Anda di halaman 1dari 13

“ PENDEKATAN SEKTORAL DAN PENDEKATAN

REGIONAL DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH


DI KABUPATEN ASAHAN “
Diajukan sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Pengantar Ekonomi Wilayah dan Integrasi
Kawasan

Disusun Oleh:

JONI (2114320014)

FAKULTAS PASCA SARJANA


PROGRAM STUDI MAGISTER PERANCANGAN WILAYAH DAN KOTA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCABUDI
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniannya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya ilmiah untuk mata kuliah Pengantar Ekonomi
Wilayah dan Integrasi Kawasan dengan judul Pendekatan Sektoral dan Pendekatan Regional
dalam Pengembangan Wilayah di Kabupaten Asahan
Disamping itu penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya serta tanggapan yang sifatnya
membangun. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan
Mahasiswa atau pada umumnya.

Medan, Mei 2022

Joni

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang...................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................ 1

1.3. Tujuan dan Sasaran .............................................................................. 2

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengembangan Wilayah ...................................................................... 3

2.2 Pendekatan Sektoral dalam Pengembangan Wilayah


Kabupaten Asahan ............................................................................... 4
2.3 Pendekatan Regional dalam Pengembangan Wilayah
Kabupaten Asahan ............................................................................... 7

BAB 3 KESIMPULAN ........................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 10

ii
BAB-1
PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
Pengembangan wilayah adalah strategi dalam memanfaatkan dan mengkombinasikan
antara faktor internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan wilayah dan faktor eksternal
yang merupakan peluang dan tantangan wilayah dengan memanfaatkan potensi dan peluang
yang ada untuk meningkatkan produksi wilayah tersebut (Evariani, 2012). Pengembangan
wilayah dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan jika memperhatikan
potensi pertumbuhan wilayah (Mercado, 2002). Dengan kata lain, wilayah yang berkembang
dapat memajukan perekonomian untuk mencapai kesejahteraan bagi masyarakat (Evariani,
2012). Pengembangan wilayah dapat dilakukan melalui pendekatan sektoral dan pendekatan
regional yang mana pendekatan sektoral diarahkan pada sektor unggulan dan berkembang.
Sedangkan untuk pendekatan regional mengarah pada struktur ruang (Zai dan Pangi, 2017).
Kabupaten Asahan merupakan kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang berbatasan
langsung dengan Kota Tanjungbalai. Berdasarkan RTRW Provinsi Sumatera Utara, Kabupaten
Asahan merupakan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang terletak di Kota Kisaran dan Pusat
Kegiatan Lingkungan (PKL) di Kecamatan Simpang Empat. Oleh sebab itu Kabupaten Asahan
sebagai pengembangan kota-kota pusat pertumbuhan provinsi sehingga memiliki potensi yang
besar untuk berkembang.

1.2 Rumusan Masalah


Kabupaten Asahan memiliki potensi untuk berkembang. Hal tersebut terlihat dari
kedudukan Kota Kisaran sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan Kecamatan Simpang Empat
sebagai Pusat Kegiatan Lingkungan (PKL) berdasarkan RTRW Provinsi Sumatera Utara. Salah satu
agenda prioritas pembangunan di Kabupaten Asahan yaitu pengembangan dan peningkatan
infrastruktur, fasilitas perkotaan dan utilitas penunjang yang berdaya saing dan berwawasan
lingkungan. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh penyediaan jaringan jalan untuk menghubungkan
antar Kabupaten/Kota yang masih belum optimal. Permasalahan lainnya yaitu distribsi terkait
fasilitas ataupun sarana masih belum merata baik berdasarkan jenis pelayanannya maupun skala
pelayanan dan tingkat pelayananan prasarana yang masih belum memadai. Berdasarkan
urgensitas tersebut didapat rumusan pertanyaan yaitu “Bagaimana arahan pengembangan
wilayah berdasarkan pendekatan sektoral dan regional di Kabupaten Asahan?”

1
1.3 Tujuan dan Sasaran
Adapun tujuan dari karya ilmiah ini yaitu untuk menentukan arahan pengembangan
wilayah berdasarkan pendekatan sektoral dan regional di Kabupaten Asahan. Dalam menjawab
tujuan dari karya Ilmiah ini didapatkan sasaran sebagai sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi sektor unggulan berdasarkan pendekatan sektoral di Kabupaten
Asahan
2. Mengidentifikasi struktur ruang berdasarkan pendekatan regional di Kabupaten
Asahan
3. Merumuskan arahan pengembangan wilayah berdasarkan pendekatan sektoral dan
regional di Kabupaten Asahan

2
BAB-2
PEMBAHASAN

2.1 Pengembangan Wilayah


Wilayah adalah kumpulan daerah berhamparan sebagai satu kesatuan geografis dalam
bentuk dan ukurannya. Wilayah memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia serta
posisi geografis yang dapat diolah dan dimanfaatkan secara efisien dan efektif melalui
perencanaan yang komprehensif (Miraza, 2005). Perencanaan pembangunan dapat diartikan
sebagai upaya menghubungkan pengetahuan atau teknik yang dilandasi kaidah-kaidan ilmiah
ke dalam praksis (praktik-praktik yang dilandasai oleh teori) dalam perspektif kepentingan
orang banyak atau publik (Nugroho dan Dahuri, 2004). Karena berlandaskan ilmiah, maka
perencanaan pembangunan haruslah tetap mempertahankan dan bahkan meningkatkan
validitas keilmuan (scientific validity) dan relevansi kebijakannya. Didorong oleh motif ini,
perencanaan pembangunan mengalami perkembangan yang cukup dinamis baik secara teoritik
maupun paradigmatik (Sihombing, 2005).
Dalam upaya pembangunan regional, masalah yang terpenting yang menjadi perhatian
para ahli ekonomi dan perencanaan wilayah adalah menyangkut proses pertumbuhan ekonomi
dan pemerataan pembangunan (Sirojuzilam dan Mahalli, 2010). Dalam perencanaan
pembangunan nasional maupun dalam perencanaan pembangunan daerah, pendekatan
perencanaan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pendekatan sektoral dan pendekatan
regional (wilayah). Pendekatan sektoral dengan memfokuskan perhatian pada sektor-sektor
kegiatan yang ada di wilayah tersebut. Pendekatan ini mengelompokkan kegiatan ekonomi
atas sektor-sektor yang seragam atau dianggap seragam. Pendekatan regional melihat
pemanfaatan ruang serta interaksi berbagai kegiatan dalam ruang wilayah. Jadi, terlihat
perbedaan fungsi ruang yang satu dengan ruang lainnya dan bagaimana ruang itu saling
berinteraksi untuk diarahkan kepada tercapainya kehidupan yang efisien dan nyaman.
Perbedaan fungsi terjadi karena perbedaan lokasi, perbedaan potensi, perbedaan aktivitas
utama pada masing-masing ruang yang harus diarahkan untuk bersinergi agar saling mendukung
penciptaan pertumbuhan yang serasi dan seimbang (Tarigan, 2005). Kebijakan pembangunan
wilayah merupakan keputusan atau tindakan oleh pejabat pemerintah berwenang atau
pengambil keputusan publik guna mewujudkan suatu kondisi pembangunan. Sasaran akhir
dari kebijakan pembangunan tersebut adalah untuk dapat mendorong dan meningkatkan

3
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial secara menyeluruh sesuai dengan keinginan
dan aspirasi yang berkembang dalam masyarakat

2.2 Pendekatan Sektoral dalam Pengembangan Wilayah Kabupaten Asahan


Salah satu pendekatan dalam melakukan perencaan pengembangan nasional maupun
daerah yaitu dengan menggunakan pendekatan sektoral. Pendekatan pembangunan sektoral
adalah pencapaian sasaran pembangunan suatu wilayah yang meliputi seluruh kegiatan
dikelompokkan atas sektor-sektornya, yaitu sektor primer (sektor pertanian; sektor
pertambangan dan penggalian), kemudian sektor sekunder (sektor industri pengolahan; sektor
listrik, gas dan air bersih; sektor bangunan/konstruksi), selanjutnya sektor tersier (sektor
perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan; sektor Jasa-jasa). Perekonomian suatu daerah sangat
tergantung dari sumber daya alam dan faktor produksi yang dimilikinya dan besarnya PDRB atau
perekonomian di suatu daerah atau kabupaten/kota terbentuk dari berbagai macam aktivitas
atau kegiatan ekonomi yang timbul pada suatu daerah.
Tabel 1. Persentase PDRB Kabupaten Asahan Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga
Konstan 2010 Tahun 2017-2021
No Lapangan Usaha 2017 2018 2019 2020 2021
1 Pertanian, Kehutanan, dan perikanan 5,22 6,04 5,78 1,76 5,77
2 Pertambangan dan Penggalian 6,26 6,18 5,88 -1,14 2,68
3 Industri Pengolahan 4,85 3,96 4,00 0,74 2,06
4 Pengadaan Listrik dan Gas 6,68 4,20 3,49 5,21 4,64
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan 6,33 1,45 6,29 3,47 2,51
Daur Ulang
6 Konstruksi 5,24 5,48 6,15 -5,96 3,29
7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil 6,57 6,67 6,88 -1,10 2,90
dan Sepeda Motor
8 Transportasi dan pergudangan 8,79 4,70 6,81 -4,20 -0,12
9 Penyediaan Akomodasi dan makan Minum 6,64 6,22 6,66 -5,82 0,09
10 Informasi dan Komunikasi 7,03 7,09 8,06 8,36 7,22
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 2,74 3,71 3,04 0,38 2,14
12 Real Estate 6,93 6,10 5,33 2,55 0,31
13 Jasa perusahaan 6,37 5,24 5,06 -1,34 0,07
14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan 3,78 6,17 6,25 -0,39 -0,19
Jaminan Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 5,23 6,30 4,17 0,93 3,84
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7,03 6,16 5,01 -0,24 -1,21
17 Jasa Lainnya 7,27 7,08 7,79 -2,76 2,14
Sumber : Kabupaten Asahan Dalam Angka 2022, BPS

4
Berdasarkan data tersebut terlihat persentase PDRB menurut Lapangan usaha atas dasar harga
konstan terbesar yaitu informasi dan komunikasi.
Data yang digunakan adalah dalam pendekatan sektoral ini yaitu beberapa data
perekonomian Kabupaten Asahan, seperti: PDRB Kabupaten Asahan dan PDRB Provinsi
Sumatera Utara dengan menggunakan metode analisis yaitu Analisis Location Quotient (LQ)
untuk mengidentifikasi sektor potensial wilayah Kabupaten Asahan. Metode LQ digunakan
untuk mengetahui potensi dari suatu aktivitas ekonomi yang merupakan indikasi sektor basis
dan non basis, dengan cara membandingkan antara kemampuan sektor yang sama pada wilayah
yang lebih luas. Sektor basis merupakan sektor dengan kegiatan ekonomi yang hasil
produksisnya dapat melayani pasar baik di dalam maupun di luar batas perekonomian
masyarakat yang bersangkutan. Sedangkan sektor non basis merupakan sektor dengan kegiatan
ekonomi yang hanya mampu menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat
yang bertempat tinggal di dalam batas perekonomian masyarakat yang bersangkutan.
Persamaan LQ menurut Blakely (1994) dalam Panuju DR dan Rustiadi E (2012), sebagai berikut:

dimana:
Xi = PDRB Lapangan Usaha I disuatu daerah (kabupaten/kota)
Xt = PDRB total suatu daerah (kabupaten/ kota)
Yi = PDRB Lapangan Usaha i secara regional (Provinsi)
Yt = PDRB total secara regional
Kriteria LQ yaitu jika LQ > 1, artinya sektor tersebut menjadi sektor basis atau menjadi
sumber pertumbuhan, hasilnya tidak saja dapat memenuhi kebutuhan di wilayah bersangkutan
akan tetapi dapat juga diekspor ke luar wilayah. LQ = 1, artinya sektor tersebut tergolong non
basis dimana produksinya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan wilayah sendiri dan tidak
mampu untuk diekspor. LQ < 1, artinya sektor tersebut juga tergolong non basis dimana
produksinya tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri sehingga perlu pasokan atau impor dari
luar.

5
Tabel 2 Nilai LQ Kabupaten Asahan
No Lapangan Usaha PDRB Lapangan PDRB Lapangan LQ
Usahan Kab. Asahan Usahan Prov.
Sumatera Utara
1 Pertanian, Kehutanan, dan perikanan 12.021.760.000.000 141.601.180.000.000 1,70
2 Pertambangan dan Penggalian 53.770.000.000 7.069.090.000.000 0,15
3 Industri Pengolahan 5.512.640.000.000 97.928.000.000.000 1,13
4 Pengadaan Listrik dan Gas 27.250.000.000 788.920.000.000 0,69
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah
dan Daur Ulang 15.180.000.000 555.170.000.000 0,55
6 Konstruksi 1.619.570.000.000 68.300.490.000.000 0,48
7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor 4.656.700.000.000 98.560.070.000.000 0,95
8 Transportasi dan pergudangan 873.310.000.000 21.676.360.000.000 0,81
9 Penyediaan Akomodasi dan makan Minum 208.150.000.000 11.888.960.000.000 0,35
10 Informasi dan Komunikasi 157.320.000.000 17.386.190.000.000 0,18
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 371.940.000.000 16.017.940.000.000 0,47
12 Real Estate 436.440.000.000 23.728.140.000.000 0,37
13 Jasa perusahaan 10.530.000.000 4.711.100.000.000 0,04
14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib 786.670.000.000 18.174.360.000.000 0,87
15 Jasa Pendidikan 229.480.000.000 11.429.920.000.000 0,40
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 157.120.000.000 5.092.080.000.000 0,62
17 Jasa Lainnya 141.780.000.000 2.743.870.000.000 1,04
27.279.610.000.000 547.651.840.000.000
Sumber : Kabupaten Asahan Dalam Angka 2022, BPS

Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat bahwa sektor pertanian, kehutanan dan perikanan memiliki
LQ>1, serta merupakan penyumbang terbesar dari seluruh sektor-sektor yang ada di Kabupaten
Asahan. Hal tersebut tidak terlepas dari sumber daya alam yang subur dengan masyarakat yang
mampu memanfaatkan kekayaan alam yang ada dengan sebaiksebaiknya. Disamping itu,
Kabupaten Asahan merupakan wilayah yang mempunyai potensi yang besar dalam
mengembangkan Oleh sebab itu, apabila pemerintah dapat mempertahankan perhatiannya
terhadap sektor pertanian maka selanjutnya akan dapat meningkatkan pendapatan perkapita
masyarakat dan memberikan kontribusi yang cukup besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten
Asahan. Selain pertanian sektor industri pengolahan juga merupakan sektor unggulan di
Kabupaten Asahan. Adapun industri pengolahan yang berkembang di Kabupaten Asahan yaitu
industri pengolahan kelapa sawit. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya perkebunan kelapa
sawit di Kabupaten Asahan.

6
2.3 Pendekatan Regional dalam Pengembangan Wilayah Kabupaten Asahan
Pendekatan regional memiliki perbedaan dengan pendekatan sektoral, namun kedua
pendekatan tersebut merupakan salah satu pendekatan dalam perencanaan pembangunan
wilayah yang dilakukan melalui pengembangan wilayah. Menurut Hasyim dan Subagiyo (2017),
pendekatan regional adalah pendekatan yang lebih memperhatikan aspek tata ruang atau
penggunaan ruang dengan kondisi yang ada.
Dalam pendekatan regional, wilayah dipandang sebagai kumpulan berdasarkan bagian-
bagian dari wilayah lain yang lebih kecil yang memiliki potensi serta daya tarik atau daya dorong
yang berbeda. Pendekatan regional memiliki keterkaitan dengan pendekatan sektoral yang
mana pada pendekatan regional menitikberatkan pada wilayah yang mampu untuk
dikembangkan dengan menentukan sektor yang sesuai untuk dikembangkan di wilayah tersebut
melalui pendekatan sektoral (Wilonoyudho, 2009).
Pendekatan regional dalam arti luas selain memperhatikan penggunaan ruang untuk
memperhatikan penggunaan ruang untuk kegiatan produksi/jasa juga memprediksi arah
kegiatan produksi/jasa juga memprediksi arah konsentrasi kegiatan dan memperkirakan
konsentrasi kegiatan dan memperkirakan kebutuhan fasilitas untuk masing-masing kebutuhan
fasilitas untuk masing-masing konsentrasi serta merencanakan jaringan-konsentrasi serta
merencanakan jaringan-jaringan penghubung berbagai konsentrasi jaringan penghubung
berbagai konsentrasi kegiatan dapat dihubungkan secara efesien.kegiatan dapat dihubungkan
secara efesien.
Dari penggunaan lahan eksisting Kabupaten Asahan Tahun 2021 terlihat bahwa
penggunaan lahan di Kabupaten Asahan didominasi oleh perkebunan, hutan dan pertanian.
Untuk perkotaan berada di pusat Kota Kisaran yang berada di Kecaman Kota Kisaran Barat dan
Kecamatan Kota Kisaran Timur. Berdasarkan rencana pola ruang, arah perkembangan perkotaan
di Kabupaten Asahan berada di Kecamatan Kota Kisaran Barat, Kecamatan Kota Kisaran Timur,
Kecamatan Simpang Empang dan Kecamatan Air Joman. Perkembangan wilayah juga berada di
sepanjang jalan arteri primer yaitu jalan lintas Sumatera. Untuk peruntukan lahan terlihat masih
didominasi oleh perkebunan, hutan, pertanian dan industri.

7
Gambar 1. Penggunaan Lahan Eksisting dan Rencana Pola Ruang RTRW Kabupaten Asahan
Sumber: Revisi RTRW Kabupaten Asahan , 2021

8
BAB-3
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang bisa diambil antara lain:


1. Pengembangan wilayah di Kabupaten Asahan berdasarkan pendekatan sektoral yaitu
adanya potensi pengembangan dalam hal pertanian, kehutanan dan perikanan serta
industri pengolahan. Hal tersebut dapat terlihat dari nilai LQ Kabupaten Asahan yang
lebih dari satu (LQ>1). Pengembangan dalam sektor pertanian, kehutanan dan
perikanan serta industri pengolahan (pengolahan kelapa sawit) akan menjadikan pusat-
pusat kota di Kabupaten Asahan berkembang dan tumbuh. Oleh sebab itu perlu adanya
perencanaan yang terarah terhadap pusat-pusat pertumbuhan di Kabupaten Asahan.
2. Pengembangan wilayah Kabupaten Asahan berdasarkan pendekatan regional dengan
melihat peta penggunaan lahan eksisting dan rencana pola ruang RTRW Kabupaten
Asahan. Dari peta penggunaan lahan eksisting terlihat bahwa penggunaan lahan di
Kabupaten Asahan didominasi oleh pertanian, perkebunan dan hutan, yang sangat
berpotensi untuk dikembangkan. Dilihat dari rencana pola ruang RTRW Kabupaten
Asahan, perkembangan pusat perkotaan berada di pusat kota di Kecamatan Kota
Kisaran Barat dan Kota Kisaran Timur. Untuk kecamatan lain yang berpotensi untuk
berkembang dan tumbuh menjadi perkotaan yaitu Kecamatan Simpang Empat dan Air
Joman. Adapun perkembangan wilayah umumnya berada di sepanjang jalan lintas
sumatera. Peruntukan lahan yang berkembang di rencanakan yaitu peruntukan lahan
pertanian berkelanjutan, perkebunan, dan industri yang berupa industri pengolahan
kelapa sawit.

9
DAFTAR PUSTAKA

Mercado, R.G. 2002. Regional Development in the Philippine: A Review of Experience, State of the
Art and Agenda for Research and Action. Discussion Paper Series. Philippine Institute for
Development Studies.

Rustiadi, Ernan, et al. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta: Crestpent Press
dan YOI

Tarigan, Robinson, 2005, Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasinya, Jakarta. Bumi Aksara.

Wilonoyudho, Saratri, 2009. Kesenjangan Dalam Pembangunan Kewilayahan. Surakarta: Jurnal


Forum Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Vol 23

Bakhtiar Hasan Miraza. 2005. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. ISEI. Bandung.

10

Anda mungkin juga menyukai