A. LATAR BELAKANG
Sedangkan tujuan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan kegiatan ini yaitu
untuk melakukan proses penyusunan RP3KP, substansi serta penggunaan
RP3KP termasuk identifikasi penataan keterpaduan prasarana dan sarana di
bidang perumahan dan permukiman sebagai suatu dokumen yang mengikat
pihak-pihak terkait.
C. SASARAN
D. LOKASI KEGIATAN
E. SUMBER PENDANAAN
a. Lingkup Wilayah
Secara internal Kabupaten Banjar dengan luas 466.850 Ha terdiri dari
atas 19 Kecamatan dan 299 Kelurahan/ Desa. Secara Regional
kedudukan Kabupaten Banjar sebagai salah satu Pusat Kegiatan Wilayah
Promosi (PKWp) di Provinsi Kalimantan selatan yang memiliki keterkaitan
kuat adalah Kota Banjarmasin. Dengan demikian pertumbuhan dan
perkembangannya tidak dapat lepas dari pertumbuhan dan
perkembangan wilayah eksternalnya ini.
c. Lingkup Kegiatan
Lingkup Kegiatan adalah Kegiatan Penyusunan Perencanaan
Pengembangan Wilayah Strategis Dan Cepat Tumbuh Di Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banjar Tahun Anggaran
2012 dan Tahun Anggaran 2013.
f. Substansi Teknis
a) Pengertian
RP4D adalah Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Permukiman di Daerah sebagaimana diubah
dengan RP3KP adalah Rencana Pembangunan dan
Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman.
Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal
atau hunian dan sarana pembinaan keluarga.
Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi
dengan prasarana dan sarana lingkungan.
Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan
lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan
yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan
hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan
penghidupan.
Kawasan Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar
kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun
kawasan perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang
mendukung perikehidupan dan penghidupan.
Prasarana Lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan
yang memungkinkan lingkungan permukiman dapat berfungsi
sebagaimana mestinya.
Pokjanis artinya Kelompok Kerja teknis.
c) Peranan RP4D
Muatan Pokok
Muatan pokok yang akan tertuang dalam rencana 5 (lima) tahunan
tersebut antara lain adalah sebagai berikut ini :
(1) Jabaran kebijaksanaan pembangunan perumahan dan
permukiman kabupaten atau kota yang bersangkutan untuk 5
(lima) tahun mendatang.
(2) Rincian program, lokasi, target dan sasaran yang akan dicapai
oleh masing-masing sektor terkait.
(3) Rincian rencana pembiayaan dan sumber pendanaannya.
(4) Lokasi dan kegiatan masing-masing sektor terkait yang
mengacu kepada RTRW kabupaten atau kota yang
bersangkutan.
(5) Kelembagaan yang mengatur pelaksanaan sampai denngan
tingkat kecamatan, atau kelurahan/ desa, sangat disarankan
untuk mempertimbangkan menggunakan kelembagaan
pembangunan perumahan dan permukiman yang berada
dalam masyarakat.
(6) Rincian rencana yang disusun dan dipersiapkan serta akan
dilaksanakan oleh masyarakat secara perorangan atau
kelompok, serta badan usaha perumahan dan permukiman
lain dalam kurun waktu yang bersamaan.
(7) Mekanisme keterpaduan pelaksanaan di setiap tingkatan
wilayah.
(8) Pembentukan POKJANIS untuk penanganan masalah spesifik
yang dihadapi oleh kabupaten atau kota yang bersangkutan.
Pembentukan POKJANIS ini disesuaikan dengan kebutuhan
daerah. Semakin solid Forum Koordinasi yang dimiliki,
semakin intensif pertemuan koordinasi dan keterpaduan
dijalankan, semakin kecil kebutuhan akan POKJANIS ini.
(9) Penetapan semacam forum pada tingkatan desa/ kelurahan
serta di tingkat kabupaten atau kota, untuk dapat secara rutin
menyelenggarakan pertemuan guna memecahkan
B. Kriteria Lokasi
Kriteria yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan dalam
menetapkan kawasan yang akan dikembangkan sebagai kawasan
hunian yang produkti dan prospektif.
Kriteria Umum
Dalam RTRW, kawasan tersebut ditetapkan sebagai daerah
dengan peruntukan perumahan dan permukiman, dengan
prioritas penanganan bagi :
1. Kawasan perumahan dan permukiman kumuh dan
nelayan, kawasan yang akan dikembangkan sebagai
kawasan permukiman baru.
2. Kawasan yang lokasi mudah diakses, karena harus terkait
dengan jariangan primer sistem/ rencanma investasi
prasarana, sarana dan utilitas berskala regional.
3. Kawasan perumahan dan permukiman yang apabila
dikembangkan memberikan manfaat bagi Pemerintah
Kabupaten/ Kota, dalam bentuk :
a. Peningkatan ketersediaan permukiman yang layak dan
terjangkau.
b. Dukungan bagi pembangunan dan pengembangan
kawasan fungsional yang memerlukan perumahan dan
permukiman.
c. Kawasan yang luasan rencananya mendukung
terlaksananya pola hunian berimbang.
d. Tidak mengganggu keseimbangan dan fungsi
lingkungan serta upaya pelestarian sumberdaya alam
lainnya.
e. Skala kegiatan memberikan kesempatan kerja baru.
Kriteria Khusus
Pengembangan perumahan dan permukiman melalui program
dan kegiatan khusus sebaiknya diprioritaskan bagi kabupaten
dan kota yang telah memperlihatkan :
1. Indikasi banyaknya permasalahan perumahan dan
permukiman yang mendesak untuk ditanggulangi (banjir,
padat, kumuh, rawan, ekapansi ke daerah pertanian
produktif, perubahan fungsi lahan perkotaan, dll).
2. Tingkat kepadatan yang relatif tinggi, dengan
mengutamakan penanganan pada kawasan perumahan
dan permukiman padat penduduk (net density > 150 jiwa/
ha), dan yang secara khusus telah berkembang atau akan
dikembangkan menjadi pusat kegiatan suatu kawasan
fungsional atau wilayah.
3. Bagi kawasan perumahan dan permukiman baru (baru
akan dibangun atau dikembangkan), mensyaratkan antara
lain :
a. Tidak berada pada lokasi rawan bencana, baik yang
rutin maupun yang diperkirakan dapat terjadi (potensiil
Peran serta masyarakat terdiri dari dua jenis yaitu pasif dan aktif. Peran
serta pasif adalah peran serta masyarakat dalam menerima informasi
perumahan dan permukiman. Sedangkan peran serta aktif adalah peran
serta masyarakat dalam memberikan data dan informasi, aspirasi, dan
opini mengenai kebijakan, strategi dan rumusan dalam bidang
perumahan dan permukiman.
Salah satu bentuk peran serta aktif dapat diwujudkan dalam konsultasi
publik. Konsultasi publik minimal dilaksanakan dalam dua kali putaran.
Pertama konsultasi yang dilaksanakan untuk menggali permintaan,
keinginan, kebutuhan, keberatan dari masyarakat atas suatu prakarsa.
Kemudian putaran kedua adalah konsultasi hasil kompilasi masukan yang
didapat dari masyarakat ke dalam rencana penataan ruang. Masyarakat
tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu
berdasarkan kewilayahan (ecoregion) dan kelompok stakeholder.
Konsultasi publik dapat menggunakan berbagai media seperti forum
diskusi, lokakarya, seminar, pengisian angket, public hearing ataupun
menggunakan kekuatan media massa dengan talk show atau pembuatan
kolom khusus dilokal media cetak.
i. Metodologi
j. Metode Analisis
I. KELUARAN (OUTPUT)
J. HASIL (OUTCOME)
Hasil atau outcome yang didapat dengan terlaksananya kegiatan ini adalah:
Diperolehnya suatu landasan strategi penyelenggaraan dan pengelolaan
perumahan dan permukiman di daerah yang sesuai dengan kebutuhan
terkini (prioritas) maupun antisipasi perkembangan wilayah;
Diperolehnya suatu arahan kebijakan penyelenggaraan perumahan dan
permukiman daerah yang selanjutnya dapat menjadi acuan dasar bagi
penyiapan program-program dan kegiatan terkait bidang perumahan dan
permukiman di daerah, baik yang berasal dari Pusat, Provinsi, maupun
Daerah;
Diperolehnya dukungan stakeholder perumahan dan permukiman daerah
yang telah dilibatkan dalam proses sosialisasi dan identifikasi
permasalahan perumahan dan permukiman daerahnya;
Diperolehnya gambaran kondisi perumahan dan permukiman daerah
berdasarkan data dan informasi terkini yang lengkap dari hasil kegiatan
inventarisasi dan penyusunan data;
Tersusunnya arahan-arahan ruang permukiman yang telah selaras
dengan arahan penatan ruang wilayah;
Tersedianya kebijakan penanganan perumahan dan permukiman bagi
masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah (MBR) yang diharapkan
dapat mengakomodir kebutuhan yang ada maupun potensi
perkembangan kebutuhan di tahun-tahun mendatang sebagai bentuk
antisipasi permasalahan.
M. MASUKAN
N. SISTEM PELAPORAN
a. Jenis Laporan
Jenis laporan yang yang harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen adalah sebagai berikut :
1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan di dalam pekerjaan ini berisikan uraian tentang
hasil evaluasi dan pemahaman konsultan terhadap tujuan, metodologi
dan model analisa, langkah-langkah/ jadwal pelaksanaan pekerjaan,
struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan, rencana kegiatan,
rencana survey dan pedoman/ kriteria/ standar yang akan digunakan.
Inti dari laporan pendahuluan ini adalah review terhadap
penyelenggaraan perumahan dan permukiman.
Laporan Pendahuluan tersebut diserahkan kepada pihak pemberi
pekerjaan sebanyak 15 (lima belas) eksemplar cetak jilid dalam
2. Laporan Antara
Laporan Antara berisi mengenai inventarisasi data dibidang
perumahan dan permukiman berdasarkan hasil-hasil survey
instansional dan observasi lapangan, analisa citra satelit, identifikasi
dan analisa kondisi wilayah perencanaan. Hasil utama laporan ini
adalah kompilasi data dan rumusan potensi, permasalahan, peluang,
tantangan, hambatan dan kecenderungan kebutuhan
pengembangan perumahan dan permukiman.
Laporan Fakta Analisa diserahkan kepada pihak pemberi pekerjaan
sebanyak 25 (dua puluh lima) eksemplar yang dicetak jilid dalam
format A4 dan penyampaiannya sudah termasuk laporan aslinya.
Laporan dapat disetujui oleh pemberi jasa apabila Tim Teknis telah
melakukan koreksi laporan tersebut berdasarkan masukan hasil
diskusi dan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) serta
Penelitian Panitia Pemeriksa Barang/ Jasa atau Panitia Penerima
Hasil Pekerjaan terhadap hasil yang diserahkan yang selanjutnya
dibuat dalam Berita Acara Laporan Antara/ Berita Acara Kemajuan
Pekerjaan.
4. Laporan Akhir
b. Format Laporan
1. Kertas:
Ukuran kertas : A4 (21,5 cm x 29,7 cm), 70 gram.
Jenis kertas : Polos, HVS, warna putih.
Pembatas : Kertas tipis berwarna sebagai pembatas antar
bab.
2. Tulisan:
Jenis huruf : Tegak, standar.
Bentuk huruf : Jelas, huruf cetak.
Spasi : 1,5 spasi.
Warna : Tulisan, peta, gambar, dan foto yang penting
berwarna sesuai kebutuhan.
3. Sampul/Cover:
Bahan sampul : Kertas tebal, jenis buffalo, dilaminasi, hard
cover.
Warna sampul : Akan disepakati kemudian.
Jilid : Dijilid rapi.
Format sampul : Desain dan tata letak tulisan pada sampul
didesain konsultan dan disetujui oleh pihak
Pengguna Jasa.
5. Tabel:
Ukuran kertas : A3
Format tabel : kreatifitas konsultan, lebih mudah dibaca dan
dimengerti.
O. HAL-HAL LAIN
2. Persyaratan Kerjasama
Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk
pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut harus
dipatuhi:
4. Alih Pengetahuan
Apabila dipandang perlu oleh Pejabat Pembuat Komitmen, maka
penyedia jasa harus mengadakan pelatihan,kursus singkat, diskusi dan
seminar terkait dengan substansi pelaksanaan pekerjaan dalam rangka
alih pengetahuan kepala staf proyek satuan kerja Pejabat Pembuat
Komitmen, khususnya mengenai: .
Disusun oleh :
PPK Kegiatan Penyusunan
Perencanaan Pengembangan Wilayah
Strategis Dan Cepat Tumbuh,