Disusun Oleh:
PRODI S1 FARMASI
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Lipcream dan Blush On kini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Ibu Apt. Dessy Erliani Mugitasari, M.Farm pada mata kuliah Kosmetika
Alam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Lipcream dan Blush On bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 5
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 5
BAB II ..................................................................................................................... 6
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 6
2.1 Definisi .......................................................................................................... 6
2.2 Formulasi Sediaan Lipcream dan Blush-on .................................................. 6
2.2.1 Formulasi Sediaan Lipcream .................................................................. 6
2.2.2 Formulasi Sediaan Blush-on ................................................................... 7
2.3 Uji Sediaan Lipcream dan Blush-on ............................................................. 7
2.3.1 Uji Sediaan Lipcream ............................................................................. 7
2.3.2 Uji Sediaan Blush-on .............................................................................. 9
2.3.3 Zat warna yang terdapat pada sediaan blush on dan lipcream ................ 9
2.3.4 Manfaat blush on dan Lipcream ........................................................... 11
BAB III ................................................................................................................. 12
KESIMPULAN ..................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini penggunaan kosmetik untuk meningkatkan estetika semakin
meningkat. Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang digunakan pada
bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan alat kelamin
bagian luar) atau pada gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan,
mengharumkan, mengubah penampilan dan/atau menghilangkan bau badan
atau melindungi atau menjaga tubuh dalam keadaan baik (BPOM 2015).
Pewarna bibir (lipcream) dan blush on termasuk dalam kosmetika dekoratif.
Kosmetik merupakan suatu kebutuhan terutama bagi anita,kosmetik
dekoratif akan membantu mempercantik wajah dan mempertajam tulang pipi
serta memberi warna pada bibir sehingga memberikan kesan ekspresi wajah
yang menarik dan sehat. Beberapa produk kosmetik yang ada di pasaran
menggunakan pewarna sintetis, salah satunya adalah Rhodamin B. Pewarna
sintetis banyak digunakan karena harganya yang anita e lebih murah,
tingkat kegunaannya rendah, dapat menghasilkan warna yang solid dan cerah,
sehingga warna yang dihasilkan lebih menarik dan lebih stabil dibandingkan
dengan pewarna sintetis. Pewarna alami (Depkes RI 1985).
Blush on salah satu kosmetik mengandung pewarna yang sering
digunakan anita. Sediaan kosmetik ini digunakan untuk mewarnai pipi guna
menambah kesan segar pada riasan wajah dan mengoreksi wajah agar terlihat
lebih cantik (Iskandar et al., 2021).
Sedangkan sediaan pewarna bibir dalam bentuk krim atau disebut juga
lip cream akhir-akhir ini semakin banyak peminatnya dan bermunculan di
pasaran. Sediaan ini juga lebih diminati konsumen karena memiliki beberapa
keunggulan seperti menghasilkan warna yang lebih merata pada bibir dan
4
mampu melembabkan bibir lebih lama dibandingkan menggunakan pewarna
bibir dalam bentuk padat (Butler et al. 2000).
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan blush on dan lipcream
2. Untuk mengetahui formula yang terdapat pada sedian pembuatan blush
on dan lipcream
3. Untuk mengetahui uji yang dilakukan terhadap pembuatan sediaan blush
on dan lipcream
4. Untuk mengetahui zat warna yang terdapat pada sediaan blush on dan
lipcream
5. Untuk mengetahui manfaat blush on dan lipcream
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang digunakan pada bagian luar
tubuh manusia salah satunya seperti pada area wajah (pewarna bibir dan blush
on). Kosmetika yang digunakan pada bibir yaitu pewarna yang berfungsi
memberi warna pada bibir sehhingga memberi kesan ekspresi wajah yang
menarik dan sehat (Depkes RI 1985). Sediaan pewarna bibir tersedia dalam
bentuk krayon, cairan dan krim. Adapun sediaan dalam bentuk krim
(Lipcream) lebih banyak diminati oleh konsumen karena memiliki banyak
keunggulan seperti dapat memberikan warna yang lebih merata dan
melembabkan bibir lama (Butler et al. 2000).
6
Keterangan :
Formula I : Sediaan dengan penambahan ekstrak 15%
Formula II : Sediaan dengan penambahan ekstrak 20%
Formula III : Sediaan dengan penambahan ekstrak 25 %
Formula IV : Sediaan tanpa tambahan ekstrak
7
c. Tes pH
Pengujian nilai pH bertujuan untuk mengetahui derajat keasaman
sediaan krim bibir dengan kulit sehingga pada saat digunakan tidak
menyebabkan iritasi kulit. Menurut Astikah (2015), pH ideal
sediaan krim adalah sesuai dengan pH kulit, yaitu berkisar 4,5-8,0.
d. Uji Daya Sebar
Uji daya sebar dilakukan untuk mengetahui penyebaran sediaan
krim bibir pada permukaan kulit. Daya sebar juga berkaitan dengan
kemudahan mengaplikasikan sediaan, mengeluarkan sediaan dari
wadah, dan mempengaruhi penerimaan konsumen (Garg et al.
2002).
e. Uji Adhesi
Uji daya rekat dilakukan untuk mengetahui kemampuan
melekatnya krim bibir pada tempat pengaplikasian. Daya rekat
berhubungan dengan lamanya kontak antara sediaan krim bibir
dengan kulit. Semakin besar daya rekatnya maka waktu kontak
antara lip cream dengan kulit semakin lama sehingga lebih hemat
dalam penggunaan karena tidak perlu mengaplikasikan lip cream
berulang kali.
f. Uji Kekuatan Minyak (daya oles)
Uji daya oles dilakukan untuk mengetahui intensitas warna krim
bibir saat diaplikasikan. Daya pengaplikasian menjadi salah satu
pertimbangan konsumen dalam memilih sediaan krim bibir karena
konsumen cenderung memilih sediaan krim bibir dengan intensitas
warna yang tinggi tanpa perlu mengaplikasikan sediaan berulang
kali. Sediaan krim bibir menghasilkan polesan yang baik apabila
sediaan tersebut menghasilkan warna yang merata, homogen, dan
intensif bila dioleskan pada kulit punggung tangan.
g. Uji Fotostabilitas
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kestabilan krim bibir
setelah mengalami guncangan yang kuat. Prinsip uji stabilitas
8
dengan metode sentrifugasi adalah penggunaan gaya sentrifugal
yang dipercepat untuk memisahkan dua atau lebih zat yang
mempunyai massa jenis berbeda yang bertujuan untuk
mengevaluasi dan memprediksi self-life emulsi dengan mengamati
fase terdispersinya (Mohammad & Sayed 2014 ).
h. Uji Preferensi Lipcream
Pengujian ini dilakukan dengan bantuan 10 orang panelis. Panelis
diperlukan sebagai instrumen atau alat yang bertugas menyatakan
tingkat preferensi terhadap sediaan krim bibir berdasarkan kesan
subjektif. Formula yang diuji merupakan formula yang ditambah
ekstrak daun jati yaitu formula II, III, dan IV. Terdapat tiga
parameter kualitas yang diuji yaitu tekstur, bau, dan warna dengan
skala kesukaan yaitu 1 sangat tidak suka, 2 tidak suka, 3 cukup
suka, 4 suka, dan 5 sangat suka.
2.3.3 Zat warna yang terdapat pada sediaan blush on dan lipcream
a. Zat pewarna pada blush on
Pewarna alami merupakan pewarna alternatif yang bersifat
terbarukan, mudah terdegradasi, tidak beracun, dan umumnya bahan yang
berasal dari alam ramah lingkungan. Salah satu pewarna alami yang
berpotensi untuk dikembangkan adalah antosianin yang terdapat pada kulit
9
buah naga (Hylocereus lemairei). Warna merah pada kulit buah naga
dihasilkan oleh pigmen antosianin seperti cyanidin-3-sophoroside dan
cyanidin-3-glucoside. Salah satu kosmetik mengandung pewarna yang
sering digunakan asyar adalah blush on.
Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan blush on dengan
menggunakan pewarna alami ekstrak kulit buah naga. Formula blush on
yang digunakan pada penelitian ini menggunakan eksipien yang berbeda
dengan yang digunakan pada penelitian sebelumnya mengenai kualitas dan
kuantitas eksipien. Keunggulan formula ini adalah penggunaan pewarna
alami untuk meminimalkan dampak buruk pewarna sintetis pada kulit.
Selain itu, minyak zaitun pada formula ini merupakan pelembab untuk
nutrisi kulit. Oleh karena itu, diharapkan hasil penelitian ini dapat
berfungsi sebagai kosmetik dekoratif dengan pewarna alami yang aman
serta mempunyai nilai tambah dalam menjaga kelembapan kulit dan
menutrisi kulit.
b. Zat pewarna pada lipcream
Pewarna adalah bagian penting dari kosmetik dekoratif.
Berdasarkan sumbernya, pewarna dibedakan menjadi dua, yaitu
pewarna alami dan pewarna sintetis. Pewarna sintetik banyak
digunakan karena mempunyai beberapa kelebihan seperti mempunyai
rentang warna yang luas, lebih mudah diatur intensitas warnanya,
lebih stabil terhadap berbagai kondisi lingkungan, dan lebih murah
sehingga disukai produsen. Namun pewarna sintetis dapat
menimbulkan efek samping yang merugikan seperti reaksi alergi,
iritasi, dan berpotensi menimbulkan efek toksik bagi manusia
(Widana & Yuningrat 2007).
Seiring dengan berkembangnya gaya hidup back to nature,
asyarakat mulai beralih menggunakan bahan-bahan alami termasuk
pewarna alami untuk mendapatkan hasil yang lebih aman dan
terhindar dari efek samping. Salah satu tumbuhan yang dapat
dimanfaatkan sebagai pewarna alami adalah kulit batang secang.
10
Berdasarkan pemanfaatan Kulit Kayu Secang (Caesalpinia Sappan)
yang dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami pada sediaan
kosmetik dan masih terdapat sedikitnya 3 pengembangan sediaan
krim bibir dengan menggunakan pewarna alami, maka dilakukanlah
penelitian dengan menggunakan Kulit Kayu Secang (Caesalpinia
Sappan) yang kemudian diterapkan untuk mengembangkan formulasi
sediaan krim bibir dengan menggunakan pewarna alami (Elmitra
2017).
11
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
1. Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang digunakan pada bagian luar
tubuh manusia salah satunya seperti pada area wajah (pewarna bibir dan
blush on).
2. Blush On adalah sediaan kosmetik yang digunakan oleh wanita untuk
memberikan kesan merah pada pipi sehingga memberikan penampilan
yang lebih muda dan untuk menegaskan bentuk tulang pipi agar wajah
terlihat lebih cantik.
3. Sediaan bedak padat blush on dari ekstrak kulit buah naga belum
memenuhi syarat mutu fisik uji warna, kerapuhan, dan hedonik. Belum
memenuhi fungsinya sebagai kosmetik dekoratif untuk memberi warna
pada kulit. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menghasilkan ekstrak
kulit buah naga dengan warna yang tahan lama dan dapat digunakan
sebagai pewarna alami pada sediaan kosmetik dekoratif, salah satunya
adalah blush on.
4. Hasil evaluasi sediaan krim bibir menunjukkan bahwa seluruh formula
mempunyai daya oles dan homogenitas yang baik, stabil secara fisik yang
ditandai dengan tidak adanya pemisahan, serta mempunyai daya sebar,
daya sebar, dan nilai pH yang stabil. Seluruh sediaan selama penyimpanan
21 hari tidak menunjukkan perubahan tekstur dan bau. Kemudian dari segi
warna, baik secara organoleptik maupun uji fotostabilitas tidak
menunjukkan adanya penurunan intensitas warna. Berdasarkan respon
responden, formula yang paling disukai adalah formula II dengan
penambahan ekstrak sebanyak 20%.
12
DAFTAR PUSTAKA
POM]. 2015. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia No 18 tahun 2015 tentang Persyaratan Teknis Bahan
Kosmetika. Jakarta: BPOM
Iskandar, B., Ernilawati, M., Tri Agustini, T., Firmansyah, F., & Frimayanti, N.
(2021). Formulasi Blush On Stick dengan Zat Pewarna Alami Ekstrak
Kering Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus L.). Jurnal Farmasi
Cendekia, 5(1), 70–80. Diperoleh dari
https://cjp.jurnal.stikescendekiautamakudus.ac.id/
index.php/cjp/article/view/117
Butler dkk. 2000. Parfum, Kosmetik dan Sabun Poucher Edisi ke-10. London:
Penerbit Akademik Kluwer
13
Mohammad TGM, Sayed E. 2014. Persiapan dan karakterisasi formulasi emulsi
minyak-dalam-air alternatif deltametrin. Jurnal Pertanian Eksperimental
Amerika 4:405-414.
14