Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN KERJA

( K A K)

KEGIATAN :
PEMBANGUNAN PRASARANA / SARANA INFRASTRUKTUR
SKALA KAWASAN

PEKERJAAN :
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH KOTA BENGKULU
KAWASAN SUNGAI BENGKULU

SUMBER DANA APBN


TAHUN ANGGARAN 2020
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
1. LATAR BELAKANG
Salah satu permasalahan pembangunan di perkotaan adalah munculnya arus
urbanisasi yang semakin deras diakibatkan ketimpangan laju pembangunan di kota
dibandingkan dengan di desa. Hal ini ditunjukkan dengan kondisi sosial demografis di
kawasan kumuh seperti kepadatan penduduk yang tinggi, kondisi lingkungan yang
tidak layak huni dan tidak memenuhi syarat serta minimnya fasilitas umum dan fasilitas
sosial berupa fasilitas pendidikan, kesehatan dan sarana prasarana sosial budaya.
Secara sosiologis permukiman kumuh adalah suatu permukiman yang tidak layak huni
karena tidak memenuhi persyaratan untuk hunian baik secara teknis maupun non
teknis, dengan gambaran dan kesan secara umum tentang masyarakat yang hidup
dengan sikap dan tingkah laku yang rendah dilihat dari standar hidup dan penghasilan
kelas menengah ke bawah. Hal tersebut menjadi interpretasi umum bahwa masyarakat
yang tinggal di kawasan permukiman kumuh adalah pemukim yang tinggal atau
berada didalam suatu lingkungan yang rendah kualitasnya dengan belum terpenuhinya
standar pelayanan minimal manusia untuk hidup dengan layak.
Dilihat dari sisi pemanfaatan ruang permukiman, permukiman kumuh diartikan sebagai
permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat
kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana
yang tidak memenuhi syarat. Penggunaan ruang para permukiman kumuh tersebut
seringkali berada pada suatu ruang yang tidak sesuai dengan fungsi aslinya sehingga
berubah menjadi fungsi permukiman, seperti muncul kantung-kantung permukiman
pada daerah sempadan untuk kebutuhan ruang terbuka hijau atau lahan-lahan yang
tidak sesuai dengan peruntukkannya (squatters). Keadaan demikian yang
menunjukkan bahwa penghuninya kurang mampu untuk membeli dan menyewa rumah
di daerah perkotaan dengan harga lahan/ bangunan yang tinggi, sedangkan lahan
kosong di daerah perkotaan sudah tidak ada. Permukiman tersebut muncul dengan
sarana dan prasarana kurang memadai, kondisi rumah yang kurang baik dengan
kepadatan yang tinggi serta mengancam kondisi kesehatan penghuni. Permasalahan
permukiman kumuh perkotaan sering kali menjadi salah satu isu utama yang cukup
menjadi polemik, sehingga seperti tidak pernah terkejar oleh upaya penanganan yang
dari waktu ke waktu sudah dilakukan. Masalah yang sarat muatan sosial, budaya
ekonomi dan politik dengan serta merta mengancam kawasan-kawasan permukiman
perkotaan yang nyaris menjadi laten dan hampir tak selesai ditangani dalam beberapa
dekade. Secara khusus dampak permukiman kumuh juga akan menimbulkan
paradigma buruk terhadap penyelenggaraan pemerintah, dengan memberikan dampak
citra negatif akan ketidakberdayaan dan ketidakmampuan pemerintah dalam
pengaturan pelayanan kehidupan hidup dan penghidupan warganya. Dilain sisi
dibidang tatanan sosial budaya kemasyarakatan, komunitas yang bermukim di
lingkungan permukiman kumuh secara ekonomi pada umumnya termasuk golongan
masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah, yang seringkali menjadi alasan
penyebab terjadinya degradasi kedisiplinan dan ketidaktertiban dalam berbagai tatanan
social masyarakat.
UU No.1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman mengamanahkan
bahwa Negara bertanggung jawab melindungi segenap bangsa Indonesia melalui
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman agar masyarakat mampu
bertempat tinggal serta menghuni rumah yang layak, terjangkau di dalam lingkungan
yang sehat, aman, harmonis dan berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia. Dalam
mewujudkan fungsi permukiman, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap
permukiman kumuh dilakukan guna meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupan
masyarakat penghuni serta menjaga dan meningkatkan kualitas dan fungsi perumahan
dan permukiman berdasarkan pada kepastian bermukim dan menjamin hak bermukim
menurut ketentuan peraturan dan perundang-undangan.
Adanya kawasan permukiman kumuh merupakan potret belum tersedianya
permukiman yang layak huni bagi masyarakat baik di kota maupun di kawasan
perkotaan. Berdasarkan hasil identifikasi kawasan permukiman kumuh yang telah
dimutakhirkan hingga tahun 2014 oleh Direktorat Pengembangan Permukiman, telah
didapatkan jumlah luasan kawasan permukiman kumuh di Indonesia sebesar 37.407
Ha. Luasan tersebut menjadi baseline data yang telah disepakati antara Pemerintah
dan Pemda untuk ditangani menjadi nol luasan kumuh hingga tahun 2019. Untuk
mencapai tujuan tersebut, diperlukan keterlibatan dan keterpaduan penanganan dari
berbagai pemangku kepentingan termasuk peran serta kelompok swadaya masyarakat.
Sebagaimana amanat dari UU No. 1 tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan
permukiman, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Direktorat
Jenderal Cipta Karya mengemban tugas dan amanah dalam mewujudkan strategi
penanganan dan pengurangan luasan kawasan permukiman kumuh melalui
peningkatan kualitas permukiman yang dapat dilakukan berupa Pemugaran,
Peremajaan, dan/atau melalui Pemukiman kembali sesuai dengan arahan tata ruang
dan syarat-prasyarat hunian permukiman yang layak yang bertujuan agar:
1. Percepatan penanganan permukiman kumuh perkotaan secara menyeluruh dan
tuntas bagi kawasan kumuh perkotaaan yang telah disepakati dalam SK Kumuh
Bupati dan Walikota.
2. Terwujudnya rencana dan strategi penanganan melalui pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh.
3. Keterpaduan program/kegiatan dalam penyelesaian permasalahan permukiman
kumuh perkotaan melalui semua peran sektor ke-Cipta Karya-an
4. Meningkatkan kesadaran, pemahaman dan komitmen bersama tentang tugas dan
wewenang masing-masing pemangku kepentingan dalam upaya melakukan
pengurangan luasan kawasan permukiman kumuh perkotaan.
5. Perkuatan pemerintah kabupaten/kota melalui pelibatan aktif dalam proses
penanganan permukiman kumuh guna mewujudkan permukiman yang layak huni
bagi masyarakat.
6. Peningkatan kapasitas bagi komunitas permukiman kumuh (kelompok masyarakat
KSM/CBO’s/BKM) untuk dapat lebih terlibat dan memampukan diri dalam menangani
permukiman kumuh di lingkungannya melalui pola aksi partisipatif (community
action plan/CAP).
Keberlanjutan penanganan kawasan kumuh perkotaan yang dapat diselenggarakan
sendiri oleh kelompok swadaya masyarakat bersama dengan pemerintah
kabupaten/kota setempat baik dalam skala lingkungan/kawasan dan skala kota.
Sehingga pada tahun 2020 ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Cipta Karya melalui Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana
Permukiman Provinsi Bengkulu melakukan kegiatan bantuan fisik konstruksi untuk
penanganan Kawasan Kota Tuo Kota Bengkulu. Oleh karena itu dalam rangka untuk
menjaga mutu dan kualitas pelaksanaan pekerjaan fisik (konstruksi) di daerah kawasan
tersebut diperlukannya Pekerjaan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Kota Bengkulu Kawasan Sungai Bengkulu.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kota Bengkulu Kawasan
Sungai Bengkulu yaitu pembangunan konstruksi fisik pedistrian dan drainase serta
pendukung lainnya.
Tujuan Kegiatan ini untuk melakukan pembangunan kontruksi fisik pedistrian dan
drainase serta bangunan pendukung lainnya sesuai dengan speksifikasi teknis dan
secara kuantitas maupun kualitas dapat dipertanggung-jawabkan kemudian dihibahkan
kepada Pemerintah Daerah Kota Bengkulu sehingga kemampuan Pemerintah Daerah
dalam menyelenggarakan pelayanan sektor pengembangan kawasan permukiman
kumuh perkotaan yang layak, aman, nyaman dan sehat terhadap masyarakat dapat
meningkat.

3. SASARAN
Kegiatan fisik yang berjalan (fase konstruksi) diharapkan sesuai peraturan dan kontrak
kerja yang sudah ditetapkan guna mendukung terciptanya mutu bangunan sesuai
dengan spesifikasi teknis serta memberikan manfaat bagi masyarakat dikawasan
tersebut.

4. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA


Nama dan Organisasi Pengguna Jasa yaitu Pejabat Pembuat Komitmen Pada Satuan
Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman Provinsi Bengkulu Direktorat Pengembangan
Kawasan Permukiman Direktorat Jendral Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Tahun Anggaran 2020.

5. SUMBER PENDANAAN
Pagu anggaran untuk pelaksanaan kegiatan ini adalah sebesar
Rp. 12.847.695.338,28,- (Dua Belas Milyar Delapan Ratus Empat Puluh
Tujuh Juta Enam Ratus Sembilan Puluh Lima Ribu Tiga Ratus Tiga Puluh
Delapan Rupiah Koma Dua Puluh Delapan) termasuk PPN, sumber dana APBN
Murni DIPA Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman Provinsi Bengkulu Tahun
Anggaran 2020.

6. STANDAR UMUM
Standar-standar yang terpakai yang menjadi acuan, tercantum dibawah ini :
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 28/PRT/M/2016
tentang Analisa Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum
• Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 40/SE/DC/2016
tentang Pedoman Umum Program Kota Tanpa Kumuh
• Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional No. 8 Tahun 2014
tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa
Konstruksi No. 4 Tahun 2011 tentang Tata Cara Registrasi Ulang, Perpanjangan
Masa Berlaku dan Permohonan Baru Sertifikasi Tenaga Kerja Ahli Konstruksi
• Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 Tentang Jasa Konstruksi
• Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional No. 5 Tahun 2013
tentang Perubahan Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional
No. 05 Tahun 2011 tentang Tata Cara Registrasi Ulang, Perpanjangan Masa Berlaku
dan Permohonan Baru Sertifikasi Tenaga Kerja Terampil Konstruksi
• Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 06/SE/M/2010 tentang Petunjuk
Teknis Pemberian Bantuan Tenaga Pengelola Teknis Kementerian Pekerjaan
Umum dalam rangka Penyelenggaraan Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 43/PRT/M/2007 tentang Standard dan
Pedoman Pengadaan Jasa konstruksi

7. LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DATA DAN FASILITAS PENUNJANG


a. Lingkup Kegiatan
1) Pekerjaan konstruksi fisik yang dilakukan oleh penyedia jasa, meliputi
pelaksanaan konstruksi Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Kota Bengkulu Kawasan Sungai Bengkulu.
2) Jenis pekerjaan konstruksi fisik yang dapat dilakukan pada lokasi ini antara
lain :
A. KLASIFIKASI PEKERJAAN BIDANG BINA MARGA
1. DIVISI 1. UMUM
2. DIVISI 2. DRAINASE U-DICTH dan BOX CULVERT
3. DIVISI 7. STRUKTUR BOR PILE

B. KLASIFIKASI PEKERJAAN BIDANG CIPTA KARYA


1. DIVISI 2 PEKERJAAN TANAH
2. DIVISI 3 PEKERJAAN PONDASI
3. DIVISI 4.1 PEKERJAAN BESI & BETON
4. DIVISI 4.4 PEKERJAAN PASANGAN
5. DIVISI 4.5 PEKERJAAN ATAP
6. DIVISI 4.6 PEKERJAAN KUSEN DAN KACA
7. DIVISI 4.7 PEKERJAAN PENGECATAN
8. DIVISI 5 PEKERJAAN AIR KOTOR AIR BERSIH
9. DIVISI 8 PEKERJAAN ELEKTRIKAL
10. DIVISI 9 PEKERJAAN LAIN-LAIN

b. Lokasi Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan pada site terletak di Kelurahan Pasar Bengkulu
Kecamatan Sungai Serut Kota Bengkulu Provinsi Bengkulu.

c. Data dan Fasilitas Penunjang


Kelengkapan data dan fasilitas penunjang administrasi terkait dengan kesiapan
lokasi dan peralatan disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.

8. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Secara keseluruhan pada Pekerjaan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Kota Bengkulu Kawasan Sungai Bengkulu, jangka waktu pelaksanaannya adalah
240 (Dua Ratus Empat Puluh) hari kalender, terhitung sejak diterimanya Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK). Pembagian pelaksanaan pekerjaan disesuaikan dengan
metode dan pembagian wilayah kerja per kelurahan.

9. TENAGA PELAKSANA KEGIATAN / PERSONIL

Total Work In Similar Works


Experience Experience
Position/
No. (years)/ Total (years)/
Posisi
Pengalaman Kerja Dalam Pengalaman
(tahun) Sejenis (tahun)
1 Project Manager (S1 Teknik Sipil) 1 5 5
Orang
2 Tenaga Ahli Struktur (S1 Teknik 5 5
Sipil)1 Orang
3 Tenaga Ahli Arsitektur (S1 Arsitektur) 5 5
1 Orang
4 Ahli Teknik Sanitasi & Limbah (S1 5 5
Teknik Lingkungan) 1 Orang
5 Tenaga Ahli Teknik Tenaga Listrik (S1 3 3
Teknik Elektro) 1 Orang
6 1 Orang Ahli K3 (S1 Semua Jurusan) 3 3
10. PERALATAN
Peralatan minimum yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah sebagai
berikut :
Equipment Type and Minimum Number
Characteristics/ required/ Amount/ Ownership /
No.
Tipe dan Karakteristik Jumlah Minimal Jumlah Kepemilikan
Peralatan yang Dibutuhkan
1 Exavator 80-140 HP 0,8 m3 1 Unit Milik / Sewa Beli /
Sewa
2 Concrete Mixer 0.6 m3 4 Unit Milik / Sewa Beli /
Sewa
3 Genset 500 KVA 1 Unit Milik / Sewa Beli /
Sewa
4 Dump Truck 3,5 Ton 2 Unit Milik / Sewa Beli /
Sewa
5 Tronton 30 Ton 1 Unit Milik / Sewa Beli /
Sewa
6 Takel, Katrol Chain uk 8" Beban Max 5 2 Unit Milik / Sewa Beli /
Block ton Sewa
7 Stamper 40Vm/s 2 Unit Milik / Sewa Beli /
Sewa
8 Pedestrian Roller 0,8 Ton 1 Unit Milik / Sewa Beli /
Sewa
9 Water Tanker 3000-4500Lt 2 Unit Milik / Sewa Beli /
Sewa

11. FAKTOR RESIKO K3 :


Pelaksanaan kegiatan ini mempunyai faktor resiko Sedang.

12. LAIN - LAIN


• Kerangka Acuan Kegiatan ini dibuat serinci mungkin, namun demikian apabila ada
hal-hal yang berkembang setelah pada saat pembahasan, maka hal demikian
sudah menjadi tanggung jawab kontraktor untuk mengantisipasinya dan sejauh
tidak menambah alokasi dana yang tersedia serta mengatasi kondisi pekerjaan
dan lingkungan lokasi pekerjaan.
• Dalam pelaksanaan pekerjaan ini kontraktor sepenuhnya bertanggung jawab
secara kualitas dan kuantitas sesuai dengan RAB dan gambar pelaksanaan kepada
Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman Provinsi Bengkulu.
• Kontraktor wajib membuat dan melaporkan progres Harian, Mingguan dan
Bulanan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
• Syarat pengambilan Termyn, Kontraktor diharuskan melengkapi laporan progres
dan dokumentasi yang sudah disetujui Konsultan dan Pelaksana Teknis.
• Kontrkator wajib menyerahkan dokumen administrasi kontrak (laporan harian,
mingguan, bulanan, back up data, laporan mutu, laporan K3 sesuai dengan RK3K
pelaksanaan, asbuilt drawing, buku direksi, dokumentasi, dan melampirkan
addendum kontrak atau CCO (bila ada) serta softcopy dalam bentuk CD).
• Sebelum penyerahan pertama, Kontraktor wajib meneliti semua bagian pekerjaan
yang belum sempurna, dan harus diperbaiki.
• Selama pemeliharaan, pemborong wajib merawat, mengamankan, dan
memperbaiki segala cacat yang timbul sehingga sebelum penyerahan kedua
dilaksanakan pekerjaan benar-benar telah sempurna.

Bengkulu, ….. Juni 2020

PPK Pengembangan Kawasan Permukiman


Provinsi Bengkulu
Satker Pelaksanaan Prasarana Permukiman
Provinsi Bengkulu

ALTO BELLY, ST
NIP. 19860714 201101 1 002

Anda mungkin juga menyukai