Anda di halaman 1dari 46

Buku Panduan

PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 0
DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN KAWASAN Buku Panduan
KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT
Jl. Raden Patah I No.1, Kebayoran Baru, Ja karta Selatan

Kata Pengantar
Pesatnya pertumbuhan penduduk, terutama di perkotaan, yang umumnya berasal dari
urbanisasi, tidak selalu dapat diimbangi oleh kemampuan pelayanan kota sehingga telah
berakibat pada semakin meluasnya lingkungan permukiman kumuh. Pertumbuhan
lingkungan permukiman kumuh secara nasional cukup signifikan yaitu sekitar 1,37% per
tahun (BPS) dan diperkirakan, secara total, luas permukiman kumuh pada tahun 2025
akan mencapai 71.860 ha. Untuk itu, perlu upaya penanganan secara terkoordinasi antar
sektor melalui integrasi lingkungan permukiman kumuh terhadap sistem kegiatan kota
dengan pelaksanaan berbasis kawasan sehingga penanganan dapat berkelanjutan, serta
pada gilirannya akan dapat mewujudkan lingkungan perumahan dan permukiman yang
layak huni, sehat, aman, serasi dan teratur.
Sehubungan dengan hal di atas, Kementerian Perumahan Rakyat telah melaksanakan
kegiatan Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis
Kawasan (PLP2K-BK) mulai TA 2010 bekerjasama dengan pemerintah provinsi dan
kabupaten/kota serta melibatkan masyarakat sebagai pelaku utama. Untuk itu, telah
disusun Buku Panduan PLP2K-BK yang dapat digunakan sebagai acuan bagi seluruh
pihak. Buku Panduan ini terutama berisikan penjelasan mengenai tahapan pelaksanaan
kegiatan, kriteria lokasi yang ditangani, serta jadwal pelaksanaan, yang dapat juga
diakses melalui situs www.kemenpera.go.id.
Pada kesempatan ini, tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak
atas dukungan yang telah diberikan, sehingga Buku Panduan PLP2K-BK TA 2012 ini
dapat tersusun dan disajikan.
Besar harapan kami, Buku Panduan PLP2K-BK TA 2012 ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pihak yang memerlukan.

Jakarta, Oktober 2011

Deputi Bidang Pengembangan


Kawasan

Dr. Hazaddin TS

1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Jumlah penduduk perkotaan saat ini sudah mencapai lebih dari 50% dari total penduduk
Indonesia. Pesatnya perkembangan penduduk perkotaan tersebut, yang umumnya
berasal dari urbanisasi tidak selalu dapat diimbangi oleh kemampuan pelayanan kota
sehingga telah berakibat pada semakin meluasnya perumahan dan permukiman kumuh.
Kondisi ini dapat ditunjukkan melalui fakta bahwa luas perumahan dan permukiman
kumuh pada tahun 2004 yang tadinya sebesar 54.000 ha telah berkembang menjadi
PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 1
Buku Panduan

sebesar 59.000 ha pada tahun 2009. Bahkan diperkirakan apabila tidak dilakukan
penanganan maka luas perumahan dan permukiman kumuh akan tumbuh menjadi
71.860 ha pada tahun 2025 dengan pertumbuhan 1,37% pertahun.
Meluasnya perumahan dan permukiman kumuh di perkotaan telah menimbulkan dampak
pada peningkatan frekuensi bencana kebakaran dan
banjir, meningkatnya potensi kerawanan dan konflik
sosial, menurunnya tingkat kesehatan masyarakat,
menurunnya kualitas pelayanan prasarana dan sarana
permukiman, dan lain sebagainya. Perumahan dan
permukiman kumuh yang cenderung meluas ini perlu
segera ditangani, sehingga diharapkan terwujud suatu
lingkungan perumahan dan permukiman yang layak huni
dalam suatu lingkungan yang sehat, aman, serasi dan teratur.
Pada Sidang Umum PBB, yang diselenggarakan tahun 2000 tercapai kesepakatan tujuan
pembangunan global yang tertuang dalam Millenium Development Goals (MDGs). Salah
satu targetnya adalah peningkatan kualitas hidup 100 juta masyarakat dunia di
perumahan dan permukiman kumuh pada tahun 2020. Selanjutnya, Kongres Perumahan
dan Permukiman II yang dilaksanakan pada tanggal 18-19 Mei 2009 yang lalu juga
menargetkan tercapainya kota tanpa permukiman kumuh tahun 2025 dalam Agenda
Menyongsong Era Baru Perumahan dan Permukiman Indonesia.
Sejak TA 2004-2009, Kementerian Perumahan Rakyat telah melaksanakan beberapa
program dan kegiatan untuk meningkatkan kualitas lingkungan perumahan terutama bagi
Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Kegiatan tersebut antara lain adalah
Bantuan Stimulan Pembangunan Perumahan Swadaya (BSP2S) dan Peningkatan
Kualitas Perumahan (PKP), Pembangunan Rusunawa dan Rusunami, Bantuan Stimulan
Prasarana Sarana dan Utilitas (PSU) Perumahan dan Permukiman dan Penyaluran
KPRS/KPRS Mikro Bersubsidi. Program-program penanganan tesebut sangat perlu untuk
disinerjikan dan diintegrasikan dalam skenario pengembangan kawasan. Dalam hal ini,
dibutuhkan penanganan yang bersifat multisektoral dan berkelanjutan dengan
menekankan pada Pendekatan Tridaya (pembangunan manusia, lingkungan dan
ekonomi), pengembangan prasarana dan sarana yang memadai, mengintegrasikan
seluruh kondisi dan aktivitas di perumahan dan permukiman kumuh dengan kegiatan
kota, mendorong peran pemerintah daerah dan masyarakat sebagai pelaku utama
penanganan lingkungan perumahan dan permukiman kumuh.
Sehubungan dengan hal tersebut, Kementerian Perumahan Rakyat pada Tahun
Anggaran 2010 mulai melaksanakan program Penanganan Lingkungan Perumahan dan
Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan (PLP2K-BK). Karakteristik PLP2K-BK tersebut
antara lain: 1) mengembangkan kawasan perumahan dan permukiman terintegrasi
dengan tata ruang dan sistem kota, 2) menggunakan Pendekatan Tridaya (manusia,
lingkungan dan ekonomi), 3) melengkapi kebutuhan PSU agar terpenuhi lingkungan
perrmukiman yang layak, dan 4) mengintegrasikan pendekatan sektor dan pelaku
lainnya.
1.2. Maksud
Maksud program PLP2K-BK adalah untuk mendorong terwujudnya lingkungan
perumahan dan permukiman yang layak melalui efektivitas dan efesiensi perencanaan
dan penanganan serta sinergi tindak antara pemerintah pusat, pemerintah daerah,
masyarakat dan stakeholder lainnya dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.

1.3. Tujuan
Tujuan program PLP2K-BK adalah:
1. Mengupayakan berkurangnya luas perumahan dan permukiman kumuh secara
konsisten dan berkelanjutan;

PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 2
Buku Panduan

2. Meningkatkan efektivitas penanganan perumahan dan permukiman kumuh secara


terkoordinasi dan berkelanjutan;
3. Mendorong terwujudnya lingkungan perumahan dan permukiman yang terintegrasi
dengan rencana tata ruang wilayah dan dilaksanakan berdasarkan pendekatan
tridaya (manusia, lingkungan dan ekonomi);
4. Mengintegrasikan pendekatan sektor dan stakeholder lainnya;
5. Mendorong terpenuhinya kebutuhan PSU secara memadai.

1.4. Sasaran
Sasaran kegiatan PLP2K-BK antara lain:
1. Teridentifikasinya karakteristik lingkungan perumahan dan permukiman kumuh
berdasarkan tipologi penanganan;
2. Terdeliniasinya kawasan perumahan dan permukiman kumuh yang akan ditangani
dengan pendekatan berbasis kawasan;
3. Teridentifikasinya dan tertingkatkannya kerjasama dan koordinasi antara pihakpihak
yang terkait dengan upaya penanganan lingkungan perumahan dan permukiman
kumuh berwawasan lingkungan secara berkelanjutan;
4. Terlaksananya upaya peningkatan kualitas lingkungan perumahan dan permukiman
kumuh yang efektif, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan;
5. Terwujudnya peningkatan kualitas lingkungan perumahan dan permukiman kumuh
dan perilaku peningkatan hidup sehat masyarakat;
6. Terwujudnya kemandirian masyarakat dalam pengelolaan lingkungan perumahan dan
permukiman yang sehat, aman, serasi, teratur, harmonis dan berkelanjutan.

2. Dasar Hukum
Peraturan perundang-undangan yang mendasari kegiatan PLP2K-BK meliputi:
1. UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang;
2. UU No. 27/2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil;
3. UU No. 1/2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;
4. PP No. 38/2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kota/Kabupaten;
5. Permenpera No.22/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan
Rakyat;
6. Beberapa Permenpera lainnya yang terkait dengan penanganan lingkungan
perumahan dan kawasan permukiman.

3. Objek Penanganan
Objek PLP2K-BK adalah lingkungan perumahan dan permukiman kumuh, bukan
merupakan perumahan dan permukiman liar (squatter). Lingkungan perumahan dan
permukiman yang sesuai dengan peruntukkannya sebagai perumahan dalam rencana
tata ruang kota/kabupaten setempat. Berikut ini pengertian dari perumahan dan
permukiman kumuh serta perumahan dan permukiman liar (squatter).

1. Kumuh, merupakan
lingkungan
permukiman yang
PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 3
Buku Panduan

telah mengalami penurunan kualitas secara fisik, ekonomi,


dan budaya, dan lokasinya sesuai dengan rencana tata
ruang wilayah Kota/Kabupaten.

2. Squatter, merupakan
permukiman liar yang
tidak sesuai dengan
rencana tata ruang
wilayah
Kota/Kabupaten, dan
menghuni suatu lahan
yang bukan
miliknya/haknya atau
tanpa izin dari pemiliknya.

Program PLP2K-BK yang dilaksanakan oleh Kementerian Perumahan Rakyat sementara


diprioritaskan pada lingkungan permukiman KUMUH. Penanganan terhadap SQUATTER
dapat dilakukan setelah pemerintah kota/kabupaten melaksanakan pemutihan yang
dilengkapi dengan rencana penanganan yang komprehensif.

4. Prinsip PLP2K – BK

PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 4
Buku Panduan

Penanganan berbasis kawasan dalam penanganan kumuh pada prinsipnya adalah suatu
upaya untuk menata dan meningkatkan kualitas lingkungan perumahan dan permukiman
kumuh secara berkelanjutan melalui perbaikan dan pembangunan perumahan serta
penyediaan PSU yang mamadai untuk mendukung penghidupan dan kehidupan
lingkungan menjadi layak dan produktif, yang keseluruhannya disusun berdasarkan
kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah yang mengintegrasikan konsep
penanganannya dengan potensi kegiatan kota disekitarnya. Rencana penanganan
berbasis kawasan terhadap lingkungan perumahan dan permukiman kumuh selanjutnya
disebut dengan Rencana Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh
Berbasis Kawasan (PLP2K-BK).

5. Lingkup Penanganan
Sesuai dengan UU No. 1/2011, lingkup penanganan lingkungan permukiman kumuh
mencakup hal-hal berikut di bawah ini.

1. Pem ugar an
Secara konseptual, implementasi prinsip pemugaran meliputi 1) Revitalisasi, 2)
Rehabilitasi, 3) Renovasi, 4) Rekonstruksi, dan 5) Preservasi.
1) Revitalisasi adalah upaya menghidupkan kembali suatu kawasan mati, yang
pada masa silam pernah hidup, atau mengendalikan dan mengembangkan
kawasan untuk menemukan kembali potensi yang dimiliki atau pernah dimiliki
atau seharusnya dimiliki oleh sebuah kota.
2) Rehabilitasi merupakan upaya mengembalikan kondisi komponen fisik
lingkungan permukiman yang mengalami degradasi.
3) Renovasi melakukan perubahan sebagian atau beberapa bagian dari komponen
pembentukan lingkungan permukiman.
4) Rekonstruksi merupakan upaya mengembalikan suatu lingkungan permukiman
sedekat mungkin dari asalnya yang diketahui, dengan menggunakan komponen-
komponen baru maupun lama.
5) Preservasi merupakan upaya mempertahankan suatu lingkungan permukiman
dari penurunan kualitas atau kerusakan. Penanganan ini bertujuan untuk
memelihara komponen yang berfungsi baik dan mencegah dari proses
penyusutan dini (kerusakan), misalnya dengan menggunakan instrumen: Ijin
Mendirikan Bangunan (IMB). Ketentuan atau pengaturan tentang: Koefesien
Lantai Bangunan, Koefesien Dasar Bangunan, Garis Sempadan Bangunan,
Garis Sempadan Jalan, Garis Sempadan Sungai, dan lain sebagainya.

2 . Per em aj aan
Peremajaan adalah upaya pembongkaran sebagian atau keseluruhan lingkungan
perumahan dan permukiman dan kemudian di tempat yang sama dibangun
prasarana dan sarana lingkungan perumahan dan permukiman baru yang lebih layak
dan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah. Tujuan utama dari kegiatan ini
adalah untuk meningkatkan nilai pemanfaatan lahan yang optimal sesuai dengan
potensi lahannya. Di samping itu, diharapkan mampu memberikan nilai tambah
secara ekonomis dan memberi vitalitas baru dari lahan permukiman yang
diremajakan. Pada umumnya, peremajaan ini memberikan konsekuensi bentuk
PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 5
Buku Panduan

teknis penanganan seperti halnya: land consolidation, land re-adjustment dan land
sharing.

3 . Pen gel ol aan dan Per m uk i m an K em bal i


Pengelolaan adalah upaya-upaya untuk mempertahankan, mengendalikan atau
mengurangi dampak negatif yang timbul, serta meningkatkan dampak positif yang
timbul terhadap lingkungan hunian. Sedangkan permukiman kembali dimaksudkan
untuk mewujudkan kondisi rumah, perumahan dan kawasan permukiman yang lebih
baik guna melindungi keselamatan dan keamanan masyarakat dengan
memindahkan lokasi hunian sesuai dengan rencana tata ruang wilayah.

Pada Tahun Anggaran 2012 ini, lingkup penanganan program PLP2K-BK difokuskan
pada pemugaran.

6. Komponen Kegiatan Utama


1. Penetapan dan Pelatihan Tenaga Penggerak Masyarakat (TPM)
Pemilihan Tenaga Penggerak Masyarakat (TPM) dilakukan oleh masyarakat
setempat. TPM berasal dari masyarakat yang dipercaya dan dicintai oleh masyarakat,
berdedikasi tinggi, bisa berkomunikasi dengan baik, dan punya kemauan serta
pekerja keras. Penetapan TPM pada setiap lokasi yang ditangani dilakukan oleh
pemerintah Kota/Kabupaten terkait berdasarkan kesepakatan dengan masyarakat
setempat. Jumlah TPM bisa disesuaikan dengan besaran wilayah dan jumlah
masyarakat yang didampingi. Pelatihan TPM dan sepanjang pelaksanaan PLP2K-BK
2012 akan difasilitasi oleh Konsultan Pelaksana.
Selama masa kegiatan PLP2K-BK, TPM akan bertanggung jawab dalam
menggerakkan dan memberdayakan masyarakat agar dapat mendukung proses
penanganan permukiman kumuh di lokasi tempat tinggal mereka, baik pada tahap
perencanaan dan pemrograman, pelaksanaan, maupun tahap monitoring dan
evaluasi. Untuk itu, TPM antara lain akan bertanggung jawab dalam hal i) membantu
mensosialisasikan kegiatan PLP2K-BK kepada masyarakat, ii) membentuk Kelompok
Swadaya Masyarakat (KSM), iii) bersama-sama dengan masyarakat, melaksanakan
Survey Kampung Sendiri (SKS) dan rembug warga, iv) membantu masyarakat dalam
penyusunan CAP (Community Action Plan), v) mendukung dan mendampingi
masyarakat dalam pelaksanaan penanganan lingkungan permukiman mereka sesuai
dengan arahan dan rekomendasi rencana PLP2K-BK dan CAP, dll sesuai dengan
kebutuhan di masing-masing lokasi.
Selama masa tugasnya, TPM akan bertanggung jawab terhadap Tim Koordinasi
Tingkat Kota/Kabupaten. Panduan Pembentukan dan Lingkup Kerja Tenaga
Penggerak Masyarakat (TPM) disajikan terpisah.

2. Penyusunan Rencana Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman


Kumuh Berbasis Kawasan (PLP2K-BK)
Rencana PLP2K-BK, sebagai dokumen perencanaan penanganan lingkungan
permukiman kumuh, merupakan rencana rinci yang bersifat mikro-operasional jangka
pendek, dengan skala ketelitian 1:2.000.
Sebuah dokumen Rencana PLP2K-BK harus memuat antara lain mengenai 1)
Identifikasi daya dukung lingkungan pengembangan kawasan, 2) Pendataan
perumahan dan lingkungannya, khususnya yang mengalami kerusakan, 3) Rencana
pengembangan kelembagaan sosial kemasyarakatan, 4) Rencana Struktur dan Pola

PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 6
Buku Panduan

Tata Ruang Kawasan, 5) Rencana rinci program, lokasi, target dan sasaran yang
akan dicapai oleh masing masing sektor terkait dalam mendukung pengembangan
kawasan, 6) Indikasi tipe dan jumlah rumah yang akan dikembangkan, 7) Rincian
rencana pembiayaan dan sumber pendanaannya serta pola-pola kredit yang akan
dikembangkan, 8) Mekanisme keterpaduan pelaksanaan pengembangan kawasan
dan keterpaduan dalam penyediaan sarana dan prasarananya, 9) Mekanisme
pemantauan, pengawasan dan pengendalian program dan kegiatan oleh seluruh
pelaku pembangunan perumahan dan permukiman, 10) Rencana pengembangan
kawasan-kawasan produksi, 11) Rencana rinci penyediaan lahan untuk
pengembangan kawasan perumahan dan permukiman, 12) Rencana pembangunan
fisik (Detail Engineering Design) pada wilayah-wilayah prioritas di dalam kawasan,
13) Rencana kegiatan rinci kedeputian di lingkungan Kemenpera serta instansi
lainnya dalam 10 (sepuluh) tahun ke depan.
Tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam penyusunan Rencana PLP2K-BK
ini antara lain adalah:
1. Persiapan pelaksanaan kegiatan penyusunan Rencana Penanganan Lingkungan
Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan (PLP2K-BK), yang terdiri
dari:
a. Pembentukan anggota tim pelaksana, yang terdiri dari Tenaga Ahli dan Tim
Teknis
b. Penyusunan jadwal pelaksanaan pekerjaan dan penanggung jawab
masingmasing kegiatan
c. Identifikasi stakeholder yang terlibat dalam Penanganan Lingkungan
Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan (PLP2K-BK)
2. Pengumpulan data-data sekunder untuk mendukung pelaksanaan survey maupun
kegiatan-kegiatan lanjutannya
3. Pelaksanaan survey dan pengumpulan data dan informasi yang relevan dengan
pelaksanaan kegiatan penyusunan Rencana Penanganan Lingkungan
Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan (PLP2K-BK). Identifikasi
terutama akan dilakukan terhadap:
a. Identifikasi batasan luas dan besaran unit lingkungan perumahan dan
permukiman kumuh yang akan ditangani, yang dilanjutkan dengan
pengukuran terhadap keseluruhan area penanganan dengan kedalaman peta
1:2.000 untuk menghasilkan peta dasar yang menjadi landasan perencanaan;
b. Identifikasi daya dukung lingkungan perumahan dan permukiman kumuh
beserta kawasan yang menaunginya;
c. Identifikasi kegiatan-kegiatan pokok di dalam lingkungan perumahan dan
permukiman kumuh maupun kegiatan-kegiatan pokok pada kawasan yang
menaunginya;
d. Identifikasi potensi, masalah, dan peluang penanganan kawasan yang lebih
luas serta potensi, masalah, dan peluang lingkungan perumahan dan
permukiman kumuh;
e. Identifikasi jenis stimulan fisik dan non-fisik yang dapat dibangun atau
dilaksanakan dalam penanganan lingkungan perumahan dan permukiman
kumuh berbasis kawasan, beserta penentuan pihak yang bertanggungjawab
dalam pelaksanaannya;
f. Identifikasi bentuk keterlibatan atau tindak lanjut penanganan yang dapat
dilaksanakan oleh Deputi Perumahan Formal dan Deputi Perumahan

PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 7
Buku Panduan

Swadaya Kementerian Perumahan Rakyat serta Departemen Pekerjaan


Umum.
4. Pelaksanaan serangkaian kegiatan analisis, berdasarkan hasil identifikasi dan
kajian terhadap data sekunder. Analisis yang dilakukan terutam akan mencakup:
a. Analisis kedudukan dan peran lokasi dalam sistem tata ruang kota/kabupaten
(analisis terhadap struktur tata ruang);
b. Analisis mengenai karakteristik lokasi lingkungan perumahan dan permukiman
kumuh;
c. Analisis kependudukan, kondisi topografi, geografi, dan daya dukung
lingkungan perumahan dan permukiman kumuh;
d. Analisis mengenai karakteristik kawasan yang menaungi lingkungan
perumahan dan permukiman kumuh secara lebih luas;
e. Analisis potensi, peluang, dan permasalahan pengembangan lokasi
lingkungan perumahan dan permukiman kumuh;
f. Analisis proyeksi kebutuhan pengembangan lokasi berdasarkan analisis
potensi, peluang, dan permasalahan seperti yang diutarakan dalam poin (e);
g. Analisis makro (analisis eksternal) untuk mengidentifikasi potensi dan peluang
kawasan yang dapat dimanfaatkan oleh lingkungan perumahan dan
permukiman yang ditangani. Pada tahap ini, perlu ditangkap sejumlah potensi
kawasan yang menaungi lingkungan perumahan dan permukiman yang
memiliki peluang untuk dapat dikembangkan di lingkungan perumahan dan
permukiman, khususnya potensi-potensi strategis yang terkait dengan peluang
pengembangan ekonomi masyarakat;
h. Analisis mikro (analisis internal) untuk mengidentifikasi potensi dan
permasalahan ekonomi, sosial, lingkungan, dan prasarana di dalam lokasi
lingkungan perumahan dan permukiman kumuh. Potensi dan permasalahan
yang diidentifikasi tersebut juga merupakan potensi dan permasalahan
lingkungan perumahan dan permukiman terkait kesiapannya untuk
menangkap peluang potensi kawasan di sekitarnya seperti yang disampaikan
pada poin (e);
i. Analisis potensi dan peluang transformasi pengembangan masyarakat menuju
perbaikan lingkungan melalui pemberdayaan masyarakat;
j. Analisis potensi dan peluang keterlibatan stakeholder;
k. Analisis penanganan yang berkelanjutan dengan menekankan pada
pendekatan tridaya, yaitu adanya keberlanjutan lingkungan, sosial, dan
ekonomi;
l. Analisis potensi dan peluang pembiayaan, seperti melalui identifikasi
affordability index dan analisis peluang pelaksanaan housing queue dan
contractual housing scheme.
5. Penyusunan arahan makro berdasarkan hasil kajian dan analisis yang telah
dilakukan pada tahap sebelumnya. Arahan makro ini selanjutnya disinergikan
dengan rumusan aspirasi masyarakat setempat, yang secara paralel disusun oleh
TPM bersama dengan masyarakat untuk menghasilkan CAP.
6. Penyusunan dokumen Rencana Penanganan Lingkungan Perumahan dan
Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan (PLP2K-BK). Dokumen rencana ini harus
juga mengakomodasi hasil CAP, dan akan terdiri dari beberapa rencana sebagai
berikut:
a. Rencana pengembangan prasarana, sarana, dan utilitas (PSU) terpilih yang
berskala kawasan serta pembangunan rumah bagi lingkungan perumahan dan

PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 8
Buku Panduan

permukiman kumuh sebagai pemicu tumbuhnya kegiatan sosial dan ekonomi


masyarakat penghuni permukiman kumuh yang ditangani;
b. Rencana dan strategi sosial kemasyarakatan (termasuk kelembagaan) dalam
mendukung penanganan lingkungan perumahan dan permukiman kumuh
yang mengatur pelaksanaan sampai dengan tingkat kecamatan atau
kelurahan/desa, dimana di dalamnya juga terdapat rincian tugas dan tanggung
jawab masing-masing stakeholder;
c. Rencana struktur dan pola tata ruang di dalam kawasan perumahan dan
permukiman yang ditata;
d. Rencana rinci pengelolaan lahan bagi lingkungan perumahan dan
permukiman kumuh yang akan ditangani;
e. Rencana pengembangan kawasan-kawasan produksi pendukung kawasan
perumahan dan permukiman agar terwujud keberlanjutan pengembangan
kawasan;
f. Rencana rinci indikasi program penanganan berbasis kawasan, lokasi, target,
dan sasaran yang akan dicapai oleh masing masing sektor terkait;
g. Rincian rencana tahapan pembiayaan dan sumber pendanaannya;
h. Rencana Penataan Lingkungan (RPL) dan Rencana Pengelolaan Lingkungan
(RKL);
i. Mekanisme keterpaduan antara lingkungan perumahan dan permukiman yang
akan ditangani dengan kawasan yang menaunginya serta kawasan di
sekitarnya maupun keterpaduan dalam penyediaan prasarana, sarana, dan
utilitas (PSU);
j. Mekanisme pemantauan, pengawasan, dan pengendalian program dan
kegiatan oleh seluruh pelaku pembangunan perumahan dan permukiman;
k. Bentuk koordinasi dengan pemerintah daerah/stakeholders terkait melalui
kegiatan observasi lapangan, pendataan, rapat, penyelenggaraan Focus
Group Discussion (FGD), dan diskusi; baik dalam kerangka kesepakatan
maupun sosialisasi;
l. Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan.
Kegiatan Penyusunan Rencana Penanganan Lingkungan Perumahan dan
Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan (PLP2K-BK) ini merupakan kegiatan
kontraktual. Untuk itu, sebelumnya akan dilakukan proses lelang untuk menetapkan
Konsultan Penyedia Jasa yang sekaligus akan menjadi Konsultan Pendamping
Masyarakat melalui kerjasama dengan BKM.

3. Penyusunan Rencana Tindak Komunitas (Community Action Plan)


Tujuan pelaksanaan penyusunan Rencana Tindak Komunitas (RTK) atau yang
dikenal dengan Community Action Plan (CAP) adalah agar masyarakat dapat secara
mandiri merencanakan dan melaksanakan upaya peningkatan kualitas permukiman
mereka, serta memiliki kesadaran untuk memeliharanya secara terus menerus. Selain
itu, pemerintah daerah setempat, terutama tingkat kota/kabupaten sampai dengan
kelurahan/desa juga dapat memberikan dorongan dalam penciptaan lingkungan
permukiman yang layak huni.
Substansi CAP harus merupakan hasil sinergisasi antara arahan-arahan makro
Rencana PLP2K-BK dengan hasil rembug warga. Dalam hal ini, CAP akan berisikan
PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 9
Buku Panduan

antara lain tentang rincian kegiatan, bentuk-bentuk penanganan, penanggung jawab


kegiatan, waktu pelaksanaan, pembiayaan kegiatan, dll.
Ada beberapa tahapan perencanaan yang dapat dilakukan dalam rangka penyusunan
rencana tindak komunitas, yaitu 1) Tahapan sosialisasi dalam rangka pemberian
muatan detil langsung ke masyarakat melalui berbagai forum baik formal maupun
informal, 2) Tahapan pengumpulan aspirasi masyarakat, yang terdiri dari kegiatan i)
rembug warga I, ii) survey kampung sendiri, iii) rembug warga II, 3) Tahapan
menterjemahkan daftar kebutuhan menjadi daftar yang berbahasa program.
Pada Tahun Anggaran 2012 ini, proses penyusunan CAP difasilitasi oleh Konsultan
Penyusun Rencana PLP2K-BK, dan masyarakat didampingi oleh Tenaga Penggerak
Masyarakat (TPM). Keluaran dari penyusunan rencana tindak komunitas ini adalah
matriks program lima tahunan. Setiap lokasi yang akan ditangani akan membuat
program jangka menengah yang diwujudkan dalam matriks program termasuk pelaku
serta sumber pendanaan.

4. Penyusunan Detailed Engineering Design (DED)


Penyusunan DED dilakukan setelah Rencana PLP2K-BK menghasilkan arahan
terhadap bentuk-bentuk stimulan fisik skala kawasan. Tujuan yang ingin dicapai
melalui penyusunan DED dalam PLP2K-BK ini adalah sebagai acuan teknis bagi
pelaksanaan stimulan fisik PSU berskala kawasan sehingga pembangunan
infrastruktur dapat memicu terciptanya kegiatan produktif di dalam lingkungan
permukiman kumuh dan menciptakan keterpaduan sistem kegiatan maupun jaringan
infrastruktur dengan kawasan di sekitarnya.
Kegiatan yang akan dilakukan pada penyusunan DED adalah 1) pengumpulan data
lapangan, yang terdiri atas i) survey sekunder, ii) pengukuran topografi, iii) survey
geoteknik dan hidrologi jalan, 2) perencanaan teknis, yang terdiri atas
kegiatankegiatan i) perencanaan geometrik, ii) perencanaan perkerasan, iii)
penggambaran, iv) perhitungan kuantitas pekerjaan, serta v) perhitungan biaya
pelaksanaan, dan yang terakhir adalah 3) pelaporan dan penyiapan dokumen lelang.
Kegiatan Penyusunan DED merupakan kegiatan kontraktual. Untuk itu, sebelumnya
akan dilakukan proses lelang untuk menetapkan Konsultan Pelaksana.

5. Pelaksanaan Stimulan Fisik dan NonFisik


Stimulan fisik dan nonfisik yang akan dilaksanakan pada setiap lokasi terpilih akan
mengacu pada rekomendasi Rencana PLP2K-BK, Rencana Tindak Komunitas dan
DED. Namun hal ini pada dasarnya akan disesuaikan dengan analisis kebutuhan di
lokasi dan ketersediaan anggaran penanganan. Stimulan fisik dan nonfisik yang akan
diberikan berupa program-program pada masing-masing kedeputian di lingkungan
Kementerian Perumahan Rakyat. Berikut ini pelaksanaan stimulan fisik dan nonfisik
yang ada pada lingkungan kedeputian di lingkungan Kementerian Perumahan
Rakyat:
1) Stimulan Fisik Pengembangan Kawasan, berupa PSU kawasan antara lain
mencakup jalan, drainase, dll;
2) Stimulan Fisik dan NonFisik Perumahan Swadaya, berupa Bantuan Stimulan
Pembangunan Perumahan Swadaya (BSP2S) dan Peningkatan Kualitas
Perumahan (PKP);
3) Stimulan Fisik Perumahan Formal, berupa Pembangunan Rusunawa,
Pembangunan Rusunami dan Bantuan Stimulan PSU Perumahan dan
Permukiman;
4) Subsidi Pembiayaan.
PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 10
Buku Panduan

7. Perbedaan Rencana PLP2K-BK dan RTK


Rencana PLP2K-BK yang akan dilaksanakan selama 10 tahun didasari pada sistem
kegiatan kota yang diharapkan dapat mendukung lingkungan permukiman kumuh yang
ditangani. Selanjutnya, berdasarkan arahan-arahan makro yang telah disusun dalam
Rencana PLP2K-BK, masyarakat dengan didampingi oleh TPM, melalui pendekatan
tridaya, menyusun Rencana Tindak Komunitas (RTK/Community Action Plan) dengan
difasilitasi oleh Konsultan Penyusun Rencana PLP2K-BK. Salah satu keluaran dari
Rencana Tindak Komunitas adalah daftar kegiatan stimulan fisik dan nonfisik yang
dibutuhkan oleh masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas lingkungan perumahan
dan permukiman kumuh secara berkelanjutan.
Dengan demikian, pada tahap awal perlu difasilitasi penyusunan perencanaan
penanganan lingkungan kumuh berbasis kawasan. Selanjutnya ditugaskan Tenaga
Penggerak Masyarakat (TPM) untuk membantu masyarakat menyusun Rencana Tindak
Komunitas (Community Action Plan). Atas dasar ini, maka PLP2K-BK akan dilaksanakan
secara bertahap, sehingga membutuhkan waktu lebih dari 1 (satu) tahun anggaran.

8. Stimulan Fisik Kawasan


Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor: 34/Permen/M/2006
tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Keterpaduan Prasarana, Sarana dan Utilitas
(PSU) Kawasan Perumahan, maka bentuk-bentuk stimulan fisik dalam skala kawasan
yang dilaksanakan oleh Deputi Bidang Pengembangan Kawasan adalah stimulan PSU
yang antara lain adalah stimulan jalan poros, drainase, air bersih, air limbah, jaringan
listrik, penerangan jalan umum, sarana sosial ekonomi. Pada dasarnya, bentuk stimulan

PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 11
Buku Panduan

fisik yang akan diberikan, akan disesuaikan dengan arahan dan rekomendasi dari
Rencana PLP2K-BK dan RTK/CAP.

9. Stimulan Perumahan Swadaya


Sesuai dengan tupoksinya, program dan kegiatan Deputi Bidang Perumahan Swadaya
yang akan mendukung pelaksanaan PLP2K-BK adalah Bantuan Stimulan Perumahan
Swadaya (BSPS) diatur dalam Permenpera Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Bagi Masyarakat Berpenghasilan
Rendah. Lingkup BSPS terdiri dari pembangunan baru (PB) dan peningkatan kualitas
(PK).

1. Tujuan
Tujuan BSPS untuk memberdayakan MBR agar mampu membangun atau
meningkatkan kualitas rumah secara swadaya sehingga dapat menghuni rumah
yang layak dalam lingkungan yang sehat dan aman.

2. Kriteria Obyek Bantuan

1) Kriteria PB
a. berada di atas tanah yang:
1. dikuasai secara fisik dan jelas batas-batasnya;
2. bukan merupakan tanah warisan yang belum dibagi;
3. tidak dalam status sengketa; dan
4. penggunaannya sesuai dengan rencana tata ruang
b. luas lantai bangunan paling rendah 36 (tiga puluh enam) meter persegi dan
paling tinggi 45 (empat puluh lima) meter persegi
c. merupakan rumah pertama atau satu-satunya rumah yang dimiliki dengan
kondisi:
1. rusak berat
2. rusak sedang dan luas lantai bangunan tidak mencukupi standar minimal
luas per anggota keluarga yaitu 9 (sembilan) meter persegi
3. bangunan yang belum selesai dari yang sudah diupayakan oleh
masyarakat sampai paling tinggi struktur tengah
4. bahan lantai, dinding, dan atap tidak layak huni; atau
5. terkena kegiatan konsolidasi tanah dalam rangka peningkatan kualitas
lingkungan perumahan swadaya

2) Kriteria PK
a. satu-satunya rumah yang dimiliki;
b. dalam kondisi rusak ringan atau rusak sedang dengan luas lantai paling
rendah 36 (tiga puluh enam) meter persegi dan paling tinggi 45 (empat puluh
lima) meter persegi

PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 12
Buku Panduan

c. bahan lantai, dinding, atau atap tidak memenuhi standar layak huni
denganluas lantai paling rendah 36 (tiga puluh enam) meter persegi dan
paling tinggi 45 (empat puluh lima) meter persegi
d. luas lantai kurang dari 36 (tiga puluh enam) meter persegi; atau
e. tidak mempunyai kamar tidur, kamar mandi, cuci dan kakus (MCK)

3) Kriteria Pembangunan PSU


a. mendukung PB yang mendapat bantuan stimulan sebagaimana dimaksud
huruf a yang dibangun dalam satu hamparan (cluster) dengan jumlah paling
rendah 20 (dua puluh) unit yang berada dalam 1 (satu) desa/kelurahan;
b. mendukung PK dengan jumlah paling rendah 20 (dua puluh) unit yang
berada dalam 1 (satu) desa/kelurahan; atau
c. mendukung gabungan PB dan PK dengan jumlah paling rendah 20 (dua
puluh) unit yang berada dalam 1 (satu) desa/kelurahan.
Pembangunan PSU dapat berupa jalan lingkungan, jalan setapak, saluran air
hujan (drainage), sarana MCK umum, penerangan jalan umum, sumber dan
jaringan air bersih, tempat pembuangan sampah, sumber listrik ramah
lingkungan, jaringan listrik, dan/atau saran sosial lainnya seperti tempat ibadah
atau balai warga.

10. Stimulan Fisik Perumahan Formal


Sesuai dengan tupoksinya, program dan kegiatan Deputi Bidang Perumahan Formal
yang akan mendukung pelaksanaan PLP2K-BK yaitu Pembangunan Rusunawa,
Pembangunan Rusunami dan Bantuan Stimulan PSU Perumahan dan Permukiman.

1. Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa)


Pembangunan Rusunawa sementara difokuskan pada penyediaan rumah untuk
mahasiswa dan penyediaan rumah untuk para pekerja.
Persyaratan teknis dan nonteknis pembangunan rusunawa untuk perguruan tinggi
diatur dalam Permenpera Nomor: 09/Permen/M/2008 tentang Pedoman Bantuan
Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa Pada Lembaga Pendidikan Tinggi
dan Lembaga Pendidikan Berasrama.
a. Persyaratan Teknis
Persyaratan teknis meliputi kriteria lokasi dan lahan.
§ Lokasi
1) Lokasi sesuai dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW) kota/kabupaten
dengan disertai surat keterangan dari satuan kerja pemerintah
daerah/dinas teknis terkait;
2) Lokasi siap bangun, bebas dari tanaman dan bangunan;
3) Lokasi memiliki jalan minimal selebar 6 meter;
4) Lokasi memperhitungkan daya tampung dan daya dukung lingkungan.

PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 13
Buku Panduan

§ Lahan
a. Kejelasan status hukum kepemilikan tanah;
b. Didukung dengan kesiapan infrastruktur kawasan;
c. Kemiringan tanah yang sesuai;
d. Luas lahan minimal 3.000 m² dengan lebar sekurang-kurangnya 15m;
e. Dilengkapi dengan Detail Engineering Design/DED (disiapkan oleh
Kemenpera atau dinas terkait).

b. Persyaratan NonTeknis
Persyaratan NonTeknis melipui administrasi dan kesiapan pengelola, dengan
ketentuan sebagai berikut:
§ Didukung dengan kelengkapan administrasi berupa surat permohonan, surat
dukungan, surat pernyataan, surat kesanggupan pernyataan dari Pemerintah
daerah setempat;
§ Melalui tahapan verifikasi di tingkat Kementerian Perumahan Rakyat;
§ Kesiapan penerima aset (pemerintah daerah) untuk membentuk Badan
Pengelola Rusunawa (sesuai dengan Permenpera Nomor: 14/Permen/M/2007
tentang pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa);
§ Perhitungan tarif sewa mengacu Permenpera Nomor: 18/Permen/M/2007
tentang Petunjuk Pelaksanaan Perhitungan Tarif Sewa Rusuna yang dibiayai
APBN dan APBD.

2. Pembangunan Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami) a. Persyaratan Teknis


Persyaratan teknis meliputi kriteria lokasi dan lahan.
§ Lokasi
1) Terletak di kawasan perkotaan, lokasi strategis, tidak berada pada lokasi
bencana;
2) Memiliki luas minimal 5.000 m²;
3) Memiliki akses masuk kendaraan dengan lebar jalan minimal 8 m;
4) Memiliki kesiapan infrastruktur yang terhubung dengan kawasan
sekitarnya jaringan jalan, moda transportasi publik, jaringan listrik, air
bersih, persampahan, dll;
5) Tersedia rencana zonasi lingkungan.
§ Lahan
1) Status kepemilikan lahan clean and clear;
2) Sesuai dengan peruntukan RTRW (fungsi peruntukan guna lahan).
§ Rancang Bangun
1) Memiliki rencana site plan kawasan dan DED yang lengkap;
2) Memenuhi kaedah rancang bangun yang sesuai dengan Permen PU No 5
tahun 2007 tentang Pedoman Rancang Bangun Rusuna Bertingkat Tinggi.
b. Persyaratan NonTeknis (kelengkapan administrasi)
Persyaratan NonTeknis meliputi kelengkapan dokumen administrasi, berupa IMB
dan Dokumen Kajian AMDAL.

PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 14
Buku Panduan

3. Bantuan Stimulan Prasarana Sarana dan Utilitas (PSU) Perumahan dan


Permukiman
Sesuai Permenpera Nomor: 10/Permen/M/2007 tentang Pedoman Bantuan Stimulan
Prasarana, Sarana, dan Utilitas (PSU) Perumahan dan Permukiman, ada beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi, antara lain yaitu:
a. Sasaran PSU yang dibangun ditujukan untuk masyarakat menengah bawah
(MBM) dan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR);
b. Lokasi sesuai RTRW dengan peruntukan untuk perumahan dan permukiman;
c. Status tanah clean and clear, tidak dalam sengketa;
d. Adanya usulan/permintaan dari daerah;
e. Komponen PSU meliputi sebagian dari salah satu atau lebih komponen : jalan
lingkungan perumahan, drainase, air bersih, air limbah, pembuangan sampah,
penerangan jalan umum, ground reservoir dan rumah pompa, tempat parkir dan
bantuan stimulan PSU rusuna;
f. Adanya insentif/kemudahan perizinan dan sharing dari pemerintah daerah;
g. Persyaratan teknis, siteplan dan DED PSU disahkan (ditandatangani Pemda),
terintegrasi dengan jaringan infrastruktur skala kawasan dan kota;
h. Khusus jalan lingkungan dan tempat parkir, sudah terbentuk badan jalan dan/atau
lapisan sub base dan tidak digunakan sebagai jalan proyek;
i. Melalui tahapan verifikasi di tingkat pusat (Kementerian Perumahan
RakyatDeputi Bidang Perumahan Formal).

11. Subsidi Pembiayaan


Fasilitas likuiditas merupakan subsidi yang dipindahkan ke pos pembiayaan akan dikelola
oleh Special Purpose Vehicle (SPV) yang di-blended dengan dana dari perbankan dan
sumber lainnya. Sehingga diharapkan suku bunga akan berada di bawah 10 persen atau
bisa satu digit. Subsidi ini akan berlangsung selama masa tenor atau kurun waktu
tertentu. Diharapkan dengan pola yang baru ini, masyarakat berpenghasilan menengah
ke bawah akan lebih diuntungkan.

Perbandingan Skim Lama dan Skim Fasilitas Likuiditas

PERIHAL SKIM LAMA SKIM FASILITAS LIKUIDITAS

Masa Subsidi Terbatas, jangka waktu tertentu Sepanjang masa pinjaman

Bunga bersubsidi dalam


jangka waktu tertentu dan Bunga yang ditetapkan satu digit
Suku Bunga
dilanjutkan bunga komersial sepanjang masa pinjaman (fixed rate)
(bank yang bersangkutan)

Selama masa subsidi ≤ 1/3


penghasilan, dan selanjutnya Selama masa pinjaman ≤ 1/3
Angsuran
dimungkinkan ≥ 1/3 penghasilan penghasilan
tergantung bunga komersial

PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 15
Buku Panduan

Dana Pos Pembiayaan, investasi dan dapat


Belanja Subsidi, hibah tidak kembali
APBN dimanfaatkan dalam tahap berikutnya

Pada periode tertentu dapat


Alokasi APBN Terus menerus
diupayakan semakin berkurang

Sumber Dana APBN Dapat menarik sumber dana lain

Manfaat yang diterima


Setara dengan 8,5 juta rupiah Setara dengan 19 juta rupiah
Masyarakat

12. Keterlibatan Instansi & Kemitraan


Dalam rangka pelaksanaan rekomendasi yang dihasilkan pada Rencana Tindak
Komunitas dan Rencana PLP2K-BK serta DED, diperlukan keterlibatan seluruh instansi
terkait di luar Kemenpera. Instansi yang terlibat antara lain adalah Kementerian PU
berupa pembangunan PSDPU jalan menuju kawasan perencanaan, Kementerian Sosial
berupa pelatihan keterampilan, serta instansi lainnya yang relevan dengan penanganan
lingkungan perumahan dan permukiman kumuh.
Selain dengan instansi pemerintah terkait, kegiatan PLP2K-BK juga dilaksanakan melalui
kemitraan dengan lembaga nonpemerintah. Berbagai program peningkatan kualitas
permukiman yang telah dilaksanakan oleh lembaga-lembaga nonpemerintah diharapkan
dapat menjadi embrio penciptaan program baru yang berkelanjutan. Beberapa lembaga
non pemerintah yang diidentifikasi memiliki kegiatan yang mendukung PLP2K-BK antara
lain yaitu BAZNas (Badan Amil Zakat Nasional) melalui Program Bedah Kampung, Badan
Wakaf dan Yayasan Damandiri melalui Program Pembiayaan Perumahan, serta lembaga
nonpemerintah lainnya yang terkait dengan penanganan lingkungan perumahan dan
permukiman kumuh terutama Lembaga Keuangan Lokal (LKL).
Beberapa alternatif bentuk kemitraan dapat dilakukan dengan lembaga-lembaga
nonpemerintah, antara lain melalui MoU dengan pihak ketiga tersebut atau Cooperate
Social Responsibility (CSR).

PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 16
Buku Panduan

13. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

PENJELASAN KERANGKA TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN

1) TAHAP PERENCANAAN

1. Pembentukan Tim Kerja Penanganan Lingkungan Perumahan dan


Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan (PLP2K-BK)
Tim Kerja PLP2K-BK terdiri dari Tim Pelindung, Tim Pengarah, Tim Verifikasi,
dan Sekretariat. Tim Pelindung terdiri atas Menteri Perumahan dan Sekretaris
Kementerian Perumahan Rakyat, sedangkan Tim Pengarah adalah Pejabat
Eselon I di Lingkungan Kementerian Perumahan Rakyat. Tim Verifikasi terdiri
atas Pejabat Eselon II dan III di lingkungan Kementerian Perumahan Rakyat.

2. Koordinasi dengan Pemerintah Provinsi


Pemerintah kabupaten dan pemerintah kota mengusulkan lokasi penanganan
lingkungan perumahan dan permukiman kumuh kepada pemerintah provinsi
dengan tembusan kepada Deputi Menpera Bidang Pengembangan Kawasan.
Usulan tersebut wajib melampirkan kuesioner dan data pendukung lainnya.
Selanjutnya, pemerintah provinsi mengusulkan lokasi penanganan kepada
Kemenpera dengan melampirkan usulan pemerintah Kota/Kabupaten. Surat
usulan dari pemerintah provinsi ditandatangani oleh Gubernur/Sekda/Kepala

PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 17
Buku Panduan

Bappeda, dan ditujukan kepada Menteri Perumahan Rakyat, c.q Deputi


Menpera Bidang Pengembangan Kawasan.
3. Penetapan Lokasi Survey
Berdasarkan hasil evaluasi dan verifikasi terhadap usulan dan data pendukung
yang disampaikan oleh pemerintah provinsi, selanjutnya Kementerian
Perumahan Rakyat menentukan lokasi-lokasi yang akan disurvey/verifikasi
lapangan.

2) TAHAP PEMROGRAMAN

4. Pelaksanaan Kunjungan Lapangan dan Koordinasi Tim dengan Pemerintah


Daerah (Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kota/Kabupaten)
Kunjungan lapangan dilakukan oleh Tim Survey Pusat. Tugas utama dari Tim
Survey Pusat ini adalah a) menjelaskan dan mensosialisasikan kegiatan
PLP2KBK; b) melaksanakan tinjauan singkat ke lokasi yang diusulkan oleh
Pemerintah Kota/Kabupaten terhadap kesiapan pelaksanaan TA 2012; c)
berkoordinasi dengan pemerintah provinsi/kota/kabupaten untuk kesiapan
pelaksanaan TA
2012 dan rencana pelaksanaan tahun anggaran selanjutnya;
d)mempresentasikan hasil kunjungan lapangan kepada Tim Pengarah dan Tim
Pelaksana Pusat.

5. Penetapan lokasi PLP2K-BK TA 2012


Berdasarkan usulan pemerintah provinsi dan hasil kunjungan lapangan,
Sekretariat Kementerian Perumahan Rakyat a/n Menteri Perumahan Rakyat
selaku Ketua Tim Pengarah akan menetapkan lokasi PLP2K-BK yang siap
ditangani pada TA 2012 dan pelaksanaan pada tahun anggaran berikutnya.

3) TAHAP PELAKSANAAN

6. Pembentukan Tim Gabungan PLP2K-BK, Tim Teknis Rencana PLP2K-BK,


DED, Supervisi Stimulan Fisik, Tenaga Penggerak Masyarakat (TPM), serta
Pembentukan Kelompok Masyarakat
Untuk mengkoordinasikan dan mensinergikan keseluruhan penanganan maka
dibentuk Tim Gabungan PLP2K-BK yang terdiri dari Kemenpera, Instansi
lainnya, Pemerintah Provinsi, serta Pemerintah Kota/Kabupaten. Dalam rangka
koordinasi yang intensif dan untuk pengawasan dan pengendalian
kegiatankegiatan fisik maupun nonfisik, perlu dibentuk 1 (satu) Tim Teknis
Rencana PLP2K-BK, DED, Supervisi Stimulan Fisik yang mencakup seluruh
wilayah penanganan. Selanjutnya, perlu dibentuk juga Tenaga Penggerak
Masyarakat (TPM), yang penjelasannya dapat dilihat pada butir 1) Komponen
Kegiatan Utama. Guna terwujudnya keberlanjutan pelaksanaan kegiatan,
masyarakat perlu membentuk kelompok yang sedapatnya memanfaatkan
organisasi yang sudah ada dan relevan dengan kegiatan penanganan kumuh,
seperti kelompok masyarakat dalam pelaksanaan P2KP, NUSSP dll.

7. Penyusunan Rencana PLP2K-BK


Setelah Tim Teknis terbentuk, tahap berikutnya adalah Penyusunan Rencana
PLP2K-BK pada lokasi yang akan ditangani. Penjelasannya dapat dilihat pada
Komponen Kegiatan Utama (6). Pada saat penyusunan rencana PLP2K-BK,
diharapkan TPM telah bekerja untuk mensosialisasikan kegiatan PLP2K-BK di
PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 18
Buku Panduan

masyarakat, sebagai langkah awal dalam penyusunan rencana tindak


masyarakat.

8. Penyusunan Rencana Tindak Komunitas (Community Action Plan)


Rencana Tindak Komunitas pada dasarnya merupakan perumusan
pemecahanpemecahan masalah yang kemudian diformulasikan dalam suatu
bentuk rencana tindak jangka menengah atau jangka panjang. Rencana Tindak
Komunitas ini harus dapat menjawab pertanyaan siapa melakukan apa,
bagaimana, dan kapan dilaksanakan, serta sumber pembiayaannya. Penjelasan
lebih lanjut dapat dilihat pada Komponen Kegiatan Utama (6).

9. Daftar Kegiatan Stimulan Fisik, NonFisik dan Penyusunan DED Salah satu
keluaran dari Rencana Tindak Komunitas adalah daftar kegiatan stimulan fisik
dan nonfisik yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk perbaikan kualitas
lingkungan permukimannya. Daftar kegiatan stimulan fisik dan nonfisik ini juga
diharapkan akan sesuai dengan prinsip-prinsip makro yang menjadi
rekomendasi rencana PLP2K-BK. Selanjutnya, dilakukan penyusunan DED
sebagai dokumen rencana membangun stimulan fisik.

10. Pelaksanaan Stimulan Fisik dan NonFisik serta Keberlanjutan Pelaksanaan


TA Berikutnya
Pelaksanaan stimulan fisik dan nonfisik pada setiap lokasi terpilih akan
mengacu kepada rekomendasi rencana PLP2K-BK, rencana tindak komunitas
dan DED. Stimulan fisik yang diberikan adalah PSU kawasan antara lain
mencakup jalan, sarana sosial ekonomi, pembangunan prasarana jalan
lingkungan, drainase, penerangan jalan umum, dll. Bantuan nonfisik antara lain
dapat berupa subsidi pembiayaan, seperti kemudahan penyaluran kredit
pembangunan atau perbaikan rumah, bantuan kredit usaha mikro untuk
peningkatan industri rumah tangga serta pelatihan keterampilan, dst, yang
diselenggarakan oleh instansi lainnya.

4) TAHAP MONITORING DAN EVALUASI


Monitoring dan evaluasi dilakukan dalam rangka mendapatkan masukan/umpan balik
terhadap penyempurnaan kebijakan maupun pelaksanaan PLP2K-BK pada tahun
anggaran berikutnya. Termasuk dalam kegiatan ini adalah rekomendasi serah terima
aset kepada pemerintah daerah.

14. Kriteria Lokasi Penanganan


1) Kriteria Umum
§ Berada atau tidak berada pada peruntukan perumahan dalam RTRW
kota/kabupaten
§ Kepadatan penduduk > 400 jiwa per ha, > 500 jiwa/ha untuk kota besar dan
sedang, dan >750 jiwa/ha untuk kota metropolitan
§ >60% rumah tidak/kurang layak huni, dengan angka penyakit akibat buruknya
lingkungan permukiman cukup tinggi (demam berdarah, diare, ISPA, dll)

PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 19
Buku Panduan

§ Intensitas permasalahan sosial kemasyarakatan cukup tinggi (urban crime,


keresahan serta kesenjangan yang tajam, dll)
§ Daerah terbangun melebihi 80% dari luas satuan wilayah
§ Kondisi bangunan tidak layak huni sekitar 80%
§ Penghasilan penghuni rata-rata di bawah UMR
§ Sarana dan prasarana lingkungan di bawah standar pelayanan minimal § Rawan
bencana

2) Kriteria Wajib
§ Lokasi diperuntukkan sebagai perumahan sesuai dengan RTRW Kota/Kabupaten
dan pengaturan pemanfaatan sesuai dengan RP4D/RP3KP
§ Lokasi lingkungan kumuh mengelompok (cluster), dengan luas wilayah yang
mampu menciptakan interaksi dengan sistem perkotaan
§ Ditetapkan oleh Pemda sebagai bagian kebijakan dan program penanganan
lingkungan permukiman kumuh
§ Teralokasinya dana APBD Kota/Kabupaten dan Provinsi untuk sinergi kegiatan
dan keberlanjutan penanganan ke depan sesuai dengan hasil Rencana PLP2K-
BK dan Rencana Tindak Komunitas (RTK/CAP)

3) Kriteria Kompetitif
§ Partisipasi masyarakat
§ Intensitas kekumuhan
§ Intensitas permasalahan sosial kemasyarakatan
§ Proporsi alokasi APBD untuk keberlanjutan kegiatan

15. Prioritas Lokasi PLP2K-BK


Disamping harus memenuhi kriteria wajib, lokasi PLP2K-BK TA 2012 diprioritaskan pada:
1) Kota/Kabupaten Pemenang Penghargaan Adiupaya Puritama Tahun 2011;
2) Kota/Kabupaten Nominasi Penghargaan Adiupaya Puritama Tahun 2011 yang
diusulkan oleh pemerintah provinsi;
3) Kota/kabupaten yang telah mengusulkan kegiatan PLP2K-BK/sejenis ke
Kementerian Perumahan Rakyat.

16. Kerjasama Pelaksanaan Kegiatan


Sumber pembiayaan pelaksanaan kegiatan terdiri dari: 1. APBN, 2. APBD Provinsi, 3.
APBD Kota/Kabupaten dan 4. Lembaga Non Pemerintah. Berikut ini kegiatan
penanganan dan sumber pembiayaannya.

Kegiatan Penanganan dan Sumber Pembiayaan

PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 20
Buku Panduan

17. Struktur Organisasi


Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan PLP2K-BK ini, maka dibutuhkan
koordinasi antara pihak pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kota/
kabupaten dan masyarakat. Tim ini akan melakukan monitoring dan mengevaluasi
hasil pelaksanaan kegiatan serta menindaklanjuti kegiatan pengelolaan dan
pemeliharaan hasil pelaksanaan PLP2K-BK.

18. Tugas Pokok Masing-Masing Pihak


Maksud dari penjelasan tugas pokok ini adalah agar setiap pihak yang terlibat
(pemerintah kota/kabupaten, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat) dapat
mengetahui secara singkat tugas dan kegiatan yang perlu dipersiapkan mulai dari tahap
perencanaan sampai kepada monitoring dan evaluasi.

PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 21
Buku Panduan

1) Pemerintah Kota/Kabupaten
a. Mengikuti Sosialisasi PLP2K-BK TA 2012 yang dilakukan oleh Tim Kerja
Kemenpera.
b. Mengusulkan minimal 3 (tiga) lokasi PLP2K-BK, dengan mengisi kuesioner (form
1A) PLP2K-BK TA 2012 yang kemudian disampaikan ke pemerintah provinsi.
c. Menetapkan lokasi PLP2K-BK melalui surat keputusan kepala daerah (Form 2C).
d. Mengusulkan anggota Tim Koordinasi Tingkat Kota/Kabupaten untuk masuk ke
dalam Tim Gabungan dan Tim Teknis PLP2K/DED/Supervisi Stimulan Fisik.
e. Merekrut dan memfasilitasi Tenaga Penggerak Masyarakat (TPM).
f. Memfasilitasi masyarakat dalam menyusun Rencana Tindak Masyarakat
(RTM)/CAP.
g. Melakukan survey lapangan bersama dengan Tim Kerja Kemenpera dan tokoh
masyarakat.
h. Mengalokasikan dana APBD untuk mendukung rangkaian kegiatan penanganan,
khususnya dalam rangka keberlanjutan PLP2K-BK ke depan sesuai dengan
lingkup perencanaan dan hasil RTM/CAP.
i. Berperan aktif untuk mendukung PLP2K-BK.
j. Menindaklanjuti kegiatan pengelolaan dan pemeliharaan hasil-hasil PLP2K-BK.
k. Membuat surat pernyataan tentang dukungan dan kesertaan pemerintah
kota/kabupaten dalam kegiatan PLP2K–BK termasuk kesiapan alokasi APBD.
l. Memfasilitasi dan mengawasi penyusunan rencana PLP2K-BK, DED dan
Supervisi Stimulasi fisik pada lokasi penanganan.

2) Pemerintah Provinsi
a. Membantu dan memfasilitasi penyelenggaraan sosialisasi buku panduan
PLP2KBK kepada pemerintah kota/kabupaten sampai dengan perekrutan anggota
TPM.
b. Melakukan koordinasi dengan pemerintah Kota/Kabupaten untuk usulan lokasi
PLP2K-BK, pengisian kuesioner dan pelengkapan data pendukung.
c. Melakukan evaluasi dan verifikasi dokumen usulan yang disampaikan oleh
pemerintah Kota/Kabupaten di wilayahnya untuk menyusun daftar lokasi dan
kegiatan yang akan dilaksanakan secara berkelanjutan maupun daftar lokasi dan
kegiatan yang sudah siap dilaksanakan penanganannya pada TA 2012.
d. Mengusulkan lokasi berdasarkan kriteria-kriteria yang telah disampaikan dalam
buku panduan kepada Kemenpera.
e. Menyampaikan usulan anggota Tim Koordinasi Tingkat Provinsi untuk masuk ke
dalam Tim Gabungan dan Tim Teknis PLP2K/DED/Supervisi Stimulan Fisik
f. Memfasilitasi pembuatan surat pernyataan dari pemerintah Kota/Kabupaten yang
lokasinya terpilih tentang kesediaan penyediaan dana.
g. Menyampaikan kesediaan memberikan sharing pendanaan bagi kegiatan
PLP2KBK kepada Kemenpera.
h. Memfasilitasi dan mengawasi penyusunan rencana PLP2K-BK, DED dan
Supervisi Stimulasi fisik pada lokasi penanganan.
i. Mengikuti koordinasi pelaksanaan kegiatan dan penanganan lingkungan
permukiman kumuh antar Tim Koordinasi di Pusat dan Tim Koordinasi
Kota/Kabupaten.

PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 22
Buku Panduan

j. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan penanganan lingkungan


permukiman kumuh baik yang dilakukan melalui pemerintah Kota/Kabupaten
maupun langsung kepada TPM.
k. Memfasilitasi dan mengkoordinasikan keberlanjutan penanganan PLP2K-BK
sebagaimana yang telah direncanakan dalam skenario PLP2K-BK, DED maupun
CAP.

3) Tim Kerja Kemenpera


a. Menyelenggarakan sosialisasi PLP2K-BK baik melalui website maupun
sosialisasi sebelum dilakukan survey lapangan, kepada pemerintah provinsi dan
pemerintah kota/kabupaten.
b. Melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah perihal program PLP2K-BK
serta menginformasikan agar pemerintah provinsi mengusulkan lokasi PLP2K-BK
berdasarkan masukan dari pemerintah kota/kabupaten.
c. Mengevaluasi dan melakukan verifikasi administrasi usulan lokasi yang
disampaikan oleh pemerintah provinsi terhadap kriteria lokasi penanganan serta
kesesuaian isi kuesioner dengan data-data pendukung yang dilampirkan, langkah
ini akan menghasilkan usulan lokasi yang masuk daftar pendek sebagai lokasi
survey lapangan.
d. Mengusulkan lokasi PLP2K-BK yang siap ditangani pada TA 2012 maupun lokasi
yang akan ditangani pada TA berikutnya kepada Tim Pengarah, yang kemudian
dilanjutkan dengan penetapan lokasi PLP2K-BK TA 2012 oleh Menteri Negara
Perumahan Rakyat.
e. Mengirim surat permintaan usulan anggota Tim Koordinasi Gabungan PLP2K-BK
dan Tim Teknis PLP2K, DED dan Supervisi Stimulasi Fisik kepada pemerintah
provinsi dan pemerintah kota/kabupaten yang wilayahnya menjadi lokasi
PLP2KBK TA 2012.
f. Menyusun Tim Koordinasi Gabungan PLP2K-BK untuk pelaksanaan kegiatan
PLP2K-BK tahun 2012.
g. Memfasilitasi penyusunan rencana PLP2K-BK, DED dan Supervisi Stimulasi fisik
dan nonfisik pada lokasi penanganan yang telah ditetapkan.
h. Melaksanakan perekrutan pihak ketiga sebagai pelaksana penyusunan rencana
PLP2K-BK, DED dan Supervisi Stimulasi fisik dan nonfisik.
i. Menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan kegiatan dan penanganan lingkungan
perumahan dan permukiman kumuh antar Tim Provinsi dan Tim
Kota/Kabupaten.
j. Menetapkan rencana kerja yang terpadu antara pusat, provinsi dan
kota/kabupaten dalam program kerja yang berkelanjutan sesuai dengan hasil
rencana PLP2K-BK yang telah disusun oleh pihak ke 3.
k. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan penanganan lingkungan
perumahan dan permukiman kumuh baik yang dilakukan melalui pemerintah
Kota/Kabupaten maupun TPM.

PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 23
Buku Panduan

19. Pokok-Pokok Rencana Kerja Tim Survey

Pokok-pokok Rencana Kerja Tim Survey Pusat:


a) Pemerintah Kota/Kabupaten menyampaikan 3 (tiga) usulan lokasi penanganan
kepada pemerintah provinsi yang dilengkapi dengan pengisian kuesioner dan data
pendukung dengan tembusan kepada Deputi Menteri Negara Bidang
Pengembangan
Kawasan;
b) Pemerintah provinsi menyampaikan surat usulan prioritas lokasi penanganan dari
pemerintah kota/kabupaten;
c) Tugas Tim Survey Pusat yaitu:
• Menjelaskan dan mensosialisasikan kegiatan PLP2K-BK;
• Melaksanakan tinjauan singkat ke lokasi terhadap kesiapan pelaksanaan TA 2012;
• Koordinasi dengan pemerintah provinsi/kota/kabupaten untuk kesiapan
pelaksanaan TA 2012 dan rencana pelaksanaan tahun anggaran selanjutnya;
• Presentasi hasil kunjungan lapangan kepada Tim Pengarah dan Tim Pelaksana
Pusat.
d) Berdasarkan surat usulan dari provinsi dan hasil presentasi tim survey pusat,
diusulkan penetapan lokasi yang siap ditangani TA 2012 oleh Tim Pengarah dan Tim
Pelaksana kepada Menteri Negara Perumahan Rakyat.

PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 24
Buku Panduan

PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 25
Buku Panduan

Lampiran

1. LAMPIRAN 1 : Kuesioner Penilaian untuk Pemerintah Kota/Kabupaten


2. LAMPIRAN 2 : Surat
§ Form 2A : Surat Usulan Lokasi Penanganan Lingkungan Perumahan dan
Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan (PLP2K-BK) oleh
Pemerintah Provinsi
§ Form 2B : Surat Usulan Lokasi Penanganan Lingkungan Perumahan dan
Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan (PLP2K-BK) oleh
Pemerintah Kota/Kabupaten
§ Form 2C : Surat Keputusan Penetapan Lingkungan Perumahan dan
Permukiman Kumuh oleh Walikota/Bupati
§ Form 2D : Surat Pernyataan Kesediaan Kerjasama Penanganan Pelaksanaan
oleh Gubernur/Walikota/Bupati

PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 26
Buku Panduan

Untuk Pemerintah Kota/ Kabupaten

PENANGANAN LI NGKUNGAN
PERUMAHAN DAN PERMUKI MAN KUMUH
BERBASI S KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012

1) NO. LOKASI *

2) KABUPATEN/ KOTA

3) PROVI NSI
Keterangan:
* Diharapkan masing-masing kabupaten/kota mengusulkan 3 lokasi calon PLP2K-BK TA 2012
Diisi dengan √
Unit analisis adalah wilayah perencanaan seluas 10 ha

....................................................,.............. 2012

DI I SI OLEH, DI KETAHUI OLEH,

(…………………………………………) (…………………………………………)
PEJABAT ESELON III SEKRETARIS DAERAH KOTA/SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN/KEPALA BAPPEDA/KEPALA BAPPEKO/KEPALA DINAS TERKAIT

I. DATA LOKASI

1.1. ADMI NI STRASI

PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 27
Buku Panduan

a. KELURAHAN 1)
(dapat diisi lebih dari 1
kelurahan)
2)

3)

b. KECAMATAN 1)
(dapat diisi lebih dari 1
kecamatan)
2)

3)

c. KABUPATEN/KOTA
(dicoret salah satu)

d. PROVINSI

e. STATUS KEPEMILIKAN
1) MILIK PERSEORANGAN
TANAH

2) DIKUASAI PEMERINTAH

3) LAINNYA,…………………………..………
…………………………....

1.2. UMUM

a. LUAS HEKTAR

b. JUMLAH RUMAH UNIT

c. JUMLAH PENDUDUK JIWA

d. JUMLAH KEPALA
KK
KELUARGA

1) PERMUKIMAN PEKERJA
e. DOMINASI
PERMUKIMAN 2) PERMUKIMAN NELAYAN
(tipologi berdasarkan
mata pencaharian) 3) LAINNYA,……………………………………
…………………………….

II. KRI TERI A WAJI B KLASI FI KASI KETERANGAN

2.1. BENTUK LOKASI 1) MENGELOMPOK (CLUSTER)

2) TERPENCAR (SCATTERED)

PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 28
Buku Panduan

2.2. PERUNTUKAN DALAM 1) HUNIAN


RTRW KAB./ KOTA

2) LAINNYA,…………………………

2.3. BAGI AN DARI 1) YA


KEBI JAKAN DAN
PROGRAM
PENANGANAN 2) DALAM PROSES
LI NGKUNGAN
PERUMAHAN DAN
PERMUKI MAN KUMUH
(PENETAPAN PERDA) 3) LAINNYA,…………………………

2.4. APAKAH ADA 1) YA


KETERSEDI AAN DANA
APBD UNTUK
MENGALOKASI 2) DALAM PROSES
KAN KEGI ATAN I
NI ?
3) LAINNYA,…………………………

KRI TERI A KOMPETI TI


III. KLASI FI KASI KETERANGAN
F

3.1. APAKAH PERNAH ADA 1) YA,


PROGRAM SERUPA KEGIATAN…………………………
DALAM RANGKA
PENANGANAN
LI NGKUNGAN
PERUMAHAN DAN
PERMUKI MAN KUMUH? 2) LAINNYA,…………………………

3.2. DALAM PENANGANAN 1) YA,


SEJENI S, APAKAH KEGIATAN…………………………
ADA KETERLI BATAN
MASYARAKAT? 2) LAINNYA,……………….…………

3.3. KESEDI AAN UNTUK 1) YA, DENGAN


MENGALOKASI KAN PROPORSI…………..…………%
APBD UNTUK
MELANJUTKAN
PROGRAM
(PASCA STI
MULAN)? 2) LAINNYA,…………………………

III. KRI TERI A KOMPETI TI F KLASI FI KASI KETERANGAN

PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 29
Buku Panduan

3.4. I NTENSI TAS KEKUMUHAN

A. KEPENDUDUKAN

1. TINGKAT KEPADATAN
UDUK
PEND

1.1. KOTA METROPOLITAN a. > 750 jiwa/ha

b. 700 - 750 jiwa/ha

c. 600 - 700 jiwa/ha

d. 500 - 600 jiwa/ha

e. 250 - 500 jiwa/ha

1.2. KOTA BESAR a. > 500 jiwa/ha

b. 450 - 500 jiwa/ha

c. 350 - 450 jiwa/ha

d. 250 - 350 jiwa/ha

e. 150 - 250 jiwa/ha

1.3. KOTA SEDANG a. > 250 jiwa/ha

b. 225 - 250 jiwa/ha

c. 200 - 225 jiwa/ha

d. 150 - 200 jiwa/ha

e. 100 - 150 jiwa/ha

1.4. KOTA KECIL a. > 150 jiwa/ha

b. 100 - 150 jiwa/ha

c. 75 - 100 jiwa/ha

d. 50 - 75 jiwa/ha

III. KRI TERI A KOMPETI TI F KLASI FI KASI KETERANGAN

PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 30
Buku Panduan

e. 25 - 50 jiwa/ha

2. JUMLAH RATA-RATA KK a. > 4 KK/rumah


PERRUMAH
b. 4 KK/rumah

c. 3 KK/rumah

d. 2 KK/rumah

e. 1 KK/rumah

3. TINGKAT PERTUMBUHAN a. > 2,5%


PENDUDUK
b. 2,1 - 2,5%

c. 1,6 - 2,0%

d. 1,0 - 1,5%

e. < 1,0%

B. KONDI SI BANGUNAN

1. TINGKAT KUALITAS a. > 70%


STRUKTUR BANGUNAN
(Persentase jumlah rumah b. 51 - 70%
semi atau tidak permanen
terhadap jumlah rumah
total) c. 31 - 50%

d. 11 - 30%

e. < 10%

2. TINGKAT KEPADATAN a. > 200 unit/ha


BANGUNAN
b. 151 - 200 unit/ha

c. 101 - 150 unit/ha

d. 51 - 100 unit/ha

PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 31
Buku Panduan

e. < 50 unit/ha

3. TINGKAT KERUSAKAN a. 51 - 70%


RUMAH
(Persentase jumlah rumah b. 31 - 50%
yang rusak terhadap jumlah
rumah total)
c. 11 - 30%

d. < 10%

e. 51 - 70%

C. KONDI SI PRASARANA, SARANA DAN UTI LI TAS

1. TINGKAT PELAYANAN AIR a. > 70%


BERSIH
(Persentase jumlah KK b. 51 - 70%
yang tidak terlayani air
bersih terhadap jumlah KK
total) c. 31 - 50%

d. 11 - 30%

e. < 10%

2. KONDISI SANITASI a. > 70%


LINGKUNGAN
(Persentase jumlah KK b. 51 - 70%
yang tidak menggunakan
jamban terhadap jumlah KK
total) c. 31 - 50%

d. 11 - 30%

e. < 10%

3. KONDISI PELAYANAN a. > 70%


PERSAMPAHAN
(Persentase jumlah KK b. 51 - 70%
yang sampahnya belum
terlayani terhadap jumlah
KK total) c. 31 - 50%

d. 11 - 30%

e. < 10%

PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 32
Buku Panduan

4. KONDISI SALURAN AIR a. > 70%


HUJAN/DRAINASE
- Jika memiliki drainase,
b. 51 - 70%
persentase panjang
drainase yang tidak
lancar atau tersumbat c. 31 - 50%
terhadap panjang
drainase total
d. 11 - 30%
- Jika tidak memiliki
drainase, persentase
luasan air limpasan (run
off) terhadap panjang e. < 10%
drainase total

5.a. KONDISI JALAN RUSAK a. > 70%


BERAT
(Presentase panjang b. 51 - 70%
jalan rusak berat
terhadap panjang jalan
total) c. 31 - 50%

d. < 30%

5.b. KONDISI JALAN RUSAK a. > 70%


SEDANG
(Presentase panjang jalan b. 51 - 70%
rusak sedang terhadap
panjang jalan total)
c. 31 - 50%

d. < 30%

5.c. KONDISI JALAN RUSAK a. > 70%


RINGAN
(Presentase panjang jalan b. 51 - 70%
rusak ringan terhadap
panjang jalan total)
c. 31 - 50%

d. < 30%

a. < 2,5%
JUMLAH RUANG
TERBUKA b. 2,5 - 5%
6. (Persentase luas
ruang terbuka
c. 5 - 7,5%
terhadap luas seluruh
kawasan perumahan
d. 7,5 - 10%

PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 33
Buku Panduan

dan permukiman)

e. > 10%

3.5. I NTENSI TAS PERMASALAHAN SOSI AL KEMASYARAKATAN

1. TINGKAT PENDAPATAN a. > 35%


(Persentase jumlah
penduduk berpenghasilan b. 26 - 35%
di bawah upah minimum
terhadap jumlah penduduk)
c. 16 - 25%

d. 6 - 15%

e. < 6%

2. TINGKAT PENDIDIKAN a. > 15%


(Persentase jumlah
penduduk yang tidak tamat b. 11 - 15%
wajib belajar 9 tahun
terhadap jumlah penduduk)
c. 6 - 10%

d. 1 - 5%

e. 0%

3. TINGKAT KERAWANAN a. > 6 kali/tahun


KRIMINAL
(Jumlah tindakan kriminal b. 5 - 6 kali/tahun
dalam 1 tahun)

c. 3 - 4 kali/tahun

d. 1 - 3 kali/tahun

e. 0 kali/tahun

STATUS GIZI BALITA a. > 70%


4. (Presentase jumlah balita
yang kurang gizi terhadap b. 51 - 70%
jumlah keseluruhan balita)

c. 31 - 50%

PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 34
Buku Panduan

d. 11 - 30%

e. < 10%

5. ANGKA KESAKITAN a. > 20%


DEMAM BERDARAH
(Persentase jumlah b. 16 - 20%
penderita demam
berdarah dalam setahun
terhadap jumlah c. 11 - 15%
penduduk)
d. 6 - 10%

e. < 5%

6. ANGKA KESAKITAN a. > 70%


DIARE
(Persentase jumlah b. 51 - 70%
penderita diare dalam
setahun terhadap jumlah
c. 31 - 50%
penduduk)

d. 11 - 30%

e. < 10%

7. ANGKA KESAKITAN ISPA a. > 70%


(INFEKSI SALURAN
PERNAPASAN BAGIAN
ATAS) b. 51 - 70%

(Persentase jumlah
penderita ISPA dalam c. 31 - 50%
setahun terhadap jumlah
penduduk) d. 11 - 30%

e. < 10%

8. FREKUENSI KEBAKARAN a. > 7 kali/tahun

PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 35
Buku Panduan

b. 5 - 7 kali/tahun

c. 3 - 4 kali/tahun

d. 1 - 2 kali/tahun

e. 0 kali/tahun

9. FREKUENSI BANJIR a. > 7 kali/tahun

b. 5 - 7 kali/tahun

c. 3 - 4 kali/tahun

d. 1 - 2 kali/tahun

e. 0 kali/tahun

10. FREKUENSI TANAH a. > 7 kali/3 tahun


LONGSOR/3 TAHUN

b. 5 - 7 kali/3 tahun

c. 3 - 4 kali/3 tahun

d. 1 - 2 kali/3 tahun

e. 0 kali/3 tahun

PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 36
Buku Panduan

I V. PENDAPAT PENGI SI KUESI ONER

1. POTENSI APAKAH YANG DAPAT DIKEMBANGKAN DI LOKASI AGAR BERSINERGI


DENGAN SISTEM KOTA?
(Misalnya karena lokasi dekat dengan kawasan industri, maka berpotensi untuk pengembangan rumah
sewa pekerja di lokasi tersebut)

Jawab:
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________

2. BAGAIMANA PERSENTASE PELUANG KEBERHASILAN PROGRAM TERKAIT


DENGAN KESIAPAN LOKASI?
(Besarnya peluang sukses menjadi motor penggerak keberhasilan program, indikatornya antara lain
komitmen pemda, partisipasi masyarakat dan intensitas kekumuhan serta permasalahan sosial
kemasyarakatan) Jawab:

________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________

PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 37
Buku Panduan

3. ADAKAH PERMASALAHAN YANG BERPOTENSI DAPAT MENGHAMBAT/MENGACAU


KEBERHASILAN PENANGANAN PLP2K-BK?
(Misalnya, adanya permasalahan sengketa lahan)

Jawab:
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________

I V. PENDAPAT PENGI SI KUESI ONER

4. APAKAH LOKASI TERSEBUT SUDAH DITANGANI MELALUI KEGIATAN SERUPA,


MISALNYA NUSSP (NEIGHBOURHOOD UPGRADING SHELTER SECTOR
PROJECT), SAPOLA (SLUM ALLEVIATION POLICY AND ACTION PLAN ), DST?
Jawab:
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________

5. APAKAH DI LOKASI SUDAH ADA ORGANISASI MASYARAKAT YANG DAPAT


DIKEMBANGKAN/DIMANFAATKAN UNTUK BERFUNGSI MENJADI BADAN
KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM)?
Jawab:
a. Jika ada, apakah saat ini organisasi tersebut masih aktif dan menangani kegiatan
apa? ________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
b. Jika tidak ada, (agar didiskusikan dengan pemerintah daerah setempat agar memanfaatkan
organisasi masyarakat yang ada untuk dibentuk sebagai BKM)

____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________

6. BAGAIMANA KESIAPAN LOKASI UNTUK PELAKSANAAN TA 2012?

PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 38
Buku Panduan

Jawab:

a. Siap ditangani pada TA 2012,


karena_______________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
b. Belum, tetapi siap untuk ditangani pada TA 2012,
karena_______________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________

KOP PEMERINTAH PROVINSI

No. : .........................,.............2012
Lampiran :

Kepada Yth.
Menteri Negara Perumahan Rakyat
Gedung Kementerian Negara Perumahan Rakyat, Lt.II, Wing.2
Jalan Raden Patah I No.1
Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110

Perihal : Usulan Pemerintah Provinsi ……….. Untuk Lokasi Penanganan


Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan
TA 2012

Dalam rangka meningkatkan kawasan perumahan khususnya perumahan untuk


masyarakat berpenghasilan rendah di lokasi.......... kabupaten/kota, dan sesuai dengan
program kegiatan Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh
Berbasis Kawasan (PLP2K-BK) yang dilaksanakan oleh Kementerian Negara Perumahan
Rakyat (Kemenpera) pada Tahun Anggaran 2012, bersama ini dengan hormat kami
sampaikan lokasi kabupaten/kota yang diusulkan sebagai lokasi penanganan lingkungan
perumahan dan permukiman kumuh, sebagai berikut: a. Penangangan pada Tahun
Anggaran 2012
- Lokasi ………. di Kabupaten/Kota ……….
- Lokasi ………. di Kabupaten/Kota ……….
b. Penangangan pada Tahun Anggaran selanjutnya -
Lokasi ………. di Kabupaten/Kota ……….
- Lokasi ………. di Kabupaten/Kota ……….

PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 39
Buku Panduan

Terlampir kami sampaikan dokumen-dokumen pendukung sebagai bahan pertimbangan,


yaitu:
- Usulan lokasi dan kawasan penanganan pemerintah kabupaten/kota ……………
- Kuesioner dan data pendukung pemerintah kabupaten/kota ……………
Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasama kami ucapkan terima kasih.

Gubernur Provinsi
…………………….

……………………………….

Tembusan:
1. Sekretaris Kementerian Perumahan Rakyat;
2. Deputi Bidang Pengembangan Kawasan, Kementerian Perumahan Rakyat;
3. Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah, Kementerian Dalam Negeri;
4. Walikota/Bupati ……… 5. Arsiparis.

KOP PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

Nomor : ........................,.............2012
Lampiran :

Kepada Yth.
Gubernur………….
di –
……………….

Perihal : Usulan Pemerintah Kabupaten/Kota ……….. Untuk


Lokasi Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman
Kumuh Berbasis Kawasan TA 2012

Dalam rangka meningkatkan kawasan perumahan khususnya perumahan untuk


masyarakat berpenghasilan rendah di lokasi.......... kabupaten/kota, dan sesuai dengan
program kegiatan Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh
Berbasis Kawasan (PLP2K-BK) yang dilaksanakan oleh Kementerian Negara Perumahan
Rakyat (Kemenpera) pada Tahun Anggaran 2012, maka bersama ini dengan hormat kami
sampaikan lokasi penanganan lingkungan perumahan dan permukiman kumuh di
kabupaten/kota …………. pada tahun anggaran 2012, sebagai berikut:
- Lokasi ……….
- Lokasi ……….
- Lokasi ……….
Terlampir kami sampaikan dokumen-dokumen pendukung sebagai bahan pertimbangan,
yaitu:
- Usulan lokasi dan kawasan penanganan pemerintah
kabupaten/kota
………………….
- Kuesioner
- Kesesuaian dengan RTRW Kabupaten/Kota ………………….

PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 40
Buku Panduan

- Surat Keputusan Bupati/Walikota …………………. tentang Penetapan Lokasi


Lingkungan Perumahan Dan Permukiman Kumuh
- Surat Penyataan Bupati/Walikota tentang kesediaan bekerjasama pada
pelaksanaan kegiatan PLP2K-BK
- Peta lokasi lingkungan perumahan dan permukiman kumuh - Foto-foto dan
data pendukung lainnya.
Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasama kami ucapkan terima kasih.

Bupati/Walikota ..................

…………………………

Tembusan:
1. Deputi Bidang Pengembangan Kawasan, Kementerian Perumahan Rakyat; 2.
Arsiparis.
KOP PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

Bentuk/struktur penulisan surat keputusan penetapan lokasi sebagai lingkungan


perumahan dan permukiman kumuh agar disesuaikan dengan format yang berlaku di
daerah. Namun demikian, dalam penulisan surat keputusan tersebut perlu ditampung
materi-materi pokok sebagai berikut:
- Alasan pemilihan lokasi
- Kesediaan pengalokasian dana APBD
- Kesediaan memfasilitasi dan penyiapan rencana dan program yang mendukung
kegiatan penanganan lingkungan perumahan dan permukiman kumuh

Berikut di bawah ini adalah contoh surat keputusan bupati/walikota yang


mengakomodasi materi pokok di atas:
KEPUTUSAN
BUPATI / WALI KOTA ……………………
NOMOR : / / 2012

TENTANG
PENETAPAN
LOKASI LI NGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKI MAN KUMUH DI
KABUPATEN/ KOTA ………………..

Menimbang : ………… dst (bentuk surat keputusan disesuaikan dengan model surat
keputusan yang berlaku di daerah), sebagai contoh:
a. bahwa pesatnya pertumbuhan penduduk terutama di perkotaan, yang umumnya
berasal dari urbanisasi tidak selalu dapat diimbangi oleh kemampuan pelayanan kota
sehingga berakibat pada semakin meluasnya lingkungan perumahan dan
permukiman kumuh;

PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 41
Buku Panduan

b. bahwa dalam rangka peningkatan mutu kehidupan dan kesejahteraan masyarakat,


pemerintah dapat memberikan bimbingan, bantuan dan kemudahan kepada
masyarakat baik dalam tahap perencanaan maupun dalam tahap pelaksanaan, serta
melakukan pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kualitas perumahan
dan permukiman;
c. bahwa di kabupaten/kota masih terdapat lingkungan perumahan
dan permukiman kumuh yang kualitasnya semakin menurun dan
perlu segera ditangani;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b dan c
perlu penetapan Keputusan Bupati/Walikota …………. tentang Penetapan Lokasi
Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh di Kabupaten/Kota…………...
e. dst
Mengingat : …… dst, sebagai contoh:
a. Undang-Undang Republik Indonesia tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman;
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 23 Tahun 1997
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1992, Nomor: 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor: 3699);
c. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor: 9 Tahun 2005
tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi, Susunan Organisasi,
Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia,
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor:
62 Tahun 2005;
d. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor: 187/M Tahun
2004, tentang Susunan Kabinet Indonesia Bersatu;
e. dst

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : …….. dst, sebagai contoh:


“KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA …………………… TENTANG
LOKASI PENETAPAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN
PERMUKIMAN KUMUH DI KABUPATEN/KOTA………………...”
Kesatu : Lokasi-lokasi lingkungan perumahan dan permukiman kumuh
sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan merupakan
lokasi yang benar-benar kumuh dan memerlukan penanganan untuk
peningkatan kualitas kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
tinggal di lingkungan perumahan dan permukiman tersebut;
Kedua : Pemerintah Kabupaten/Kota …………bersedia mengalokasikan dana
APBD untuk kelancaran pelaksanaan penanganan lingkungan
perumahan dan permukiman kumuh yang akan dilaksanakan secara
berkelanjutan mulai tahun anggaran 2012 sampai dengan tuntasnya
penanganan;
Keempat : Segala biaya yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan keputusan
ini dibebankan pada APBD Pemerintah Kabupaten/Kota……………
Tahun Anggaran ………;
Kelima : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila kemudian hari terdapat kekeliruan atau kesalahan
dalam keputusan ini, maka akan diubah dan diperbaiki sebagaimana
mestinya.
dan seterusnya….

Ditetapkan di :
PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 42
Buku Panduan

Pada tanggal :

Bupati/ Walikota ………………

...........................
I. Lampiran : Keputusan Bupati/Walikota ………………
II. Nomor :
III. Tanggal :
IV. Tentang : Penetapan Lokasi Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh di
Kabupaten/Kota …………………………
V.
No Lokasi Luas (Ha) Keterangan
1.
2.
3.
4.

Ditetapkan di :
Pada tanggal :

Bupati/ Walikota ………………

...........................

PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 43
Buku Panduan

KOP PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

Bentuk/struktur penulisan surat pernyataan agar disesuaikan dengan format yang


berlaku di daerah. Namun demikian, dalam surat pernyataan tersebut perlu ditampung
materimateri pokok sebagai berikut:

SURAT PERNYATAAN
WALI KOTA/ BUPATI ……………………………..

“Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Penanganan Lingkungan Perumahan dan


Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan (PLP2K-BK) yang dilaksanakan oleh
Kementerian Negara Perumahan Rakyat (Kemenpera) pada Tahun Anggaran 2012, maka
bersama ini kami Pemerintah Kabupaten/Kota………………………… menyatakan:
1. Memberikan dukungan dan fasilitasi pelaksanaan PLP2K-BK;
2. Menetapkan lokasi penanganan sebagai lingkungan perumahan dan permukiman
kumuh melalui surat keputusan kepala daerah;
3. Bersedia untuk mengalokasikan program dan kegiatan yang dibiayai oleh APBD
kota/kabupaten………… dalam rangka sinergi dan saling menunjang kegiatan
PLP2K-BK;
4. Melaksanakan perekrutan Tenaga Penggerak Masyarakat (TPM);
5. Bersama dengan TPM memfasilitasi terbentuknya kelompok aparat masyarakat
dan penyusunan Rencana Tindak Masyarakat/Community Action Plan
(RTK/CAP);
6. Mengusulkan aparat pemerintah kota/kabupaten sebagai anggota tim gabungan
koordinasi dan tim teknis penyusunan rencana PLP2K-BK;
7. Melaksanakan monitoring dan evaluasi secara bersinergi dengan Kemenpera
dalam pelaksanaan PLP2K-BK;
8. Bersedia melanjutkan pelaksanaan progam dan kegiatan PLP2K-BK sesuai
dengan RTK/CAP dan Rencana PLP2K-BK yang telah disusun, setelah kegiatan
stimulan dari Kemenpera selesai.
Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya. Apabila kemudian hari terdapat kekeliruan atau

PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 44
Buku Panduan

kesalahan dalam keputusan ini, maka akan diubah dan diperbaiki sebagaimana
mestinya”.
……………………..,……………………2012 Bupati/ Walikota ……………

...........................

PENANGANAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH BERBASIS KAWASAN (PLP2K-BK) TA 2012 45

Anda mungkin juga menyukai