Anda di halaman 1dari 29

PEMERINTAH KABUPATEN KABUPATEN TANAH LAUT 2020

KERANGKA ACUAN KERJA


RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN
KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 2020-2035

A. LATAR BELAKANG

Perumahan dan Permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar


manusia dalam rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat.
Permasalahan yang dihadapi sesungguhnya tidak terlepas dari aspek yang
berkembang dalam dinamika kehidupan masyarakat maupun kebijakan
pemerintah dalam mengelola persoalan yang ada. Dalam mengatasi
permasalahan perumahan dan permukiman, setiap prosesnya dilaksanakan
secara bertahap yakni melalui tahap persiapan, perencanaan, pelaksanaan,
pengelolaan, pemeliharaan, dan pengembangan.

Pembangunan perumahan dan permukiman merupakan kegiatan yang


bersifat multi sektor, Hasilnya langsung menyentuh salah satu kebutuhan
dasar masyarakat , juga pendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi. Sejak
awal, pembangunan perumahan dan permukiman di Indonesia telah
diselenggarakan berdasarkan prinsip :
a. Pemenuhan kebutuhan akan rumah layak merupakan tugas dan
tanggung jawab masyarakat sendiri.
b. Pemerintah mendukung melalui penciptaan iklim yang memungkinkan
masyarakat mandiri dalam mencukupi kebutuhannya akan rumah layak.
Dukungan diberikan melalui penyediaan prasarana dan sarana, perbaikan
lingkungan permukiman, peraturan, perundangan yang bersifat
memayungi, layanan kemudahan dalam perijinan bagi kelompok
masyarakat berpenghasilan rendah dll.

Agar penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman berjalan


optimal, tertib dan terorganisasi dengan baik, diperlukan suatu skenario
umum, yang dapat mengakomodasikan berbagai kepentingan, rencana
sektor terkait, peraturan serta berbagai hal yang perlu diketahui, dipedomani,
dan disepakati bersama. Skenario umum terutama diperlukan untuk
mengantisipasi persoalan-persoalan pokok yang saat ini berkembang di
kawasan permukiman perkotaan, bahkan yang diprediksi balak terjadi pada
periode tertentu.

Jika mengatasi permasalahan perumahan dan permukiman merupakan suatu


proses, maka RP3KP (Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman adalah satu dasar pengatasan yang
bisa diandalkan. Untuk itu pemerintah kabupaten sudah harus
meletakkannya pada prioritas yang tinggi. Diharapkan dengan dorongan
pemerintahan pusat yang diwujudkan dalam

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN


1 (RP3KP)
PEMERINTAH KABUPATEN KABUPATEN TANAH LAUT 2020

bantuan teknis penyusunan RP3KP yang disertai pendamping yang intensif


pada saatnya akan mendewasakan pemerintah kabupaten dalam mengisi
kegiatan pembangunan perumahan dan permukiman serta
mengembangkannya hingga mencapai Kondisi yang diharapkan.
Kabupaten Tanah Laut tidak luput dari masalah kependudukan. Sebagai
salah satu wiayah yang memiliki pertumbuhan pesat di Provinsi Kalimantan
Selatan dan sebagai wilayah hinterland bagi Kota Banjarmasin, arus
perkembangan penduduk di Kabupaten Tanah Laut tergolong cukup tinggi.
Pertambahan penduduk dan aktivitas masyarakat kota didukung dengan
ketersediaan lahan yang memadai. Jumlah penduduk yang begitu besar
telah melampaui daya dukung dalam menyediakan fasilitas yang layak bagi
penduduknya sehingga menuntut penyediaan fasilitas yang dapat
memberikan pelayanan serta penyebaran fasilitas yang merata dalam
mendukung aktivfitas penduduk. Fasilitas tersebut tentu berada di
lingkungan permukiman yang mendukung aktivitasnya secara efektif dan
efisien.

Kabupaten Tanah Laut telah mencoba melakukan berbagai upaya dalam


memenuhi kebutuhan perumahan dan permukiman bagi warganya, baik
dengan penataan kawasan permukiman, pengembangan kawasan
perumahan baru maupun berupa dukungan sarana dan prasarana
perumahan dan permukiman yang memadai. Untuk mengoptimalkan capaian
pemenuhan kebutuhan perumahan dan permukiman yang layak bagi
warganya, serta memberikan arah yang jelas dalam pencapaian kebijakan
perumahan dan permukiman sebagaimana yang diamanahkan dalam RPJP,
RPJM, dan RTRW Kabupaten Tanah Laut, maka diperlukan skenario
pengembangan yang terarah dan terencana dalam satu dokumen Rencana
Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman
(RP3KP).

Dalam tahapan penyusunan RP3KP diawali dengan kegiatan sosialisasi,


kemudian dilanjutkan dengan penyusunan data dasar, penyusunan dokumen
RP3KP dan pembuatan naskah akademis. Untuk itu dalam rangka menuju
pada tersusunnya dokumen RP3KP, tahap awal yang dilakukan adalah
pembuatan data dasar sebagai bahan yang akan digunakan dalam
penyusunan RP3KP nantinya.

Berdasarkan Pedoman Penyusunan (RP3KP) sesuai dengan Keputusan


Menteri Negara Perumahan dan Permukiman No. 09/KPTS/M/IX/1999,
bahwa RP4D (RP3KP) merupakan acuan/ payung bagi seluruh pelaku
pembangunan perumahan dan permukiman di daerah. Muatan pokok RP4D
(RP3KP) di tingkat Kabupaten/ Kota merupakan acuan untuk mengatur
penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman secara teratur,
terencana, dan terorganisasi. Pada tingkat propinsi, muatan pokok RP4D
(RP3KP) merupakan acuan untuk mengatur dan mengkoordinasikan
pembangunan perumahan dan permukiman khususnya yang menyangkut
dua atau lebih kabupaten/ kota yang berbatasan. Pada tingkat nasional,
muatan pokok RP4D (RP3KP) merupakan

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN


2 (RP3KP)
PEMERINTAH KABUPATEN KABUPATEN TANAH LAUT 2020

masukan daerah dalam penyempurnaan kebijakan, strategi, dan program


nasional di bidang perumahan dan permukiman.

RP3KP merefleksikan akomodasi terhadap aspirasi masyarakat dalam


pembangunan perumahan dan permukiman. Sedangkan dalam konteks
penataan ruang, RP3KP merupakan penjabaran RTRW di sektor perumahan
dan permukiman.

RP3KP mencakup rencana penanganan sektor perumahan dan permukiman,


baik yang terkait dengan peningkatan kualitas lingkungan, revitalisasi/
optimalisasi kawasan, maupun pengembangan kawasan baru yang
dilengkapi dengan prasarana dan sarana dasar, termasuk prioritas
implementasi dan rencana kebutuhan investasinya.

Muatan pokok RP3KP meliputi:


 Penjabaran kebijakan pembangunan perumahan dan permukiman di
daerah;
 Rincian program, target dan sasaran kegiatan dan lokasi dari setiap
sektor terkait;
 Kelembagaan yang mengatur pelaksanaan sampai dengan tingkat
desa/ kelurahan;
 Rincian rencana pembiayaan dan sumber dananya;
 Rincian jadwal pelaksanaan program, kegiatan dan pelakunya
(masyarakat, badan usaha, pemerintah);
 Mekanisme pemantauan, pengawasan, dan pengendalian program dan
kegiatan;
 Mekanisme penyaluran aspirasi para pelaku yang terkait;
 Mekanisme pemberdayaan masyarakat;
 Daftar skala prioritas penanganan kawasan perumahan dan permukiman;
 Daftar kawasan terlarang (negative list) untuk pengembangan
kawasan perumahan dan permukiman baru;
 Strategi dan prioritas penanganan prasarana dan sarana pada kawasan
kajian dengan melakukan zoning, sehingga keterpaduan antar zoning
sangat diutamakan.

Penyusunan RP3KP selama ini belum terekam dengan baik, sehingga


kegiatan- kegiatan untuk penyempurnaannya belum dapat dirumuskan
secara pasti. Selain itu, penyelenggaraan penyusunan RP3KP di beberapa
daerah dirasakan masih memerlukan penyempurnaan proses maupun
kualitas RP3KP. Pada akhirnya, penggunaan RP3KP sebagai acuan
pembangunan juga memerlukan penguatan.

Dokumen RP3KP tersebut seyogyanya merupakan hasil perencanaan yang


mengacu pada kondisi daerah, disepakati oleh berbagai stake-holder terkait
dan dipergunakan sebagai acuan dalam pembangunan dan pengembangan
perumahan dan permukiman. Diharapkan visi yang terkandung dalam RP3KP
ini dapat diwujudkan. Proses ini memerlukan penyempurnaan dari waktu ke
waktu. Oleh karena itu penting untuk memberikan bantuan dan penguatan
kepada pemerintah daerah sebagai penyelenggara pembangunan agar
maksud, fungsi dan

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN


3 (RP3KP)
PEMERINTAH KABUPATEN KABUPATEN TANAH LAUT 2020

peran RP3KP dapat direalisasikan dan diwujudkan dengan mem- PERDA-


kan dokumen RP3KP tersebut.

Di masa mendatang, peranan RP3KP dalam pembangunan daerah perlu


untuk terus dipacu dan diperkuat. Permasalahan utama yang dirasakan yaitu:
(1) Kurangnya pengertian dan pemahaman akan manfaat RP3KP;
(2) Lemahnya komitmen untuk menyelenggarakan pembangunan perumahan
dan permukiman;
(3) Rendahnya kemampuan mengelola pengembangan atau pembangunan
suatu kawasan perumahan dan permukiman.

Oleh karena itu, maka perlu dilaksanakan kegiatan “Penyusunan RP3KP”


sebagai salah satu langkah untuk menyamakan persepsi dan meningkatkan
peran pelaku pembangunan di daerah, khususnya aparat pemerintah dalam
rangka penyusunan skenario pembangunan perumahan dan permukiman di
daerah.
Di samping itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat memacu terwujudnya
keterpaduan prasarana dan sarana kawasan perumahan dan permukiman
sehingga dapat menciptakan permukiman yang responsif yang mendukung
kehidupan dan penghidupan bagi penghuninya.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dilaksanakannya kegiatan ini adalah :


a. Menyusun RP3KP sebagai pedoman dan skenario pemerintah daerah
dalam menyelenggarakan kegiatan di bidang perumahan dan
permukiman.
b. RP3KP sebagai suatu alat untuk mewujudkan keterpaduan prasarana
dan sarana untuk mendukung kebijakan pengembangan kawasan
perumahan dan permukiman.

Sedangkan tujuan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan kegiatan ini yaitu
untuk melakukan proses penyusunan RP3KP, substansi serta penggunaan
RP3KP termasuk identifikasi penataan keterpaduan prasarana dan sarana di
bidang perumahan dan permukiman sebagai suatu dokumen yang mengikat
pihak-pihak terkait.

C. SASARAN

Sasaran yang ingin dicapai dengan Penyusunan RP3KP Kabupaten Tanah


Laut ini adalah:
1. terdokumentasikannya data dan informasi kinerja pihak-pihak terkait
dalam proses penyusunan, penggunaan serta pemantauan RP3KP, serta
persoalan-persoalan yang menyangkut pelaksanaan teknis penyusunan
RP3KP dan keterpaduan prasarana kawasan di bidang perumahan dan
permukiman di daerah.

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN


4 (RP3KP)
PEMERINTAH KABUPATEN KABUPATEN TANAH LAUT 2020

2. tersusunnya analisis masalah-masalah yang memerlukan penguatan agar


praktek penyusunan RP3KP dan keterpaduan prasarana kawasan di
bidang perumahan dan permukiman dapat mencapai hasil yang optimal.
3. tersusunnya dokumen yang dilengkapi dengan rekomendasi dan
masukan teknis dalam rangka pelaksanaan kebijakan teknis penyusunan
RP3KP dan keterpaduan prasarana kawasan di bidang pengembangan
kawasan perumahan dan permukiman.
4. tersedianya data dasar perumahan dan permukiman yang diperhitungkan
sehingga masih dapat digunakan (valid) sampai 20 tahun mendatang;
5. teridentifikasinya masalah peruimahan dan permukiman (existing dan
prediksi) serta terindikasinya perkiraan arah perkembangan perumahan
dan permukiman;
6. terakomodasikannya seluruh kebutuhan akan perumahan dah
permukiman yang dijamin oleh kepastian hukum, terutama bagi kelompok
masyarakat berpenghasilan rendah;
7. terintegrasinya berbagai rencana pembangunan dan peningkatan
kawasan perumahan dan permukiman berikut pengembangan prasarana
dan sarana penunjangnya
8. tersedianya informasi pembangunan perumahan dan permukiman di
daerah, sebagai bahan masukan bagi : penyusunan kebajikan pemerintah
vertical, penyusunan rencana serta program oleh berbagai pihak yang
berkepentingan, berminat untuk ikut serta/ melibatkan diri sesuai
ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

D. LOKASI KEGIATAN

Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan Dan Pengembangan


Perumahan Dan Kawasan Permukiman (RP3KP) ini secara administratif
berada di Wilayah Kabupaten Tanah Laut.

E. SUMBER PENDANAAN

Biaya untuk Penyusunan Rencana Pembangunan Dan Pengembangan


Perumahan Dan Permukiman Daerah (RP4D)/ Rencana Pembangunan Dan
Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kabupaten
Banjar adalah sebesar Rp.750.000.000,00 (Tujuh ratus lima puluh juta
rupiah) yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Kabupaten Banjar Tahun Anggaran 2012 dan Tahun Anggaran 2013
melalui Kegiatan Penyusunan Perencanaan Pengembangan Wilayah
Strategis Dan Cepat Tumbuh pada Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Banjar. Alokasi pembiayaan pada Tahun
Anggaran 2012 adalah sebesar Rp.225.000.000,00 (Dua Ratus Dua Puluh
Lima Juta Rupiah) dan pada Tahun Anggaran 2013 adalah sebesar
Rp.525.000.000,00 (Lima Ratus Dua Puluh Lima Juta Rupiah).

F. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

Pejabat Pembuat Komitmen adalah Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan


Penyusunan Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis Dan Cepat
Tumbuh Di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banjar
Tahun Anggaran 2012 dan Tahun Anggaran 2013.
RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DAERAH (RP4D)
5 RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
PEMERINTAH KABUPATEN KABUPATEN TANAH LAUT 2020

G. DASAR/ PERATURAN/ STANDAR/ACUAN/PEDOMAN

Peraturan/ Acuan/ Pedoman dalam Penyusunan Rencana Pembangunan


Dan Pengembangan Perumahan Dan Permukiman Daerah (RP4D)/ Rencana
Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman
(RP3KP) ini adalah :
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Ketentuan Pokok-Pokok
Agraria;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya;
3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan
Permukiman;
4. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;
5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
6. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
8. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN);
10. Undang- Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
11. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
12. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
13. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
14. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan;
15. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan;
16. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan Dan Kawasan
Permukiman;
17. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan
Hak dan Kewajiban Serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta
Masyarakat Dalam Penataan Ruang;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat
Ketelitian Peta Untuk Penataan Ruang Wilayah;
19. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan;
20. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan;
21. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2003 tentang Penatagunaan
Tanah;
22. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan
Gedung;
23. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
24. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi,
dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
25. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan
Peraturan Pemerintah 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan
Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan;
26. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
27. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DAERAH (RP4D)
6 RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
PEMERINTAH KABUPATEN KABUPATEN TANAH LAUT 2020

Ruang Wilayah Nasional;


28. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sumber Daya Air;
29. Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2008 tentang Air Tanah;
30. Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1989 tentang Kriteria Kawasan
Budi daya;
31. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan
Kawasan Lindung;
32. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang;
33. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional;
34. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 tentang
Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di
Kawasan Perkotaan;
35. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 20 /PRT/M/2007 tentang
Pedoman Teknis Analisis Aspek Fisik Dan Lingkungan, Ekonomi, Serta
Sosial Budaya Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang;
36. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 41 /PRT/M/2007 Tentang
Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budi Daya;
37. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 20/PRT/M/2011 Tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Dan Peraturan Zonasi
Kabupaten/Kota;
38. Keputusan Menteri Negara Perumahan dan Permukiman No.
09/KPTS/M/IX/1999 tentang Pedoman Penyusunan RP4D.
Peta Dasar yang menjadi acuan dalam Penyusunan Rencana Pembangunan
Dan Pengembangan Perumahan Dan Permukiman Daerah (RP4D)/ Rencana
Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman
(RP3KP) ini adalah peta dengan skala 1 : 50.000

H. RUANG LINGKUP KEGIATAN

a. Lingkup Wilayah
Secara internal Kabupaten Banjar dengan luas 466.850 Ha terdiri dari
atas 19 Kecamatan dan 299 Kelurahan/ Desa. Secara Regional
kedudukan Kabupaten Banjar sebagai salah satu Pusat Kegiatan Wilayah
Promosi (PKWp) di Provinsi Kalimantan selatan yang memiliki keterkaitan
kuat adalah Kota Banjarmasin. Dengan demikian pertumbuhan dan
perkembangannya tidak dapat lepas dari pertumbuhan dan
perkembangan wilayah eksternalnya ini.

b. Lingkup Layanan Jasa Konsultansi


Lingkup pelayanan untuk pelaksanaan pekerjaan konsultansi adalah
sebagai berikut :
 Bidang : Tata Lingkungan (15000)
 Sub Bidang : Jasa Perencanaan Urban (15002)

c. Lingkup Kegiatan
Lingkup Kegiatan adalah Kegiatan Penyusunan Perencanaan
Pengembangan Wilayah Strategis Dan Cepat Tumbuh Di Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banjar Tahun Anggaran
2012 dan Tahun Anggaran 2013.

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DAERAH (RP4D)


7 RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
PEMERINTAH KABUPATEN KABUPATEN TANAH LAUT 2020

d. Lingkup Substansi Materi


Ruang lingkup substansi materi Pekerjaan Penyusunan Rencana
Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Permukiman
Daerah (RP4D)/ Rencana Pembangunan Dan Pengembangan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman (RP3KP) adalah meliputi materi
yang tertuang dalam Keputusan Menteri Negara Perumahan dan
Permukiman No. 09/KPTS/M/IX/1999 tentang Pedoman Penyusunan
RP4D yang sekurang-kurangnya memuat tentang :
1. Jabaran kebijakan pembangunan perumahan dan permukiman
daerah;
2. Arahan lokasi permbangunan perumahan dan permukiman;
3. Rincian program bidang perumahan dan permukiman di daerah;
4. Skala prioritas dan indikasi pentahapan kegiatan bidang perumahan
dan permukiman di daerah;
5. Pengaturan kelembagaan dan mekanisme penyelenggaraan
perumahan dan permukiman daerah;
6. Rincian pembiayaan dan sumber pendanaan program bidang
perumahan dan permukiman di daerah.

e. Jangka Waktu Perencanaan

Jangka waktu perencanaan Penyusunan Rencana Pembangunan Dan


Pengembangan Perumahan Dan Permukiman Daerah (RP4D)/ Rencana
Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) adalah 20 (dua puluh) tahun yaitu tahun 2012 -
2032.

f. Substansi Teknis

a) Pengertian
 RP4D adalah Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Permukiman di Daerah sebagaimana diubah
dengan RP3KP adalah Rencana Pembangunan dan
Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman.
 Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal
atau hunian dan sarana pembinaan keluarga.
 Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi
dengan prasarana dan sarana lingkungan.
 Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan
lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan
yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan
hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan
penghidupan.
 Kawasan Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar
kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun
kawasan perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang
mendukung perikehidupan dan penghidupan.
 Prasarana Lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan
yang memungkinkan lingkungan permukiman dapat berfungsi
sebagaimana mestinya.
 Pokjanis artinya Kelompok Kerja teknis.

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DAERAH (RP4D)


8 RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
PEMERINTAH KABUPATEN KABUPATEN TANAH LAUT 2020

b) Permasalahan Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan dan


Permukiman
Beberapa pokok permasalahan yang melandasi perlunya daerah
mempunyai skenario umum pembangunan perumahan dan
permukiman antara lain :
a. Meningkatnya penguasaan lahan berskala besar oleh banyak
pihak yang tidak disertai dengan kemampuan untuk membangun,
yang telah mengakibatkan :
 Meluasnya lahan tidur di daerah sekitar kawasan perkotaan
(hinterland).
 Maraknya spekulasi lahan.
b. Belum terorganisasikannya dengan baik perencanaan dan
pemprograman perumahan dan permukiman, yang nampak dari :
 Penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman
yang nampaknya belum menjadi prioritas bagi banyak
Pemerintah Daerah, karena berbagai sebab dan keterbatasan
(Dinas/Instansi yang memiliki kewenangan dalam menangani
perumahan dan permukiman masih terbatas jumlah dan ruang
gerak/aktifitasnya).
 Belum tertampungnya aspirasi dan kepentingan masyarakat
yang memerlukan rumah, termasuk hak untuk ikut
berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan.
 Penyediaan lahan/tanah, prasarana dan sarana, teknologi,
bahan bangunan, konstruksi, pembiayaan dan kelembagaan
yang masih memerlukan pengaturan yang dapat
mengakomodasikan muata dan kapasitas lokal.
c. Belum terselesaikannya masalah ketidak-seimbangan
pembangunan desa-kota (dikotomi kota-desa) yang telah
menumbuhkan berbagai kesenjangan sosio-ekonomi. Akibatnya
desa menjadi kurang menarik dan dianggap tidak cukup prospektif
untuk dihuni, sedangkan kota semakin padat dan tidak nyaman
untuk dihuni.
d. Marak dan berkembangnya masalah sosial kemasyarakatan di
daerah perkotaan (kesenjangan pendapatan, menajamkan strata
antar kelompok dalam masyarakat, ketidaknyamanan bertempat
tinggal, urban crime, dan lainnya).
e. Kekurang-siapan dalam mengantisipasi kecepatan dan dinamika
pertumbuhan fisik dan fungsional kawasan perkotaan, sehingga
kawasan kumuh tumbuh sejalan dengan berkembangnya pusat-
pusat kegiatan ekonomi.

Hal tersebut diatas telah menumbuhkan kesadaran bahwa dalam


menangani pembangunan perumahan dan permukiman, kepada
seluruh “PELAKU KUNCI (stakeholder)” perlu memberikan wawasan
mendasar tentang :
1. Visi, misi dan kebijaksanaan pembangunan perumahan dan
permukiman,
2. Penataan ruang yang berkaitan dengan upaya mengoptimalkan
penggunaan ruang wilayah.
3. Strategi global pembangunan perumahan dan permukiman yang
menyatakan pembangunan perumahan dan permukiman
merupakan tanggung jawab masyarakat.
4. Pemecahan masalah pokok perumahan dan permukiman yang
telah dikaitkan dengan unsure/factor penentu lainnya seperti
RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DAERAH (RP4D)
9 RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
PEMERINTAH KABUPATEN KABUPATEN TANAH LAUT 2020

penyediaan tanah, prasarana dan sarana, teknologi bahan


bangunan, konstruksi, pembiayaan dan kelembagaan.

Dalam rangka mengantisipasi dan menanggulangi permasalahan


tersebut diatas, strategi yang diperlukan adalah pemberdayaan
masyarakat, khususnya kelompok masyarakat berpenghasilan
rendah. Juga di bidang perumahan dan permukiman. Upaya tersebut
diharapkan dapat dicapai melalui :
 Penciptaan iklim yang kondusif, yang dapat mendorong
pengembangan potensi masyarakat dan investasi yang luas.
 Membangun, mengembangkan, dan memobilisasi potensi lokal
yang ada di masyarakat, sebagai landasan pemberdayaan.
 Memberikan perhatian, dukungan, perlindungan, layanan dan
kepastian hukum yang jelas keberpihakannya kepada kelompok
masyarakat berpenghasilan rendah terutama yang membangun
rumahnya secara swadaya.

c) Peranan RP4D

RP4D pada dasarnya merupakan bagian integral dari rencana


pembangunan dan pengembangan propinsi, kabupaten maupun kota.
RP4D mempunyai kedudukan yang sama dengan rencana sektor,
seperti rencana perkembangan pertanian, rencana penataan kawasan
hutan, rencana pengembangan kepariwisataan, dan lain-lain.
Peruntukkan penyusunan mengacu pada Pola Dasar Pembangunan
Daerah serta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Propinsi,
Kabupaten, maupun Kota yang mengatur secara khusus ruang
perumahan dan permukiman dan berbagai tindak lanjutnya. Jadi
RP4D adalah :
 Merupakan skenario pelaksanaan koordinasi dan keterpaduan
dari himpunan rencana sektor terkait di bidang perumahan dan
permukiman, dalam suatu kurun waktu tertentu yang juga
merupakan jabaran yang lebih operasional dari kebijaksanaan
pembangunan perumahan dan permukiman daerah yang lebih
tinggi.
 Merupakan payung atau acuan baku bagi seluruh pelaku dan
penyelenggara (stake holders/ petaruh) pembangunan perumahan
dan permukiman dalam menyusun dan menjabarkan kegiatan
masing-masing.
 Cerminan dari kumpulan aspirasi/ tuntutan masyarakat terhadap
perumahan dan permukiman yang mampu memberikan akses dan
kemudahan layanan yang sama bagi kepentingan masyarakat
dalam mencukupi kebutuhan mereka akan rumah layak dalam
lingkungan permukiman yang sehat, aman, serasi, produktif dan
berkelanjutan.
Dalam konteks penataan ruang wilayah, RP4D merupakan :
 Jabaran dan pengisian RTRW dalam bentuk Rencanauntuk
peruntukan perumahan dan permukiman, yang selanjutnya akan
diacu oleh seluruh sektor terkait.
 Berisikan jabaran lebih lanjut dari program pembangunan
prasarana dan sarana berskala wilayah, khususnya dalam suatu
kawasan perumahan dan permukiman.

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DAERAH (RP4D)


10 RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
PEMERINTAH KABUPATEN KABUPATEN TANAH LAUT 2020

d) Kedudukan RP4D Dalam Pembangunan Wilayah

Keberadaan RP4D diperlukan oleh :


 Tingkat propinsi dalam mengatur dan mengkoordinasikan
pembangunan perumahan dan permukiman yang menyangkut 2
(dua) atau lebih kabupaten/ kota yang berbatasan, penyelenggara
jasa fasilitasi dan mediasi, bimbingan dan pembinaan.
 Tingkat kabupaten atau kota, terutama untuk kabupaten atau kota
yang telah memiliki permasalahan perumahan dan permukiman
yang tinggi intensitasnya, dalam mengatur dan menyelenggarakan
pembangunan perumahan dan permukiman secara teratur dan
terorganisasi.
Dalam kerangka pembangunan daerah, kedudukan RP4D secara
keseluruhan adalah sebagai berikut ini :
 Wahana informasi yang membuat arahan dan rambu-rambu
kebijaksanaan, serta rencana pembangunan perumahan dan
permukiman dalam suatu tingkatan wilayah dan kurun waktu
tertentu (propinsi, kabupaten atau kota).
 Arahan untuk mengatur perimbangan pembangunan kawasan
perumahan dan permukiman, antara lain :
(a) Kawasan perkotaan dan perdesaan.
(b) Kawasan perumahan dan permukiman denngan kawasan
fungsional lain dalam suatu wilayah tertentu.
(c) Kawasan pengembangan kawasan perumahan dan
permukiman terhadap rencana investasi jaringan prasarana
dan sarana, jaringan utilitas serta jaringan infrastruktur lain
yang berskala regional.
 Sarana untuk mempercepat terbentuknya sistem permukiman
yang mantap, terutama dalam kota yang berperan sebagai Pusat
Kegiatan Wilayah (PKW), Penetapan orde/ kedudukan kota
tersebut dalam kerangka pembangunan daerah, ditetapkan oleh
Pemerintah Daerah masing-masing yang selanjutnya dapat
dipergunakan sebagai alat dalam:
(a) Menetapkan strategi pengembangan kawasan perumahan
dalam wilayah yang bersangkutan;
(b) Menetapkan strategi pengembangan jaringan investasi
prasarana dan sarana berskala pelayanan regional;
(c) Menetapkan strategi pengembangan untuk masing-masing
propinisi, kabupaten atau kota. Dalam penataan kawasan
permukiman tersebut, perlu dipertimbangkan nilai-nilai budaya
dan arsitektur setempat, yang dapat secara kental
mencerminkan citra atau jati diri masing-masing kota atau
daerahnya. Khusus untuk hal ini perlu dilakukan mengingat
RP4D merupakan skenario yang harus dapat mengakomodasi
berbagai hal dan kepentingan daerah, termasuk upaya
melestarikan nilai-nilai sosial budaya setempat.
 Alat pengawas dan pengendalian terselenggaranya keterpaduan
program antar sektor dan antar lokasi perumahan dan
permukiman terhadap kawasan fungsional lainnya. Bagi wilayah
propinsi RP4D akan berperan sebagai :

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DAERAH (RP4D)


11 RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
PEMERINTAH KABUPATEN KABUPATEN TANAH LAUT 2020

(a) Sarana pemeliharan dan pengendali keterpaduan


pemanfaatan ruang kawasan, terutama bagi kawasan
perumahan dan permukiman yang berfungsi strategis dan hal-
hal yang menyangkut pengaturan penataan kabupaten atau
kota yang berbatasan.
(b) Alat untuk membina dan penyuluhan serta media fasilitasi
pembangunan perumahan dan permukiman lintas kabupaten
atau kota. Untuk itu RP4D propinsi memerlukan pengaturan
tersendiri baik kedalam maupun keluar muatan intinya.

e) Kerangka RP4D Kabupaten/ Kota

 Jangka Waktu Perencanaan


Jangka waktu perencanaan diusulkan 20 (dua puluh) tahunan.
RP4D ini kemudian akan diacu oleh masing-masing sektor dan
dijabarkan ke dalam rencana pelaksanaan 5 (lima) tahunan dan
rencana pelaksanaan tahunan untuk 5 (lima) tahun pertama.

 Muatan Pokok
Muatan pokok yang akan tertuang dalam rencana 5 (lima) tahunan
tersebut antara lain adalah sebagai berikut ini :
(1) Jabaran kebijaksanaan pembangunan perumahan dan
permukiman kabupaten atau kota yang bersangkutan untuk 5
(lima) tahun mendatang.
(2) Rincian program, lokasi, target dan sasaran yang akan dicapai
oleh masing-masing sektor terkait.
(3) Rincian rencana pembiayaan dan sumber pendanaannya.
(4) Lokasi dan kegiatan masing-masing sektor terkait yang
mengacu kepada RTRW kabupaten atau kota yang
bersangkutan.
(5) Kelembagaan yang mengatur pelaksanaan sampai denngan
tingkat kecamatan, atau kelurahan/ desa, sangat disarankan
untuk mempertimbangkan menggunakan kelembagaan
pembangunan perumahan dan permukiman yang berada
dalam masyarakat.
(6) Rincian rencana yang disusun dan dipersiapkan serta akan
dilaksanakan oleh masyarakat secara perorangan atau
kelompok, serta badan usaha perumahan dan permukiman
lain dalam kurun waktu yang bersamaan.
(7) Mekanisme keterpaduan pelaksanaan di setiap tingkatan
wilayah.
(8) Pembentukan POKJANIS untuk penanganan masalah spesifik
yang dihadapi oleh kabupaten atau kota yang bersangkutan.
Pembentukan POKJANIS ini disesuaikan dengan kebutuhan
daerah. Semakin solid Forum Koordinasi yang dimiliki,
semakin intensif pertemuan koordinasi dan keterpaduan
dijalankan, semakin kecil kebutuhan akan POKJANIS ini.
(9) Penetapan semacam forum pada tingkatan desa/ kelurahan
serta di tingkat kabupaten atau kota, untuk dapat secara rutin
menyelenggarakan pertemuan guna memecahkan

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DAERAH (RP4D)


12 RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
PEMERINTAH KABUPATEN KABUPATEN TANAH LAUT 2020

permasalahan perumahan dan permukiman, yang terintegrasi


dengan pemecahan masalah terkait lainnya.
(10)Mekanisme pemantauan, pengawasan dan pengendalian
program dan kegiatan oleh seluruh pelaku pembangunan
perumahan dan permukiman.
(11)Mekanisme penyaluran aspirasi dan peran serta masyarakat
dan usaha swasta di bidang perumahan dan permukiman.
(12)Mekanisme penggerakan dan pemberdayaan masyarakat
dalam pembangunan perumahan dan permukiman.
(13) daftar skala prioritas penanganan kawasan perumahan dan
permukiman, yang merinci kawasan fungsional dalam
kabupaten atau kota yang boleh dibangun, atau diekspansi
menjadi kawasan perumahan dan permukiman.
(14) Daftar daerah larangan (negative list) untuk pengembangan
kawasan perumahan dan permukiman baru.

f) Kerangka RP4D Kabupaten/ Kota

Dengan berlakunya Undang-Indang Nomor 32 Tahun 2004 tentang


Pemerintahan Daerah, dan dalam rangka mengantisipasi terjadinya
perubahan dalam kelembagaan penyelenggaraan pembangunan,
perlu dicermati hal-hal sebagai berikut ini :
 Bagi peran pelaku pembangunan perumahan dan permukiman
serta kedalaman RP4D untuk setiap tingkatan wilayah
administrasi.
 Antisipasi terhadap berbagai perubahan teknis akibat
diterbitkannya peraturan turunan beberapa perundangan terkait.
 Berbagai ketentuan yang mengatur perletakan lokasi, keterpaduan
penataan dan pemanfaatan ruang kawasan, serta rencana
jaringan investasi (prasarana dan infrastruktur berskala regional),
yang perlu dituangkan kedalam peta. Serta
 Skenario koordinasi dan keterpaduan yang mudah diakses dan
diacu oleh berbagai pihak yang berkepentingan.

A. Kedalaman RP4D Kabupaten/ Kota


Format dan kedalaman RP4D Kabupaten atau Kota lebih rinci
daripada format dan kedalaman RP4D Propinsi yang diatur
sebagai berikut :
 Memuat kebijaksanaan lokal dan pengaturan yang lebih
operasional di tingkat Kabupaten/ Kota, arahan propinsi yang
harus diakomodasikan dan dilaksanakan di tingkat kabupaten/
kota.
 Menjangkau target dan sasaran pembangunan perumahan
dan permukiman kabupaten/ kota yang akan dicapai dalam
suatu kurun waktu tertentu, dengan telah menyebutkan :
1. Nama lokasi secara lebih spesifik (kecamatan, desa/
kelurahan, lingkungan atau kawasan yang akan ditangani).
2. Rincian nama dan jenis program yang akan dilaksanakan
pada setiap lokasi.

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DAERAH (RP4D)


13 RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
PEMERINTAH KABUPATEN KABUPATEN TANAH LAUT 2020

3. Sumber, besaran, serta alokasi pendanaan (keseluruhan


dan tahunan apabila dilaksanakan sebagai kegiatan multi
years), untuk setiap program dan kegiatan yang tercantum
dalam RP4D.
4. Rencana pelaksanaan program dan kegiatan yang termuat
dalam RP4D (pemerintah, masyarakat atau badan usaha
swasta).
 Memuat rencana pembangunan perumahan dan permukiman
yang akan dilaksanakan pada kawasan kumuh, kawasan
pembangunan baru, juga penanganan kawasan perumahan
dan permukiman yang di revitalisasi fungsinya sehingga dapat
ikut memecahkan permasalahan perumahan dan permukiman
setempat, minimal memuat rencana penanganan kawasan
perumahan dan permukiman yang :
1. Apabila ditangani akan mendukung terbentuknya kawasan
perumahan dan permukiman yang layak, tertib dan
terjangkau di daerah perkotaan/ perdesaan.
2. Berlokasi pada kota yang berfungsi sebagai pusat kegiatan
nasional (PKN), pusat kegiatan wilayah (PKW) dan pusat
kegiatan lokal (PKL), atau
3. Pada kantong-kantong kegiatan fungsional (kawasan
industri, kawasan perdagangan, dan lain-lain).
 Dalam hal dikembangkan pada kota-kota yang berfungsi
sebagai PKL (Pusat Kegiatan Lokal), pengembangan kawasan
perumahan dan permukiman perlu ditetapkan melalui Surat
Keputusan Bupati atau Walikota, dengan memperhatikan dan
mempertimbangkan hasil kajian kemungkinannya serta saran
dan pendapat forum pembangunan perkotaan/ kabupaten.
 Mengakomodasikan juga informasi tentang pembangunan
perumahan dan permukiman berskala besar yang
dilaksanakan oleh masyarakat, koperasi atau oleh Badan
Usaha Swasta. Untuk itu sebaiknya dipersyaratkan untuk
memiliki rencana tapak (site plan) sebagai alat pengawasan
dan penertiban perijinan dan pelaksanaan pembangunan
fisiknya.
 Mengatur alokasi dana, program dan kegiatan yang didanai
dari sumber-sumber lokal (kabupaten/ kota) dan atau yang
disalurkan pengaturannya kepada kabupaten atau kota.
Apabila ada, dimuat juga alokasi pendanaan dan sumber
pembiayaan yang datang dari masyarakat maupun Badan
Usaha Swasta, atau bahkan bantuan luar negeri.
 Pengaturan jadwal pelaksanaan program/ kegiatan untuk
tahun berjalan terhadap berbagai event lokal, regional maupun
nasional di bidang perumahan dan permukiman. Dalam
pengaturan ini pemerintah kabupaten/ kota melalui BP4D atau
forum tertentu apapun nama dan bentuknya, dapat
memberikan warna lokal yang dapat mengangkat citra sosial
budaya daerah, termasuk misalnya :
1. Berbagai event atau adat atau kebiasaan yang dapat
mendukung terwujudnya rumah layak dalam permukiman

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DAERAH (RP4D)


14 RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
PEMERINTAH KABUPATEN KABUPATEN TANAH LAUT 2020

sehat, aman dan produktif (misal mapalus, lumbung pitih


nagari).
2. Pengembangan dan penerapan arsitekyur lokal dalam
kawasan perumahan baru atau kawasan fungsional lain
baik karena lokasi maupun pertimbangan lainnya, secara
langsung perlu mencerminkan citra daerah.
3. Penunjukkan lembaga kemasyarakatan/ lembaga
kerapatan adat sebagai wadah partisipasi masyarakat
dalam memelihara dan mengelola lingkungan tempat
tinggalnya.
4. Pembentukkan/ penguatan sistem dan kelembagaan
permukiman lokal berskala kawasan, yang terkait dengan
pengembangan jaringan perekonomian lokal, diwujudkan
dalam bentuk :
a. Forum kekerabatan lokal dalam mengelola lingkungan
perumahan dan permukiman yang dihuni kelompok
tertentu.
b. Kerjasama ekonomi berskala kecil dengan usaha
bahan bangunan lokal.
c. Memprakarsai tumbuh dan berkembangnya unit-unit
produksi dan pemanfaatan bahan bangunan lokal yang
bernilai ekonomi tinggi, dll.
 Untuk penanganan kawasan perumahan dan permukiman
berskala kecil, seperti permukiman nelayan, kawasan wisata,
permukiman di perdesaan eks transmigrasi maupun desa
perbatasan antar negara yang telah menunjukkan gejala
tumbuh sebagai “kota baru”, permukiman di kawasan industri,
dll. RP4D seyogyanya juga membuat pengaturan setempat
yang memuat seperti misalnya :
1. Lokasi kawasan yang direncanakan akan ditangani dalam
suatu kurun waktu tertentu, yang disusun dalam suatu
daftar. Terhadap kawasan-kawasan termaksud,
disyaraktak untuk memiliki rencana yang lebih detail
sebagai prasyarat pelaksanaanya (RTBL, Site Plan, dll),
disertai dengan rencana dan pentahapan/ tahun
pelaksanaanya.
2. Bagi kawasan perumahan dan permukiman andalan di
daerah perdesaan yang mempunyai potensi unggulan,
pemuatannya dalam RP4D perlu disertai denganpenyiapan
RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah), juga
community action plan bagi kawasan termaksud, bila
belum ada Pemerintah Daerah perlu mengupayakannya.
3. Bagi program penanganan lingkungan perkotaan dan
perdesaan yang tidak ditangani secara kawasan (berskala
kecil), unit pengangann serta programnya harus
dicantumkan jelas, desa atau kelurahannya (P2LDT,
KTP2D, Pemugaran Rumah, Peremajaan Kumuh,
Penanganan Nelayan, dll).

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DAERAH (RP4D)


15 RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
PEMERINTAH KABUPATEN KABUPATEN TANAH LAUT 2020

B. Kriteria Lokasi
Kriteria yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan dalam
menetapkan kawasan yang akan dikembangkan sebagai kawasan
hunian yang produkti dan prospektif.

 Kriteria Umum
Dalam RTRW, kawasan tersebut ditetapkan sebagai daerah
dengan peruntukan perumahan dan permukiman, dengan
prioritas penanganan bagi :
1. Kawasan perumahan dan permukiman kumuh dan
nelayan, kawasan yang akan dikembangkan sebagai
kawasan permukiman baru.
2. Kawasan yang lokasi mudah diakses, karena harus terkait
dengan jariangan primer sistem/ rencanma investasi
prasarana, sarana dan utilitas berskala regional.
3. Kawasan perumahan dan permukiman yang apabila
dikembangkan memberikan manfaat bagi Pemerintah
Kabupaten/ Kota, dalam bentuk :
a. Peningkatan ketersediaan permukiman yang layak dan
terjangkau.
b. Dukungan bagi pembangunan dan pengembangan
kawasan fungsional yang memerlukan perumahan dan
permukiman.
c. Kawasan yang luasan rencananya mendukung
terlaksananya pola hunian berimbang.
d. Tidak mengganggu keseimbangan dan fungsi
lingkungan serta upaya pelestarian sumberdaya alam
lainnya.
e. Skala kegiatan memberikan kesempatan kerja baru.

 Kriteria Khusus
Pengembangan perumahan dan permukiman melalui program
dan kegiatan khusus sebaiknya diprioritaskan bagi kabupaten
dan kota yang telah memperlihatkan :
1. Indikasi banyaknya permasalahan perumahan dan
permukiman yang mendesak untuk ditanggulangi (banjir,
padat, kumuh, rawan, ekapansi ke daerah pertanian
produktif, perubahan fungsi lahan perkotaan, dll).
2. Tingkat kepadatan yang relatif tinggi, dengan
mengutamakan penanganan pada kawasan perumahan
dan permukiman padat penduduk (net density > 150 jiwa/
ha), dan yang secara khusus telah berkembang atau akan
dikembangkan menjadi pusat kegiatan suatu kawasan
fungsional atau wilayah.
3. Bagi kawasan perumahan dan permukiman baru (baru
akan dibangun atau dikembangkan), mensyaratkan antara
lain :
a. Tidak berada pada lokasi rawan bencana, baik yang
rutin maupun yang diperkirakan dapat terjadi (potensiil

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DAERAH (RP4D)


16 RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
PEMERINTAH KABUPATEN KABUPATEN TANAH LAUT 2020

menjadi daerah bencana longsor, banjir, genangan,


rawan masalah sosial, dll).
b. Mempunyai sumber air baku yang memadai (kualitas
dan kuantitas) atau terhubungkan dengan jaringan
pelayanan air bersih serta jaringan sanitasi dan
pematusan berskala kota.
c. Terletak pada hamparan dengan luasan yang cukup,
yang memungkinkan terselenggaranya pola hunian
berimbang. Untuk itu dapat diikuti ketentuan
penguasaan lahan untuk permukiman sebagaimana
tertuang dalam instruksi Menteri Negara agraria/
Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 5 Tahun 1998
tentang Pemberian Ijin Lokasi Dalam Rangka
Penataan Penguasaan Tanah Berskala Besar yang
menetapkan penguasaan lahan untuk permukiman
maksimum yang dapat dikuasai oleh pengembang/
konsorsium sebagai berikut :
 Minimal 200 Ha dan masimal 400 Ha per propinsi
per pengembangan atau konsorsium.
 Total 4.000 Ha untuk seluruh Indonesia, bila
terletak dalam satu hamparan.
d. Memanfaatkan lahan tidur atau lahan skala besar yang
telah dikeluarkan ijinnya namun belum dibangu,
dengan catatan diprioritaskan pada :
 Pengisian kawasan skala besar (kasiba/ lisiba)
yang belum diisi/ dimanfaatkan.
 Pembangunan pada kawasan perumahan dan
permukiman yang telah diberikan ijinnya namun
belum terealisasikan dengan pemanfaatan yang
harus tetap sesuai dengan ijin yang telah
diterbitkan. Pangaturan lebih lanjut tentang
pemanfaatan lahan tidur ini dilakukan melalui
peraturan daerah.
e. Bagi kawasan perumahan dan permukiman yang akan
dikembangkan sebagai kawasan pembangunan rumah
susun sederhana (rusuna) sewa/ milik,
pencantumannya dalam RP4D dan pelaksanaanya
harus dikaitkan dengan :
 Penanganan kawasan permukiman kumuh
perkotaan yang padat penduduk pada tanah milik
atau tanah negara, yang telah menjadi
permasalahan di daerah perkotaan.
 Penyediaan permukiman yang terjangkau yang
menjadi bagian dari pengembangan kawasan
fungsional (kawasan industri, kawasan wisata,
kawasan pendidikan, dll).
 Penanggulangan kejadian luar biasa yang
memerlukan upaya segera untuk memukimkan
kembali penduduk (kebakaran, pengungsian,

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DAERAH (RP4D)


17 RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
PEMERINTAH KABUPATEN KABUPATEN TANAH LAUT 2020

bencana alam lainnya) agar kehidupan dapat


segera berlangsung kembali.
f. Bagi daerah perdesaan, pengembangan kawasan
perumahan dan permukiman yang akan dicantumkan
dalam RP4D ini sebaiknya diprioritaskan pada :
 Pengembangan kawasan perumahan dan
permukiman yang berfungsi sebagai pusat
pelayanan primer daerah perdesaan yang
mempunyai potensi unggulan atau fungsi khusus
dalam skala pembangunan kota/ kabupatennya.
 Pembentukan kawasan perumahan dan
permukiman yang mendukung pengembangan
sentra kegiatan usaha ekonomi perdesaan.
 Antisipasi terhadap kemunginan tumbuh dan
berkembangnya kota-kota kecil baru daerah
perdesaan yang mempunyai lokasi geografis yang
menguntungkan, atau mempunyai potensi yang
dapat menarik investasi.
 Mendukung berkembang dan berfungsinya ibukota
kecamatan menadi pusat pelayanan primer,
terutama di daerah yang terisolasi atau pada
kecamatan yang mengalami pengembangan atau
regroupng.
 Mendukung terbentuknya kehidupan dan
penghidupan yang mampu memberikan citra
layanan yang memadai kepada masyarakat dalam
hal administrasi pemerintahan dan pembangunan,
pada daerah perdesaan diperbatasan antar negara.

g. Sistem Informasi Geografis

Pengolahan dan penyajian data spasial dapat dilakukan dengan


memanfaatkan sistem informasi geografis. Oleh karena itu, Sistem
Informasi Geografis dalam kegiatan ini berfungsi sebagai alat bantu dan
basis data perencanaan. Sistem informasi geografis terdiri dari 3 (tiga)
komponen dasar yang dapat digunakan untuk memasukkan data, proses
manipulasi/ analisa data, dan keluaran data. Penggunaan sistem
informasi geografis memungkinkan pemrosesan data dan analisis data
keruangan secara efisien, dan sistem keluaran dapat menayangkan
informasi ataupun hasil analisis data geografis secara kualitatif ataupun
kuantitatif.
Penyusunan SIG dimulai dengan melakukan evaluasi terhadap sistem
informasi geografis yang telah ada terutama mengenai interpretasi
penggunaan lahan, batas delineasi dan kesesuaian peta rencana
terhadap substansi revisi rencana tata ruang. Sistem yang diperbaharui
harus diujicoba di lapangan dan diteruskan dengan updating sistem.
Identifikasi terhadap kondisi obyektif dilakukan dengan survey primer dan
survey sekunder.

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DAERAH (RP4D)


20 RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
PEMERINTAH KABUPATEN KABUPATEN TANAH LAUT 2020

h. Peran Serta Masyarakat

Peran serta masyarakat terdiri dari dua jenis yaitu pasif dan aktif. Peran
serta pasif adalah peran serta masyarakat dalam menerima informasi
perumahan dan permukiman. Sedangkan peran serta aktif adalah peran
serta masyarakat dalam memberikan data dan informasi, aspirasi, dan
opini mengenai kebijakan, strategi dan rumusan dalam bidang
perumahan dan permukiman.
Salah satu bentuk peran serta aktif dapat diwujudkan dalam konsultasi
publik. Konsultasi publik minimal dilaksanakan dalam dua kali putaran.
Pertama konsultasi yang dilaksanakan untuk menggali permintaan,
keinginan, kebutuhan, keberatan dari masyarakat atas suatu prakarsa.
Kemudian putaran kedua adalah konsultasi hasil kompilasi masukan yang
didapat dari masyarakat ke dalam rencana penataan ruang. Masyarakat
tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu
berdasarkan kewilayahan (ecoregion) dan kelompok stakeholder.
Konsultasi publik dapat menggunakan berbagai media seperti forum
diskusi, lokakarya, seminar, pengisian angket, public hearing ataupun
menggunakan kekuatan media massa dengan talk show atau pembuatan
kolom khusus dilokal media cetak.

i. Metodologi

Secara garis besar, RP4D terdiri dari beberapa tahapan, yakni:

A. TAHAP I - Sosialisasi Awal dan Pendataan


Tahapan ini terdiri dari rangkaian kegiatan berikut:
1. Persiapan
2. Pengumpulan Data Dan Informasi
3. Analisa
4. Perumusan Pilihan Strategi

B. TAHAP II - Penyusunan dan Pemantapan Naskah RP4D


Dalam tahap ini, hasil penyusunan RP4D pada tahap sebelumnya
diperinci dan dimantapkan secara substansial. Tahapan ini juga
merupakan proses sosialisasi dan uji terap terhadap naskah RP4D,
dan terdiri dari kegiatan-kegiatan berikut:
1. Pendetilan Rancangan
2. Penyiapan Perangkat Pelaksanaan
3. Penyepakatan

C. TAHAP III - Legalisasi


Naskah RP4D yang telah dimantapkan kemudian diterapkan di
daerah tujuan rencana dengan landasan hukum yang jelas. Adapun
kegiatan dalam tahapan ini adalah:
1. Sosialisasi Keseluruhan Substansi RP4D
2. Penyampaian Naskah RP4D pada Lembaga Legislatif
3. Pemantapan Hukum / Legalisasi

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DAERAH (RP4D)


21 RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
PEMERINTAH KABUPATEN KABUPATEN TANAH LAUT 2020

D. TAHAP IV - Evaluasi dan Pelaporan


Tahapan ini terdiri dari kegiatan supervisi, pemantauan, serta evaluasi
akhir, dengan rincian sebagai berikut:
1. Supervisi.
2. Pemantauan, terdiri dari:
 Review terhadap proses dan prosedur pemberian perijinan
pengembangan kawasan perumahan & permukiman baru,
upaya resetltlement, upaya konsolidasi, pembangunan skala
besar.
 Review terhadap pemanfaataan ruang kawasan perumahan
dan permukiman yang pembangunanmnya memberikan
dampak besar terhadap berlangsungnya kegiatan
berkehidupan dan penhidupan masyarakat
 Review tengah tahunan sebagai bahan masukan untuk
penyusunan program tahunan yang akan berjalan,
pengandalan arah dan sasaran target serta terhadap
pelaksanaan kebijaksanaan lokal.
3. Evaluasi.

Berdasarkan metodologi penyusunan RP4D di atas, dapat dijelaskan


bahwa Kegiatan Penyusunan RP4D atau RP3KP di Kabupaten Banjar
merupakan pelaksanaan rangkaian kegiatan pada Tahap I, Tahap II,
dan sebagian Tahap III yang merupakan tahap sosialisasi program
dan proses pengumpulan data dan informasi, sampai dengan
penyusunan naskah akademis RP4D ata RP3KP.

j. Metode Analisis

Metode analisis yang minimal harus dipergunakan oleh Konsultan


Perencana adalah:
1. Analisa Daya Tampung (Carrying Capacity).
2. Analisa Kebutuhan Pengembangan Permukiman.
3. Analisa Kebutuhan Pengembangan Infrastruktur Permukiman.
4. Analisa Kelembagaan.
5. Analisa SWOT dalam pemilihan konsep dan strategi pengembangan
perumahan dan permukiman

I. KELUARAN (OUTPUT)

Keluaran utama (output) yang dihasilkan dari pekerjaan Rencana


Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Permukiman Daerah
(RP4D)/ Rencana Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan
Kawasan Permukiman (RP3KP) Kabupaten Banjar ini adalah berupa Naskah
Akademis RP4D (RP3KP) yang siap digunakan sebagai dasar acuan dalam
penyelenggaraan pembangunan dan pengembangan perumahan dan
permukiman di daerah, yang secara umum berupa laporan-laporan sebagai
berikut :
1. Laporan Pendahuluan
2. Laporan Antara

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DAERAH (RP4D)


22 RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
PEMERINTAH KABUPATEN KABUPATEN TANAH LAUT 2020

3. Laporan Draft Akhir


4. Laporan Akhir
5. Laporan Ringkasan Eksekutif
6. Album Peta A0
7. Album Peta A3
8. Laporan FGD
9. Laporan Konsultasi Publik
10. Laporan GIS (CD - File Digital GIS)
11. Laporan Naskah Akademis

J. HASIL (OUTCOME)

Hasil atau outcome yang didapat dengan terlaksananya kegiatan ini adalah:
 Diperolehnya suatu landasan strategi penyelenggaraan dan pengelolaan
perumahan dan permukiman di daerah yang sesuai dengan kebutuhan
terkini (prioritas) maupun antisipasi perkembangan wilayah;
 Diperolehnya suatu arahan kebijakan penyelenggaraan perumahan dan
permukiman daerah yang selanjutnya dapat menjadi acuan dasar bagi
penyiapan program-program dan kegiatan terkait bidang perumahan dan
permukiman di daerah, baik yang berasal dari Pusat, Provinsi, maupun
Daerah;
 Diperolehnya dukungan stakeholder perumahan dan permukiman daerah
yang telah dilibatkan dalam proses sosialisasi dan identifikasi
permasalahan perumahan dan permukiman daerahnya;
 Diperolehnya gambaran kondisi perumahan dan permukiman daerah
berdasarkan data dan informasi terkini yang lengkap dari hasil kegiatan
inventarisasi dan penyusunan data;
 Tersusunnya arahan-arahan ruang permukiman yang telah selaras
dengan arahan penatan ruang wilayah;
 Tersedianya kebijakan penanganan perumahan dan permukiman bagi
masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah (MBR) yang diharapkan
dapat mengakomodir kebutuhan yang ada maupun potensi
perkembangan kebutuhan di tahun-tahun mendatang sebagai bentuk
antisipasi permasalahan.

K. PERALATAN, MATERIAL, PERSONIL DAN FASILITAS DARI PEJABAT


PEMBUAT KOMITMEN

Peralatan, material, personil dan fasilitas yang disediakan oleh Pejabat


Pembuat Komitmen yang dapat digunakan dan harus dipelihara oleh
penyedia jasa :
 Literatur/ Laporan dan Data (bila ada).
 Kumpulan laporan dan data sebagai hasil studi terdahulu serta photografi
(bila ada).
 Staf Pengawas/ Pendamping.
 Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat petugas atau wakilnya
yang bertindak sebagai pengawas atau pendamping (counterpart), atau
project officer (PO) dalam rangka pelaksanaan jasa konsultansi.

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DAERAH (RP4D)


23 RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
PEMERINTAH KABUPATEN KABUPATEN TANAH LAUT 2020

L. PERALATAN DAN MATERIAL DARI PENYEDIA JASA KONSULTANSI

Penyediaan jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan


peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, yaitu
sebagai berikut
 Semula :
NoteBook/ Laptop (10 - 12 inch) , Processor : Intel Dual Core i5
1.7GHz – 1.8GHz; Memory/RAM : 4 GB DDR3; Layar : 10.1 “ XVGA
atau 11.6-13.3” LED; Operation System : Win 7 atau Mac OS X 10.7
Lion
 Berubah Menjadi :
NoteBook/ Laptop (13 - 14 inch) , Processor : Intel Dual Core i7
2.9GHz; Memory/RAM : 8GB Kit (2x4 GB) DDR3; Layar : 13.3“ LED;
Operation System : Mac OS X 10.7 Lion
 Personal Komputer All In One, Processor : Intel
Core i5 2.5GHz atau Intel Dual Core G630; Memory/RAM : 4 GB DDR3;
HardDisk : 500GB HDD; Operation System : Win 7 atau Mac OS X 10.7
Lion.
 Printer All in One (Multifunction), Print quality : 600 x
600 dpi; Print speed : up to 12ppm.
 Printer A3+, 3-way paper feed, A3+ size printing and up to 4800dpi
resolution, Colour inkjet printer.
 LCD Projector WXGA, Projector WXGA (1280 x 800), 3000 Lumens
ANSI, LCD Technology atau 3 LCD Technology.
 Personal Komputer
 Printer/ Plotter.
 Kamera Digital
 Alat ukur.
 Dll

M. MASUKAN

1. Jangka Waktu Pelaksanaan


Waktu pelaksanaan pekerjaan ini bersifat multy years (tahun jamak) yakni
tahun anggaran 2012 sampai dengan tahun anggaran 2013. Jangka
waktu pelaksanaan pekerjaan ini diperkirakan dalam kurun waktu selama
7 (tujuh) bulan atau 210 (dua ratus sepuluh) hari kalender.

2. Kebutuhan Tenaga Ahli Dan Tenaga Pendukung


Agar menghasilkan produk yang optimal, pelaksanaan pekerjaan ini
diperlukan tenaga ahli dan tenaga pendukung yang berpengalaman dan
memiliki keahlian.
a) Tenaga Ahli yang akan ditugaskan dalam melaksanakan pekerjaan
jasa konsultansi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
 Memiliki Nomor Pokok Wajib pajak (NPWP) dan bukti
penyelesaian kewajiban pajak; Lulusan perguruan tinggi atau
perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi oleh instnasi yang
berwenang atau yang lulus ujian negara, atau perguruan tinggi
luar negeri yang ijazahnya telah disahkan/diakui oleh instansi

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DAERAH (RP4D)


24 RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
PEMERINTAH KABUPATEN KABUPATEN TANAH LAUT 2020

pemerintah yang berwenang di dibidang pendidikan tinggi (yang


asli ditunjukkan/Legalisir cap basah)
 Mempunyai pengalaman di bidangnya serta mempunyai sertifikat
tenaga Ahli dan menyertakan Referensi dari Pejabat Pembuat
Komitmen
b) Pegawai negeri, pegawai BI, pegawai BHMN/BUMN/ BUMD dilarang
menjadi penyedia barang/jasa, kecuali yang bersangkutan mengambil
cuti diluar tanggungan negara/BI/BHMN/BUMN/BUMD.
c) Klasifikasi dan Kualifikasi Tenaga Ahli
 Untuk melaksanakan tugasnya, Konsultan harus menyediakan
tenaga yang memenuhi kebutuhan kegiatan, baik jumlah dan
keahliannya ditinjau dari lingkup (besar) kegiatan maupun tingkat
kekomplekan kegiatan
 Jika tenaga yang disediakan dinilai tidak mampu, maka Pemimpin
kegiatan berhak minta ganti dengan tenaga ahli yang lain yang
lebih mampu, disertai curriculum vitae
 Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini
adalah tenaga ahli yang memiliki Sertifikat Keahlian yang
dikeluarkan oleh asosiasi profesi dan diregistrasi oleh Lembaga
Pengembangan Jasa Konstruksi, terkecuali tenaga ahli yang
belum memiliki asosiasi keahlian, dengan rincian tenaga ahli
sebagai berikut :
1) Ketua Tim = 1 Orang
Ketua Tim disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata Dua
(S2) Jurusan Teknik Planologi/ Perencanaan Wilayah Dan
Kota/ Teknik Arsitektur lulusan universitas negeri atau
universitas swasta yang telah disamakan berpengalaman
dalam pelaksanaan pekerjaan di bidang perencanaan
dan/atau perancangan tata ruang dan permukiman sekurang-
kurangnya 7 (tujuh) tahun atau Sarjana Teknik Strata Satu
(S1) Jurusan Teknik Planologi/ Perencanaan Wilayah Dan
Kota lulusan universitas negeri atau universitas swasta yang
telah disamakan berpengalaman dalam pelaksanaan
pekerjaan di bidang perencanaan dan/atau perancangan tata
ruang sekurang-kurangnya 12 (dua belas) tahun.
Sebagai Ketua Tim, tugas utamanya adalah memimpin dan
mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam
pelaksanaan pekerjaan sampai selesai.
2) Ahli Perumahan Dan Permukiman =1 Orang
Ahli Perumahan Dan Permukiman disyaratkan seorang
Sarjana Teknik Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Planologi/
Perencanaan Wilayah Dan Kota lulusan universitas negeri
atau universitas swasta yang telah disamakan berpengalaman
dalam pelaksanaan pekerjaan di bidang perencanaan
dan/atau perancangan tata ruang dan permukiman sekurang-
kurangnya 8 (delapan) tahun.
3) Ahli Prasarana Dan Sarana = 1 Orang
Ahli Prasarana Dan Sarana disyaratkan seorang Sarjana
Teknik Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Planologi/
Perencanaan Wilayah Dan Kota/ Teknik Sipil lulusan

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DAERAH (RP4D)


25 RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
PEMERINTAH KABUPATEN KABUPATEN TANAH LAUT 2020

universitas negeri atau universitas swasta yang telah


disamakan berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan di
bidang perencanaan dan/atau perancangan prasarana dan
sarana (fasilitas dan utilitas) perumahan dan permukiman
dalam tata ruang sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun.
4) Ahli Lingkungan = 1 Orang
Ahli Lingkungan disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata
Satu (S1) Jurusan Teknik Lingkungan lulusan universitas
negeri atau universitas swasta yang telah disamakan
berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan di bidang
perencanaan dan/atau perancangan lingkungan perumahan
dan permukiman dalam tata ruang sekurang-kurangnya 6
(enam) tahun.
5) Ahli Pemetaan/Ahli GIS = 1 Orang
Ahli Pemetaan/Ahli GIS disyaratkan seorang Sarjana Teknik
Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Geodesi lulusan universitas
negeri atau universitas swasta yang telah disamakan
berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan di bidang
perencanaan dan/atau perancangan GIS kawasan perumahan
dan permukiman dalam tata ruang sekurang-kurangnya 6
(enam) tahun.
6) Ahli Manajemen Sistem Informasi = 1 Orang
Ahli Manajemen Sistem Informasi disyaratkan seorang
Sarjana Strata Satu (S1) Jurusan Sistem Informasi/ Ilmu
Komputer lulusan universitas negeri atau universitas swasta
yang telah disamakan berpengalaman dalam pelaksanaan
pekerjaan di bidang sistem informasi proyek/ program
perumahan dan permukiman sekurang-kurangnya 6 (enam)
tahun.
7) Tenaga Ahli Ekonomi Perkotaan = 1 Orang
Ahli Ekonomi Perkotaan disyaratkan seorang Sarjana Strata
Satu (S1) Jurusan Ekonomi lulusan universitas negeri atau
universitas swasta yang telah disamakan berpengalaman
dalam pelaksanaan pekerjaan di bidang perencanaan ekonomi
kawasan perumahan dan permukiman dalam tata ruang
sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun.
8) Ahli Kelembagaan = 1 Orang
Ahli Kelembagaan disyaratkan seorang Sarjana Strata Satu
(S1) Jurusan Hukum/ FISIP/ Manajemen Kelembagaan
Transportasi lulusan universitas negeri atau universitas swasta
yang telah disamakan berpengalaman dalam pelaksanaan
pekerjaan di bidang kelembagaan di kawasan perumahan dan
permukiman sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun.
9) Ahli Studi Pembangunan = 1 Orang
Ahli Studi Pembangunan disyaratkan seorang Sarjana Strata
Satu (S1) Jurusan Studi Pembangunan lulusan universitas
negeri atau universitas swasta yang telah disamakan
berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan di bidang
kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat di kawasan

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DAERAH (RP4D)


26 RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
PEMERINTAH KABUPATEN KABUPATEN TANAH LAUT 2020

perumahan dan permukiman sekurang-kurangnya 6 (enam)


tahun.
10) Ahli Pemberdayaan Masyarakat = 1 Orang
Ahli Pemberdayaan Masyarakat disyaratkan seorang Sarjana
Strata Satu (S1) Jurusan Sosial/ FISIP/ Teknik lulusan
universitas negeri atau universitas swasta yang telah
disamakan berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan di
bidang pemberdayaan masyarakat di kawasan perumahan
dan permukiman sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun.

Selain tenaga ahli profesional yang mutlak harus dipenuhi sesuai


dengan disiplin ilmunya, untuk kelancaran dan ketertiban serta
optimalnya pelaksanan pekerjaan, perlu didukung tenaga
pendukung sesuai dengan keahliannya dengan tingkat disiplin
ilmu yang dapat melaksanakan tugas sesuai kedudukannya.
Tenaga pendukung yang akan diperlukan dalam pekerjaan ini
adalah sebagai berikut:
a) Sekretaris / Administrator/ Operator Komputer
Sekretaris / Administrator/ Operator Komputer disyaratkan
seorang Sarjana Muda Diploma Dua/ Tiga (S0/D2/D3) Jurusan
Sekretaris lulusan universitas negeri atau universitas swasta
yang telah disamakan.
b) Drafter/ Operator GIS
Drafter/ Operator GIS disyaratkan seorang Sarjana Muda
Diploma Dua/ Tiga (S0/D2/D3) Jurusan Teknik Informatika/
Sipil/ Arsitektur lulusan universitas negeri atau universitas
swasta yang telah disamakan.
c) Surveyor
Surveyor disyaratkan seorang Sarjana Muda Diploma Dua/
Tiga (S0/D2/D3) Jurusan Teknik Sipil/ Arsitektur lulusan
universitas negeri atau universitas swasta yang telah
disamakan.

N. SISTEM PELAPORAN

a. Jenis Laporan
Jenis laporan yang yang harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen adalah sebagai berikut :

1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan di dalam pekerjaan ini berisikan uraian tentang
hasil evaluasi dan pemahaman konsultan terhadap tujuan, metodologi
dan model analisa, langkah-langkah/ jadwal pelaksanaan pekerjaan,
struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan, rencana kegiatan,
rencana survey dan pedoman/ kriteria/ standar yang akan digunakan.
Inti dari laporan pendahuluan ini adalah review terhadap
penyelenggaraan perumahan dan permukiman.
Laporan Pendahuluan tersebut diserahkan kepada pihak pemberi
pekerjaan sebanyak 15 (lima belas) eksemplar cetak jilid dalam

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DAERAH (RP4D)


27 RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
PEMERINTAH KABUPATEN KABUPATEN TANAH LAUT 2020

format kertas A4 dan penyampaian laporan sudah termasuk laporan


aslinya.
Laporan dapat disetujui oleh pemberi jasa apabila Tim Teknis telah
melakukan koreksi laporan tersebut berdasarkan masukan hasil
diskusi dan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) serta
Penelitian Panitia Pemeriksa Barang/ Jasa atau Panitia Penerima
Hasil Pekerjaan terhadap hasil yang diserahkan yang selanjutnya
dibuat dalam Berita Acara Laporan Pendahuluan/ Berita Acara
Kemajuan Pekerjaan.

2. Laporan Antara
Laporan Antara berisi mengenai inventarisasi data dibidang
perumahan dan permukiman berdasarkan hasil-hasil survey
instansional dan observasi lapangan, analisa citra satelit, identifikasi
dan analisa kondisi wilayah perencanaan. Hasil utama laporan ini
adalah kompilasi data dan rumusan potensi, permasalahan, peluang,
tantangan, hambatan dan kecenderungan kebutuhan
pengembangan perumahan dan permukiman.
Laporan Fakta Analisa diserahkan kepada pihak pemberi pekerjaan
sebanyak 25 (dua puluh lima) eksemplar yang dicetak jilid dalam
format A4 dan penyampaiannya sudah termasuk laporan aslinya.
Laporan dapat disetujui oleh pemberi jasa apabila Tim Teknis telah
melakukan koreksi laporan tersebut berdasarkan masukan hasil
diskusi dan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) serta
Penelitian Panitia Pemeriksa Barang/ Jasa atau Panitia Penerima
Hasil Pekerjaan terhadap hasil yang diserahkan yang selanjutnya
dibuat dalam Berita Acara Laporan Antara/ Berita Acara Kemajuan
Pekerjaan.

3. Laporan Draft Akhir


Laporan Draft Akhir merupakan laporan yang memuat alternatif
konsep dan skenario pengembangan perumahan dan permukiman,
berikut dengan arah kebijakan dan strategi, arah pengembangan
ruang, arahan pengelolaan, arahan kelembagaan dan pemberdayaan
masyarakat, serta indikasi program pembangunan.
Laporan ini diserahkan kepada pihak pemberi pekerjaan sebanyak 25
(dua puluh lima) eksemplar dalam format kertas A4. Laporan
dilengkapi dengan 5 (lima) album peta draft final dalam format A1.
Laporan dapat disetujui oleh pemberi jasa apabila Tim Teknis telah
melakukan koreksi laporan tersebut berdasarkan masukan hasil
diskusi dan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) serta
Penelitian Panitia Pemeriksa Barang/ Jasa atau Panitia Penerima
Hasil Pekerjaan terhadap hasil yang diserahkan yang selanjutnya
dibuat dalam Berita Acara Laporan Draft Akhir/ Berita Acara
Kemajuan Pekerjaan.
Sebelum laporan draft akhir disetujui oleh pemberi jasa, perlu
dilakukan presentasi tambahan kepada instansi terkait.

4. Laporan Akhir

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DAERAH (RP4D)


28 RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
PEMERINTAH KABUPATEN KABUPATEN TANAH LAUT 2020

Laporan Akhir disampaikan setelah penyempurnaan Laporan Draft


Final. Laporan Akhir diserahkan kepada pihak pemberi pekerjaan
sebanyak 25 (dua puluh lima) eksemplar dalam format kertas A4 dan
penyampaian laporan sudah termasuk laporan aslinya.
Laporan dapat disetujui oleh pemberi jasa apabila Tim Teknis telah
melakukan koreksi laporan tersebut berdasarkan masukan hasil
diskusi dan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) serta
Penelitian Panitia Pemeriksa Barang/ Jasa atau Panitia Penerima
Hasil Pekerjaan terhadap hasil yang diserahkan yang selanjutnya
dibuat dalam Berita Acara Laporan Akhir/ Berita Acara Kemajuan
Pekerjaan.

5. Laporan Ringkasan Eksekutif


Laporan Ringkasan Eksekutif ini merupakan ringkasan eksekutif
terhadap Rencana Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan
Dan Kawasan Permukiman. Laporan ini diserahkan sebanyak 25 (dua
puluh lima) eksemplar.

6. Laporan Album Peta


Laporan Album Peta ini terdiri dari Album Peta Rencana ukuran A0
sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dan Album Peta Rencana ukuran
A3 sebanyak 25 (dua puluh lima) eksemplar.

7. Laporan Focus Group Discussion (FGD)


Laporan ini berisikan mengenai latar belakang, tujuan, metoda,
laporan pelaksanaan dan evaluasi pelaksanaan Focus Group
Discussion (FGD). Laporan pelaksanaan FGD berisikan opini dan
aspirasi pemangku kepentingan (stakeholders) terkait kebijakan dan
strategi dan rumusan pengembangan perumahan dan kawasan
permukiman.
Laporan tersebut diserahkan kepada pihak pemberi pekerjaan
sebanyak 5 (lima) eksemplar cetak jilid dalam format kertas A4 dan
penyampaian laporan sudah termasuk laporan aslinya.

8. Laporan Konsultasi Publik/ Loka Karya


Laporan ini berisikan mengenai latar belakang, tujuan, metoda,
laporan pelaksanaan dan evaluasi pelaksanaan konsultasi publik.
Laporan pelaksanaan konsultasi publik berisikan opini dan aspirasi
masyarakat terkait kebijakan, strategi, dan rumusan pengembangan
perumahan dan kawasan permukiman.
Laporan tersebut diserahkan kepada pihak pemberi pekerjaan
sebanyak 5 (lima) eksemplar cetak jilid dalam format kertas A4 dan
penyampaian laporan sudah termasuk laporan aslinya.

9. Laporan Sistem Informasi Geografis


Sistem Informasi Geografis disajikan sebagai data vektor (format:
*.Shp) hasil dari memasukkan data, manipulasi/ analisa data, dan
keluaran data yang dibentuk menjadi suatu system/ project (format:
*.apr / *.mxd) yang tersusun rapi, mudah digunakan/ dipanggil kembali
dan diserahkan dalam bentuk Compact disk (CD) sebanyak 10

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DAERAH (RP4D)


29 RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
PEMERINTAH KABUPATEN KABUPATEN TANAH LAUT 2020

(sepuluh) buah untuk masing-masing rencana dan


terpisah dari Laporan Rencana.

10. Laporan Naskah Akademis


Laporan Naskah Akademis merupakan naskah yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah mengenai konsepsi yang berisi
latar belakang, tujuan penyusunan, sasaran yang ingin diwujudkan
dan lingkup, jangkauan, objek, atau arah pengaturan rancangan
peraturan daerah.”
Laporan ini sebanyak 40 (empat puluh) eksemplar dalam format
kertas A4.

b. Format Laporan

Format Produk Laporan yang dihasilkan oleh konsultan dibuat dalam


bentuk tulisan yang dilengkapi dengan gambar, peta, foto, dan tabel,
dengan format, sebagai berikut:

1. Kertas:
 Ukuran kertas : A4 (21,5 cm x 29,7 cm), 70 gram.
 Jenis kertas : Polos, HVS, warna putih.
 Pembatas : Kertas tipis berwarna sebagai pembatas antar
bab.

2. Tulisan:
 Jenis huruf : Tegak, standar.
 Bentuk huruf : Jelas, huruf cetak.
 Spasi : 1,5 spasi.
 Warna : Tulisan, peta, gambar, dan foto yang penting
berwarna sesuai kebutuhan.

3. Sampul/Cover:
 Bahan sampul : Kertas tebal, jenis buffalo, dilaminasi, hard
cover.
 Warna sampul : Akan disepakati kemudian.
 Jilid : Dijilid rapi.
 Format sampul : Desain dan tata letak tulisan pada sampul
didesain konsultan dan disetujui oleh pihak
Pengguna Jasa.

4. Gambar dan Peta:


 Ukuran kertas : A0/A3
 Warna : Warna harus jelas
 Skala : 1 : 500 atau lebih besar (disesuaikan dengan
kebutuhan).

5. Tabel:
 Ukuran kertas : A3
 Format tabel : kreatifitas konsultan, lebih mudah dibaca dan
dimengerti.

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DAERAH (RP4D)


30 RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)
PEMERINTAH KABUPATEN KABUPATEN TANAH LAUT 2020

O. HAL-HAL LAIN

1. Produksi dalam Negeri


Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di
dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam
angka 4 KAK dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam
negeri.

2. Persyaratan Kerjasama
Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk
pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut harus
dipatuhi:

3. Pedoman Pengumpulan Data Lapangan


Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan dalam kaidah-kaidah penelitian.

4. Alih Pengetahuan
Apabila dipandang perlu oleh Pejabat Pembuat Komitmen, maka
penyedia jasa harus mengadakan pelatihan,kursus singkat, diskusi dan
seminar terkait dengan substansi pelaksanaan pekerjaan dalam rangka
alih pengetahuan kepala staf proyek satuan kerja Pejabat Pembuat
Komitmen, khususnya mengenai: .

Martapura, September 2012

Disusun oleh :
PPK Kegiatan Penyusunan
Perencanaan Pengembangan Wilayah
Strategis Dan Cepat Tumbuh,

MOHAMMADI RIZA DAULY, ST


NIP.19771018 200312 1 008
Diketahui :

Kepala Bappeda Kabupaten Banjar


Selaku Pengguna Anggaran,

MUHAMMAD RUSDI, ST, MT


Pembina Tingkat I (IV/b)
NIP.19680723 199503 1 002

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DAERAH (RP4D)


31 RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)

Anda mungkin juga menyukai