DosenPengampu;
Dr.RahmaKurniaSriUtami,S.Si,M,Pd.
DisusunOleh:
Aldiansyah (2113034055)
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
SOAL
Silahkan kerjakan project individual anda, kumpulkan via VClass paling
lambathariJumat,15 Desember2023 Pukul 08.00.
JAWABAN
1. Judul project individu yang saya ambil adalah Terbengkalainya Bangunan Rusunawa
di Pringsewu.
2. Jurnal yang menurut saya konsepsinya mampu memecahkan permasalahan tentang
mangkraknya bangunan rumah susun di Pringsewu yaitu sebagai berikut;
Judul Jurnal : STRATEGI PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN
BERKELANJUTAN.
Nama Jurnal : Patra Widya: Seri Penerbitan Penelitian Sejarah dan Budaya.
Penulis : Su Ritohardoyo.
Konsepsi jurnal merujuk pada pemikiran awal atau ide dasar yang menjadi landasan
dari suatu jurnal ilmiah. Ini melibatkan perumusan masalah penelitian, tujuan,
metodologi, temuan, dan kesimpulan yang akan dibahas dalam jurnal tersebut.
Konsepsi jurnal merupakan inti dari fokus dan ruang lingkup topik yang akan diteliti
dan dijelaskan dalam publikasi ilmiah.
Dalam jurnal ini dijelaskan secara tegas bahwa penyelenggaraan rumah susun
bertujuan untuk: (a) terwujudnya rumah susun yang layak huni dan terjangkau dalam
lingkungan yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan serta menciptakan
permukiman yang terpadu guna membangun ketahanan ekonomi, sosial, dan budaya;
(b)meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan ruang dan tanah, serta
menyediakan ruang terbuka hijau dengan memperhatikan prinsip pembangunan
berkelanjutan; (c) mengurangi luasan dan mencegah timbulnya perumahan dan
permukiman kumuh; (d) mengarahkan pengembangan kawasan yang serasi,
seimbang, efisien, dan produktif; (e) memenuhi kebutuhan sosial dan ekonomi yang
menunjang kehidupan penghuni dan masyarakat, terutama bagi MBR; (f)
memberdayakan para pemangku kepentingan di bidang pembangunan; (g)
terpenuhinya kebutuhan rumah susun yang layak dan terjangkau bagi MBR; dan (h)
memberikan kepastian hukum dalam penyediaan, kepenghunian, pengelolaan, dan
kepemilikan rumah susun.
Penyelenggaraan yang berkelanjutan. Dalam jurnal ini telah dijelaskan bahwa Strategi
pembangunan rumah susun secara berkelanjutan dapat dilakukan melalui: (a)
pemenuhan kebutuhan perumahan bagi masyarakat dengan merealisasikan Program 1
juta rumah; (b) penyediaan lahan perumahan melalui mekanisme land banking; (c)
pelibatan masyarakat melalui pembangunan rumah partisipatif; (d) pembangunan
perumahan diorientasikan untuk mendukung keberlanjutan lingkungan; (e)
menetapkan pembiayaan pembangunan perumahan secara murah dan terjangkau
masyarakat; (f) berbagi kewenangan antara pemerintah pusat, pemerintah daerah,
swasta dan masyarakat.
Pemenuhan kebutuhan perumahan melalui program 1 juta rumah harus dilaksanakan
konsisten dan merupakan langkah strategis dalam visi Presiden Jokowi.
Pengembangan kampung deret dan rumah susun subsidi menjadi solusi bagi
permasalahan perumahan. Pengembangan rumah susun yang terjangkau dan ramah
lingkungan menjadi kunci meningkatkan kualitas hidup masyarakat. RPJMN 2015-
2019 menargetkan peningkatan standar hidup 40% penduduk kelas bawah dengan
pengembangan perumahan yang layak. Strategi pengembangan rumah secara vertikal
adalah solusi untuk optimalisasi lahan, meskipun menghadapi kendala ketersediaan
lahan dan tantangan lainnya.
Selain itu dalam jurnal ini dijelaskan bahwa untuk membangun rumah susun
sederhana Pemerintah daerah harus merencanakan lokasi-lokasi yang memenuhi
syarat baik teknis maupun non teknis untuk pembangunan rumah susun dan
dituangkan dalam rencana tata ruang (RDTR maupun RTRW). Alokasi lahan dalam
tata ruang ini memang Amanat tata ruang ini juga tentu saja dapat menciptakan
sinergitas dan meminimalisir konflik antar pemerintah dengan pemerintah pusat
daerah dalam melakukan implementasi kebijakan. Agenda penyediaan lahan melalui
mekanisme land banking atau membentuk lembaga bank tanah merupakan salah satu
solusi agar pembangunan perumahan rakyat atau rumah susun dapat segera
direalisasikan. Hal tersebut sangat penting diterapkan karena mekanisme kerja bank
tanah terbukti sukses untuk mendukung pembangunan perumahan dan mengendalikan
perkembangan kota di berbagai negara seperti Belanda, Swedia, dan Perancis.
Bank tanah dapat mengakumulasi lahan dari masyarakat, lahan terlantar, serta lahan
negara. Akuisisi lahan ini dapat dilakukan dengan pembiayaan oleh pemerintah
daerah (pemda) menggunakan dana APBD saat membeli lahan dari masyarakat.
Pendanaan untuk bank tanah juga dapat melibatkan kerjasama antara pemda, BUMD,
atau swasta. Prioritas pembelian lahan diarahkan pada lokasi yang sudah
direncanakan dalam tata ruang untuk pengembangan perumahan.
Lahan yang terkumpul dalam bank tanah kemudian dapat disewakan atau diusahakan
bersama dengan pengembang perumahan. Pemerintah memperoleh keuntungan dari
transaksi jual-beli perumahan, pendapatan pajak dari transaksi lahan, serta kenaikan
nilai properti. Keuntungan non-ekonomis juga dirasakan oleh pemerintah, termasuk
kemudahan akses lahan untuk pembangunan, kontrol terhadap pasar lahan, dan
penciptaan keadilan sosial terkait kepemilikan lahan, sesuai dengan amanat Undang-
Undang Dasar 1945 bagi rakyat untuk memperoleh tempat tinggal.
Konsepsi lain dalam jurnal yang dapat memecahkan masalah tentang bangunan
rusunawa yang mangkrak di Pringsewu yaitu pemerintah perlu meningkatkan
partisipasi masyarakat, karena partisipasi masyarakat merupakan salah satu kunci
untuk menjamin keberhasilan pengembangan rumah susun. Masyarakat sebagai
penerima manfaat dalam proses perencanaan hingga pengelolaan menjadi poin
penting keberlanjutan program ini. Selain itu Pembangunan rumah susun harus
memperhitungkan jarak antara lokasi rumah susun dengan tempat kegiatan utama
penduduk, seperti tempat kerja atau sekolah. Selain itu, masyarakat perlu didorong
untuk ikut serta dalam perencanaan wilayah terkait desain kawasan, kebutuhan
infrastruktur seperti taman, area terbuka hijau, lapangan olahraga, dan fasilitas
lainnya. Pengembangan rumah susun juga harus mempertimbangkan interaksi sosial
antar penghuni, dengan melibatkan masyarakat dalam pengelolaan rumah susun
melalui pembentukan organisasi kemasyarakatan di tingkat RT dan RW. Hal ini
diharapkan dapat mengatasi masalah sosial terkait keamanan lingkungan, interaksi
antar penghuni, serta pencegahan penyalahgunaan penggunaan fasilitas rumah susun.
Selain itu, jurnal ini menekankan pentingnya perencanaan lokasi yang memenuhi
syarat teknis dan non-teknis dalam pembangunan rumah susun serta alokasi lahan
yang tertuang dalam rencana tata ruang. Penggunaan bank tanah sebagai mekanisme
pembiayaan dan akumulasi lahan dari berbagai sumber menjadi bagian penting dalam
menjalankan program pembangunan perumahan rakyat.
Tidak hanya itu, melalui peningkatan partisipasi masyarakat, terutama dalam proses
perencanaan hingga pengelolaan, dan mempertimbangkan jarak lokasi rumah susun
dengan kegiatan utama masyarakat, seperti tempat kerja atau sekolah, diharapkan
dapat menangani masalah sosial terkait dengan rumah susun.