MATERI
PENGUJIAN TOTAL POLIFENOL KOMPONEN BIOAKTIF
PADA PANGAN SEGAR DAN OLAHAN
Disusun Oleh :
Nur Hanif Istikomah / 131710101086
Kelompok J / Kelas A
Latar Belakang
Pangan fungsional merupakan pangan yang mengandung
Pengertian Polifenol
Polifenol adalah kelompok zat kimia yang ditemukan pada tumbuhan.
Zat ini memiliki tanda khas yaitu memiliki banyak gugus phenol dalam
molekulnya. Polifenol sering terdapat dalam bentuk glikosida polar dan
mudah larut dalam pelarut polar (Hosttetman, dkk, 1985). Beberapa
golongan bahan polimer penting dalam tumbuhan seperti lignin,
melanin dan tanin adalah senyawa polifenol dan kadang-kadang satuan
fenolitik dijumpai pada protein, alkaloid dan terpenoid (Harbone, 1987).
Senyawa fenol sangat peka terhadap oksidasi enzim dan mungkin hilang
pada proses isolasi akibat kerja enzim fenolase yang terdapat dalam
tumbuhan. Ekstraksi senyawa fenol tumbuhan dengan etanol mendidih
biasanya mencegah terjadinya oksidasi enzim. Semua senyawa fenol
berupa senyawa aromatik sehingga semuanya menunjukkan serapan
kuat di daerah spektrum UV. Selain itu secara khas senyawa fenol
menunjukkan geseran batokrom pada spektrumnya bila ditambahkan
basa. Karena itu cara spektrumetri penting terutama untuk identifikasi
dan analisis kuantitatif senyawa fenol (Harbone, 1987).
Polifenol berperan dalam memberi warna pada suatu tumbuhan
seperti warna daun saat musim gugur. Polifenol banyak ditemukan
dalam
buah-buahan,
sayuran
serta
biji-bijian.
Rata-rata
manusia
berbagai
penyakit
seperti
kanker.
Polifenol
membantu
Atau
Gambar 1.1. Struktur Phenol
2.2
Polifenol dapat
dan jenis
Senyawa
flavonoid
tersebut
merupakan
hasil
metabolisme
sekunder dari tanaman yang berasal dari reaksi kondensasi cinnamic acid
bersama tiga gugus malonyl-CoA. Banyak jenis-jenis flavonoid yang ada
di dalam teh, tetapi yang memiliki nilai gizi biasanya dibagi menjadi
enam kelompok besar (Cabrera et al., 2006).
Dari senyawa-senyawa polifenol tersebut, flavanol atau yang dikenal
dengan catechin, merupakan senyawa yang memyumbangkan berat 2030% dari daun teh yang kering. Senyawa catechin tidak berwarna, larut
dalam air, dan berfungsi untuk memberikan rasa pahit pada teh.
Modifikasi pada catechin dapat mengubah warna, aroma, dan rasa pada
teh. Sebagai contoh, pengurangan kadar catechin dalam teh dapat
menambah kualitas aroma dari suatu teh (Cabrera et al., 2006).
kapasitas
antioksidan
seperti
asam
klorogenat yang
merupakan ester dari beberapa asam sinamat dengan asam quinat, dan
asam kafeat, asam ferulat serta asam p-kaumarat yang terdapat yang
terdapat dalam bentuk bebas. Senyawa polifenol yang utama dalam kopi
adalam asam klorogenat dan asam kafeat. Asam klorogenat mencapai
90% dari total yang terdapat pada kopi (Mursu, et al., 2005 dalam
Yusmarini, 2011).
prosedur
ekstraksi
yang
tepat
dapat
meningkatkan
didapat
kemudian
dipekatkan
dengan
menggunakan
rotary
metode Jeong et al. (2005) dalam Suoth, dkk., (2013). Dalam sampel
ekstrak sebanyak 1 mL ditambahkan dengan 1 mL reagen FolinCiocalteu (50%) dalam tabung reaksi dan kemudian campuran ini
divortex selama 3 menit. Setelah interval waktu 3 menit, ditambahkan 1
mL larutan Na2CO3 2%. Selanjutnya campuran disimpan dalam ruang
gelap
selama
30
menit.
Absorbansi
ekstrak
dibaca
dengan
in
vivo
dapat mencegah
oksidasi
terhadap
ion
logam untuk
mencegah pembentukan
dapat menangkap
beberapa mekanisme,
elektron
tunggal,
dan
yaitu
transfer
baru-baru
ini
radikal
atom
bebas
dengan
hidrogen,
transfer
radikal
parameter
obat
bebas
adalah
metode
DPPH. Tujuan
konsentrasi
yang
uji
metode
dengan
ini
adalah
ekuivalen memberikan
50% efek aktivitas antioksidan (IC50). Hal ini dapat dicapai dengan
cara menginterpretasikan data eksperimental dari metode tersebut.
DPPH merupakan radikal bebas yang dapat bereaksi dengan
senyawa yang dapat mendonorkan atom hidrogen, dapat berguna
untuk
pengujian
memberikan
elektronnya
menjadi
serapan
kuat
berpasangan
pada
oleh
jumlah
elektron
yang
517
nm.
keberadaan
berpasangan,
secara
Ketika
penangkap
stokiometri
(Dehpour,
A.A.,
Ebrahimzadeh,
M.A.,
Fazel,
N.S.,
dan
untuk
menguji
kemampuan
beberapa
molekul
sebagai
tertentu
atau
ekstrak
T.A., Linssen, J.P.H., de Groot, A., dan Evstatieva, L.N., 2002; Prakash,
A., Rigelhof, F., dan Miller, E., 2010).
3. ABTS+ (2,2 azinobis (3-ethyl-benzothiazoline-6sulfonic-acid)
Metode pengukuran kemampuan menangkap radikal kation
(ABTS+) merupakan metode dekolorisasi
ABTS
kapasitas
ABTS
antioksidan secara
yang mengukur
langsung menangkap
radikal kation
ABTS+
adalah
yang
kemudian
akan
direduksi
oleh
antioksidan
ini
terukur
pada
spektrofotometer. Hasilnya
absorbansi
secara
734
nm
pada
diperlukan
untuk
mendapatkan
absorbansi
yang
linier pada
(ABTS ),
saring
larutan
dengan
kertas
ABTS
teroksidasi
saring whatman
#1,
kerja
sebagai
panjang gelombang
adalah
734
nm,
berikut:
absorbansi
lakukan
pada
spektrofotometer blanko
ABTS+
penyesuaian
spetrofotometer
dengan
dan
larutan
80 l standar
untuk
mengevaluasi
hidrofilik
secara
langsung bereaksi
yang
radikal O2 -
kemampuan
dengan
antioksidan
radikal
yang
enzimatik hipoxantin-xantin
PBS;
HPX,
0 dengan
100 l
timer, vorteks
selama
setiap
2. Persiapan Bahan
Setiap Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah jenis bahan
segar dan bahan olahan. Teh segar, kopi dan kakao bubuk serta teh
olahan yang dikemas menjadi teh siap minum. Kemudian dilakukan
penimbangan sebanyak 1,5 gram. Untuk jenis minuman teh yang dalam kemasan
tidak perlu dilakukan penimbangan.
3. Ekstraksi Senyawa Polifenol
Sebanyak 1,5 g sampel diekstraksi dengan melarutkan sampel
pada 50 ml aquades hangat. Kemudian di aduk selama a10 menit
agar bahan terlarut dalam sampel dapat keluar dengan lebih cepat.
Pelarutan dilakukan sebanyak 2 kali pengulangan. Setelah 10 menit
dilakukan filtrasi menggunakan kertas saring sehingga didapatkan
filtrate dan residu. Kemudian filtrat dilakukan peneraan dalam 50 ml
aquades yang bertujuan untuk menurunkan konsentrasi atau larutan.
Ekstraksi bertujuan untuk mendapatkan kandungan polifenol dalam
sampel yang selanjutnya akan dianalisa.
1,5 g sampel
50 ml Aquades
Ekstraksi Polifenol
Pengadukan 10
Filtrasi
Residu
Ekstrak Polifenol
Peneraan hingga 50 ml
Gambar 3. Ekstraksi Senyawa Polifenol
4. Prosedur Analisa
4.1. Analisa Kandungan Polifenol
Analisa total polifenol oleh kelompok 10 menggunakan bahan teh hijau
kepala djenggot dan teh siap minum zestea. Sampel yang telah ditera
dengan 50 ml aquades diambil 0,1 ml dan diletakkan pada tabung reaksi dan
ditambahkan 4,9 ml aquades yang bertujuan untuk menurunkan konsentrasi
sampel. Kemudian ditambahkan 0,5 ml Follin yang bertujuan agar senyawa
polifenol pada sampel dapat bereaksi dengan follin untuk membentuk larutan
berwarna yang dapat diukur absorbansinya. Kandungan senyawa pada
sampel ditunjukkan ketika semakin tinggi kandungan fenol pada sampel
maka akan semakin tinggi pula absorbansinya. Lalu dilakukan pengadukan
dengan vortex agar larutan homogen dan dilakukan pendiaman selama 5
menit untuk menstabilkan larutan karena proses pengadukan.
Setelah pendiaman selama 5 menit ditambahakan 1 ml Na2CO3 yang
berfungsi untuk mencipatakan kondisi basa agar terjadi reaksi antara
senyawa polifenol dengan reagen Follin Ciocalteau. Prinsip dari metode ini
adalah terbentuknya senyawa kompleks berwarna biru yang diukur pada
panjang gelombang 765 nm. Setelah ditambahkan Na 2CO3 dilakukan vortex
lagi utuk menghomogenkan larutan dan bahan kima tambahan tersebut
setelah itu didiamkan selama 60 menit ditempat yang gelap yang bertujuan
untuk mencegah terpaparnya senyawa polifenol oleh cahaya yang dapat
menyebabkan oksidasi senyawa polifenol. Setelah 60 menit maka dilakukan
pengukuran absorbansi menggunakan spektofotometer dengan panjang
gelombang 765 nm.
0,1 ml sampel + 4,9 ml aquades
0,5 ml follin-ciocalteau
Pencampuran (vortex)
Pendiaman 5
1 ml Na2CO3 (7%)
Pencampuran (vortex)
1.6
1.4 f(x) = 12.56x - 0.01
1.2 R = 1
1
Absorbansi (765 nm) 0.8
0.6
ABS
Linear (ABS)
0.4
0.2
0
0
x mg
0,1ml
x mg
0,1ml
V . Total( 50 ml)
B . Sampel (1,5 gram)
Perhitungan :
Abs
1
x=......
y=....
TP 1
Ulangan 1
Ulangan 12
Abs
2
x=......
y=....
TP 2
Abs
1
x=......
y=....
TP 3
Abs
1
x=......
y=....
TP 3
TOTAL POLIFENOL =
Rata-Rata
(B)
A+ B
2
= (0,017+0,0125)/12,558
= 0,0023
Total polifenol =
0,0023mg
= 0,0235 mg GAE/g
0,1 ml
2. Zestea
a. 0,199= 12,558x-0,0125
X
= (0,199+0,0125)/12,558
= 0,0168
Total polifenol =
0,0168mg
= 0,1684 mg GAE/g
0,1 ml
b. 0,778 = 12,558x-0,0125
X
= (0,778+0,0125)/12,558
= 0,0629
Total polifenol =
Rata-rata =
Rata-Rata
(A)
0,0629mg
= 0,6295 mg GAE/g
0,1 ml
0,0168+ 0,0629
= 0,0399 mg GAE/g
2
SD
RSD
0,03260
x 100 = 1,388%
0,0023
(0,01680,0399)2 +(0,06290,399)2
21
= 0,03260
Ulangan 1
Ulangan 2
A1
A2
A1
A2
1,5
1,5
1,5
1,5
50
50
50
50
0,1
0,1
0,1
0,1
0,481
0,306
0,542
0,256
(ml)
Absorban ssampel (765 ml)
Blank
o
0,022
Kelompok
:B
Bahan
Ulangan 1
Ulangan 2
A3
A4
A3
A4
1,5
1,5
1,5
1,5
50
50
50
50
0,1
0,1
0,1
0,1
0,576
0,287
(ml)
Absorbans sampel (765 ml)
0,701
0,212
Blanko
0,041
Kelompok : C
Bahan
Ulangan 1
Ulangan 2
B1
B2
B1
B2
1,5
1,5
1,5
1,5
50
50
50
50
0,1
0,1
0,1
0,1
0,997
0,415
0,977
0,412
(ml)
Absorbans sampel (765 ml)
Blank
o
0,024
Kelompok : D
Bahan
: Bubuk kopi (B3) danBubuk kopi (B4)
URAIAN
Ulangan 1
Ulangan 2
B3
B4
B3
B4
1,5
1,5
1,5
1,5
50
50
50
50
0,1
0,1
0,1
0,1
0,881
0,410
0,875
(ml)
Absorbans sampel (765 ml)
Blank
o
0,270
0,660
Kelompok : E
Bahan
Ulangan 1
B5
B6
Ulangan 2
B5
B6
Blank
o
0,024
1,5
1,5
1,5
1,5
50
50
50
50
0,1
0,1
0,1
0,1
1,326
0,275
1,454
0,271
(ml)
Absorbans sampel (765 ml)
Kelompok : F
Bahan
Ulangan 1
Blank
Ulangan 2
B9
B10
B9
B10
1,5
1,5
1,5
1,5
50
50
50
50
0,1
0,1
0,1
0,1
0,217
0,267
0,187
0,212
(ml)
Absorbans sampel (765 ml)
0,015
Kelompok : G
Bahan
: Teh hitam (C1) danTeh hitam (C2)
URAIAN
Ulangan 1
Ulangan 2
Blanko
C1
C2
C1
C2
1,5
1,5
50
50
0,1
0,1
0,1
0,1
0,649
0,045
0,677
0,028
(ml)
Absorbans sampel (765 ml)
0,011
Kelompok : H
Bahan
Ulangan 1
Ulangan 2
C3
C4
C3
C4
1,5
50
1,5
50
Blank
o
0,036
0,1
0,1
0,1
0,1
1,471
0,499
1,38
0,490
Kelompok : I
Bahan
Ulangan 1
Blank
Ulangan 2
C5
C6
C5
C6
1,5
1,5
50
50
0,1
0,1
0,1
0,1
0,130
0,973
0,140
1,056
(ml)
Absorbans sampel (765 ml)
0,025
Kelompok : J
Bahan
Ulangan 1
Ulangan 2
C7
C8
C7
C8
1,5
1,5
50
50
0,1
0,1
0,1
0,1
1,421
0,119
1,334
0,778
(ml)
Absorbans sampel (765 ml)
Blank
o
0,017
Kelompok : K
Bahan
Ulangan 1
Ulangan 2
C9
C10
C9
C10
1,5
50
1,5
50
Blank
o
0,012
0,1
0,1
0,1
0,1
1,001
0,279
0,995
0,450
Kelompok : L
Bahan
URAIAN
Blank
Ulangan 2
B7
B8
B7
B8
1,5
1,5
1,5
1,5
50
50
50
50
0,1
0,1
0,1
0,1
1,356
0,7361
1,214
0,822
(ml)
Absorbans sampel (765ml)
0,024
Ulangan 2
Rata-rata
RSD (%)
13,0666
8,4333
18,9333
5,9667
26,7957
11,2677
23,7000
11,2000
35,5333
7,6333
6,0999
7,4189
0,0158
0,045
39,3773
0,4073
3,782449
39,238
14,7
7,1
15,6333
7,9333
26,2648
11,3474
23,5667
17,8667
38,9333
7,5333
5,2999
5,9590
0,0073
0,032
36,9618
0,4001
4,047884
42,5425
13,8833
7,76665
17,2833
6,95
26,5303
11,3076
23,6334
14,5334
37,2333
7,5833
5,6999
6,6889
0,0116
0,0385
38,1696
0,4037
3,9152
40,8903
9,6072
11,443
13,5014
20,0086
1,4149
0,4908
0,397
32,44
6,457
0,9323
4,0790
1,8612
51,7241
23,6363
4,47
1,253
2,3969
5,7144
C7
C8
C9
C10
38,050
0,1684
26,9
0,232
35,7408
0,6295
26,7333
0,368
36,8955
0,0399
26,8166
0,3
4,426
1,388
2,1531
173,8333
4.2 Pembahasan
4.2.1 Produk Murni
34.57
23.63
11.31
0.01
36.9
38.17
26.53
13.88
3.92
Banyak jenis-jenis
flavonoid yang ada di dalam teh, tetapi yang memiliki nilai gizi biasanya dibagi menjadi
enam kelompok besar (Mahmood et al., 2010).
Khasiat utama teh berasal dari senyawa polifenol yang secara optimal
terkandung dalam daun teh yang masih muda. Daun teh hijau memiliki kandungan 1530% senyawa polifenol. Teh hijau diolah melalui inaktivasi enzim polifenol oksidase
yang terdapat di dalam daun teh tanpa mengalami proses fermentasi. Hal ini berbeda
dengan teh lainnya
varietas, jenis tanah, dan tingkat kematangan daun ketika dipetik. (Sumpio, 2006).
Dari literatur menerangkan bahwa kandungan polifenol teh disebabkan beberapa hal,
salah satunya fermentasi pada Teh Hijau (Tong Tji Green tea) tidak dilakukan
fermentasi sehingga cenderung kandungannya tinggi sedangkan Sari Wangi
mengalami fermentasi.
Berdasarkan data tersebut kandungan polifenol tertinggi berturut-turut pada
sampel kopi adalah kopi o aik chehong sebesar 34,5667 mg GAE/g, sekar arum
torabika murni, sekar arum kopi blending ekselen, sekar arum kopi robusta murni. Hal
ini tidak sesuai dengan literature, pada literature dijelaskan proses pengolahan pada
kopi akan memberikan pengaruh terhadap ketersediaan senyawa polifenol dan
antioksidannya. Proses pemanasan seperti pengeringan dengan system spray drying
dapat memicu berlangsungnya interaksi antara senyawa fenolat dengan protein serta
terlepasnya polifenol terikat akibat perlakuan panas (Tiwari et al., 2006). Proses
pengecilan ukuran menyebabkan rusaknya permeabilitas sel maka polfenol akan
berkurang atau bahkan hilang, Hal ini dikarenakan proses pemanasan akan
40.89
40
35
30
25
20
15
6.69 7.58 7.77
10
5
0
23.63
21.0221.02
17.28
14.53
11.35