USULAN PENELITIAN
Hibah Pengembangan Kapasitas Riset Dosen UNPAD
Oleh:
Erman Sumirat, SE, MBuss, Ak
Deru R Indika, SE, MBA
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Penelitian
Kode/Nama Rumpun :
Ilmu
Bidang Unggulan PT
:
Topik
Unggulan :
Peneliti
Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap
b. NIDN
c. Jabatan
Fungsional
d. Program Studi
e. Nomor HP
f. Alamat Surel
:
:
0028107704
Lektor
:
:
:
:
:
b. NIDN
c. Jabatan
Fungsional
d. Program Studi
e. Nomor HP
f. Alamat Surel
:
:
Asisten Ahli
:
:
:
Ketua Peneliti,
197710282006041002
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Kota Bandung merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang memiliki jumlah
penduduk cukup padat dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi. Tercatat dalam kurun waktu
5 tahun terakhir (2009 sampai dengan 2014) rata-rata pertumbuhan penduduk Kota Bandung
adalah 1,88 %, dengan rata-rata kepadatan dalam kurun waktu tersebut 14.651 jiwa/km2.
Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan kota, Kota Bandung direncanakan
untuk dapat menampung 4 juta jiwa penduduk pada tahun 2031.
Implikasi yang sangat nyata dengan adanya pertumbuhan penduduk adalah semakin
meningkatnya kebutuhan pelayanan akan sarana dan prasarana pemukiman kota, termasuk
perumahan yang layak bagi penduduknya. Dengan semakin terbatasnya lahan kota disertai
dengan keterbatasan kemampuan Pemerintah Kota Bandung dalam menyediakan sarana dan
prasarana pemukiman yang dibutuhkan untuk menunjang aktivitas penduduk sehari-hari,
maka konsekuensi logis yang umumnya terjadi pada pemukiman perkotaan adalah
munculnya kawasan kumuh (perumahan tidak layak huni) dan semakin semrawutnya kondisi
sosial ekonomi penduduk perkotaan yang umumnya didominasi oleh masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah.
Pemenuhan hunian layak yang didukung oleh prasarana, sarana dan utilitas yang memadai
perlu mendapatkan perhatian khusus. Ketimpangan antara pasokan (supply) dan kebutuhan
(demand) masih menjadi persoalan utama dalam penyediaan infrastruktur dasar khususnya
bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Keterbatasan kapasitas pengembang
(developer) yang belum didukung oleh regulasi yang bersifat insentif ditambah rendahnya
keterjangkauan (affordability) MBR baik membangun atau membeli rumah menjadi salah
satu penyebab utama masih banyaknya MBR yang belum tinggal di rumah layak huni. Hal
tersebut menyebabkan degradasi kualitas permukiman dan menciptakan permukiman kumuh
baru. Terlebih dalam pembangunan perumahan khususnya di area perkotaan yang terkendala
dengan proses pengadaan lahan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan kawasan kumuh dari
tahun ke tahun. Pada tahun 2010 jumlah kawasan kumuh di Kota Bandung adalah 6,11 persen
dan pada tahun 2014 meningkat menjadi 8,5%.
Ditengah keterbatasan lahan kota dan keterbatasan pembiayaan penyediaan hunian layak huni
dari anggaran, Pemerintah Kota Bandung tetap memikirkan keberadaan penduduk kotanya
sehingga perlu dilakukan pembenahan dan peremajaan lingkungan untuk menghasilkan
sebuah kawasan yang nyaman dan layak huni serta memiliki status hukum yang jelas. Salah
satu kebijakan Pemerintah Kota Bandung dalam perumahan dan pemukiman, adalah dengan
mengembangkan perumahan secara vertikal berupa Rumah Susun Milik (Rusunami) dan
Rumah Susun Sewa (Rusunawa) untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Pemerintah Kota Bandung mendorong berbagai pihak seperti pemerintah pusat dan sektor
swasta untuk dapat berkontribusi menyediakan hunian vertikal bagi khususnya bagi
masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Pola-pola insentif dan disentif dalam penyediaan
perumahan mulai diintegrasikan dalam program penyediaan perumahan. Penyediaan hunian
3
vertikal ini mulai digagas di lahan-lahan pemerintah kota dengan membuka kesempatan bagi
sector swasta untuk dapat berkontribusi dalam pembangunan hunian vertikal. Selain
mengoptimalkan lahan pemerintah, lahan-lahan perorangan yang berada di permukiman
kumuh padat juga diupayakan untuk dapat direvitalisasi melalui penyediaan hunian vertikal
dengan pendekatan konsolidasi lahan.
Dalam upaya penyediaan hunian layak dan terjangkau, hal yang tidak kalah pentingnya
adalah terkaitnya pemanfaatan dan pemberdayaan potensi masyarakat setempat untuk turut
serta dalam pembenahan lingkungannya serta sekaligus meningkatkan usaha ekonomi mereka
yang selama ini bergerak di sektor informal, yang jika memungkinkan dapat ditingkatkan
menjadi kegiatan ekonomi formal yang didukung dan difasilitasi oleh Pemerintah Kota.
Pemerintah Pusat melalui Perpres No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional tahun 2015-2019 mempunyai sasaran Percepatan Pembangunan
Perumahan dengan salah satu indicator sasaran adalah Tercapainya pengentasan permukiman
kumuh perkotaan menjadi 0 persen melalui penanganan kawasan permukiman kumuh.
Seiring dengan kebijakan Pemerintah Pusat ini, Pemerintah Kota Bandung mempunyai
konsep membangun tanpa menggusur untuk penanganan permukiman kumuh dan penyediaan
hunian yang layak.
Pemerintah Kota Bandung sudah memprioritaskan lebih kurang 13 lokasi untuk
pembangunan hunian vertikal atau Rumah Susun sebagai solusi untuk penanganan kawasan
kumuh dan pemenuhan hunian layak dan terjangkau bagi MBR, yang dipopularkan dengan
nama Apartemen Rakyat. Lokasi-lokasi ini merupakan lahan pemerintah kota dan beberapa
lokasi merupakan lahan-lahan milik perorangan di kawasan kumuh padat. Pembangunan
Rumah Susun untuk MBR di atas lahan Pemerintah Kota diupayakan melalui Kerjasama
Pemanfaatan dengan konsep HGB (Hak Guna Bangunan) di atas HPL (Hak Pengelolaan
Lahan).
Untuk merealisasikan upaya penataan kawasan permukiman dan penyediaan hunian layak
dan terjangkau ini maka Pemerintah Kota Bandung perlu mempersiapkan kajian dari aspek
teknis, ekonomi, keuangan, sosial, lingkungan dan kelembagaan melalui Kegiatan
Pembangunan Sarana Dan Prasarana Rumah Sederhana Sehat Pekerjaan Penyusunan
Feasibility Study (Fs) Penataan Kawasan Permukiman Kumuh Pasar Nyengseret.
1.2 Rumusan Masalah
Maksud dari pekerjaan ini adalah melakukan kajian kelayakan secara mendalam untuk
pembangunan Rumah Susun (Apartemen Rakyat) yang diprioritaskan untuk masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR) sebagai upaya untuk penataan kawasan permukiman kumuh
pada lokasi yang dimaksud hingga tersusunnya skenario pengembangan kawasan kajian
sebagai upaya perbaikan kualitas lingkungan permukiman melalui pengembangan kawasan
secara vertikal atau Rumah Susun.
1.3 Tujuan Penelitian
4
Tujuan dari pekerjaan Feasibility Study Penataan Kawasan Permukiman Kumuh di Kawasan
Nyengseret adalah:
a. Sebagai penentu kelayakan pembangunan Rumah Susun baik Rumah Susun Milik
(Apartemen Rakyat) ataupun Rumah Susun Sewa berdasarkan berbagai aspek terkait
untuk menilai kelayakan pembangunan (aspek teknis, ekonomi, keuangan, sosial,
lingkungan dan kelembagaan)
b. Menyediakan kerangka perencanaan dan pembangunan Rumah Susun di Kawasan
Nyengseret yang merupakan upaya untuk penataan kawasan kumuh dan menyediakan
tempat hunian yang layak, terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah di
perkotaan.
c. Menyediakan skenario pembangunan, pemanfaatan dan pengelolaan Rumah Susun di
Kawasan Nyengseret.
d. Meningkatnya kondisi dan kualitas kehidupan masyarakat termasuk upaya
pengurangan budaya kemiskinan, mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan
peningkatan pelayanan prasarana dan sarana permukiman.
BAB II
Dikarenakan kondisi ekonomi yang sangat berbeda dari setiap lokasi ini, diperlukan analisis
bisnis model yangs sesuai dengan kondisi eksisting lahan. Analisis bisnis model ini akan
memperlihatkan perbedaan konsep dari masing-masing lokasi tersebut. Penjabaran proyek
pengembangan properti yang terjangkau (affordable property) bertujuan untuk memudahkan
para pihak terkait dalam memahami keseluruhan proyek, mulai dari pihak-pihak yang terlibat
serta lingkup kerja yang dibutuhkan dalam pengembangan proyek tersebut.
Bisnis model menjelaskan mengenai dasar pemikiran bagaimana sebuah bisnis diciptakan,
diberikan dan ditangkap nilainya (Osterwalder & Pigneur, 2010: 14). Osterwalder & Pigneur
membuat sebuah pendekatan model kanvas yaitu Nine Building Blocks yang memudahkan
pebisnis untuk membangun bisnis mereka. Nine Building Blocks adalah: Customer
Segmentation, Value Proposition, Channel, Customer Relationship, Revenue Streams, Key
Resources, Key Activity, Key Partnership, dan Cost Structure.
Gambar 1 Business model canvas untuk pengembangan proyek properti yang terjangkau (affordable property)
a. Customer Segmentations
Menurut Osterwalder & Pigneur (2010: 20), pelanggan merupakan kunci utama dalam
mendapatkan keuntungan. Tanpa pelanggan maka sebuah perusahaan tidak dapat bertahan lama
dalam bisnis. Berdasarkan teori dari (Osterwalder & Pigneur, 2010: 20-21), mereka membagi
dua segmen pasar berdasarkan kebutuhan, Perilaku konsumen yaitu segmen kelas menengah
atas dan segmen kelas menengah bawah. Customer Segmentations untuk kedua lokasi proyek
ini adalah:
1. Masyarakat berpenghasilan rendah
Menurut Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Republik Indonesia no. 3 tahun 2014
Masyarakat berpenghasilan rendah yang selanjutnya disebut MBR, adalah masyarakat yang
mempunyai keterbatasan daya beli sehingga perlu mendapat dukungan Pemerintah untuk
memperoleh rumah. MBR merupakan masyarakat dengan penghasilan tetap maupun tidak
tetap paling banyak Rp. 7.000.000,00 (tujuh juta rupiah) per bulan.
2. Penduduk lokal sekitar
3. Pedagang Pasar
4. Keluarga Muda
5. Komersil
b. Value Propositions
Menurut Osterwalder & Pigneur (2010: 22), proporsisi nilai menggambarkan bagaimana
pelanggan dapat beralih dari satu perusahaan ke perusahaan lain melalui produk atau alayanan
yang ditawarkan oleh perusahaan berbeda dengan para kompetitornya. Value Propositions
untuk kedua lokasi proyek ini adalah:
1. Affordability
Harga yang dipasarkan murah dan terjangkau. Harga jual untuk setiap unitnya berada pada
kisaran Rp. 164.700.000-Rp. 415.800.000.
2. Permit Certainty
Izin untuk membangun proyek ini sudah pasti didapatkan dari pemerintah.
3. Smart Building
Bahan yang tidak terlalu menyerap listrik. Menggunakan konsep sewage waste water
treatment plant sehingga dapat menggunakan konsep recycled water untuk berkebun.
Selain ketiga value proposition diatas.
c. Channels
Menurut Osterwalder & Pigneur (2010: 26), Channel menggambarkan bagaimana sebuah
perusahaan dapat menjalin komunikasi dengan pelanggannya dalam menyampaikan nilai
proporsisinya. Ada beberapa fungsi dari channel antara lain:
1. Meningkatkan kesadaran kepada pelanggan atas produk dan jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan
2. Membantu pelanggan dalam mengevaluasi proposisi nilai dari perusahaan.
3. Memungkinkan bagi pelanggan dalam membeli produk atau jasa yang lebih spesifik
4. Memberikan proposisi nilai perusahaan kepada pelanggan
5. Memberikan layanan pendukung pasca pembelian kepada pelanggan
Channels dalam proyek ini adalah:
1. Pemerintah daerah kota Bandung
2. Property Agent
3. Social Media
d. Customer Relationship
Menurut Osterwalder & Pigneur (2010: 28), hubungan dengan pelanggan dibangun sesuai
dengan customer segment, dikarenakan setiap-setiap segmentasi memiliki yang berbeda. Dalam
menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
Customer Acquisition, Customer Retention, dan Upselling. Osterwalder & Pigneur (2010),
membagi customer relationship menjadi enam bagian yaitu:
1. Personal Assistant, komunikasi yang terjadi antara pelanggan dengan petugas pelayanan
pelanggan agar pelanggan mendapatkan bantuan selama proses penjualan atau setelah
pembelian selesai.
2. Dedicated Personal Assistance, yaitu dengan menugaskan seseorang yang khusus dalam
melayani pelanggan secara individual.
3. Self Service, yaitu pelanggan tidak berhubungan langsung dengan perusahaan tetapi
perusahaan menyediakan sarana yang diperlukan oleh pelanggan dalam membantu dirinya
sendiri.
4. Automated Service, yaitu hubungan yang menggabungkan proses layanan mandiri dengan
layanan otomatis.
5. Communities, yaitu perusahaan membangun hubungan antar sesama anggota dengan
membentuk sebuah komunitas untuk saling bertukar pikiran dalam mengetahui keinginan
dari para pelanggannya.
Customer Relationship dalam proyek ini adalah:
1. Lembaga Pelayanan Masyarakat
2. Ketua RT/RW
3. Lurah dan camat
4. Pengelola Pasar dan bangunan Nyengseret
5. Pameran dan eksibisi
6. Distarcip Kota Bandung
7. Email
e. Key Resources
Menurut Osterwalder & Pigneur (2010: 34), key resources merupakan asset yang sangat penting
yang diperlukan untuk membuat bisnis dapat berjalan. Setiap model bisnis membutuhkan
sumber daya. Sumber daya untuk dikategorikan menjadi empat bagian, yaitu
1. Physics, yaitu meliputi gedung, mesin, tanah dan kendaraan.
f. Key Activities
Menurut Osterwalder & Pigneur (2010: 36), key activities menggambarkan aktifitas penting
yang dilakukan oleh perusahaan agar bisnis yang dilakukan dapat bekerja dengan baik. Key
activities dapat dikategorikan menjadi tiga bagian (Ostwalder & Pigneur, 2010: 37) yaitu:
1. Production, aktifitas yang berhubungan dengan perancangan, pembuatan dan pengiriman
produk.
2. Pemecahan masalah, aktifitas yang berhubungn dengan masalah yang timbul dari produk
tersebut. Perusahaan harus mengatasi masalah yang timbul tidak hanya pada produk tetapi
perusahaan juga harus dapat memenuhi keinginan dari pelanggan agar produk mereka dapat
diterima oleh pelanggan.
3. Platform/ jaringan, model bisnis yang aktifitas utamanya berhubungan dengan jaringan dan
sebagian besar perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi.
1. Konsultan arsitek
2. Kontraktor
3. Lembaga keuangan
Lembaga keuangan seperti bank umum, bank syariah ataupun koperasi.
4. Investor
5. Lembaga Asuransi
Pembangunan ini disertai oleh asuransi terhadap bangunan untuk memindahkan dan
mengurangi kemungkinan resiko yang akan terjadi.
6. Developer
7. Operator
8. Notaris
9. Menteri Perumahan Rakyat
h. Revenue Streams
Menurut Osterwalder & Pigneur (2010: 30), arus pendapatan menampilkan keadaan dari
keuangan perusahaan yang diperoleh dari uang tunai dari setiap segmen konsumen. Sebuah
bisnis model dapat melibatkan dua tipe revenue streams yang berbeda, antara lain:
1. Transaction Revenues, yaitu transaksi yang diperoleh dari sekali pembayaran dari
pelanggan.
2. Recurring Revenues, yaitu transaksi yang diperoleh dari pembayaran yang masih
berkelanjutan untuk memberikan value proposition kepada pelanggan dan menyediakan
layanan customer support kepada pelanggan setelah pembelian.
Revenue Streams dalam proyek ini adalah:
1. Penjualan unit apartemen
2. Retribusi
Retribusi didapatkan dari pembayaran yang diatur pemerintah, seperti pembayaran sampah
dan parkir.
3. Service Charge
Penghuni diharuskan untuk membayar layanan kebersihan (utilities management charge).
Penjualan unit apartemen merupakan revenue stream utama pada proyek ini, perhitungan untuk
harga jual apartemen dapat dilihat dari lokasi dan kemampuan daya beli dari konsumen.
Pada umumnya harga suatu barang dapat dilihat dari ketersedian demand dan supply. Titik temu
demand dan supply merupakan harga paling pas untuk diterapkan pada suatu produk. Gambar
dibawah akan memperlihatkan hubungan antara harga, permintaan dan persediaan.
1. Cost Driven yaitu bisnis model yang berfokus pada penekanan biaya serendah mungkin.
Pendekatan ini bertujuan untuk mepertahankan struktur biaya agar lebih ramping,
menggunakan proposisi nilai dengan harga rendah.
2. Value Driven yaitu perusahaan yang tidak terlalu mementingkan biaya yang akan muncul
dalam mendesain sebuah bisnis model, dan lebih focus terhadap penciptaan nilai.
Cost Structure dalam proyek ini adalah:
1. Konstruksi bangunan
2. Relokasi
3. Fasilitas umum
4. Pembebasan lahan
5. Biaya promosi
6. Biaya marketing
7. Biaya manajemen
8. Biaya asuransi
9. Biaya izin
10. Biaya notaris
11. Pajak
12. Biaya Material
13. Upah dan gaji
14. Fee Property Agent
15. Biaya studi kelayakan
Khusus untuk lahan Nyengseret, cost structure paling besar berasal dari relokasi dan sosialisasi
kepada penjual di Pasar Nyengseret. Dalam perhitungan investasi awal, studi ini akan
menggunakan Aplikasi Metode McKinsey dalam Pengembangan Properti yang Terjangkau.
a. Pembebasan Lahan
dan pengguna lahan tersebut memiliki bangunan dan melakukan pembayaran jangka panjang
untuk penyewaan lahan tersebut.
Terkait dengan pembebasan lahan, ada beberapa hal yang dapat mendorong penggunaan lahan
perkotaan untuk pengembangan properti yang terjangkau, di antaranya adalah sebagai berikut.
Penawaran bonus densitas, yaitu developer dapat membangun lebih banyak unit dengan
syarat menyisihkan sekitar 20% dari unit dengan harga terjangkau untuk kalangan menengah
bawah.
Amanat untuk melakukan inclusionary zoning, yaitu bisa melalui perintah langsung oleh
pemerintah maupun dengan sistem negosiasi dengan developer mengenai berapa bagian unit
yang disediakan untuk kalangan menengah bawah dan berapa bagian unit yang dijual di harga
pasaran.
Penawaran terkait transferrable developments rights, yaitu memberikan kesempatan pada
developer untuk membangun properti yang terjangkau di lahan lain, sebagai bagian dari
komitmen pembangunan unit apartemen menengah atas.
b. Sistem Konstruksi yang Efisien
Biaya konstruksi merupakan salah satu struktur pembiayaan terbesar dalam pengembangan
properti. Berdasarkan penelitian yang dilakukan McKinsey Institute, terdapat beberapa cara
untuk menekan biaya konstruksi, kurang lebih hingga 30%-50% dari biaya sebenarnya. Hal
tersebut akan dijelaskan di bawah ini.
Design-to-Value
Perancangan serta pengembangan properti yang terjangkau terkait dengan efisiensi dalam
spesifikasi desain, pengurangan fitur-fitur yang tidak dibutuhkan pengguna properti, serta
penerapa standar bangunan yang tepat. Sebagai contoh bagi design-to-value dalam spesifikasi
desain, pengembang dan arsitek dapat menggunakan material-material yang menghemat biaya
pembangunan seperti penggunaan material precast dan material-material daur ulang untuk
pembanguna (contohnya fly-ash bricks yang dibuat dari limbah industri). Penggunaan material
precast, selain mempercepat pembangunan properti juga dapat membantu penghematan labor
cost. Menurut laporan McKinsey tersebut, sistem precast dan standardisasi akan sangat berguna
untuk diterapkan pada sistem struktur, MEP (Mechanical, Electrical, Plumbing), serta finishing
bangunan yang menjadi faktor penyumbang terbesar dalam struktur pembiayaan.
Purchasing Excellence
Memperluas akses hipotek dan mengurangi biaya hipotek dari pembeli rumah. McKinsey
menemukan tiga pendekatan utama dapat memperluas akses pembiayaan hipotek dan
memotong biaya hipotek untuk warga berpenghasilan rendah dan menengah, yaitu melalui
pengurangan biaya originasi, pengurangan biaya pendanaan hipotek sektor swasta, dan
penekanan tabungan bersama (seperti melalui sistem tabungan dana pensiun oleh negara) untuk
mendanai KPR.
Metode pengurangan kebutuhan pembiayaan untuk developer. terdapat empat cara utama
untuk menurunkan kebutuhan pembiayaan untuk developer, yaitu melalui peningkatan ekuitas,
peningkatan persyaratan utang, pemberian keringanan pajak, atau de-risking development,
misalnya dengan mengurangi waktu antara periode pembangunan dimulai dan periode
penjualan dan penyewaan properti.
Program sewa sebagai pelengkap dari sistem pembiayaan properti yang terjangkau.
masyarakat tangga menengah ke bawah. Bahkan ketika masyarakat tersebut ingin membeli
rumah, mereka mungkin tidak memiliki akses pada pembiayaan atau tidak dapat
mengumpulkan uang muka, sehingga mereka harus tetap menyewa tempat tinggal. Sistem sewa
dapat menjadi lebih menarik karena menawarkan fleksibilitas dalam pembiayaan perumahan.
Contoh-contoh program yang diterapkan di beberapa negara terkait penyewaan properti ini
misalnya, penggunaan sistem housing voucher di Amerika Serikat. Kemudian di beberapa
negara juga sudah menerapkan regulasi penyewaan properti yang melindungi pihak penyewa
maupun pemilik properti, meliputi standar unit serta standar pemeliharaan bangunan. Contoh
program lain terkait penyewaan bangunan adalah hybrid rental and ownership model, dimana
penyewa menjadi pemilik dari waktu ke waktu. Dalam skema tersebut, sebagian proporsi sewa
dialokasikan untuk pembelian properti secara bertahap. Skema tersebut kemungkinan akan
menarik bagi developer karena partisipasi penyewa dalam skema hybrid tersebut memberi
stabilitas dan keamanan dari risiko ekuitas dalam hal kepemilikan unit (misalnya terjadi gagal
bayar).
Gambar 5 Kebijakan yang dapat meningkatkan akses pembiayaan properti yang terjangkau
Ability to Pay dan Willingness to Pay
Ability To Pay (ATP) adalah kemampuan seseorang untuk membayar produk yang diterimanya
berdasarkan penghasilan yang dianggap ideal. Pendekatan yang digunakan dalam analisis ATP
didasarkan pada alokasi biaya untuk transportasi dari pendapatan rutin yang diterimanya.
Dengan kata lain ability to pay adalah kemampuan masyarakat dalam membayar ongkos
perjalanan yang dilakukannya. Dalam studi ini, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi
ability to pay diantaranya:
1. Besar penghasilan
2. Prosentase penghasilan yang digunakan untuk membayar cicilan
Willingness To Pay (WTP) adalah kesediaan pengguna untuk mengeluarkan imbalan atas
produk yang diperolehnya. Pendekatan yang digunakan dalam analisis WTP didasarkan pada
persepsi pengguna. Dalam permasalahan apartemen WTP dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah:
1. Produk yang ditawarkan
2. Kualitas dan kuantitas pelayanan yang disediakan
3. Perilaku pengguna
Dalam pelaksanaan untuk menentukan tarif sering terjadi benturan antara besarnya WTP dan
ATP, kondisi tersebut selanjutnya disajikan secara ilustratif yang terdapat pada Gambar 7
1. ATP lebih besar dari WTP Kondisi ini menunjukan bahwa kemampuan membayar lebih
besar dari pada keinginan membayar produk tersebut. Ini terjadi bila pengguna
mempunyai penghasilan yang relatif tinggi tetapi utilitas terhadap produk tersebut relatif
rendah, pengguna pada kondisi ini disebut choiced riders.
2. ATP lebih kecil dari WTP Kondisi ini merupakan kebalikan dari kondisi diatas, dimana
keinginan pengguna untuk membayar jasa tersebut lebih besar dari pada kemampuan
membayarnya. Hal ini memungkinkan terjadi bagi pengguna yang mempunyai
penghasilan yang relatif rendah tetapi utilitas terhadap jasa tersebut sangat tinggi,
sehingga keinginan pengguna untuk membayar jasa tersebut cenderung lebih
dipengaruhi oleh utilitas, pada kondisi ini pengguna disebut captive riders.
3. ATP sama dengan WTP Kondisi ini menunjukan bahwa antara kemampuan dan
keinginan membayar jasa yang dikonsumsi pengguna tersebut sama, pada kondisi ini
terjadi keseimbangan utilitas pengguna dengan biaya yang dikeluarkan untuk membayar
jasa tersebut.
Pada prinsipnya penentuan tarif dapat ditinjau dari beberapa aspek utama dalam sistem
angkutan umum. Aspek-aspek tersebut adalah:
1. Pengguna (User)
2. Operator
3. Pemerintah (Regulator).
Bila parameter ATP dan WTP yang ditinjau, maka aspek pengguna dalam hal ini dijadikan
subyek yang menentukan nilai tarif yang diberlakukan dengan prinsip sebagai berikut:
1. ATP merupakan fungsi dari kemampuan membayar, sehingga nilai tarif yang
diberlakukan, sedapat mungkin tidak melebihi nilai ATP kelompok masyarakat sasaran.
Intervensi/campur tangan pemerintah dalam bentuk subsidi langsung atau silang
dibutuhkan pada kondisi, dimana nilai tarif berlaku lebih besar dari ATP, sehingga
didapat nilai tarif yang besarnya sama dengan nilai ATP
2. WTP merupakan fungsi dari tingkat pelayanan angkutan umum, sehingga bila nilai
WTP masih berada dibawah ATP maka masih dimungkinkan melakukan peningkatan
nilai tarif dengan perbaikan kualitas
Metode penelitian yang digunakan dalam studi kelayakan ini didasarkan pada data primer
(obesrvasi lapangan) dan juga data sekunder (peraturan pemerintah dan studi literatur. Untuk
mempermudah penjabaran proses studi kelayakan, diperlukan sebuah framework yang
menggambarkan proses analisis kasus. Berdasarkan informasi dari analisis ekonomi, business
model canvas, dan studi literatur dari laporan McKinsey yang telah dikumpulkan, kita dapat
membentuk sebuah framework untuk memperlihatkan proses penilaian kelayakan dari lahan
tersebut.
tahapan selanjutnya adalah menerapkan hasil studi literatur dari laporan McKinsey, yang terdiri
dari faktor-faktor penting yang dapat memengaruhi cost structure untuk pembangunan properti
yang terjangkau. Beberapa hal penting yang memengaruhi cost structure di antaranya biaya
pembebasan lahan, material bangunan, operational maintenance bangunan, dan juga sistem
financing yang dapat mendukung tercapainya penyediaan apartemen rakyat dengan harga
terjangkau.
Setelah berhasil merumuskan hal-hal tersebut, pekerjaan selanjutnya akan dikerjakan lebih
mendetail dalam spreadsheet feasibility study yang akan menampilkan elemen-elemen biaya
yang akan memengaruhi penentuan harga jual unit apartemen. Perhitungan pada spreadsheet
menggunakan sensitivity analysis untuk menghitung hurdle rate (cost of capital, imbal hasil
minimal yang harus didapatkan investor dari penanaman modal di proyek), dilanjutkan dengan
perhitungan valuasi Free Cash Flow (FCF) untuk mengetahui IRR, NPV, serta payback period
pada proyek apartemen rakyat di Nyengseret.
Pada tahap akhir, analisis terkait kelayakan lahan akan ditampilkan berdasarkan perhitungan
dalam FCF. Apabila IRR lebih tinggi dari cost of capital, NPV bernilai positif, dan payback
period sesuai dengan keinginan stakeholders, maka dapat dikatakan bahwa proyek ini layak
untuk dilanjutkan.
2.3 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran, dapat ditetapkan hipotesis penelitian yaitu
sebagai berikut:
1. Potensi komersial dan masyarakat berpenghasilan rendah yang
dapat
menghuni
di
apartemen
publik
menghasilkan
tingkat
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam melakukan penelitian ini, maka jenis penelitian yang penulis lakukan
adalah penelitian deskriptif dan verifikatif, karena selain termasuk jenis
penelitian deskriptif, di mana penelitian dilakukan untuk memperlihatkan
dan menguraikan keadaan obyek penelitian, juga untuk melakukan
observasi, sensus, interview dan perhitungan formulasi untuk menjawab
pertanyaan penelitian (verifikatif). Penelitian dilaksanakan menggunakan
metode eksplanatori dengan menggunakan data kuantitatifyang dijabarkan
secara kualitatif. Lingkup Kajian Feasibility Study Penataan Kawasan Permukiman Kumuh
meliputi aspek teknis, ekonomi, keuangan, sosial, lingkungan dan kelembagaan untuk
kelayakan pembangunan rumah susun mencangkup :
1. Mengidentifikasi kondisi fisik-geologis lahan untuk rencana pembangunan Rumah Susun
dan lahan disekitarnya.
2. Mengidentifikasi kebijakan terkait dengan Rumah Susun.
3. Mengidentifikasi peraturan tata ruang kota yang terkait.
4. Mengidentifikasi status hukum lahan dan luas lahan yang akan dibangun Rumah Susun
serta lahan tambahan yang diperlukan.
5. Mengidentifikasi sarana dan prasarana lingkungan pada lokasi dan sekitarnya.
6. Mengidentifikasi daya dukung lingkungan yang terdiri atas transportasi, air bersih, dan
listrik.
7. Mengidentifikasi kondisi sosial dan ekonomi masyarakat pada lahan Rumah Susun dan
lahan di sekitarnya.
8. Mengidentifikasi biaya pembangunan serta daya beli masyarakat setempat, masyarakat
sekitar, dan masyarakat lain yang berpotensi memanfaatkan Rumah Susun di lokasi yang
direncananakan.
9. Menentukan kelayakan dan rekomendasi terkait infrastruktur transportasi, air bersih, dan
listrik.
10. Memberikan rekomendasi batas lahan yang merupakan penyesuaian atas lahan yang
sudah dimiliki.
11. Menentukan kelayakan keuangan serta rekomendasi komposisi unit, harga jual unit, dan
skenario pembiayaan pembangunan.
12. Menentukan kelayakan lingkungan dan sosial untuk pembangunan Rumah Susun.
13. Memberikan rekomendasi skema pembiayaan untuk pembangunan, pembiayaan untuk
masyarakat (skema cicilan), skema pembiayaan dalam pengelolaan serta rekomendasi
yang berkaitan dengan keuntungan finansial yang akan diterima oleh Pemerintah Kota
bila pembangunan Rumah Susun dilakukan dengan sistem kerjasama pemanfaatan lahan
pemerintah kota dengan mitra kerjasama.
14. Memberikan rekomendasi perencanaan kawasan terkait peraturan tata ruang kota,
penyediaan sarana dan prasarana lingkungan, serta masterplan umum kawasan.
15. Memberikan rekomendasi perancangan bangunan (preliminary design) untuk mengkaji
aspek lainnya dalam studi kelayakan dan sebagai bahan masukan untuk desain yang lebih
detail.
16. Memberikan rekomendasi teknologi pembangunan yang relatif murah.
17. Memberikan rekomendasi tahapan pembangunan untuk dapat menerapkan konsep
membangun tanpa menggusur.
18. Memberikan rekomendasi kelembagaan pembangunan dan pemanfaatan Rumah Susun.
Metodologi pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan atas dasar kaidah dan ketentuan yang lazim
dilakukan dalam penyusunan studi atau rencana, yakni dan mulai dari tahapan identifikasi
potensi dan permasalahan di lokasi studi, analisis dan pembahasan hingga menyusun konsep
rencana pengembangan / pembangunan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Metodologi pengambilan data terbagi atas dua metode yakni primer dan sekunder. Pengambilan
data sekunder dilakukan untuk hal-hal terkait kebijakan dan data fisik, sosial, dan ekonomi di
kawasan disekitar lahan. Pengambilan data primer dilakukan untuk mendapatkan data terkini
kondisi fisik, sosial, dan ekonomi di dalam lahan dalam bentuk survey/observasi, kuesioner,
wawancara, dan Focus Group Discussion.
Metodologi analisis kelayakan ekonomi lazimnya menggunakan metode-metode seperti:
a. B/C Ratio (Benefit/Cost ratio)
b. EIRR (Economic Internal Rate of Return)
Secara sederhana, proyek dikatakan layak secara ekonomi apabila manfaat proyek tersebut
lebih besar dari biaya ekonomi yang ditimbulkannya.
Metodologi Analisis kelayakan keuangan lazimnya menggunakan metode-metode seperti:
a. NPV (Net Present Value)
b. FIRR (Financial Internal Rate of Return)
Secara sederhana, proyek dikatakan layak secara keuangan apabila proyek tersebut dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan (demand) masyarakat, investasi yang ditanamkan dapat
memberikan manfaat bagi masyarakat, besarnya nilai keuntungan lebih besar dari nilai bunga
bank yang berlaku sehingga penerimaan yang dihasilkan dari operasionalisasi proyek dapat
mengembalikan biaya investasi sesuai dengan jadwal pengembalian investasi yang ditetapkan.
3.2
Estimasi
Estimasi
Estimasi
Estimasi
Analisis Estimasi
Capex Biaya
Investasi
Analisis Estimasi
Harga Jual
Analisis Biaya
-Biaya
Rekomendasi
kepada Pemkot
Bandung dan
Analisis Studi
Kelayakan dengan
NPV IRR dan
Lingkup kegiatan secara umum terbagi menjadi dua yaitu lingkup kegiatan dan
lingkup wilayah kajian.
1. Lingkup Kegiatan
Lingkup pada kegiatan yang dilaksanakan adalah:
analisis
statistik
korelasi
untuk
melihat
pengaruh
2. Lingkup Wilayah
Lokasi Kegiatan berada dalam wilayah kota
Sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 (dua) macam, yaitu data primer
dan data sekunder.
1.
Data Primer
Data primer diperoleh melalui data lapangan hasil survey dan observasi yang
berisi kuantifikasi dari jumlah dan keadaan rumah kumuh dan pasar tradisional
di setiap kecamatan dengan maksud menggali informasi secara empiris dan
sistematis mengenai variabel penelitian yang digunakan.
2.
Data Sekunder
Data sekunder merupakan data penunjang penelitian. Data sekunder diperoleh
dari wawancara dengan beberapa responden guna mendapat informasi dan
keterangan mengenai materi penelitian. Wawancara ini dilakukan pula dengan
pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan penelitian.
memberikan
pembangunan
dengan
pilot
project
apartemen
publik
Keluaran yang dihasilkan dalam Pekerjaan Kegiatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana
Rumah Sederhana Sehat Pekerjaan Penyusunan Feasibility Study (Fs) Penataan Kawasan
Permukiman Kumuh, Lokasi: Kawasan Abra, pada dasarnya mencakup beberapa hal, yaitu:
a. Gambaran Umum Kawasan Studi
Minimal mencakup konteks regional dan konteks lokal dari kawasan perencanaan beserta
dengan gambaran umum mengenai kawasan perencanaan itu sendiri beserta dengan
kajian rencana tata ruang dan kajian peraturan mengenai rusun.
1. Konteks Kawasan
i. Konteks Regional Kawasan
ii. Konteks Lokal Kawasan
2. Kajian Kebijakan
Proyeksi cicilan;
Proyeksi manfaat yang diperoleh oleh Pemerintah Kota.
3.7
Indikator Pencapaian
10. Menentukan kelayakan keuangan serta rekomendasi komposisi unit, harga jual unit, dan
skenario pembiayaan pembangunan.
11. Menentukan kelayakan lingkungan dan sosial untuk pembangunan Rumah Susun.
12. Memberikan rekomendasi skema pembiayaan untuk pembangunan, pembiayaan untuk
masyarakat (skema cicilan), skema pembiayaan dalam pengelolaan serta rekomendasi
yang berkaitan dengan keuntungan finansial yang akan diterima oleh Pemerintah Kota
bila pembangunan Rumah Susun dilakukan dengan sistem kerjasama pemanfaatan lahan
pemerintah kota dengan mitra kerjasama.
13. Memberikan rekomendasi perencanaan kawasan terkait peraturan tata ruang kota,
penyediaan sarana dan prasarana lingkungan, serta masterplan umum kawasan.
14. Memberikan rekomendasi perancangan bangunan (preliminary design) untuk mengkaji
aspek lainnya dalam studi kelayakan dan sebagai bahan masukan untuk desain yang lebih
detail.
15. Memberikan rekomendasi teknologi pembangunan yang relatif murah.
16. Memberikan rekomendasi tahapan pembangunan untuk dapat menerapkan konsep
membangun tanpa menggusur.
17.
Ora
ng
Ja
m
Ha
ri
Fre
k
Satuan
Tarif
Jumlah
15
10 org/ja
0 m
60,000
6,000,0
00
2. Anggota Team
Peneliti
15
10 org/ja
0 m
35,000
4,000,0
00
30
org/ja
3 m
500,00
0
1,500,0
00
40,000
1,200,0
00
10
2
500,00
1,000,0
3. Nara Sumber
4. Petugas Survey
5. Administrasi
3
1
org/ku
30 es
2 org/bul
an
00
13,700,
000
Sub Total 1 A
B. Biaya Perjalanan
Survey
Biaya Transportasi
org/kal
15 i
1,500,0
00
15,200,
000
Sub Total
II
100,00
0
500,000
2. Biaya Konsumsi
750,000
3. Pengolahan Data
500,000
30
0 USD
4. Publikasi Jurnal
4,050,0
00
TOTAL BIAYA
PENELITIAN
21,000
,000
Jadwal Penelitian
No
1
2
3
4
5
Jenis Kegiatan
Penyusunan Metode
Penelitian
Penyusunan Benchmark
Pengumpulan Data
Sekunder
Analisis Awal
Survey
6 FGD
7 Analisis Studi Kelayakan
Diseminasi Hasil
8 Penelitian
9 Pelaporan
10 Publikasi Jurnal
DAFTAR PUSTAKA
ASEAN, 2010, Asean Economic Community 2015 Blueprint
Asosiasi Konstruksi Indonesia dan Real Eastate Indonesia, Harga Material
AC Nielsen, 2012, Studi Property di Indonesia
BPS, 2010, Statistika Pertumbuhan Ekonomi
HALAMAN PENGESAHAN
HIBAH PENGEMBANGAN KAPASITAS RISET DOSEN
Judul Penelitian
: KEGIATAN PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA
RUMAH SEDERHANA SEHATPENYUSUNAN FEASIBILITY STUDY (FS) PENATAAN
KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH
Bidang Unggulan PT
: Kebijakan, Budaya dan Informasi
Ketua Periset :
a
Nama Lengkap
b
NIP/NIDN
197710282006041002/0028107704
Jabatan Fungsional
Lektor
Program Studi
Nomor Hp
08122038021
erman.sumirat@gmail.com
NIP/NIDN
198304172014041001
Fakultas
1 tahun
1
Rp. 21.000.000
- diusulkan ke Unpad
Rp. 21.000.000
- dana internal PT
Rp. .
Rp. .
Mengetahui,
Dekan Fakultas
Ketua Periset,
MBuss, Ak)
NIP 1956082519840310
NIP.
197710282006041002
Menyetujui,
Direktur Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Unpad,
Tanda tangan
5. Kontribusi mendasar pada suatu bidang ilmu (uraikan tidak lebih dari 50 kata, tekankan
pada gagasan fundamental dan orisinal yang akan mendukung pengembangan iptek)
Kebijakan yang pro growth dan pro poor yang melihat kelayakan model bisnis dengan
konsep subsidi silang sehingga apartemen public tidak hanya dinikamati oleh kelas
menengan tetapi termasuk dengan kelas untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)
dengan pembatasan margin yang layak untuk pengembang atau developer yang dapat
melakukan kerjasama dengan konsep Build Operate Transfer (BOT) dalam koridor Pubic
Private Partnership (PPP) konsep mixed used building dengan kosep ini akan menjadi model
bisnis yang pertama diimplementasikan di Indonesia
....
..
Bidang Unggulan PT
Topik Unggulan
Perguruan Tinggi
Program Studi
Ketua Peneliti
a. Nama
Lengkap
b. NIP/NIDN
c. Jabatan Fungsional
Anggota Peneliti
Lama Penelitian
Keseluruhan Biaya
Penelitian Tahun ke-1
a. Dana dari internal PT
No
Kriteria
Bobot
Skor
Nilai
1 Keterkaitan antara proposal penelitian dengan RIP
25
2 Rekam jejak (track record) tim peneliti
15
3. Keutuhan peta jalan (peta jalan) penelitian
30
Potensi tercapainya luaran:
a. Produk/proses teknologi
4. b. Publikasi, HKI, buku ajar, teknologi tepat
30
guna, model/kebijakan, rekayasa sosial dan
lain-lain.
Jumlah
100
Keterangan : Skor : 1, 2, 3, 5, 6, 7 (1 = Buruk; 2 = Sangat kurang; 3 = Kurang; 5 = Cukup;
6 = Baik; 7 = Sangat baik); Nilai = Bobot x Skor
Komentar Penilai:
Kota, tanggal-bulan-tahun
Penilai,
Tanda tangan
( Nama Lengkap)
: ...................................................................................................
...........................................................................................
........
: ...................................................................................................
: ...................................................................................................
: ...................................................................................................
: ...................................................................................................
b. NIP/NIDN
: ......................................................................................
: ......................................................................................
c. Jabatan Fungsional
Anggota Peneliti
: ......................................................................................
Lama Penelitian
Keseluruhan Biaya
Penelitian Tahun ke 1
a. Dana dari internal PT
: ........... orang
: ........... tahun
: Rp. .....................
: Rp. ..................... / in kind : ....................................................
:
No
Bobot
Skor Nilai
Kriteria
1 Kemampuan presentasi dan penguasaan materi penelitian
15
Kesesuaian usulan dengan bidang unggulan dalam RIP
2
25
perguruan tinggi
3 Keutuhan peta jalan dan manfaat penelitian
20
Potensi tercapainya luaran
Produk/proses teknologi
4 b. Publikasi, HKI, buku ajar, teknologi tepat guna,
30
model/ kebijakan, rekayasa sosial , dll.
Pengkajian, pengembangan dan penerapan ipteks-sosbud
Kelayakan (rekam jejak tim peneliti, dukungan dana dari
5 institusi/mitra, jadwal pelaksanaan, usulan pembiayaan)
10
Jumla
100
Keterangan : Skor : 1, 2, 3, 5, 6, 7 h(1 = Buruk; 2 = Sangat kurang; 3 = Kurang; 5 = Cukup;
6 = Baik; 7 = Sangat baik); Nilai = Bobot x Skor
Komentar Penilai:
Kota, tanggal-bulan-tahun
Penilai,
Tanda tangan
( Nama Lengkap )
Judul Penelitian
Ketua Peneliti
NIP/NIDN
Perguruan Tinggi
Tahun Pelaksanaan Penelitian
:
:
: .....................................
Komponen Penilaian
1 Capaian penelitian
2 Publikasi Ilmiah jurnal
ilmiah Ber ISSN
3
Sebagai pemakalah dalam
pertemuan ilmiah
Nasional/ Internasional
4 Bahan Ajar
5 TTG,Produk/Model/Purwar
u pa/Desain/ Karya seni/
Rekayasa Sosial
: Rp.
: Rp. ...........
Keteranga
Bobo Skor Nilai
n
t
< 25% 2550% 5175% >75%
30
Draf Submitted Accepted Publishe
30
d
Draf
Terdaftar
Sudah
Dilaksanakan
30
Draf
Editing
Sudah Terbit
Draf
Produk
Penerapan
Jumla
h
100
Komentar Penilai:
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
Kota, tanggal-bulan-tahun
Penilai,
Tanda tangan
(Nama Lengkap)
Tanggal
Kegiata
/./ Catatan:
Dokumen Pendukung:
/./ Catatan:
Dokumen Pendukung:
/./ Catatan:
Dokumen Pendukung:
dst
dst
Dan seterusnya
Keterangan: hasil yang dicapai pada setiap kegiatan (foto, grafik, tabel, catatan, dokumen,
data dan sebagainya) dilampirkan (diunggah).
Justifikasi
Pemakaian
Material
Kuantitas
Harga
Satuan
(Rp)
Harga Peralatan
Penunjang (Rp)
Th I
Th 2
Peralatan penunjang 1
Peralatan penunjang 2
Peralatan penunjang 3
..
Peralatan penunjang n
SUB TOTAL (Rp)
2. Bahan Habis Pakai
Material
Justifikasi
Pemakaian
Kuantitas
Harga
Satuan
(Rp)
Material 1
Material 2
Material 3
..
Material n
SUB TOTAL (Rp)
3. Perjalanan
Material
Perjalanan ke
tempat/kota A
Justifikasi
Perjalanan
Kuantitas
Harga
Satuan
(Rp)
survei/sampling/dll .
Perjalanan ke
tempat/kota n
SUB TOTAL (Rp)
BIAYA TOTAL (Rp)
Th 2
Nama
Peralatan/Sarana Tempat
Kegunaan
No
1
2
Nama/NIP/NIDN
Erman Sumirat
Wardhana
Fakultas
Ekonomi
Ekonomi
Bidang
Ilmu
Manajem
Manajem
en
Alokasi waktu
(jam/minggu)
Rincian Tugas
Model Bisnis
Analisis Keuangan
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
S-1
Universitas Padjadjaran
Akuntansi-Ekonomi
Analisis Deplesi pada
Kinerja Keuangan PT
Timah Tbk
Prof. Suripto Samid, SE,
MS, Ak
Djumarma Bede, SE, Msi,
Ak
Syaiful Rahman Soenaria,
SE, MT, Ak
S-2
Monash University
Australia
Banking & Finance
Coursework
S-3
-
Tahun
2014
2013
Judul Penelitian
Renstra BKPM
Studi kelayakan dan model
pembiayaan proyek
infrastruktur dalam bidang
tol,water treatment plant,
waste to energy dalam
Sumber
BKPM
Pusat Litbang
Strategis
Kementrian PU
Jumlah (Rp)
1,5 Milyar
500 juta
2012
2012
2012
2011
2011
2011
2011
PT POS INDONESIA
Standard Operationg
10
2010
11
2010
Restrukturisasi BUMD
Analisis Manajemen Resiko
12
2009
2009
Jawa Barat
Feasibility Study Waste to
13
2009
Project
Financial Feasibility Study
for Ciater Geothermal
PT Angkasa Pura
Persero
600 juta
PT Truba
Manunggal Tbk
Pemprov
Sumatera Selatan
500 juta
APBD Kota
Bandung
LKPP
100 juta
PT Pos Indonesia
700 juta
PT PGN Tbk
600 juta
APBD Kota
Bandung
180 juta
PT Pupuk
Sriwijaya
350 juta
Pemprov Jawa
Barat
150 juta
APBD Kota
Bandung
600 juta
PT Trinergy
Wahana
Sambadha Sakti
200 juta
500 juta
350 juta
Power Plant
Tahun
Sumber
Jumlah
2007-2009
Masyarakat
Tenaga ahli pada Studi Kelayakan
APBD Kota
150 juta
Bandung
Asosiasi Pengelola
100 juta
Karbon Indonesia
Kementrian PU
120 juta
2011-2012
(PLTSa) Gedebage
Kajian Pengelola Karbon Kredit di
2013
Indonesia
Tenaga ahli model pembiayaan
infrastruktur PU
Tenaga ahli prediksi Pajak Daerah
2014
Bappeda Bandung
525 juta
5
6
7
8
Nama Jurnal
The Indonesian
Journal of Business
Administration
The Indonesian
Journal of Business
Administration
Volume/Nomor/Tahun
Vol 1, No 3 2012
The Indonesian
Journal of Business
Administration
Vol 1, No 8 2012
The Indonesian
Journal of Business
Administration
Vol 2, No 7 2013
The Indonesian
Journal of Business
Administration
The Indonesian
Journal of Business
Administration
Vol 2, No 10 2013
The Indonesian
Journal of Business
Administration
The Indonesian
Journal of Business
Administration
Vol 2, No 17 2013
Vol 1, No 7 2012
Vol 2, No 17 2013
Vol 2, No 17 2013
Nama Pertemuan
Ilmiah/Seminar
Konferensi Internasional
Carbon Finance
Seminar Nasional
Seminar
Financial Planner and
2008, UI Jakarta
Seminar Nasional
Wealth Management
Public Private
2009, Jakarta
Konferensi Internasional
Partnership Forum
Creative SME in
2010, Calgary,
3
4
Bandung
Canada
Conference
Konferensi Internasional
Risk Management
International Conference in
model for
Perancis
Microfinance
(ICBEF) 2012
Business in Indonesia
Judul Buku
Tahun
Jumlah
Penerbit
Halaman
1
Dst.
Judul/Tema HKI
Tahun
Jenis
Nomor P/ID
Judul
Estimasi Pajak dan
Tahun
2014
Tempat Penerapan
Pemerintah Kota
Respon Masyarakat
Hasil analisis akan
Bandung
menjadi acuan
Pemkot dalam
menetapkan target
pajak dan retribusi
2011
LKPP, Bapenas
daerah Bandung
K/L/D/I akan
menerapkan eprocurement melalui
2007-
Pemkot kota
LPSE
Hasil analisis akan
2009
Bandung
menjadi acuan
sampah
Pemkot dalam
menerapakan tender
untuk memilih
kontraktor dan
operator PLTSa
Jenis Penghargaan
Piagam Peserta Diklat Pra-Jabatan
Tahun
2006
2008
2009
IMM Program-Universiteit of
2011
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Hibah Pengembangan Kapasitas Riset Dosen Tahun 2016
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
NIP. 1956082519840310
197710282006041002
Yang Menyatakan
Erman Sumirat,
NIP.
A.
1
Jenis Kelamin
Jabatan Fungsional
Dosen
NIP/NIK/Identitas lainnya
198304172014041001
NIDN
derurindika@gmail.com
Nomor Telepon/HP
081573406623
Alamat Kantor
10
Nomor Telepon/Faks
11
12
Identitas Diri
Manajemen Pemasaran
Pengantar Bisnis
Pengantar Manajemen
Perilaku Organisasi
B. Riwayat Pendidikan
Nama Perguruan Tinggi
Tahun Masuk-Lulus
Bidang Ilmu
Judul Skripsi/Tesis/Disertasi
Nama Pembimbing/Promotor
S1
S1
Ekonomi,
Manajemen
Pemasaran
Universitas
Padjadjaran
2001-2006
Manajamen
Analisa Perbandingan
Perceived Quality dan
Pengaruhnya
Terhadap
Profitabilitas
Perusahaan
Dr. R. Arief Helmi,
S.E,M.P
2
3
4
S2
S2
Manajemen
Administrasi Bisnis,
General
Manajegement
SBM ITB
2011-2013
Manajemen
An Experiment Of
Game Promotion And
Selling
Using Twitter
S3
Pendanaan
Sumber
Dinas Pariwisata
Jawa Barat
Jumlah Halaman
Jenis
Penerbit
Nomor P/ID
J. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)
No Jenis Penghargaan
Institusi Pemberi Penghargaan
Tahun
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara
hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak- sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Penelitian Unggulan
Fakultas
Bandung, Maret 2016
Pengusul,