Anda di halaman 1dari 35

TITRASI ARGENTOMETRI 2

Created by :
Ilham Hanan W.
Fatma Nur Laili
Kusuma Rini
Siti Annisatul F.
Titrasi Argentometri

Prinsip
Pengertian
Dasar
Titrasi Pengendapan(Argentometri)
• Merupakan metode umum untuk
menetapkan kadar halogenida
dan senyawa-senyawa lain yang
membentuk endapan dengan
perak nitrat (AgNO3) pada
suasana tertentu.

AgNO3 + Cl- → AgCl + NO3

• Dan merupakan salah satu


metode analisis kuantitatif yang
bertujuan untuk mengetahui
konsentrasi analit dengan
menggunakan larutan baku
sekunder yang mengandung
unsur perak.
Prinsip Dasar
• Pembentukkan endapan yang tidak mudah larut antara titran
dengan analit.
• Contoh yang banyak dipakai adalah titrasi penentuan NaCl
dimana ionAg+ dari titran akan bereaksi dengan ion Cl- dari
analit membentuk garam yang tidak mudah larut AgCl yang
berwarna putih.
Ag(NO3)(aq) + NaCl(aq) → AgCl(s) + NaNO3(aq)
SYARAT TITRASI PENGENDAPAN

Reaksi zat yang dititrasi dengan


pentiter harus cepat

Tidak ada reaksi tambahan yang


mempengaruhi stoikiometri antara zat
yang dititrasi dengan larutan baku primer

Reaksi sempurna secara Titik akhir titrasi jatuh berdekatan


kuantitatif dengan titik ekuivalen
Macam-macam Titrasi Argentometri
Berdasarkan jenis larutan penitrasi (titran) yang digunakan, titrasi
pengendapan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu ;
1) Argentometri: Titrasi pengendapan yang menggunakan ion Ag2+
(perak) sebagai pentiter
1) Merkurometri: Titrasi pengendapan yang menggunakan ion
Hg22+ sebagai pentiter.

Kedua metode ini merupakan salah satu metode analisis kuantitatif


yang bertujuan untuk mengetahui konsentrasi analit dengan
menggunakan larutan baku sekunder yang mengandung unsur perak.
Berdasarkan jenis indikator dan teknik titrasi yang dipakai,
maka titrasi Argentometri dapat dibedakan atas beberapa
metode, yaitu :
1) Metode Guy Lussac (cara kekeruhan)
2) Metode Mohr (pembentukan endapan berwarna pada titik
akhir)
3) Metode Fajans (adsorpsi indikator pada endapan)
4) Metode Volhard (terbentuknya kompleks berwarna yang
larut pada titik akhir).
TITIK AKHIR TITRASI PENGENDAPAN(ARGENTOMETRI)
1. Cara Guy Lussac
• Pada cara ini tidak digunakan indikator untuk penentuan titik
akhir. AgX tidak mengendap melainkan berupa kekeruhan
yang homogen. Titik akhir titrasi dicapai bila setetes pentiter
yang ditambahkan tidak lagi memberikan kekeruhan.
2. Cara Mohr
• Cara Mohr digunakan untuk penetapan kadar klorida dan
bromida (Cl- dan Br-) dan pembentukan endapan berwarna.
Sebagai indikator digunakan larutan kalium kromat, dimana
pada titik akhir titrasi terjadi reaksi :
2 Ag+ + CrO42- → Ag2CrO4 ↙
(merah bata)
• Titrasi dilakukan dengan larutan pada pH 6,5-10.
Gangguan pada titrasi ini antara lain disebabkan oleh:
• a) Ion yang akan mengendap lebih dulu dari AgCl, misalnya: F,
Br, CNSˉ.
• b) Ion yang membentuk kompleks dengan Ag⁺, misalnya: CNˉ,
NH₃ diatas pH 7.
• c) Ion yang membentuk kompleks dengan Clˉ, misalnya: Hg²⁺.
• d) Kation yang mengendapkan kromat, misalnya: Ba²⁺.

Hal yang harus dihindari: cahaya matahari langsung atau sinar


neon karena larutan perak nitrat peka terhadap cahaya (reduksi
fotokimia).
3. Cara Volhard
• Larutan garam perak dititrasi dengan larutan garam tiosianat
di dalam suasana asam.
Fe3+ + CNS- → Fe(CNS)2+
Merah
• Dapat dipakai untuk penentuan kadar klorida, bromida, iodida
dan tiosianat.
• Suasana asam diperlukan untuk mencegah terjadinya hidrolisa
ion Fe3+.
Cara pencegahan Metode Volhard bila reaksi yang terjadi
cenderung berlebih :
a) Menyaring endapan AgCl yang terbentuk, filtrat dengan air
pencuci dititrasi dengan Larutan Standar CNS-.
b) Endapan AgCl dikoagulasi, sehingga suhu jadi kurang reaktif,
dengan cara mendidihkan kemudian campuran didinginkan dan
dititrasi.
c) Dengan penambahan nitrobenzen atau eter sebelum dilakukan
titrasi kembali dengan Larutan Standar CNS.
4. Cara Fajans
• Pada cara ini, untuk mengetahui titik akhir titrasi digunakan
indikator adsorpsi.
• Senyawa organik yang sering digunakan sebagai indikator
adsorpsi adalah fluoresein (HFl).
• Endapan yang dihasilkan berwarna merah muda dan warna ini
cukup kuat untuk dijadikan sebagai indikator visual.
Fluoresein
a. Endapan yang semula putih menjadi merah muda dan
endapan kelihatan menggumpal.

b. Larutan yang semula keruh menjadi lebih jernih.


c. Larutan yang semula kuning hijau hampir-hampir tidak
berwarna lagi.

• Suatu kesulitan dalam menggunakan indikator adsorpsi ialah,


bahwa banyak diantara zat warna tersebut membuat endapan
perak menjadi peka terhadap cahaya (fotosensifitasi) dan
menyebabkan endapan terurai.
AgNO3

NaCl LARUTAN BAKU


PRIMER DAN
SEKUNDER
SYARAT-SYARAT LARUTAN BAKU
A. Larutan Baku Primer : B. Larutan Baku Sekunder
- Mudah diperoleh - Tidak mudah diperoleh
- Disimpan dalam keadaan murni - Derajat kemurniannya lebih
- Tidak bersifat higroskopis rendah
- Dapat diuji kadar pengotornya - Bersifat higroskopis
dengan uji kualitatif dan - Mempunyai berat ekuivalen
kepekaan tertentu yang tinggi untuk memperkecil
- Mempunyai massa ekuivalen kesalahan
yang besar - Larutannya relatif stabil dalam
- Zat harus mudah larut penyimpanannya.
- Reaksi harus bersifat
stoikiometri
TEORI KELARUTAN

1. Dalam besaran kuantitatif : sebagai konsentrasi zat terlarut dalam


larutan jenuh pada temperatur tertentu.
2. Dalam besaran kualitatif : sebagai interaksi spontan dari dua zat atau
lebih untuk membentuk dispensi molekuler homogen.
• Kelarutan suatu bahan dalam suatu pelarut tertentu menunjukkan
konsentrasi maksimum larutan yang dapat dibuat dari bahan dan pelarut
terebut. Bila suatu pelarut pada suhu tertentu melarutkan semua zat
terlarut sampai batas daya larutnya, maka disebut larutan jenuh.
• Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan(Ksp)antara lain ;
pH, temperatur, jenis pelarut, bentuk dan ukuran partikel, konstanta
pelarut, adanya zat-zat lain.
Cara menetukan nilai Ksp:
1. Apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan dengan koefisiennya
masing-masing kurang dari nilai ksp maka larutan belum jenuh dan
tidak terjadi endapan.
2. Apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan koefisiennya masing-
masing sama dengan nilai ksp maka kelarutannya tepat jenuh namun
tidak terjadi endapan.
3. Apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan koefisiennya lebih dari
nilai ksp, maka larutan disebut lewat jenuh dan terbentuk endapan.
BAGAIMANA
LANGKAH KERJA TITRASI
ARGENTOMETRI ?
CONTOH ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN PADA TITRASI
ARGENTOMETRI
A. Alat : B. Bahan :
- Labu ukur - K2CrO4 (indikator)
- Pipet gondok - NaCl (sampel)
- Buret - AgNO3 (larutan sekunder)
- Gelas ukur
- Pipet tetes
- Klem dan statif
- Labu erlenmeyer
PERSYARATAN BURET YANG AKAN DIGUNAKAN
• Sedapat mungkin buret yang digunakan pada titrasi ini adalah buret
yang berwarna gelap, sehingga dapat meminimalisir masuknya
cahaya kedalam buret. Hal ini bertujuan agar perak tidak
teroksidasi.
• Perak yang telah teroksidasi ditunjukkan dengan timbulnya garis-
garis berwarna hitam pada dinding buret. Sebenarnya buret yang
tidak berwarna pun dapat digunakan untuk titrasi ini, hanya saja
kemungkinan perak untuk teroksidasi ini relatif tinggi.
• Melapisi dinding buret dengan alumunium foil adalah cara yang
dapat digunakan, tetapi akan dijumpai kendala dalam pembacaan
skala pada buret, alternatif yang lain adalah melakukan titrasi
didalam ruangan yang gelap.
LANGKAH KERJA

Pembuatan
larutan Pembuatan
Natrium larutan Perak
Klorida Nirat (AgNO3)
(NaCl)

Pembuatan Standarisasi
indikator kalium AgNO3
kromat menurut
cara Mohr
(K2CrO4)

Penentuan Penentuan
kadar klorida cara
sampel
klorida cara Volhard dan
Mohr Fajans
Manfaat dan Tujuan
• Dapat mengetahui cara melakukan titrasi argentometri.
• Memberikan pengetahuan tentang bagaimana cara menentukan
kadar suatu senyawa dengan menggunakan metode argentometri.
• Pengembangan aplikasi dan pemanfaatannya dalam bidang farmasi.
• Mengetahui dan mempelajari cara kerja dengan titrasi
argentometri.
• Meningkatkan keuletan dan ketelitian siswa/praktikan.
• Dapat mengenali dan mempelajari macam-macam metode yang
digunakan.
Latihan soal (Esai)
1. Apa itu Argentometri?
2. Jelaskan yang dimaksud dengan prinsip dasar titrasi
argentometri!
3. Tuliskan syarat-syarat titrasi argentometri!
4. Apa saja larutan standar yang digunakan dalam titrasi
argentometri?
5. Bagaiman cara menentukan titik akhir saat titrasi berlangsung?
6. Sebutkan dan jelaskan teknik titrasi argentometri berdasarkan
jenis larutan penitrasinya!
7. Sebutkan dan jelaskan teknik titrasi argentometri berdasarkan
jenis indikatornya!
8. Mengapa indikator digunakan untuk menentukan titik akhir dari
suatu reaksi?
9. Jelaskan hubungan Ksp dengan pH!
10. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi titrasi argentometri!
PILIHAN GANDA
1. Argentometri dapat dibedakan atas beberapa metode yaitu
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
2. Metode Guylussac pada argentometri ialah...
a. Cara keruh
b. Pembentukan endapan berwarna pada titik akhir
c. Adsorpsi indikator pada endapan
d. Terbentuknya kompleks berwarna
e. Terbentuknya endapan
3. Titrasi pengendapan dapat dibedakan menjadi berapa jenis
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
4. Titrasi pengendapan yang menggunakan i0n Hg22+ sebagai patner adalah
a. Argentometri
b. titrimetri
c. Merkurometri
d. Gravimetri
e. Asam basa
5. Cara untuk mengetahui titik akhir titrasi digunakan indikator adsorpsi yaitu cara?
a. Fajans
b. Volhard
c. Guy lussac
d. alalexande
e. Mhor
6. Apa saja faktor yang mempengaruhi peengendapan...?
a. Temperatur
b. Sifat alami pelarut
c. Ion sejenis
d. PH
e. Benar semua
7. Cara apa yang bisa dipakai untuk menentukan kadar
klorida,bromida,iodida,dan tiosinat adalah?..
a. Cara guy lussac
b. Cara mohr
c. Cara volhard
d. Cara fajans
e. Cara elbert einstein
8.Cara untuk penetapan kadar klodrida dan bromida adalah?
a. Cara mohr
b. Carafajans
c. Cara volhard
d. Cara guy lussac
e. Cara semua benar
9. Faktor-faktor yang dapat mengetahui pengendapan kecuali?
a. Temperatur
b. Pengaruh ion sejenis
c. Pengaryh PH
d. Pengaruh hidrolis
e. Pengaruh lingkungan sekitar
10. Garam anorganik mudah larut dalam air dibandingkan dengan
pelarut organik yaitu pengaruh dari faktor?
a. Sifat alami pelarut
b. Pengaruh hidrolis
c. Pengruh ion kompleks
d. Pengaruh suhu
e. Pengaruh waktu
REFERENSI

Anda mungkin juga menyukai