[Asam Sulfanilat] = 0,0333 N
Perhitungan konsentrasi natrium nitrit
2. Penentuan kadar parasetamol
Berat parasetamol (gram)
Volume NaNO2 yang
digunakan (ml)
0,6002 3,85
- 1,0 mL natrium nitrit 0,1 M setara dengan 15,12 mg C8H9NO2
- 3,85 mL natrium nitrit 0,0994 M setara dengan berapa mg C8H9NO2 ?
()
()
()
()
Secara teoritis (kandungan parasetamol 600 mg pertablet)
Massa parasetamol dalam tablet =
=
= 0,5016 gram
% Rendemen =
=
= 11,54 %
VII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk menentukan kadar obat dengan metode
nitrimetri. Pada titrasi nitrimetri ini menggunakan titran larutan natrium nitrit (NaNO
2
) yang
distandarisasi menggunakan asam sulfanilat karena larutan natrium nitrit merupakan larutan
standar sekunder. Prinsip dalam metode ini didasarkan pada reaksi diazotasi yakni reaksi
antara amina aromatik primer dengan asam nitrit dalam suasana asam membentuk garam
diazonium. Asam nitrit diperoleh dengan cara mereaksikan natrium nitrit dengan suatu asam
dalam hal ini HCl, sehingga NaNO
2
berubah menjadi HNO
2
. Dengan reaksi :
NaNO
2
+ HCl NaCl + HNO
2
Kemudian HNO
2
bereaksi dengan sampel membentuk garam diazonium.
Dilakukannya pembentukan asam nitrit dari natrium nitrit ini karena asam nitrit sangat tidak
stabil dan mudah teroksidasi oleh udara menjadi HNO
3
.
Pada standarisasi natrium nitrit, digunakan asam sulfanilat yang dilarutkan dalam
aquadest dan ditambahkan amonia 25%. Penambahan amonia 25% dimaksudkan untuk
memperbesar kelarutan asam sulfanilat karena pada dasarnya asam sulfanilat sukar larut
dalam air. Selanjutnya penambahan HCl 1 N yang berfungsi agar suasana larutan menjadi
asam sehingga natrium nitrit dapat berubah menjadi asam nitrit. Reaksi yang terjadi
menghasilkan garam diazonium dengan reaksi sebagai berikut :
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pembentukan garam diazonium diatas
berlangsung sangat lambat oleh karena itu ditambahkan KBr sebanyak 1 gram sebagai
katalisator. Selain itu, titrasi dilakukan pada suhu dingin yaitu kurang dari 15
0
C karena pada
suhu tinggi garam diazonium mudah tehidrolisis menjadi fenol dan gas nitrogen. Untuk
mengamati titik akir titrasi digunakan indikator, dalam hal ini adalah indikator dalam yaitu
campuran dari tropeolin OO dan metilen biru. Tropeolin OO merupakan indikator asam-basa
yang berwarna merah dalam suasana asam dan berwarna kuning bila dioksidasi oleh adanya
kelebihan asam nitrit, sedangkan metilen biru sebagai pengkontras warna sehingga pada titik
akhir titrasi akan terjadi perubahan dari ungu menjadi biru terang.
Untuk mencapai titik akhir titrasi, diperlukan natrium nitrit sebanyak 10,05 mL
sehingga konsentrasi natrium nitrit setelah standarisasi yaitu 0,0994 N. Titrasi dilakukan
secara duplo agar hasil yang didapatkan lebih akurat.
Selanjutnya penentuan kadar paracetamol dalam sampel obat. pada penentuan kadar
parasetamol. Setalah ditambahkan HCl 1:2, dilakukan refluks hal ini bertujuan untuk
mempercepat reaksi sehingga amina sekunder yang terkandung dalam paracetamol
terhidrolisis menjadi amina primer yang dapat bereaksi dengan natrium nitrit membentuk
garam diazonium. Refluks dilakukan selama 30 menit dengan harapan semua amina telah
berubah menjadi amina primer. Seperti halnya pada standarisasi natrium nitrit, titrasi
penentuan kadar obat ditambahkan KBr sebagai katalisator dan indikator dalam tropeolin OO
dan metilen biru. Namun pada pengamatan titik akhir titrasi terjadi perbedaan perubahan
warna dengan standarisasi natrium nitrit. Perubahan ini terjadi karena perbedaan kandungan
senyawa yang dititras. Pada parasetamol perubahan warna yang terjadi adalah dari ungu
menjadi biru hijau. Dengan rekasi yang terjadi yaitu :
Dari hasil titrasi penentuan kadar parasetamol didapatkan volume titik akhir sebanyak
3,85 ml sehingga kadar parasetamol dalam sampel yaitu 0,05786 gram sedangkan secara
teoritis (tertera pada kemasan) kandungan parasetamol dalam sampel seharusnya 0,5016
gram. Sehingga rendemen yang didapat adalah 11,54 %. Rendemen yang didapatkan sangat
kecil. Hal ini terjadi bisa dikarenakan antara lain amina sekunder dalam parasetamol belum
terhidrolisis sempurna menjadi amina primer sehingga reaksi pembentukan garam diazonium
tidak terjadi secara sempurna, dan juga bisa dikarenakan sampel parasetamol tidak larut
sempurna dalam pelarutnya yaitu HCl 1:2.
VIII. Kesimpulan
1. Kadar parasetamol dalam sampel adalah 0,05786 gram sedangkan secara teoritis
seharusnya 0,5016 gram
2. Rendemen perolehan kadar parasetamol 11,54 %
Daftar Pustaka
Aninim. id.swewe. tt. http://id.swewe.net/word_show.htm/?87182_1&Asam_sulfanilat (diakses
September 28, 2014).
Anonim. (2014, Agustus 29). Wikipedia. Retrieved September 28, 2014, from Wikipedia Ensiklopedia
Bebas: http://www.wikipedia.org/
Holina, Pebri. repositori.usu. 26 Mei 1010.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17387/4/Chapter%20II.pdf (diakses
September 27, 2014).
Rahman, Ibnu Gholib dan Abdul. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.
Zulfikar. chemistry. 30 Desember 2010. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-
kesehatan/pemisahan-kimia-dan-analisis/titrasi-nitrimetri/ (diakses September 27, 2014).