Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KOMUNIKASI DAN KONSELING FARMASI

“PENTINGNYA KOMUNIKASI”

DOSEN: Apt. SABARUDIN, S.Farm.,M.Si

KELOMPOK 1

KELAS B

TYAS ANDARIZA O1A119052

AJENG SEKAR KINASIH O1A119063

DICKY DARMAWAN O1A119077

ERIANITA WIDYASARI O1A119083

HANA LUTHFIYYAH O1A119088

JURUSAN S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan judul Pentingnya Komunikasi. Shalawat serta salam tak lupa
disampaikan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW, kepada keluarganya
serta para sahabatnya.
Tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
bapak Apt. Sabarudin,S.Farm.,M.Si selaku dosen mata kuliah Komunikasi dan
Konseling Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang pentingnya
komunikasi terlebih dalam bidang kefarmasian bagi para pembaca maupun bagi
penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen yang telah
memberikan tugas ini sehingga kami khususnya dapat menambah pengetahuan
dan wawasan yang tentunya sangat bermanfaat bagi kami dalam menempuh
pendidikan di jurusan Farmasi.
Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 24 April 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul........................................................................................... i
Kata Pengantar........................................................................................... ii
Daftar Isi.................................................................................................... iii

BAB I PEMBAHASAN............................................................................ 1
1.1. Pengertian..................................................................................... 1
1.2. Tujuan Komunikasi....................................................................... 2
1.3. Perbedaan Komunikasi yang Baik dan Buruk.............................. 2
1.4. Dampak Good Communication..................................................... 4
1.5. Dampak Bad Communication dan Pengatasannya....................... 5
BAB II PENUTUP.................................................................................... 7

2.1. Kesimpulan.................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 8

iii
BAB I
PEMBAHASAN
1.1. Pengertian
1. Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa Latin communicatio yang
bersumber dari kata communis yang berarti sama. Kata sama yang
dimaksudkan adalah sama makna. Jadi dalam pengertian ini, komunikasi
berlangsung manakala orang-orang yang terlibat di dalamnya memiliki
kesamaan makna mengenai suatu hal yang tengah dikomunikasikannya itu.
Dengan kata lain, jika orang-orang yang terlibat di dalamnya saling
memahami apa yang dikomunikasikannya itu, maka hubungan antara mereka
bersifat komunikatif (Nurhadi dan Kurniawan, 2018)
2. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa komunikasi adalah
pengiriman atau penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih
dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami;
hubungan; kontak. (Oktavia.,2016)
3. Menurut Wursanto , komunikasi adalah proses kegiatan
pengoperan/penyampaian warta/berita/informasi yang mengandung arti dari
satu pihak (seseorang atau tempat) kepada pihak (seseorang atau tempat) lain
dalam usaha mendapatkan saling pengertian. (Oktavia.,2016)
4. Menurut Berlo mengemukakan komunikasi sebagai suasana yang penuh
keberhasilan jika dan hanya jika penerima pesan memiliki makna terhadap
pesan tersebut dimana makna yang diperolehnya tersebut sama dengan apa
yang dimaksudkan oleh sumber (Oktavia.,2016)
5. Komunikasi menurut Onong U.Effendy “Komunikasi adalah proses
penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk
memberitahukan atau untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik
secara langsung maupun tidak langsung.” (Rumono dkk.,2014)
6. Sedangkan Menurut Rogers &Kincaid ,menyatakan bahwa komunikasi adalah
suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan
pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi saling
pengertian yang mendalam (Rumono dkk.,2014).

1
1.2. Tujuan Komunikasi
Adapun tujuan dari komunikasi menurut Rumono adalah membangun atau
menciptakan pemahaman atau pengertian bersama. Saling memahami dan
mengerti bukan berarti harus menyetujui tapi mungkin dengan komunikasi
terjadi suatu perubahan sikap, pendapat, perilaku atau perubahan secara
social.
Menurut Fajar, tujuan dari komunikasi itu sendiri diantaranya adalah:
mengubah sikap (to chance the attitude), mengubah opini atau pendapat atau
pandangan (to change the opinion), mengubah perilaku (to change the
behavior), mengubah masyarakat (to change the society). (Rumono
dkk.,2014).
Sedangkan menurut ... pentingnya memahami teori komunikasi akan
berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis kita. Mempelajari bagaimana
memahami dan mengaplikasikan teori-teori dalam kehidupan yang tentunya
dapat berdampak disegala aspek kehidupan, pendidikan, karier, pekerjaan dan
lain sebagainya. Selain itu, pentingnya memahami teori komunikasi juga
untuk membantu mengapresiasi banyaknya penelitian yang dilakukan dalam
berbagai macam bidang ilmu, membantu memahami pengalaman hidup
sendiri, memahami orang lain, media, dan kejadian-kejadian.

1.3. Perbedaan Komunikasi Baik (Good Communication) dan Komunikasi Buruk


(Bad Communication)
1. Ciri-ciri komunikasi yang baik
a. Keterbukaan (openness)
Kemauan menanggapi dengan senang hati informasi yang diterima
di dalam menghadapi hubungan antarpribadi. Kualitas keterbukaan
mengacu pada tiga aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama,
komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka kepada
komunikannya. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera

2
membukakan semua riwayat hidupnya. Memang ini mungkin menarik,
tetapi biasanya tidak membantu komunikasi. Sebalikanya, harus ada
kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya
disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut dan wajar. Aspek
kedua mengacu pada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur
terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak
tanggap pada umumnya merupakan komunikan yang menjemukan. Bila
ingin komunikan bereaksi terhadap apa yang komunikator ucapkan,
komunikator dapat memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi
secara spontan terhadap orang lain. Aspek ketiga menyangkut kepemilikan
perasaan dan pikiran dimana komunikator mengakui bahwa perasaan dan
pikiran yang diungkapkannya adalah miliknya dan ia bertanggung jawab
atasnya.

b. Empati (empathy)
Empati adalah kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang
dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain
itu, melalui kacamata orang lain itu. Berbeda dengan simpati yang artinya
adalah merasakan bagi orang lain. Orang yang berempati mampu
memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap
mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang
sehingga dapat mengkomunikasikan empati, baik secara verbal maupun
non-verbal.

c. Dukungan (supportiveness)
Situasi yang terbuka untuk mendukung komunikasi berlangsung efektif.
Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat
sikap mendukung. Individu memperlihatkan sikap mendukung dengan
bersikap deskriptif bukan evaluatif, spontan bukan strategik.

d. Rasa Positif (positiveness)


Seseorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya, mendorong
orang lain lebih aktif berpartisipasi, dan menciptakan situasi komunikasi
kondusif untuk interaksi yang efektif.

e. Kesetaraan (equality)

3
Komunikasi antarpribadi akan lebih efektif bila suasananya setara.
Artinya, ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak
menghargai, berguna, dan mempunyai sesuatu yang penting untuk
disumbangkan. Kesetaraan meminta kita untuk memberikan penghargaan
positif tak bersyarat kepada individu lain.

2. Ciri-ciri komunikasi yang tidak baik


Ciri-ciri komunikasi yang buruk merupakan kebalikan dari ciri-ciri
komunikasi yang baik.misalnya seperti tidak menanggapi lawan bicara dengan
baik,tidak memahami apa yang sedang disampaikan oleh lawan bicaranya,tidak
memperlihatkan sikap mendukung saat lawan bicaranya sedang berbicara,tidak
memilik sikap positif terhadap lawan bicaranya dan menganggap rendah lawan
bicaranya.

1.4. Dampak Good Communication

Fungsi dan Manfaat Komunikasi menurut Alo Liliweri (2007 ; 18),


secara umum ada lima kategori fungsi utama komunikasi dan Manfaat
Komunikasi diantaranya :

1. Sumber atau pengirim menyebarluaskan informasi agar dapat diketahui


penerima (informasi / to inform), fungsi utama dan pertama dari informasi
adalah menyampaikan pesan (informasi) atau menyebarluaskan informasi
kepada orang lain, artinya diharapkan dari penyebarluasan informasi itu para
penerima informasi akan mengetahui sesuatu yang ingin dia ketahui.
2. Sumber menyebarluaskan informasi dalam rangka mendidik penerima
(pendidikan / to educate), fungsi utama dan pertama dari informasi adalah
menyampaikan pesan (informasi) atau menyebarluaskan informasi yang
bersifat mendidik kepada orang lain, artinya dari penyebarluasan informasi
itu diharapkan para penerima informasi akan menambah pengetahuan tentang
sesuatu yang ingin dia ketahui.
3. Menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan maksud antara satu pihak
dengan pihak lain.
4. Adanya pemahaman satu sama lain mengani suatu topik permasalahan

4
5. Dapat digunakan sebagai alat pertanggungjawaban dari komunikasi antar
pihak.

1.5. Dampak Bad Communication dan Pengatasannya


1. Menimbulkan perselisihan
Perselisihan akan timbul sebagai akibat kurang efektifnya komunikasi
yang berlangsung. Kemampuan menyampaikan informasi dan menelaah
informasi sangatlah penting untuk membentuk komunikasi yang efektif
sehingga tidak menimbulkan perselisihan antar pihak yang terlibat.
2. Memicu kesalahpahaman
Ada baiknya menyamakan persepsi sebelum berinteraksi sehingga tidak
terjadi kesalahpahaman. Namun tidak bisa dipungkiri, kesalahpahaman tentu
sangat mungkin terjadi walaupun komunikasi yang disampaikan sudah
diusahakan seefektif mungkin. Untuk itulah pentingnya kita melakukan
komunikasi yang efektif, sehingga kita dapat mengkonfirmasi sesuatu yang
belum jelas dan memvalidasi sesuatu yang telah dijelaskan.
3. Mudah melakukan Labelling
Selain mempelajari teori komunikasi dalam mengolah kata, penting pula untuk
mempelajari mengelola emosional agar tidak mudah melakukan judgement
kepada orang lain. Dibutuhkan penilaian dalam memahami suatu permasalahan
tidak hanya dari satu sudut pandang saja.
4. Memberikan kesan negatif
Hal ini berdampak pula dengan kenyamanan orang lain dalam berkomunikasi.
Dapat dibayangkan jika seseorang enggan untuk melakukan komunikasi yang
efektif kepada kita, tentunya hal ini sangat berdampak buruk pada kehidupan
sosial kita, baik dari segi pekerjaan, pendidikan dan aspek ainnya.
5. Merengangkan hubungan sosial

Dalam contoh di bidang kesehatan, dampak dari komunikasi yang buruk antara
teknisi kesehatan dan pasien adalah dapat menimbulkan berbagai hasil negatif:
perawatan yang tidak berkelanjutan, keselamatan pasien kurang diperhatikan,
sumber daya yang berharga tidak digunakan secara efisien, ketidakpuasan pasien,
beban kerja dokter yang berlebihan, dan konsekuensi ekonomi(Antari,dkk,2019).

5
Beberapa contoh lainnya:

Penanganan terpadu dengan anggota keluarga pasien stroke merupakan faktor


yang cukup penting dan kunci keberhasilan dalam proses penanganan gangguan
komunikasi verbal. Menurut Salter, Foley & Teasell (2006), peningkatan
dukungan keluarga yang tersedia dapat menjadi strategi penting dalam
mengurangi atau mencegah tekanan jiwa dan depresi paska stroke. Untuk
mencegah masalah-masalah tersebut diperlukan booklet komunikasi visual.

Booklet komunikasi visual dapat membantu pasien untuk berkomunikasi


dengan perawat/ keluarga untuk mengekspresikan kebutuhannya. Buku
komunikasi ini berisi kegiatan pasien sehari – hari yang selalu dilakukan, seperti
setiap pasien mau makan, minum, mandi, menggosok gigi, menyisir rambut,
berpakaian, BAB, BAK, penggunaan toilet, istirahat dan tidur, miring kanan/kiri,
duduk bersandar, minum obat, mobilisasi dan lain – lain. Pasien mampu
menunjukkan gambar yang ada dibuku komunikasi untuk mengkomunikasikan
kebutuhannya. Pasien juga dapat mengulang nama gambar tersebut, menyebutkan
gambar, membaca, mengeja dan menulis sebagai latihan komunikasi
(Amila,dkk.,2019).

6
BAB II
PENUTUP
2.1. Kesimpulan
1. Komunikasi adalah pengiriman atau penerimaan pesan atau berita antara
dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan yang
dimaksud dapat dipahami; hubungan; kontak.
2. Tujuan komunikasi adalah untuk mengubah sikap, pendapat, perilaku
seseorang hingga sosial masyarakat seseorang sesuai dengan informasi
yang disampaikan oleh pemberi informasi.
3. Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang terdiri atas 5 unsur yaitu
openness, emphaty, supportiveness, positiveness, equality. Sedangkan
komunikasi yang tidak baik adalah komunikasi yang tidak mempedulikan
unsur-unsur diatas sehingga dapat menimbulkan permasalahan.
4. Dampak dari komunikasi yang baik akan mempermudah komunikasi yang
berjalan baik secara verbal maupun non verbal dengan memperhatian
faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi.
5. Dampak dari komunikasi yang buruk akan menimbulkan berbagai
permasalahan baik untuk diri sendiri maupun dalam kehidupan bersosial.

7
DAFTAR PUSTAKA

Antari, N. P. U., Meriyani, H., & Suena, N. M. D. S. (2019). Faktor–Faktor


Komunikasi Yang Mempengaruhi Tingkat Kepercayaan Terhadap Tenaga
Teknis Kefarmasian. Jurnal Ilmiah Medicamento, 5(2), 63-69.

Amila, A., Sembiring, E., & Sinaga, J. (2019). Pemberdayaan Keluarga Pasien
Stroke Afasia Melalui Pelatihan Komunikasi Verbal. Jurnal Abdimas BSI:
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(2), 396-403.

Novianti,Dwi,R., Mariam,S Dan Meiske,R. 2017. Komunikasi Antar Pribadi Dalam


Menciptakan Harmonisasi (Suami Dan Istri) Keluarga Di Desa Sagea Kabupaten
Halmahera Tengah. E-Journal “Acta Diurna”. Vol VI(2).

Nurhadi, Z. F., dan Kurniawan, A. W. 2018. Kajian Tentang Efektivitas Pesan


dalam Komunikasi. Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil
Pemikiran dan Penelitian, 3(1), 90-95.

Oktavia, F. 2016. Upaya Komunikasi Interpersonal Kepala Desa Dalam


Memediasi Kepentingan Pt. Bukit Borneo Sejahtera dengan Masyarakat
Desa Long Lunuk.eJournal Ilmu Komunikasi, 4(1), 239-253.

Rumono, H. N., Naryoso, A. N., Setyabudi, D., dan Pradekso, T. 2014.


Hubungan Intensitas Komunikasi Orangtua-Anak dan Kelompok
Referensi Dengan Minat Memililh Jurusan Ilmu Komunikasi Pada Siswa
Kelas XII. Interaksi Online, 2(2).

Anda mungkin juga menyukai