Anda di halaman 1dari 29

USULAN TEKNIS

PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)

TANGGAPAN DAN SARAN


TERHADAP KAK

Kerangka Acuan Kerja (KAK) merupakan gambaran tentang latar belakang,


maksud, tujuan dan sasaran, lingkup kegiatan, metodologi, kebutuhan tenaga ahli,
serta produk kegiatan / output dalam penanganan pekerjaan ini.
Setelah mempelajari apa yang diuraikan dalam KAK/TOR pada prinsipnya
sebagai konsultan kami telah memahami secara garis besar tentang petunjuk
pelaksanaan pekerjaan ini, baik untuk kandungan materi dan runtutan tahapan
pekerjaan yang disampaikan cukup lengkap dan rinci. Namun demikian Konsultan
perlu mengemukakan hal-hal yang dirasa kurang sesuai, dan selanjutnya konsultan
akan memberikan tanggapan, saran dan masukan untuk perbaikan dan
kesempurnaan pekerjaan
4.1. Tanggapan Dan Saran Terhadap Latar Belakang

Perumahan dan Permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar


manusia dalam rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat.
Permasalahan yang dihadapi sesungguhnya tidak terlepas dari aspek yang
berkembang dalam dinamika kehidupan masyarakat maupun kebijakan pemerintah
dalam mengelola persoalan yang ada. Dalam mengatasi permasalahan perumahan
dan permukiman, setiap prosesnya dilaksanakan secara bertahap yakni melalui
tahap persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan, pemeliharaan, dan

1
USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN
DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)

pengembangan.
Pembangunan perumahan dan permukiman merupakan kegiatan yang
bersifat multi sektor, hasilnya langsung menyentuh salah satu kebutuhan dasar
masyarakat, juga pendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi. Sejak awal,
pembangunan perumahan dan permukiman di Indonesia telah diselenggarakan
berdasarkan prinsip :
1. Pemenuhan kebutuhan akan rumah layak merupakan tugas dan
tanggung jawab masyarakat sendiri.
2. Pemerintah mendukung melalui penciptaan iklim yang memungkinkan
masyarakat mandiri dalam mencukupi kebutuhannya akan rumah
layak. Dukungan diberikan melalui penyediaan prasarana dan sarana,
perbaikan lingkungan permukiman, peraturan, perundangan yang
bersifat memayungi, layanan kemudahan dalam perijinan bagi
kelompok masyarakat berpenghasilan rendah dan lain-lain.
Kawasan permukiman mendominasi kawasan perkotaan yang
membangkitkan kegiatan dan terus mengikuti, bahkan mengarahkan pengembangan
kawasan lainnya dan akan mempengaruhi arah pengembangan kota yang
bersangkutan. Setiap kawasan fungsional yang dikembangkan akan membutuhkan
kawasan permukiman untuk mengakomodasi pertumbuhan penduduk yang
beraktifitas di dalam kawasan tersebut. Dalam suatu wilayah atau kota,
perkembangan dari kawasan permukiman sangat rentan terhadap adanya
perkembangan yang tidak terkendali dan menyebabkan munculnya permukiman
kumuh, yang seringkali berdampak lebih lanjut pada meningkatnya kesenjangan
masyarakat serta angka kriminalitas, dan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat.
Diperkirakan isu dan tantangan permasalahan tersebut masih akan tetap berlanjut
dalam skala tertentu, sejalan dengan pertumbuhan penduduk, serta dinamika
kondisi sosial-ekonomi masyarakat yang terus berkembang.
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman untuk menyelesaikan permasalahan
perumahan dan kawasan permukiman di Kota Lhokseumawe, Pemerintah Kota
Lhokseumawe perlu menyusun roadmap (grand strategy) pembangunan dan

2
USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN
DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)

pengembangan perumahan dan kawasan permukiman yang dilaksanakan dalam


jangka waktu 20 (dua puluh) tahun agar pembangunan perumahan dan kawasan
permukiman dapat lebih terarah. Roadmap perumahan dan kawasan permukiman
tersebut tertuang pada sebuah dokumen perencanaan yang disebut Rencana
Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP)
Kota Lhokseumawe.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka Pemerintah Kota Lhokseumawe
melakukan penyusunan Dokumen Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) yang mengacu kepada dokumen
rencana dan kebijakan yang telah dimiliki Pemerintah Kota Lhokseumawe. Untuk
itu, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kota Lhokseumawe,
memberikan bantuan teknis berupa pendampingan penyusunan Dokumen Rencana
Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP).
Penyusunan Rencana Pembangunan DanPengembangan Perumahan Dan
Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Lhokseumawe disertai pendamping yang
intensif untuk mendewasakan Pemerintah Kota Lhokseumawe dalam mengisi
kegiatan pembangunan perumahan dan permukiman serta mengembangkannya
hingga mencapai kondisi yang diharapkan. Pertambahan penduduk dan aktivitas
masyarakat didukung dengan ketersediaan lahan yang memadai. Pemerintah Kota
Lhokseumawe telah mencoba melakukan berbagai upaya dalam memenuhi
kebutuhan perumahan dan permukiman bagi warganya, baik dengan penataan
kawasan permukiman, pengembangan kawasan perumahan baru maupun berupa
dukungan sarana dan prasarana perumahan dan permukiman yang memadai. Untuk
mengoptimalkan capaian pemenuhan kebutuhan perumahan dan permukiman yang
layak bagi warganya, serta memberikan arah yang jelas dalam pencapaian kebijakan
perumahan dan permukiman sebagaimana yang diamanahkan dalam RPJP, RPJM,
dan RTRW Kota Lhokseumawe, maka diperlukan skenario pengembangan yang
terarah dan terencana dalam satu dokumen Rencana Pembangunan dan
Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP).
Dengan adanya dokumen itu, Dokumen RP3KP akan memuat sebuah
database tentang rumah perumahan dan kawasan permukiman Kota Lhoksumawe,

3
USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN
DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)

yang menampilkan antara lain :


a. Potret sebaran kawasan kumuh,
b. Eksisting Kawasan Perumahan se-Kota Lhoksumawe;
c. Pusat Pemerintahan, pusat kegiatan wilayah (PKW), dan pusat kegiatan
lokasi (PKL);
d. Kawasan kantung-kantung kegiatan fungsional (kawasan industri,
kawasan perdagangan, dan lain-lain);
e. Kawasan nelayan/perikanan, kawasan pariwisata, kawasan industri, dan
di kawasan lainnya yang mempunyai tingkat pertumbuhan tinggi
sebagai pusat kegiatan baru;
f. Perumahan dan kawasan permukiman strategis sektor unggulan sesuai
Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan/atau Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) Daerah;
g. Kelembagaan yang mengatur pelaksanaan PKP mulai dari tingkat
kecamatan dan Kelurahan/Desa.
Dalam tahapan penyusunan RP3KP diawali dengan kegiatan sosialisasi,
kemudian dilanjutkan dengan penyusunan data dasar, penyusunan dokumen RP3KP
dan pembuatan naskah akademis. Untuk itu dalam rangka menuju pada tersusunnya
dokumen RP3KP, tahap awal yang dilakukan adalah pembuatan data dasar sebagai
bahan yang akan digunakan dalam penyusunan RP3KP nantinya. Berdasarkan
Pedoman Penyusunan RP3KP sesuai dengan Peraturan Menteri Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014 tentang Pedoman penyusunan Rencana
Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman Daerah
Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota, bahwa (RP3KP) merupakan acuan/payung
bagi seluruh pelaku pembangunan perumahan dan permukiman di daerah. Muatan
pokok RP3KP di lingkup Kabupaten/Kota merupakan acuan untuk mengatur
penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman secara teratur,
terencana, dan terorganisasi. Pada tingkat kabupaten/kota mengkoordinasikan
pembangunan perumahan dan permukiman khususnya yang menyangkut dua atau
lebih kecamatan yang berbatasan. RP3KP merefleksikan akomodasi terhadap
aspirasi masyarakat dalam pembangunan perumahan dan permukiman. Sedangkan

4
USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN
DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)

dalam konteks penataan ruang, RP3KP merupakan penjabaran RTRW di sektor


perumahan dan permukiman. RP3KP mencakup rencana penanganan sektor
perumahan dan permukiman, baik yang terkait dengan peningkatan kualitas
lingkungan, revitalisasi/optimalisasi kawasan, maupun pengembangan kawasan
baru yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana dasar, termasuk prioritas
implementasi dan rencana kebutuhan investasinya.
Muatan pokok RP3KP meliputi:
1. Penjabaran kebijakan pembangunan perumahan dan permukiman di
daerah,
2. Rincian program, target dan sasaran kegiatan dan lokasi dari setiap
sektor terkait.
3. Kelembagaan yang mengatur pelaksanaan sampai dengan tingkat desa/
kelurahan.
4. Rincian rencana pembiayaan dan sumber dananya,
5. Rincian jadwal pelaksanaan program, kegiatan dan pelakunya
(masyarakat, badan usaha, pemerintah),
6. Mekanisme pemantauan, pengawasan, dan pengendalian program dan
kegiatan; Mekanisme penyaluran aspirasi para pelaku yang terkait.
7. Mekanisme pemberdayaan masyarakat.
8. Daftar skala prioritas penanganan kawasan perumahan dan
permukiman.
9. Daftar kawasan terlarang (negative list) untuk pengembangan kawasan
perumahan dan permukiman baru;
10. Strategi dan prioritas penanganan prasarana dan sarana pada kawasan
kajian dengan melakukan zoning, sehingga keterpaduan antar zoning
sangat diutamakan.
Dokumen RP3KP tersebut seyogyanya merupakan hasil perencanaan yang
mengacu pada kondisi daerah, disepakati oleh berbagai stake-holder terkait dan
dipergunakan sebagai acuan dalam pembangunan dan pengembangan perumahan
dan permukiman. Diharapkan visi yang terkandung dalam RP3KP ini dapat
diwujudkan. Proses ini memerlukan penyempurnaan dari waktu ke waktu. Oleh

5
USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN
DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)

karena itu penting untuk memberikan bantuan dan penguatan kepada pemerintah
daerah sebagai penyelenggara pembangunan agar maksud, fungsi dan peran RP3KP
dapat direalisasikan dan diwujudkan dengan memPERDA-kan dokumen RP3KP
tersebut.
Di masa mendatang, peranan RP3KP dalam pembangunan daerah perlu
untuk terus dipacu dan diperkuat. Permasalahan utama yang dirasakan yaitu:
1. Kurangnya pengertian dan pemahaman akan manfaat RP3KP;
2. Lemahnya komitmen untuk menyelenggarakan pembangunan
perumahan dan permukiman;
3. Rendahnya kemampuan mengelola pengembangan atau pembangunan
suatu kawasan perumahan dan permukiman.
Oleh karena itu, maka perlu dilaksanakan kegiatan “Penyusunan RP3KP
sebagai salah satu langkah untuk menyamakan persepsi dan meningkatkan peran
pelaku pembangunan di daerah, khususnya aparat pemerintah dalam rangka
penyusunan skenario pembangunan perumahan dan permukiman di daerah. Di
samping itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat memacu terwujudnya keterpaduan
prasarana dan sarana kawasan perumahan dan permukiman sehingga dapat
menciptakan permukiman yang responsif yang mendukung kehidupan dan
penghidupan bagi penghuninya.
Penjabaran latar belakang yang tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK)
sudah cukup jelas, terinci dan sistematis sehingga memudahkan bagi konsultan
untuk memahami masalah dan menyusun metodologi pendekatan dan pelaksanaan
bagi pekerjaan tersebut.

4.2. Tanggapan Dan Saran Terhadap Maksud, Tujuan, dan Sasaran


Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Dokumen Rencana Pembangunan dan
Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) dimaksudkan
untuk membantu Pemerintah Kota Lhokseumawe dalam menyiapkan dokumen
rencana aksi penanganan permukiman dalam mewujudkan permukiman yang layak,
penanganan permasalahan permukiman berikut infrastruktur yang ada di dalam
kawasan terpilih sesuai dengan arahan strategi penanganan kawasan serta

6
USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN
DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)

kebutuhan program dan investasi penanganan permukiman. Dokumen rencana aksi


tersebut mencakup pula rencana pengembangan lingkungan hunian yang layak dan
terjangkau bagi masyarakat sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kota Lhokseumawe.
Dokumen Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan
Kawasan Permukiman (RP3KP) sebagai alat untuk mewujudkan keterpaduan
prasarana dan sarana untuk mendukung kebijakan pengebangan kawasan
perumahan dan permukiman. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai melalui
pelaksanaan kegiatan ini yaitu untuk melakukan proses penyusunan Rencana
Pembangunan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP),
substansi serta penggunaan Rencana Pembangunan Pengembangan Perumahan dan
Kawasan Permukiman (RP3KP) termasuk identifikasi penataan keterpaduan
prasarana dan sarana di bidang perumahan dan permukiman sebagai suatu dokumen
yang mengikat pihak-pihak terkait.
Sasaran yang ingin dicapai dengan Penyusunan RP3KP Kota Lhokseumawe
ini adalah:
a. Tersusunnya dokumen yang dilengkapi dengan rekomendasi dan masukan
teknis dalam rangka pelaksanaan kebijakan teknis penyusunan RP3KP
dan keterpaduan prasarana kawasan di bidang pengembangan kawasan
perumahan dan permukiman;
b. Terakomodasikannya seluruh kebutuhan akan perumahan dah
permukiman yang dijamin oleh kepastian hukum, terutama bagi
kelompok masyarakat berpenghasilan rendah;
c. Terintegrasinya berbagai rencana pembangunan dan peningkatan
kawasan perumahan dan permukiman berikut pengembangan prasarana
dan sarana penunjangnya;
d. Tersedianya informasi pembangunan perumahan dan permukiman di
daerah, sebagai bahan masukan bagi : penyusunan kebajikan pemerintah
vertical, penyusunan rencana serta program oleh berbagai pihak yang
berkepentingan, berminat untuk ikut serta/melibatkan diri sesuai
ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7
USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN
DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)

Maksud, tujuan dan sasaran sudah tertuang dengan jelas dalam Kerangka
Acuan Kerja (KAK) dan konsultan menambahkan bahwa penyusunan Rencana
Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota
Lhokseumawe dapat menjamin kebutuhan masyarakat.

4.3. Tanggapan dan Saran Terhadap Dasar Hukum


Penyusunan Rencana Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan
Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Lhokseumawe memperhatikan dan
berpedoman pada peraturan perundangan yang ada, antara lain:
1. Undang-undang No 26 Tahun 2007, Tentang Penataan-Ruang;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah;
3. Undang-undang No 28 Tahun 2002, Tentang Bangunan Gedung;
4. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman;
5. Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun;
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2016 Tentang
Tabungan Perumahan Rakyat;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang
Bangunan Gedung;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Standar
Pelayanan Minimal;
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016
Tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman ;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Perubahan
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan
Perumahan dan Kawasan Permukiman;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2005 tentang Standar
Pelayanan Minimal;
12. Peraturan Pemerintah No 15 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan
Tata Ruang;

8
USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN
DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)

13. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor


34/PERMEN/M/2006 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan
Keterpaduan Prasarana, Sarana, dan Utilitas (PSU) Kawasan
Perumahan;
14. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat
Nomor11/PERMEN/M/2008 tentang Pedoman Keserasian Kawasan
Perumahan Dan Permukiman;
15. Permen Perumahan Rakyat No 1 Tahun 2009 Tentang Acuan
Penyelenggaraan Peningkatan Kualitas Perumahan;
16. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 1/PRT/M/2014 tentang
Standar Pelayanan Minimal;
17. Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 12 tahun 2014 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman Daerah Provinsi dan
Kabupaten/Kota;
18. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 2/PRT/M/2016 Tentang Peningkatan Kualitas
Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh;
19. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 14/PRT/M/2018 Tentang Pencegahan dan
Peningkatan Kualitas Terhadap Perumhan Kumuh dan Permukiman
Kumuh;
20. Qanun Kota Lhokseumawe No 1 Tahun 2014 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Lhokseumawe;
21. Qanun Kota Lhokseumawe No 11 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas
Qanun Kota Lhokseumawe Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Gampong;
22. Qanun Kota Lhokseumawe No 7 Tahun 2018 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Kota Lhokseumawe Tahun 2017 –
2022;
23. Qanun Kota Lhokseumawe No 9 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas
Qanun Kota Lhokseumawe No 7 Tahun 2018 Tentang Rencana

9
USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN
DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)

Pembangunan Jangka Menengah Kota Lhokseumawe Tahun 2017 –


2022;
24. Qanun Kota Lhoksumawe No 9 Tahun 2016 Tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah Kota Lhokseumawe;
25. SK Walikota Lhokseumawe Nomor 455 Tahun 2018 tentang
Perubahan Atas Keputusan Walikota Lhokseumawe Nomor 230 Tahun
2018 Tentang Penetapan Lokasi Kawasan Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh di Kota Lhokseumawe.

4.4. Tanggapan Dan Saran Terhadap Lingkup Kegiatan


Lingkup kegiatan dalam pekerjaan Penyusunan Rencana Pembangunan Dan
Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota
Lhokseumawe meliputi :
1. Lingkup Wilayah
Lingkup wilayah yaitu perumahan dan permukiman di Kota Lhokseumawe
dan Perumahan kumuh dan permukiman kumuh luasan kurang dari 10 Ha
di Kota Lhokseumawe.
Kota Lhokseumawe terdiri dari 4 (empat) kecamatan dengan luas 181,06
km2, antara lain:
a) Kecamatan Blang Mangat dengan luas 56,12 km2
b) Kecamatan Muara Dua dengan luas 57,80 km2
c) Kecamatan Muara Satu dengan luas 55,90 km2
d) Kecamatan Banda Sakti dengan luas 11,24 km2
Kota Lhokseumawe terletak antara 04054’’ Lintang Utara dan 05018’
Lintang Selatan serta 96020’-97021’ Bujur Timur dan berada di Pulau
Sumatera yang menjadi bagian dari Kepulauan Indonesia. Berdasarkan
posisi geografisnya, Kota Lhokseumawe memiliki batas-batas :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Utara
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Utara
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh Utara

10
USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN
DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)

Permukaan tanah di Kota Lhokseumawe rata-rata berada di ketinggian +24


meter di atas permukaan laut.
Gambar 4.1
Peta Wilayah Kota Lhokseumawe

2. Lingkup Materi
a. Ruang lingkup substansi materi Pekerjaan Penyusunan Rencana
Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan
Permukiman (RP3KP) Kota Lhokseumawe adalah meliputi materi yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2014 tentang Pedoman penyusunan Rencana
Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota, antara lain:

11
USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN
DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)

a) Tahap Pendataan
Pendataan dilaksanakan untuk pengumpulan data primer dan data
sekunder.
1) Data Primer
Data Primer yang dikumpulkan sesuai dengan ketentuan data
primer yang diatur pada Peraturan Menteri Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman Daerah Provinsi dan
Daerah Kabupaten/Kota dan data primer lainnya yang
dibutuhkan untuk penyusunan RP3KP Kota Lhokseumawe;
2) Data Sekunder
Data sekunder yang dikumpulkan sesuai dengan ketentuan data
yang diatur pada Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan
Kawasan Permukiman Daerah Provinsi dan Daerah
Kabupaten/Kota dan data sekunder lainnya yang dibutuhkan
untuk penyusunan RP3KP Kota Lhokseumawe;
3) Hasil Kegiatan Pendataan adalah Draft Profil Perumahan dan
Kawasan Permukiman Kota Lhokseumawe.

b) Tahap Analisis, terdiri dari:


1) Analisis implikasi kebijakan pembangunan dan kebijakan tata
ruang nasional dan daerah provinsi terhadap pembangunan dan
pengembangan perumahan dan kawasan permukiman;
2) Analisis implikasi kebijakan pembangunan dan kebijakan tata
ruang daerah kabupaten/kota terhadap pembangunan dan
pengembangan perumahan dan kawasan permukiman;
3) Analisis sistem pusat-pusat pelayanan yang didasarkan pada
sebaran daerah fungsional perkotaan dan perdesaan;

12
USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN
DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)

4) Analisis karakteristik sosial kependudukan di daerah


kabupaten/kota sekurang-kurangnya meliputi:
▪ Pola migrasi, pola pergerakan;
▪ Proporsi penduduk Kota Lhokseumawe pada awal tahun
perencanaan dan proyeksi 20 (dua puluh) tahun ke depan;
▪ Struktur penduduk berdasarkan mata pencaharian, usia
produktif, tingkat pendidikan, sex ratio; dan
▪ Sebaran kepadatan penduduk pada awal tahun perencanaan
dan proyeksi 20 (dua puluh) tahun ke depan;
5) Analisis karakteristik perumahan dan kawasan permukiman,
sekurang-kurangnya meliputi:
▪ Identifikasi permasalahan perumahan dan kawasan
permukiman di daerah;
▪ Ketersediaan rumah dan kondisinya;
▪ Jumlah kekurangan rumah (backlog) pada awal tahun
perencanaan dan proyeksi 20 (dua puluh) tahun ke depan;
▪ Lokasi perumahan pada kawasan fungsi lain yang perlu
penanganan khusus;
▪ Lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh yang perlu
dilakukan pemugaran, peremajaan atau pemukiman kembali;
dan
▪ Lokasi dan jumlah rumah yang memerlukan peningkatan
kualitas.
6) Analisis arah pengembangan perumahan dan kawasan
permukiman di perkotaan dan/atau perdesaan yang berbatasan
dalam wilayah kota terhadap rencana pengembangan wilayah
kota secara keseluruhan;
7) Analisis kebutuhan prasarana, sarana dan utilitas umum
termasuk sarana pemakaman umum pada daerah kota;
8) Analisis arah pengembangan perumahan dan kawasan
permukiman dan dukungan potensi wilayah, kemampuan

13
USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN
DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)

penyediaan rumah dan jaringan prasarana dan sarana serta


utilitas umum;
9) Analisis besarnya permintaan masyarakat terhadap rumah;
10) Analisis kebutuhan tanah untuk pembangunan perumahan dan
kawasan permukiman dengan memperhatikan kebijakan hunian
berimbang;
11) Analisis lokasi PKP rawan bencana;
12) Analisis daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup serta
optimasi pemanfaatan ruang
13) Analisis kemampuan keuangan daerah, sekurang-kurangnya
meliputi: sumber penerimaan daerah dan alokasi pendanaan dan
pembiayaan pembangunan, dan prediksi peningkatan
kemampuan keuangan daerah;
14) Analisis kebutuhan kelembagaan perumahan dan kawasan
permukiman di Kota Lhokseumawe.

c) Tahap Perumusan Konsep RP3KP, meliputi ; visi, misi, ujuan,


kebijakan, dan strategi pembangunan dan pengembangan perumahan
dan kawasan permukiman daerah kota. RP3KP yang sekurang-
kurangnya memuat tentang :
1) Jabaran kebijakan pembangunan perumahan dan permukiman
daerah;
2) Arahan lokasi pembangunan perumahan dan permukiman;
3) Rincian program bidang perumahan dan permukiman di daerah;
4) Skala prioritas dan indikasi pentahapan kegiatan bidang
perumahan dan permukiman di daerah;
5) Pengaturan kelembagaan dan mekanisme penyelenggaraan
perumahan dan permukiman daerah;
6) Rincian pembiayaan dan sumber pendanaan program bidang
perumahan dan permukiman di daerah.

14
USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN
DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)

Berdasarkan materi pada KAK Keseluruhan lingkup pekerjaan pada


pekerjaan Rencana Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan
Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Lhokseumawe, konsultan
sepenuhnya telah memahami ruang lingkup kegiatan dan substansi
kegiatan.

4.5. Tanggapan dan Saran Terhadap Tenaga Ahli


Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah
tenaga ahli yang memiliki Sertifikat Keahlian yang dikeluarkan oleh asosiasi profesi
dan diregistrasi oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi, terkecuali tenaga ahli
yang belum memiliki asosiasi keahlian.
Tenaga ahli yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan Rencana
Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman (RP3KP)
Kota Lhokseumawe Tahun 2022, antara lain:
1. Ketua Tim (Team Leader)
Ketua Tim (Team Leader) yang dibutuhkan adalah minimal Sarjana
Strata Satu (S1) Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang
telah terakreditasi dan mempunyai pengalaman profesional minimal 5
tahun di bidang Perencanaan Wilayah dan Kota, mempunyai SKA Ahli
Madya Perencanaan Wilayah dan Kota (SKA 502), dan mempunyai
pengalaman dalam penyusunan Dokumen Rencana Tata Ruang
Wilayah atau Rencana Detail Tata Ruang. Pengalaman yang
bersangkutan di bidang pengembangan wilayah/perencanaan
perkotaan/urban akan lebih diperhatikan.
2. Tenaga Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota
Tenaga ahli yang dibutuhkan adalah seorang seorang lulusan
Universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang
telah terakreditasi dengan latar belakang minimal pendidikan Sarjana
Strata Satu (S-1) Perencanaan Wilayah dan Kota yang memiliki
pengalaman kerja minimal 2 tahun di bidang perencanaan

15
USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN
DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)

wilayah/perencanaan perkotaan/urban, serta memiliki SKA Ahli Muda


Perencanaan Wilayah dan Kota (SKA 502). Pengalaman yang
bersangkutan di bidang perencanaan wilayah/perencanaan
perkotaan/urban akan lebih diperhatikan.
3. Tenaga Ahli Teknik Lingkungan
Tenaga ahli yang dibutuhkan adalah minimal Sarjana Strata Satu (S-1)
Jurusan Teknik Lingkungan lulusan universitas/perguruan tinggi
negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi dan
mempunyai pengalaman profesional minimal 2 tahun di bidang yang
sejenis, serta memiliki SKA Ahli Muda Teknik Lingkungan (SKA 501).
Pengalaman yang bersangkutan di bidang air minum, sanitasi dan
persampahan, pembangunan perumahan dan permukiman serta
penanganan permukiman kumuh perkotaan, akan lebih diperhatikan..
4. Personil Pemetaan dan GIS terdiri dari:
a. Juru Ukur/Teknisi Survey Pemetaan : mempunyai klasifikasi
pendidikan minimal Diploma 3 Teknik Sipil dengan pengalaman
kerja minimal 3 (tiga) tahun;
b. Draftman Tata Lingkungan

Tenaga ahli yang ada cukup memadai untuk melaksanakan kegiatan


Rencana Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman
(RP3KP) Kota Lhokseumawe serta telah didukung oleh tenaga pendukung.
Persyaratan tenaga ahli yang diperlukan di dalam KAK telah dipahami oleh
konsultan untuk menyelesaikan Rencana Pembangunan Dan Pengembangan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Lhokseumawe sesuai
keahlian yang menjadi latar belakang dari masing-masing tenaga ahli yang telah di
tetapkan dalam KAK.

16
USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN
DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)

4.6. Tanggapan Dan Saran Keluara dan Hasil


Keluaran (output) yang dihasilkan dari pekerjaan Penyusunan Dokumen
Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman
(RP3KP) adalah berupa Dokumen RP3KP yang siap digunakan sebagai dasar
acuan dalam penyelenggaraan pembangunan dan pengembangan perumahan dan
permukiman di daerah, yang secara umum berupa:
1. Buku yang memuat Profil Perumahan dan Kawasan Permukiman
(PKP), dan Analisa
2. Album Peta;
3. Dokumen Visual; dan
4. Laporan Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RP3KP Kota
Lhokseumawe

Hasil atau outcome yang didapat dengan terlaksananya kegiatan ini adalah:
1. Diperolehnya suatu landasan strategi penyelenggaraan dan pengelolaan
perumahan dan permukiman di daerah yang sesuai dengan kebutuhan
terkini (prioritas) maupun antisipasi perkembangan wilayah;
2. Diperolehnya suatu arahan kebijakan penyelenggaraan perumahan dan
permukiman daerah yang selanjutnya dapat menjadi acuan dasar bagi
penyiapan program-program dan kegiatan terkait bidang perumahan
dan permukiman di daerah, baik yang berasal dari Pusat, Provinsi,
maupun Daerah;
3. Diperolehnya dukungan stakeholder perumahan dan permukiman
daerah yang telah dilibatkan dalam proses sosialisasi dan identifikasi
permasalahan perumahan dan permukiman daerahnya;
4. Diperolehnya gambaran kondisi perumahan dan permukiman daerah
berdasarkan data dan informasi terkini yang lengkap dari hasil
kegiatan inventarisasi dan penyusunan data;
5. Tersusunnya arahan-arahan ruang permukiman yang telah selaras
dengan arahan penataan ruang wilayah;
6. Tersedianya kebijakan penanganan perumahan dan permukiman bagi

17
USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN
DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)

masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah (MBR) yang diharapkan


dapat mengakomodir kebutuhan yang ada maupun potensi
perkembangan kebutuhan di tahun-tahun mendatang sebagai bentuk
antisipasi permasalahan.

Adapun laporan-laporan yang menjadi output dari kegiatan Penyusunan


Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman
(RP3KP) Kota Lhokseumawe antara lain sebagai berikut:
1) Buku Profil Perumahan dan Kawasan Perumahan (PKP) Kota
Lhokseumawe
Buku Profil PKP Kota Lhokseumawe merupakan hasil pendataan data
primer dan data sekunder, serta data terkait lainnya yang telah
dilaksanakan. Buku Profil diserahkan pada akhir bulan kedua dari masa
pelaksanaan pekerjaan sebanyak 5 (lima) eksemplar. Buku Profil yang
diserahkan dalam bentuk hardcopy dan soft copy (dalam format word dan
pdf). Buku Profil PKP Kota Lhokseumawe sekurang-kurangnya meliputi
bagian-bagian berikut ini:
a) Pendahuluan
• Bagian ini menjelaskan tentang latar belakang kegiatan,
Landasan Hukum, Maksud, Tujuan, dan Sasaran, Ruang
Lingkup Kegiatan, Pendekatan dan Metodologi yang digunakan
memberikan.
• Review Kebijakan Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota
Lhokseumawe.
Bagian ini sekurang-kurangnya memberikan gambaran tentang
arah kebijakan dan strategi Pemerintah Kota Lhokseumawe
pada sektor perumahan dan kawasan permukiman, termasuk di
dalamnya arah kebijakan dan strategi pada kawasan rawan
bencana, dan perumahan kumuh serta permukiman kumuh.
Bagian ini memanfaatkan data dari RPJP, RPJM, RTRW dan
rencana sektoral pembangunan Kota Lhokseumawe, serta

18
USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN
DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)

dokumen kebijakan dan strategi lainnya yang dapat


dimanfaatkan untuk kebutuhan penyusunan RP3KP Kota
Lhokseumawe.
• Gambaran Umum dan Profil Perumahan dan Kawasan
Permukiman Kota Lhokseumawe. Bagian ini sekurang-
kurangnya memaparkan:
1) Data-data umum Kota Lhokseumawe;
2) Profil perumahan dan kawasan permukiman, kawasan
rawan bencana, dan kawasan kumuh Kota Lhokseumawe;
3) Permasalahan, potensi dan isu strategis perumahan dan
kawasan permukiman Kota Lhokseumawe;
4) Pertumbuhan ekonomi dan kemampuan keuangan daerah;
5) Kelembagaan dan pembiayaan pembangunan perumahan
dan kawasan permukiman

2) Buku Analisis Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Kota


Lhokseumawe
Buku Analisis Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Kota
Lhokseumawe merupakan Buku yang menjelaskan hasil analisis data
primer dan data sekunder, serta data terkait lainnya. Buku Analisis PKP
Kota Lhokseumawe diserahkan pada minggu pertama bulan keempat
dari masa pelaksanaan pekerjaan sebanyak 5 (lima) eksemplar. Buku
Analisis PKP Kota Lhokseumawe yang diserahkan dalam bentuk
hardcopy dan soft copy (dalam format microsoft word dan pdf). Buku Analisis
PKP Kota Lhokseumawe sekurang-kurangnya memaparkan hasil
analisis data yang dilakukan sesuai dengan arahan Lingkup Pekerjaan
Analisis Data yang telah dijelaskan sebelumnya.

3) Laporan Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RP3KP-Tahap 1 Kota


Lhokseumawe merupakan laporan yang menggambarkan setiap proses
yang dilakukan selama Penyusunan RP3KP, yang sekurang-kurangnya

19
USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN
DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)

memuat:
▪ Notulensi dari tiap penyelenggaraan kegiatan dan sosialisasi;
▪ Daftar hadir tiap penyelenggaraan kegiatan dan sosialisasi;
▪ Materi-materi yang disampaikan;
▪ Bentuk-bentuk kesepakatan lain yang dihasilkan;
▪ Berita Acara hasil kesepakatan/memorandum program dan kegiatan
antar pemangku kepentingan penanganan kumuh;
▪ Proses penyelenggaraan partisipatif melalui pendekatan Community
based Participatory Approach (CPA).
Laporan Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RP3KP Kota Lhokseumawe
diserahkan pada minggu keempat bulan keempat darmasa pelaksanaan
pekerjaan sebanyak 5 (lima) eksemplar.

4) Dokumen visual/video udara dan video 3D (softcopy) yang disiapkan


dengan rekaman drone dan dilakukan proses editing dilengkapi dengan
info berupa teks dan audio yang menjelaskan rangkuman Profil PKP, dan
analisis PKP.

5) Album peta terdiri dari peta-peta dan dokumen spasial lainnya yang
digunakan dalam penyusunan Buku Profil, Buku Analisis Data, dibuat
dalam skala sekurang-kurang 1:5.000 pada kertas A3. Album Peta
diserahkan dalam bentuk hardcopy pada kertas A3 dan soft copy dalam
format shp.

Keluaran dan Hasil yang ada cukup memadai untuk melaksanakan kegiatan
Rencana Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman
(RP3KP) Kota Lhokseumawe. Output keluaran di dalam KAK telah dipahami oleh
konsultan untuk menyelesaikan Rencana Pembangunan Dan Pengembangan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Lhokseumawe.

20
USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN
DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)

4.7 Gambaran Umum Kota Lhokseumawe


4.7.1 Letak Geografis
Berdasarkan letak geografis Kota Lhokseumawe berada pada Pulau
Sumatera, yang menjadi bagian dari Kepulauan Indonesia dan terletak pada
koordinat 040 54’ Lintang Utara dan 050 18’ Lintang Selatan serta 960 20’ – 970 21’
Bujur Timur dan berada pada ketinggian +24 m dpl, dengan batas-batas
administratif sebagai berikut :
▪ Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka;
▪ Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh Utara;
▪ Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Utara;
▪ Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Utara.
Kota Lhokseumawe dengan luas wilayah sebesar 181,06 Km2 (18.106 Ha),
Wilayah Administrasi pemerintahan Kota Lhokseumawe terdiri dari 4 (empat)
kecamatan dengan luasan yang berbeda-beda dan Kecamatan Muara Dua
merupakan kecamatan yang memiliki luas yang cukup luas yaitu seluas 57,80 Km 2
(5.780 Ha) dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Sedangkan untuk Kecamatan
Banda Sakti merupakan kecamatan yang paling kecil dibandingkan dengan
kecamatan lain yaitu seluas 11,24 Km2 (1.124 Ha). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Tabel 4.1
Tabel 4.1
Luas Wilayah Per Kecamatan di Kota Lhokseumawe
Ibukota
No Kecamatan Luas Km2 Persentase
Kecamatan
1 Blang Mangat Punteut 56,12 31.00
2 Muara Dua Cunda 57,80 31.92
3 Muara Satu Batuphat Barat 55,90 30.87
4 Banda Sakti Lhokseumawe 11,24 6.21
Jumlah 181,06 100.00
Sumber : BPS Dalam Angka Kota Lhokseumawe, 2022

4.7.2 Iklim
Kota Lhokseumawe dan sekitarnya beriklim tropis, dicirikan dengan adanya
hari hujan sedikit selama bulan Januari – April dan Agustus - Oktober serta musim
penghujan berlangsung pada Bulan Mei, Juni, November dan Desember.

21
USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN
DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)

Rata-rata suhu udara minimum tahun 2020 sebesar 22 0C dan rata-rata suhu
udara maksimum 340C. rata-rata kelembaban udara tahun 2020 berkisar antara 81%
sampai 87%. Rata-rata tekanan udara tahun 2020 berkisar antara 1.009 mb sampai
dengan 1011 mb dan rata-rata curah hujan tahun 2020 sekitar 117 mm.
Tabel 4.2
Curah Hujan, Hari Hujan dan Penyinaran Matahari, Rata-rata Temperatur
Maksimum dan Minimum di Kota Lhokseumawe
Curah Hari Penyinaran Temperatur (0C)
Bulan Hujan Hujan Matahari
Min Maks Rata-rata
(mm) (hari) (%)
Januari 20,5 3 78,1 21,2 32,4 26,5
Februari 48,5 3 71,5 21,0 32,5 26,5
Maret 38,5 3 75,9 21,0 33,8 27,4
April 44,5 6 64,3 22,5 33,6 27,3
Mei 287,5 17 56,4 23,2 33,1 27,2
Juni 150,5 9 70,2 23,1 31,9 27,1
Juli 160,0 7 63,4 21,4 32,8 26,7
Agustus 6,5 2 66,7 23,2 33,5 27,4
September 83,5 5 40,2 23,0 34,6 26,8
Oktober 41,5 6 42,9 22,6 33,7 27,0
November 150,5 11 47,5 22,9 32,0 26,2
Desember 455,0 17 38,1 21,9 31,7 25,7
Sumber : BPS Dalam Angka Kota Lhokseumawe, 2022

Tabel 4.3
Rata-rata Tekanan Udara dan Kelembaban Nisbi di Kota Lhokseumawe
Tekanan Udara Kelembaban Nisbi
Bulan
(mb) Min Maks Rata-rata
Januari 1010.7 73.3 86.8 83
Februari 1011.5 74.5 93.8 84
Maret 1009.9 76.0 87.3 82
April 1010.0 81.0 89.0 85
Mei 1008.9 78.8 95.0 87
Juni 1008.9 80.3 91.0 85
Juli 1008.5 70.8 90.8 84
Agustus 1008.5 77.5 90.3 82
September 1009.2 76.3 92.8 84
Oktober 1008.6 69.5 89.5 83
November 1009.6 81.3 95.8 88
Desember 1010.0 82.5 97.5 89
Sumber : BPS Dalam Angka Kota Lhokseumawe, 2022

22
USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN
DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)

4.7.3 Kependudukan
A. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk
Pada tahun 2021 jumlah penduduk di Kota Lhokseumawe sebesar 189.941
jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 1.161 jiwa/km2. Jumlah penduduk
yang paling besar terdapat di Kecamatan Banda Sakti dengan jumlah
penduduk sebesar 77.985 jiwa, kepadatan sebesar 6.938 jiwa/km2. Untuk
lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4
Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk di Kota Lhokseumawe
Penduduk Kepadatan
No Kecamatan
(Jiwa) (Jiwa/Km2)
1 Blang Mangat 26.559 473
2 Muara Dua 51.472 891
3 Muara Satu 33.925 607
4 Banda Sakti 77.985 6.938
Jumlah 189.941 1.161
Sumber : BPS Dalam Angka Kota Lhokseumawe, 2022

B. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur


Pada tahun 2021 jumlah penduduk di Kota Lhokseumawe sebesar 189.941
jiwa, menurut kelompok umur penduduk dengan kelompok usia 15 – 19
paling banyak dengan jumlah 17.628 jiwa diikuti dengan kelompok usia 10 –
14 dengan jumlah 17.492 jiwa dan kelompok usia +75 dengan jumlah 1.820
jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kota Lhokseumawe
Kelompok
Laki-Laki Perempuan Jumlah
Umur
0–4 8.682 8.466 17.148
5–9 8.712 8.317 17.029
10 – 14 8.980 8.512 17.492
15 – 19 9.093 8.535 17.628
20 – 24 8.498 8.219 16.717
25 – 29 7.890 8.054 15.944
30 – 34 7.621 7.778 15.399
35 – 39 7.032 7.362 14.394
40 – 44 6.563 7.103 13.666
45 – 49 5.581 6.244 11.825

23
USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN
DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)

Kelompok
Laki-Laki Perempuan Jumlah
Umur
50 – 54 4.821 5.351 10.172
55 – 59 4.127 4.279 8.406
60 – 64 3.075 3.179 6.254
65 – 69 2.110 1.972 4.082
70 – 74 872 1.093 1.965
+75 646 1.174 1.820
Jumlah 94.303 95.638 189.941
Sumber : BPS Dalam Angka Kota Lhokseumawe, 2022

4.7.4 Kondisi Sarana Sosial


Kondisi sarana sosial yang akan diuraikan pada sub ini yaitu mengenai sarana
kesehatan, sarana pendidikan dan sarana peribadatan di Kota Lhokseumawe.
A. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan di Kota Lhokseumawe didominasi oleh sarana pendidikan
swasta, yang terdiri dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah
Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan, Madrasa Ibtidaiyah,
Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah yang dibawah Kementerian
Agama. Pada tahun 2021 Kota Lhokseumawe memiliki 136 unit sekolah
swasta dan 105 unit sekolah negeri. Untuk sekolah TK terdapat sebanyak 81
sekolah, Sekolah Dasar sebanyak 71 sekolah, SMP sebanyak 27 sekolah, SMA
sebanyak 12 sekolah, dan SMK sebanyak 13 sekolah. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel 4.8
Tabel 4.8
Sarana Pendidikan di Kota Lhokseumawe
Sekolah Sekolah Sekolah Sekolah
No Kecamatan TK Dasar Menengah Menengah Menengah
(SD) Pertama Atas Kejuruan
(SMP) (SMA) (SMK)
Neg Swa Neg Swa Neg Swa Neg Swa Neg Swa
1 Blang 1 11 13 1 4 2 1 1 1 -
Mangat
2 Muara Dua 1 19 15 3 3 1 2 2 1 1
3 Muara Satu 2 15 8 - 4 2 2 - 1 1
4 Banda Sakti 1 31 22 9 7 4 3 1 5 3
Jumlah 5 76 58 13 18 9 8 4 8 5
Sumber : BPS Dalam Angka Kota Lhokseumawe, 2022

24
USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN
DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)

Selain sekolah umum di Kota Lhokseumawe juga terdapat beberapa sekolah


islam yang terdiri dari, madrasah ibtidaiyah, madrasah tsanawiyah dan
madrasah aliyah.
Tabel 4.9
Sarana Pendidikan Islam di Kota Lhokseumawe
Madrasah Madrasah Madrasah Pondok Pesantren
No Kecamatan Ibtidaiyah Tsanawiyah Aliyah
(MI) (MTsn) (MA)
Neg Swa Neg Swa Neg Swa Modern Tradisional
1 Blang - 1 1 7 - 2 5 6
Mangat
2 Muara Dua 1 1 - 3 - 2 4 9
3 Muara Satu 2 - - 4 - 2 4 9
4 Banda Sakti 2 2 1 4 1 1 1 14
Jumlah 5 4 2 18 1 7 14 38
Sumber : BPS Dalam Angka Kota Lhokseumawe, 2022

B. Sarana Kesehatan
Ketersediaan sarana kesehatan berupa rumah sakit merupakan faktor utama
dalam menunjang perbaikan kualitas hidup. Jumlah fasilitas kesehatan yang
ada di Kota Lhokseumawe terdiri dari rumah sakit terdapat 8 unit tersebar di
setiap kecamatan, poliklinik sebanyak 20 unit, puskesmas sebanyak 7 unit,
pustu sebanyak 24 unit dan apotek sebanyak 11 unit.
Tabel 4.10
Sarana Kesehatan di Kota Lhokseumawe
Rumah
No Kecamatan Poliklinik Puskesmas Pustu Apotek
Sakit
1 Blang Mangat 1 1 2 8 1
2 Muara Dua 1 5 2 4 2
3 Muara Satu 1 3 1 4 1
4 Banda Sakti 5 11 2 8 7
Jumlah 8 20 7 24 11
Sumber : BPS Dalam Angka Kota Lhokseumawe, 2022

C. Sarana Peribadatan
Kota Lhokseumawe memiliki penduduk yang menganut agama yang
mayoritasnya yaitu islam. Berdasarkan hal tersebut Kota Lhokseumawe
hanya memiliki sarana peribadatan atau tempat ibadah sesuai agama yang di

25
USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN
DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)

anut masyarakat Kota Lhokseumawe yaitu berupa Masjid, Mushola,


Meunasah, Gereja dan Wihara seperti yang terlihat pada tabel 4.11.
Tabel 4.11
Sarana Peribadatan di Kota Lhokseumawe
No Kecamatan Mesjid Mushala Meunasah Gereja Wihara
1 Blang Mangat 14 8 22 - -
2 Muara Dua 11 20 17 - -
3 Muara Satu 9 16 11 - -
4 Banda Sakti 18 31 18 1 1
Jumlah 52 75 68 1 1
Sumber : BPS Dalam Angka Kota Lhokseumawe, 2022

4.7.5 Kondisi Prasarana Umum


Kondisi prasarna umum yang akan diuraikan pada sub ini yaitu mengenai
jaringan jalan, sistem pelayanan air minum, pelayanan listrik, persampahan,
drainase di Kota Lhokseumawe secara ringkas yang dapat diuraikan sebagai berikut.
A. Kondisi Jaringan Jalan
Pembangunan prasarana dan sarana merupakan bagian integral dari
pembangunan kota dan merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi.
Penyediaannya juga merupakan salah satu faktor terpenting untuk
meningkatkan produktivitas sektor produksi. Prasarana dan sarana sosial
ekonomi yang diprioritaskan adalah infrastruktur jalan/jembatan,
transportasi, taman-taman kota (ruang terbuka hijau), pendidikan,
kesehatan dan perumahan permukiman. Implementasi pelaksanaan berbagai
prioritas pembangunan kota ini relatif berjalan baik dengan fokus pada
peningkatan berbagai kualitas infrastruktur kota, walaupun demikian belum
sepenuhnya diwujudkan secara optimal. Jaringan transportasi darat terdiri
dari jalan dan kereta api. Panjang jaringan jalan di Kota Lhokseumawe pada
tahun 2021 adalah 412.468 km dengan status jalan kabupaten.
Jenis Permukaan jalan yang ada di Kota Lhokseumawe yaitu aspal, kerikil,
tanah dan lainnya. Pada tahun 2021 jalan aspal sepanjang 297,943 km, paklah
atau kerikil sepanjang 114.525 km .
Sedangkan kondisi jalan baik sepanjang 268.297 km, kondisi jalan sedang
sepanjang 47.375 km, kondisi jalan rusak sepanjang 58.754 km, dan kondisi

26
USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN
DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)

jalan rusak berat sepanjang 38.042. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 4.12
Jenis Permukaan dan Kondisi Jalan di Kota Lhokseumawe
Status
Jenis dan Kondisi Jalan Jalan Jalan
Negara Provinsi Kabupaten
Jenis Permukaan
Aspal 297.943
Paklah (Kerikil) 114.525
Tanah -
Tidak Terperinci -
Jumlah 412.468
Kondisi Jalan
Baik 268.297
Sedang 47.375
Rusak 58.754
Rusak Berat 38.042
Jumlah 412.468
Sumber : BPS Dalam Angka Kota Lhokseumawe, 2022

B. Kondisi Pelayanan Air Minum


Air leding adalah sumber air yang berasal dari air yang telah melalui proses
penjernihan dan penyehatan sebelum dialirkan kepada konsumen melalui
instalasi berupa saluran air. Sumber air ini biasanya diusahakan oleh
PAM/PDAM/BPAM. Termasuk dalam hal ini air leding yang didapat secara
eceran.
Untuk pelayanan air minum PDAM di Kota Lhokseumawe, hampir rata
seluruh penduduk di Kota Lhokseumawe sudah di layani. Pada tahun 2021
jumlah pelanggan PDAM sebanyak 1.851 pelanggan dengan kategori rumah
tangga, bdan social/Rumah Sakit, Toko, Industri dan Perusahaan serta
Instansi Pemerintah.
Tabel 4.13
Jumlah Pelanggan Air Minum PDAM Ie Beusare Rata di Kota Lhokseumawe
Kategori Pelanggan Jumlah Pelanggan
Rumah Tangga 1.758
Badan Sosial/Rumah Sakit 6
Fasilitas Umum -

27
USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN
DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)

Kategori Pelanggan Jumlah Pelanggan


Toko, Industri dan Perusahaan 75
Instansi Pemerintah 12
Jumlah 1.851
Sumber : BPS Dalam Angka Kota Lhokseumawe, 2022

C. Kondisi Pelayanan Listrik


Proporsi rumah tangga dengan akses listrik di Kota Lhokseumawe selama
periode 2015-2019 terjadi peningkatan yang sangat berarti yaitu sebesar 12,32
persen, pada Tahun 2015 persentase rumah tangga yang berlistrik sebesar
99,14 persen, sedangkan pada Tahun 2009 yaitu 86,82 persen, dengan
demikian jumlah rumah tangga yang belum menggunakan listrik di Aceh
sebanyak 9.830 unit atau sebesar 0,86 persen. Secara rinci persentase rumah
tangga berlistrik di Kota Lhokseumawe disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4.14
Persentase RT yang menggunakan listrik Kota Lhokseumawe Tahun 2015-2019

Sumber : Publikasi PLN (analog & upb) 2020, Qanun No 9 Tahun 2020

D. Kondisi Persampahan
Sistem Jaringan Persampahan Kota Lhokseumawe Tempat penampungan
sampah (TPS) ditempatkan pada pusat kegiatan masyarakat, meliputi:
1. Pasar;
2. Permukiman;
3. Perkantoran; dan
4. Fasilitas Sosial Lainnya.

28
USULAN TEKNIS
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN
DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP)

Pengelolaan sampah di lingkungan permukiman sebagian besar diselesaikan


di lokasi sumber sampah dengan cara dibakar dan hanya sebagian yang
dikumpulkan oleh pengumpul sampah informal untuk didaur ulang.
Penanganan sampah di Kota Wates yang meliputi pertokoan dan pasar sudah
mencapai 100%, artinya semua timbulan sampah setiap harinya sudah dapat
diangkut ke TPA.
Untuk menciptakan lingkungan yang bersih serta memberikan pelayananan
kepada masyarakat di bidang persampahan dibutuhkan sejumlah sarana dan
prasarana, seperti tempat penampungan sampah sementara (kontainer,
bin/tong, bak permanen), alat pengangkut (gerobak, dumptruck, becak
sampah), dan sebagainya.

E. Kondisi Drainase
Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem
guna memenuhi kebutuhan masyarakat merupakan komponen penting
dalam perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya). Drainase
juga dapat diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah
dalam kaitannya dengan salinitas, dimana drainase merupakan salah satu
cara pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu daerah,
serta cara-cara penanggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air
tersebut. Sistem saluran, meliputi penetapan saluran primer (Conveyor Drain),
saluran pengumpul sekunder dan tersier (Colector Drain).
Kondisi dan kemampuan drainase eksisting Kota lhokseumawe yang
tidak/kurang memadai dalam menampung dan menyalurkan limpasan (run
off) air hujan merupakan salah satu faktor utama selain faktor alam yang
dapat meyebabkan banjir.

29

Anda mungkin juga menyukai