Anda di halaman 1dari 19

TEKNOLOGI SEDIAAN NON STERIL

BEDAL TABUR

PEPITA POWDER

DISUSUN OLEH :

Luh Ade Sri Sundhari (2103010001)

Adi Firmansyah (2103010002)

Ni Wayan Anik Deasika (2103010003)

Ni Wayan Ari Satya Wijaynti (2103010006)

I Gusti Agung Putu Prama Prasutama (2103010025)

FAKULTAS KESEHATAN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BINTANG PERSADA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Teknologi Sediaan Non Steril
dengan judul “Pepita Powder” ini dengan tepat pada waktunya.

Makalah ini kami susun untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Teknologi Sediaan
Non Steril. Kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen pengampu Teknologi Sediaan
Non Steril yang telah memberikan bimbingan tentang penyusunan makalah ini. Semoga apa
yang telah kami lakukan hari ini dengan ikhlas dapat memberikan manfaat di kemudian hari.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah Teknologi Sediaan Non Steril ini
jauh dari kata sempurna, baik dari segi fisik maupun isi yang terkandung di dalamnya. Oleh
sebab itu, kami mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca
sebagai masukan untuk kesempurnaan makalah Spesialit Alat Kesehatan ini. Kami berharap
semoga makalah Teknologi Sediaan Non Steril ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama
dalam dunia Farmasi.

Denpasar, 11 Oktober 2023

penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................................2
1.3. Tujuan.....................................................................................................................................2
BAB II DASAR TEORI........................................................................................................................3
2.1. Pengertian Bedak Tabur.......................................................................................................3
2.2. Kelebihan bedak tabur pepita..............................................................................................4
2.3. Kekurangan bedak tabor pepita..........................................................................................4
2.4. Preformulasi bedak tabur.....................................................................................................4
2.5. Formulasi................................................................................................................................9
2.6. Kemasan...............................................................................................................................12
BAB III PENUTUP..............................................................................................................................12
1.4. 3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sediaan farmasi dapat dibagi menjadi sediaan steril dan sediaan nonsteril. Sediaan
steril merupakan sediaan yang tidak boleh mengandung mikroba viable. Contohnya sediaan
tetes mata, sediaan parenteral, dll. Berbeda dengan sediaan steril, sediaan farmasi
nonsteril tidak mempersyaratkan bebas mikroba hidup di dalam produk. salah satu sediaan
farmasi non steril adalah tablet, sirup, suspense, emulsi, lipstick dan bedak.
Bedak adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk memulas kulit wajah dengan
sentuhan artistik untuk meningkatkan penampilan wajah. Fungsi bedak adalah untuk
memberikan kelembutan yang sekaligus dapat menutup cacat ringan, seperti pori terlalu
lebar, permukaan kulit yang kurang rata, bintik atau bintil halus; selain itu juga untuk
menghilangkan kilauan kulit wajah yang disebabkan oleh lembab atau lemak, baik yang
berasal dari ekskresi atau sediaan kosmetika yang digunakan pada kulit wajah. Efek 12
masker bedak yang diharapkan hanya terbatas sampai pada sentuhan kelembutan semata
(Depkes RI, 1985:184-185). Contoh sediaan bedak adalah bedak tabur.
Bedak tabur merupakan bedak yang halus, lembut, homogen yang dapat
menyembunyikan kekurangan pada wajah serta melembutkan kulit wajah. Bedak tabur dapat
menyerap minyak dan keringat pada wajah sehingga dapat menutupi pori wajah dengan
sempurna.
Labu kuning merupakan salah satu bahan alami yang bisa digunakan sebagai bahan
dalam pembuatan bedak tabur. Labu kuning (CucurbitamaximaD.) merupakan tanaman yang
memiliki banyak manfaat sehingga mulai banyak dikembangkan dalam olahan makanan dan
kosmetik. Daging labu kuning memiliki kandungan flavonoid, polifenol, saponin, protein,
karbohidrat,α-tokoferol, β-carotene yang bermanfaat bagi kesehatan. Kandungan β-
carotene, vitamin C, fitosterol, zeaxanthin, selenium, dan asam linoleat yang terkandung
dalam daging labu kuning berperan terhadap aktivitas antioksidan pada tubuh manusia.
Karotenoid yang cukup tinggi dapat berperan sebagai antioksidan biologis, melindungi sel
dan jaringan dari paparan radikal bebas dan singlet oksigen. Karotenoid dapat mencegah
kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari, agen antiinflamasi, memperlambat proses
penuaan kulit serta mencegah pertumbuhan tumor. Kandungan vitamin C dalam labu kuning

1
2

juga mendukung aktivitas karotenoid melalui mekanisme perlindungan sel dari kerusakan
oksidatif. Kandungan vitamin C dan vitamin E banyak dikembangkan dalam sediaan
kosmetik.
Pemanfaatan labu kuning dalam sebagai tipe kosmetik menunjukkan aktivitas tabir
surya sedang pada konsentrasi ekstrak5%. Kandungan polifenol mampu menghambat
paparan sinar matahari melalui mekanisme pada ikatan rangkap terkonjugasi. Banyaknya
manfaat dari labu kuning perlu dilakukan inovasi untuk meningkatkan pemanfaatannya.
Salah satu inovasi yang dilakukan melalui pembuatan sediaan bedak tabur.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Apa yang di maksud dengan bedak tabur ?


1.2.2. Apa kelebihan dan kekurangan dari bedak tabur ?
1.2.3. Bagaimana preformulasi bedak tabur berbahan ekstrak labu kuning?
1.2.4. Bagaimana formulasi bedak tabur berbahan ekstrak labu kuning?

1.3. Tujuan

1.3.1. Untuk mengetahui pengertian dari bedak tabur


1.3.2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari bedak tabur
1.3.3. Untuk mengetahui tahapan preformulasi bedak tabur dari ekstrak labu kuning
1.3.4. Untuk mengetahui tahapan formulasi bedak tabur dari ekstrak labu kuning
BAB II
DASAR TEORI

1.1. Pengertian Bedak Tabur

Bedak adalah produk kosmetik yang menutupi kulit mengkilap akibat sekresi
sebum dan kelenjar keringat, menghaluskan kulit wajah dengan sentuhan artistik,
menyembunyikan goresan kecil pada kulit, dan memperbaiki penampilan wajah.
Bedak diharapkan tidak membuat kulit wajah tampak berminyak, dan kulit tampak
lembut dalam waktu lama. Bedak adalah campuran homogen dari berbagai jenis
bahan yang tidak larut dalam air. Komponen bedak dicampur secara merata dan
diayak beberapa kali menghasilkan serbuk yang sangat halus, dengan pewarna dan
pewangi ditambahkan sebelum pengemasan.
Bedak tabur merupakan bedak yang halus, lembut, homogen yang dapat
menyembunyikan kekurangan pada wajah serta melembutkan kulit wajah. Bedak
tabur dapat menyerap minyak dan keringat pada wajah sehingga dapat menutupi pori
wajah dengan sempurna ( Depkes RI 1998).
Syarat bedak yang baik adalah mudah disapukan, tidak mudah menggumpal,
bebas partikel kasar, melekat dengan baik pada kulit, menghaluskan kulit, memiliki
dayaserap yang tinggi dan dapat memantulkan sinar UV. Menurut persyaratan ini,
bedak biasanya mengandung Zat/bahan aktif, zink oksida yaitu zat sebagai
pengencang. Zink stearat digunakan sebagai perekat. Talkum merupakan zat yang
memberikan fungsi sebagai basis dan pelumas. Kalsium karbonat dan magnesium
karbonat berfungsi sebagai zat penyerap cairan.
Pepita powder merupakan bedak tabur yang memiliki komposisi utama yaitu
dari serbuk atau ekstrak labu kuning serta zinc oxydii sebagai anti iritasi. Fungsi
utama pepita powder adalah sebagai tabir surya dan untuk mempercantik tampilan
wajah.

3
4

1.2. Kelebihan bedak tabur pepita

1. Bahan-bahannya mudah ditemukan


2. Lose powder pepita mudah digunakan atau diaplikasikan pada wajah
3. Cocok untuk kulit berminyak
4. Menyamarkan noda hitam pada wajah

1.3. Kekurangan bedak tabor pepita

1. Pembuatannya lumayan sulit


2. Membutuhkan waktu yang lama, karena harus mengekstrak labu kuning
3. Memerlukan proses sterilisasi yaitu pada pembuatan ekstrak labu kuning
4 Kurang baik untuk bahan obat yang mudah menguap atau rusak dengan adanya
kelembaban atau kontak dengan udara.
5. Tidak bertahan lama ketika diaplikasikan pada wajah

1.4. Preformulasi bedak tabur

1.4.1. Farmakologi bahan


1. Ekstrak labu kuning
Kandungan β- carotene, vitamin C, fitosterol, zeaxanthin, selenium, dan asam
linoleat yangterkandung dalam daging labu kuning berperan terhadap aktivitas
antioksidan pada tubuh manusia. Karotenoid yang cukup tinggi dapat berperan
sebagai antioksidan biologis, melindungi sel dan jaringan dari paparan radikal
bebas dan singlet oksigen. Karotenoid dapat mencegah kerusakan kulit akibat
paparan sinar matahari, agen antiinflamasi, memperlambat proses penuaan
kulit serta mencegah pertumbuhan tumor. Kandungan vitamin C dalam labu
kuning juga mendukung aktivitas karotenoid melalui mekanisme perlindungan
sel dari kerusakan oksidatif.
2. Zinc Oxydii (ZnO)
Demulson ranolin bersifat protektif tetap, yang dimaksud disini adalah zat
yang berbentuk bedak halus yang tidak larut dalam air secara kimiawi.
Protektif digunakan untuk menutupi kulit atau membrane mukosa dan untuk
mencegah terjadinya iritan.
5

1.4.2. Fisikokimia bahan


1. Ekstrak Labu kuning

Tabel 1. Hasil skrining fitokimia esktrak kulit buah labu kuning

Golongan Hasil Positif Ekstrak kulit buah labu kuning


Senyawa (pustaka)

Flavonoid Larutan berwarna pada lapisan (+)


amyl alkohol, warna merah,
Warna kuning pada lapisan amyl alkohol
kuning, jingga (Depkes RI, 1995)

Alkaloid Endapan Merah/putih (Depkes (+)


RI, 1995)
Terbentuk endapan merah(reagen Dragendorf)
(+)

Terbentuk Endapan putih (reagen Mayer)

Saponin Busa Stabil (Depkes RI, 1995) (+)

Busa stabil

Tanin Warna biru kehitaman (-)

Coklat bening

Kuinon Warna merah (-)

Coklat bening

Steroid Warna hijau kekuningan (-)

merah

Terpenoid Warna merah/ungu (+)

ungu
6

2. Zinc Oxydii
Pemerian : Serbuk amorf, sangat halus, putih atau putih kekuningan, tidak
berbau,tidak berasa, lambat laun menyerap karbondioksida dari
udara.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P, tidak larut
dalam asam mineral encer dan dalam larutan alkali hidroksida.

1.4.3. Fisikokimia zat tambahan


1. Zinc Stearat

Zink strearat adalah senyawa zink dengan campuran asam organik padat
yang diperoleh dari lemak,terutama terdiri dari zink strearat dan zink
palmitat dalam berbagai perbandingan. Mengandung tidak kurang dari
12,5% dan tidak lebih dari 23 14,0% ZnO. Pemerian serbuk halus,
hidrofobik, warna putih, bebas dari pasir dan bau khas lemah.
Kelarutannya praktis tidak larut dalam air, etanol 95%, eter dan pelarut
teroksigenasi. Larut dalam asam, benzene dan pelarut aromatik lainnya.
Penyimpanan dalam wadah tertutup rapat dan ditempat yang sejuk dan
kering. Dapat digunakan sebagai bahan tambahan. Zink stearat digunakan
sebagai perekat dan anti air, dan zink stearat juga memiliki efek
menenangkan.

2. Kalsium Karbonat

Kalsium karbonat yang sudah dikeringkan selama 4 jam dengan suhu


200°C mengandung kalsium dalam rentang 98,0% hingga 100,5% CaCO3.
Kelarutan kalsium karbonat yaitu praktis tidak larut dalam air dan etanol,
larut dalam asam asetat. Pemerian kalsium karbonat yaitu berupa serbuk
halus mikro hablur, berwarna putih, tidak ada bau, tidak ada rasa, dan
stabil di udara. Kalsium karbonat digunakan pada sediaan bedak tabur
untuk mengurangi sifat mengkilat dari talcum juga dapat mengabsorbsi
pewangi dan mengabsorbi keringat yang dihasilkan kulit. Kalsium
karbonat bersifat stabil dan disimpan dalam wadah tertutup rapat, ditempat
sejuk dan kering
7

3. Talkum

Talkum adalah bahan dasar formula bedak tabur dan memiliki sifat mudah
menyebar di permukaan kulit dan mudah menempel di kulit. Talk adalah
bahan alami oleh karena itu sering mengandung mikroorganisme dan harus
disterilkan bila digunakan sebagai bedak tabur. Talk termasuk bahan yang
stabil dan dapat disterilkan dengan pemanasan pada suhu 160ᵒC selama
tidak kurang dari 1 jam.Talk merupakan magnesium silikat hidrat alam,
terkadang mengandung aluminium silikat sedikit. Pemerian dari talk yaitu
berupa serbuk kristal yang sangat halus, berwarna putih atau putih kelabu,
berkilat, tidak berbau, bebas dari pasir, dan mudah menempel pada kulit
serta lembut saat disentuh. Pada pembuatan bedak tabur, talk berfungsi
sebagai dasar bedak. Penyimpanan talk yaitu dalam wadah tertutup baik,
ditempat yang sejuk, dan kering

4. Etanol

Etanol disebut juga etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH atau
CH3CH2OH dengan titik didihnya 78,4° C. Etanol memiliki sifat tidak
berwarna, volatil dan dapat bercampur dengan air.

5. Aquadest

a. Sifat Fisika:

Berat molekul 18,02 gr/mol

Densitas 1000 kg/m3, cair

Tekanan uap 2,3 kPa

Titik didih: 100oC ( 273 K 32 F)

Berbentuk cairan tidak berwarna.


8

b. Sifat Kimia:

Tidak dapat terbakar.

Tidak beracun.

Memiliki pH 7 (netral).

Tidak terjadi iritasi pada kulit jika terjadi kontak.

Polimerisasi tidak terjadi.

6. Amonia

a. Sifat – sifat fisis dari amonia :

Rumus Molekul : NH3

Berat Molekul: 17,03

Warna : tidak berwarna

Titik cair normal : -77,7

Titik didih normal :-33,35

Temperatur kritis : 132,7 (405,7 K)

Tekanan kritis, atm : 111,3

Densitas, g/cm3 : 0,001755

b. Sifat – sifat kimia amonia

1. Amonia dapat membentuk campuran, mudah terbakar dengan udara


pada nilai ambang batas ( 16-25 % volume)

2. Bahaya ledakan amonia akan semakin meluas apabila kontak langsung


dengan oksigen pada temperature serta tekanan yang

tinggi di atmosfir
9

1.4.4. Bentuk sediaan dan cara pemakaian


Sediaan berbentuk bedak tabur dan cara penggunaanya adalah di sapukan
secukupnya pada wajah.

1.5. Formulasi

2.5.1 Permasalahan dan Penyelesaian


a. Permasalahan
1) Serbuk/bedak tabur harus bebas dari partikel kasar.
2) Serbuk/bedak tabur harus dapat tersebar merata.
3) Ekstrak labu kuning beresiko terjadi kontaminasi jamur/ bakteri
4) Talkum mudah terkontaminasi mikroorganisme
b. Penyelesaian
1) Dilakukan pengayakan menggunakan pengayak ukuran 100 untuk serbuk
yang tidak mengandung lemak dan ukuran 44 untuk serbuk yang
mengandung lemak.
2) Proses pembuatan harus dibuat secara homogen.
3) Dilakukan proses sterilisasi metode kering yaitu menggunakan oven
4) Dilakukan proses sterilisasi kering dengan suhu 150°C selama 1 jam
2.5.2. Pengajuan Formulasi
1. Alat- alat yang digunakan :
a. Neraca analitik
b. Ayakan No 40,60,100
c. Rotary evaporator
d. Kaca Objek
e. Mortar Stamper
f. Waterbath
g. Blender
h. Wadah bedak
i. Gelas ukur
j. Gelas beker
10

2. Bahan
a. Labu kuning
b. Zinc stearate
c. Zinc oxide
d. Talkum
e. Silika gel
f. Kalsium karnonat
g. Etanol 96%
h. Asam asetat
i. Amonia
j. Butanol
k. Aquadest
l. Kalium dikromat

3. Prosedur Kerja
a. Ekstraksi labu kuning
1) Daging labu kuning diambil bagian daging buah dan dipisahkan dengan bagian kulit
dan biji.
2) Daging labu kuning dikeringkan dengan cara dianginkan dan ditutup kain hitam
hingga diperoleh simplisia kering.
3) Simplisia kering dihaluskan menggunakan blender hingga didapatkan serbuk daging
labu kuning.
4) Ekstraksi daging labu kuning dilakukan menggunakan metode maserasi dengan
pelarut etanol 96%.
5) Serbuk daging labu kuning dilakukan maserasi dengan perbandingan serbuk dan
pelarut sebesar 1 : 10.
6) Maserasi dilakukan selama 3 hari sambil sesekali dilakukan pengadukan.
7) Remaserasi dilakukan selama 2 hari. Maserat dikumpulkan dan dipekatkan

menggunakan rotary evaporator pada suhu 70oC hingga diperoleh ekstrak kental (6).
8) Ekstrak yang dibuat dilakukan perhitungan rendemen dan pengukuran kadar air
menggunakan moisture balance.
11

b. Pembuatan pepita powder

1) Diayak semua bahan–bahan padat terlebih dahulu menggunakan ayakan No.


100 mesh.
2) Zink stearat, zink oksida, kalsium karbonat dan talkum yang telah lolos ayakan
memiliki derajat serbuk yang halus.
3) Talkum yang telah lolos ayakan dilakukan sterilisasi panas kering
menggunakan oven pada suhu 150°C selama 1 jam.
4) Ekstrak daging labu kuning ditambahkan talk dan digerus hingga berbentuk
padat
5) Selanjutnya dilakukan pengayakan secara bertahap berturut–turut
menggunakan ayakan 40, 60, dan 100.
6) Ekstrak yang digunakan, yaitu ekstrak yang lolos pada ayakan No. 100 mesh.
7) Semua bahan dilakukan pencampuran hingga homogen.
12

Tabel 1.Formula Bedak Tabur

NamaBahan Komposisi(%)

Basis Formula Formula Formula


1 2 (F2) 3 (F3)

(F1)

Ekstrakdaginglabu - 3 5 7

kuning
Zincstearat
7,8 7,8 7,8 7,8

Zincoksida 11,1 11,1 11,1 11,1

Calciumcarbonat 11,1 11,1 11,1 11,1

Talkumad 100 100 100 100

1.6. Kemasan

1.6.1. Kemasan Primer


13

1.6.2. Kemasan Sekunder

1.6.3. Etiket

2.6.4 Brosur
14
BAB III
PENUTUP

1.4. 3.1 Kesimpulan

Bedak tabur merupakan bedak yang halus, lembut, homogen yang dapat
menyembunyikan kekurangan pada wajah serta melembutkan kulit wajah. Bedak tabur dapat
menyerap minyak dan keringat pada wajah sehingga dapat menutupi pori wajah dengan
sempurna.
Pepita powder merupakan bedak tabur yang memiliki komposisi utama yaitu dari
serbuk atau ekstrak labu kuning serta zinc oxydii sebagai anti iritasi. Fungsi utama pepita
powder adalah sebagai tabir surya dan untuk mempercantik tampilan wajah. Pepita powder
terbuat dari labu kuning , dimana labu kuning berperan terhadap aktivitas antioksidan pada
tubuh manusia. Karotenoid yang cukup tinggi dapat berperan sebagai antioksidan biologis,
melindungi sel dan jaringan dari paparan radikal bebas dan singlet oksigen. Karotenoid dapat
mencegah kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari, agen antiinflamasi, memperlambat
proses penuaan dini.

12
13

DAFTAR PUSTAKA

BPOM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Departemen Kesehatan Indonesia
Republik Indonesia.
BPOM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi Keempat. Jakarta : Departemen Kesehatan
Indonesia Republik Indonesia
Ewiryani, dkk. 2022. Formulasi dan Evaluasi Bedak Tabur.
Sandy,dkk. 2018. Laporan Resmi praktikum Formulasi Sediaan Steril Bedak Tabur. Sekolah
Tinggi Farmasi Muhammadiyah. Tanggerang

Anda mungkin juga menyukai