Anda di halaman 1dari 7

CRITICAL REVIEW

JURNAL PERENCANAAN WILAYAH

Mata Kuliah:
Perencanaan Wilayah

Dosen Pengampu :
Ajeng Nugrahaning Dewanti, S.T., M.T., M.Sc.
Devi Triwidya Sitaresmi, S.T., M.T.
Dwiana Novianti Tufail, S.T., M.T.
Mega Ulimaz, S.T., M.T.

Disusun Oleh :
Herita Devianti Sekar Arum 08171025

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
2020

CRITICAL REVIEW JURNAL PERENCANAAN WILAYAH Page 1


CRITICAL REVIEW
JURNAL PERENCANAAN WILAYAH

Keberlanjutan Wilayah: Keterkaitan Desa-Kota dalam Aktivitas


Judul
Minapolitan di Kabupaten Malang
Jurnal Jurnal Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan
Volume & Halaman Volume 3 – Nomor 3. Halaman 180-188
Tahun 2019
1. Wawargita Permata Wijayanti, Universitas Brawijaya
Penulis
2. Rahmat Aris Pratomo, Institut Teknologi Kalimantan
Reviewer Herita Devianti Sekar Arum
Tanggal 4 April2020

I. DESKRIPSI ISU POKOK


Salah satu aspek penting dalam mewujudkan pembangunan wilayah yang
berkelanjutan adalah adanya keterkaitan desa dan kota. Antara desa dan kota masing-
masing memiliki peranan dan fungsi dalam mendukung aktivitas ekonomi yang potensial
pada wilayah tertentu. Identifikasi fungsi desa dan kota pada suatu wilayah sangat
diperlukan dalam mencapai keseimbangan dan keterkaitan desa dan kota yang saling
menguntungkan. Menurut Bintarto (1989), dalam perkembangan saat ini, desa dan kota
hanya dipandang dari sisi administratif namun sebenarnya desa dan kota memiliki
karakteristik fisik, sosial, dan ekonomi yang berbeda. Konsep keterkaitan desa dan kota
kemudian diadopsi kedalam konsep pengembangan kawasan minapolitan yang memiliki
struktur yang terdiri dari kawasan pusat dan sub pusat, dimana kawasan pusat merupakan
kawasan perkotaan dengan fungsi pemasaran sedangkan kawasan sub pusat memiliki fungsi
sebagai pusat produksi dan penunjang. Kabupaten Malang merupakan salah satu wilayah
yang menghadapi permasalahan tersebut. Menurut Masterplan Minapolitan Kabupaten
Malang (2016), wilayah ini memiliki potensi dan sumberdaya alam yang melimpah sehingga
menjadi faktor utama dalam pengembangan ekonomi wilayah termasuk aktivitas perikanan.
Akan tetapi, perkembangan kawasan minapolitan menghadapi banyak masalah yang
kemudian mengakibatkan pertumbuhan ekonomi sektor ini relatif rendah. Untuk
menyelesaikan permasalahan dalam kegiatan minapolitan tersebut dapat dilakukan dengan
pendekatan internal dan pendekatan kewilayahan, dimana pendekatan kewilayahan
dimaksudkan untuk memposisikan dan memfungsikan setiap bagian dari wilayah desa dan
kota yang terlibat kegiatan perikanan agar dapat berperan optimal.
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Malang yang terdiri atas 33 Kecamatan.
Penelitian ini diawali dengan melakukan identifikasi keterkaitan dalam pengembangan

CRITICAL REVIEW JURNAL PERENCANAAN WILAYAH Page 2


aktivitas minapolitan di Kabupaten Malang. Kegiatan minapolitan terdiri atas mina hulu, mina
proses, dan mina hilir. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis cluster
guna mengelompokkan wilayah kecamatan di Kabupaten Malang berdasarkan karakteristik
perkotaannya, dimana variabel yang digunakan yaitu fisik, ekonomi, dan sosial politik.
Selanjutnya, memetakan keterkaitan desa-kota dalam bentuk matriks guna menunjukkan
asal dan wilayah tujuan. Dengan demikian, dapat dievaluasi sejauh mana keterkaitan yang
terjadi antar desa dan kota dalam kegiatan minapolitan.

II. CRITICAL REVIEW


Setelah melakukan deskripsi isu pokok terhadap jurnal yang digunakan, maka
selanjutnya dapat dilakukan critical review terhadap jurnal tersebut. Secara umum,
berdasarkan judul yang dituliskan oleh penulis yaitu “Keberlanjutan Wilayah: Keterkaitan
Desa-Kota dalam Aktivitas Minapolitan di Kabupaten Malang” telah sesuai dan dapat
memberikan gambaran kepada pembaca jurnal tentang tujuan penulisan jurnal serta
bagaimana isi dari jurnal tersebut secara menyeluruh. Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis
dari penulisan jurnal tersebut dapat dikatakan telah tercapai yaitu untuk menganalisa
keterkaitan antar desa-kota dalam kegiatan minapolitan di Kabupaten Malang yang
dilakukan dengan menentukan tipologi desa dan kota serta dengan mengobservasi
keterkaitan yang terjadi antar desa-kota dalam pengembangan altivitas minapolitan. Dalam
jurnal ini kualifikasi penulis dengan Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota pada Universitas
Brawijaya dan Institut Teknologi Kalimantan dapat menunjang dan memfasilitasi topik yang
dibahas dalam jurnal penelitian tersebut. Ditinjau dari gaya bahasa yang digunakan, jurnal
tersebut disampaikan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan dapat mudah
dipahami oleh pembaca.
Pada bagian pendahuluan dijelaskan terkait dengan latar belakang diangkatnya
permasalahan yaitu terkait dengan konsep pengembangan wilayah yang menitikberatkan
pada keseimbangan antara desa dan kota dalam menjalankan fungsinya untuk kegiatan
ekonomi, sosial, dan lainnya. Dikatakan bahwa keterkaitan desa dan kota merupakan aspek
penting yang dapat mewujudkan pembangunan wilayah berkelanjutan dengan
mensinergikan seluruh sektor ekonomi yang berkembang bukan hanya pada sektor
unggulan. Akan tetapi, diketahui bahwa pada kenyataannya pembangunan wilayah hanya
berfokus pada pertumbuhan ekonomi saja bukan pada pemerataan aktivitas dan
manfaatnya. Dari konsep keterkaitan desa kota tersebut kemudian diadopsi dalam
perkembangan minapolitan dimana diketahui bahwa di wilayah Kabupaten Malang memiliki
potensi dan sumberdaya alam yang melimpah sehingga menjadi faktor utama dalam

CRITICAL REVIEW JURNAL PERENCANAAN WILAYAH Page 3


pengembangan ekonomi wilayah termasuk aktivitas perikanan. Pada bagian pendahuluan
jurnal, penulis sudah menjelaskan secara rinci dan lebih lanjut seberapa besar tingkat
keterkaitan yang terjadi antara desa-kota dalam kegiatan minapolitan di wilayah Kabupaten
Malang sehingga dasar dari dilakukannya penelitian dalam jurnal ini pun semakin jelas
karena permasalahan yang diangkat sangat berhubungan dan sesuai dengan kondisi yang
ada. Selain itu, penulis menjelaskan bagaimana penyelesaian permasalahan yang terjadi
dengan mengacu pada pendapat ahli yang membuat pembaca juga akan menjadi paham
seberapa besar permasalahan dan bagaimana pengaruh yang ditimbulkan dari
permasalahan tersebut. Dalam bagian jurnal ini juga terdapat landasan teori yang berisikan
penjelasan dari istilah-istilah yang dibahas dalam jurnal ini, namun penulisan landasan teori
kurang maksimal karena ditulis dalam bab atau bagian yang sama dengan bagian
pendahuluan serta pada setiap teori tidak diberikan judul sub bagian sehingga membuat
pembaca jurnal bingung terhadap maksud dari sub bahasan dan teori yang digunakan.
Pembaca jurnal juga kurang memahami tentang sub bahasan dalam landasan teori sehingga
penyatuan pikiran dan persepsi antara pembaca dengan maksud penulis kurang tercapai.
Pada bagian metode penelitian menjelaskan terkait metode yang digunakan dalam
melakukan analisis keterkaitan desa-kota dalam kegiatan minapolitan di Kabupaten Malanh.
Dibagian ini penulis sudah menjelaskan ruang lingkup penelitian, metode pengumpulan data
dengan cara wawancara dan observasi, jenis data yang digunakan yaitu data primer dan
data sekunder terkait data untuk menentukan tipologi desa-kota serta sumber untuk
memperoleh data tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis tipologi
dengan teknik analisa cluster menggunakan aplikasi SPSS, dimana terdapat 3 variabel yang
digunakan dalam penelitian yaitu fisik, ekonomi, dan sosial politik. Penulis juga melakukan
pemetaan keterkaitan desa-kota dalam bentuk matriks untuk menunjukkan asal dan wilayah
tujuan. Namun sangat disayangkan karena penulis tidak menjelaskan secara rinci
bagaimana sistematika dalam penggunaan metode yang dipilih, penulis hanya sekedar
memberikan penjelasan singkat namun tidak mendetail seperti contoh penulis akan
memetakan keterkaitan desa-kota dalam bentuk matriks tetapi tidak dijelaskan bagaimana
cara dalam melakukan pemetaan atau dengan analisis seperti apa yang dilakukan untuk
membuat matriks asal dan tujuan sehingga membuat pembaca kurang memahami terkait
sistematika dari metode penelitian tersebut. Dalam bagian metodologi ini pula, penulis juga
tidak memberikan alasan dari penggunaan metode analisis tersebut di dalam penelitian ini.
Pada bagian hasil dan pembahasan merupakan bagian inti dari jurnal yang
membahas tentang hasil penelitian yang telah dilakukan. Pada bagian awal penulis
menjelaskan kembali tahapan penelitian yang dilakukan yang seharusnya tidak perlu di

CRITICAL REVIEW JURNAL PERENCANAAN WILAYAH Page 4


masukkan ke dalam bagian hasil dan pembahasan melainkan cukup dimasukkan kedalam
bagian metodologi. Seperti yang diketahui sebelumnya bahwa terdapat metode analisis
cluster untuk mengetahui tipologi desan dan kota di Kabupaten Malang, hasil analisis
tipologi menampilkan peta dengan judul gambar “Peta Tipologi Desa dan Kota di Kabupaten
Malang” yang disertai dengan analisis deskriptif yang sudah cukup lengkap dan mendetail
sehingga membuat pembaca jurnal dapat memahami hasil analisis yang telah didapatkan
oleh penulis. Berdasarkan hasil analisis tipologi desa-kota di Kabupaten Malang diketahui
bahwa tipologi dibagi menjadi 4 yaitu desa kota tipe A, desa kota tipe B, desa kota tipe C,
dan wilayah dengan tipe sangat desa. Dimana dalam gambar peta sudah dibagi menjadi 4
kawasan dengan pewarnaan daerah yang berbeda-beda sehingga membuat pembaca jurnal
dengan mudah membedakan ke 4 tipologi desa yang dihasilkan dari analisis penulis. Penulis
memberikan gambar dengan judul gambar “Dendogram Tipologi Desa-Kota di Kabupaten
Malang” namun tidak dilengkapi dengan interpretasi atau analisis deskriptif yang jelas
sehingga membuat pembaca jurnal kurang memahami maksud dari gambar dendogram
tersebur. Seharusnya dalam hasil dan pembahasan penulis dapat menjelaskan hasil yang
didapat dari dendogram tersebut satu per satu disertai dengan penjelasan hasil atau
interpretasi yang jelas dan detail dari masing-masing pengelompokkan sehingga membuat
pembaca lebih dapat memahami hasil yang didapatkan. Dalam bagian hasil dan
pembahasan dengan judul sub bahasan “Keterkaitan Desa Kota dalam Aktivitas Minapolitan
di Kabupaten Malang” menjelaskan hasil kesimpulan yang didapatkan berdasarkan analisis
tipologi yang dilakukan sebelumnya. Dimana diketahui bahwa aktivitas minapolitan di
Kabupaten Malang yaitu aktivitas minapolitan tangkap dan minapolitan budidaya. Pada
bagian ini disajikan sebuah tabel dengan judul tabel “Keterkaitan Desa-Kota dalam Aktivitas
Minapolitan Tangkap”, dari tabel tersebut diketahui bahwa variabel yang muncul berbeda
dengan variabel yang dituliskan dalam bagian metodologi. Penulis tidak menjelaskan
bagaimana sistematika tabel tersebut bisa terbentuk, dari tabel tersebut pula penulis
menarik kesimpulan bahwa dalam aktivitas minapolitan perikanan tangkap keterkaitan desa-
kota sudah mulai terbentuk. Akan tetapi berdasarkan tabel dan kesimpulan tabel yang
dituliskan penulis membuat pembaca jurnal kurang memahami metode seperti apa yang
digunakan untuk menghasilkan tabel analisa tersebut. Dalam gambar dengan judul
“Keterkatan desa-kota dalam aktivitas minapolitan (perikanan tangkap) di Kabupaten
Malang”, penulis sudah memberikan interpretasi dari gambar peta tersebut hanya saja
interpretasi yang dilakukan kurang dijelasakan secara mendetail. Seharusnya gambar peta
tersebut dapat dijelasakan secara detail untuk mempermudah pembaca jurnal dalam
memahami maksud dari gambar tersebut. Kemudian dalam penulisan di bagian hasil dan

CRITICAL REVIEW JURNAL PERENCANAAN WILAYAH Page 5


pembahasan, penulis menyebutkan dalam jurnal terdapat “Tabel 3” namun setelah di cek
dalam jurnal tersebut tidak terdapat adanya “Tabel 3”. Mungkin terdapat kesalahan pada
redaksi penulisan oleh penulis jurnal. Seharusnya penulis dapat melakukan pemeriksaan
kembali terhadap redaksi penulisan jurnal. Dalam gambar dengan judul “Keterkatan desa-
kota dalam aktivitas minapolitan (perikanan budidaya) di Kabupaten Malang”, penulis sudah
memberikan interpretasi dari gambar peta tersebut hanya saja interpretasi yang dilakukan
kurang dijelasakan secara mendetail. Seharusnya gambar peta tersebut dapat dijelasakan
secara detail untuk mempermudah pembaca jurnal dalam memahami maksud dari gambar
tersebut.
Pada bagian kesimpulan, penulis sudah mampu menjelaskan hasil yang telah dicapai
dalam penelitian dan kesimpulan telah mampu menjawab tujuan yang ingin dicapai
sebelumnya. Berdasarkan hasil analisis, penulis juga memberikan saran yang ditujukan
kepada pemerintah Kabupaten Malang agar dapat mengurangi dan mengatasi permasalahan
yang terjadi serta mampu melakukan pengembangan aktivitas minapolitan bukan hanya
mengembangkan subsistemnya melainkan juga membentuk keterkaitan antar kawasannya
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat minapolitan.

III. KESIMPULAN
Setelah melakukan critical review terhadap jurnal dengan judul “Keberlanjutan
Wilayah: Keterkaitan Desa-Kota dalam Aktivitas Minapolitan di Kabupaten Malang”, maka
dapat diambil kesimpulan yaitu terdapat 4 tipologi desa-kota di Kabupaten Malang yaitu
desa kota tipe A, desa kota tipe B, desa kota tipe C, dan wilayah dengan tipe sangat desa.
Keterkaitan yang terjadi antar desa-kota di Kabupaten Malang sangat terlihat pada aktivitas
minapolitan tangkap, dimana hampir seluruh subsistem perikanan tangkap menunjukkan
adanya keterkaitan antara kawasan produsen dengan kawasan perkotaan. Kondisi tersebut
berbeda dengan aktivitas minapolitan budidaya yang hampir tidak terbentuk keterkaitan.
Jurnal ini sangat bagus karena telah memberikan informasi dan gambaran bagaimana
keterkaitan yang terjadi antar desa-kota dalam aktivitas minapolitan di Kabupaten Malang.
Jurnal ini memiliki kelebihan yaitu memberikan gambaran seperti table membuat pembaca
lebih mudah memahami hasil dari penelitian jurnal tersebut; tata cara penulisan dan isi
abstrak sudah baik karena penulis dapat memberikan gambaran menyeluruh mengenai
kegiatan penelitian; serta materi yang cukup lengkap terlihat pada sub bahasan dalam jurnal
tersebut yang lengkap dan mendetail. Jurnal ini juga memiliki kekurangan yaitu terdapat
kesalahan penulisan redaksi tabel; penulis tidak merincikan variabel yang digunakan
sehingga membuat rancu pembaca; metode penelitian tidak dijelaskan secara rinci.

CRITICAL REVIEW JURNAL PERENCANAAN WILAYAH Page 6


IV. LESSON LEARNED
Adapun lesson learned atau pembelajaran yang didapatkan dari hasil penyusunan
critical review jurnal ini adalah sebagai berikut:
1. Keterkaitan desa dan kota merupakan aspek yang penting dalam mewujudkan
pembangunan wilayah berkelanjutan
2. Diperlukan identifikasi fungsi desa dan kota pada suatu wilayah untuk menentukan
keterkaitan diantaranya
3. Perkembangan kegiatan minapolitan menghadapi banyak permasalahan yang akan
mengakibatkan pertumbuhan pada sektor tersebut cenderung rendah sehingga
diperlukan pendekatan internal dan pendekatan kewilayahan minapolitan
4. Untuk mengetahui keterkaitan desa-kota dalam kegiatan minapolitan dapat dilakukan
dengan menentukan tipologi desa-kota dilanjutkan dengan melakukan observasi
keterkaitan yang terjadi antar desa-kota dalam pengembangan aktivitas minapolitan
5. Pemetaan dengan menggunakan metode analisis tipologi merupakan metode yang
tidak mudah, karena perlu diikuti dengan metode analisis lainnya untuk melengkapi
dan memaksimalkan hasil dari analisis yang dilakukan
6. Diperlukan strategi untuk pengembangan dan keberlanjutan wilayah yang tepat dan
maksimal untuk mengurangi terjadinya permasalahan khususnya dalam kegiatan
minapolitan

DAFTAR PUSTAKA
Bintarto. (1989). Interaksi Desa-Kota dan Permasalahann
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Malang. (2016). Masterplan Kawasan Minapolitan
Kabupaten Malang.
Wijayanti, Wawargita Permata & Pratomo, Rahmat Aris. 2019. “Keberlanjutan Wilayah:
Keterkaitan Desa-Kota dalam Aktivitas Minapolitan di Kabupaten Malang”. Jurnal
Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan, Vol 3 No 3, Hal180-188.
Perencanaan Wilayah dan Kota : Universitas Brawijaya dan Institut Teknologi
Kalimantan

CRITICAL REVIEW JURNAL PERENCANAAN WILAYAH Page 7

Anda mungkin juga menyukai