Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN

ANALISIS PEMBANGUNAN WILAYAH


DI GELANGGANG GENERASI MUDA (GGM)
MAJALENGKA
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Dosen Pengampu: H. Bayu Jaya, Ir. M.Si

Disusun oleh :
Erin Rindiyani (554320020)

REGULER E 2020
PROGRAM STUDI: S1 MANAJEMEN

YAYASAN BUDI UTOMO NASIONAL


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI STMY
MAJALENGKA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur  kehadirat  Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

karunia-Nya, penyusun dapat menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul

“ANALISIS PEMBANGUNAN WILAYAH DI GELANGGAN GENERASI

MUDA (GGM) MAJALENGKA” tepat pada waktunya.

Laporan ini disusun berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan secara

langsung yang didalamnya memuat latar belakang, manfaat, tujuan serta

keterangan-keterangan lain tentang penelitian ini. Dalam  penyusunan  Laporan

ini, tidak sedikit hambatan yang penyusun hadapi. Namun, penyusun menyadari

bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan,

dorongan, serta bimbingan dari rekan-rekan serta dosen pengampu mata kuliah

Pembangunan Wilayah, sehingga setiap kendala – kendala  yang  penulis hadapi

dapat teratasi.

Penyusun juga menyadari bahwa laporan penelitian ini masih terdapat

banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Maka, penyusun mengharapkan

setiap masukan berupa kritik dan saran dari pembaca demi  perbaikan  pembuatan 

laporan di masa yang akan  datang.

             Majalengka, 30 Januari 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAAN........................................................................................................................1
1.1 Latar belakang.................................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah............................................................................................................2
1.3 Tujuan penelitiaan...........................................................................................................2
1.4 Manfaat penelitiaan.........................................................................................................3
BAB II..............................................................................................................................................4
TINJAUAN KEPUSTAKAAN......................................................................................................4
2.1 Karangka Pemikiraan..........................................................................................................4
BAB III............................................................................................................................................6
METODELOGI PENELITIAAN.................................................................................................6
3.1. Metode Penelitiaan...........................................................................................................6
3.2. Teknik pengumpulan data..............................................................................................6
BAB IV.............................................................................................................................................8
HASIL PENELITIAAN.................................................................................................................8
4.1. Fisik Lingkungan.............................................................................................................8
4.2. Sosial kependudukan.......................................................................................................9
4.3. Sarana prasarana...........................................................................................................10
4.4. Kelembagaan pembiayaan............................................................................................12
4.5. Perumusan isu................................................................................................................13
BAB V............................................................................................................................................14
PENUTUP.....................................................................................................................................14
5.1. Kesimpulan.....................................................................................................................14
5.2. Saran...............................................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAAN

1.1 Latar belakang

Pembangunan wilayah merupakan suatu usaha atau serangkaian usaha dalam pertumbuhan

serta perubahan pada satu daerah atau wilayah tertentu yang berencana untuk menjadi kearah

yang lebih baik. Sedangkan untuk tujuan dari adanya pembangunan wilayah ini adalah untuk

dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang adil dan Makmur baik dalam segi material

mapun spiritual. Pembangunan wilayah dalam satu daerah merupakan hal penting yang perlu

diperhatikan dan dilakukan oleh satu organisasi maupun pemerintah daerah tersebut. Selain

bertujuan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat, pembangunan wilayah tersebut juga

penting untuk meningkatkan stabilitas perekonomian dalam suatu daerah. Dalam pelaksanaan

pembangunan wilayah tersebut agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka dalam

pelaksanaannya sangat ditunjang oleh system manajemen dan organisasi yang baik, karena

dalam manajemen terkandung unsur perencanaan yang terorganisasi dengan baik. Tanpa

adanya rencana, maka tidak ada dasar untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pembangunan

dalam rangka usaha pencapaian tujuan.

Majalengka merupakan bagian dari daerah yang mengalami perkembangan system

pembangunan wilayah. Dimana terdapat infrastruktur-infrastruktur yang mengalami berbagai

perubahan, serta system pembangunan yang mengalami pembaharuan mengikuti

perkembangan era modern, baik dari segi fisik maupun dari segi non-fisiknya. Tentu dari

setiap perubahan yang terjadi tersebut memiliki tujuan tersendiri untuk kemajuan serta

kesejahteraan bagi masyarakat dan pemerintahan sekitarnya. Dalam RPJPD (Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah) Kabupaten Majalengka tahun 2005-2025 dan RPJMD

(Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Kabupaten Majalengka tahun 2018-2023

1
ditemukan bahwa terdapat beberapa isu strategis yang ada di kabupaten Majalengka dan salah

satunya adalah isu kebudayaan.

Dengan demikian, berdasarkan pernyataan sebelumnya bisa dikaitkan dengan system

pembangunan wilayah yang telah dilakukan sesuai dengan isu strategis yang dipaparkan

tersebut. Maka, hal ini tentu seperti mengarah kepada tujuan dari perencanaan pembangunan

wilayah dan system pembangunan yang telah tersusun di Kabupaten Majalengka, terutama

untuk daerah Gelanggang Generasi Muda (GGM) Majalengka. Searah dengan pencapaian

tujuan dari isu strategis tersebut, dimana GGM ini dibangun untuk tujuan yang diantaranya

adalah untuk meningkatkan kebudayaan, hal ini GGM dapat digunakan untuk pergelaran

setiap pertunjukkan pentas seni serta konser-konser.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang

berjudul “Analisis Pembangunan Wilayah Di Gelanggang Generasi Muda (GGM)

Majalengka”.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan gejala-gejala yang telah dikemukakan diatas, maka selanjutnya penulis

merumuskan masalah “Bagaimana sistem pembangunan wilayah yang terjadi di sekitar

Gelanggan Generasi Muda (GGM) Majalengka untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat?”.

1.3 Tujuan penelitiaan

1.3.1 Untuk menyelesaikan tugas penelitian matakuliah Pembangunan Wilayah.

1.3.2 Untuk mengembangkan pengetahuan dan wawasan mahasiswa terkait dengan system

pembangunan wilayah yang berada di GGM dan sekitarnya.

1.3.3 Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan yang telah dicapai oleh pemerintah dan

masyarakat Majalengka.

2
1.4 Manfaat penelitiaan

1.4.1. Manfaat teoritis

Sebagai sumbangan pemikiran dalam pengembangan teori dan ilmu terkait dengan

perkembangan system pembangunan wilayah Gelanggang Generasi Muda Majalengka

secara teori melalui sejarah perkembangan pembangunan wilayah tersebut.

1.4.2. Manfaat praktis

- Bagi peneliti, sebagai pengetahuan dan wawasan mengenai pembangunan wilayah

Kabupaten Majalengka dan sekitarnya termasuk untuk area GGM tersebut.

- Bagi pemerintah, dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

berupa perencanaan yang dapat digunakan oleh pihak pemerintah bahwa dengan

teori ini mengenai Pembangunan Wilayah dalam suatu daerah akan dapat

memaksimalkan nilai perekonomian dari daerah tersebut melalui system

pembangunan yang lebih baik.

3
BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Karangka Pemikiraan

Kerangka pemikiran dapat berisi gambaran tentang pola antar hubungan antara variabel

maupun kerangka konsep yang digunakan oleh peneliti untuk menjawab permasalahan yang

diteliti. Keranga pemikiran dapat berisi teori, evidensi-evidensi, dan dapat pula berupa

pemikiran penelitian sendiri. Kerangka pemikiran harus dirumuskan dalam bentuk kalimat

deklaratif. Jadi, bukan dengan kalimat pertanyaan, kalimat saran, ataupun kalimat

pengharapan. Kerangka berpikir dibuat sebagai pisau analisis terhadap masalah penelitian.

Majalengka dikenal sebagai kota angin dengan posisi pusat kota berada di Alun-Alun kota,

karena berada dekat dengan istana bupati atau biasa dikenal dengan pendopo. Majalengka

juga menjadi salah satu kota yang sering dikunjungi oleh masyarakat sekitar dan luar, tidak

hanya untuk melakukan kegiatan usaha dan kerja, namun banyak juga dari masyarakat

berkunjung ke Majalengka untuk jalan-jalan atau refreshing. Oleh karena itu, banyak lokasi-

lokasi yang dibangun khusus untuk masyarakat sekitar agar dapat menikmati setiap keasrian

kota mereka. Lokasi-lokasi tersebut dibangun oleh Pemerintah Majalengka bertujuan untuk

memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Salah satu diantaranya lokasi yang dibangun

oleh pemerintah Kabupaten Majalengka adalah GGM atau kepanjangan dari Gelanggan

Generasi Muda Majalengka.

Keberadaan GGM ini sangat didukung oleh masyarakat yang tinggal di daerah Kota

Majalengka dan sekitarnya, bukan hanya tempatnya yang luas untuk melakukan aktifitas

apapun, tetapi juga banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kegiatan-kegiatan yang

bermanfaat, seperti kegiatan olahraga. Oleh karena itu, hampir setiap hari GGM Majalengka

ini sering dikunjungi oleh masyarakat.

4
Selain itu, di GGM juga terdapat tempat khusus yang digunakan oleh para pedagang yang

dikenal dengan SKY WALK. SKY WALK ini dibangun berfungsi untuk memberikan

kesempatan kepada para wirausaha muda untuk bisa meningkatkan kebutuhan ekonomi

mereka dengan memanfaatkan setiap fasilitas yang telah disediakan oleh pemerintah.

Sehingga keberadaan SKY WALK ini juga dapat memberikan kenyamanan bagi masyarakat

yang berkunjung ke GGM dapat menikmati setiap kuliner yang tersedia dengan tempatnya

yang nyaman dan masyarakat tidak akan merasa panas.

Disamping itu, GGM juga banyak dimanfaatkan oleh para pedagang lainnya untuk bisa

mendapatkan hal yang sama yaitu dengan menarik minat pembeli untuk bisa menikmati

dagangannya. Namun, hal itu dirasa tidak seimbang dengan tingkat keserasian diposisi

tersebut, karena terlihat menjadi tidak teratur dengan apa yang telah disediakan. Hal ini bisa

menyebabkan ketidakteraturan dan besar kemungkinan suatu saat akan terjadi tindak

pemerasan kepada para pedagang pinggiran tersebut dari orang-orang yang tidak bertanggung

jawab. Namun, dengan kehadiran para pedagang pinggiran tersebut dapat memberikan

dampak positif terutama terhadap perekonomian daerah.

5
BAB III

METODELOGI PENELITIAAN

3.1. Metode Penelitiaan

Penelitian adalah investigasi yang dilakukan secara sistematis, terkontrol, empiris dan kritis

dari suatu proporsial hipotesis mengenai hubungan tertentu antar fenomena (Kerlinger,

2022:10). Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Metode deskriptif adalah metode untuk menggambarkan situasi, komunitas, fenomena, hasil

atau program yang tujuan utamanya adalah untuk menggambarkan data dan karakteristik

tentang apa yang sedang dipelajari (Chawla&Shondi, 2015). Metode deskriptif adalah metode

yang digunakan untuk menggambarkan dan menginterpretasikan suatu fenomena dengan

menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara actual agar dapat memebrikan

pernyataan yang lebih jelas mengenai suatu objek yang diteliti sehingga dapat ditarik

kesimpulan.

3.2. Teknik pengumpulan data

Menurut Riduwan (2021:186) menjelaskan bahwa Teknik pengumpulan data adalah cara-cara

yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data-data variabel dari sumber

objek yang akan diteliti. Berikut merupakan Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini:

a. Teknik observasi

Teknik observasi adalah Teknik pengumpulan data yang diperlukan peneliti mengamati

dan mencatat objek secara sistematis (Muhidin&Abdurrahman, 2011:19). Objek yang

akan diobservasi adalah para pedagang yang berjualan di area SKY WALK dan pinggiran

GGM Majalengka.

6
b. Wawancara

Wawancara adalah salah satu cara atau Teknik pengumpulan data penelitian yang

dilakukan secara langsung (tatap muka) antara peneliti dengan reponden (Ma’ruf, 2021).

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kepada pihak Dinas Lingkungan

Hidup, Dinas Pemuda dan Olahraga (DISPORA), serta kepada Dinas Perdagangan dan

Perindustrian (Perdagin) Kabupaten Majalengka.

c. Mengamati setiap area sudut GGM

d. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mengambil foto setiap sudut-sudut ruang pada area sekitar GGM

Majalengka.

7
BAB IV

HASIL PENELITIAAN

4.1. Fisik Lingkungan

Gelanggan Generasi Muda atau lebih dikenal dengan lapangan GGM merupakan salah satu

ruang public di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat yang selalu ramai dikunjungi Ketika hari

libur. Bagaimana tidak, hal tersebut karena area ini memiliki luas 18.852,91 m 2 ini sejumlah

fasilitas penunjang di dalamnya yang telah dibangun oleh Pemkab Majalengka.

Lokasinya pun strategis tepatnya berada di jalur protocol kabupaten, sebelah barat Alun-alun

Majalengka. Maka tidak heran, apabila ruang public satu ini menjadi pilihan favorit

pengunjung untuk dijadikan sebagai tempat aktivitas jogging pagi atau sore hari. Selain,

karena memiliki area yang luas lapangan GGM juga khas dengan rumputnya yang hijau

sehingga tidak akan terlalu panas menyengat meskipun di tengah hari, karena panasnya

tersebut akan terserap oleh rumput-rumput hijau.

Lapangan ini khas seperti lapangan sepak bola, karena area lari tersebut hamper berbentuk

melingkar hingga seperti terlihat lapangan sepak bola. Sedangkan, khusus untuk area tempat

lari orang yang berkunjung berada di sisi lapangan hijau tersebut dengan tepian warna merah

diberikan seperti garis-garis pembatas.

Selain itu juga, di area lapangan GGM tersebut dikelilingi oleh pepohonan hijau yang

berfungsi untuk pemberian siklus antara oksigen dan karbon dioksida, sehingga akan ada

kesegaran Ketika menghirup udara yang berpinggiran langsung dengan jalan kota yang dapat

memberikan dampak panas dari kendaraan. Dengan adanya pepohonan di pinggiran lapang

ini, maka setiap karbon dioksida penyebab panas itu akan diserap oleh tumbuhan hijau

tersebut.

8
Tidak hanya itu, apabila pengunjung perlu beristirahat setelah melakukan kegiatan olahraga

dan ingin bersantap, di tempat ini pengunjung bisa singgah ke SKY WALK Raharja. Sebuah

bangunan sejenis jembatan laying, tempat khusus booth-booth kuliner dengan beragam menu

dari para pedagang kaki lima yang berada di dalam Kawasan GGM.

4.2. Sosial kependudukan

Dalam rangka merealisasikan hasil-hasil pembangunan di Kabupaten Majalengka, demi

mewujudkan Majalengka menjadi kota yang memberikan kenyamanan kepada

masyarakatnya, Bupati resmikan beberapa hasil pembangunan diantaranya pendestrian GGM

dan Taman Raharja Munjul, Selasa (25/02/2020).

Kegiatan peresmian tersebut dihadiri oleh Wakil Bupati Majalengka, Sekda, para kepala

OPD, unsur Forkopimda hadir langsung Kapolres, Dan Lanud S. Sukani, Dan Yonif Raider

321/GT, Dandim 0617, Kajari, para pimpinan perusahaan, Ketua Baznas Kab. Majalengka,

serta tamu undangan lainnya.

Dalam sambutannya Bupati Majalengka, Dr. H. Karna Sobahi, M.M.Pd., mengucapkan

syukur berkat kerjasama semua pihak terutama kepada para pimpinan perusahaan yang telah

ikut serta berpartisipasi membangun Majalengka melalui dana CSR yang mereka gelontorkan

untuk pembangunan Pendestrian GGM ini. "Ini baru awal Gerbang GGM, tahun ini kita juga

akan petakkan untuk areal joging dan lain sebagainya dengan dana 4,8M sehingga tempat ini

bisa membuat masyarakat nyaman ketika berkunjung ketempat ini," kata bupati.

Bupati menambahkan bahwa sesuai dengan komitmen awal dirinya bagaimana memetekan

Kota Majalengka ini sehingga bisa menjadi kota yang memberikan kenyamanan dan juga

membuat masyarakat merasa betah tinggal di Majalengka, berawal dari pintu masuk

Majalengka, yakni dari Kadipaten yang dari dulu tampak sangat kumuh, semerawut dan tidak

teratur akan tetapi saat ini kita bisa lihat bersama telah tampak Pendestrian yang membuat

9
masyarakat relax ketika berkunjung kesana desainnya mirip seperti jalan Malioboro di

Yogyakarta, pengunjung bisa menikmati jajanan khas Kadipaten dan itu berdampak pada

meningkatnya kuliner khas Kadipaten itu sendiri.

Lebih lanjut Bupati mengatakan, selain itu nanti akan dibangun pula ruang terbuka ramah

anak di Panyingkiran, bagaimana ketika anak-anak mencari tempat untuk hiburan tidak harus

keluar kota dan kita fasilitas di tempat itu. Kemudian juga untuk memperkuat kelompok seni

budaya akan dibangun pusat budaya di daerah Cibatu, tempat tersebut akan mengakomodir

para penggiat seni budaya sehingga keberadaan seni budaya di Kab. Majalengka bisa tumbuh

dan berkembang.

Masih dikatakan Bupati, untuk Taman Raharja, tempat ini diciptakan berawal dari aspirasi

para pedagang dimana mereka menginginkan tempat khusus untuk berjualan menyajikan

kuliner-kuliner khas Majalengka.

"Ketika saya berkeliling meninjau spot-spot pedagang begitu luar biasanya mereka

menyajikan kuliner khas Majalengka, dan saya berpesan untuk harganya dibuat standar

supaya dapat terjangkau masyarakat sehingga masyarakat dapat menikmati ragam kuliner

khas Majalengka ini, dengan kondisi lingkungan yang sedemikian bersih dan tertata,

diharapkan para pedagang disini bisa tetap merawat dan menjaga agar tempat ini tetap

menarik," ucap Bupati.

4.3. Sarana prasarana

a. Lapangan utama GGM

Lapangan ini berada dipusat atau tengah diantara posisi yang lain, lapangan tersebut biasa

digunakan oleh masyarakat untuk berolahraga lari atau dikenal dengan jogging. Selain itu,

lapangan tersebut sering digunakan dalam kegiatan atau acara-acara tertentu seperti acara

nasional upacara pengibaran saat 17 Agustus. Hal tersebut, dikarenakan pusat upacara

10
yang awalnya berada di Alun-alun Majalengka, sementara Alun-alun telah berubah fungsi

sehingga pemindahan pusat lapangan upacara pindah ke lapangan GGM.

b. Sky Walk Raharja

Adapun Sky Walk Raharja yang masih berada di sekitar GGM, tepatnya di sebelah barat

lapangan dengan bentuk yang khas seperti jembatan layang. Dalam area Sky Walk

tersebut, telah tersedia beragam menu kuliner yang disediakan para pedagang kaki lima

untuk para pengunjung yang ingin beristirahat dan menikmati sejumlah makanan atau

jajanan yang tersedia. Dengan tempatnya yang teduh membuat para pengunjung yang

datang ke sana merasa nyaman tidak akan merasa kepanasan dan telah tersedia banyak

tempat duduk untuk pengunjung yang ingin nongkrong sambil menikmati menu kuliner

yang tersedia.

c. Gedung olahraga

Adapun Gedung Olahraga yang berada di GGM Majalengka, memiliki fungsi untuk

menampung para atlet yang datang kesana. Berdasarkan jenis olahraga terdapat beberapa

GOR sesuai dengan fungsi kegiatan olahraga tersebut, yaitu:

1. Arena Olahraga Bulutangkis

Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merencanakan dan merancang

arena olahraga bulu tangkis, diantaranya yaitu:

1. Ukuran lapangan bulutangkis beserta area diluar permainan atau area aman yang

ada di sekitar lapangan

2. Ketinggian plafon

3. Penghawaan dan penerangan untuk seluruh ruangan

11
4. Permukaan lantai anti licin dan tidak berwarna cerah dan memantulkan cahaya,

permukaan lantai didak dengan batubata, beton, tapi harus dari kayu atau karpet

sintetis

2. Arena Olahraga Voli

Bola voli adalah cabang olahraga yang dimainkan secara beregu oleh dua tim, yang

masing-masing terdiri atas 6 orang pemain. Antara tim yang satu dengan tim yang lain

dipisahkan oleh net yang berada di tengah lapangan. Tiap-tiap regu hanya dapat

memainkan bola dengan tiga kali sentuhan.

Lapangan voli berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran panjang 18 m dan

lebar 9 m, yang dikelilingi oleh daerah bebas selebar 3 m dengan suatu penghalang

yang ketinggiannya 7 meter dari permukaan lapangan permainan.

4.4. Kelembagaan pembiayaan

Adapun biaya pembangunannya diperoleh dari pengalokasian anggaran sebesar Rp4,7

miliar yang bersumber dari APBD Kabupaten Majalengka.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Majalengka, Agus

Tamim, melalui Sekretaris PUTR Majalengka, Ruchyana membenarkan bahwa saat ini

Skywalk GGM sedang digarap pengerjaannya oleh rekanan pihak ketiga yang telah

memenangkan proses lelang. Sebelumnya di tahun lalu sudah ditata untuk lapangan upacara

ditambah pedestrian di bagian depan areanya. Anggaran pembangunannya berasal dari CSR.

Dengan ditatanya kembali dengan wajah baru, menurut dia, GGM akan menjadi tempat

yang lebih nyaman baik bagi pengunjung maupun bagi para pedagang kaki lima. Sebab,

nantinya para pedagang yang dulunya biasa berada di sekitar pinggir jalan akan diberi

tempat khusus.

12
Pembangunan tempat ini merupakan salah satu langkah untuk bisa menarik perhatian para

wisatawan agar semakin betah di Majalengka.

Manfaat dari hasil pembangunan tersebut, dia berharap, menjadi sebuah magnet bagi

pengunjung, baik sari dalam maupun luar Majalengka sehingga akan berdampak positif

pada geliat perekonomian masyarakat.

4.5. Perumusan isu

Berdasarkan hasil pengamatan sebelumnya, isu-isu yang terjadi di GGM Majalengka

yaitu kurangnya pemberdayaan fasilitas yang tersedia sehingga fungsinya tidak sesuai,

dan keamanan dalam kegiatan rutin yang masih kurang. Selain itu, sudah terdapat

fasilitas-fasilitas yang mengalami kerusakan sehingga perlunya perbaikan secepat

mungkin dari pihak pemerintah. Karena apabila fasilitas tersebut tidak segera diperbaiki,

maka dampak yang akan terjadi adalah tidak hanya mengurangi pengunjung yang datang,

tetapi juga dapat membahayakan bagi para pengunjung dari fasilitas-fasilitas tertentu yang

sudah rusak tersebut.

Kurangnya pemberdayaan fasilitas diakibatkan:

1. Program pemberdayaan berkutat pada pengguliran dana.

2. Terbatasnya pengetahuan dan keterampilan juga mengurangi peluang bagi orang

miskin untuk dapat mengikuti perguliran dana.

3. Sikap petugas lapangan yang kurang serius dalam melakukan pendataan fasilitas yang

kurang memadai.

4. Kecenderungan memilih sasaran atau lokasi yang memungkinkan keberhasilan tinggi,

sehingga berakibat pada penentuan lokasi yang kurang tepat.

13
Program pemberdayaan berkutat
pada pengguliran
dana. Karena prinsipnya adalah
bergulir, maka
nalarnya orang yang dapat
mengikuti program
adalah orang yang memiliki
usaha produktif,
sedangkan orang yang tidak
memiliki usaha
produktif tidak dapat mengikuti
program. Padahal,
kebanyakan orang miskin tidak
memiliki usaha
produktif, sehingga mereka tidak
mungkin dapat

14
mengikuti program perguliran
dana.
2. Terbatasnya pengetahuan dan
ketrampilan juga
mengurangi peluang bagi orang
miskin untuk
dapat mengikuti perguliran dana.
Karena dengan
terbatasnya pengetahuan dan
ketrampilan dapat
berpengaruh terhadap
keberhasilan program.
3. Sikap petugas lapangan yang
kurang serius
dalam melakukan pendataan
masyarakat miskin

15
dan menghasilkan data yang tidak
valid. Hal ini
menjadikan data rujukan yang
dijadikan acuhan
program pemberdayaan tidak
tepat, sehingga
pemberdayaan tidak menyentuh
sasaran, yaitu
masyarakat miskin.
4. Kecenderungan memilih
sasaran atau lokasi yang
memungkinkan keberhasilannya
tinggi, sehingga
berakibat pada penentuan lokasi
yang tidak tepat.

16
5. Mental masyarakat miskin
yang cenderung
menerima apa adanya menjadi
penghambat
program pemberdayaan.
6. Kecenderungan bentuk
program yang mengarah
pada pemberian ‘ikan’ bukan
‘kail’ atau mengajari
cara memancing yang kurang
tepat justru membuat
perilaku masyarakat ingin tetap
miskin agar tetap
mendapat bantuan, bukan
berusaha lepas dari
kemiskinan.

17
Program pemberdayaan berkutat
pada pengguliran
dana. Karena prinsipnya adalah
bergulir, maka
nalarnya orang yang dapat
mengikuti program
adalah orang yang memiliki
usaha produktif,
sedangkan orang yang tidak
memiliki usaha
produktif tidak dapat mengikuti
program. Padahal,
kebanyakan orang miskin tidak
memiliki usaha
produktif, sehingga mereka tidak
mungkin dapat

18
mengikuti program perguliran
dana.
2. Terbatasnya pengetahuan dan
ketrampilan juga
mengurangi peluang bagi orang
miskin untuk
dapat mengikuti perguliran dana.
Karena dengan
terbatasnya pengetahuan dan
ketrampilan dapat
berpengaruh terhadap
keberhasilan program.
3. Sikap petugas lapangan yang
kurang serius
dalam melakukan pendataan
masyarakat miskin

19
dan menghasilkan data yang tidak
valid. Hal ini
menjadikan data rujukan yang
dijadikan acuhan
program pemberdayaan tidak
tepat, sehingga
pemberdayaan tidak menyentuh
sasaran, yaitu
masyarakat miskin.
4. Kecenderungan memilih
sasaran atau lokasi yang
memungkinkan keberhasilannya
tinggi, sehingga
berakibat pada penentuan lokasi
yang tidak tepat.

20
5. Mental masyarakat miskin
yang cenderung
menerima apa adanya menjadi
penghambat
program pemberdayaan.
6. Kecenderungan bentuk
program yang mengarah
pada pemberian ‘ikan’ bukan
‘kail’ atau mengajari
cara memancing yang kurang
tepat justru membuat
perilaku masyarakat ingin tetap
miskin agar tetap
mendapat bantuan, bukan
berusaha lepas dari
kemiskinan.

21
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

GGM Majalengka merupakan sebuah tempat tongkrongan yang sering dikunjungi oleh

masyarakat baik dari dalam maupun dari luar. Keberadaan GGM Majalengka ini

memberikan suatu pengaruh positif bagi masyarakat sekitarnya, tidak hanya dapat

dimanfaatkan oleh para pedagang kaki lima melainkan juga sering digunakan oleh

masyarakat untuk kegiatan olahraga seperti jogging. Selain itu, sering digunakan untuk

acara atau kegiatan-kegiatan tertentu oleh para pemerintah dan masyarakat sekitar, seperti

digunakannya ketika adanya sebuah konser dan pertunjukkan pergelaran pentas seni, serta

untuk kegiatan upacara bendera peringatan Hari Kemerdekaan.

5.2. Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian ini, diharapkan mahasiswa dapat menjadikan sebagai

pengetahuan dan wawasan untuk kegiatan penilitian selanjutnya. Dan juga diharapkan

kepada pihak pemerintah, dengan kegiatan penelitian yang telah dilakukan ini dapat

memberikan masukan beserta saran yang dapat digunakan selanjutnya untuk perencanaan

pembangunan wilayah. Selain itu, mahasiswa mengharapkan adanya perbaikan terhadap

pemberdayaan fasilitas yang berada di GGM Majalengka, guna mengarah pada

pemberdayaan pembangunan yang lebih baik.

22

Anda mungkin juga menyukai