Anda di halaman 1dari 10

CRITICAL JOURNAL REVIEW

“Perencanaan Pembangunan Kabupaten/Kota mealui pendekatab wilayah dan kerja sama


antar daerah”

Di susun untuk memenuhi Salah Satu


Tugas Geografi Desa Kota

Dosen Pengampuh : Dr.Novida Yenni,M.Si

OLEH :
Abdullah Situmorang
NIM : 3183131031

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan hormat syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
atas rahmat dan bimbinganNya sehingga critical journal review ini dapat
terselesaikan dengan baik. Adapun judul jurnal yang akan saya review adalah
Jurnal yang membahas tentang perencanaan pembangunan sebuah kota.

Salah satu bentuk penugasan bagi mahasiswa adalah critical journal


review. critical journal review merupakan instrument yang dapat membantu
mahasiswa dalam mendukung keberhasilan proses pembelajaran di bangku
perkuliahan. Hasil yang dimiliki dari Critical journal ini akan semakin padat
apabila terus menerus dilengkapi dan disesuaikan dengan kebutuhan lapangan.
Oleh karena itu saran dan kritik sangat saya butuhkan untuk kelengkapan Critical
journal ini. Semoga Critical journal ini dapat memenuhi tugas Geografi Desa dan
Kota dan berguna bagi kita semua dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
kita. Saya juga menyadari bahwa dalam Critical Journal Review ini masih
terdapat kekurangan-kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat
membangun kami terima dengan senang hati.

Akhir kata semoga Critical Journal ini dapat bermanfaat bagi kita semua
dalam rangka meraih pendidikan yang berkualitas.

Medan, Oktober 2020

Abdullah Situmorang

3183131031

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

BAB I.......................................................................................................................4

PENDAHULUAN...................................................................................................4

Latar Belakang Pemilihan....................................................................................4

BAB II......................................................................................................................5

RINGKASAN REVIEW JURNAL.........................................................................5

Identitas Jurnal.....................................................................................................5

Jurnal Pertama..................................................................................................5

Jurnal Kedua.....................................................................................................5

Ringkasan Jurnal..................................................................................................6

Jurnal Pertama..................................................................................................6

Jurnal Kedua.....................................................................................................7

BAB III....................................................................................................................9

PEMBAHASAN REVIEW JURNAL.....................................................................9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

3
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Pemilihan


Kenyataan bahwa tiap wilayah/daerah memiliki poteni yang berbeda-beda
baik ditinjau dari sumber daya alam, sumber daya manusia, teknologi, letak
geografis social budayanya, maupun resources lainnya, dengan perkataan lain,
ada potensi yang dimiliki suatu daerah, tetapi tidak dimiliki daerah lain. Hal ini
merupakan salah satu faktor yang mengharuskan setiap daerah membangun
bersasrkan pendekatan wilayah dan melakukan kerjasama antar daerah dengan
prinsip saling menguntungkan.
Praktik penyusunan rencana tata ruang yang dilaksanakan di Indonesia,
baik pada tataran Provinsi maupun Kabupaten/Kota, selama beberapa dekade
bercorak sentralistik (pemusatan pada pihak eksekutif dengan menisbikan peran
legislatif dan masyarakat), elitis, rasionalis (menjunjung tinggi logika dan asumsi
deduktif dan prosedur ilmiah), deterministik (upaya menyeragamkan model dan
program dengan berlindung di balik efisiensi), dualisme (pemisahan ranah teori
dan praktek) dan prosedural terjadilah kolaborasi antara birokrasi pemerintah
dengan korporasi konsultan perencana (planner) yang hanya berfungsi sebagai
analis belaka dengan rasionya mengolah data belaka, kemudian membuat asumsi-
asumsi (dugaan) yang acapkali tidak melihat fenomena empiric.

4
BAB II

RINGKASAN REVIEW JURNAL

Identitas Jurnal
Jurnal Pertama
A. Judul : Perencanaan Pembangunan Kabupaten/Kota mealui
pendekatab wilayah dan kerja sama antar daerah.
B. Penulis : Iryanto
C. Nama Jurnal : Jurnak Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
D. Vol/No : 1/3
E. ISBN/ISSN :-
F. Penerbit : Wahana Hijau
G. Tahun terbit : 2006

Jurnal Kedua
A. Judul : Perencanaan Kota secara Komprehensif bebasis Hukum
Integratif menuju pembangunan kota berkelanjutan.
B. Penulis : T. Nazaruddin
C. Nama Jurnal : Jurnal Cita Hukum
D. Vol/No : 2/2
E. ISBN/ISSN : 2356-1440
F. Penerbit : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI
G. Tahun terbit : 2015

5
Ringkasan Jurnal
Jurnal Pertama
Pendekata wilayah atau regional pada perencanaan pembangunan
kabupaten/kota merupakan suatu kehrusan, jika kabupaten kota ingin mencapai
hasil yang optimal dan efesien, Namn, pendekatan regional harus dipadukan
dengan pendekatan sektoral karena masing-masing mempunyai kemampuan
dalam menyukseskan suatu pembangunan.
Pendekatan wilayah sebagai basis perencanaan oengembangan wilayah
harus diorientasikan kepada : kemampuan bertindak lokal da;am kerangka berpkir
global, memperhitungkan kelayakan masa kini dalam pertimbangan masa depan,
lebih fleksibel dan dinamis dalam framework yang oasti. Pendekatan wilayah
harus memfokuskan pada masyarakat setempat dengan memanfaatkan keterlibatan
masyarakat luas termasuk pada akademisi, investor, budayawan, praktisi, dan lain-
lain.
Hal ini sangatlah pening mengingat perencanaan pembangunan dengan
pendekatan wilayah memerlukan kerjasama antar daerah untuk mencapai
keuntungan dan manfaat bersama. Dengan kerjasama antar daerah yang baik akan
menghasilkan efisiensi yang tinggi dan daerah-daerah yang terlpbat kerja sama
akan mampu bersinergi dan hasilya akan jauh lebih baik dari apa yang diperoleh
jika pembangunan daerahnya dilakukan sendiri-sendiri.
Daalam perncanaan wilayah, sistem trasnportasi merupakan salah satu
aspek dalam sistem infrastruktur wilayah, kebutuahan akan infrastruktur wilayah
misalnya transportasi, tidak terlepas dari peran dan fungsinya terhadap
pembangunan wilayah. Peran dan fungsi prasarana wilayah dalam pembangunan
adalah sebagai pengarah pembentukan struktur tata ruang, pemenuh kebutuhan
wilayah, dan pengikat wilayah. Sehubungan dengan hal tersebut, pendekatan

6
wilayah dalam perenacanaan pembangunan perlu memperhatikan kerkasama
dalam oengadaan orasaeaba tarnsportasi yang mungkin dilakukan.
Jurnal Kedua
Dampak dari globalisasi terhadap tata ruang kota dapat dilihat dari
perubahan pola keterkaitan ruang, infrastruktur kota, berubahnya bentuk dan
status kota, serta pergeseran lokasi aktivitas kota. Keempat hal ini sebenarnya
saling terkait, dimana satu dengan yang lainnya saling menunjang. Namun
keempat hal ini sangat dipengaruhi oleh produktivitas ekonomi kota.
Seiring pula dengan desentralisasi dan otonomi daerah bagi pembangunan
perkotaan, berdasarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor
650/989/IV/Bangda, tanggal 5 Juni 2000 tentang Pedoman Umum Penyusunan
Program Dasar Pembangunan Perkotaan (PDPP), menyebutkan bahwa,
“Pengertian pembangunan perkotaan adalah semua pembangunan yang dilakukan
pemerintah, masyarakat dan swasta di wilayah kota dan perkotaan dalam rangka
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta meningkatkan laju
pertumbuhan ekonomi daerah.” Oleh karena itu, hakikat pembangunan perkotaan
adalah upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan warga
kota khususnya yang didukung oleh ketangguhan unsur kelembagaan
pemerintahan dan kemasyarakatan dalam mewujudkan cita-cita warga kota.
Selama ini kita telah menciptakan inisiatif yang ter-fragmentasi pada
perkembangan atau pertumbuhan ekonomi, perlindungan keserasian lingkungan,
persamaan sosial, dan peran serta masyarakat. Konsep dari keberlanjutan ini
membuat kita berpikir akan integrasi dan saling hubungan atau jejaring
(networking) karena kita harus menghadapi konsekuensi yang tidak diinginkan
dari fragmentasi yang telah berlangsung. Tantangannya adalah untuk mencapai
tujuan kita di satu area dan pada waktu yang sama mengingatkan kemampuan kita
untuk mencapai tujuan-tujuan kita di area-area yang berbeda. Dengan kata lain,
tantangannya adalah untuk membuat pilihan-pilihan strategis yang membuat
perubahan-perubahan positif pada semua kota dan daerah.
Pertama, Dinamika pembangunan kota berkelanjutan tidak sekedar
mengandung pengertian keberlanjutan ekologis atau biofisik semata-mata,

7
melainkan juga keberlanjutan sosio-kultural dan keberlanjutan ekonomis. Untuk
menciptakan kota yang berkelanjutan diperlukan lima prinsip dasar yang dikenal
dengan Panca E yaitu Environment (Ecology), Economy (Employment), Equity,
Engagement, dan Energy). Untuk kasus kota di Indonesia, masih ada lagi dua E
yang lain yaitu Etika Pembangunan dan Estetika Kota. Kedua, Perencanaan kota
secara komprehensif berbasis hukum integratif, dengan adanya sumbangan
terpenting dari pendidikan tata ruang sebagai ilmu interdisiplin adalah pola pikir
yang bersifat menyeluruh (comprehensive) dan terpadu (integrated). Pemikiran
menyeluruh dan terpadu yang dibawa oleh suatu pengetahuan interdisiplin mampu
mengisi kekosongan yang ditinggalkan disiplin pengetahuan lain. Pengisian
kekosongan itu sangat diperlukan dalam praktek pengambilan keputusan tata
ruang dalam pengertian luas. Penerapan hukum integratif terhadap suatu rencana
tata ruang kota berkelanjutan menjamin bahwa setiap warga kota memiliki akses
terhadap kebebasannya dalam beraktifitas, adanya persamaan derajat dan hak di
antara sesamanya, keamanan dan kestabilan, sehingga memberi kenyamanan di
lingkungannya.

8
BAB III

PEMBAHASAN REVIEW JURNAL

Relefansi topic dengan karya-karya yang sudah diterbitkan oleh Penulis


merupakan karya-karya yang diajukan atau di bahas mengenai permasalahan yang
ada di perencanaan perkotaan antara kerjasama masyarakat kota dengaan
perencanaan kota melalui beberpa pakar-pakar. Kedua penulis mengkaji mengenai
perencanaan perkotaan antara kerjasama masyarakat kota dengaan perencanaan
kota meallaui beberpa pakar-pakar pada kedua jurnal, hasil penelitian jurnal serta
penelitian yang bersifat kualitatif.
Pokok-pokok argument penulis merupakan hasil dari pembahasan dan
pemikiran kritis penulis. Pokok argument di perkuat dengan pendapat para ahli
yang mengemukakan pendapat dalam pengertian berbagai topic.
Pemilihan topic merupakan pemilihan yang baik karena topic tersebut
membantu penganalisisan perencanaaan kota disuatu wilayah dimana banyak
jurnal dan blogspot yang membantu pemahaman mengenai bagaimana kota dapat
dibentuk Kajian teori dalam kedua jurnal dicakup dengan bagian-bagian pada
jurnal atau terdapat pada pendahuluan, metode, pembahasan.
Kerangka berfikir penulis pada bagian pembahasan adalah dengan
megkonsep beberapa defenisi dan mengaitkan defenisi dengan hasil pembahasan.
Data tersebut bersifat kualitatif dan kuantitatif.
Pada Hasil pembahasan juga merupakan pokok-pokok ide yang baik. Yang
dimana dalam segi pembahasan menggunakan pengkajian teori menurut pendapat
para ahli dan juga hasil penelitian bersifat relefan dikarenakan metode penelitian
yang digunakan adalah survey langsung ke lapangan.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://media.neliti.com/media/publications/40838-ID-perencanaan-kota-secara-
komprehensif-berbasis-hukum-integratif-menuju-pembanguna.pdf
( 14/10/18, 10:33 Am).

https://www.researchgate.net/publication/42362915_Perencanaan_Pembangunan_
KabupatenKota_Melalui_Pendekatan_Wilayah_Dan_Kerja_Sama_Antardaerah
( 14/10/18, 10:33 Am).

10

Anda mungkin juga menyukai