Anda di halaman 1dari 14

TITRASI NITRIMETRI

OLEH

• ERIANITA WIDYASARI.K O1A119083

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
PART OF MATERY
01 PENGERTIAN TITRASI NITRIMETRI

02 PRINSIP KERJA/MEKANISME TITRASI NITRIMETRI

03 FUNGSI TITRASI NITRIMETRI

04 INDIKATOR INDIKATOR NITRIMETRI

SENYAWA YANG DAPAT DITITRASI DENGAN METODE


05
B NITRIMETRI

06
06 KELEBIHAN DAN KELEMAHAN TITRASI NITRIMETRI

07 CONTOH KASUS/PENERAPAN METODE NITRIMETRI


PENGERTIAN TITRASI NITRI
METRI
Nitrimetri adalah metode titrasi yang menggunakan NaNO 2 sebagai pentiter dalam
suasana asam. Pada suasana asam, NaNO2 berubah menjadi HNO2 (asam nitrit) yang akan
bereaksi dengan sampel yang dititrasi dan membentuk garam diazonium. Pembentukan garam
diazonium berjalan lambat, oleh karena itu untuk mempercepatnya dapat ditambahkan KBr
sebagai katalis
Titrasi nitrimetri merupakan titrasi yang dipergunakan dalam analisa senyawa-senyawa
organik, khususnya untuk persenyawaan amina primer. Penetapan kuantitas zat didasari
oleh reaksi antara fenil amina primer (aromatik) dengan natrium nitrit dalam suasana asam
yang membentuk garam diazonium dan dikenal sebagai reaksi diazotasi. Untuk membuat
suasana
asam umumnya digunakan asam klorida.
NaNO2 + HCl → NaCl + HONO
Ar-NH2 + HONO + HCl → Ar-N2Cl (garam diazonium) + H2O
Reaksi pembentukan garam diazonium pada amin aromatik primer
PRINSIP NITRIMETRI
Prinsip titrasi nitrimetri adalah reaksi diazotasi, yaitu :
1. Pembentukan garam diazonium dari gugus amin aromatik primer (amin aromatik sekunder dan
gugus nitro aromatik).
2. Pembentukan senyawa nitrosamine dari amin alifatik sekunder. Contoh zat yang mempunyai gugus
amin alifatis adalah Na siklamat.
3. Pembentukan senyawa azo dari gugus hidrazida. Contoh zat yang memiliki gugus hidrazida adalah
INH.
4. Pemasukan gugus nitro yang jarang terjadi karena sulitnya titrasi dengan menggunakan asam nitrit
dalam suasana asam.

Fungsi: Titrasi nitrimetri umum digunakan untuk penetapan sebagian besar obat sulfonamida dalam Farmakope dan sediaannya, juga ob
at-obat lain jika titrasi nitrimetri ini sesuai untuk digunakan.
SYARAT SYARAT TITRASI NITRIMETRI

• Titrasi tidak dapat dilakukan pada suhu tinggi karena :


 HNO2 yang terbentuk akan menguap pada suhu tinggi
 Garam diazonium yang terbentuk akan terurai menjadi fenol

• Titrasi ini berlangsung pada pH ± 2 hal ini dibutuhkan untuk :


 Mengubah NaNO2 menjadi HNO2
 Pembentukan garam diazonium

• Reaksi diazotasi berlangsung lambat sekali, sehingga agar reaksi sempurna ma


ka titrasi harus dilakukan perlahan-lahan dan dengan pengocokan yang kuat.
Indikator Nitrimetri
Indikator dalam
Yaitu indikator yang digunakan dengan cara memasukkan indikator tersebut kedalam
larutan yang akan dititrasi, contohnya tropeolin O.O dan metilen blue (5:3).

Indikator Luar
Yaitu indikator yang dipakai tidak dengan memasukkan ke dalam larutan yang dititrasi
tetapi hanya dengan menggunakan larutan yang akan diperiksa pada indikator ini pada
saat titik akhir hampir dicapai. Contohnya pasta kanji Iodida.
Titik akhir titrasi tercapai apabila pada penggoresan larutan yang dititrasi pada pasta kanji–iodida atau kertas kan
ji–iodida akan terbentuk warna biru segera sebab warna biru juga terbentuk beberapa saat setelah dibiarkan di
udara. Hal ini disebabkan karena oksidasi iodida oleh udara (O 2) menurut reaksi :
4 KI + 4 HCL + O2 2H2O + 2 I2 +4 KCL
I2 + kanji kanji iod (biru)

penambahan indikator treopeolin OO (menjadi ungu) setelah dititrasi dengan


natrium nitrit
Senyawa-senyawa yang dapat dianalisis menggunakan
metode titrasi nitrimetri
1. Penetapan kadar senyawa-senyawa yang mempunyai gugus amin aromatis primer bebas seperti
sulfanilamid.
2. Penetapan kadar senyawa-senyawa yang mana gugus amin aromatik terikat dengan gugus lain se
perti suksinil sulfatiazol, ftalil sulfatiazol dan parasetamol.
3. Senyawa – senyawa yang mempunyai gugus nitro aromatis seperti kloramfenikol.

Menurut FI: Titrasi nitrimetri digunakan untuk menetapkan kadar : benzokain; primakuin fosfat dan sediaan tabelt
nya ; prokain HCl ; sulfasetamid ; natrium sulfasetamid ; sulfametazin ; sulfadoksin ; sulfametoksazol ; tertrakain ;
dan tetrakain HCl.

Sulfanilamid
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN NITRIMETRI
Kelebihan Kelemahan
Keuntungan utama Kerugiannya adalah titrasi
metode nitrimetri atau harus dilakukan perlahan-
diazotasi ialah metode ini lahan dan metode nitrimetri
dapat dipakai hampir ini
pada semua sulfonamid, kurang spesifik. Pada
juga baku natrium nitrit permulaan penggunaan
merupakan pereaksi indikator luar agak sukar
yang stabil dan mudah menetapkan titik
dibakukan. akhirnya tetapi dengan
sedikit latihan akan
mudah menetapkan titik
akhirnya. Jika titik
akhir ditetapkan secara
potensiometri akan
menunjukkan ketelitian
yang tinggi.
Contoh penerapan bromatometri

• Proses penetapan kadar sulfasetamida menggunakan titrasi nitrimetri adalah sebagai berikut : P
embuatan larutan NaNO2 0,1 N
Timbang seksama 7,5 g natrium nitrit P dalam air secukupnya hingga 1000,0 m

• Pembakuan larutan NaNO2 0,1 N


Timbang saksama 500 mg sulfanilamida PK yang sebelumnya telah dikeringkan pada suhu 105° sel
ama 3 jam

• Masukkan ke dalam gelas kimia, tambahkan 50 ml air dan 5 ml HCl P aduk hingga larut.
• Dinginkan hingga suhu 15°, tambahkan 25 g pecahan es.
• Titrasi perlahan-lahan dengan larutan NaNO 2, aduk kuat-kuat hingga pengaduk kaca yang dicelupkan ke
dalam larutan tirasi dan disentuhkan pada kertas kanji iodide P memberikan warna biru seketika.
• Titik akhir dicapai jika larutan titrasi setelah dibiarkan selama 1 menit, dan pengaduk kaca dimasukkan
ke dalam larutan kemudian disentuhkan pada kertas kanji iodide P memberikan warna biru seketika.
Easy to change
colors, photos
and Text.
1. Titrasi nitrimetri adalah salah satu metode analisis k
KESIMPULAN
uantitatif dengan prinsip pembentukan garam
diazonium
2. Titrasi nitrimetri digunakan untuk menganalisis sam
pel senyawa amin primer contohnya senyawa
sulfonamida.
3. Titrasi nitrimetri harus dilakukan pada suhu dingin
(15°), suasana asam dan reaksinya berlangsung la
mbat sehingga bisa ditambahkan katalisator b
erupa KBr
4. Titrasi nitrimetri menggunakan larutan NaNO2 seba
gai larutan pentiter dengan indikator dalam tro
peolin O.O dan metilen blue (5:3) dan indikator l
uar pasta kanji iodida.
DAFTAR PUSTAKA

Cahyadi, W. 2005, Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan (hal.68-85). Bumi Aksara. Bandung.
Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta
Gandjar, I. Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis (hal.164-167). Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Harmita. 2006. Analisis Kuantitatif Bahan Baku dan Sediaan Farmasi edisi I (hal 98-101). Departemen Farmasi FMIPA
Universitas Indonesia. Depok.
Jeffrey,G.dkk. 1989. Vogel’s : Textbook of quantitative chemical analysis Fifth edition. Longman Scientific and Technical.
New York.
Raymond,S. 2005. Frame of Chemical Analysis. Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin. Makassar.

Anda mungkin juga menyukai