Disusun Oleh:
JONI (2114320014)
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniannya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya ilmiah untuk mata kuliah Pengantar Ekonomi
Wilayah dan Integrasi Kawasan dengan judul Pendekatan Sektoral dan Pendekatan Regional
dalam Pengembangan Wilayah di Kabupaten Asahan
Disamping itu penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya serta tanggapan yang sifatnya
membangun. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan
Mahasiswa atau pada umumnya.
Joni
i
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
ii
BAB-1
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Pengembangan wilayah adalah strategi dalam memanfaatkan dan mengkombinasikan
antara faktor internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan wilayah dan faktor eksternal
yang merupakan peluang dan tantangan wilayah dengan memanfaatkan potensi dan peluang
yang ada untuk meningkatkan produksi wilayah tersebut (Evariani, 2012). Pengembangan
wilayah dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan jika memperhatikan
potensi pertumbuhan wilayah (Mercado, 2002). Dengan kata lain, wilayah yang berkembang
dapat memajukan perekonomian untuk mencapai kesejahteraan bagi masyarakat (Evariani,
2012). Pengembangan wilayah dapat dilakukan melalui pendekatan sektoral dan pendekatan
regional yang mana pendekatan sektoral diarahkan pada sektor unggulan dan berkembang.
Sedangkan untuk pendekatan regional mengarah pada struktur ruang (Zai dan Pangi, 2017).
Kabupaten Asahan merupakan kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang berbatasan
langsung dengan Kota Tanjungbalai. Berdasarkan RTRW Provinsi Sumatera Utara, Kabupaten
Asahan merupakan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang terletak di Kota Kisaran dan Pusat
Kegiatan Lingkungan (PKL) di Kecamatan Simpang Empat. Oleh sebab itu Kabupaten Asahan
sebagai pengembangan kota-kota pusat pertumbuhan provinsi sehingga memiliki potensi yang
besar untuk berkembang.
1
1.3 Tujuan dan Sasaran
Adapun tujuan dari karya ilmiah ini yaitu untuk menentukan arahan pengembangan
wilayah berdasarkan pendekatan sektoral dan regional di Kabupaten Asahan. Dalam menjawab
tujuan dari karya Ilmiah ini didapatkan sasaran sebagai sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi sektor unggulan berdasarkan pendekatan sektoral di Kabupaten
Asahan
2. Mengidentifikasi struktur ruang berdasarkan pendekatan regional di Kabupaten
Asahan
3. Merumuskan arahan pengembangan wilayah berdasarkan pendekatan sektoral dan
regional di Kabupaten Asahan
2
BAB-2
PEMBAHASAN
3
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial secara menyeluruh sesuai dengan keinginan
dan aspirasi yang berkembang dalam masyarakat
4
Berdasarkan data tersebut terlihat persentase PDRB menurut Lapangan usaha atas dasar harga
konstan terbesar yaitu informasi dan komunikasi.
Data yang digunakan adalah dalam pendekatan sektoral ini yaitu beberapa data
perekonomian Kabupaten Asahan, seperti: PDRB Kabupaten Asahan dan PDRB Provinsi
Sumatera Utara dengan menggunakan metode analisis yaitu Analisis Location Quotient (LQ)
untuk mengidentifikasi sektor potensial wilayah Kabupaten Asahan. Metode LQ digunakan
untuk mengetahui potensi dari suatu aktivitas ekonomi yang merupakan indikasi sektor basis
dan non basis, dengan cara membandingkan antara kemampuan sektor yang sama pada wilayah
yang lebih luas. Sektor basis merupakan sektor dengan kegiatan ekonomi yang hasil
produksisnya dapat melayani pasar baik di dalam maupun di luar batas perekonomian
masyarakat yang bersangkutan. Sedangkan sektor non basis merupakan sektor dengan kegiatan
ekonomi yang hanya mampu menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat
yang bertempat tinggal di dalam batas perekonomian masyarakat yang bersangkutan.
Persamaan LQ menurut Blakely (1994) dalam Panuju DR dan Rustiadi E (2012), sebagai berikut:
dimana:
Xi = PDRB Lapangan Usaha I disuatu daerah (kabupaten/kota)
Xt = PDRB total suatu daerah (kabupaten/ kota)
Yi = PDRB Lapangan Usaha i secara regional (Provinsi)
Yt = PDRB total secara regional
Kriteria LQ yaitu jika LQ > 1, artinya sektor tersebut menjadi sektor basis atau menjadi
sumber pertumbuhan, hasilnya tidak saja dapat memenuhi kebutuhan di wilayah bersangkutan
akan tetapi dapat juga diekspor ke luar wilayah. LQ = 1, artinya sektor tersebut tergolong non
basis dimana produksinya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan wilayah sendiri dan tidak
mampu untuk diekspor. LQ < 1, artinya sektor tersebut juga tergolong non basis dimana
produksinya tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri sehingga perlu pasokan atau impor dari
luar.
5
Tabel 2 Nilai LQ Kabupaten Asahan
No Lapangan Usaha PDRB Lapangan PDRB Lapangan LQ
Usahan Kab. Asahan Usahan Prov.
Sumatera Utara
1 Pertanian, Kehutanan, dan perikanan 12.021.760.000.000 141.601.180.000.000 1,70
2 Pertambangan dan Penggalian 53.770.000.000 7.069.090.000.000 0,15
3 Industri Pengolahan 5.512.640.000.000 97.928.000.000.000 1,13
4 Pengadaan Listrik dan Gas 27.250.000.000 788.920.000.000 0,69
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah
dan Daur Ulang 15.180.000.000 555.170.000.000 0,55
6 Konstruksi 1.619.570.000.000 68.300.490.000.000 0,48
7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor 4.656.700.000.000 98.560.070.000.000 0,95
8 Transportasi dan pergudangan 873.310.000.000 21.676.360.000.000 0,81
9 Penyediaan Akomodasi dan makan Minum 208.150.000.000 11.888.960.000.000 0,35
10 Informasi dan Komunikasi 157.320.000.000 17.386.190.000.000 0,18
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 371.940.000.000 16.017.940.000.000 0,47
12 Real Estate 436.440.000.000 23.728.140.000.000 0,37
13 Jasa perusahaan 10.530.000.000 4.711.100.000.000 0,04
14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib 786.670.000.000 18.174.360.000.000 0,87
15 Jasa Pendidikan 229.480.000.000 11.429.920.000.000 0,40
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 157.120.000.000 5.092.080.000.000 0,62
17 Jasa Lainnya 141.780.000.000 2.743.870.000.000 1,04
27.279.610.000.000 547.651.840.000.000
Sumber : Kabupaten Asahan Dalam Angka 2022, BPS
Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat bahwa sektor pertanian, kehutanan dan perikanan memiliki
LQ>1, serta merupakan penyumbang terbesar dari seluruh sektor-sektor yang ada di Kabupaten
Asahan. Hal tersebut tidak terlepas dari sumber daya alam yang subur dengan masyarakat yang
mampu memanfaatkan kekayaan alam yang ada dengan sebaiksebaiknya. Disamping itu,
Kabupaten Asahan merupakan wilayah yang mempunyai potensi yang besar dalam
mengembangkan Oleh sebab itu, apabila pemerintah dapat mempertahankan perhatiannya
terhadap sektor pertanian maka selanjutnya akan dapat meningkatkan pendapatan perkapita
masyarakat dan memberikan kontribusi yang cukup besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten
Asahan. Selain pertanian sektor industri pengolahan juga merupakan sektor unggulan di
Kabupaten Asahan. Adapun industri pengolahan yang berkembang di Kabupaten Asahan yaitu
industri pengolahan kelapa sawit. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya perkebunan kelapa
sawit di Kabupaten Asahan.
6
2.3 Pendekatan Regional dalam Pengembangan Wilayah Kabupaten Asahan
Pendekatan regional memiliki perbedaan dengan pendekatan sektoral, namun kedua
pendekatan tersebut merupakan salah satu pendekatan dalam perencanaan pembangunan
wilayah yang dilakukan melalui pengembangan wilayah. Menurut Hasyim dan Subagiyo (2017),
pendekatan regional adalah pendekatan yang lebih memperhatikan aspek tata ruang atau
penggunaan ruang dengan kondisi yang ada.
Dalam pendekatan regional, wilayah dipandang sebagai kumpulan berdasarkan bagian-
bagian dari wilayah lain yang lebih kecil yang memiliki potensi serta daya tarik atau daya dorong
yang berbeda. Pendekatan regional memiliki keterkaitan dengan pendekatan sektoral yang
mana pada pendekatan regional menitikberatkan pada wilayah yang mampu untuk
dikembangkan dengan menentukan sektor yang sesuai untuk dikembangkan di wilayah tersebut
melalui pendekatan sektoral (Wilonoyudho, 2009).
Pendekatan regional dalam arti luas selain memperhatikan penggunaan ruang untuk
memperhatikan penggunaan ruang untuk kegiatan produksi/jasa juga memprediksi arah
kegiatan produksi/jasa juga memprediksi arah konsentrasi kegiatan dan memperkirakan
konsentrasi kegiatan dan memperkirakan kebutuhan fasilitas untuk masing-masing kebutuhan
fasilitas untuk masing-masing konsentrasi serta merencanakan jaringan-konsentrasi serta
merencanakan jaringan-jaringan penghubung berbagai konsentrasi jaringan penghubung
berbagai konsentrasi kegiatan dapat dihubungkan secara efesien.kegiatan dapat dihubungkan
secara efesien.
Dari penggunaan lahan eksisting Kabupaten Asahan Tahun 2021 terlihat bahwa
penggunaan lahan di Kabupaten Asahan didominasi oleh perkebunan, hutan dan pertanian.
Untuk perkotaan berada di pusat Kota Kisaran yang berada di Kecaman Kota Kisaran Barat dan
Kecamatan Kota Kisaran Timur. Berdasarkan rencana pola ruang, arah perkembangan perkotaan
di Kabupaten Asahan berada di Kecamatan Kota Kisaran Barat, Kecamatan Kota Kisaran Timur,
Kecamatan Simpang Empang dan Kecamatan Air Joman. Perkembangan wilayah juga berada di
sepanjang jalan arteri primer yaitu jalan lintas Sumatera. Untuk peruntukan lahan terlihat masih
didominasi oleh perkebunan, hutan, pertanian dan industri.
7
Gambar 1. Penggunaan Lahan Eksisting dan Rencana Pola Ruang RTRW Kabupaten Asahan
Sumber: Revisi RTRW Kabupaten Asahan , 2021
8
BAB-3
KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
Mercado, R.G. 2002. Regional Development in the Philippine: A Review of Experience, State of the
Art and Agenda for Research and Action. Discussion Paper Series. Philippine Institute for
Development Studies.
Rustiadi, Ernan, et al. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta: Crestpent Press
dan YOI
Tarigan, Robinson, 2005, Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasinya, Jakarta. Bumi Aksara.
Bakhtiar Hasan Miraza. 2005. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. ISEI. Bandung.
10