nomor 10
Ditimbang sebagai granul kering
Disemprotkan dengan minyak jeruk yang
telah diencerkan
Dimasukkan ke dalam oven dengan suhu
54 oC
Granul kering
Dibagi sebanyak 6 sachet
Dimasukkan ke dalam kemasan sachet
Dimasukkan ke dalam dus
MgSO4 serbuk
effervescent
Diuji kandungan lembab
Diuji susut pengeringan
MC : 5,189 %
LOD : 4,932 %
2. BROSUR
EFFERFAT
Magnesium sulfat effervescent
Komposisi
Tiap sachet mengandung :
Magnesium sulfat
5g
Zat tambahan
q.s
Indikasi
Untuk melancarkan buang air besar
Faramakologi
Magnesium sulfat bekerja dalam usus
berdasarkan
penarikan
air
(osmosis).
Akibatnya, terjadi pembesaran volume usus dan
meningkatkan peristaltik usus halus dan usus
besar, serta melunakkan feses.
Aturan pakai
Sebaiknya diminum 1x2 sachet sehari
selagi perut kosong
Kontraindikasi
Tidak untuk penderita radang usus, radang
usus buntu dan penderita penyakit kandung
empedu.
Peringatan dan perhatian
Tidak dianjurkan pada anak-anak, penderita
kerusakan ginjal, pada masa awal kehamilan
dan wanita menyusui
Efek samping
Dapat menyebabkan perut kembung
Penyimpanan
Simpan ditempat sejuk dan terlindungi dari
cahaya matahari.
Kemasan
Isi 6 sachet
Diproduksi oleh :
PT. BETA FARMA
Gorontalo-Indonesia
HEALTH
DRINK
MAGNESIUM SULFAT
Melancarkan BAB
ISI 6 SACHET
POM SD 1303015
Efek samping
Penyimpanan
Petunjuk Penggunaan
Larutkan dalam 250 ml air
Aturan pakai
1x2 Sachet tiap sekali
DIPRODUKSI OLEH :
Perhatian :
Tidak dianjurkan pada anak-anak, penderita kerusakan ginjal, pada
Kegunaan :
Mar 15