Disusun oleh :
Erin Rindiyani (554320020)
REGULER E 2020
PROGRAM STUDI: S1 MANAJEMEN
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
Laporan ini disusun berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan secara
ini, tidak sedikit hambatan yang penyusun hadapi. Namun, penyusun menyadari
bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan, serta bimbingan dari rekan-rekan serta dosen pengampu mata kuliah
dapat teratasi.
setiap masukan berupa kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan pembuatan
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAAN........................................................................................................................1
1.1 Latar belakang.................................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah............................................................................................................2
1.3 Tujuan penelitiaan...........................................................................................................2
1.4 Manfaat penelitiaan.........................................................................................................3
BAB II..............................................................................................................................................4
TINJAUAN KEPUSTAKAAN......................................................................................................4
2.1 Karangka Pemikiraan..........................................................................................................4
BAB III............................................................................................................................................6
METODELOGI PENELITIAAN.................................................................................................6
3.1. Metode Penelitiaan...........................................................................................................6
3.2. Teknik pengumpulan data..............................................................................................6
BAB IV.............................................................................................................................................8
HASIL PENELITIAAN.................................................................................................................8
4.1. Fisik Lingkungan.............................................................................................................8
4.2. Sosial kependudukan.......................................................................................................9
4.3. Sarana prasarana...........................................................................................................10
4.4. Kelembagaan pembiayaan............................................................................................12
4.5. Perumusan isu................................................................................................................13
BAB V............................................................................................................................................14
PENUTUP.....................................................................................................................................14
5.1. Kesimpulan.....................................................................................................................14
5.2. Saran...............................................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAAN
Pembangunan wilayah merupakan suatu usaha atau serangkaian usaha dalam pertumbuhan
serta perubahan pada satu daerah atau wilayah tertentu yang berencana untuk menjadi kearah
yang lebih baik. Sedangkan untuk tujuan dari adanya pembangunan wilayah ini adalah untuk
dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang adil dan Makmur baik dalam segi material
mapun spiritual. Pembangunan wilayah dalam satu daerah merupakan hal penting yang perlu
diperhatikan dan dilakukan oleh satu organisasi maupun pemerintah daerah tersebut. Selain
penting untuk meningkatkan stabilitas perekonomian dalam suatu daerah. Dalam pelaksanaan
pembangunan wilayah tersebut agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka dalam
pelaksanaannya sangat ditunjang oleh system manajemen dan organisasi yang baik, karena
dalam manajemen terkandung unsur perencanaan yang terorganisasi dengan baik. Tanpa
adanya rencana, maka tidak ada dasar untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pembangunan
perkembangan era modern, baik dari segi fisik maupun dari segi non-fisiknya. Tentu dari
setiap perubahan yang terjadi tersebut memiliki tujuan tersendiri untuk kemajuan serta
Pembangunan Jangka Panjang Daerah) Kabupaten Majalengka tahun 2005-2025 dan RPJMD
1
ditemukan bahwa terdapat beberapa isu strategis yang ada di kabupaten Majalengka dan salah
pembangunan wilayah yang telah dilakukan sesuai dengan isu strategis yang dipaparkan
tersebut. Maka, hal ini tentu seperti mengarah kepada tujuan dari perencanaan pembangunan
wilayah dan system pembangunan yang telah tersusun di Kabupaten Majalengka, terutama
untuk daerah Gelanggang Generasi Muda (GGM) Majalengka. Searah dengan pencapaian
tujuan dari isu strategis tersebut, dimana GGM ini dibangun untuk tujuan yang diantaranya
adalah untuk meningkatkan kebudayaan, hal ini GGM dapat digunakan untuk pergelaran
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang
Majalengka”.
masyarakat?”.
1.3.2 Untuk mengembangkan pengetahuan dan wawasan mahasiswa terkait dengan system
1.3.3 Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan yang telah dicapai oleh pemerintah dan
masyarakat Majalengka.
2
1.4 Manfaat penelitiaan
Sebagai sumbangan pemikiran dalam pengembangan teori dan ilmu terkait dengan
- Bagi pemerintah, dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
berupa perencanaan yang dapat digunakan oleh pihak pemerintah bahwa dengan
teori ini mengenai Pembangunan Wilayah dalam suatu daerah akan dapat
3
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Kerangka pemikiran dapat berisi gambaran tentang pola antar hubungan antara variabel
maupun kerangka konsep yang digunakan oleh peneliti untuk menjawab permasalahan yang
diteliti. Keranga pemikiran dapat berisi teori, evidensi-evidensi, dan dapat pula berupa
pemikiran penelitian sendiri. Kerangka pemikiran harus dirumuskan dalam bentuk kalimat
deklaratif. Jadi, bukan dengan kalimat pertanyaan, kalimat saran, ataupun kalimat
pengharapan. Kerangka berpikir dibuat sebagai pisau analisis terhadap masalah penelitian.
Majalengka dikenal sebagai kota angin dengan posisi pusat kota berada di Alun-Alun kota,
karena berada dekat dengan istana bupati atau biasa dikenal dengan pendopo. Majalengka
juga menjadi salah satu kota yang sering dikunjungi oleh masyarakat sekitar dan luar, tidak
hanya untuk melakukan kegiatan usaha dan kerja, namun banyak juga dari masyarakat
berkunjung ke Majalengka untuk jalan-jalan atau refreshing. Oleh karena itu, banyak lokasi-
lokasi yang dibangun khusus untuk masyarakat sekitar agar dapat menikmati setiap keasrian
kota mereka. Lokasi-lokasi tersebut dibangun oleh Pemerintah Majalengka bertujuan untuk
memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Salah satu diantaranya lokasi yang dibangun
oleh pemerintah Kabupaten Majalengka adalah GGM atau kepanjangan dari Gelanggan
Keberadaan GGM ini sangat didukung oleh masyarakat yang tinggal di daerah Kota
Majalengka dan sekitarnya, bukan hanya tempatnya yang luas untuk melakukan aktifitas
apapun, tetapi juga banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kegiatan-kegiatan yang
bermanfaat, seperti kegiatan olahraga. Oleh karena itu, hampir setiap hari GGM Majalengka
4
Selain itu, di GGM juga terdapat tempat khusus yang digunakan oleh para pedagang yang
dikenal dengan SKY WALK. SKY WALK ini dibangun berfungsi untuk memberikan
kesempatan kepada para wirausaha muda untuk bisa meningkatkan kebutuhan ekonomi
mereka dengan memanfaatkan setiap fasilitas yang telah disediakan oleh pemerintah.
Sehingga keberadaan SKY WALK ini juga dapat memberikan kenyamanan bagi masyarakat
yang berkunjung ke GGM dapat menikmati setiap kuliner yang tersedia dengan tempatnya
Disamping itu, GGM juga banyak dimanfaatkan oleh para pedagang lainnya untuk bisa
mendapatkan hal yang sama yaitu dengan menarik minat pembeli untuk bisa menikmati
dagangannya. Namun, hal itu dirasa tidak seimbang dengan tingkat keserasian diposisi
tersebut, karena terlihat menjadi tidak teratur dengan apa yang telah disediakan. Hal ini bisa
menyebabkan ketidakteraturan dan besar kemungkinan suatu saat akan terjadi tindak
pemerasan kepada para pedagang pinggiran tersebut dari orang-orang yang tidak bertanggung
jawab. Namun, dengan kehadiran para pedagang pinggiran tersebut dapat memberikan
5
BAB III
METODELOGI PENELITIAAN
Penelitian adalah investigasi yang dilakukan secara sistematis, terkontrol, empiris dan kritis
dari suatu proporsial hipotesis mengenai hubungan tertentu antar fenomena (Kerlinger,
2022:10). Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Metode deskriptif adalah metode untuk menggambarkan situasi, komunitas, fenomena, hasil
atau program yang tujuan utamanya adalah untuk menggambarkan data dan karakteristik
tentang apa yang sedang dipelajari (Chawla&Shondi, 2015). Metode deskriptif adalah metode
menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara actual agar dapat memebrikan
pernyataan yang lebih jelas mengenai suatu objek yang diteliti sehingga dapat ditarik
kesimpulan.
Menurut Riduwan (2021:186) menjelaskan bahwa Teknik pengumpulan data adalah cara-cara
yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data-data variabel dari sumber
objek yang akan diteliti. Berikut merupakan Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini:
a. Teknik observasi
Teknik observasi adalah Teknik pengumpulan data yang diperlukan peneliti mengamati
akan diobservasi adalah para pedagang yang berjualan di area SKY WALK dan pinggiran
GGM Majalengka.
6
b. Wawancara
Wawancara adalah salah satu cara atau Teknik pengumpulan data penelitian yang
dilakukan secara langsung (tatap muka) antara peneliti dengan reponden (Ma’ruf, 2021).
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kepada pihak Dinas Lingkungan
Hidup, Dinas Pemuda dan Olahraga (DISPORA), serta kepada Dinas Perdagangan dan
d. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mengambil foto setiap sudut-sudut ruang pada area sekitar GGM
Majalengka.
7
BAB IV
HASIL PENELITIAAN
Gelanggan Generasi Muda atau lebih dikenal dengan lapangan GGM merupakan salah satu
ruang public di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat yang selalu ramai dikunjungi Ketika hari
libur. Bagaimana tidak, hal tersebut karena area ini memiliki luas 18.852,91 m 2 ini sejumlah
Lokasinya pun strategis tepatnya berada di jalur protocol kabupaten, sebelah barat Alun-alun
Majalengka. Maka tidak heran, apabila ruang public satu ini menjadi pilihan favorit
pengunjung untuk dijadikan sebagai tempat aktivitas jogging pagi atau sore hari. Selain,
karena memiliki area yang luas lapangan GGM juga khas dengan rumputnya yang hijau
sehingga tidak akan terlalu panas menyengat meskipun di tengah hari, karena panasnya
Lapangan ini khas seperti lapangan sepak bola, karena area lari tersebut hamper berbentuk
melingkar hingga seperti terlihat lapangan sepak bola. Sedangkan, khusus untuk area tempat
lari orang yang berkunjung berada di sisi lapangan hijau tersebut dengan tepian warna merah
Selain itu juga, di area lapangan GGM tersebut dikelilingi oleh pepohonan hijau yang
berfungsi untuk pemberian siklus antara oksigen dan karbon dioksida, sehingga akan ada
kesegaran Ketika menghirup udara yang berpinggiran langsung dengan jalan kota yang dapat
memberikan dampak panas dari kendaraan. Dengan adanya pepohonan di pinggiran lapang
ini, maka setiap karbon dioksida penyebab panas itu akan diserap oleh tumbuhan hijau
tersebut.
8
Tidak hanya itu, apabila pengunjung perlu beristirahat setelah melakukan kegiatan olahraga
dan ingin bersantap, di tempat ini pengunjung bisa singgah ke SKY WALK Raharja. Sebuah
bangunan sejenis jembatan laying, tempat khusus booth-booth kuliner dengan beragam menu
dari para pedagang kaki lima yang berada di dalam Kawasan GGM.
Kegiatan peresmian tersebut dihadiri oleh Wakil Bupati Majalengka, Sekda, para kepala
OPD, unsur Forkopimda hadir langsung Kapolres, Dan Lanud S. Sukani, Dan Yonif Raider
321/GT, Dandim 0617, Kajari, para pimpinan perusahaan, Ketua Baznas Kab. Majalengka,
syukur berkat kerjasama semua pihak terutama kepada para pimpinan perusahaan yang telah
ikut serta berpartisipasi membangun Majalengka melalui dana CSR yang mereka gelontorkan
untuk pembangunan Pendestrian GGM ini. "Ini baru awal Gerbang GGM, tahun ini kita juga
akan petakkan untuk areal joging dan lain sebagainya dengan dana 4,8M sehingga tempat ini
bisa membuat masyarakat nyaman ketika berkunjung ketempat ini," kata bupati.
Bupati menambahkan bahwa sesuai dengan komitmen awal dirinya bagaimana memetekan
Kota Majalengka ini sehingga bisa menjadi kota yang memberikan kenyamanan dan juga
membuat masyarakat merasa betah tinggal di Majalengka, berawal dari pintu masuk
Majalengka, yakni dari Kadipaten yang dari dulu tampak sangat kumuh, semerawut dan tidak
teratur akan tetapi saat ini kita bisa lihat bersama telah tampak Pendestrian yang membuat
9
masyarakat relax ketika berkunjung kesana desainnya mirip seperti jalan Malioboro di
Yogyakarta, pengunjung bisa menikmati jajanan khas Kadipaten dan itu berdampak pada
Lebih lanjut Bupati mengatakan, selain itu nanti akan dibangun pula ruang terbuka ramah
anak di Panyingkiran, bagaimana ketika anak-anak mencari tempat untuk hiburan tidak harus
keluar kota dan kita fasilitas di tempat itu. Kemudian juga untuk memperkuat kelompok seni
budaya akan dibangun pusat budaya di daerah Cibatu, tempat tersebut akan mengakomodir
para penggiat seni budaya sehingga keberadaan seni budaya di Kab. Majalengka bisa tumbuh
dan berkembang.
Masih dikatakan Bupati, untuk Taman Raharja, tempat ini diciptakan berawal dari aspirasi
para pedagang dimana mereka menginginkan tempat khusus untuk berjualan menyajikan
"Ketika saya berkeliling meninjau spot-spot pedagang begitu luar biasanya mereka
menyajikan kuliner khas Majalengka, dan saya berpesan untuk harganya dibuat standar
supaya dapat terjangkau masyarakat sehingga masyarakat dapat menikmati ragam kuliner
khas Majalengka ini, dengan kondisi lingkungan yang sedemikian bersih dan tertata,
diharapkan para pedagang disini bisa tetap merawat dan menjaga agar tempat ini tetap
Lapangan ini berada dipusat atau tengah diantara posisi yang lain, lapangan tersebut biasa
digunakan oleh masyarakat untuk berolahraga lari atau dikenal dengan jogging. Selain itu,
lapangan tersebut sering digunakan dalam kegiatan atau acara-acara tertentu seperti acara
nasional upacara pengibaran saat 17 Agustus. Hal tersebut, dikarenakan pusat upacara
10
yang awalnya berada di Alun-alun Majalengka, sementara Alun-alun telah berubah fungsi
Adapun Sky Walk Raharja yang masih berada di sekitar GGM, tepatnya di sebelah barat
lapangan dengan bentuk yang khas seperti jembatan layang. Dalam area Sky Walk
tersebut, telah tersedia beragam menu kuliner yang disediakan para pedagang kaki lima
untuk para pengunjung yang ingin beristirahat dan menikmati sejumlah makanan atau
jajanan yang tersedia. Dengan tempatnya yang teduh membuat para pengunjung yang
datang ke sana merasa nyaman tidak akan merasa kepanasan dan telah tersedia banyak
tempat duduk untuk pengunjung yang ingin nongkrong sambil menikmati menu kuliner
yang tersedia.
c. Gedung olahraga
Adapun Gedung Olahraga yang berada di GGM Majalengka, memiliki fungsi untuk
menampung para atlet yang datang kesana. Berdasarkan jenis olahraga terdapat beberapa
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merencanakan dan merancang
1. Ukuran lapangan bulutangkis beserta area diluar permainan atau area aman yang
2. Ketinggian plafon
11
4. Permukaan lantai anti licin dan tidak berwarna cerah dan memantulkan cahaya,
permukaan lantai didak dengan batubata, beton, tapi harus dari kayu atau karpet
sintetis
Bola voli adalah cabang olahraga yang dimainkan secara beregu oleh dua tim, yang
masing-masing terdiri atas 6 orang pemain. Antara tim yang satu dengan tim yang lain
dipisahkan oleh net yang berada di tengah lapangan. Tiap-tiap regu hanya dapat
Lapangan voli berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran panjang 18 m dan
lebar 9 m, yang dikelilingi oleh daerah bebas selebar 3 m dengan suatu penghalang
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Majalengka, Agus
Tamim, melalui Sekretaris PUTR Majalengka, Ruchyana membenarkan bahwa saat ini
Skywalk GGM sedang digarap pengerjaannya oleh rekanan pihak ketiga yang telah
memenangkan proses lelang. Sebelumnya di tahun lalu sudah ditata untuk lapangan upacara
ditambah pedestrian di bagian depan areanya. Anggaran pembangunannya berasal dari CSR.
Dengan ditatanya kembali dengan wajah baru, menurut dia, GGM akan menjadi tempat
yang lebih nyaman baik bagi pengunjung maupun bagi para pedagang kaki lima. Sebab,
nantinya para pedagang yang dulunya biasa berada di sekitar pinggir jalan akan diberi
tempat khusus.
12
Pembangunan tempat ini merupakan salah satu langkah untuk bisa menarik perhatian para
Manfaat dari hasil pembangunan tersebut, dia berharap, menjadi sebuah magnet bagi
pengunjung, baik sari dalam maupun luar Majalengka sehingga akan berdampak positif
yaitu kurangnya pemberdayaan fasilitas yang tersedia sehingga fungsinya tidak sesuai,
dan keamanan dalam kegiatan rutin yang masih kurang. Selain itu, sudah terdapat
mungkin dari pihak pemerintah. Karena apabila fasilitas tersebut tidak segera diperbaiki,
maka dampak yang akan terjadi adalah tidak hanya mengurangi pengunjung yang datang,
tetapi juga dapat membahayakan bagi para pengunjung dari fasilitas-fasilitas tertentu yang
3. Sikap petugas lapangan yang kurang serius dalam melakukan pendataan fasilitas yang
kurang memadai.
13
Program pemberdayaan berkutat
pada pengguliran
dana. Karena prinsipnya adalah
bergulir, maka
nalarnya orang yang dapat
mengikuti program
adalah orang yang memiliki
usaha produktif,
sedangkan orang yang tidak
memiliki usaha
produktif tidak dapat mengikuti
program. Padahal,
kebanyakan orang miskin tidak
memiliki usaha
produktif, sehingga mereka tidak
mungkin dapat
14
mengikuti program perguliran
dana.
2. Terbatasnya pengetahuan dan
ketrampilan juga
mengurangi peluang bagi orang
miskin untuk
dapat mengikuti perguliran dana.
Karena dengan
terbatasnya pengetahuan dan
ketrampilan dapat
berpengaruh terhadap
keberhasilan program.
3. Sikap petugas lapangan yang
kurang serius
dalam melakukan pendataan
masyarakat miskin
15
dan menghasilkan data yang tidak
valid. Hal ini
menjadikan data rujukan yang
dijadikan acuhan
program pemberdayaan tidak
tepat, sehingga
pemberdayaan tidak menyentuh
sasaran, yaitu
masyarakat miskin.
4. Kecenderungan memilih
sasaran atau lokasi yang
memungkinkan keberhasilannya
tinggi, sehingga
berakibat pada penentuan lokasi
yang tidak tepat.
16
5. Mental masyarakat miskin
yang cenderung
menerima apa adanya menjadi
penghambat
program pemberdayaan.
6. Kecenderungan bentuk
program yang mengarah
pada pemberian ‘ikan’ bukan
‘kail’ atau mengajari
cara memancing yang kurang
tepat justru membuat
perilaku masyarakat ingin tetap
miskin agar tetap
mendapat bantuan, bukan
berusaha lepas dari
kemiskinan.
17
Program pemberdayaan berkutat
pada pengguliran
dana. Karena prinsipnya adalah
bergulir, maka
nalarnya orang yang dapat
mengikuti program
adalah orang yang memiliki
usaha produktif,
sedangkan orang yang tidak
memiliki usaha
produktif tidak dapat mengikuti
program. Padahal,
kebanyakan orang miskin tidak
memiliki usaha
produktif, sehingga mereka tidak
mungkin dapat
18
mengikuti program perguliran
dana.
2. Terbatasnya pengetahuan dan
ketrampilan juga
mengurangi peluang bagi orang
miskin untuk
dapat mengikuti perguliran dana.
Karena dengan
terbatasnya pengetahuan dan
ketrampilan dapat
berpengaruh terhadap
keberhasilan program.
3. Sikap petugas lapangan yang
kurang serius
dalam melakukan pendataan
masyarakat miskin
19
dan menghasilkan data yang tidak
valid. Hal ini
menjadikan data rujukan yang
dijadikan acuhan
program pemberdayaan tidak
tepat, sehingga
pemberdayaan tidak menyentuh
sasaran, yaitu
masyarakat miskin.
4. Kecenderungan memilih
sasaran atau lokasi yang
memungkinkan keberhasilannya
tinggi, sehingga
berakibat pada penentuan lokasi
yang tidak tepat.
20
5. Mental masyarakat miskin
yang cenderung
menerima apa adanya menjadi
penghambat
program pemberdayaan.
6. Kecenderungan bentuk
program yang mengarah
pada pemberian ‘ikan’ bukan
‘kail’ atau mengajari
cara memancing yang kurang
tepat justru membuat
perilaku masyarakat ingin tetap
miskin agar tetap
mendapat bantuan, bukan
berusaha lepas dari
kemiskinan.
21
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
GGM Majalengka merupakan sebuah tempat tongkrongan yang sering dikunjungi oleh
masyarakat baik dari dalam maupun dari luar. Keberadaan GGM Majalengka ini
memberikan suatu pengaruh positif bagi masyarakat sekitarnya, tidak hanya dapat
dimanfaatkan oleh para pedagang kaki lima melainkan juga sering digunakan oleh
masyarakat untuk kegiatan olahraga seperti jogging. Selain itu, sering digunakan untuk
acara atau kegiatan-kegiatan tertentu oleh para pemerintah dan masyarakat sekitar, seperti
digunakannya ketika adanya sebuah konser dan pertunjukkan pergelaran pentas seni, serta
5.2. Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian ini, diharapkan mahasiswa dapat menjadikan sebagai
pengetahuan dan wawasan untuk kegiatan penilitian selanjutnya. Dan juga diharapkan
kepada pihak pemerintah, dengan kegiatan penelitian yang telah dilakukan ini dapat
memberikan masukan beserta saran yang dapat digunakan selanjutnya untuk perencanaan
22