Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MAKALAH KIMIA KOSMETIKA

SEDIAAN KOSMETIK RIAS WAJAH

DISUSUN OLEH :

NUR SULIS TIA NINGSIH 5535127636


AYU LESTARI 5535161031

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN TATA RIAS


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Wanita dan kecantikan merupakan dua hal yang tidak dapat di pisahkan karena
wanita sesuai dengan kodratnya selalu ingin menjaga kecantikan dan keindahan dirinya.
Sehingga dalam penampilannya selalu terlihat menarik. Kosmetik dikenal manusia
berabad-abad yang lalu. Pada abada ke-19, pemakain kosmetik mulai mendapat perhatian,
yaitu selain kecantikan juga untuk kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik serta
industrinya baru dimulai secara besar-besaran pada abad ke-20. Kosmetik termasuk dalam
bagian dunia usaha. Data dari hasil penelitian antropologi, arkeologi, dan etnologi di Mesir
dan India membuktikan pemakaian ramuan seperti bahan pengawetmayat dan salep-salep
aromatic, yang dapat dianggap sebagai bentuk awal kosmetik yang kita kenal sekarang ini.
Penemuan tersebut menunjukan telah berkembangnya keahlian khusus dibidang kosmetik
pada masa lalu.
Sejak zaman dahulu, ilmu kedokteran ttelah turut berperan dalam dunia kosmetik
dan kosmetologi. Data dari hasil penelitian antropologi, arkeologi, dan etnologi di Mesir
dan India membuktikan pemakaian ramuan seperti bahan pengawetmayat dan salep-salep
aromatic, yang dapat dianggap sebagai bentuk awal kosmetik yang kita kenal sekarang ini.
Penemuan tersebut menunjukan telah berkembangnya keahlian khusus dibidang kosmetik
pada masa lalu.
Istilah kosmetik telah dipakai oleh banyak kelompok profesi yang berbeda, sehingga
pengertian kosmetik itu sendiri menjadi begitu luas dan tidak jelas. Istilah kosmetologi
sudah digunakan sejak tahun 1940 di Inggris, Prancis, dan Jerman. Istilah itu tidak sama
artinya bagi profesi yang menggunakannya.
Kosmetologi (jellinek,1970) diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari
hokum-hukum kimia, fisika, biologi maupun mikrobiologi tentang pembuatan,
penyimpanan, dan penggunaan (aplikasi) kosmetik. Selanjutnya, Mitsui (1997) menyebut
kosmetologi sebagai ilmu kosmetik (Cosmetic Science) yang baru, yang lebih mendalam,
dan menyeluruh.
Selain itu juga maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk
bagaimna kita bisa mengetahui apa yang dimaksud dengan kosmetik, bentuk-bentuk dari
kosmetik serta peran dari kosmetik itu sendiri.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka penulis
mengidentifikasi sebagai berikut :
1. Mengetahui apa yang dimaksud sediaan riasan wajah
2. Mengetahui macam-macam sediaan riasan wajah
3. Efek samping yang biasa ditimbulkan oleh sediaan riasan wajah

1.3. Rumusan Masalah


1. apa yang dimaksud kosmetika ?
2. apa yang dimaksud sediaan riasan wajah ?
3. macam-macam sediaan riasan wajah ?
4. penjelasan beberapa sediaan riasan wajah ?

1.4. Manfaat dan Tujuan


1. Mahasiswa mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan kosmetik
2. Mahasiswa mampu mengetahui bentuk-bentuk dari kosmetik serta peran dari
kosmetik itu sendiri
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kosmetika


Kosmetik adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan diletakkan,
dituangkan, dipercikkan, atau disemprotkan pada, dimasukkan dalam, dipergunakan pada
badan atau bagian badan manusia dengan maksud untuk membersihkan, memelihara,
menambah daya tarik atau mengubah rupa dan tidak termasuk golongan obat (Nelly Hakim,
1999 : 15).
Istilah kosmetika sendiri berasal dari bahasa yunani yaitu Kosmetikos yang berarti
keahlian dalam menghias (Retno I.S. Tranggono, 1992 :28).
a. Sediaan kosmetik riasan wajah
Kekhasan kosmetik riasan wajah adalah bahwa kosmetik ini bertujuan semata-mata
untuk mengubah penampilan, yaitu agar tampak lenih cantik dan noda-noda atau kelainan
pada kulit tertutupi. Kosmetik dekoratif tidak perlu menambah kesehatan kulit. Kosmetik
ini dianggap memadai jika tidak merusak kulit atau sedikit mungkin merusak kulit.
Dalam kosmetik dekoratif, peran zat pewarna dan zat pewangi sangat besar. Sejak zaman
dahulu, wanita cenderung mewarnai pipinya, rambutnya, kukunya, alisnya, dan bulu
matanya, sedikit persyaratan untuk kosmetik dekoratif antara lain adalah warna yang
menarik, bau yang harum menyenangkan, tidak lengket, tidak menyebabkan kulit tampak
berkilau, dan sudah tentu tidak merusak atau menggangu kulit, rambut, bibir, kuku dan
adnesa lainnya.
b. Kosmetik riasan (dekoratif atau make-up)
Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada kulit sehingga
menghasilkan penampilan yang lebih menarik serta menimbulkan efek psikologis yang
baik, seperti percaya diri (self confidence). Dalam kosmetik riasan, peran zat warna dan zat
pewangi sangat besar.

2.2. Pembagian macam – macam sediaan riasan wajah


Pembagian macam-macam sediaan rias wajah terbagi menjadi:
a. Kosmetik dekoratif
Kosmetik dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan dan
pemakaiannya sebentar, misalnya bedak, lipstick, pemerah pipi, eye-shadow, dll. Dalam
kosmetik dekoratif, zat pewarna memegang peran sangat besar, zat warna untuk kosmetik
dekoratif berasal dari berbagai kelompok yaitu :
1. Zat warna alam yang larut
2. Zat warna sintesis yang larut
3. Pigmen-pigmen alam
4. Pigmen-pigmen sintesis
5. Lakes alam dan sintesis

b. Sediaan kosmetika riasan wajah


Sediaan kosmetika riasan wajah merupakan kosmetika yang dibuat dan digunakan
untuk merias atau memperindah kulit. Biasanya dibuat dengan berbagai macam warna dan
aroma. Kosmetika dekoratif pada umumnya terdiri dari :
1. Bedak dasar ( Foundation)
2. Bedak (Face Powder).
3. Cat bibir
4. Pemerah pipi (rouge/blush on)
5. Pewarna kelopak mata (Eye Shadow)
6. Pembuat garis mata (Eyeliner)
7. Maskara
8. Pensil alis (Eye brow pencil)

2.3. beberapa sediaan riasan wajah


2.3.1. Bedak padat (Compact Powder)
Bedak padat yang perkenalkan di Amerika pada tahun 1930 telah mencapai
popularitasnya dikarenakan penggunaannya yang sangat mudah dan penyimpanan yang
nyaman. Bedak padat adalah bedak kering yang telah dikompres menjadi padatan dan
biasanya digunakan dengan spons bedak. Komposisinya mirip dengan bedak tabur, tapi
efeknya pada kulit berbeda pada beberapa tingkat. Pengikat yang terkandung dalam bedak
padat memberikan adhesi yang besar. Sebagai hasil dari proses pengepresan, ukuran
partikel rata-rata umumnya lebih besar pada bedak padat daripada bedak tabur ; efek kasar
dari butiran-butiran tersebut tentu sangat tidak diinginkan. Bedak padat harus dapat
menempel dengan mudah pada spons bedak, dan padatan bedaknya harus cukup kompak,
tidak pecah atau patah dengan penggunaan normal.
Bentuknya sangat padat, digunakan setelah pemakaian alas bedak. Bahan-bahan
yang terkandung di dalamnya membuat bedak jenis padat ini cepat menyerap sekaligus
mengurangi minyak. Bentuknya beragam, tidak mudah tumpah hingga praktis dibawa
kemanapun. Sebaiknya pulaskan tipis-tipis saja.Bisa dipakai hingga 15 bulan.
Pada dasarnya bahan dasar yang terkandung dalam bedak padat adalah identik
dengan yang digunakan dalam bedak tabur. Namun, terdapat 2 karakteristik untuk bedak
padat yang mana tidak terdapat dalam bedak tabur, kemampuan mengikat dan mudah lepas.
Dasar dari padatan bedak harus dapat dikempa dengan mudah, kemudian bersatu bersama
dan tidak bergelombang atau retak di bawah kondisi penggunaan yang normal. Untuk
mencapai kondisi ini bahan pengikat dibutuhkan.
Bedak padat juga harus memiliki sifat mudah lepas ketika digosokkan dengan spons
bedak; ini harus mudah terlepas kepada pengguna bedak. Tekanan yang terlalu rendah akan
menghasilkan padatan yang sangat mudah hancur; tekanan yang terlalu besar akan
menghasilkan padatan yang keras yang mana tidak mudah terlepas. Beberapa jenis bahan
pengikat yang digunakan dalam bedak wajah adalah bervariasi dan banyak. Oleh karena
itu, terdapat 5 tipe dasar pengikat yang digunakan :
1. Pengikat kering
Pengikat kering seperti logam stearat (Zink atau Magnesium) stearat telah
didiskusikan dalam bagian bedak tabur. Penggunaan dari pengikat kering dibutuhkan
untuk meningkatkan tekanan bagi kompaknya bedak padat.
2. Pengikat minyak
Minyak tunggal, seperti minyak mineral isopropil miristat dan turunan lanolin, dapat
sangat berguna untuk dicampurkan dalam formula sebagai pengikat. Mereka
ditemukan digunakan secara luas dalam banyak formula bedak padat.
3. Pengikat larut air
Pengikat larut air yang biasa digunakan di masa lalu umumnya adalah larutan gum
seperti tragakan, karaya, dan arab. Dalam kategori ini, sintetik seperti PVP
(Polyvinylpyrolidone) metil selulosa, karboksil metil selulosa juga telah digunakan
dalam larutan air. Suatu pengawet penting dalam medium gum dan berguna dalam
semua larutan pengikat dari tipe ini untuk mengatasi pertumbuhan bakteri.
4. Pengikat tidak larut air
Pengikat tidak larut air digunakan secara luas dalam bedak padat. Minyak mineral,
lemak ester dari segala tipe, dan turunan lanolin, dapat digunakan dan dicampur
dengan jumlah yang baik dari air untuk membantu pembentukan bedak padat yang
halus dan kompak. Penambahan bahan pembasah akan membantu untuk
menyeragamkan distribusi kelembaban bedak.
5. Pengikat emulsi
Karena kesulitan tercapainya keseragaman penggunaan pengikat tidak larut air
dalam bedak padat, peneliti telah mengembangkan bahan pengikat emulsi yang
sekarang digunakan dengan luas. Seperti emulsi yang mengizinkan distribusi yang
seragam baik pada fase minyak maupun fase air, yang mana penting dalam kepuasan
pengempaan serbuk. Karena pengikat emulsi tidak akan kehilangan kelembaban
secepat pengikat tidak larut air, penggunaannya mengizinkan prosedur pembuatan
yang lebih halus. Penggunaan dari minyak dalam bentuk emulsi bermaksud untuk
mencegah penggumpalan yang dapat muncul ketika minyak tunggal digunakan
sebagai pengikat dalam bedak wajah.

2.3.2. Pemerah pipi (blush on)


Pemerah pipi adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk mewarnai pipi
dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tatarias wajah
(Depkes RI, 1985). Pemerah pipi dapat digunakan langsung dengan melekatkan pada kulit
pipi, tetapi dalam banyak hal lebih baik digunakan setelah sediaan alas rias, baik sebelum
maupun sesudah menggunakan bedak (Depkes RI, 1985).
Pemerah pipi dibuat dalam berbagai corak warna yang bervariasi mulai dari warna
merah jambu hingga merah tua. Pemerah pipi konvensional lazim mengandung pigmen
merah atau merah kecoklatan dengan kadar tinggi. Pemerah pipi yang mengandung pigmen
kadar rendah digunakan sebagai pelembut warna atau pencampur untuk memperoleh efek
yang menyolok. Pemerah pipi dapat digunakan langsung dengan melekatkan pada kulit
pipi, tetapi dalam banyak hal lebih baik digunakan setelah sediaan alas rias, baik sebelum
maupun sesudah menggunakan bedak (Depkes RI, 1985).
Zat pewarna sintesis yang sering ditambahkan adalah rhodamin B, yaitu
merupakan zat warna sintetik yang umum digunakan sebagai pewarna tekstil. Rhodamin B
merupakan zat warna tambahan yang dilarang penggunaannya dalam produk-produk
pangan. Rhodamin B bersifat karsinogenik sehingga dalam penggunaan jangka
panjang dapat menyebabkan kanker. Uji toksisitas rhodamin B telah dilakukan terhadap
mencit dan tikus dengan injeksi subkutan dan secara oral. Rhodamin B dapat menyebabkan
karsinogenik pada tikus ketika diinjeksi subkutan, yaitu timbul sarcoma lokal. Sedangkan
secara IV didapatkan LD50 89,5 mg/kg yang ditandai dengan gejala adanya pembesaran
hati, ginjal, dan limfa diikuti perubahan anatomi berupa pembesaran organnya (Merck
Index, 2006)
2.3.3. Sediaan cat bibir (Lipstik)
Lipstik adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk mewarnai bibir dengan
sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah yang dikemas
dalam bentuk batang padat. Hakikat fungsinya adalah untuk memberikan warna bibir
menjadi merah, yang dianggap akan memberikan ekspresi wajah sehat dan menarik (Ditjen
POM, 1985).
Lipstik adalah pewarna bibir yang dikemas dalam bentuk batang padat (roll up)
yang dibentuk dari minyak, lilin dan lemak. Bila pengemasan dilakukan dalam bentuk
batang lepas disebut lip crayon yang memerlukan bantuan pensil warna untuk memperjelas
hasil usapan pada bibir. Sebenarnya lipstik adalah juga lip crayon yang diberi pengungkit
roll up untuk memudahkan pemakaian dan hanya sedikit lebih lembut dan mudah dipakai.
Lip crayon biasanya menggunakan lebih banyak lilin dan terasa lebih padat dan kompak.
Lipstik terdiri dari zat warna yang terdispersi dalam pembawa yang terbuat dari
campuran lilin dan minyak, dalam komposisi yang sedemikian rupa sehingga dapat
memberikan suhu lebur dan viskositas yang dikehendaki. Suhu lebur lipstik yang ideal
yang sesungguhnya diatur suhunya hingga mendekati suhu bibir, bervariasi antara 36-38ºC.
Tetapi karena harus memperhatikan faktor ketahanan terhadap suhu cuaca disekelilingnya,
terutama suhu daerah tropik, maka suhu lebur lipstik dibuat lebih tinggi yang dianggap
lebih sesuai dan diatur pada suhu lebih kurang 62ºC, atau bisanya berkisar antara 55º-75ºC.
A. Persyaratan untuk lipstik yang diinginkan atau dituntut oleh masyarakat, antara lain
(Tranggono dan Latifah, 2007):
1. Melapisi bibir secara mencukupi
2. Dapat bertahan di bibir selama mungkin
3. Cukup melekat pada bibir, tetapi tidak sampai lengket
4. Tidak mengiritasi atau menimbulkan alergi pada bibir
5. Melembabkan bibir dan tidak mengeringkannya
6. Memberikan warna yang merata pada bibir
7. Penampilannya harus menarik, baik warna maupun bentuknya
8. Tidak meneteskan minyak, permukaannya mulus, tidak bopeng atau berbintik
bintik, atau memperlihatkan hal-hal lain yang tidak menarik.

B. Komponen utama dalam sediaan lipstik


Adapun komponen utama dalam sediaan lipstik terdiri dari minyak, lilin , lemak dan
zat warna.
a. Minyak
Minyak yang digunakan dalam lipstik harus memberikan kelembutan, kilauan,
dan berfungsi sebagai medium pendispersi zat warna (Poucher, 2000). Minyak
yang sering digunakan antara lain minyak jarak, minyak mineral, dan minyak
nabati lain. Minyak jarak merupakan minyak nabati yang unik karena memiliki
viskositas yang tinggi dan memiliki kemampuan melarutkan staining-dye
dengan baik. Minyak jarak merupakan salah satu komponen penting dalam
banyak lipstik modern. Viskositasnya yang tinggi adalah salah satu keuntungan
dalam menunda pengendapan dari pigmen yang tidak larut pada saat
pencetakan, sehingga dispersi pigmen benar benar merata.
b. Lilin
Lilin digunakan untuk memberi struktur batang yang kuat pada lipstik dan
menjaganya tetap padat walau dalam keadaan hangat. Campuran lilin yang ideal
akan menjaga lipstik tetap padat setidaknya pada suhu 50 dan mampu mengikat
fase minyak agar tidak keluar atau berkeringat, tetapi juga harus tetap lembut
dan mudah dioleskan pada bibir dengan tekanan serendah mungkin. Lilin yang
digunakan antara lain carnauba wax, candelilla wax, beeswax, ozokerites,
spermaceti dan setil alkohol. Carnauba wax merupakan salah satu lilin alami
yang yang sangat keras karena memiliki titik lebur yang tinggi yaitu 85. Biasa
digunakan dalam jumlah kecil untuk meningkatkan titik lebur dan kekerasan
lipstik.
c. Lemak
Lemak yang biasa digunakan adalah campuran lemak padat yang berfungsi
untuk membentuk lapisan film pada bibir, memberi tekstur yang lembut,
meningkatkan kekuatan lipstik, dan dapat mengurangi efek berkeringat dan
pecah pada lipstik. Fungsinya yang lain dalam proses pembuatan lipstik adalah
sebagai pengikat dalam basis antara fase minyak dan fase lilin dan sebagai
bahan pendispersi untuk pigmen. Lemak padat yang biasa digunakan dalam
basis lipstik adalah lemak coklat, lanolin, lesitin, minyak nabati terhidrogenasi
dan lain-lain.
d. Zat warna
Zat warna dalam lipstik dibedakan atas dua jenis yaitu staining dye dan pigmen.
Staining dye merupakan zat warna yang larut atau terdispersi dalam basisnya,
sedangkan pigmen merupakan zat warna yang tidak larut tetapi tersuspensi
dalam basisnya. Kedua macam zat warna ini masing- masing memiliki arti
tersendiri, tetapi dalam lipstik keduanya dicampur dengan komposisi
sedemikian rupa untuk memperoleh warna yang diinginkan.
e. Zat tambahan dalam sediaan cat bibir
Zat tambahan dalam lipstik adalah zat yang ditambahkan dalam formula lipstik
untuk menghasilkan lipstik yang baik, yaitu dengan cara menutupi kekurangan
yang ada tetapi dengan syarat zat tersebut harus inert, tidak toksik, tidak
menimbulkan alergi, stabil, dan dapat bercampur dengan bahan-bahan lain
dalam formula lipstik. Zat tambahan yang digunakan yaitu antioksidan,
pengawet dan parfum.
1. Antioksidan
Antioksidan digunakan untuk melindungi minyak dan bahan tak jenuh lain
yang rawan terhadap reaksi oksidasi. BHT, BHA dan vitamin E adalah
antioksidan yang paling sering digunakan (Poucher, 2000). Antioksidan
yang digunakan harus memenuhi syarat (Wasitaatmadja, 1997):
a. Tidak berbau agar tidak mengganggu wangi parfum dalam kosmetika
b. Tidak berwarna
c. Tidak toksik
d. Tidak berubah meskipun disimpan lama.
2. Pengawet
Kemungkinan bakteri atau jamur untuk tumbuh di dalam sediaan lipstik
sebenarnya sangat kecil karena lipstik tidak mengandung air. Akan tetapi
ketika lipstik diaplikasikan pada bibir kemungkinan terjadi kontaminasi
pada permukaan lipstik sehingga terjadi pertumbuhan mikroorganisme.
Oleh karena itu perlu ditambahkan pengawet di dalam formula lipstik.
Pengawet yang sering digunakan yaitu metil paraben dan propil paraben.
3. Parfum
Parfum digunakan untuk memberikan bau yang menyenangkan, menutupi
bau dari lemak yang digunakan sebagai basis, dan dapat menutupi bau
yang mungkin timbul selama penyimpanan dan penggunaan lipstik

2.3.4. Sediaan Eye shedow


Eye shedow dapat dibuat dalam bentuk cream, stick, larutan, serbuk atau pressed
cake (kue padat) yang di gunakan dengan puff atau kuas. Eye shedow digunakan dapat
dalam ke adaan kering atau basah dan di formulasi menurut tipe yang di inginkan.
Pembayang mata digunakan untuk mewarnakan kelopak mata supaya mata
kelihatan lebih menyala dan menarik. Pembayang mata biasanya di sediakan dalam bentuk
sediaan cream, pensil, cair, dan bedak yang di padatkan. Warna yang di sediakan termaksud
lah warna biru,hijau,coklat, merah, putih dan kuning. Kandungan pembayang mata terdiri
dari pada lanonin , lilin lebah, ceresin, kalsium karbonat, minyak mineral, sorbitan oleat
dan talcum. Untuk pembayang mata jenis tanpa air, pewarna di campurkan dengan agen
pencerah seperti titanium dioksid yang akan di campur petrolatum. Terdapat juga
pembayang mata jenis bergemerlapan yang di peroleh melalui campuran aluminium tulen.
Karakter bahan-bahan dasar kosmetika mata/ eye shadow :
1. Petrolatum
Petrolatum putih, serat pendek, titik lebur 43 derajat C. direkomendasikan, yang
mana memiliki sifat fisika dan stabilitas yang dinilai baik pada produk, peterolatum
dengan kualitas yang baik tidak memberikan bau.
2. Lanolin
Lanolin anhidrosa untuk tingkatan kosmetik, memiliki titik lebur 380-400C. yang
digunakan pada produk eye shodow dan mascara untuk melicinkan dan
meningkatkan kualitas
3. Asam stearate
Asam stearat dengan titik lebur 550C yang di rekomendasikan, yang mana asam
sterat jenis ini mampu tersaponi fikasi dengan mudah dan bersifat netral, sehingga
membentuk sabun yang stabil yang dapat dibuat dengan bahan-bahan hidrofilik dan
lipofilik. Yang secara luas digunakan adalah triehansolamine stearat. Walapun pada
perkembangan selanjutnya pengelmusi non ionik telah menggantikan asam sterat.
4. Isopropyl miristarat
Yakni berupa ekter asam lemak sintetik: bahan ini jernih, berupa larutan, bebas dari
bau yang tidak sedap. Dikhetahui telah digunakan dalam berbagai macam beentuk
kosmetika mata seperti eye shadow.
5. Propika glikol
Merupakan humeetant yang sempurna, dimana propilenglikol ini digunakan pada
produk eye shedow, tidak lengket dan memiliki sifat licin yang baik.
6. Gum tragakan
Merupakan eksadat dari astrgalus gummifer, gum tragakan merupakan bahan
penebal ( thickening agent) yang di gunakan untuk memberikan viskositas yang baik.
Dalam bentuk serbuk, sebelum digunakan di basahkan terlebih dahulu dengan
alkohol atau propilame glikol dan kemudian penambahan air secara perlahan-lahan
dengan pengadukan konstan, hingga tepat terdispersi merata.
7. Methyl cellulose
Methyl celulosa merupakan gum sintetik, yang didispersikan kedalam air dengan
fungsi yang sama dengan gum tragakan. Karena metil selalosa merupakan jenis
sentetik, maka fiskositasnya dapat di kotrol, karena sifatnya ini sehingga amat
populer di gunakan sebagai bahan pengelmusi, pengikat, dan penebal.
8. Pengawet Walaupun tidak semua formula perlu ada penambahan pengawet, tapi
pengawet telah di tambahkan pada banyak produk kosmetika mata. Pilihan pengawet
untuk produk mata secara umum berupa alkyi p-hydroxybemzoates.
9. Pemberi efek berkilau Ini sering di tambahkan untuk memproleh penampakan yang
berkilau dan bercahaya umumnya, bahan-bahan yang digunakan berupa serbuk
metalik, seperti serbuk aluminium dan hronze, yang mana untuk memberikan efek
“perak atau keemansan”.
Tentunya masih banyak bahan pengkilau lain yang biasanya digunakan seperti
serbuk mutiara (kalsium karbonat),

A. Keselamatan Pengguna Kosmetik Mata


1. Berhenti dengan segera menggunakan barang tersebut sekiranya berlaku
radang, konsultasi dokter untuk mendapatkan rawatan lebih lanjut. Ketahuilah
bahwa tangan anda mungkin penuh dengan berbagai jenis bacteri, jika tersentuh
pada mata menyebabkan penyakit. Oleh itu, bersihkan tangan anda sebelum
menggunakan makeup mata.
2. Pastikan alat-alat make up mata bersih sebelum digunakan
3. Jangan gunakan bekas barang make up mata yang lama, sekiranya barang
tersebut tidak digunakan dalam jangka masa beberapa bulan, make up perlu di
buang dan digunakan yang baru.
4. Jangan simpan barang make up mata ditempat suhu melebihi 85^f
5. Jangan gunakan make up mata ketika anda mengidap penyakit mata atau radang
sekitar mata, make up mata boleh digunakan setelah anda sembuh dari penyakit
mata.

B. Pigmentasi untuk make up mata


Formulator make up mata telah sangat familiar dengan bahan pewarna (1960) yang
biasa di pakai pada kosmetik, obat, dan makanan. Berikut warna-warna berserta zat
pewarna yang umumnya digunakan pada make up mata:
1. Biru : ultramarine blue atau Prussian blue
2. Hitam : karbon hitam dan besi oksida hitam (Fe304)
3. Hijau : kromium oksida
4. Coklat : besi oksida, bentuk sienna
5. Kuning : besi oksida, bentuk ochre
6. Merah : carmine N.F (aluminium pada pigmen cochineal)
Biasanya, untuk memperoleh bentuk warna yang halus dan lebih terang, titanium
dioksida atau zink oksida biasa digunakan. Hal ini adalah salah satu indikasi bahwa produk
tersebut sudah kadaluarsa dan sudah tak boleh di pakai lagi:
1. Jika perubahannya warnanya tidak ekstream, misalnya dari warna kream menjadi
cokelat muda atau dari putih menjadi sedikit kuning, masih bisa di pakai selama
tanggal kadaluarsanya belum habis jangka waktuny, perubahan itu diakibatkan
kosmetika terkontraindikasi udara, karena kurang rapat menutup kemasan atau cara
menyimpannya kurang baik
2. Kosmetika sebaiknya jangan terkena sinar matahari langsung atau suhu panas.
3. Eye shadow 3-6bulan

2.3.5 Sediaan Bedak tabur


Bedak wajah pada dasarnya adalah suatu produk kosmetik yang memiliki fungsi
utama kemampuan untuk melengkapi warna kulit dengan memberi hasil akhir seperti
beludru. Ini harus memberikan tampilan pada kulit dengan menutupi kulit yang mengkilap
akibat sekresi kelenjar sebaseus dan kelenjar keringat. Suatu bedak harus mencapai efek
ini dengan menjadi buram. Untuk mampu memberikan efek cukup buram untuk menutupi
cacat, tapi ini harus tidak memberikan efek seperti topeng. Selain itu, bedak harus bersifat
cukup tahan lama sehingga tidak dibutuhkan pembedakan berulang kali.
A. Bahan-bahan yang terdapat didalam bedak tabur yaitu harus memiliki komposisi
sebagai berikut:
1. Talk
Secara kimiawi, talk adalah magnesium silikat (3MgO. 4SiO2.H2O). ini
merupakan bahan dasar dari segala macam formulasi bedak modern sifat yang
sangat luar biasa adalah mudah menyebar dan kekuatan menutupi yang rendah.
Untuk bedak wajah talk harus putih dan tidak berbau dengan rasa halus. Tentu
saja sifat mudah menyebar yang sangat baik ini adalah yang paling dibutuhkan.
Ukuran partikel dari talk adalah salah satu kriteria untuk standar kualitasnya.
Paling tidak 98% harus dapat melewati ayakan 200 mesh ( tidak lebih besar dari
74 mikro ) talk termikronisasi sekarang sudah tersedia di mana ukuran partikel
dapat dikurangi menjadi beberapa mikron. Penggunaan dari talk termikronisasi
dalam ukuran partikel dan nilai massa besar yang diinginkan. Padatan dari
massa besar adalah sangat penting dalam talk, karena variasi sangat
mempengaruhi kualitas sekaligus pengepakan dari produk akhir.
2. Kaolin
Warna dari kaolin yang digunakan harus secerah mungkin. Bahan dasar harus
dimurnikan secara baik untuk memindahkan keseluruhan bahan tidak murni dan
partikel kasar. Tidak semua aluminium silikat dapat diklasifikasikan sebagai
kaolin, namun 3 kelompok di bawah ini secara khusus memiliki formula yang
sama ( Al2O3. 2SiO2.2H2O) dan dapat disebut kaolin : nacrite, dickite, dan
kaolinite. Karena kaolin higroskopis penggunaannya pada bedak wajah
umumnya tidak melebihi 25%.
3. Kapur (Kalsium Karbonat)
Kalsium karbonat digunakan untuk mengurangi cahaya dari talk dan memiliki
kekuatan melapisi yang baik. Ini membantu untuk absorpsi parfum dan juga
tahan lemak. Dan menyerap keringat. Kapur juga sangat baik untuk
memberikan efek berseri-seri ketika bedak wajah digunakan.
Kapur adalah basa lemah, putih, serbuk mikrokristal tak berbau ; tidak
mengkilap, dan memiliki rasa kapur. Ketika bahan dasar ini digunakan secara
berlebihan, bedak dapat memberikan rasa kering, tapi penggunaan yang layak
adalah sangat membantu dalam formula bedak wajah.
4. Magnesium karbonat
Sifat yang baik dari magnesium karbonat membuatnya umum digunakan dalam
bahan penyusun bedak. Magnesium karbonat memiliki sifat absorben yang baik
dan terbukti memiliki sifat mendistribusi parfum yang baik. Kerapatannya
adalah bagian dari lapisan magnesium karbonat, kualitas yang mana
memberikan perkembangan pada tipe kehalusan dari bedak.
5. Logam stearat
Zink dan magnesium stearat sejauh ini merupakan bahan yang paling sering
digunakan dari logam stearat. Untuk bedak wajah, stearat harus memiliki
kualitas yang tinggi untuk mencegah timbulnya keasaman, bau yang tidak
diinginkan. Sifat yang paling penting dari zink dan magnesium stearat adalah
sifat adhesif dan anti air. Zink stearat, yang paling sering digunakan juga
memiliki efek menenangkan. Penggunaan yang berlebihan, stearat dapat
menyebabkan noda dan efek jerawat pada kulit. Dalam jumlah yang cukup (4-
15%) zink stearat memberikan sifat adheren pada bedak wajah.
6. Zink Oksida, Titanium oksida
Terdapat 2 bahan pengopak yang biasa digunakan dalam formulasi bedak
wajah: zink oksida dan titanium dioksida. Terlalu banyak digunakan bahan ini
dapat menghasilkan efek seperti topeng yang mana tidak diinginkan ; terlalu
sedikit membuat bedak tidak dapat menempel pada tubuh. Diketahui bahwa
zink oksida memiliki beberapa sifat terapeutik dan membantu menghilangkan
kecacatan pada kulit. Namun, penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan
kulit kering.
7. Pati beras
Bahan ini sering digunakan dalam face powders. Bahan yang paling sering
digunakan adalah pati beras. Bahan ini dianggap dapat memberikan sifat “peach
like”pada wajah. Karena partikel sperisnya memberikan rasa lembut pada kulit.
Bahan ini memiliki sifat absorpsi dan memiliki sifat menutupi yang baik.
Dengan penambhan air dapat menjadi cake, dan menempel pada wajah,
memberikan tampilan yang kurang menyenangkan. Bahan ini juga dapat
menjadi lengket. Pati jagung juga sering digunakan dan memiliki sifat yang
sama pada pati beras. Pati singkong dapat memberikan kelembutan pada
produk. Penggunaan dari amilum telah memberikan masalah mudahnya
terdekomposisi oleh bakteri, karena mengandung nutrisi yang cocok untuk
bakteri. Sifat mencerahkan dan menjerap adalah yang diberikan dari amilum
yang mana sekarang juga dapat diberikan oleh kalsium karbonat dan senyawa
lain dalam formula bedak wajah.
8. Silika dan Silikat
Silika dan Silikat dapat berguna dalam bedak wajah untuk menjaga sifat
mengalir bebas, walaupun dengan kelembaban yang tinggi. Silikat dapat juga
berfungsi sebagai pembawa parfum. Penggunaan dari silikat halus seperti
magnesium trisilikat membantu dalam bedak karena mereka memiliki sifat
menyerap yang sangat baik terhadap air dan minyak.
9. Bahan pemberi efek pencerahan.
Pigmen sintetik bismut oksiklorida telah dikembangkan untuk menggantikan
guanin. Walaupun sensitif terhadap cahaya, bismut oksiklorida cukup dapat
beradaptasi untuk digunakan dalam bedak wajah cerah untuk memberikan efek
metalik, kilauan seperti mutiara.
10. Pewarna Bahan
pewarna adalah dasar dari seni menciptakan bedak wajah yang mana
menampilkan nuansa bayangan yang diinginkan. Pewarna digunakan dalam
variasi yang berbeda baik pigmen inorganik ataupun anorganik. Jumlah dari
pewarna yang dibutuhkan tergantung besarnya derajat tipe yang digunakan
dalam formula. Bahan pengopak dari oksida dan transparansi dari talk sangat
mempengaruhi jumlah pewarna yang diinginkan.
11. Pengharum
Pemilihan parfum yang cocok dan sifat efisiennya yang digunakan dalam bedak
wajah adalah sangat penting, karena bau dari bedak memiliki peranan yang
penting dalam kemampuan penjualan dari produk. Penggunaan parfum yang
cocok bukan merupakan prosedur yang mudah, karena permukaan yang sangat
luas dari padatan bedak dan kemungkinan reaksi dari parfum dengan bahan-
bahan dasar lainnya. Jika bahan dasar merupakan bahan-bahan yang halus,
wangi yang dipilih akan lebih sedikit daripada masalah dalam penyelesaian
formulasi bedak wajah.
12. Metallic soap
Metallic soap seperti zinc dan magnesium stearat merupakan bahan yang sangat
penting untuk semua produk bedak. Bahan ini membantu dalam hal pelekatan
dalam kulit dan pada bedak padat dapat berperan agar cake tetap melekat pada
“godet”. Selain meningkatkan daya lekat (daya adesif), metal soap juga
meningkatkan derajat water repellency dan menghasilkan produk yang lembut.
Jumlah yang biasa digunakan adalah 3% dan 10%; jumlah yang besar dari ini
menghasilkan efek bercak pada kulit, sehingga akan mengurangi sifat “slip”
dari bahan yang lain.
13. Bahan-bahan lain
Bahan tambahan lain dapat digunakan untuk meningkatkan kelekatan bedak
pada kulit; e.g. emollient seperti cetyl atau stearil alkohol, gliseril monostearat,
dan bahan lain seperti magnesium myristate, petroleum jelly atau mineral oil
pada umumnyaditambahkan dalam jumlah kecil antara 0,5% dan 2%. Jika
diinginkan serbuk yang ringan dan memiliki daya adesif yang baik, bahan-
bahan seperti minyak mineral yang dienkapsulasi dapat digunakan.
14. Modified starch (pati yang dimodifikasi)
Kini terdapat modified starch yang sangat berguna dalam produk bedak. Pati ini
tidak berbau dan tidak menggumpal jika dalam keadaan lembap namun
memilliki sifat absorptive untuk air dan minyak. Bahan ini dapat dijadikan
sebagai pengganti talc pada produk yang sama., juga bahan ini meningkatkan
estetis pada formula dan berepran dalam absorbs minyak pada kulit, karena
bahan ini merupakan serbuk yang free-flowing dan mencegah caking. Bahan ini
bersifat transparan pada kulit dan mengurangi opasitas formulasi. Dan
keuntungan lainnya, adalah, tentunya karena bahan ini merupakan turunan
alami.
15. Mica
Mica bersifat translusen dan memberikan kilau yang baik. Beberapa mica
dengan tambahan tertentu sering digunakan. Misalnya dilapisi dengan barium
sulfat speris yang akan berdifusi dan memberikan efek focus yang lembut
sehingga dapat menyamarkan garis dan kerut.
16. Pengawet
Tujuannya adalah untuk menjaga kontaminsi prouk selama pembuatan dan juga
selama digunakan oleh konsumen, dimana mikroorganisme dapat
mengkontaminasi prouk setiap kali penggunaanya, baik dari tangannya atau
dari alat yang digunakan. Bahan- bahan yang digunakan harus menunjukkan
terbebas dari mikroorganisme. Tipe produk bedak biasanya berarti sangat susah
terkontaminasi mikroba tapi penggunaan air sebagai bahan tambahan, seperti
ekstrak, dapat mengubahnya, dan bahan ini harus sedapat mungkin dihindari
(ekstrak berbasis minyak harus digunakan sebelumnya). Juga harus dikontrol
penggunaan bahan tambahan dalam bedak yang digunakan di sekitar daerah
mata, pada umumnya, batasan mikroba lebih diperhatikan untuk bahan yang
digunakan dalam produk ini.
17. Antioksidan
Penggunaan antioksidan dibutuhkan untuk menjaga beberapa bahan tambahan
dari degradasi dan ketengikan. Sejumlah kecil butylatedhydroxy anisole
(BHA), butylated hydroxy toluene (BHT) atau vitamin E harus digunakan
ketika diperlukan.
18. Fumed Silika
Fumed silika dapat digunakan untuk menurunkan kerapatan bulk pada sistem.
Ini sangat kering dan tidak nyaman pada kulit, dan kadar penggunaanya harus
sanagt rendah, kurang dari 1%.
19. Micronized Plastics
Micronized plastics sepeerti polietilen, polystyrene dan nylon dapat
memberikan efek kelembutan pada formula. Partikel ini biasanya berbentuk
bulat dan efek dari bentuk bulatnya yang berperan. Jenis ini dapat digunakan
antara 5% dan 10% tapi karena harganya yang sangat mahal maka
penggunaannya terbatas.
20. Walnut Flour
Bahan alami lainnya, walnut flur, kombinasi dengan nonpearly titanium
dioxide/ barium sulfat – coated mica, direkomendasikan sebagai karakteristik
absorpsi minyak yang bagus. Silikat seperti magnesium trisilikat mngandung
air yang tinggi dan bahan yang mengabsorpsi minyak dan juga digunakan
sebagai pembawa parfum.

B. Proses pembuatan bedak tabor


Tahap awal pada proses pembuatan untuk bedak tabur maupun bedak tekan adalah
sama, namun pada jenis kedua diperlukan penambahan zat pengikat pada tahap awal
maupun akhir, ataupun dengan parfume.
1. penambahan warna
Tahap penting dalam proses pembuatan produk bedak berwarna adalah disperse
pewarna yang homogen dalam basis putih. Dispersi tergantung pada efisiensi
alat pencampur dan karakter fisik bahan dalam campuran bedak. Homogenitas
dispersi pigmen diperoleh dengan melewatkan pigmen dan talk melalui hammer
mill. Alat ini akan memecah gumpalan pigmen, yang kemudian distabilkan
dengan pelapisan oleh partikel talk. Sekarang terdapat beberapa jenis peralatan
yang mengganti keberadaan hammer mill. Yang pertama, vertical vortex mixer,
yang mengurangi ukuran partikel dengan tumbukan antar partikel. Selain itu,
high spee mixer, yang dikenal dengan plough-shear device.
2. pembuatan dasar bedak
Bahan dasar putih pertama dicampur dalam blender stainless-steel ribbon-type.
Waktu pencampuran awal dapat selama 20 menit hingga 3 jam, tergantung jenis
mixer, kapasitas, dan ukuran batch. Selanjutnya, penambahan warna dan
pencampuran dengan dasar putih. Campuran ini kemudan diaduk hingga
homogen. Pada bedak tabor, penambahan parfum ditambahkan pada saat
terakhir. Penambahan parfum dilakukan dengan penyemprotan pada
pencampuran. Untuk bedak yang dikompres, zat pengikat juga ditambahkan
pada tahap ini. Akhirnya, warna diji kembali sesuai standard an dilakukan
perbaikan, jika perlu. Jika digunakan bahan dasar mica dalam formulasi maka
maka diperlukan kehati-hatian agar platelet yang mudah pecah tidak rusak saat
proses pembuatan. Pemeriksaan warna dilakukan dengan memindahkan
sejumlah kecil dari massa tersebut dan mencampur kembali dengan warna yang
sesuai. Kemudian ditambahkan kembali dan dicampr kembali dan dilakukan uji
warna kembali. Campuran yang telah selesai diperiksa kemudian dimasukkan
pada kantung polyethylene untuk penyimpanan, untuk memperoleh serbuk
bedak yang halus, diserbukkan. Serbuk telah siap dan memasuki tahap
selanjutnya, untuk bedak tabur dimasukkan pada kemasan dan dikempa untuk
compct powder.
3. proses pengempaan
Terdapat tiga prosedur berbeda yang digunakan untuk memperoleh compct
powder: wet moulding (pelelehan basah), damp compressing (pengempaan
lembap), dan pengempaan kering. Metode yang paling sering digunakan adalah
pengempaan kering. Untuk proses pengempaan kering terdapat mesin yang
sering digunakan yaitu pneumatics digunakan pada Air-Mite press;hydraulics
oleh Alite, tipe ram yang ditekan pada serbuk seperti pada Kemwall press; dan
Ve-Tra-Co press dimana penekan dapat mencampur. Terdapat 3 prosedur
umum yang digunakan dalam industri pembuatan bedak padat :

a. Kempa Basah
Proses kempa basah metode kempa lembab dan metode kempa kering.
Proses kempa basah sekarang tidak dipakai lagi di USA, dan kebanyakan
perusahaan kosmetik menggunakan proses kempa lembab atau proses
kering dalam pembuatan bedak padat. Dalam proses pengempaan, jumlah
yang kecil dari lapisan Paris digunakan dalam kombinasi dalam bedak.
Campuran dibuat dalam bentuk seperti pasta dengan air dan dicetak dalam
cetakan. Permukaan bagian atas dari pasta dilapisi dengan suatu
pengadhesif, kemudian dikempa ke bawah dengan logam yang berukuran
cocok atau plat gelas di mana tablet melekat. Tablet tersebut kemudian
dikeringkan dan dilepaskan dari cetakan.
b. Kempa Lembab
Metode kempa lembab, basis bedak, pewarna, dan parfum dicampur
sampai seragam. Campuran kemudian dibasahkan dengan cairan pengikat,
kemudian dicampur sampai mencapai massa plastis yang sesuai. Serbuk
kemudian disaring dan dilewatkan ke dalam mesin pengempa. Tablet jadi
dikeringkan pada temperatur yang sesuai.
c. Kempa Kering
Metode kempa kering, basis bedak, pewarna, dan parfum dicampur dan
campuran serbuk dapat dilembabkan dengan pengikat; campuran
kemudian dicampur secara keseluruhan dan serbuk dikempa.

C. Bahan jadi
Ada dua bentuk utama dari bedak. Loose Face Powder digunakan secara langsung
dengan menggunakan suatu tiupan atau sikat yang besar atau ditransfer kesuatu
wadah khusus dimana dapat dibawa disuatu tas tangan dan digunakan suatu spons
atau gembungan kecil yang juga sesuai dengan wadahnya. Untuk mencegah
kebocoran maka permukaannya ditutupi dengan penutup mesh nylon. Dalam bentuk
yang kedua, adalah suatu bedak yang dipadatkan atau dimampatkan dengan suatu
agen pengikat yang digunakan dalam pembuatannya.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Sediaan kosmetik adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan diletakkan,
dituangkan,dipercikkan, atau disemprotkan pada, dimasukkan dalam, dipergunakan pada
badan atau bagian badan manusia dengan maksud untuk membersihkan, memelihara,
menambah daya tarik atau mengubah rupa.
Daftar Pustaka

1. Sjarif M. Wasitaatmadja. Dermatologist Kosmetik (Jakarta: Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia, 2011). Hal 57.
2. Balsam, M.S. and Edward Sugarin. 1972. Cosmetics Science and, Technology.
Willey – Interscience : USA.
3. Poucher, Jonh. 2000. Poucher’s Perfume’s, Cosmetics and Soap’s Kluer Academic
Publisher’s. USA
4. Balsam, M.S, et,.1972., “cosmetics science and teachnology”., wiley interscience
:New-york.

Anda mungkin juga menyukai