DISUSUN OLEH:
Kelompok 9
Oleh :
Abdullah Situmorang
Hamzah Maulana
Winda Setiaman Zai
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa yang telah
melimpahkan rahmat dan berkatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan tepat pada waktunya.
Kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan,bimbingan dan arahan dari
berbagai pihak.Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati,kami menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah yang telah
membimbing kami membuat makalah ini.
Kami menyadari bahwa dari segi penulisan banyak sekali kekurangan dan masih jauh
dari kesempurnaan baik dari segi bahasa maupun susunan penulisannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan untuk
langkah-langkah selanjutnya.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua
pihak yang telah membantu. Semoga segala bantuan,bimbingan dan arahan yang diberikan
mendapat ganjaran yang berlipat ganda dari Tuhan yang maha esa.
Penulis
Kelompok 9
2
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia sebagai salah satu Negara berkembang masih menghadapi permasalahan besar
mengenai kebutuhan perumahan dan pemukiman. Hunian merupakan kebutuhan dasar
manusiadan sebagai hak bagi semua orang untuk menempati hunian yang layak dan
terjangkau sebagamana dinyatakan dalam agenda habitat (deklarasi istambul) yang juga telah
disepakati oleh Indonesia. Dalam kerangka hubungan ekologis antara manusiadan lingkungan
permukimannya terlihat jelas bahwah kualitas sumberdaya manusia dimasa yang akan datang
sangat dipengaruhi oleh kualitas perumahan dan permukiman dimana masyarakat tinggal
memenpatinya ( djoko kirmanto, 25 maret 2002). Untuk itu perlu disiapkan tempat tinggal
yang layak bagi semua, perlu terus diperbaiki cara mengelola permukiman, mengatur
penggunaan tanah untuk permukiman, meningkatkan prasarana permukiman, menjamin
ketersedian transortasi dan energy, dan juga perlu dikembangkan industry konstruksi yang
mendukung pembangunan serta pemeliharaan permukiman. Selain itu dalam
penyelenggaraan perumahan dan permukiman harus mengedepankan strategi pemberdayaan
( enabling strategy ).
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
( rusun). Upaya mengatasi kekumuhan pada permukiman ilegal dapat
ditempuh melalui dua cara :
1. Untuk lahan permukiman liar (ilegal) yang masih banyak
ditolelir sebagai lahan permukiman dapat dilakukan “pemutihan”
yang mengubah status lahan dari ilegal menjadi legal, yang
kemudian dapat diikuti oleh aplikasi KIP atau peremajaan
permukiman.
2. Untuk lahan permukiman liar ( ilegal ) yang sama sekali tidak
dapat ditolelir sebagai lahan permukiman, dapat dilakukan
penggosongan atau pengembalian lahan pada fungsi semula.
Walaupun demikian cara ini hendaknya dilakkan secara
manusiawi yaitu dengan memberikan berbagai alternatif yang
dapat ditawarkan kepada para pemukim tersebut adalah relokasi,
transmigrasi, pemulangan kembali ke daerah asal dang anti rugi.
5
peaksanaanPengembangan perumahan dan permukiman di Indonesia
diprogramkan sebagai tanggung jawab masyarakat sendiri yang
diselenggarakan secara multi sektoral dengan menempatkan peran
pemerintah sebagai pendorong, pemberdaya dan fasilitator dalam upaya
memampukan masyarakat dan mendorong peran aktif dunia usaha melalui
penciptaan iklim yang kondusif dalam penyelenggaraan perumahan dan
permukiman. Implementasi dari konsep pemberdayaan masyarakat disini
adalah penyelenggaraan pembangunan yang bertumpu kepada masyarakat
yaitu suatu proses peningkatan peluang kesempatan mandiri dan bermitra
dengan pelaku pembangunan yang lain. Proses pembangunan yang
bertumpu kepada masyarakat merupakan suatu proses yang spesifik sesuai
dengan karakter masyarakatnya, yang meliputi tahapan identifikasi
karakter komunitas, identifikasi permasalahan, perencanaan, pemrograman
mandiri, serta pembukaan akses kepada sumber daya dan informasi.
5. Pelaksanaan Pembangunan
6
2) Mendorong akses bantuan kepada masyarakat yang tinggal
di lingkungan permukiman kumuh
3) Meningkatkan kemampuan kelembagaan
Pemerintah/Pemerintah Daerah dan kelompok masyarakat
di bidang perumahan dan permukiman
4) Meningkatkan kesadaran hukum bagi para aparat
Pemerintah/Pemerintah Daerah dan Masyarakat
5) Memberdayakan pasar perumahan untuk melayani lebih
banyak masyarakat
6) Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan prasarana
dan sarana umum dan ekonomi lingkungan permukiman.
Strategi:
a) Menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama dalam
penataan lingkungan permukiman kumuh
b) Mendorong usaha produktif masyarakat melalui perkuatan
jaringan kerja dengan mitra swasta dan dunia usaha
c) Mencari pemecahan terbaik dalam penentuan kelayakan
penataan lingkungan permukiman kumuh
d) Melaksanakan penegakkan dan perlindungan hukum
kepada masyarakat yang tinggal di lingkungan permukiman
kumuh
e) Melakukan pemberdayaan kepada para pelaku untuk
mencegah terjadinya permasalahan sosial
f) Menerapkan budaya bersih dan tertib di lingkungan
perumahan dan permukiman.
Sasaran :
a. Terciptanya peningkatan kualitas sumber daya manusia
masyarakat setempat yang mampu menata lingkungan
perumahan mereka
b. Terciptanya pertumbuhan usaha ekomomi produktif dan
keswadayaan masyarakat dalam mengembangkan
lingkungan permukiman.
7
c. Terbangunnya perumahan dan permukiman yang layak
huni
d. Terpenuhinya kebutuhan perumahan bagi masyarakat yang
tinggal di lingkungan permukiman kumuh
e. Tertatanya lingkungan permukiman kumuh menjadi
lingkungan yang sehat, indah, aman dan nyaman
f. Tercapainya peningkatan derajat kesehatan dan pendidikan
masyarakat.
8
ini adalah untuk menhilangkan sifat kumuh atau mengurangi
tingkatatan kekumuhannya. Daerah yang terlanjur kumuh masih
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : a. Derah pemukiman kumuh
pada lahan legal dengan peruntukan permukiman. b. Daerah
permukiman kumuh pada lahan tidak legal dengan peruntukan bukan
permukiman, misalnya bantaran sungain dan sepanjang rel kereta
api.
9
3. Menyusun program-program bantuan perumahan yang bersifat
komplementer terhadap kebijakan yang ada.
4. Merumuskan sistem pelaksanaan yang efektif untuk program-
program bantuan perumahan nasional. (Anonimous. 2006)
10
prasarana dan sarana dasar permukiman yang efektif dan afisien.,
pengembangan dan mendorong ketersediaan bahan-bahan dasar
bangunan yang diproduksi daerah secara terjangkau, serta
peningkatan kapasitas local didalam menhasilkan bahan bangunan
dan teknologi konstruksi yang sehat dan ramah lingkungan. Kedua,
mamantapkan system pembiayaan dan peningkatan kualitas pasar
perumahan termasuk pemupukan dana jangka panjang untuk
perumahan dan permukiman. Pada saat ini kita masih menghadapi
belum efisiennya pasar primer, yang menyebabkan harga rumah yang
masih belum secara mudah dijangkau oleh masyarakat miskin dan
berpenghasilan rendah.
11
saat ini terus didorong adalah melalui pengembangan wawasan siap
bangun (Kasiba) dan lingkungan siap bangun (Lisiba) di daerah
termasuk Lisiba sendiri (Lisiba BS).
12
keseimbangan hubungan antar daerah. Keenam, mengembangkan
system informasi dan jarring komunikasi yang efektif yang dapat
diakses secara mudah, khususnya oleh masyarakat miskin dan
berpenghasilan rendah. (Sugandhy, A dan R. Hakim. 2007)
13
masih harus dijabatkan secara operasional oleh berbagai pihak
yang berkepentingan dibidang penyelenggaraan perumahan
dan permukiman sehinggga nantinya visi yang diharapakan
dapat tercapai. Produk dari implementasi penjabaran kebijakan
dan strategi nasional juga dicerminkan melalui penyiapan
Propeda, RP4D (Rencana Pengembangan dan Pembangunan
Perumahan dan Permukiman Daerah), dan Repetada ditingkat
daerah. (Anonimous. 2008)
14
15
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
B.Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
http://fesigar.blogspot.com/2017/02/makalah-kebijakan-pemerintah-dalam.html
https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-1-2011-perumahan-kawasan-permukiman
file:///C:/Users/HP/AppData/Local/Temp/1162-1888-1-SM.pdf
17