Dosen Pembimbing :
Widiyanto Hari Subagyo Widodo, ST., M. Sc
Endratno Budi Santoso, ST.,MT
Penyusun :
Ester Parmanes / 2224034
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 5
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 5
BAB II ANALISIS SKALOGRAM ....................................................................................................... 7
2.1 Definisi Analisis Skalogram ......................................................................................................... 7
2.2 Tujuan dan Manfaat Analisis Faktor ............................................................................................. 8
2.2.1 Tujuan .................................................................................................................................... 8
2.2.2 Manfaat ................................................................................................................................ 10
2.3 Metode Pengerjaan...................................................................................................................... 11
BAB III UJI ANALISIS ....................................................................................................................... 13
3.1 Studi Kasus ................................................................................................................................. 13
3.1.1 Kebutuhan Data.................................................................................................................... 13
3.1.2 Kapasistas ............................................................................................................................ 14
3.1.3 Pembobotan.......................................................................................................................... 16
3.1.4 Standarisasi .......................................................................................................................... 17
3.1.5 Hirearki ................................................................................................................................ 18
BAB IV PENUTUP .............................................................................................................................. 20
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perencanaan adalah suatu proses memutuskan sebelumnya mengenai apa yang harus
dilakukan dimasa mendatang, bagaimana, kaoaan, dan oleh siapa dengan memepertimbangkan
semua faktor – faktor yang memeperngaruhi ( Koontz dan O’Donnell, 1976). Perencanaan
adalah suatu proses penyusunan tujuan – tujuan dan pengaturan sumber daya untuk mencapai
tujuan tersebut secara efektif dan efisien. (Chester I. Barndard). perencanaan adalah bahwa itu
merupakan suatu proses yang melibatkan keputusan sebelumnya mengenai tindakan apa yang
akan dilakukan di masa depan, bagaimana cara melakukannya, kapan, dan oleh siapa. Proses
ini mempertimbangkan semua faktor yang dapat mempengaruhi implementasi rencana
tersebut. Selain itu, perencanaan juga melibatkan penetapan tujuan dan alokasi sumber daya
untuk mencapai tujuan tersebut dengan cara yang efektif dan efisien. Proses perencanaan harus
berjalan secara berkelanjutan dan berkesinambungan. Memahami hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah sangat penting dalam perencanaan. Tahap krusial dalam proses ini adalah
pengambilan keputusan mengenai tindakan terbaik untuk mencapai perubahan atau
pengembangan, beserta cara pelaksanaannya. Tujuan dari perencanaan adalah mencapai target
spesifik yang telah diidentifikasi atau ditetapkan sebelum memulai suatu proyek (Conyer dan
Hills, 1984). Perencanaan adalah suatu kegiatan yang menghubungkan pengetahuan dengan
tindakan yang terstruktur dengan baik. Oleh karena itu, Perencanaan Wilayah dan Kota adalah
proses untuk merumuskan rencana terkait wilayah dan kota, yang akan menjadi landasan bagi
perubahan dan pengembangan wilayah serta kota menuju masa depan yang lebih baik. Proses
ini bergantung pada keterkaitan antara pengetahuan dan tindakan yang akan dilaksanakan.
Dalam proses pengambilan keputusan, diperlukan bantuan dari berbagai metode analisis untuk
mengidentifikasi karakteristik khusus dari wilayah dan kota, baik di masa lalu, sekarang,
maupun kecenderungannya di masa yang akan datang. Dengan cara ini, dapat diperoleh
pemahaman yang dapat diandalkan sebagai dasar untuk membuat keputusan terkait tindakan
di masa mendatang. Hal ini kemudian akan menghasilkan rencana yang efektif sebagai hasil
dari proses tersebut.
Analisis adalah kegiatan berpikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi
komponen sehingga dapat mengenal tanda – tanda komponen, hubungannya satu sama lain dan
fungsi masing – masing dalam saty keseluruhan yang terpadu. (Komaruddin, 2001). Analisis
diartikan sebagai suatu proses untuk memecahkan sesuatu kedalam bagian yang saling
berkaitan. (Goys Keraf). Analisi merupakan suatu cara untuk membantu perencana dalam
mendukung dan proses suatu renacana. Metode Analisis Perencanaan adalah seperangkat
teknik atau alat bantu yang membantu perencana dalam melakukan analisis untuk mendukung
proses perencanaan wilayah dan kota. Metode ini terdiri dari dua pendekatan berbeda, yaitu
analisis kuantitatif dan analisis kualitatif, dan keduanya memiliki kepentingan yang sama.
Selain dari perspektif pendekatan ini, Metode Analisis Perencanaan juga mempertimbangkan
elemen-elemen utama wilayah dan kota yang perlu dipahami dengan baik, seperti elemen fisik,
elemen sosial-budaya, elemen ekonomi, dan elemen interaksi spasial. Karena perencanaan
adalah suatu proses, Metode Analisis Perencanaan juga mencakup teknik yang mendukung
setiap tahap di dalam proses perencanaan, yang secara umum meliputi kegiatan
mendeskripsikan karakteristik, peramalan masa depan, dan membuat keputusan.
Dalam penelitian dan perencanaan, analisis merupakan proses memecah suatu
keseluruhan menjadi komponen yang saling terkait, untuk memahami tanda-tanda komponen
tersebut, hubungannya, dan fungsi masing-masing dalam kesatuan yang terpadu. Analisis juga
merupakan cara untuk memecahkan sesuatu menjadi bagian yang berkaitan satu sama lain.
Pentingnya analisis dalam perencanaan terutama tercermin dalam penggunaan metode analisis
Skalogram. Metode Analisis Skalogram merupakan salah satu alat untuk mengidentifikasi
pusat pertumbuhan wilayah berdasarkan fasilitas yang dimilikinya, dengan demikian dapat
ditentukan hirarki pusat – pusat pertumbuhan dan aktivitas pelayanan suatu wilayah. Sehingga
Analisis ini sangat berguna dan penting untuk perencanaan dalam menganalisis suatu
pertumbihan wilaya.
BAB II
ANALISIS SKALOGRAM
2.1 Definisi Analisis Skalogram
Analisis Skalogram merupakan analisis yang digunakan untuk menilai kemampuan suatu
daerah dalam menyediakan pelayanan kepada masyarakat, dengan tingkat perkembangan suatu
wilayah mencerminkan kapasitasnya dalam memberikan pelayanan. Pelayanan yang dimaksud
melibatkan ketersediaan fasilitas ekonomi, sosial, dan pemerintahan di suatu daerah. Melalui
analisis skalogram, dapat diidentifikasi daerah atau kecamatan yang dapat dianggap sebagai
pusat pertumbuhan, di mana kecamatan dengan fasilitas terlengkap akan dianggap sebagai
pusat pertumbuhan. Metode Analisis Skalogram berfungsi untuk mengidentifikasi pusat
pertumbuhan wilayah berdasarkan fasilitas yang dimilikinya, membantu menentukan hierarki
pusat-pusat pertumbuhan dan aktivitas pelayanan di suatu wilayah. Metode ini juga dikenal
sebagai analisis skala Guttman, di mana persyaratan utamanya adalah variabel atau pernyataan
dalam set pernyataan harus homogen atau memiliki dimensi tunggal. Artinya, skala sebaiknya
hanya mengukur satu dimensi dari variabel yang memiliki banyak dimensi. Selain itu, set
variabel dalam suatu pernyataan harus bersifat kumulatif, di mana pernyataan memiliki bobot
yang berbeda, dan responden diharapkan menyetujui pernyataan dengan bobot yang lebih
tinggi jika menyetujui pernyataan dengan bobot lebih rendah..
Lebih lanjut dalam perhitungan analisis ini dikenal cara penusunan tabel skala Guttman
dengan tahapan sebagai berikut :
1. Menyiapkan matriks data dasar yang mengandung jumlah objek penelitian dengan
jumlah variabel yang digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian, ttingkat
pelayanan masyarakat dan tingkat sumberdaya manusia
2. Perhitungan dengan menggunakan titik potong (cutting point). Titik potong adalah
suatu nilai tertentu (ditentukan) untuk menetapkan batas antara kelompok-
kelompok objek penelitian yang memperlihatkan tingkatan tiap objek penelitian
terhadap variabel-variabel yang ada. Jadi tingkat tiap-tiap objek penelitian
ditentukan oleh besarnya jumlah tiap-tiap variabel yang dimiliki pada objek-objek
penelitian tersebut. Dalam studi kasus ini tingkatan tiap-tiap objek penelitian
terhadap variabel-variabelnya dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu tingkat tinggi,
tingkat sedang dan tingkat rendah.
Interval Nilai = Nilai tertinggi – Nilai Terendah
3. Selanjutnya, nilai masing-masing objek dimasukkan ke dalam tabel skala Guttman.
Sebelumnya tabel skala Guttman dibagi atas tiga kolom penilaian, yaitu tinggi-
sedang- rendah, dengan objek penelitian sebagai barisnya. Tiap tingkatan nilai
tinggi-sedang- rendah memiliki skor tertentu. Susunan variabel dari masing-
masing kolom klasifikasi dapat diubah penempatannya, tergantung hasil yang
paling baik. Hasil dikatakan paling baik jika memiliki coefficient of reproducibility
yang mendekati 1 (atau > 0,9). Pada kenyataannyaa, pola skala Guttman yang
sempurna jarang sekali terjadi, dikarenakan adanya penyimpangan-penyimpangan
dan penyimpangan ini disebut error Sempurna atau tidaknya skala Guttman dapat
ditunjukkan oleh coefficient of reproducibility, yaitu merupakan suatu koefisien
yang menunjukkan seberapa jauh suatu skor yang diperoleh suatu objek penelitian
benar-benar dapat memberikan prediksi terhadap reaksi-reaksi objek-objek
penelitian dalam skala yang bersangkulan. Nilai dari koefisien ini bervariasi dari 0
sampai 1. Menurut Soenjoto seperti dikutip Rinaldi (2004 40), nilai koefisien yang
makin mendekati nilai 1, akan menunjukkan skala Guttman yang semakin
sempurna, dan biasanya koefisien yang bernilai lebih besar dari 0,9 dianggap
menunjukkan suatu skala yang berlaku.
Keterangan :
2.2.1 Tujuan
Tujuan dari analisis Skalogram adalah untuk mengenali pusat pertumbuhan
wilayah berdasarkan fasilitas yang dimilikinya, sehingga dapat menetapkan hierarki
pusat-pusat pertumbuhan dan aktivitas pelayanan suatu wilayah. Dengan penentuan
pusat pertumbuhan, wilayah yang menduduki peringkat tertinggi dapat diidentifikasi
sebagai pusat pertumbuhan. Wilayah yang dilengkapi dengan fasilitas yang lebih
komprehensif dianggap sebagai pusat pelayanan, sedangkan wilayah dengan fasilitas
yang lebih terbatas dianggap sebagai daerah belakang (hinterland). Louis Guttman
(1950) menggambarkan skala satu dimensi sebagai representasi respon subyek terhadap
obyek tertentu berdasarkan tingkat keterampilan, di mana individu yang mampu
menjawab semua pertanyaan dengan baik dianggap lebih unggul daripada mereka yang
hanya dapat menjawab sebagian.
Analisis Skalogram digunakan untuk menganalisis pusat-pusat pemukiman,
khususnya dalam hierarki atau orde pusat-pusat pemukiman. Dalam konteks ini, pusat
pemukiman menjadi subjek analisis, sementara fungsi atau kegiatan menjadi obyek.
Tujuan utamanya adalah memberikan gambaran pengelompokkan pemukiman sebagai
pusat pelayanan berdasarkan kelengkapan fungsi pelayanannya. Fasilitas yang menjadi
fokus penilaian adalah yang mencirikan fungsi pelayanan sosial dan ekonomi.
Skalogram diperoleh melalui pembuatan tabel yang mengurutkan keberadaan fasilitas
di suatu wilayah yang diidentifikasi sebagai pusat pelayanan. Proses pelaksanaan
metode Skalogram Guttman dijelaskan dalam langkah-langkah tertentu (Pardede,
2008).
a. Membuat urutan fasilitas yang ditemukan berdasarkan frekuensi yang ditemukan,
pada bagian atas.
b. Membuat garis baris dan kolom sehingga lembar kerja tersebut membentuk matriks
yang menampilkan fasilitas yang ada pada masing-masing pusat pelayanan atau
kota.
c. Menggunakan tanda (1) pada sel yang menyatakan keberadaan suatu fasilitas, dan
tanda (0) pada sel yang menyatakan ketiadaan suatu fasilitas.
d. Menyusun ulang baris dan kolom berdasarkan frekuensi keberadaan fasilitas,
semakin banyak fasilitas yang didapati pada suatu pemukiman maka pemukiman
tersebut berada pada urutan atas.
e. Mengidentifikasi peringkat atau hirarki pemukiman yang dapat diinterpretasikan
berdasarkan prosentase keberadaan fasilitas pada suatu pemukiman. Semakin
tinggi prosentasenya, maka hierarki pemukiman tersebut akan semakin tinggi.
Selain melihat hirarki berdasarkan analisis skalogram ini, kecenderungan
perkembangan pusat-pusat permukiman juga diperkirakan berdasarkan fungsi yang telah
ditetapkan dalam RTRW Kabupaten/ kota. Hal ini dikarenakan RTRW suatu daerah telah
menentukan pola dan struktur ruang yaitu menentukan fungsi kawasan sesuai dengan
kondisi dan peruntukannya, yang akan mempengaruhi perkembangan ruang di dalamnya
2.2.2 Manfaat
Manfaat analisis skalogram dalam studi perencanaan wilayah dan kota
melibatkan beberapa aspek yang mencakup:
Kapasistas
Keterangan Data Eksisting Metode Perencanaan
Pembobotan
Standarisasi
Hierarki
Dimana :
• ∑ 𝐾𝑖𝑗 = Nilai Penjumlahan Indeks Terboboti
• Kij = Hasil Penghitungan Indeks Pembobot
BAB III
UJI ANALISIS
3.1 Studi Kasus
Jumlah fasilitas dan jenis fasilitas yang berada pada tiap kecamatan di Kota Malang.
Adapun data yang menjadi variabel dalam analisis scalogram berikut adalah mengenai jarak
kecamatan ke ibukota dan jumlah fasilitas-fasilitas sosial dan ekonomi yang dimiliki oleh
5 kecamatan yang berada di Kota Malang, Jawa Timur. Nama kecamatan tersebut yaitu :
1. Kecamatan Kedungkandang
2. Sukun
3. Klojen
4. Blimbing
5. Lowokwaru
Dalam pembahasan studi kasus ini
3.1.2 Kapasistas
Dalam analisis pembobotan juga mencari data indeks fasilitas serta data
jumlah wilayah, jumlah wilayah yang memiliki fasilitas, minimum,
maksimum, standar deviasi dan bobot.
3.1.5 Hirearki