APLIKASI NANOTEKNOLOGI
PENGHANTARAN OBAT (DRUG DELIVERY)
Disusun Oleh :
UNIVERITAS TRISAKTI
2018
1. NANOTEKNOLOGI
Di tahun 1980-an, Eric Drexler, sebagaimana dilansir Center for Responsible
Nanotechnology, mempopulerkan makna nanoteknologi sebagai suatu proses pembuatan
mesin dalam skala molekul yang ukurannya jauh lebih kecil dari sel [1]. Dalam waktu yang
bersamaan teknologi dunia juga sedang mengembangkan kemampuan untuk membangun
struktur sederhana dalam skala molekul. Hingga akhirnya nanoteknologi menjadi sebuah
konsep yang diterima sebagai teknologi sederhana dalam skala nanometer termasuk sesuatu
yang lebih kecil dari 100 nanometer dengan sifat baru [2].
Nanoteknologi adalah pembuatan dan penggunaan materi atau alat pada ukuran sangat
kecil. Materi atau alat ini berukuran antara (1 – 100) nanometer. Satu nm sama dengan satu-
per-milyar meter (0.000000001 m), yang berarti 50.000 lebih kecil dari ukuran rambut
manusia. Ukuran (1 – 100) nm ini disebut juga dengan skala nano (nanoscale) [3]. Pada
Gambar 1 di bawah menunjukan ukuran objek dari skala milimeter menuju nanometer.
Gambar 1 Ukuran suatu objek dari skala millimeter menuju nanometer [3]
Salah satu aplikasi nanoteknologi yang sedang berkembang adalah penggunaan nanofiber
di berbagai bidang seperti dalam proses filtrasi, pembuatan nanoserat pada tekstil, bidang
kedokteran, pembuatan komponen dari nanofiber, dan masih banyak lagi.
2. NANOFIBER DAN ELECTROSPINNING
Salah satu bidang nanoteknologi yang sedang banyak dikembangkan adalah pembuatan
nanofiber. Nanofiber adalah salah satu hasil temuan kimia yang mendapat perhatian khusus
karena potensi pemanfaatannya yang begitu luas pada berbagai bidang. Secara umum,
nanofiber didefinisikan sebagai sesuatu mempunyai diameter kurang dari 1 mikron. Ukuran
nanofiber jauh lebih kecil dibandingkan dengan rambut manusia. Gambar 2 menunjukan
perbandingannya.
Pada dasarnya pembuatan serat nano dapat dilakukan dengan beberapa metode seperti
teknik pemintalan serat multikomponen, melt blowing dan electrospinning. Dari ketiga
metode pembuatan serat tersebut, untuk saat ini eletctrospinning merupakan teknik yang
cukup sederhana namun mampu menghasilkan serat nano dengan rentang ukuran paling
yakni 0,04 – 2 mikron [5].
Eletctrospinning merupakan susatu proses pembuatan serat nano yang efisien dengan
memanfaatkan pengaruh medan listrik dalam menghasilkan pancaran larutan atau lelehan
polimer bermuatan listrik. Serat nano polimet terbentuk karena pada proses tersebut terjadi
penguapan pelarut secara simultan. Beberapa keuntungan metode eletctrospinning terletak
pada peralatannya yang relatif sederhana dan biayanya yang cukup efisien. Peda prinsipnya
mekanisme pembuatan serat dengan eletctrospinning adalah dengan cara mendorong larutan
polimer yang diberi tegangan listrik tinggi menggunakan pompa syringe hingga membentuk
butir/tetes larutan pada ujung kapiler spinerete. Butir/tetes larutan polimer yang telah
terinduksi muatan listrik tersebut dibawah pengaruh medan listrik akan meloncat atau
bergerak ke arah elektroda dengan muatan berlawanan sambil disertai proses penguapan
pelarut poimer, sehingga yang tertinggal pada pelat pengumpul hanya serat polimernya saja
[6][7][8]. Proses eletctrospinning dapat dilihat pada Gambar 3.
Pembawa obat adalah salah satu entitas paling penting yang diperlukan untuk
mempertahankan obat dalam perjalanan dan menyampaikan di dalam atau di sekitar target.
Pembawa obat yang ideal harus memiliki fitur sebagai berikut :
1. Mampu melintasi hambatan anatomis
2. Diakui secara spesifik dan selektif oleh sel-sel target
3. Non-toxic, non-imunogenik dan biodegradable particular
4. Melepaskan gugus obat di dalam target organ, jaringan atau sel
a b
c d
e f
Gambar 6 Macam-macam Pembawa
(a. Liposom, b. Niosom, c. Misel, d. Mikrosfer, e. Nanofiber, f. Eritrosit) [12]
Secara garis besar ada dua macam sistem penghantaran obat langsung ke target, yaitu tipe
pasif dan tipe aktif. Tipe pasif akan menggunakan sifat fisikokimia carrier untuk mengontrol
obat didalam badan, seperti ukuran partikel, hidrofilik, dan sebagainya. Berbeda dengan tipe
aktif, pada tipe ini ada mekanisme tambahan dari tipe pasif untuk mengontrol langsung ke
jaringan target. Gambar 7 menunjukan skema pelepasa obat dari liposom.
4. DAFTAR PUSTAKA
[1] Paolo, Di Sia. “Nanotechnology among innovation, health and risks”. Procedia
Social and Behavioral Sciences ,Vol.237, hlm 1076 - 1080, 2017.
[2] Wilson, Michael. et al. NANOTECHNOLOGY Basic Science and Emerging
Technologies. University of New South Wales Press Ltd., Australia, 2002.
[3] Maddu, A.., Wahyudi, S. T., dan Kurniati, M. “Sintesis dan Karakterisasi Nanoserat
Polianilin”. Jurnal Nanosains & Nanoteknologi, Vol. 1 No.2, Juli 2008.
[4] Oktariani, Desy. “NANOFIBER”. [On-line]. Tersedia di :
http://himdika.blogspot.co.id/2013/07/nanofiber.html [Maret 2018].
[5] Wahyudi, Tatang., Sugiyana, Doni,. Pembuatan Serat Nano Menggunakan Metode
Electrospinning. Balai Besar Tekstil, Bandung. 2011.
[6] Subbiah T. “Electrospinning of Nanofiber”. Journal of Applied Polymer Science, Vlo.
96, hlm 557-569, 2005.
[7] Piras. “New Multicomponent Bioerodible Electrospun Nanofibers for Dual-controlled
Drug Release”. Journal of Bioactive and compatile Polymers, Vol. 23, hlm 423 – 443,
2008.
[8] Queen H. Electrospinning Chitosan-Based Nanofibers for Biomedical Applcation.
North Carolina State University, 2006.
[9] NACHRIEBE 600 Electrospinning. [On-line]. Tersedia di :
https://sites.google.com/site/nachriebe/products/nachriebe-600-electrospinning [Maret
2018].
[10] Panboon S. Electrospinning of Polyvinyl Alcohol/Chitosan Fibers for Wound
Dressing Application. King Mongkut’s Institute of Technology North Bangkok, 2005.
[11] Indrawati, Teti. Sistem Penghantaran Obat Peroral Dengan Pelepasan Terkontrol
Langsung ke Target. Jakarta, 2009.
[12] Arviani, Yunita. Drug Targetting. ISTN, 2012.