Anda di halaman 1dari 13

1. Pipet sebanyak beberapa mL sediaan sirup Vit.

B1 setara dengan 100mg tiamin


hidroklorida masukkan ke dalam erlenmeyer tambahkan 20ml aquadest. Larutan di
asamkan dengan asam nitrat encer lalu ditambahkan 10ml larutan baku AgNO 3 0,1 N.
Endapan yang terjadi di saring sampai larutan tidak mengandung klorida. Filtrat yang
mengandung kelebihan larutan baku AgNO3 selanjutnya di titrasi dengan larutan baku
amonium tiosianat 0,1N menggunakan indikator besi (III) amonium sulfat. Titik akhir
titrasi di tandai pada saat perubahan warna larutan menjadi merah.
Tiap mL perak nitrat 0,1 N setara dengan 16,85mg tiamin HCl. Hitung kadar tiamin HCl. ( Mr
Thiamin HCl 337, 3 g/mol, Mr AgNO3= 170 g/mol). Sampel sirup elkana botol 60 ml, tiap 5 ml
sirup mengandung 4 mg vitamin B1/Thiamin. Apakah Prinsip metode penentuan kadar thiamin HCl
dengan cara argentometri di atas disebut dengan metode :
Mohr
Volhard
Fajans
Pengendapan mohr
Mix Fajans dan Volhard

2. Larutan perak nitrat merupakan larutan standar sekunder, sehingga harus distandar terlebih
dahulu. Larutan baku primer apa yang digunakan untuk standarisasi ?
Amonium thiosianat
Kalium kromat
Besi ( II) amonium sulfat
Natrium klorida
HCl

3. Larutan yang ada dalam labu titrasi sesuai prosedur di atas adalah Thiamin HCl, HNO3 encer,
AgNO3, amonium tiosianat , besi (III) amonium sulfat dan AgCl. Pada kondisi dimana sesaat
sebelum tercapainya titik ekivalen, senyawa yang ada dalam larutan pada penentuan thiamin
HCl adalah :
Thiamin HCl, HNO3 encer, AgNO3, besi (III) amonium sulfat dan
Thiamin HCl, HNO3 encer, AgNO3, amonium tiosianat , besi (III) amonium sulfat dan AgCl
Thiamin HCl, HNO3 encer, AgNO3, amonium tiosianat , AgCl
Thiamin HCl, HNO3 encer, AgNO3, amonium tiosianat , besi (III) amonium sulfat
Thiamin HCl, HNO3 encer, AgNO3, besi (III) amonium sulfat dan AgCl

4. Pipet sebanyak beberapa mL sediaan sirup Vit.B1 setara dengan 100mg tiamin hidroklorida
masukkan ke dalam erlenmeyer tambahkan 20ml aquadest. Larutan di asamkan dengan asam
nitrat encer lalu ditambahkan 10ml larutan baku AgNO 3 0,1 N. Endapan yang terjadi di saring
sampai larutan tidak mengandung klorida. Filtrat yang mengandung kelebihan larutan baku
AgNO3 selanjutnya di titrasi dengan larutan baku amonium tiosianat 0,1N menggunakan
indikator besi (III) amonium sulfat. Titik akhir titrasi di tandai pada saat perubahan warna larutan
menjadi merah.
5. Tiap mL perak nitrat 0,1 N setara dengan 16,85mg tiamin HCl. Hitung kadar tiamin HCl. ( Mr
Thiamin HCl 337, 3 g/mol, Mr AgNO3= 170 g/mol). Sampel sirup elkana botol 60 ml, tiap 5 ml
sirup mengandung 4 mg vitamin B1/ThiaminBerapa ml sirup dibutuhkan untuk 1 kali titrasi, jika
volume AgNO3 0.1 M yang didapat sebesar 5 ml.
101,3 ml
102.3 ml
103.3 ml
104.3 ml
105.3 ml

6. Pipet sebanyak beberapa mL sediaan sirup Vit.B1 setara dengan 100mg tiamin hidroklorida
masukkan ke dalam erlenmeyer tambahkan 20ml aquadest. Larutan di asamkan dengan asam
nitrat encer lalu ditambahkan 10ml larutan baku AgNO 3 0,1 N. Endapan yang terjadi di saring
sampai larutan tidak mengandung klorida. Filtrat yang mengandung kelebihan larutan baku
AgNO3 selanjutnya di titrasi dengan larutan baku amonium tiosianat 0,1N menggunakan
indikator besi (III) amonium sulfat. Titik akhir titrasi di tandai pada saat perubahan warna larutan
menjadi merah.Tiap mL perak nitrat 0,1 N setara dengan 16,85mg tiamin HCl. Hitung kadar
tiamin HCl. ( Mr Thiamin HCl 337, 3 g/mol, Mr AgNO3= 170 g/mol). Sampel sirup elkana botol 60
ml, tiap 5 ml sirup mengandung 4 mg vitamin B1/ThiaminDalam prosedur di atas, AgNO3 yang
ditambahkan sebesar 10 ml AgNO3 0.1M. Berapa menurut Sdr. Ml kelebihan AgNO3, jika sirup
yang ditambahkan sebesar 200 ml ? ( koefisien 1:1)

5.1 ml
5.2 ml
5.3 ml
5.4 ml
5.5 ml

7. Pipet sebanyak beberapa mL sediaan sirup Vit.B1 setara dengan 100mg tiamin hidroklorida
masukkan ke dalam erlenmeyer tambahkan 20ml aquadest. Larutan di asamkan dengan asam
nitrat encer lalu ditambahkan 10ml larutan baku AgNO 3 0,1 N. Endapan yang terjadi di saring
sampai larutan tidak mengandung klorida. Filtrat yang mengandung kelebihan larutan baku
AgNO3 selanjutnya di titrasi dengan larutan baku amonium tiosianat 0,1N menggunakan
indikator besi (III) amonium sulfat. Titik akhir titrasi di tandai pada saat perubahan warna larutan
menjadi merah. Tiap mL perak nitrat 0,1 N setara dengan 16,85mg tiamin HCl. Hitung kadar
tiamin HCl. ( Mr Thiamin HCl 337, 3 g/mol, Mr AgNO3= 170 g/mol). Sampel sirup elkana botol 60
ml, tiap 5 ml sirup mengandung 4 mg vitamin B1/ThiaminDalam 3 kali titrasi, volume amonium
tiosianat 0,1N yang didapat rata2 6.7 ml, berapa kadar Thiamin HCl dalam sirup elkana
tersebut ?

110 %
111,1%
111.2%
111.3%
111.4%

8. Prinsip dari Argentometri adalah terbentuknya endapan yang stabil dari logam perak. Endapan
yang terbentuk harus sempurna dan oleh karena itu reaksi pembentukan endapan harus
bergeser sesuai keseimbangan reaksi. Misalkan pembentukan endapan AgCl dari AgNO3 dan
sampel halida menurut reaksi : AgNO3 + X == AgCl, agar endapan sempurna, maka :
Gunakan AgNO3 seencer mungkin
Kesetimbangan bergeser kekiri, sehingga konsentrasi X maksimal bereaksi
Kesetimbangan bergeser ke kanan,
Konsentrasi X sekecil mungkin
Tambahkan asam klorida

9. Indikator tirasi kompleksometri dengan Eriochrome Black – T sangat dipengaruhi pH, karena
pada pH tertentu warna berbeda..
Pada pH 8-10 perubahan warna yang terjadi merah –biru
Pada pH 5, TA bewarna merah
TA diihat dari perubahan warna biru menjadi merah asal pH 8-10
TA diihat dari perubahan warna biru menjadi merah asal pH 5
TA diihat dari perubahan warna merah menjadi biru asal pH 5

10. Pada pembakuan larutan dinatrium EDTA ditimbang saksama 0,1094 g kalsium karbonat,
dilarutkan dengan beberapa tetes asam klorida 1 N. Ditambahkan 25 ml air suling, 15 ml dapar
amonium klorida pH 10. Ditambahkan indikator biru hidroksinaftol. Dititrasi dengan larutan
dinatrium EDTA hingga titik akhir tercapai. Volume larutan titer dinatrium EDTA yang
dibutuhkan = 20.8 ml. Hitung molaritas larutan dinatrium EDTA tersebut. ( Mr kalsium karbonat
= 100 g/mol ). Dari pembakuan dengan kalsium karbonat, jumlah mol kalsium karbonat yang
bereaksi dengan EDTA adalah :
0.0011 mol
0,011 mol
0,101 mol
0,00001 ol
0.00011 mol

11. Pada pembakuan larutan dinatrium EDTA ditimbang saksama 0,1094 g kalsium karbonat,
dilarutkan dengan beberapa tetes asam klorida 1 N. Ditambahkan 25 ml air suling, 15 ml dapar
amonium klorida pH 10. Ditambahkan indikator biru hidroksinaftol. Dititrasi dengan larutan
dinatrium EDTA hingga titik akhir tercapai. Volume larutan titer dinatrium EDTA yang
dibutuhkan = 20.8 ml. Hitung molaritas larutan dinatrium EDTA tersebut. ( Mr kalsium karbonat
= 100 g/mol ). Molaritas dinatrium EDTA dalam reaksi pembakuan tersebut adalah ? ( koefesien
1:1)
0.0529 M
0.529 M
5.290 M
0.000529 M
0.0596 M

12. TTK diminta untuk menyiapkan berapa kebutuhan bahan EDTA, ZnSO4.7H2O, HCl 1N serta
larutan dapar. Kebutuhan untuk 50 siswa, masing2 melakukan 2 kali titrasi. Sebagai acuan
adalah setiap kali titrasi Volume EDTA 0,1 M yang diperlukan sekitar 10 ml. ( Mr. Na EDTA
336.21 g/mol, Mr ZnSO4.7H2O -287 g/mol). Berapa dinatrium EDTA 0.1 M yang harus ditimbang
untuk keperluan tersebut ?
29.6 g
30.6 g
31.6 g
32.6 g
33.6 g

13. TTK diminta untuk menyiapkan berapa kebutuhan bahan EDTA, ZnSO4.7H2O, HCl 1N serta
larutan dapar. Kebutuhan untuk 50 siswa, masing2 melakukan 2 kali titrasi. Sebagai acuan
adalah setiap kali titrasi Volume EDTA 0,1 M yang diperlukan sekitar 10 ml. ( Mr. Na EDTA
336.21 g/mol, Mr ZnSO4.7H2O -287 g/mol). Berapa ZnSO4.7H2O yang harus disiapkan ?

27.7 g
28.7 g
29.7 g
30.7 g
31.7 g

14. Senyawa kompleks bisa terbentuk dari reaksi logam sebagai akseptor elektron dan harus ada
yang bertindak sebagai penerima elektron. Kondisi ini tidak akan terpenuhi pada pasangan
dibawah ini
Logam transisi dan komplekson
Logam transisi dan basa Lewis
Logam transisi dan ion negative
Logam transisi dan ligand
Logam transisi dan ion positif
Senyawa {Co(NH3)6}3+ memiliki bilangan bilangan koordinasi sebesar
1
3
6
D 18
tak dapat ditentukan

15. Pada titrasi logam Zn dengan EDTA secara kompleksometri menggunakan indikator EBT, titik
akhir titrasi ditandai dengan
EDTA berlebih bereaksi dengan indikator membentuk warna biru.
Indikator bereaksi dengan H+ hingga berwarna biru.
Indikator terikat pada kompleks Zn-EDTA hingga berwarna biru.I
ndikator yang terikat pada Zn terlepas hingga berwarna biru.
pH larutan turun hingga indikator berwarna biru.

16. Indikator logam yang digunakan dalam kompleksometri memiliki beberapa karakteristik. Berikut
yang bukan merupakan sifat dari indikator logam dalam berikatan dengan logam dan ligand
adalah
Memiliki warna yang berbeda pada saat terikat dan bebas.
Bekerja pada suatu range pH tertentu.
Dapat bereaksi dengan logam.
Dapat bereaksi dengan komplekson.
Mudah larut dalam air

Penentuak kadar amoksisilin dalam tablet secara spektrofotometri

Berat 10 tablet amoksisilin 6250 gram.

Kandungan 1 tablet 500 mengandung 500 mg amoksisilin.

Mencari panjang gelombang maksimum

125 mgr amoxicillin dilarutkan dalam 250ml NaOH0,1N, diencerkan 50x dengan NaOH 0,1N
lalu

dibaca absorbansinya pada λ = 200- 380nm

17. 125 mgr amoxicillin dilarutkan dalam 250ml NaOH0,1N, diencerkan 50x dengan NaOH 0,1N lalu
dibaca absorbansinya pada λ = 200- 380nm . Apakah Amoksisilin yang digunakan dan Berapakah
konsentrasi dalam ppm amoksisilin sesuai prosedur di atas ?

Amoksisilin tablet, konsentrasi 10 ppm

Amoksisilin murni, konsentrasi 15 ppm


Amoksisilin murni, konsentrasi 20 ppm

Amoksisilin tablet, konsentrasi 15 ppm

Amoksisilin tablet, konsentrasi 20 ppm

18. Pada penyiapan baku pembanding, dibuat 4 konsentrasi ppm amoksisiin, yaitu 15 ppm, 20 ppm,
30 ppm dan 40 ppm, dengan maksud untuk mendapatkan pembacaan absorban yang baik..
Larutan diencerkan dengan NaOH 0.1 N. Amoksisilin apa yang dipakai dan berapa amoksisiin
yang ditimbang untuk mendapat larutan induk, jika pipet yang tersedia pipet volume 5ml, dan
labu ukur 500 ml dan 4 buah labu ukur 50 ml ?

Amoksisilin murni, timbang 93.75 mg

Amoksisilin murni, timbang 95.75 mg

Amoksisilin tablet, timbang 96.75 mg

Amoksisilin tablet, timbang 97.75 mg

Amoksisilin tablet, timbang 98.75 mg

19. Hasil pengukuran absorbans amoxicillin murni dilarutkan dalam 250ml NaOH0,1N Larutan baku
kemudian diencerkan kembali sehingga didapat konsentrasi 10 ppm, 15ppm, 20ppm dan 40
ppm, dengan absorban berturut turut 0.25, 0.38, 0.51 dan 0.98. Apakah kurva baku yang
didadatkan ?

Y = 0.022 X + 0.014

Y = 0.023 X + 0.015

Y = 0.024 X + 0.016

Y = 0.025 X + 0.017

Y = 0.026 X + 0.018

20. 10 tablet amoxicillin diambil secara acak lalu ditimbang satu persatu, kemudian digerus halus
hingga homogen. Serbuk amoxicillin ditimbang sebanyak 117.2 mg dan dilarutkan dengan
NaOH 0,1N ,dikocok selama 10 menit lalu didiamkan dalam ruang tertutup selama 15 menit

Larutan amoxicillin dengan NaOH disentrifuga dengan kecepatan 3000 putaran/10menit lalu filtrat
diencerkan dengan NaOH 0,1N sampai 500 ml, pipet 8 ml ad 100 ml, lalu diukur 
absorbansinya pada λ max dan dilakukan dengan 3xreplikasi. Berat 10 tablet amoksisilin 6250 gram.
Kandungan 1 tablet 500 mengandung 500 mg amoksisilin. Hasil 3 kali pengukuran absorban didapat
angka : 0.375, 0.381 dan 0.380. Berapa kadar amoksisilin dalam tablet tersebut ? ( gunakan kurva
baku yang didapat)

75.5%
76.5%

79.5%

80.5%

81.5%

21. Kuvet yang dapat digunakan untuk analisa kuantitatif dengan spektrofotometer vis  terbuat
dari…

Kuarsa

Keramik

Alumunium

Platina

Kaca

22. Persyaratan larutan yang akan di analisis dengan spektrofotometer sumber cahaya UV adalah :

Larutan harus pekat

Larutan harus bewarna

Larutan harus bening

Larutan harus encer dan bewarna

Larutan bening dan pekat

23. Dalam suatu praktikum spektrofotometri,seorang TTK ingin membuat larutan baku induk asam
salisilat dengan konsentrasi 500 ppm. Jika volume yg diinginkan adalah 1000 ml, tentukan
berapa gram asam salisilat yang harus ditimbang?

0.1 gram

0.3 gram

0.5 gram

0.7 gram

0.9 gram
24. Dalam suatu praktikum spektrofotometri,seorang TTK ingin membuat larutan baku induk asam
salisilat dengan konsentrasi 500 ppm. Jika volume yg diinginkan adalah 1000 ml Untuk keperluan
pengukuran,maka harus dibuat konsentrasi sebesar 10 ppm. Apa yang sdr. Lakukan :

Pipet 2 ml larutan induk add 100 ml

Pipet 4 ml larutan induk add 100 ml

Pipet 6 ml larutan induk add 100 ml

Pipet 8 ml larutan induk add 100 ml

Pipet 10 ml larutan induk add 100

25. Seorang TTK menentukan kadar parasetamol dengan metode nitrimetri, dengan prosedur
sebagai berikut : Sejumlah 215 mg serbuk tablet parasetamol ditimbang seksama kemudian
dimasukkan kedalam erlenmeyer. Ditambahakan 20 mL asam klorida P dan 50 mL air, diaduk
hingga larut, kemudian dipanaskan minimal selaama 1 jam diatas penangas air. Setelah selesai
dilakukan pendinginan hingga temperatur ± 8ºC. Dilakukan titrasi pelan-pelan dengan natrium
nitrit 0,1 M ( tetap pertahankan campuran pada suhu ± 8 oC dalam baskom es selama titrasi )
hingga setetes larutan memberikan warna pada indikator kanji .Titrasi dianggap selesai jika titik
akhir tercapai ditunjukkan dengan larutan yang dibiarkan 1 menit tetap menghasilkan warna
biru pada indikator. Tiap ml larutan NaNO 2, setara dengan 15,116 mg parasetamol. ( Mr
Parasetamol 151.163 g/mol, Natrium nitrit 69 g/mol ). Berat 1 tablet 750 mg, mengandung 500
mg.

26. Alasan kenapa dilakukan pemanasan selama 1 jam adalah :

Reaksi berjalan lambat

Parasetamol tidak dapat bereaksi dengan sempurna dengan natrium nitrit

Parasetamol mempunyai gugus amin primer yang harus dilepaskan dengan pemanasan

Dengan pemanasan akan terjasi hisrolisis menghasilkan senyawa amin primer

Amin primer pada parasetamol memiliki ikatan kuat dengan inti benzene

27. Natrium nitrit yang digunakan adalah 0.1 M. Berat yang harus ditimbang untuk kebutuhan 40
orang, setiap kali titrasi 10 ml dan duplo adalah :

6.9 gram dalam 1000 ml

6.9 ml dalam 500 ml

0.69 gram dalam 500 ml

0.69 dalam 1000 ml

69 gram dalam 1000 ml


28. Setelah pemanasan, pada saat dimulai titrasi, suhu harus diatur seitar 8 derajat. Jika di atas suhu
tersebut maka :

Reaksi amin primer dengan natrium nitrit tidak terjasi.

Garam diazonium yang terbentuk terurai menjadi amin aromatis primer lagi

Garam diazonium terurai menjadi senyawa fenol

Pembentukan garam diazonium merupakan reaksi reversible

Senyawa nitrogen bebas yang terbentuk dari senyawa amin.

29. Indikator yang digunakan pada titrasi nitrimetri terdiri dari indicator dalam, luar dan
potensiometri Amilum termasuk :

Indikator luar dengan diteteskan di luar

Indikator dalam

Indikator luar dengan cara dioleskan

Buat bentuk pasta, batang pengaduk dicelupkan, lalu dioleskan pada past

Pasta kanji dengan batang pengaduk, dioleskan dalam erlenmayar

30. Jika natrium nitrit 0.1 M yang dibutuhkan rata-rata 9.6 ml, maka jumlah mol natrium nitrit yang
bereaksi l adalah :

0.0096 mol

0.096 mol

0.96 mol

0.01 mol

0.00096 mol

31. Seorang TTK menentukan kadar parasetamol dengan metode nitrimetri, dengan prosedur
sebagai berikut : Sejumlah 215 mg serbuk tablet parasetamol ditimbang seksama kemudian
dimasukkan kedalam erlenmeyer. Ditambahakan 20 mL asam klorida P dan 50 mL air, diaduk
hingga larut, kemudian dipanaskan minimal selaama 1 jam diatas penangas air. Setelah selesai
dilakukan pendinginan hingga temperatur ± 8ºC. Dilakukan titrasi pelan-pelan dengan natrium
nitrit 0,1 M ( tetap pertahankan campuran pada suhu ± 8 oC dalam baskom es selama titrasi )
hingga setetes larutan memberikan warna pada indikator kanji .Titrasi dianggap selesai jika titik
akhir tercapai ditunjukkan dengan larutan yang dibiarkan 1 menit tetap menghasilkan warna
biru pada indikator. Tiap ml larutan NaNO 2, setara dengan 15,116 mg parasetamol. ( Mr
Parasetamol 151.163 g/mol, Natrium nitrit 69 g/mol ). Berat 1 tablet 750 mg, mengandung 500
mg. Dari reaksi yang terjadi, maka berat parasetamol adalah :

1.451 gram

14.51 gram

145.1 gram

0.151 gram

0.1451 gram

32. Seorang TTK menentukan kadar parasetamol dengan metode nitrimetri, dengan prosedur
sebagai berikut : Sejumlah 215 mg serbuk tablet parasetamol ditimbang seksama kemudian
dimasukkan kedalam erlenmeyer. Ditambahakan 20 mL asam klorida P dan 50 mL air, diaduk
hingga larut, kemudian dipanaskan minimal selaama 1 jam diatas penangas air. Setelah selesai
dilakukan pendinginan hingga temperatur ± 8ºC. Dilakukan titrasi pelan-pelan dengan natrium
nitrit 0,1 M ( tetap pertahankan campuran pada suhu ± 8 oC dalam baskom es selama titrasi )
hingga setetes larutan memberikan warna pada indikator kanji .Titrasi dianggap selesai jika titik
akhir tercapai ditunjukkan dengan larutan yang dibiarkan 1 menit tetap menghasilkan warna
biru pada indikator. Tiap ml larutan NaNO 2, setara dengan 15,116 mg parasetamol. ( Mr
Parasetamol 151.163 g/mol, Natrium nitrit 69 g/mol ). Berat 1 tablet 750 mg, mengandung 500
mgJika perhitungan menggunakan kesetaraan yaitu 1 ml NaNO2 0.1M setara dengan berat
parasetamol sebesar ?

145,1 mgram

15.1 mg

14.51 mg

1451 mg

0.541 gram

33. Seorang TTK menentukan kadar parasetamol dengan metode nitrimetri, dengan prosedur
sebagai berikut : Sejumlah 215 mg serbuk tablet parasetamol ditimbang seksama kemudian
dimasukkan kedalam erlenmeyer. Ditambahakan 20 mL asam klorida P dan 50 mL air, diaduk
hingga larut, kemudian dipanaskan minimal selaama 1 jam diatas penangas air. Setelah selesai
dilakukan pendinginan hingga temperatur ± 8ºC. Dilakukan titrasi pelan-pelan dengan natrium
nitrit 0,1 M ( tetap pertahankan campuran pada suhu ± 8 oC dalam baskom es selama titrasi )
hingga setetes larutan memberikan warna pada indikator kanji .Titrasi dianggap selesai jika titik
akhir tercapai ditunjukkan dengan larutan yang dibiarkan 1 menit tetap menghasilkan warna
biru pada indikator. Tiap ml larutan NaNO 2, setara dengan 15,116 mg parasetamol. ( Mr
Parasetamol 151.163 g/mol, Natrium nitrit 69 g/mol ). Berat 1 tablet 750 mg, mengandung 500
mgKadar Parasetamol dalam tablet tersebut adalah :
101.1 %

94.5 %

105 %

98 %

100 %

34. Yang manakah yang bukan merupakan factor yang mempengaruhi gerakan noda dalam KLT….

Stuktur kimia dari senyawa yang sedang dipisahkan


Sifat dari penyerap dan derajat aktifitasnya
Tebal dan perataan dri lapisan penyerap
Pelarut (dan derajat kemurniannya) fase bergerak
Besar platnya
ANSWER: E

35. Semua jenis kromatografi melibatkan proses kesetimbangan molekul-molekul yang dinamis dan
cepat diantara dua fasa. Kesetimbangan tersebut bergantung pada hal berikut ini, kecuali….

Kepolaran molekul zat uji


Ukuran molekul zat uji
Kepolaran fasa diam
Kepolaran fasa gerak
Kelarutan fasa gerak

36. Pemisahan apa saja yang biasanya menggunakan silica sebagai fase diam pada KLT….

Asam amino, hidrokarbon, vitamin, alkaloid


Polimer, protein, kompleks logam
Asam nukleat, nukleotida, halida
Ion-ion logam
Campuran enansiomer

37. Semua jenis kromatografi melibatkan proses kesetimbangan molekul-molekul yang dinamis dan
cepat diantara dua fasa. Kesetimbangan tersebut bergantung pada hal berikut ini, KECUALI …

Kepolaran molekul zat uii                    


Kepolaran fasa gerak
Ukuran molekul zat uji                         
Kelarutan fasa gerak
Kepolaran fasa diam

38. Pada KLT, jika analit memiliki kepolaran yang dekat atau sama dengan fasa diam, maka…..

Bermigrasi paling cepat                                    


Memiliki nilai Rf terkecil
Bermigrasi paling jauh                         
Terpisah paling cepat     
Memiliki nilai Rf terbesar

39. Plat KLT berkuran  200 mm x 200 mm. Sejumlah kecil analit ditotolkan pada jarak 5mm dari
bagian terbawah plat tersebut. Jarak antara penotolan pertama dengan ke dua secara horizontal
adalah 10mm. Setelah proses elusi dilakukan pengeringan dan penyemprotan terhadap plat,
sehingga terlihat 3 noda : A, B dan C. Noda A bermigrasi sejauh 100 mm ; B sejauh 132 mm dan
C sejauh 150 mm dari titik penotolan. Berapakah nilai Rf untuk zat C ?

0.50                                  
0.75                                    
0.66
0.68                                  
0.77

40. Perhatikan gambar bagan bagian spektrofotometer UV-Vis. Eksitasi elektron terjadi pada
bagian :

Pendispersi
Spit
Kuvet
Detektor
Sumber cahaya
Tailed or comet like spot

41. Pada proses pemisahan campuran semyawa dapat terjadi seperti dalam ganbar di atas. Untuk
mengatasi hal tersebut dapat dilakukan dengan :
Mengurangi ketebalan lapisan kromatografi
Menggunakan eluen lebih polar
Mengurangi jumlah volume penotolan
Melebarkan jarak penotolan
Penjenuhan chamber terlalu lama

Anda mungkin juga menyukai