Anda di halaman 1dari 34

Titrasi Pengendapan

Capaian
• 1. Mampu menjelaskan konsep titrasi pengendapan
• 2. Mampu menjelaskan metode titrasi argentometri
• 3. mampu menentukan kadar Cl dalam sampel
• 4. Mampu membuat Kurva Titrasi
AIK

Surat Az Zariyat ayat 49 berbunyi:

٤٩ -‫ َذ َّكر ُْو َن‬///‫ َت‬/‫ َعلَّ ُك ْم‬/ َ‫يء َخلَ ْقنَا َز ْو َجي ِْنل‬
ٍ ْ / ‫ ِّل َش‬/‫َو ِم ْن ُك‬

Artinya: "Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu mengingat
(kebesaran Allah).
Titrasi Pengendapan
• Titrasi Pengendapan adalah titrasi yang berdasarkan pembentukan endapan.

• Perak nitrat (AgNO3) adalah bahan kimia yang paling banyak digunakan
sebagai senyawa pengendap sehingga titrasi pengendapan dikenal juga
sebagai titrasi argentometri
• Senyawa lainnya yang dapat digunakan sebagai senyawa pengendap dalam
titrasi adalah merkuri (II), Hg2+ sehingga dikenal sebagai metode
titrasi merkurometri.
Titrasi Argentometri

Argentometri: Titrasi pengendapan yang menggunakan ion


Ag+ (perak) sebagai pentiter (titran).

Kegunaan :
Untuk menetapkan kadar halogenida dan senyawa-senyawa lain yang
membentuk endapan dengan perak nitrat (AgNO3.)
Dasar titrasi argentometri
Titrasi argentometri adalah pembentukkan endapan yang tidak mudah larut antara titran
dengan analit.
Contoh :
Penentuan NaCl dimana ion Ag+ dari titran akan bereaksi dengan ion Cl- dari analit
membentuk garam yang tidak mudah larut . Endapan AgCl yang terbentuk berwarna putih.

• Ag(NO3) (aq) + NaCl (aq) → AgCl (s) + NaNO3 (aq)


endapan putih
Hal penting yang harus diperhatikan
• Hasil kali kelarutan harus cukup kecil sehingga pengendapan bersifat kuantitatif.
• Reaksi samping tidak boleh terjadi demikian juga kopresipitasi (zat lain yang
ikut mengendap selain zat yang diinginkan).
• Reaksi berlangsung cepat
• Reaksi yang menghasilkan endapan dapat digunakan untuk analisis
• Titik akhir dapat dideteksi. Diperlukan indikator untuk melihat TAT
Metode titrasi Argentometri
Berdasarkan jenis indikator

1) Metode Mohr (pembentukan endapan berwarna pada titik akhir)


2) Metode Volhard (terbentuknya kompleks berwarna yang larut pada titik akhir)
3) Metode Fajans (adsorpsi indikator pada endapan)
Cara Pengamatan Titik akhir titrasi (TAT) Argentometri :
1. Terjadinya kekeruhan (turbidity)
2. Terjadinya endapan berwarna
3. Terjadinya ion kompleks berwarna
4. Dengan indikator adsorpsi

Tiga Cara penentuan titik akhir titrasi


Cara Mohr : Indikator CrO42-
Cara Volhard : indikator Fe3+
Cara Fajans : Fluorescein (indicator adsorpsi)
Titrasi argentometri berdasarkan pada reaksi pengendapan zat
yang akan dianalisa
(misalnya Cl- atau CNS-) dengan larutan standar AgNO3 sebagai
penitrasi.

menurut persamaan reaksi : Ag+ + X- → AgX ↓


1. Metode Mohr
Titrasi Argentometri metode Mohr:

 Indikator yang digunakan adalah larutan kalium kromat (K2CrO4).


 Metode Mohr digunakan untuk penetapan kadar klorida dan bromida (Cl- dan Br-).
 Titik akhir titrasi dapat diamati dengan penambahan indikator larutan K 2CrO4 5% akan
membentuk endapan Ag2CrO4 berwarna merah bata setelah penambahan
AgNO3 berlebih.
Prinsip Titrasi Argentometri Metode Mohr

• AgNO3 pada awal titrasi akan bereaksi dengan NaCl membentuk endapan AgCl
yang berwarna putih.
• Bila semua ion Cl- sudah habis bereaksi dengan ion Ag+ dari AgNO3, maka
kelebihan sedikit ion Ag+ akan bereaksi dengan ion CrO42- dari indikator
K2CrO4 yang ditambahkan.
• Pembentukan endapan warna merah bata dari Ag2CrO4 menandakan bahwa titik
akhir titrasi telah tercapai.
Reaksinya :
• Fase awal titrasi : Ag+ + Cl- → AgCl ↓ ( putih)

• Fase pada titik akhir titrasi : Ag+ + CrO42- → Ag2CrO4 (merah bata)

• Suasana larutan harus netral, yaitu pada rentang pH 6,5 – 10.


• Bila pH>10 (basa) akan terbentuk endapan AgOH yang akan terurai menjadi Ag2O,
• Bila pH<6,5 (asam), ion kromat akan bereaksi dengan H+ menjadi Cr2O72-.
Contoh soal
• Sebanyak 50 mL air laut ditentukan kandungan NaCl nya dengan cara
menitrasinya menggunakan larutan standar AgNO3 0,2 M. Jika diperlukan
32 mL AgNO3.
Tentukan berapa g/L kandungan NaCl
[Cl -] = [NaCl]
[NaCl] = 0,128 M
g/L NaCl = 0,128 mol/L x Mr NaCl
= 0,128 mol/L x 58,5 g/mol
= 7,488 g/L
2. Metode Volhard
Prinsip Dasar Titrasi Argentometri Metode Volhard

 Indikator yang digunakan adalah larutan garam feri (Fe 3+)


 Titrasi dilakukan dalam suasana asam. Analit ditambah dengan lar. Asam nitrat 0,5-1,5 N
 Apabila titrasi terjadi dalam suasana basa maka menyebabkan ion besi (III) akan diendapkan
menjadi Fe(OH)3, sehingga titik akhir tidak dapat dicapai.
 larutan standar AgNO3 ditambahkan secara berlebih ke dalam larutan yang mengandung ion
halida (X-).
 Sisa larutan standar AgNO3 yang tidak bereaksi dengan ion X- dititrasi dengan larutan standar
tiosianat (KSCN atau NH4SCN) menggunakan indikator besi (III) (Fe 3+)
 Standarisasi Larutan Amonium Tiosianat (NH4SCN) dengan Larutan Standar AgNO3
Reaksinya sebagai berikut:

• Ag+ (berlebih) + X- → AgX ↓ + Ag+ (sisa)


• Ag+ (sisa) + SCN- → AgSCN ↓
• SCN- + Fe3+ → Fe(SCN)2+ (merah)
• Titrasi argentometri metode volhard dapat dipakai untuk penentuan kadar klorida,
bromida, iodida dan tiosianat pada larutan sampel.
• Pada penentuan ion Cl- cara tidak langsung dapat menyebabkan kesalahan yang cukup
besar. Hal dikarenakan endapan AgCl lebih mudah larut dari pada AgSCN (Ksp AgCl = 1,2
x 10-10 dan Ksp AgSCN = 1,2 x 10-12) jadi AgCl yang terbentuk cenderung larut kembali.

• Reaksinya adalah sebagai berikut: AgCl + SCN- → AgSCN + Cl-


3. Metode Fajans
• Pada titrasi argentometri metode fajans digunakan indikator adsorbsi untuk mengetahui titik akhir titrasi.
• Senyawa yang sering digunakan sebagai indikator adsorpsi adalah fluorescein
• Berbeda dengan indikator metode lainnya, indikator adsorbsi tidak memberikan perubahan warna kepada larutan,
tetapi pada permukaan endapan.
• Endapan yang terbentuk harus dijaga dalam bentuk koloid. Endapan yang dihasilkan berwarna merah muda dan
warna tersebut cukup kuat untuk dijadikan sebagai indikator visual penanda titik akhir titrasi.
• Dikarenakan penyerapan terjadi pada permukaan endapan, maka pada saat titrasi permukaan endapan diusahakan
seluas mungkin. Hal tersebut dimaksudkan supaya perubahan warna pada permukaan endapan tampak jelas.
Prinsip Dasar Titrasi Argentometri Metode Fajans

Tahap sebelum titik ekivalen tercapai


• Saat titrasi berlangsung, ion halida (X-) dalam keadaan berlebih dan diabsorbsi pada permukaan endapan AgX sebagai permukaan
primer.
• Reaksinya adalah sebagai berikut:
Ag+ + X- → AgX : X- Na+

Tahap setelah titik ekivalen tercapai


• Setelah titik ekivalen tercapai ada kelebihan AgNO3 yang ditambahkan Ag+ akan berada pada permukaan primer yang bermuatan
positif menggantikan kedudukan ion halida (X-).
• Maka ion indikator (Ind-) yang bermuatan negatif akan diabsorpsi oleh Ag+ (atau oleh permukaan absorpsi).
• Jadi titik akhir titrasi tercapai bila warna merah muda telah terbentuk.

• Reaksinya adalah sebagai berikut: AgX : Ag+ + Ind- → AgX : Ag+ Ind- (merah muda)
Indikator Adsorpsi Fluoresein
Beberapa Indikator Adsorpsi
Kurva Titrasi
Soal :
Jika 50 ml NaCl 0,10 M dititrasi dgn 0,1 M AgNO3 .
Hitung konsentrasi ion klorida selama titrasi pada:
(a). pada waktu mula-mula titrasi
(b). Setelah penambahan 10 ml larutan 0,1 M AgNO3
(c). Setelah penambahan 49,9 ml larutan 0,1 M AgNO3
(d). Pada titik kekivalen dan
(e). 60 ml dan larutan 0,1 M AgNO3
(Ksp AgCl = 1,56 x 10 -10 ).
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kelarutan

a. Temperatur
Kelarutan bertambah dengan naiknya temperature
b. Sifat pelarut
Garam-garam anorganic lebih larut dalam air, kurang larut dalam
pelarut organic. Sebagai dasar pemisahan dua zat.
c. Efek ion sejenis
Kelarutan endapan berkurang jika larutan tersebut mengandung ion-
ion yang sama. Sebab pembatasan Ksp (konstanta hasil kali
kelarutan)
d. Efek ion-ion lain
Kelarutan endapan bertambah bila dalam larutan terdapat garam-
garam yang berbeda dengan endapan

e. Pengaruh pH
Kelarutan garam dari asam lemah tergantung pada pH larutan,
miasalnya oksalat : ion H+ bergabung dengan ion C2O42- membentuk
H2C2O4 sehingga menambah kelarutan garamnya.

Anda mungkin juga menyukai