18 - 263 - P4AB - Karinda Novika
18 - 263 - P4AB - Karinda Novika
PERCOBAAN IV
NIM :1800023263
Kel./Gol : 4/III
Asisten Mahasiswa
YOGYAKARTA
2020
Hal 1
Karinda Novika
................................... ................................ ...............................
Mahasiswa Dosen Asisten mahasiswa
Tgl: 23 Desember 2020 Tgl: 23 Desember 2020 Tgl: 23 Desember 2020
Kode produk Nama produk No. Bets Besar bets Bentuk sediaan Tgl pengolahan
Krim asam salisliat H91394T
........................... ........................ ........................... ........................... ........................ ............................
IV. PENIMBANGAN
Tgl:
Formula B
5g
123 Asam Salisilat
25 g
112 PEG 4000
20 g
113 PEG 400
V. PROSEDUR PENGOLAHAN
Formula 1 Paraf
Mortir disiapkan dan dihangatkan dengan direndam air panas
Mahasiswa Asisten
Masukkan asam saisilat yang tela ditimbang, tambahkan spiritus fortior
beberapa tetes sampai semua asam salisilat terbasahi, kemudian gerus sampai
halus
Masukkan vaselin yang telah ditimbang sedikit demi sedikit sampai homogen
Jika salep telah homogen, simpan ke dalam wadah dan diberi etiket
Formula II
Mortir disiapkan dan dihangatkan dengan direndam air panas
Timbang cera flava dan vaselin, dan masukkan di dalam cawan porselin kemudiah
lelehkan dengan waterbath
Campurkan lelehan cera flava dan vaselin dengan asam salisat tadi, lalu aduk
homogen
Karinda Novika
................................... ................................ ...............................
Mahasiswa Dosen Asisten mahasiswa
Tgl: 23 Desember 2020 Tgl: 23 Desember 2020 Tgl: 23 Desember 2020
Kode produk Nama produk No. Bets Besar bets Bentuk sediaan Tgl pengolahan
Krim minyak sereh HB2180A
........................... ........................ ........................... ........................... ........................ ............................
VI. PENIMBANGAN
Tgl:
Hangatkan mortir dengan air panas, kemudian campurkan semua bahan dalam
kondisi hangat hingga terbentuk basis Vanishing Cream
Lakukan uji sifat fisik cream meliputi daya lekat dan daya sebar (Cara uji sama
dengan uji sifat fisik salep)
Percobaan / Prosedur Pengolahan Bets No :
Karinda Novika
................................... ................................ ...............................
Mahasiswa Dosen Asisten mahasiswa
Tgl: 23 Desember 2020 Tgl: 23 Desember 2020 Tgl: 23 Desember 2020
Kode produk Nama produk No. Bets Besar bets Bentuk sediaan Tgl pengolahan
PASTA GIGI H82178C
........................... HERBAL ........................... ........................... ........................ ............................
........................
I. KOMPOSISI II. SPESIFIKASI
A. Satuan dasar Minyak atsiri cengkeh
Cairan pecah, sampai kuning tua, bau
khas enak.
Formula Pasta
CMC Na (FI ed IV)
R/ Minyak atsiri cengkeh 2 g Pemerian : serbuk atau granul, putih
sampai krem; higroskopik
CMC Na 0,25 g
Kelarutan : mudah terdispersi dalam
Gliserin 16 g air membentuk larutan koloidal; tidak
larut dalam etanol, dalam eter, dan
Dikalsium fosfat 23,5 g
pelarut organik lain.
Na lauril sulfat 1g Gliserin (FI ed IV)
Pemerian : Cairan jernih seperti sirup,
Aqua 5g
tidak berwarna, rasa manis, hanya
boleh berbau khas lemah (tajam dan
tidak enak, higroskopis, netral
terhadap lakmus)
Kelarutan : Dapat bercampur dengan
air dan dengan etanol, tidak larut
B. JUMLAH BAHAN YANG DIPERLUKAN dalam kloroform, dalam eterm dalam
Formula Pasta minyak lemak dan dalam minyak
menguap.
Minyak atsiri cengkeh = 2 g x ½ = 1 g
Dikalsium fosfat
CMC Na = 0,25 g x ½ = 0,125 g Pemerian : Serbuk atau kristalin
padat, putih; tidak berbau, tidak
Gliserin = 16 g x ½ = 8 g
berasa.
Dikalsium fosfat = 23,5 g x ½ = 11,75 g Na lauril sulfat (Handbook of
Excipients ed 6)
Na lauril sulfat = 1 g x ½ = 0,5 g
Pemerian : putih atau kremsampai
Aqua = 5 g x ½ = 2,5 g kuning pucat, kristal berwarna atau
serbuk.
Kelarutan : Larut dengan mudah
dalam air, praktis tidak larut dalam
kloroform dan eter.
C. JUMLAH BAHAN YANG DIPERLUKAN Aquadest (FI ed III)
Pemerian : Cairan jernih tidak
Formula Pasta berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa
Minyak atsiri cengkeh = 2 g x ½ = 1 g III. PERALATAN
CMC Na = 0,25 g x ½ = 0,125 g Timbangan
Gliserin = 16 g x ½ = 8 g Glassware
IV. PENIMBANGAN
Tgl:
V. PROSEDUR PENGOLAHAN
1. Campurkan gliserin dan air dalam mortir hingga homogen, kemudian Paraf
masukkan CMC Na yang telah dihaluskan (gliserin dan air berguna untuk Mahasiswa Asisten
EVALUASI
Karinda Novika
................................... ................................ ...............................
Mahasiswa Dosen Asisten mahasiswa
Tgl: 23 Desember 2020 Tgl: 23 Desember 2020 Tgl: 23 Desember 2020
Kode produk Nama produk No. Bets Besar bets Bentuk sediaan Tgl pengolahan
EMULGEL H82167E
........................... ........................ ........................... ........................... ........................ ............................
I. KOMPOSISI C. SPESIFIKASI
A. Satuan dasar - Minyak atsiri serai
E. PENIMBANGAN
Tgl:
V. PROSEDUR PENGOLAHAN
1. Siapkan sebagian air dan panaskan. Larutkan metil paraben dengan air Paraf
panas, lalu dinginkan Mahasiswa Asisten
2. Siapkan air di dalam mortir, masukkan carbopol sedikit demi sedikit sambil
terus diaduk
3. Tambahkan metil paraben ke dalam dispersi carbopol, aduk hingga
homogen
4. Kemudian masukkan trietanolamin, aduk hingga terbentuk gel
5. Masukkan minyak atsiri serai sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga
homogen
6. Cek pH gel
7. Masukkan dalam wadah dan berilah etiket
EVALUASI
1. Lakukan pemeriksaan warna dan bau
2. Lakukan uji kemampuan menyebar dan melekat.
Hal 4
F. REKONSILIASI HASIL
Replikasi
1. 26 detik
2. 28 detik
persyaratan daya lekat
3. 28 detik yang baik yaitu lebih dari
4 detik
Rata-rata = 27,33 detik
1. 33 detik
2. 37 detik
3. 35 detik
Rata-rata = 35 detik
Pada formula A dan B menunjukkan rat-ratanya tidak kurang dari 4 detik. Maka
salep dengan 2 formula lulus uji daya lekat.
6.uji daya lekat krim, pasta gigi, minyak atsiri
Replikasi
1. 22 detik
2. 23 detik
3. 26 detik
Replikasi
1. 43 detik
2. 44 detik
3. 44 detik
Replikasi
1. 43 detik
2. 44 detik
3. 44 detik
Formula A
t = 15
y = 0.0096x – 0.008275
0.2796 + 0.008275 = 0.0096x
X = 29.99 ng / ml
t = 30
y = 0.0096x – 0.008275
0.4305 + 0.008275 = 0.0096x
X = 45.71 ng/ml
t = 45
y = 0.0096x – 0.008275
0.6026 + 0.008275 = 0.0096x
X = 63.64 ng/ml
Formula A
35
32.2
30
25
23.01
20 Series 1
15 15
10
5
0
15 30 45
Formula B
t = 15
y = 0.0096x – 0.008275
0.3908 + 0.008275 = 0.0096x
X = 41.57 ng/ml
t = 30
y = 0.0096x – 0.008275
0.458 + 0.008275 = 0.0096x
X = 48.57 ng /ml
t = 45
y = 0.0096x – 0.008275
0.79 + 0.008275 = 0.0096x
X = 83.15 ng/ml
40 40.03
35
30
25 Series 1
24.49
20 20.79
15
10
0
15 30 45
Kemudian lanjut pada sediaan cream dengan zat aktif minyak serai , cera alba sebagai basis , vaseline putih
sebagai basis dan TEa sebagai emulgator serta pelarutnya adalah aqua. Pada pembuatan cream ini mengguanakan
metode tipe minyak dalam air dimana fase minyaknya adalah asam stearat,cera alba dan vaseline putih sera fase airnya
adalah propolenglikol dan TEA serta aquades.
Sediaan selanjutnya adalah sediaan pasta gigi dengan zat aktif minyak atsiri cengkeh. Pasta gigi adalah pasta / gel
yang digunakan untuk meningkatkan kesehatan gigi dan memperkuat struktur fungsi gigi. Bahan tambahan yang
digunakan adalah CMC-Na sebagai pengikat mempertahankan viskositas pasta yang diperoleh bentuk pasta agar tidak
lembe, gliserin sebagai humektan mempertahankan sedian pasta agar tidak kering, dikalsium sulfat sebagai agen
abiasif. Na -sulfat sebagai surfaktan dan aquades sebagai pelarut.
Lalu sediaan yang terkhir ada emulgel minyak atsiri. Bahan tambahan yang digunakan adalah carbopol 940
sebagai agent gelling , trietilonamin sebagai zat pengemulsi, aqua sebagai pelarut dan metil paraben sebagai pengawet.
Syarat yang harus dipenuhi suatu sediaan emulgel yang baik adalah memiliki ke stabilan fisika yang memadai karena
tanpa hal ini emulsi akan kembali menjadi 2 fase.
Kemudian dilakukan evalusai terhadaat keempat sediaan in, yang pertama evalusia terhadap sediaan cream asam
salisilat pada formula A dan formula B. Keduanya menunjukkan pada menit ke satu daya sebar cream baik pada
formula A maupun B menunjukkan semifluid, lalu pada satu menit selanjutnya sampai dengan menit ke -10, cream
memenuhi kriteria semistiff yang artinya sediaan semisolid yang memiliki nilai viskositas yang tinggi. Selain itu,
terlihat bahwa antar menit ke menit yang lainnya mangalami penurunan daya sebar. Begitu juga dengan formula
cream minyak atisiri, pasta gigi, dan emulgel, menunjukkan bahwa pada menit ke-1 day sebar masi semifluid lalu
setelah menit berikutnya hingga ke-10 daya sebar cream minyak atsiri, emulgel dan pasta gigi memenuhi kiteria
semistiff.
Selanjutnya dilakukan uji terhadap salep, cream dan pasta. Pada salep : Pengujian daya lekat ditujukan untuk
melihat berapa lama kemampuan salep untuk melekat. Syarat untuk daya lekat pada sediaan topikal adalah tidak
kurang dari 4 detik (Ulaen dkk., 2012). Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa daya lekat pada salep formula A
yaitu 27,33 detik dan formula B 35 detik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa uji daya lekat pada kedua formula
memenuhi syarat dan memiliki daya lekat yang baik.
Setelah itu pada krim dilakukan uji ini untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan oleh sediaan untuk melekat pada
kulit. Semakin lama waktu yang dibutuhkan maka semakin lama daya lekat obat. Pada percobaan ini hasil uji daya
lekatnya adalah 23,67 detik dengan syarat ketentuannya lebih dari 4 detik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sediaan
krim lulus dalam uji daya lekat.
Lalu pasta gigi, hasil menunjukkkan uji daya lekat pada pasta gigi yaitu nilai daya lekatnya 43,67 serta pada
emulgel memiliki nilai rata-rata daya lekat sama yaitu 43,67 detik. Disimpulkan bahwa pasta dan gel memiliki uji daya
lekat yang baik
Uji daya proteksi bertujuan untuk mengetahui kemampuan salep untuk melindungi dari luar seperti asam,basa
debu polusi dll. (anonim 2011).Hasil uji daya proteksi menunjukkan bahwa salep denganbasis hidrokarbon, basis
absorbsi, dan basis larut air memiliki daya proteksi lebih lama karena pada waktu 5 menit belum menimbulkan noda
merah. Sedangkanpada basis tercuci air hanya dapat memberikan daya proteksi sampai menit ke-3. Hal ini disebabkan
pada basis hidrokarbon, basis absorbsidan basis larut air mengandung komponen lemak sehingga mampu memberikan
proteksi lebih lama.
Dilakukan uji isi minimum pada sediaan salep formula A dan formula B, menurut Farmakope Indonesia edisi V
kriterian penerimaannya adalah berat kurang dari sama dengan 60 gram/60 ml volume bersih rata rata isi dari 10
wadah tidak kurang dari volume yang tertera pada etiket dan volume bersih masing masing wadah tidak kurang dari
90% dari jumlah seperti tertera pada tiket. Jika persyaratan ini tidak terpenuhi tetapkan isi bersih dari 20 wadah
tambahan rata rata dari isi 30 wadah tidak kurang dari jumlah yang tertera pada etiket dan hanya satu wadah dari 30
wadah yang isinya kurang dari 90% dari jumlah yang tertera pada etiket. Pada percobaan ini Formula A memenuhi
syarat uji minimum karena volume rata-rata isi 10 wadah > dari volume etiket yaitu 25,00395 > 25 gram . dan volume
bersih masing-masing wadah > 90% dari volume etiket , yakni masing-masing volume wadah > 22,5 gram
Formula B tidak memenuhi syarat karena berat 10 wadah < volume etiket yaitu , 24,99 < 25 gram , tetapi volume
bersih masih2 wadah > 90% volume etiket yaitu > 22,5 gram sehingga syarat uji isi minimum 10 wadah tidak dipenuhi
dan harus dilakukan uji isi minimum tahap 20 wadah tambahan.
Uji Pelepasan salep yang mana uji ini bertujuan untuk mengetahui kecepatan pelepasan obat sediaan dan
mengetahhi apakah zat aktif dapat lepas dari basis serta memberikan efek yang diinginkan dalam waktu cepat. Dari
hasil praktikum ini menunjukan bahwa nilai DE pada formula A yaitu 3,6 % leboh kecil dari De formula B yaitu :
4,423% . hal ini terjadi karena basis hidrokarbon menurunkan viskositas sediaan sehingga dapat menimbulkan/
mempengaruhi pelepasan dan efektivitas zat aktif,
Kesimpulan
Pada sediaan salep, cream, pasta gigi memiliki nilai uji daya sebar kriteria semistiff yang mana memiliki nilai
viskositas yang tinggi. Lalu dilakukan uji daya lekat salep formula A yaitu 27,33 detik dan formula B 35 detik.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa uji daya lekat pada kedua formula memenuhi syarat dan memiliki daya lekat yang
baik. Pasta gigi memiliki nilai daya lekatnya 43,67 serta pada emulgel memiliki nilai rata-rata daya lekat sama yaitu
43,67 detik. Disimpulkan bahwa pasta dan gel memiliki uji daya lekat yang baik uji Hasil uji daya proteksi
menunjukkan bahwa salep denganbasis hidrokarbon, basis absorbsi, dan basis larut air memiliki daya proteksi lebih
lama karena pada waktu 5 menit belum menimbulkan noda merah. Nilai uji isi minimum salep A lebih memenuhi
syarat dibanding salep B. begitupun untuk hasil uji pelepasan salep dengan nilai De salep A lebih kecil daripada salep
B. Jadi, dapat disimpulkan setelah dilakukan evalsuai bahwa beberapa sediaan telah layak dan siap dipakai.
Daftar Pustaka
Anonim. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V, Depkes RI
Garg, A., Aggarwal, D., Garg., S dan Singla, A.K 2002, Spreading of Semisolid Formulation, An Update, pharmaceutia;
Technology 26 (9) ISSN 0147-8087 : 84-105, diakses pada tanggal 29 Desember 2020 pada ejournal.stiikes-bth.ac.id
Ulaen, Selfie P.J., Banne, Yos Suatan & Ririn A., 2012, Pembuatan Salep Anti Jerawat dari Ekstrak Rimpang
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.), Jurnal Ilmiah Farmasi, 3(2), 45-49