Anda di halaman 1dari 10

Edu Geography 3 (6) (2015)

Edu Geography

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eduge

IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DALAM PENGELOLAAN


LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 JEKULO KUDUS

Rudy Saputro Dewi Liesnoor S

Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan mengetahui implementasi program adiwiyata, perilaku warga sekolah dalam
Diterima Februari 2015 kegiatan pengelolaan lingkungan sekolah dan pengetahuan siswa tentang lingkungan hidup di SMA
Disetujui Maret 2015 Negeri 1 Jekulo. Hasil penelitian ini adalah implementasi program adiwiyata dari 4 program yang
Dipublikasikan April diterapkan telah dilaksanakan sesuai dengan standar sekolah Adiwiyata menurut kriteria
2015 Kementrian Lingkungan Hidup. Namun terdapat hambatan-hambatan mengenai alokasi
________________ dana/anggaran yang belum sepenuhnya terealisasikan dan keterbatasan sumber daya manusia.
Keywords: Sebesar 54,62% perilaku warga sekolah dalam kegiatan pengelolaan lingkungan sekolah memiliki
cooperatif model type talking kriteria baik dan pengetahuan siswa tentang lingkungan hidup sangat tinggi yaitu 99,07%.
stick , Innovative lesson, Diharapkan program Adiwiyata perlu diterapkan di sekolah-sekolah untuk membentuk
folklore attentive, pengetahuan dan perilaku peduli terhadap lingkungan bagi warga sekolah.
multimedia quiz creator.
____________________ Abstract
___________________________________________________________________
The purpose of this research for valuation about the implementation of Adiwiyata program, the behaviour of
people in the school in many activities of school environment management and the knowledge of students about
living environment in SMA N 1 Jekulo. The result of this research is the implementation of Adiwiyata program
from 4 programs that have been applied based on Asiwiyata school standard of the Living Environment
Goverment. However, there are some constraints for the allocation of funds/budgets that have not been fully
realized and the united of human resources. The behaviour people in the school that include good criteria in
school environment management activities reach 54,62% and the knowledge of students about living
environment that have high achivement reach 99,07%. Adiwiyata program is expected to be applied in the schools
to build the knowledge and the our behaviour that care about the environment for school comunity.

© 2015 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6684
Gedung C1 Lantai 2 FIS Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: geografiunnes@gmail.com

44
Rudy Saputro, dkk / Edu Geography 3 (6) (2015)

PENDAHULUAN pengembangan lingkungan hidup pada tanggal 3


Juni 2005 antara Menteri Negara Lingkungan
Lingkungan hidup, yang bertalian erat Hidup dan Menteri Pendidikan Nasional.
dengan kehidupan manusia pada saat ini Program Adiwiyata sendiri baru mulai tahun
menunjukkan berada pada taraf yang 2006 ini dilaksanakan dan dikhususkan untuk
memprihatinkan. Pada saat kondisi lingkungan Pulau Jawa, karena Kementerian Lingkungan
semakin kritis semakin terganggu Hidup masih mencari model untuk kriterianya.
keseimbangannya, sementara kebutuhan Tetapi sejak tahun 2007 program ini kemudian
manusia semakin meningkat, menjadikan dilaksanakan menyeluruh ke tiap provinsi yang
lingkungan hidup menjadi masalah. Keinginan ada di Indonesia. Program Adiwiyata diharapkan
manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya dapat menciptakan kondisi yang nyaman dalam
merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari, pembelajaran serta timbulnya tanggung jawab
namun tanpa disertai kearifan dalam proses lingkungan dalam rangka pembangunan
pencapaiannya, justru kemerosotan kualitas berkelanjutan. Lingkungan yang bersih dan
hidup yang akan diperoleh (Mulyana, 2009). nyaman diyakini akan menambah semangat
Seiring dengan perubahan peradaban, kebutuhan belajar serta menciptakan kondisi yang tidak
terus berkembang baik jenis maupun jumlahnya, membosankan (KLH, 2011). Sekolah yang peduli
sedangkan penyediaan sumber daya alam dan berbudaya lingkungan akan menciptakan
terbatas. Eksploitasi yang berlebihan akan kebijakan-kebijakan dalam mengupayakan
mengakibatkan merosotnya daya dukung perlindungan terhadap lingkungannya. Suatu
lingkungan (Soemarwoto, 2004:22). Namun sekolah yang menggunakan sarana prasarana
setidaknya, manusia berkewajiban untuk ramah lingkungan akan menciptakan kondisi
menyelamatkan lingkungan sebagai antisipasi lingkungan yang sehat, kondusif untuk belajar
memperlambat laju peningkatan suhu bumi. dan penghematan energi. Selain itu, sekolah yang
Upaya yang harus segera dilakukan salah satunya peduli dan berbudaya lingkungan akan
melalui proses pendidikan (Hasanah, 2011:5). mengurangi dampak kerusakan lingkungan
Berdasarkan Pasal 65 poin keempat melalui pemeliharaan serta pengelolaan
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang lingkungan yang dilakukan secara bijaksana dan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan sesuai dengan prosedurnya (Zhang Juan, 2009:1).
Hidup, disebutkan bahwa setiap orang berhak Pada tahun 2012 di Provinsi Jawa Tengah
dan berperan dalam pengelolaan lingkungan ada 12 sekolah yang mendapat penghargaan
hidup. Dalam hal ini institusi pendidikan juga sebagai Sekolah Adiwiyata, SMA Negeri 1
diharapkan mampu untuk turut serta mengambil Jekulo Kudus merupakan salah satu yang terpilih
peran dalam pengelolaan lingkungan. sebagai sekolah Adiwiyata Nasional.
Sekolah merupakan komunitas Penghargaan bidang lingkungan hidup yang
masyarakat yang terdiri dari siswa, guru, kepala diperoleh SMA Negeri 1 Jekulo Kudus dimulai
sekolah, tata usaha dan karyawan yang di sejak tahun 2007 sebagai juara ketiga Sekolah
dalamnya merupakan salah satu medium efektif Sehat Tingkat Nasional. Pada tahun 2010,
bagi pembelajaran dan penyadaran warga sekolah ini mempromosikan untuk menjadi
sekolah. Agar individu-individu, mulai dari guru, Sekolah Adiwiyata Nasional. Dalam perjalanan
murid, dan pekerja terlibat dalam upaya menuju Sekolah Adiwiyata secara ideal
menghentikan laju kerusakan lingkungan yang berkemungkinan membutuhkan waktu relatif
disebabkan tangan manusia (KLH, 2010). panjang, sehingga butuh kepeloporan dan
Kementerian Negara Lingkungan Hidup perencanaan matang serta kesinambungan upaya
pada tahun 2006 mencanangkan Program kerja keras segenap warga sekolah. Langkah awal
Adiwiyata sebagai tindak lanjut dari MoU kearah ini ialah penataan komponen program-
Nomor: Kep.07/MENLH/06/2005 dan Nomor program yang menjadi satu kesatuan utuh dalam
: 05/VI/KB/2005 tentang pembinaan dan mencapai sekolah Adiwiyata dan perlunya

45
Rudy Saputro, dkk / Edu Geography 3 (6) (2015)

dibangun rasa kepedulian warga sekolah untuk adalah seluruh warga sekolah SMA Negeri 1
menyelamatkan lingkungan sekolah berupa Jekulo yang berjumlah 1.177 orang. Karena
menciptakan perilaku warga sekolah yang populasinya lebih dari 100 maka pengambilan
berbudaya terhadap lingkungan, peningkatan sampel dilakukan dengan mengambil 10% dari
pengetahuan siswa tentang lingkungan hidup jumlah populasi yang ada, sehingga diperoleh
melalui mata pelajaran Pendidikan Lingkungan pembulatan jumlah warga sekolah sebagai
Hidup dan integrasi materi Lingkungan Hidup sampel sebesar 119 orang. Dalam pengambilan
pada materi lain, serta sekolah mengembangkan sampel, peneliti menggunakan teknik proportional
pengelolaan sarana prasarana yang ramah random sampling. Variabel dalam penelitian ini
lingkungan. Usaha dan kerjasama dari warga adalah implementasi program adiwiyata dalam
sekolah untuk mempersiapkan penyusunan pengelolaan lingkungan sekolah, perilaku warga
program serta memberikan kepedulian terhadap sekolah dalam kegiatan pengelolaan lingkungan
lingkungan yang akan dikerjakan, khususnya sekolah dan pengetahuan lingkungan hidup
dalam pengelolaan lingkungan hidup dan siswa. Pengumpulan data menggunakan metode
pembenahan di lingkungan sekolah sampai wawancara, angket/kuersioner, observasi, dan
akhirnya di tahun 2012 SMA Negeri 1 Jekulo dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data
Kudus memperoleh penghargaan sebagai menggunakan teknik analisis deskriptif serta
Sekolah Adiwiyata Nasional (Anonim, 2012). statistik deskriptif.
Program-program yang telah dilaksanakan
oleh SMA Negeri 1 Jekulo saling mendukung HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
untuk mewujudkan program sekolah Adiwiyata.
Hal tersebut dinilai sudah baik karena tidak ada Implementasi Program Adiwiyata di SMA
program yang telah dilaksanakan tidak sesuai Negeri 1 Jekulo Kudus
dengan visi ataupun misi SMA Negeri 1 Jekulo Pelaksanaan program Adiwiyata di SMA
sebagai Sekolah Adiwiyata. Tujuan yang ingin Negeri 1 Jekulo yang telah berlangsung selama
dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui ini sangat baik dan sudah sesuai dengan standart
implementasi program adiwiyata, perilaku warga Sekolah Adiwiyata menurut kriteria Kementrian
sekolah dalam kegiatan pengelolaan lingkungan Lingkungan Hidup. Hal ini terjadi pada awal
sekolah dan pengetahuan siswa tentang tahun pertama meskipun ditahun berikutnya
lingkungan hidup di SMA Negeri 1 Jekulo. Pada terdapat kendala-kendala yaitu terkait dengan
penelitian ini penulis mencoba meneliti alokasi dana/anggaran, sumber daya manusia
pelaksanaan implementasi program Adiwiyata (masih kurangnya kesadaran terhadap
selama ini yang memiliki komponen dan standar, lingkungan) maupun fasilitas (sarana dan
perilaku warga sekolah dalam kegiatan prasarana). Adapun kebijakan-kebijakan dalam
pengelolaan lingkungan sekolah serta pelaksanaan program Adiwiyata yang telah
pengetahuan lingkungan hidup siswa. Karena disiapkan sekolah yaitu diterapkannya program-
keterlibatan pada program tersebut merupakan program sekolah di SMA Negeri 1 Jekulo
upaya salah satu pelaksanaan program Sekolah berkaitan dengan program Adiwiyata yang
Adiwiyata yang selanjutnya menjadi tolak ukur memiliki komponen dan standar dalam
untuk menjadikan SMA Negeri 1 Jekulo dalam pengelolaan lingkungan sekolah meliputi
meraih penghargaan Sekolah Adiwiyata penerapan kebijakan berwawasan lingkungan,
Mandiri. penerapan kurikulum berbasis lingkungan,
penerapan kegiatan lingkungan yang berbasis
METODE PENELITIAN partisipasif, pengelolaan sarana dan prasarana
pendukung yang ramah lingkungan yang
Lokasi penelitian berada di SMA Negeri 1 diuraikan dalam Tabel 1 berikut.
Jekulo Kudus. Populasi dalam penelitian ini

46
Rudy Saputro, dkk / Edu Geography 3 (6) (2015)

Tabel 1. Hasil Implementasi Program Adiwiyata di SMA Negeri 1 Jekulo


Program
Implementasi Pencapaian
Adiwiyata
Penerapan Kebijakan sekolah menerapkan Visi, misi dan tujuan sekolah saling berkaitan dan
kebijakan visi, misi dan tujuan sekolah sudah memuat upaya perlindungan dan
berwawasan yang memuat perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang mendukung
lingkungan pengelolaan lingkungan hidup. program adiwiyata.

Kebijakan sekolah menerapkan Sekolah sudah menerapkan struktur kurikulum


struktur kurikulum yang yang memuat mulok mata pelajaran lingkungan
memuat mulok Lingkungan hidup yang monolitik dan terintegrasi ke dalam
Hidup. mapel wajib, dilengkapi dengan ketuntasan
minimal dan hanya diterapkan di kelas X,
sedangkan kelas XI dan XII terintegrasi.
Kebijakan sekolah Sekolah sudah mengalokasikan dana 15 % dari
pengalokasian dan penggunaan RKAS walaupun secara keseluruhan masih belum
dana terkait perlindungan dan memenuhi anggaran untuk kegiatan perlindungan
pengelolaan lingkungan hidup. dan pengelolaan lingkungan hidup. Selain
penggunaan dana berasal dari RKAS,
penghimpunan dana biasa dilakukan oleh siswa di
setiap kelas masing-masing kelas. Dana dihimpun
setiap minggunya melalui bendahara masing-
masing kelas. Dana yang terkumpul disimpan
sebagai uang kas kelas. Pengalokasian atau
penggunaan dana untuk kegiatan yang terkait
dengan lingkungan hidup dilakukan setiap sebulan
sekali setiap masing-masing kelas atau setiap hari
besar berkaitan tentang lingkungan hidup.

Penerapan Kompetensi tenaga pendidik Menerapkan pendekatan, strategi, metode dan


kurikulum mengembangkan kegiatan teknik pembelajaran melalui pengembangan isu
berbasis pembelajaran LH. lokal dan isu global sebagai materi pembelajaran
lingkungan lingkungan hidup
Mengembangkan indikator dan instrumen
penilaian pembelajaran lingkungan hidup untuk
kegiatan di dalam dan di luar kelas
Mengikutsertakan orang peserta didik dan
masyarakat dalam program pembelajaran
lingkungan hidup yang bersifat non formal.

47
Rudy Saputro, dkk / Edu Geography 3 (6) (2015)

Pengembangan model Memasukkan isu lingkungan ke dalam kelompok


pembelajaran lintas mata mata pelajaran (agama dan akhlak mulia,
pelajaran. kewarganegaraan dan kepribadian, ilmu
pengetahuan dan teknologi, estetika, dan mapel
jasmani olahraga dan kesehatan).
Kegiatan pembelajaran peserta Menghasilkan karya yang berkitan dengan
didik tentang perlindungan dan pelestarian fungsi lingkungan hidup serta
pengelolaan lingkungan hidup. pengendalian pencemaran dan kerusakan
lingkungan hidup.
Mengkomunikasikan hasil Pengadaan “maskalingdup” (mading sekolah
pembelajaran lingkungan hidup. lingkungan hidup) yang terjadwal dan bergiliran
untuk setiap kelas.

Penerapan Memelihara dan merawat Siswa membentuk piket harian dari setiap kelas
kegiatan gedung sekolah dan lingkungan untuk menjaga kebersihan ruang kelas
lingkungan sekolah oleh warga sekolah Melaksanakan kegiatan berupa sabtu bersih/kerja
yang berbasis bakti yang diikuti oleh seluruh warga sekolah yang
partisipasif, datang sebelum pukul 06.00 WIB.
memanfaatkan lahan dan Memanfaatkan lahan sekolah untuk pembibitan
fasilitas sekolah sesuai kaidah- berbagai jenis tanaman, memanfaatkan kolam
kaidah perlindungan dan sekolah untuk pembibitan berbagai jenis ikan dan
pengelolaan lingkungan hidup. beberapa jenis tanaman air, Pengadaan hutan
sekolah, Pengadaan tanaman obat keluarga.

Mengembangkan kegiatan Kegiatan ekstrakulikuler di SMA Negeri 1 Jekulo


ekstrakurikuler yang terhadap pembentukan sikap peduli terhadap
mendukung pengembangan pelestarian fungsi lingkungan melalui
pendidikan lingkungan hidup. ekstrakulikuler lingkungan hidup, pertanian,
pecinta alam, karya ilmiah remaja dan
ekstrakurikuler pramuka yang di dalamnya
terdapat kegiatan saka wana bakti.
Adanya kreatifitas dan inovasi Membuat karya seni/produk-produk yang
warga sekolah dalam upaya memanfaatkan sampah untuh didaur ulang.
perlindungan dan pengelolaan Pembuatan slogan berisikan penghematan energi
lingkungan hidup. (air, listrik) untuk mengendalikan penggunaan air
dan listrik oleh warga sekolah.
Mengikuti kegiatan aksi Ikut serta dalam kegiatan penghijauan daerah di
lingkungan hidup yang lingkungan Desa Terban, kegiatan tanam pohon
dilakukan oleh pihak luar. yang dilaksanakan oleh BLH Kudus dan Pemkab
Kudus, kegiatan aksi lingkungan hidup oleh BLH
Kudus dan Djarum Foundation Bakti
Lingkungan.
Membangun kegiatan kemitraan Kemitraan yang dijalin sekolah dengan beberapa
pengembangan pendidikan perusahaan/kedinasan yang berkaitan erat dengan
lingkungan hidup. lingkungan hidup yaitu PT. PURA, Djarum
Foundation Bakti Lingkungan, Disdikpora, BLH

48
Rudy Saputro, dkk / Edu Geography 3 (6) (2015)

Kudus, Dinas Pertanian Kudus, Polres Kudus dan


Cipkataru Kudus.

Pengelolaan Pengembangan fungsi sarana Penyediaan tempat sampah terpisah, peningkatan


sarana dan pendukung sekolah yang ada upaya penghematan energi (listrik dan air),
prasarana untuk pendidikan lingkungan pembuatan taman sekolah, pembuatan gazebo,
pendukung hidup. kolam ikan, biopori, pembuatan green house, apotik
yang ramah hidup, pembuatan kebun sekolah.
lingkungan. Peningkatan kualitas Pengelolaan lingkungan di dalam dan di luar
pengelolaan lingkungan di kawasan sekolah selalu ditingkatkan melalui
dalam dan di luar kawasan kegiatan kebersihan yang dilakukan oleh seluruh
sekolah. warga sekolah yang dilaksanakan setiap hari mulai
pukul 06.00 sampai pada pukul 11.00 WIB dan
kebersihan yang dilaksanakan oleh siswa sesuai
jadwal piket kelas masing-masing.
Peningkatan upaya Pemasangan poster dan pamflet ajakan-ajakan
penghematan energi (listrik dan atau himbauan-himbauan di tempat-tempat
air). strategis sesuai standar operasional prosedur.

Peningkatan kualitas kantin Melakukan penempatan lokasi kantin yang


sehat dan ramah lingkungan. memenuhi syarat kebersihan (tidak dekat dari
WC/TPS), pembangunan sarana pendukung dan
kesiapan menu makanan yang sesuai standar
kesehatan dan sarana kantin yang dipersiapkan
dengan baik supaya dapat memberikan rasa
kenyamanan bagi setiap pembeli.
Pengembangan sistem Sekolah mengupayakan keberadaan tempat
pengelolaan sampah. sampah terpisah sehingga memudahkan dalam
proses pengolahan sampah meliputi
pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan,
pendaur-ulangan dan pembuangan sampah ke
TPA.

Perilaku Warga Sekolah Dalam Kegiatan indikator. Hasil penelitian dari penjumlahan sub-
Pengelolaan Lingkungan Sekolah variabel ini dibagi mejadi empat kriteria yaitu
Perilaku warga sekolah dalam kegiatan sangat jelek, jelek, baik dan sangat baik yang
pengelolaan lingkungan sekolah merupakan disajikan dalam Tabel 2.
penjumlahan semua hasil perhitungan per

49
Rudy Saputro, dkk / Edu Geography 3 (6) (2015)

Terlihat dari Tabel 2, menunjukkan bahwa yang dipasang di area sekolah. Sehingga akan
warga sekolah yang memiliki perilaku dalam membentuk rasa kepedulian bersama dalam
kegiatan pengelolaan lingkungan sekolah perlindungan dan pengelolaan terhadap
termasuk kriteria sangat baik ada 18 warga lingkungan. Warga sekolah sadar dengan
sekolah (15,13%), termasuk kriteria baik ada 65 peningkatan perilaku yang arif akan memberikan
warga sekolah (54,62%) dan kriteria jelek ada 36 kondisi sekolah yang bersih dan nyaman dalam
warga sekolah (30,25%). Lebih. Faktor-faktor kegiatan pembelajaran atau kegiatan lainnya.
yang mempengaruhi sebagian besar perilaku Perilaku dalam kegiatan pengelolaan
warga sekolah dalam kriteria baik ialah sekolah lingkungan sekolah meliputi 4 aspek yaitu
menciptakan dan mengupayakan perilaku warga perilaku dalam pengelolaan air,
sekolah yang berbudaya terhadap lingkungan pengelolaansampah, pengelolaan energi dan
dalam meningkatkan pengelolaan lingkungan pengelolaan halaman sekolah. Lebih jelasnya
sekolah, kegiatan pemeliharaan taman oleh deskripsi perilaku dalam kegiatan pengelolaan
masing-masing kelas, kegiatan kerja bakti, lingkungan sekolah SMA Negeri 1 Jekulo
sekolah membuat plang-plang atau tulisan tersebut disajikan pada gambar 1 berikut.
himbauan-himbauan tentang penghematan SDA

Gambar 1. Bagan Distribusi Perilaku Warga pengelolaan energi. Sedangkan perilaku yang
Sekolah Dalam Kegiatan Pengelolaan paling rendah dari keempat aspek tersebut adalah
Lingkungan Sekolah perilaku warga sekolah dalam pengelolaan
Pada Gambar 1 menunjukkan, dari sampah (11,77%). Karena masih kurangnya
keempat aspek perilaku tersebut yang paling kepedulian warga sekolah dalam menjaga
tinggi adalah perilaku warga sekolah dalam ketersediaan sampah. Sehingga pihak sekolah
pengelolaan energi (90,76%). Hal tersebut perlu mengevaluasi kembali berkaitan dengan
ditunjukkan perilaku warga sekolah yang pengelolaan sampah, agar tercipta suasana yang
mendukung dalam penghematan energi yaitu nyaman dalam kegiatan pembelajaran maupun
sudah adanya upaya untuk mematikan alat-alat kegiatan yang lainnya, karena sudah terhindar
elektronik saat sedang tidak digunakan dan dari keberadaan sampah yang masih belum
mematikan pemakaian lampu-lampu di dalam terkelola dengan baik.
ruangan saat tidak digunakan. SMA Negeri 1
Jekulo menyadari krisis energi saat ini menjadi Pengetahuan Siswa Tentang Lingkungan Hidup
sebuah isu penting yakni melakukan kegiatan Pengetahuan siswa tentang lingkungan
kampanye melalui pemasangan poster dan hidup dalam penelitian ini meliputi pengetahuan
pamflet himbauan-himbauan atau ajakan-ajakan siswa tentang lingkungan hidup yang meliputi
di tempat-tempat strategis berkaitan dengan pengetahuan tentang konsep/istilah, fakta,

50
Rudy Saputro, dkk / Edu Geography 3 (6) (2015)

prinsip, metode dan penafsiran data sederhana. rendah, tinggi dan sangat tinggi yang disajikan
Hasil penelitian tentang pengetahuan lingkungan dalam Tabel 3
hidup merupakan penjumlahan sub-variabel ini
dibagi mejadi empat kriteria yaitu sangat rendah,

Tabel 3. Pengetahuan Lingkungan Hidup Siswa SMA Negeri 1 Jekulo


No. Kriteria Skor F %
1 Sangat Rendah 0 – 10 0 0
2 Rendah 11 – 20 0 0
3 Tinggi 21 – 30 1 0,93
4 Sangat Tinggi 31 – 40 107 99,07
Jumlah 108 100
Sumber: Hasil Analisis Data, 2014

Terlihat dari Tabel 3, menunjukkan bahwa pembelajaran lintas mata pelajaran di dilakukan
pengetahuan siswa tentang lingkungan hidup dengan cara mengintegrasikan materi lingkungan
termasuk kriteria sangat tinggi ada 107 siswa hidup ke dalam mata pelajaran lainnya dan
(99,07 %) sedangkan kriteria tinggi ada 1 siswa didukung oleh kemampuan guru mapel yang
(0,93 %). Sebagian besar pengetahuan siswa mengintegrasikan materi lingkungan hidup
tentang lingkungan hidup dalam kriteria sangat terhadap isu-isu lingkungan. Adanya model
tinggi karena pihak sekolah telah mengupayakan pembelajaran lintas mata pelajaran ini bertujuan
kompetensi tenaga pendidik dengan menerapkan memberikan pengetahuan serta lebih
pendekatan, strategi, metode dan teknik mendekatkan siswa dengan persoalan-persoalan
pembelajaran yang melibatkan peserta didik aktif lingkungan.
dalam pembelajaran melalui mengembangkan Pengetahuan lingkungan hidup meliputi 5
isu lokal dan isu global sebagai materi aspek pengetahuan yaitu pengetahuan tentang
pembelajaran lingkungan hidup sehingga siswa konsep/istilah, fakta, prinsip, metode dan
akan lebih mudah dalam menerima materi yang penafsiran data sederhana. Lebih jelasnya
disampaikan oleh tenaga pendidik. Selain itu, deskripsi pengetahuan siswa SMA Negeri 1
SMA Negeri 1 Jekulo mengembangkan model Jekulo tentang lingkungan hidup tersebut
disajikan pada gambar 2 berikut.

Gambar 2. Bagan Distribusi Pengetahuan Siswa tentang Lingkungan Hidup

51
Rudy Saputro, dkk / Edu Geography 3 (6) (2015)

Pada Gambar 2 menunjukkan bahwa alokasi dana/anggaran yang belum sepenuhnya


pengetahuan siswa tentang prinsip lingkungan merata pada kegiatan yang berkaitan dengan
hidup yang paling tinggi (99,07%). Hal ini perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup,
dikarenakan siswa lebih mudah dalam mengingat sumber daya manusia yang masih kurang akan
dan memahami suatu pernyataan yang dijadikan kesadaran terhadap lingkungan dan sarana-
pedoman untuk bertindak terhadap lingkungan prasarana yang masih belum optimal. Sebesar
hidup. Sedangkan aspek pengetahuan yang 54,62% perilaku warga sekolah dalam kegiatan
paling rendah ialah pengetahuan siswa tentang pengelolaan lingkungan sekolah memiliki kriteria
fakta (72,22%). Siswa lebih sulit untuk mengenal baik dan pengetahuan siswa tentang lingkungan
atau mengingat kembali materi berdasarkan hal hidup sangat tinggi yaitu mencapai 99,07%.
yang sebenarnya tentang materi berdasarkan Program Adiwiyata perlu sah diterapkan di
peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan sekolah-sekolah untuk membentuk pengetahuan
mereka. dan perilaku peduli terhadap lingkungan bagi
Meskipun pengetahuan siswa secara warga sekolah.
keseluruhan sangat tinggi tetapi terdapat
perbedaan hasil pembelajaran yang didapat siswa DAFTAR PUSTAKA
berkaitan dengan lingkungan hidup. Sebab
mulok lingkungan hidup saat ini hanya Anonim. 2012. Program Adiwiyata Tahun 2012. Kudus:
diterapkan di kelas X, sedangkan untuk kelas XI SMAN 1 Jekulo.
dan XII terintegrasi. Pada kelas X dalam Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
mendapatkan materi pembelajaran lingkungan
-----------, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
hidup masih belum secara keseluruhan dan
Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
mendalam meskipun dalam struktur kurikulum
Hasanah, Nur. 2011. Implementasi Prograan Green
kelas X terdapat mulok lingkungan hidup. School Pada Pembelajaran IPS di SMPN 9 dan
Sedangkan pada kelas XI dan XII sudah 15 Tegal. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri
mendapatkan materi lingkungan hidup secara Semarang.
keseluruhan dalam proses pengembangan Kementrian Lingkungan Hidup Republik
pembelajaran yang monolitik dan terintegrasi Indonesia.(2010). Pendidikan Lingkungan
yang pernah di dapat siswa. Perbedaan dan Hidup.http://www.menlh.go.id/pendidikan
lingkungan hidup/ .Diakses 10 Januari 2013.
penguasaan materi pembelajaran tentang
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian
lingkungan hidup yang didapat siswa, yang pada
Pendidikan dan Kebudayaan.2011.Panduan
akhirnya akan mempengaruhi hasil pengetahuan
Adiwiyata Sekolah Peduli dan Berbudaya
siswa tentang lingkungan hidup. Lingkungan. Sumber:
http://panduan.adiwiyata.com/.Diakses 10
SIMPULAN Januari 2013.
Mulyana, Rahmat. 2009. Penanaman Etika
Implementasi program adiwiyata di Lingkungan Melalui Sekolah Perduli dan
SMA Negeri 1 Jekulo yang telah disiapkan sudah Berbudaya Lingkungan; Jurnal Tabularasa PPS
UNIMED, 6 (2): 175-180.
dilaksanakan dengan baik yaitu diterapkannya
Soemarwoto, otto: Permasalahan lingkungan hidup,
program-program berkaitan dengan program
Seminar Segi-Segi Hukum Pengelolaan Lingkungan
Adiwiyata yang memiliki komponen dan standar Hidup,1977, Lembaga Ekologi UNPAD.
meliputi kebijakan berwawasan lingkungan, Tim Penyusun 2012. Program Adiwiyata Tahun 2012.
pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, Kudus: SMAN 1 Jekulo.
kegiatan lingkungan berbasis partisipasif, Yustina.2006. Hubungan Pengetahuan Lingkungan
pengelolaan sarana dan prasarana pendukung Hidup dengan Persepsi, Sikap dan Minat
yang ramah lingkungan. Namun terdapat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup pada
beberapa hambatan-hambatan yang terjadi Guru Sekolah Dasar di Kota –
Pekanbaru;Jurnal Biogenisis Vol. 2 (2).
dalam pelaksanaan program tersebut yakni pada

52
Rudy Saputro, dkk / Edu Geography 3 (6) (2015)

Zhang, Juan. 2009. An Introduction of Building Green


Schools. Journal Of Suistainable Development
Vol.2 (01):200-203. China: Applied Technology
College, Xi’an Polytechnic University.

53

Anda mungkin juga menyukai