Anda di halaman 1dari 8

“PROGRAM ADIWIYATA TERHADAP LINGKUNGAN SEKOLAH”

ANALISA SUMBERDAYA DAN LINGUNGAN

Dosen Pengampu ;

1. Agus Gunarto, S.E.


2. Dr. Evy Hendrianti, ST., M. MT.,
3. Ardiyanto Maksimilianus Gai S.T.,M.Si

Disusun Oleh :

1. Muhammad Hafidzul Ahkam (2224002)


2. Ester Parmanes (2224034)
3. Mochammad Afdoliq Fajrin (2224050)

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
2023
KATA PENGANTAR

Kami mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena telah
melimpahkan Rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah ini tentang “Program Adiwiyata terhadap lingkungan Sekolaht” ini
dengan baik dan dapat berjalan dengan lancar sehingga makalah ini bisa selesai pada
waktunya.

1. Bapak Ardiyanto Maksimilianus Gai S.T.,M.Si, Bapak Agus Gunarto, S.E., dan Ibu Dr
Evy Hendrianti, ST., M. MT., selaku dosen pembimbing Mata Kuliah Analisis Sumbe
r Daya dan Lingkungan
2. Kakak-kakak tingkat dan juga Alumni yang telah yang telah memberikan informasi da
n masukan mengenai Mata Kuliah Analisis Sumber Daya dan Lingkungan berdasarka
n pengalaman yang mereka miliki.
3. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan, baik dalam doa, motivasi, s
erta finansial.
4. Teman-teman setim/kelompok atas semangat, kerjasama, dan kekompakannya.
5. Teman-teman seperjuangan PWK Angkatan 2022 (Ataraksa) atas semangat, kerja kera
s, dan kekompakannya.
6. Dan semua pihak yang bersangkutan yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Dalam p
enyusunan makalah ini kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaik
an dengan sebaik-baiknya.

Namun, kami sadar bahwa kami memiliki keterbatasan akan pengetahuan maupun
pengalaman. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini dan kemajuan studi kami
selanjutnya dan bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, dan bagi mahasiswa
Perencanaan Wilayah dan Kota khususnya.

Malang, 13 Juni 2023

Tim Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Masalah lingkungan yang berkembang pesat telah mencapai titik kritis di abad ke-21.
Pemanasan global, peningkatan limbah padat, polusi nuklir, hilangnya ruang hijau dan
hilangnya keanekaragaman hayati adalah beberapa masalah lingkungan yang terjadi saat ini
(Bonnet, 2007). Munculnya masalah lingkungan tersebut tidak lepas dari pertumbuhan
penduduk dunia. Secara alami, peningkatan pertumbuhan manusia atau pertumbuhan
populasi yang sangat tinggi berdampak luas pada keseimbangan ekosistem di mana tekanan
lingkungan meningkat karena ketergantungan hidup manusia pada alam. Kerusakan
lingkungan juga dibantu oleh kurangnya manusia di lingkungan. Padahal, banyak perilaku
dan aktivitas penduduk yang cenderung merusak lingkungan, seperti kebiasaan membuang
sampah sembarangan yang mencemari lingkungan.
Status Lingkungan Hidup Indonesia (SLHI) menggambarkan pencemaran saluran air
Indonesia seperti Sungai Citarum, yang disebabkan oleh aktivitas masyarakat perkotaan dan
pedesaan dan bertanggung jawab hingga 70-80% sumber pencemaran dan 20-30% sumber
pencemaran. % dari kegiatan industri. Perusahaan berbadan hukum (KLH, 2013). Dalam
kaitan ini, Kementerian Lingkungan Hidup melakukan survei perilaku pada tahun 2012, yang
menyimpulkan bahwa indeks perilaku pengelolaan lingkungan nasional hanya 0,57, jauh dari
1 (KLH, 2012).
UU No. 32 Tahun 2009 menyebutkan bahwa masalah lingkungan hidup merupakan
masalah yang kompleks, sehingga masalah lingkungan hidup tidak hanya menjadi tanggung
jawab pemerintah, tetapi seluruh lapisan masyarakat memiliki peran dan tanggung jawab
yang sama. Sekolah yang merupakan lembaga profesi sebagian masyarakat, memiliki tugas
untuk meningkatkan kepekaan dan kesadaran lingkungan generasi muda. Sekolah memiliki
tugas untuk memperluas wawasan dan mendidik siswa untuk berperilaku bertanggung jawab,
terutama dalam kaitannya dengan lingkungan. Lingkungan sekolah merupakan tempat belajar
dan membentuk watak serta perilaku anak untuk mengembangkan berbagai aspek yang
berkaitan dengan perkembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Oleh karena itu, untuk
mendukung pengelolaan lingkungan sekaligus meningkatkan pengetahuan umum tentang
lingkungan dan mengubah perilaku manusia yang tidak ramah lingkungan diperlukan
pendidikan lingkungan sejak dini. Secara khusus, seiring dengan meningkatnya pemahaman
siswa, diharapkan rasa peduli terhadap lingkungan akan terwujud dalam sikap dan perilaku
yang peka terhadap lingkungannya dan akan meningkatkan sikap dan perilaku. berorientasi
pada pengembangan etika individu dan kelompok sosial. Namun, menerapkan model
lingkungan bersih dan sehat serta menjaga lingkungan di sekolah tidaklah mudah. Nyatanya
masih banyak siswa sekolah di bidang ini yang tidak peduli dengan lingkungan sekitar
sekolah. Kurangnya peran aktif guru, siswa dan staf sekolah serta ketidakpedulian terhadap
pengelolaan sekolah hijau menjadi penyebab utama terjadinya kerusakan lingkungan di
lingkungan sekolah, mengakibatkan kurangnya pemahaman tentang perlindungan lingkungan
dan pelestarian lingkungan. Misalnya, tidak jarang anak sekolah, khususnya siswa, tetap
melanggar peraturan kebersihan lingkungan, misalnya dengan membuang sampah, padahal
sekolah memiliki jumlah tong sampah yang memadai. Pengrusakan sarana dan prasarana
sekolah atau menyepelekan tanaman yang tumbuh di lingkungan sekolah juga merupakan
perilaku yang dapat ditelusuri kembali pada pengelolaan sekolah yang tidak ramah
lingkungan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup merupakan bagian
terpenting dari pelaksanaan sekolah ekologi.
Pendidikan lingkungan (ENE) merupakan faktor penting untuk meminimalisir
kerusakan lingkungan dan sarana penting untuk mengembangkan sumber daya manusia yang
mampu menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dan memiliki sifat cinta
kasih sejak dini (Landriany, 2014). PLH bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan
kepedulian masyarakat dalam mencari solusi dan mencegah permasalahan lingkungan di
masa mendatang. Hal ini sesuai dengan temuan Benedict bahwa pembelajaran lingkungan
aktif adalah kunci etika dan perilaku lingkungan (Uzun dan Keles, 2012).
Departemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan membentuk program pemberdayaan
masyarakat di lingkungan pendidikan yang kemudian dikenal dengan program Adiwiyata
untuk meningkatkan peran serta masyarakat berdasarkan Pasal 70 Undang-undang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 32 Tahun 2009 (PPLH), sebagai
kelanjutan dari kesepakatan bersama Kementerian Pendidikan. Program Adiwiyata telah
dilaksanakan secara penuh di seluruh provinsi Indonesia sejak tahun 2007 (KLH, 2010) dan
merupakan strategi percepatan pelaksanaan PLH melalui jalur resmi namun tetap bersifat
sukarela. Melalui program Adiwiyata diharapkan setiap siswa dapat berpartisipasi aktif dalam
semua kegiatan sekolah yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan
terhindar dari pengaruh negatif terhadap lingkungan. Program Adiwiyata ditujukan untuk
jenjang SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, dan SMK/MAK. Menurut Kementerian Lingkungan
Hidup, jumlah peserta program sekolah Adiwiyata pada tahun 2014 adalah 887 di bawah
target yang diharapkan pada tahun 2012-2014, yaitu. H. hanya 5.593 sekolah, dimana 2.693
sekolah mendapatkan penghargaan Adiwiyata.
Penghargaan Adiwiyata diperuntukkan bagi sekolah yang memiliki rekam jejak yang
terbukti berhasil menerapkan sekolah hijau. Ini merupakan pengakuan negara atas upaya
sekolah dalam melaksanakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Sekolah yang
telah mendapatkan penghargaan Adiwiyata kemudian disebut sebagai Sekolah Bermutu
Adiwiyata karena diyakini telah berhasil membangkitkan generasi yang berwawasan
lingkungan. Untuk mencapai tujuan tersebut, program Adiwiyata tidak hanya berfokus pada
siswa, tetapi setiap warga sekolah harus terlibat dalam semua kegiatan pembelajaran dan
pelestarian lingkungan di lingkungan sekolah (Landriany, 2014). Peran aktif semua elemen
tersebut dapat menciptakan proses dimana siswa sekolah memperbaiki lingkungan secara
berkelanjutan. Namun, selama ini belum ada mekanisme monitoring dan evaluasi program
Adiwiyata yang mendukung teori tersebut, sehingga efektivitasnya dalam mengajarkan
lingkungan hidup kepada anak sekolah belum dapat diuji, apalagi reward bukan tujuan. Dari
program Adiwiyata.
Pada tahun 2014, Kota Depok meraih enam penghargaan Adiwiyata kategori nasional.
Penelitian Bamberg dan Möser tentang psikologi lingkungan menyatakan bahwa peningkatan
kesadaran lingkungan dapat meningkatkan kesadaran dan perhatian, namun tidak selalu
menyebabkan perubahan perilaku siswa (Bamberg dan Möser, 2007). Studi serupa juga
dilakukan pada pendidikan lingkungan di sekolah menengah dan universitas Hungaria, yang
mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara langsung mengukur dampak pendidikan
lingkungan dan ketidakmampuan untuk mengidentifikasi batasan antara penelitian yang
berfokus pada pola perilaku dan usulan strategi yang menantang kebijakan. PLH. itu sendiri
(Zsóka et al., 2012).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang menyatakan bahwa terdapat Rumusan Masalah, antara lain :

1. Apakah yang dimaksud dengan program Adiwiyata terhadap lingkungan sekolah?


2. Apakah potensi yang terjadi dengan adanya program Adiwiyata di lingkungan sekolah
?
3. Bagaimana konsep yang baik program Adiwiyata terhadap lingkungan Sekolah?
1.1 Tujuan dan Sasaran

1.1.1 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini ialah untuk mengetahui Program Adiwiyata
terhadap lingkungan sekolah.

1.1.2 Sasaran

Berdasarkan Tujuan yang ada pada makalah perubahan kawasan Tirta Rona
Iindah Malang terhadap perubahan iklim , antara lain :

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dari Program Adiwiyata terhadap lingkungan
sekolah.
2. Untuk mengetahui potensi yang terjadi dengan adanya program Adiwiyata di
lingkungan sekolah
3. Untuk mengetahui konsep yang baik program Adiwiyata terhadap lingkungan
Sekolah.

1.2 Manfaat

Dari penyusunan makalah ini, memiliki manfaat untuk mengerti dan bisa
mempelajari dari manfaat Adiwiyata terhadap lingkungan sekolah.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pembahasan
2.1.1 Adiwiyata
2.1.2 Lingkungan Sekolah
2.1.3 Program Adiwiyata terhadap lingkungan sekolah
2.1.4 Potensi Adiwiyata terhadap lingkungan sekolah
2.1.5 Konsep program Adiwiyata terhadap lingkungan sekolah

Anda mungkin juga menyukai