Anda di halaman 1dari 10

NAMA : YULIA RESTI PRATIWI

BP : 1811122049

KELAS : KHP B/ THP

1. Jelaskan apa itu senyawa fitokimia

JAWAB:

Fitokimia atau kadang disebut fitonutrien, dalam arti luas adalah segala jenis zat


kimia atau nutrien yang diturunkan dari sumber tumbuhan, yang didalamnya
termasuk sayuran dan buah-buahan. Dalam penggunaan umum, fitokimia memiliki
definisi yang lebih sempit. Fitokimia biasanya digunakan untuk merujuk
pada senyawa yang ditemukan pada tumbuhan yang tidak dibutuhkan untuk fungsi
normal tubuh, tetapi memiliki efek yang menguntungkan bagi kesehatan atau
memiliki peran aktif bagi pencegahan penyakit. Karenanya, zat-zat ini berbeda
dengan apa yang diistilahkan sebagai nutrien dalam pengertian tradisional, yaitu
bahwa mereka bukanlah suatu kebutuhan bagi metabolisme normal, dan ketiadaan
zat-zat ini tidak akan mengakibatkan penyakit defisiensi, paling tidak, tidak dalam
jangka waktu yang normal untuk defisiensi tersebut. Senyawa fitokimia dapat
memiliki signifikansi biologis, contohnya karotenoid atau flavonoid, tetapi tidak
tersedia sebagai unsur hara. Terdapat kurang lebih 4.000 senyawa fitokimia di alam.

2. Jelaskan apa yang saudara ketahui tentang fungsi dari senyawa fitokimia baik bagi
tumbuhan maupun bagi manusia

JAWAB:

Zat alami fitokimia tidak saja terdapat pada tumbuhan saja tetapi pada tubuh
manusia yang mempunyai fungsi sangat baik dan berguna untuk kesehatan manusia.
Kombinasi zat fitokimia itu menghasilkan enzim-enzim sebagai detoksifikasi
(penangkal racun), dapat merangsang sistem imuntas (pertahanan tubuh), mencegah
trombosoit (penggumpalan keping-keping darah), meningkatkan metabolisme
hormone, meningkatkan pencernaan dan pengikatan zat karisinogen dalam liang usus,
anti bakteri, anti virus dan anti oksidan, mengatur gula darah serta anti kanker.
Beberapa jenis fitokimia terdapat pada sayur-sayuran yang berwarna kuning, jingga
pada wortel dan labu kuning, sayuran berwarna hijau misalnya brokoli serta buah-
buahan berwarna merah dan kuning, jingga seperti pepaya, tomat, nanas, semangka,
mangga dan lain-lain. Ada lagi yang terdapat dan ditemukan pada biji-bijian. Ada
pula Fitokimia yang terdapat pada semua kacang-kacangan dan dedaunan.

Pigmen-pigmen yang memberi warna-warni pada buah-buahan dan sayuran,


selain membangkitkan selera makan, juga fitokimia mempunyai efek yang bervariasi.
Sekitar 2000 macam pigmen pada tumbuhan dan buah-buahan ada yang sudah dikenal
dan diketahui, diantaranya adalah 450 jenis fitokimia karotenoid, 150 jenis fitokimia
anthosian dan 80 jenis fitokimia flavonoid. Kesimpulanya adalah bahwa Fitokimia
merupakan senyawa bioaktif yang ada pada tumbuhan yang fungsinya untuk
memberikan kesehatan pada tubuh manusia, mempunyai peranan yang sangat penting
dalam penelitian obat yang dihasilkan dari tumbuh-tumbuhan.

3. Kelompok senyawa apakah senyawa fitokimia tersebut? Apakah metabolit primer


atau metabolit sekunder atau bisa dua-duanya?

JAWAB : metabolit sekunder

4. Apa itu metabolit primer dan metabolite sekunder.

JAWAB :

A. Senyawa metabolit primer

Senyawa metabolit primer adalah senyawa yang dihasilkan oleh makhluk hidup
dan senyawa tersebut essensial bagi proses metabolisme sel makhluk hidup tersebut.
Metabolisme primer sangat penting bagi suatu organisme karna jika tidak ada proses
metabolisme primer maka proses pertumbuhan, perkembangan, serta reproduksi dari
organisme akan terganggu sehingga pada akhirnya organisme tersebut akan mati.
Senyawa yang tergolong dalam metabolit primer adalah senyawa-senyawa yang
diproduksi dan terlibat pada jalur metabolisme primer (contohnya glikolisis, siklus
asam sitrat/siklus Krebs, dan fotosintesis). Contoh metabolit primer adalah protein,
karbohidrat, lipid, asam amino, nukleotida, dan asetil CoA.
B. Senyawa metabolit sekunder 

adalah senyawa metabolit yang tidak esensial bagi pertumbuhan organisme dan


ditemukan dalam bentuk yang unik atau berbeda-beda antara spesies yang satu dan
lainnya. Setiap organisme biasanya menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang
berbeda-beda, bahkan mungkin satu jenis senyawa metabolit sekunder hanya
ditemukan pada satu spesies dalam suatu kingdom. Senyawa ini juga tidak selalu
dihasilkan, tetapi hanya pada saat dibutuhkan saja atau pada fase-fase tertentu. Fungsi
metabolit sekunder adalah untuk mempertahankan diri dari kondisi lingkungan yang
kurang menguntungkan, misalnya untuk mengatasi hama dan penyakit,
menarik polinator, dan sebagai molekul sinyal. Singkatnya, metabolit sekunder
digunakan organisme untuk berinteraksi dengan lingkungannya.

Senyawa metabolit sekunder diklasifikasikan menjadi 3 kelompok utama, yaitu:

a. Terpenoid (Sebagian besar senyawa terpenoid mengandung karbon dan hidrogen


serta disintesis melalui jalur metabolisme asam mevalonat.) Contohnya monoterpena,
seskuiterepena, diterpena, triterpena, dan polimer terpena.
b. Fenolik (Senyawa ini terbuat dari gula sederhana dan memiliki
cincin benzena, hidrogen, dan oksigen dalam struktur kimianya.) Contohnya asam
fenolat, kumarina, lignin, flavonoid, dan tanin.
c. Senyawa yang mengandung nitrogen. Contohnya alkaloid dan glukosinolat.

5. Apa yang saudara ketahui tentang senyawa-senyawa berikut ini (jelaskan


berdasarkan karakter strukturnya, kemampuan bioaktifitasnya, karakter tanaman yang
mengandung senyawa tersebut)

a. senyawa fenolik

Senyawa fenolik merupakan senyawa yang banyak ditemukan  pada tumbuhan.


Fenolik memiliki cincin aromatik satu atau lebih gugus hidroksi (OH) dan gugus –
gugus  lain penyertanya. Senyawa ini diberi nama berdasarkan nama senyawa
induknya, fenol. Senyawa fenol kebanyakkan memiliki gugus hidroksil lebih dari satu
sehingga disebut polifenol. Senyawa fenolik meliputi aneka ragam senyawa yang
berasal dari tumbuhan yang mempunyai ciri sama, yaitu cincin aromatik yang
mengandung satu atau dua gugus OH. Senyawa fenolik di alam terdapat sangat
luas, mempunyai variasi struktur yang luas, mudah ditemukan di semua
tanaman, daun, bunga dan buah. Ribuan senyawa fenolik alam telah diketahui
strukturnya, antara lain flavonoid, fenol monosiklik sederhana, fenil propanoid,
polifenol (lignin, melanin, tannin), dan kuinon fenolik.

senyawa fenolik alami mengandung sekurang-kurangnya satu gugus hidroksil dan


lebih banyak yang membentuk senyawa eter, ester atau glioksida daripada senyawa
bebasnya. Senyawa ester atau eter fenol tersebut memiliki kelarutan yang lebih besar
dalam air daripada senyawa fenol dan senyawa glioksidanya. Dalam keadaan murni,
senyawa fenol berupa zat padat yang tidak berwarna, tetapi jika teroksidasi akan
berubah menjadi gelap. Kelarutan fenol dalam air akan bertambah, jika gugus
hidroksil makin banyak. Senyawa fenolik memiliki aktivitas biologik yang beraneka
ragam, dan banyak digunakan dalam reaksi enzimatik oksidasi kopling sebagai
substrat donor H. Reaksi oksidasi kopling, selain membutuhkan suatu oksidator juga
memerlukan adanya suatu senyawa yang dapat mendonorkan H. Senyawa fenolik
merupakan contoh ideal dari senyawa yang mudah mendonorkan atom H.

b. senyawa flavonoid dan antosianin

Flavonoid merupakan kelompok senyawa fenolik terbesar di alam. Banyaknya


senyawa flavonoid ini karena banyaknya jenis tingkat hidroksilasi, alkoksilasi dan
glikosilasi pada strukturnya. Flavonoid mempunyai kerangka dasar karbon yang
terdiri dari 15 atom karbon yang membentuk susunan C6-C3-C6. Senyawa Fenolik 39
Lebih dari 2000 flavonoid yang berasal dari tumbuhan tumbuhan telah diidentifikasi,
diantaranya senyawa antosianin, flavonol, dan flavon. Antosianin (dari bahasa Yunani
anthos=bunga, kyanos, biru tua) adalah pigmen berwarna yang umumnya terdapat di
bunga berwarna merah, ungu, dan biru. Pigmen ini juga terdapat di berbagai bagian
tumbuhan lain, misalnya buah tertentu, batang, daun dan bahkan akar. Flavonoid
sebagian besar terhimpun dalam vakuola sel tumbuhan walaupun tempat sintesisnya
ada di luar vakuola. Berdasarkan strukturnya, flavonoid dapat dikelompokkan sebagai
berikut: Kalkon , Flavon, Flavonol , Flavanon, Antosianin, Isoflavon

    c. senyawa alkaloid
Alkaloid adalah kelompok metabolit sekunder terpenting yang ditemukan pada
tumbuhan. Keberadaan alkaloid di alam tidak pernah berdiri sendiri. Golongan
senyawa ini berupa campuran dari beberapa alkaloid utama dan beberapa kecil.
Definisi yang tepat dari istilah ‘alkaloid’ (mirip alkali) agak sulit karena tidak ada
batas yang jelas antara alkaloid dan amina kompleks yang terjadi secara alami.
Alkaloid khas yang berasal dari sumber tumbuhan, senyawa ini bersifat basa,
mengandung satu atau lebih atom nitrogen (biasanya dalam cincin heterosiklik) dan
mereka biasanya memiliki aktivitas fisiologis yang pada manusia atau hewan lainnya.

Kebanyakan alkaloid memiliki rasa pahit, bersifat basa lemah, dan sedikit larut
dalam air dan dapat larut dalam pelarut organic non polar seperti dietil eter, kloroform
dan lain-lain. Beberapa alkaloid memliki warna seperti berberin yang berwarna
kuning dan garam sanguinarine dengan tembaga berwarna merah. Alkaloid akan
terdekomposisi oleh panas kecuali strychnine dan caffeine. Secara wujud kebanyakan
alkaloid berbentuk padatan kristal dan sedikit diantaranya merupakan padatan amorf.
Alkaloid pada dasarnya merupakan senyawa yang bersifat basa dengan keberadaan
atom nitrogen dalam strukturnya, Asam amino berperan sebagai senyawa pembangun
dalam biosintesis alkaloid. Kebanyakan alkaloid mengandung satu inti kerangka
piridin, quinolin, dan isoquinolin atau tropan dan bertanggungjawab terhadap efek
fisiologis pada manusia dan hewan. Rantai samping alkaloid dibentuk atau merupakan
turunan dari terpena atau asetat. Alkaloid memiliki sifat basa dan bertindak sebagai
senyawa basa dalam suatu reaksi. Campuran alkaloid dengan suatu asam akan
membentuk garam kristalin tanpa membentuk air. Pada umumnya alkaloid berbentuk
padatan kristal seperti pada senyawa atropine. Beberapa alkaloid seperti lobeline atau
nikotin berbentuk cairan. Alkaloid memiliki kelarutan yang khas dalam pelarut
organik. Golongan senyawa ini mudah larut dalam alkohol dan sedikit larut dalam air.
Garam alkaloid biasanya larut dalam air. Di alam, alkaloid ada di banyak tumbuhan
dengan proporsi yang lebih besar dalam biji dan akar dan seringkali dalam kombinasi
dengan asam nabati. Senyawa alkaloid memiliki rasa yang pahit.

Klasifikasi alkaloid

Jika dibandingkan dengan kelas lain yang terjadi secara alami, tidak ada klasifikasi
struktur yang seragam untuk alkaloid. Klasifikasi alkaloid berdasarkan pada kerangka
karbonnya meliputi:
1. Alkaloid sebenarnya (True alkaloid)

Alkaloid jenis ini memiliki kerangka cincin heterosiklik yang mengandung atom
nitrogen. Biosintesis alkaloid jenis ini berasal dari asam amino-asam amino.

Contoh: Atrophine, Nicotine, Morphine

2. Protoalkaloid

Alkaloid jenis ini tidak memiliki cincin heterosiklik yang mengandung atom nitrogen
dan merupakan turunan dari asam amino.

Contoh: Ephedrine, mescaline, adrenaline

3. Pseudoalkaloid

Alkaloid jenis ini mengandung cincin heterosiklik yang mengandung atom nitrogen,
namun bukan merupakan turunan dari asam amino

Contoh: Caffeine, theobromine, theophylline

Selain klasifikasi di atas, alkaloid dapat diklasifikasikan dengan beberapa faktor


yaitu berdasarkan biosintesisnya, berdasarkan kerangka struktur kimia, berdasarkan
farmakologi, dan berdasarkan taksonomi. Secara umum alkaloid dikelompokkan
dalam 2 bagian yaitu Heterosiklik dan non heterosiklik.

1. Alkaloid non heterosiklik

2. Alkaloid heterosiklik
d. senyawa terpenoid

Senyawa terpena merupakan kelompok senyawa organik hidrokarbon yang


melimpah yang dihasilkan oleh berbagai jenis tumbuhan. Terpenoid juga
dihasilkan oleh serangga. Senyawaan ini pada umumnya memberikan bau yang
kuat dan dapat melindungi tumbuhan dari herbivora dan predator. Terpenoid
juga merupakan komponen utama dalam minyak atsiri dari beberapa jenis
tumbuhan dan bunga. Minyak atsiri digunakan secara luas untuk wangi-
wangian parfum, dan digunakan dalam pengobatan seperti aromaterapi. Terpena
merupakan komponen utama dalam minyak turpentine. Nama “terpena” berasal
dari kata turpentine (terpentine). Senyawaan terpena juga merupakan salah satu
senyawa pembangun utama dalam biosintesis sebagai contoh, steroid
merupakan turunan dari triterpene squalene. Senyawa terpena disebut juga
sebagai isoprenoid. Di alam, senyawa terpena didominasi sebagai gugus
hidrokarbon, alkohol, glikosida, eter, aldehida, keton, asam karboksilat dan
esternya.

Karakteristik Terpenoid

Sebagian besar terpenoid tidak berwarna, merupakan cairan yang memiliki


bau, memiliki berat jenis yang lebih ringan daripada air, mudah menguap dengan
adanya uap air panas. Sedikit diantaranya berwujud padatseperti camphor.
Senyawa terpenoid dapat larut dalam pelarut organik dan biasanya tidak larut
dalam air. Kebanyakan terpenoid bersifat optic aktif. struktur senyawa terpenoid
adalah alil siklik beberapa diantaranya merupakan senyawa tak jenuh dengan satu
atau lebih ikatan rangkap. Konsekuensinya senyawa mudah mengalami reaksi adisi
dengan hydrogen, halogen, asam dan lain-lain. Sejumlah produk adisinya memiliki sifat
antiseptic.Terpenoid mudah mengalami reaksi polimerisasi dan dehidrogenasi serta
mudah teroksidasi oleh agen pengoksidasi. Pada pemanasan, kebanyakan terpenoid
menghasilkan isoprene sebagai salah satu produknya.

e. senyawa karotenoid

Karotenoid adalah pigmen organik yang ditemukan didalam kloroplas dan juga


kromoplas tumbuhan dan kelompok organisme lainnya seperti alga ("ganggang"),
sejumlah bakteri (fotosintentik maupun tidak), dan juga beberapa jenis fungi (non-
fotosintetik). Karotenoid dapat diproduksi oleh semua organisme tersebut dari
lipid,karbohidratdan komponnen molekul penyusun dasar dalam suatu organisme.
Organisme heterotrof sepenuhnya, seperti hewan, juga memanfaatkan karotenoid dan
memperolehnya dari makanan yang dikonsumsinya. Ada dua kelompok besar
karotenoid, yaitu xantofil (karotenoid yang membawa atom oksigen) dan karotena
(karotenoid yang murni hidrokarbon, tidak memiliki atom oksigen). Semua
karotenoid adalah tetraterpenoid karena terbentuk dari delapan molekul isoprena
sehingga memunyai 40 atom karbon. Sebagai pigmen, karotenoid pada umumnya
menyerap chaya biru dan memantulkan warna-warna berpanjang gelombang besar
(merah sampai kuning kehijauan). Pewarna alami pada kisaran merah, jingga, sampai
kuning banyak yang merupakan anggotanya, seperti likopena, karotena, lutein,
dan zeaxantin. Zat-zat inilah yang biasanya menyebabkan warna merah, kuning atau
jingga pada buah dan sayuran. Peran terpenting karotenoid dalam proses fisiologi
adalah sebagai zat antioksidan dan penghantar elektron dalam fotosintesis. Selain itu,
beberapa karotenoid dapat diubah menjadi vitamin esensial.

f.  senyawa klorofil

Klorofil adalah pigmen pemberi warna hijau pada tumbuhan, alga dan bakteri
fotosintetik. Senyawa ini yang berperan dalam proses fotosintesis tumbuhan dengan
menyerap dan mengubah tenaga cahaya menjadi tenaga kimia. Dalam proses
fotosintesis, terdapat 3 fungsi utama dari klorofil yaitu memanfaatkan energi
matahari, memicu fiksasi CO2 menjadi karbohidrat dan menyediakan dasar energetik
bagi ekosistem secara keseluruhan. Dan karbohidrat yang dihasilkan fotosintesis
melalui proses anabolisme diubah menjadi protein, lemak, asam nukleat dan molekul
organik lainnya.

  Pada tanaman tingkat tinggi ada 2 macam klorofil yaitu) yang berwarna hijau tua
dan berwarna hijau muda. Klorofil-a dan b paling kuat menyerap cahaya di bagian
merah (600-700 nm), sedangkan yang paling sedikit cahaya hijau (500-600 nm).
Sedangkan cahaya berwarna biru dari spektrum tersebut diserap oleh karotenoid.
Karotenoid ternyata berperan membantu mengabsorpsi cahaya sehingga spektrum
matahari dapat dimanfaatkan dengan lebih baik. Energi yang diserap karotenoid
diteruskan kepada klorofil-a untuk diserap digunakan dalam proses fotosintesis,
demikian pula dengan klorofil-b.

Macam macam klorofil

a. Klorofil a

            Klorofil a adalah suatu senyawa kompleks antara magnesium dengan porfirin
yang mengandung cincin siklopentanon (cincin V). Keempat atom nitrogennya
dihubungkan secara ikatan. Koordinasi dengan ion Mg2+ membentuk senyawa
kompleks planar yang mantap. Rantai sampingnya yang bersifat hidrofob adalah suatu
terpenoid alkohol dan fitol yang dihubungkan secara ikatan ester dengan gugus
propionat dari cincin IV. Klorofil a merupakan salah satu bentuk klorofil yang
terdapat pada semua tumbuhan autotrof. Rumus kimia klorofila C55H72O5N4Mg.

b. Klorofil b

Klorofil b adalah klorofil kedua yang terdapat pada tumbuhan hijau. Klorofil b
juga terikat pada protein didalam sel. Klorofil B terdapat pada ganggang hijau
chlorophyta dan tumbuhan darat. Rumus kimianya C55 H70 O6 N4 Mg

Klorofil a dan klorofil b paling kuat menyerap cahaya bagian merah dan
ungu spektrum,cahaya hijau yang paling sedikit diserap maka apabila cahaya putih
menyinari struktur-struktur yang mengandung klorofil seperti misalnya daun maka
sinar hijau akan dikirimkan dan dipantulkan sehingga strukturnya tampak berwarna
hijau. Karoten termasuk ke dalam kromoplas yaitu plastida yang berwarna dan
mengandung pigmen selain klorofil.

c. Klorofil c

Klorofil C terdapat pada ganggang coklat Phaeophyta serta diatome


Bacillariophyta.Rumus kimia kolorofil C

Kelompok C3 (-CH = CH2) (-CH = CH2) (-CH = CH2) (-CH)


Kelompok C7 (-CH3) (-CHO) (-CH3) (-CH3) (-CH3)
Kelompok C8 (-CH2CH3) (-CH2CH3) (-CH2CH3) (-CH)
Kelompok C17 (-CH2CH2COO-Phytyl) (-CH2CH2COO-Ph

d. Klorofil d

Klorofil d terdapat pada ganggang merah Rhadophyta. Akibat adanya klorofil,


tumbuhan dapat menyusun makanannya sendiri dengan bantuan cahaya matahari.

Anda mungkin juga menyukai