PENDAHULUAN
A.PENGANTAR
1. Pengertian Senyawa Fenolik
Senyawa fenolik merupakan senyawa yang banyak ditemukan pada
tumbuhan. Fenolik memiliki cincin aromatik satu atau lebih gugus hidroksi (OH -) dan
gugus – gugus lain penyertanya.Senyawa ini diberi nama berdasarkan nama
senyawa induknya, fenol. Senyawa fenol kebanyakkan memiliki gugus hidroksil lebih
dari satu sehingga disebut polifenol.
Senyawa fenolik meliputi aneka ragam senyawa yang berasal dari tumbuhan
yang mempunyai ciri sama, yaitu cincin aromatik yang mengandung satu atau dua
gugus OH-. Senyawa fenolik di alam terdapat sangat luas,mempunyai variasi
struktur yang luas, mudah ditemukan di semua tanaman,daun, bunga dan
buah.Ribuan senyawa fenolik alam telah diketahui strukturnya,antara lain
flavonoid, fenol monosiklik sederhana, fenil propanoid, polifenol(lignin, melanin,
tannin), dan kuinon fenolik.
Banyak senyawa fenolik alami mengandung sekurang-kurangnya satu gugus
hidroksil dan lebih banyak yang membentuk senyawa eter, ester atau glioksida
daripada senyawa bebasnya.Senyawa ester atau eter fenol tersebut memiliki
kelarutan yang lebih besar dalam air daripada senyawa fenol dan senyawa
glioksidanya.
Dalam keadaan murni, senyawa fenol berupa zat padat yang tidak berwarna,
tetapi jika teroksidasi akan berubah menjadi gelap. Kelarutan fenol dalam air akan
bertambah, jika gugus hidroksil makin banyak.
Senyawa fenolik memiliki aktivitas biologik yang beraneka ragam, danbanyak
digunakan dalam reaksi enzimatik oksidasi kopling sebagai substrat donor H. Reaksi
oksidasi kopling, selain membutuhkan suatu oksidator juga memerlukan adanya
suatu senyawa yang dapat mendonorkan H. Senyawafenolik merupakan contoh
ideal dari senyawa yang mudah mendonorkan atom H.
Fenil Propanoid
Fenil propanoid merupakan senyawa fenol di alam yang mempunyai cincin
aromatik dengan rantai samping terdiri dari 3 atom karbon. Golongan fenil propanoid
yang paling tersebar luas adalah asam hidroksi sinamat, yaitu suatu senyawa yang
merupakan bangunan dasar lignin. Empat macam asam hidroksi sinamat banyak
terdapat dalam tumbuhan. Keempat senyawa tersebut yaitu asam ferulat, sinapat,
kafeat dan p-kumarat.
Radikal fenoksi dari senyawa ini umumnya mengalami pengkopelan diposisi
atomC8, membentuk struktur dengan jembatan 8-8 (8-8bridges).
Lignan
Senyawa-senyawa golongan fenil propanoid membentuk suatu senyawadimer
dengan struktur lignan.Senyawaan lignan memiliki struktur dasar (strukturinduk)
yang terdiri dari 2 unit fenil propanoid yang tergabung melalui ikatan 8-8.Ikatan khas
ini digunakan sebagai dasar penamaan lignan.
Penggabungan 2 unit fenil propanoid dapat pula terjadi melalui ikatan selain
membentuk 8-8, yang digolongkan ke dalam neolignan.Sedangkan jika 2 unit fenil
propanoid bergabung melalui atom O, senyawa yang terbentuktergolong dalam
oxineolignan.
Senyawaan lignan memiliki banyak modifikasi pada struktur induknya,yang
antara lain dapat menghasilkan penambahan cincin, penambahan atau
penghilangan atom C, dan sebagainya. Senyawaan ini tersebar luas di dunia
tumbuhan, dan banyak digunakan secara niaga sebagai antioksidan dan sebagai
komponen sinergistik dalam insektisida.Selain itu, lignan merupakan komponen
kimia yang aktif dalam tumbuhan obat tertentu.Salah satu senyawa golongan lignan,
yaitu podophyllotoxin, diketahui dapat menghambat tumor. Dalam pengobatan Cina,
lignan banyak dipakai untuk mengobati penyakit hepatitis dan melindungi organ hati.
Asam Ferulat
Asam ferulat adalah turunan dari golongan asam hidroksi sinamat, yang
memiliki kelimpahan yang tinggi dalam dinding sel tanaman. Hal inimemungkinkan
untuk dapat memberikan keuntungan yang signifikan di bidang kesehatan, karena
senyawa asam ferulat memiliki aktivitas antikanker danantioksidan. Selain itu juga
dapat menjadi prekursor dalam pembuatan senyawa aromatik lain yang bermanfaat.
Sebagai antioksidan, asam ferulat kemungkinan menetralkan radikalbebas,
seperti spesies oksigen reaktif (ROS). ROS kemungkinan yang menyebabkan DNA
rusak dan mempercepat penuaan.
Dengan studi pada hewan dan studi in vitro, mengarahkan bahwa asam
ferulat kemungkinan memiliki hubungan dengan aktivitas antitumor perlawanan
kanker payudara dan kanker hati. Asam ferulat memiliki kemungkinan sebagai
pencegah kanker yang efektif, yang disebabkan oleh paparan senyawa
karsinogenik, seperti benzopirene dan 4-nitroquinoline 1-oksida. Namun perlu
menjadi catatan, bahwa hal itu tidak diuji coba kontrol random pada
manusia,sehingga hasilnya kemungkinan pula tidak dapat dimanfaatkan untuk
manusia.
Jika ditambahkan pada asam askorbat dan vitamin E, asam ferulat
kemungkinan dapat mengurangi stress oksidasi dan pembentukan dimer timidine
dalam kulit.
Pada tumbuhan, asam ferulat meningkatkan rigiditas dan kekuatan dinding
sel tanaman, melalui ikatan silang (cross linking) dengan pentosan,arabinoxilan dan
hemiselulosa, sehingga dinding sel tidak mudah dihidrolisis secara enzimatis selama
proses perkecambahan.
Asam ferulat banyak ditemukan dalam padi (terutama beras merah),gandum,
kopi, buah apel, nanas, jeruk dan kacang tanah.
Dalam perindustrian, asam ferulat memiliki kelimpahan dan dapat
dimanfaatkan sebagai prekursor dalam pembuatan vanilli, agen perasa sintesis yang
sering digunakan dalam ekstrak vanilla alami.
Asam ferulat adalah senyawa fenolik yang dapat dihasilkan salah satunya
ialah dengan reaksi kondensasi vanilli dengan asam malonat.
Etil Ferulat
Etil ferulat tergolong ke dalam turunan senyawa asam hidroksi
sinamat,yang merupakan turunan dari asam ferulat dalam bentuk ester.
Senyawa fenolik ini terdistribusi secara luas pada berbagai jenis tanaman
yang dapatdikonsumsi oleh makhluk hidup. Senyawa tersebut terdapat dalam
tanaman, terutama pada benih padi dan gandum, tetapi dalam jumlah kecil.Oleh
karena itu, senyawa ini biasanya disintesis dari prekursor asam ferulat. Bentuk
fisiketil ferulat berupa kristal berwarna putih dan memiliki aktifitas sebagai
antioksi dan yang sangat baik dibandingkan asam bebasnya. Etil ferulat
digunakan sebagai bahan aktif dalam pengobatan terapi untuk antihipertensi.
2. Perkolasi
Merupakan proses melewatkan pelarut organik pada sampel sehingga pelarut
akan membawa senyawa organik bersama-sama pelarut. Tetapi efektifitas dari
proses ini hanya akan lebih besar untuk senyawa organik yang sangat mudah larut
dalam pelarut yang digunakan.
3. Solketasi
Solketasi menggunakan soklet dengan pemanasan dan pelarut akan dapat di
hemat karena terjadinya sirkulasi pelarut yang selalu membasahi sampel. Proses ini
sangat baik untuk senyawa yang tidak terpengaruh oleh panas.
2. Kromatografi
Penggunaan kromatografi sangat membantu dalam pendeteksian senyawa
metabolit sekunder dan dapat dijadikan sebagai patokan untuk proses pengerjaan
berikutnya dalam menentukan struktur senyawa.
Berbagai jenis kromatografi yang umum digunakan antara lain:
a. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Merupakan salah satu metode identifikasi awal untuk menentukan kemurnian
senyawa yang ditemukan atau dapat menentukan jumlah senyawa dari ekstrak
kasar metabolit sekunder.Cara ini sangat sederhana dan merupakan suatu
pendeteksian awal dari hasil isolasi.
b. Kromatografi Kolom
Digunakan untuk pemisahan campuran bebrapa senyawa yang diperoleh dari isolasi
tumbuhan. Dengan menggunakan fasa padat dan fasa cair maka fraksi – fraksi
senyawa akan menghasilkan kemurnian yang cukup tinggi.
c. Kromatografi Gas
Pemisahan campuran senyawa yang cukup stabil pada pemanasan, karena sampel
yang digunakan akan dirubah menjadi fasa gas dan dengan adanya perbedaan
keterikatan senyawa pada fasa padat yang digunakan terhadap senyawa organik
sehingga terjadi pemisahan masing – masing senyawa dari campurannya.
d. Kromatografi Cair
Lebih dikenal dengan HPLC (High Pressure Liquid Chromatography ) dan lebih dari
75 % dari pemakaian HPLC menggunakan fasa padat ODS (Oktadesil Sifane) atau
C – 18 sedangkan fasa cair sebagai pelarut pembawa senyawa dapat diganti
kepolarannnya pada saat digunakan dan kondisi seperti itu dikenal sebagai fasa
gradien. Pada kondisi gradien, senyawa nonpolar akan diadsorpsi lebih lemah oleh
fasa padat dan akan dielusi dengan pelarut nonpolar dan sebaiknya senyawa polar
akan diadsorpsi lebih kuat dan membutuhkan pelarut polar. Jika sampel mempunyai
polaritas luas, pemisahan harus dilakukan dengan merubah kepolaran pelarut yang
digunakan.Efisiensi penggunaan HPLC ditentukan dengan pengaturan dan
penggunaan pelarut sebagai pembantu dalam pemakaian HPLC.
B. Senyawa Poliketida
1. Pengertian Senyawa Poliketida
nCH3CO2H [CH2CO]n
Poliketida termasuk dalam kelas produk alami yang diisolasi dari mikroba,
tanaman dan invertebrata yang mencakup jumlah yang mengesankan klinis obat
yang efektif dengan kegiatan beragam. Beberapa contoh diantaranya: erythromycin
(antibiotik), rapamycin (imunosupresif), amfoterycin (antijamur), avermectin
(antiparasit), dan doxorubycin (antikanker). Seperti pada produk alam lainnya,
poliketida memainkan peran yang berbeda dalam memproduksi organisme, dari
pertahanan diri (menghambat pertumbuhan dan melawan organisme yang
merugikan) sampai mengsignal molekul (sebagai pembawa pesan antar organisme).
Poliketida diproduksi melalui kondensasi bertahap yang sederhana dari
prekursor asam karboksilat, menyerupai biosintesis asam lemak. Biosintesis
tersebut dilakukan oleh enzim yang dikenal sebagai synthases poliketida (PKSs).
Ada beberapa jenis PKSs, mulai dari protein yang relatif sederhana sampai
kompleks multienzimatik besar yang memiliki puluhan situs katalitik. Protein tersebut
menggunakan salah satu dari dua mekanisme umum, yaitu :
1. Modular - di mana setiap rangkaian situs katalitik ini hanya digunakan sekali
selama proses biosintesis, dan
2. Iteratif - di mana set yang sama dari situs aktif digunakan berulang kali.
Lovastatin
Epotilon B
Rifamisin B
C.Sumber-sumber di Alam
Poliketida banyak dimanfaatkan sebagai obat-obatan karena dapat diisolasi dari
tumbuhan-tumbuhan yang ada di sekitar kita. Poliketida dapat diisolasi dari mikroba,
jamur Aspergillus terreus, tomat, jagung, dan invertebrata yang jumlahnya
cukup besar.
D.Reaksi-reaksinya
1. Kondensasi aldol
CH3 CH3
COOH COOH COOH
O
4 X C2
O O
O O HO OH
ASAM ORSELINAT
HO CH3
O
8 X C2 O O O OH
COOH C
O O O OH O OH O
(O)
O O
HO CH3 HO CH3
OH
C
OH O OH OH O OH O
EMODIN ENDOKROSIN
2. Kondensasi Claisen
Kondensasi tipe Claisen : kondensa-si hidroksil dari gugus
karboksilat de-ngan metilen
O O
O O O OH
C
H3C C CH2 H3C
H2 H3C
OH
O C C
O O HO OH
C O
H2
ASETIL FLOROGLUSINOL
O O O O
H2 H2 H2
H3C C C C C C C C 0H TETRA - ASETIL
O OH
O O
HO
H3C OH O H3C O O
- PIRON
3. Laktonisasi
Kondensasi tipe laktonisasi : gugus hidroksil dari karboksilat
membentuk jembatan dengan gugus hidroksi
O O O O
H2 H2 H2
H3C C C C C C C C 0H TETRA - ASETIL
O OH
O O
HO
H3C OH O H3C O O
- PIRON
4. Eterifikasi
Kondensasi tipe eterifikasi : jemba-tan antara gugus karbonil
dengan gugus karbonil
O O O O
H2 H2 H2
H3C C C C C C C C 0H TETRA - ASETIL
O O
O O
HO
H3C OH CH3 HO O CH3
- PIRON
E. Biosintesis
Penelitian bidang biosintesis dimulai pada tahun 1953, ketika Birch dan Donovan
menyarankan jalur biosintesis baru untuk poliketida yang menunjukkanmekanismenya
mirip dengan mekanisme biosintesis asam lemak. Hipotesis inidikenal
sebagai hipotesis poliasetat yang menyatakan bahwa, "Poliketida
dibentuk oleh hubungan kepala-ke-ekor unit asetat, diikuti oleh siklisasi
dengan reaksi aldol atau dengan asilasi fenol" (Birch & Donovan, 1953).
Pembentukan rantai poli-β-keto dapat digambarkan sebagai sederet reaksi Claisen.
4. Modifikasi sekunder gugus fungsional atau kerangka mono / polisiklik dari langkah 3
KONDENSASI
(+C2)
REDUKSI
KONDENSASI
(+C2)
REDUKSI
KONDENSASI
(+C2)
CH3 (CH2)4 CO CH2 COOH CH3 (CH2)4 CO CH2 COOH C2
O
b. OKSIDASI OH
(O)
(O CH2 ) C C C C C C
H H H
OH OH O
c. ALKILASI X X X
- H+
(X CH2 ) C C C C C C
H H
OH O OH
X = CH3 (dari METIONIN), (CH3)2C=CH-CH3 (PRENIL)
CH3 CH3
+CH3 H + H2O
C C C R C C C R C C CH + R-COOH
-H+ OH
OH OH OH OH CH3
OCH3 OCH3
OH O
OH
O COOH COOH O
O O HO O OH
MELLEIN
O
O HO HO
O O
OH
O COOH HO COOH H3CO COOH
O
O O O O HO OH
ASAM USTAT
O
O COOH O O O O H3CO
CH3 * *
O O O O OH O
EUGNETIN
*CH3 * *
HO HO
O O O
H
*CH3 * *
*CH3 O O * O O * O O
DEHIDROANGUSTION
O O O
C5 O OH
HOOC
O O O O O O OH
PEUSENIN
1. SENYAWA KUINON
• Bersifat nukleofil
• Terbentuk dalam jumlah besar dari m.o tanah atau oksidasi turunan
pirogalol
1.1 Benzokuinon
Fumigatin dan hidroksimetil p-benzo-kuinin (juga p-benzokuimon lain)
telah banyak diisolasi dari fungi
Shanorelin, pigmen kuning Shanorella spirotricha (Ascpmycetes)
Sitrinin metabolit jamur berkhasiat anti biotik, juga dapat diisolasi dari
tumbuh an tinggi Crotolaria uripata
Fuscin diisolasi Oidiodendron fuscum, atom c5 dari asam mevalonat
p-Benzokuinon dan turunannya terda-pat arthropoda, milliapoda dan
insekta
(mungkin sebagai subtansi pertahanan)
1.2 Naftokuinon
Jalur poliketida membentukan inti naftokuinon dan benzokuinon
banyak terdapat dalam m.o dan kurang pada tumbuhan tinggi
(lewat jalur lain)
Binaftil dan 3,9-dhidroksiperilena-3,10-kui-non dalam Daldinia
concentrica lewat jalur 1,8-dihidronaftalena secara oksidatif
Plumbagin dan metiljuglon berasal dari hek-saketida dalam
Drosera dan Plumbago
Naftokuinon lain dalam fungi; heptaketidan (mavanisin),
oktaketida (eritrostaminon)
Ekinokrom dan spinokrom terdapat dalam organ seksual dan duri
bintang laut (Paracen-trotus lividus), berasal dari asam asetat
OH OH
OCH3 OCH3 OH O
HO OH
OH O
OH OH OH O
OX
OH OH OH O
BINAFTIL 3,9- DIHIDROKSIPERILENA
3,10 KUINON
2. BENZOFENON – XANTON
3. DEPSIDA – DEPSIDON
4. AFLATOKSIN
5. TETRASIKLIN
6. ANTIBIOTIKA MAKROLIDA
A.Kesimpulan
1. Poliketida memiliki pola berulang yaitu –[CH2CO]n dalam rangkaian strukturnya.
2. Poliketida disintesis dari polimerisasi sub unit asetil dan propionil dalamproses yang mirip
dengan sintesis asam lemak, yaitu melalui kondensasiClaisen dan pada umumnya
menggunakan enzim poliketida sintase.
3. Perbedaan pembentukan asam lemak dan senyawa poliketida aromatikterletak pada peristiwa
reduksi sebelum penambahan asetil KoA lebihlanjut.
4. Reaksi-reaksi yang terjadi pada senyawa poliketida merupakan reaksipembentukan suatu
metabolit sekunder yang salah satunya meliputi reaksikondensasi aldol atau reaksi
kondensasi Claisen.
5. Poliketida bermanfaat sebagai antibiotic, antikanker, antijamur, danantikolesterol.
Poliketida juga berpotensi sebagai terapi berbagai penyakit diusia lanjut dan
pencegah penyakit jantung.
B. Saran
Penjelasan mengenai senyawa poliketida dalam makalah ini masih belum
sempurna, sehingga para pembaca diharapkan dapat menambah wawasan
melalui literatur lainnya.Selain itu, diharapkan untuk selanjutnya, bagi rekan-
rekan yang ingin menyusun makalah mengenai senyawa poliketida dapat
mencari literatur yang lebih banyak lagi untuk melengkapi penjelasan mengenai
senyawa fenolik, agar materi mengenai senyawa poliketida tersebut dapat lebih
lengkap dan akurat.
Daftar Pustaka
1. Dewick, P.M. 2009. Medicinal Natural Products. United Kingdom: John Willey
&Sons, Ltd.
2. Hanson, J.R. Tanpa Tahun. Natural Products, The Secondary Metabolites
.United Kingdom: Royal Society of Chemistry, University of Sussex.
3. Heldt, H.W. 2004.Plant Biochemistry: Third Edition. United Kingdom:
Elsevier Academic Press.
4. Mangrina, A. 2001. Kimia Produk Alam Poliketida Lainnya.
Yogyakarta:Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada.
5. Rahmawati, F. 2011. Poliketida Aromatik, Asam Usnat . Yogyakarta: Fakultas
Farmasi Universitas Gajah Mada.
TUGAS MAKALAH MATAKULIAH
FITOKIMIA
“ POLIKETIDA”
DISUSUN OLEH:
NAMA : SULTAN
KELAS : B
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013