Anda di halaman 1dari 25

Plagiarisme

dan cara
menghindarinya
Outline

Plagiarisme
 Apa?
 Mengapa dilakukan?
 Apa akibatnya?
 Bagaimana
menghindarinya?
Pengertian
 Plagiat adalah “perbuatan secara sengaja
atau tidak sengaja dalam memperoleh atau
mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk
suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian
atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah orang
lain, tanpa menyatakan sumber secara tepat
dan memadai”
(Permendiknas No. 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan
Plagiat di Perguruang Tinggi, Pasal 1 Ayat 1)
 Plagiat adalah pengambilan karangan (pendapat dan
sebagainya) orang lain dan menjadikannya seolah-olah
karangan (pendapat) sendiri (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008).
Kenapa plagiarism dilarang?
 Plagiarisme dan segala bentuk disintegritas
(ketidakjujuran) akademik = musuh dunia pendidikan.
 Merupakan tindakan salah yang serius yang berarti
melakukan pencurian karya penulis asli sehingga pola
berpikir kritis menjadi tidak diasah dan lama-kelamaan
menjadi kebiasaan. Hal ini berarti bahwa dengan
melakukan plagiarisme seseorang bukan hanya akan
menjadi lebih bodoh, tetapi lebih dari itu melakukan
pelanggaran ketentuan dan peraturan pemerintah (Wibowo
A, 2012)
 Tugas, proyek, laporan praktikum, artikel, dan ujian
harus merupakan hasil kerja sendiri setiap mahasiswa.
Jenis “ketidakjujuran
akademik”
Penyebab terjadinya plagiarisme:
 Tidak mengetahui/tidak sengaja
 Tidak tahu bahwa plagiarism adalah tindak kejahatan
akademik, ilegal
 Terlalu sibuk, tidak punya cukup waktu, tidak peduli,
tidak jujur.
 Tidak punya ide, tidak tahu apa yang akan ditulis
 Tidak paham cara merujuk yang baik dan benar karena
ketrampilan menulis dan meneliti yang lemah.
 Pengawasan yang kurang (permisif)
Kebijakan Plagiarisme
 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak
Cipta.
 Permendiknas Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan
Tinggi.
 Peraturan Rektor Universitas Andalas Nomor 7 Tahun
2011 Tentang Peraturan Akademik Program Sarjana
Universitas Andalas.
 Surat Dirjen Dikti Nomor 1311/D/C/2010 tentang
Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat.
 Surat Dirjen Dikti Nomor 190/D/T/2011 tentang Validasi
Karya Ilmiah.
 Surat Dirjen Dikti Nomor 3298/D/T/99 tentang Upaya
Pencegahan Tindakan Plagiat.
Klasifikasi Plagiarisme
 Aspek yang dicuri:
gagasan/substansi (idea plagiarism), kata-
kata, kalimat, data, dsb.
 Kesengajaan: sengaja/tak sengaja
 Proporsi: > 70%, 30-70%, < 30%
 Individu sumber: autoplagiarism.
 Bahasa sumber: interlingual
Contoh Plagiarisme
 Gagasan:
 Pengulangan penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya (diizinkan dalam dunia kedokteran)
 Melakukan penelitian pada kelompok yang berbeda
dari segi: gender, umur, ras, lokasi, respons individu.
Agar tidak dianggap plagiarisme:
 harus secara jelas menyatakan bahwa penelitian
sudah dilakukan sebelumnya, dan dilakukan kembali
untuk melihat hasilnya pd populasi / keadaan yang
berbeda.
Plagiarisme kata/kalimat
 Mengutip secara langsung, melakukan
parafrase atau penulisan gagasan orang
lain tanpa mencantumkan sumbernya.
 Menggunakan kata-kata seorang penulis
tanpa menyatakan bahwa tulisan
merupakan kutipan/rujukan (gunakan
tanda kutip “..”).
 Menyampaikan versi sendiri tanpa
menyatakan sumbernya.
Word by word plagiarism sering juga
disebut sebagai block, copy, and paste
plagiarism.

Seseorang tidak dapat membuat kutipan


sepanjang 10 halaman, walaupun di setiap
halaman kutipan tersebut dipenggal menjadi
beberapa bagian dan di setiap penggalan disebut
nama penulis dan sumber informasi. Untuk
mengelabui pembaca dan menghindar disebut
sebagai plagiat, penggalan-penggalan tersebut
disebar pada beberapa bab. (Wibowo A, 2012)
Word switch plagiarism: mengutip atau
mengambil kalimat, penggalan kalimat atau
paragraf dari karya penulis lain kemudian
mengganti beberapa kata dalam kalimat
tersebut tanpa merubah susunan kata maupun
kalimat dan tanpa mencantumkan nama penulis
maupun sumber dari mana bagian yang dikutip
berasal.

Style plagiarism: gaya menulis sama dengan


gaya penulis asli misalnya meniru dan menjiplak
gaya penulis asli, walaupun kalimat sudah
diubah dengan kata-kata atau paragraph baru.
Self plagiarism yang juga dikenal dengan
plagiarisme daur ulang, swaplagiarisme,
plagiarisme diri, karya tulis duplikat, atau
publikasi berulang.

Dikelompokkan dalam 4 jenis yaitu:


1.Menduplikasikan satu artikel dan
memublikasikan ke beberapa jurnal.
2.Memenggal sebuah karya ilmiah menjadi
beberapa karya tulis yang baru (salami-slicing).
3.Daur ulang karya tulis yang sudah ada.
4.Pelanggaran hak cipta.

Semuanya disebut plagiat apabila tidak mencantumkan


informasi tentang karya terdahulu.
Penerjemahan literal dari bahasa lain tidak
sama dengan parafrase, tapi translasi.
Menggunakan esei karya sendiri yang telah
pernah diserahkan pada kegiatan belajar
sebetulnya/dipublikasi sebelumnya, tanpa
dinyatakan, disebut autoplagiarisme.
Memakai gambar, diagram, atau karya seni dari
sumber lain.
Membayar orang lain untuk melakukan kerja
ilmiah dan mengakuinya sebagai karya sendiri.
Penulis dapat memakai data dan informasi
dari peneliti lainnya lewat:

1. Membaca informasi dan mensarikan


dengan bahasa penulis (Summarize)
2. Menulis balik apa yang telah dinyatakan
oleh peneliti sebelumnya (Paraphrase)
3. Mengutip dari sumber orisinil (Quotation)
Bagaimana Menghindari
Plagiarisme?
 Nyatakan secara jelas dan secara benar setiap saat
kita menggunakan:
 Ide, pendapat dan teori orang lain.
 Setiap fakta, data statistik, grafik, gambar, informasi,
yang bukan merupakan common knowledge.
 Mengutip (memberi tanda “....”) pada tulisan atau
perkataan orang lain (kalimat langsung) dengan tetap
menyebutkan sumber.
 Melakukan paraphrase (menuliskan/mengucapkan
ide orang lain dengan kalimat kita sendiri) dan tetap
menyebutkan sumber.
(Sumber: Princeton University)
Paraphrase
Teknik melakukan paraphrase menurut
Knowles (2007):
1. Baca dan baca lagi bacaan asli hingga anda mengerti.
2. Ganti sebanyak mungkin kata dari bacaan asli dengan
sinonim yang cocok.
3. Ganti bentuk tata bahasa (misal: kalimat pasif menjadi
kalimat aktif).
4. Jangan pernah menggunakan kata-kata yang sama dengan
kata-kata pada bacaan asli, kecuali kata-kata yang tidak ada
sinonim-nya (misal: unsur kimia, nama tempat, nama orang,
penyakit, dll).
5. Jangan buat urutan cerita yang sama dengan bacaan asli.
6. Kelompokkan/gabungkan/susun ulang ide-ide dari bacaan
asli tanpa mengubah makna.
Contoh Paraphrase*

Kalimat asli 1:
“There is now strong evidence that smoking cigarettes is linked to
baldness in young women”

Hasil Paraphrase:
Smoking has been linked to baldness in young women (Smith, 2004)

Kalimat asli 2:
The low self-monitoring person is generally more attentive to his/her
internal attitudes and dispositions than to externally based information such
as others’ reactions and expectations (Baxter, 1983, p. 29).

Hasil Paraphrase:
According to Baxter (1983), if a person has a low self-monitor, then
he/she tends to pay more attention to his/her attitudes, rather than to the
ways others might expect him/ her to behave.

*Wibirama, Sunu. (2016). How to Avoid Plagiarism: learn to paraphrase your work.
Kutipan singkat
 Mengutip berarti menggunakan kata orang lain
guna mendukung penulisan ilmiah, termasuk
skripsi.
 Ketika mengutip, berilah tanda kutipan pada
kalimat atau paragraf yang diambil, kemudian
sebutkan sumber sesuai standard.
Cara mengutip :
 Apabila naskah yang dikutip kurang dari 40 kata/3
baris, dimasukkan dalam paragraf dan berilah
tanda kutip ganda (”....”).
 Lengkapi dengan nama pengarang, tahun, dan
halaman yang disitir.
Hal yang bukan Plagiarisme
Apabila fakta ‘sudah dianggap
pengetahuan umum’:
 Merupakan hal yang lazim, yang sudah
umum
 Info yang sama dari sekurangnya 5
sumber.
 Mudah ditemukan dalam referensi umum.
 Info yang sudah banyak dalam buku ajar.
Bagaimana menggunakan sumber
internet?
 Kelebihannya dapat diakses dimanapun
 Siapapun dapat mem’publish” makalah; jaminan
kualitas bersifat relatif
 Authorship, perlu perhatian lebih teliti
 Kualitas isi (Content) dan kebaruan (Currency)
 Ketepatan entry kata/kalimat dalam proses
pencarian dokumen, >> ada ribuan hits
berpeluang muncul
Sumber-sumber internet
VALID TIDAK VALID
 Jurnal (reputable  Wikipedia
journal)  Blog-blok pribadi
 Textbook  Petunjuk
 Buku tahunan, praktikum
statistik  Non-recognized
 Recognized agency
agency (WHO, ILO,
UNEP, dsb)
Sanksi Plagiarisme
 Sangat bervariasi tergantung derajat plagiarisme & forum ilmiah
tempat plagiarisme terjadi.

Peraturan Menteri Nomor 17 Tahun 2010: jika terbukti


melakukan plagiasi maka seorang mahasiswa akan
memperoleh sanksi sebagai berikut:
 Teguran
 Peringatan tertulis
 Penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa
 Pembatalan nilai
 Pemberhentian tidak dengan hormat dari status
sebagai mahasiswa
 Pembatalan ijazah apabila telah lulus dari proses
pendidikan.
Aplikasi Anti Plagiarisme
Bacaan lebih lanjut:
1. LaFolette MC. Classifying violations. Dalam: Stealing into print: fraud, plagiarism,
and misconduct in scierntific publishing. LA: Univ of Calif press, Ltd; 1996. 26-54
2. Neville C. Plagiarism. Dalam: the complete guide to referencing and avoiding
Plagiarism. NY: Open Univ Press, McGraw Hill; 2007. 27-41
3. Sastroasmoro S. Beberapa catatan ttg plagiarisme. Maj kedokt. Indon. 2006; 56 (1):
1-6
4. Taylor RB. What’s special about med writing? Dalam: the Clinician’s guide to
medical writing. Oregon: Springer; 2005. p. 122
5. Plagiarism FAQ. Diunduh:
http://www.plagiarism.org/learning_center/plagiarism_faq.html
6. Suryono IASS. Plagiarisme dalam penulisan artikel ilmiah. Dalam: Panduan
penulisan artikel ilmiah bagi Klinisi. Jakarta: YBP SP; 2008. 22-31.
7. Wibowo A. Mencegah dan Menanggulangi Plagiarisme di Dunia Pendidikan. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional 6(5); 2012.
8. https://www.ed.ac.uk/files/atoms/files/10-types-of-plagiarism.pdf
9. Wibirama, Sunu. (2016). How to Avoid Plagiarism: learn to paraphrase your work.
Dalam http://lib.ft.ugm.ac.id/web/download/paraphrase ‐dr ‐sunu ‐wibirama/.

Anda mungkin juga menyukai