Anda di halaman 1dari 16

SUBSTANSI KEBIJAKAN KURIKULUM BERBASIS LINGKUNGAN

PADA SEKOLAH ADIWIYATA DI SMPN 2 KEBOMAS GRESIK

SITI NIHLAWATI
SMPN 2 Kebomas Gresik

ABSTRACT:
One sucessful factor in the implementation of school Environmental Education (PLH) is the
substance of the curriculum development policy. Research conducted in this Kebomas SMPN 2, using
the observation, interviews, documents, and questionnaires, concluded that the substance of policy
development in the school curriculum has a suitability or relevance in two ways, namely (1) the fit
between the curriculum with the demands, requirements, conditions , and the development of society,
and (2) conformity between the components of the curriculum, the contents in accordance with the
objectives, the process according to the contents and goals, as well as the evaluation in accordance
with the process, content and curriculum goals.

Keywords : Environmental Education, Adiwiyata, Environmental Policy-Based Curriculum

Latar Belakang memelihara sumber daya alam dan lingkungan


hidup agar tetap dalam kondisi yang baik
Paradigma pembangunan berkelanjutan walaupun telah diekploitasi sedemikian hebat
(sustainable development) mendudukkan karena tuntutan kebutuhan manusia yang terus
sumber daya alam (natural resources) pada meningkat. Hal ini akan lebih baik jika dimulai
ordinat yang harus dijaga kelestariannya secara pada anak usia dini atau usia sekolah karena
dinamis karena menyangkut fungsinya yang disamping hal itu lebih mudah untuk
vital sebagai modal pembangunan (capital pembiasaan, juga menyadarkan peserta didik
development) dan pilar utama dalam menopang bahwa kondisi lingkungan hidup di masa depan
sistem kehidupan. Sumber daya alam meliputi adalah milik mereka sehingga mereka harus
hutan, perairan, dan pertambangan serta segala berbuat nyata agar lingkungan hidup di masa
yang terkandung di dalamnya, merupakan depan akan lebih baik dan menjanjikan.
anugerah Allah SWT kepada manusia yang Pembentukan sikap dan perilaku individu atau
dalam pemanfaatannya harus bijak dan tanpa kelompok masyarakat agar memiliki kesadaran
mengurangi prospek generasi-generasi terhadap lingkungan salah satunya dapat
mendatang. dilakukan dengan cara melalui pendidikan
Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya lingkungan hidup (Hadi, 2011).
peningkatan kepedulian terhadap lingkungan Pendidikan Lingkungan Hidup di tanah
yaitu memasyarakatkan lingkungan hidup, tidak air telah diupayakan oleh berbagai pihak sejak
hanya menanamkan pengertian masyarakat tahun 1975. Selama itu, pelaksanaannya
terhadap permasalahannya saja melainkan dilakukan oleh masing-masing pelaku
menumbuhkan rasa partisipasi untuk ikut serta Pendidikan Lingkungan Hidup secara terpisah.

6
Siti Nihlawati : Substansi Kebijakan 7

Demi efektivitas pengembangan Pendidikan dan itu akan mendekatkan kepada kegiatan
Lingkungan Hidup menjadi lebih terencana, pencegahan atau preventif sejak dini,
konsisten, dan terukur, pada bulan Juni 2005 di harapannya adalah perilaku peserta didik
Jakarta, Menteri Negara Lingkungan Hidup menjadi ramah lingkungan, sehingga perusakan-
melakukan kesepakatan bersama tentang perusakan bisa terhindari.
Pembinaan dan Pengembangan Lingkungan Di dalam Undang-undang Sistem
Hidup dengan Menteri Pendidikan Nasional Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003
yang dituangkan dalam Surat Keputusan Pasal 36 ayat 1, dinyatakan bahwa
Nomor: Kep.07/MENLH/06/2005 dan Nomor: Pengembangan Kurikulum dilakukan dengan
05/VI/KB/2005 yang pada tahun 2010 mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.
diperbarui dengan kesepakatan Kemudian dalam Pasal 37 ayat 1, dinyatakan
No.03/MENLH/02/2010 dan Nomor: bahwa kurikulum Pendidikan Dasar dan
01/II/KB/2010. Kemudian Dirjen Manajemen Menengah wajib memuat salah satu diantara
Pendidikan Dasar dan Menengah (Depdiknas) keragaman potensi daerah dan mulok. Di
membuat surat edaran Nomor: Kabupaten Gresik, sebagai tindak lanjut dari
5555/C.C5/TU/05 yang diperuntukkan bagi kebijakan tersebut maka Pendidikan
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten dan Kota di Lingkungan Hidup di lingkungan SD, SMP, dan
seluruh Indonesia, yang isinya secara garis besar SMA/SMK ditetapkan sebagai Muatan Lokal
mengenai imbauan agar Pendidikan Lingkungan berdasarkan Surat Keputusan Bupati Gresik
Hidup (PLH) dilaksanakan di sekolah mulai Nomor: 8031/56/HK/403.14/2007.
tingkat SD hingga SMA dengan Salah satu sekolah di Gresik yang
mengintegrasikan materi Lingkungan Hidup menjadikan PLH sebagai Mulok adalah SMPN 2
dalam kegiatan kurikuler dan ekstra kurikuler Kebomas Gresik. Disamping mengintegrasikan
untuk mewujudkan Sekolah Berbudaya PLH dalam bidang akademis, SMPN 2 Kebomas
Lingkungan. mengembangkan PLH di bidang nonakademis
Salah satu aspek penting yang perlu dengan mengikuti program yang digulirkan oleh
diimplementasikan di sekolah menurut Kementerian Negara Lingkungan Hidup yaitu
Kementrian Lingkungan Hidup (2007) adalah Program Adiwiyata.
pengembangan kurikulum berbasis lingkungan SMPN 2 Kebomas merupakan salah satu
yaitu kurikulum yang mengakomodasikan sekolah di Jawa Timur yang mendapat
pendidikan lingkungan hidup dalam kegiatan penghargaan Adiwiyata tingkat nasional karena
kurikuler maupun ekstrakurikuler untuk mampu mengubah pola pikir dan perilaku warga
membangun kesadaran warga sekolah terhadap sekolah untuk peduli terhadap lingkungan.
upaya pelestarian lingkungan hidup. Hal ini Diawali pada tahun 2008 sebagai Calon 'Sekolah
sejalan dengan pendapat Menteri Negara Adiwiyata'. Kemudian pada tahun 2009 dan
Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta 2010 SMPN 2 Kebomas mendapat penghargaan
yang mengemukakan adalah hak masyarakat Adiwiyata, dan pada tahun 2011 mendapat
untuk menerima pendidikan lingkungan hidup penghargaan sebagai sekolah Adiwiyata
8 Didaktika, Vol. 18 No. 2 Februari 2012

Mandiri. Oleh karena itu keberhasilan SMPN 2 pengumpul data utama, 3) analisis data secara
Kebomas mendapat penghargaan Adiwiyata ini induktif, 4) bersifat deskriptif, 5) lebih
adalah fenomena yang sangat menarik dan perlu mementingkan proses daripada hasil (Moleong,
untuk diteliti. 2010).
Pada penelitian awal yang dilakukan Pendekatan kualitatif dalam penelitian
peneliti diketahui bahwa di SMPN 2 Kebomas ini digunakan untuk mengungkap substansi
memp u n y a i k e b ijak a n p en g e m b an g an kebijakan kurikulum berbasis lingkungan
kurikulum berbasis lingkungan, pengembangan dengan latar yang alami tanpa adanya perlakuan
yang dilakukan mengembangkan kriteria yang dan pengujian hipotesis. Penelitian ini berusaha
ditetapkan dalam Program Adiwiyata, menggambarkan dan menjelaskan kurikulum
implementasi pembelajaran PLH menggunakan berbasis lingkungan ditinjau dari substansi
pendekatan monolitik, integrasi, dan lintas mata kebijakan pengembangan kurikulum berbasis
pelajaran. Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan. Dengan demikian dalam
integrasi dilaksanakan pada semua mata mendeskripsikan fenomena peneliti tidak
pelajaran dan pengembangan diri yang relevan menggunakan prosedur statistik atau sarana
dengan lingkungan. Silabus dan Rencana kuantifikasi lainnya melainkan secara induktif
Pelaksanaan Pembelajaran PLH yang disusun peneliti secara rinci dan mendalam menelaah
oleh guru sudah terinternalisasi dengan fenomena.
pendidikan karakter. Selama tiga tahun terakhir Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 2
ini, pengembangan kurikulum berbasis Kebomas, tepatnya di Jalan Raya Bengawan
lingkungan yang merupakan salah satu indikator Solo 91-93 Gresik Jawa Timur. Alasan
Program Adiwiyata dievaluasi oleh pemilihan lokasi penelitian dengan
Kementerian Negara Lingkungan Hidup dengan pertimbangan bahwa: i) Sejak tahun 2008,
kategori sangat baik. SMPN 2 Kebomas mendapatkan penghargaan
Merujuk dari penjabaran di atas maka Adiwiyata yang salah satu kriteria penilaiannya
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adalah keunggulan sekolah dalam
“Bagaimana substansi kebijakan kurikulum mengembangkan kurikulum berbasis
berbasis lingkungan di SMPN 2 Kebomas?” lingkungan ii) Sekolah ini adalah satu-satunya
METODE sekolah setingkat SMP di Kabupaten Gresik
Penelitian ini menggunakan pendekatan yang akan menjadi sekolah Adiwiyata mandiri di
kualitatif. Disebut kualitatif karena tahun 2011 sehingga pengembangan kurikulum
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata berbasis lingkungan menjadi perhatian
tertulis dari orang atau perilaku yang diamati tersendiri karena persentase penilaiannya paling
(Moleong, 2010). Hal ini sesuai dengan tinggi (40%) diantara tiga indikator lainnya yaitu
karakteristik penelitian kualitatif yaitu: 1) kebijakan sekolah peduli dan berbudaya
berlatar alamiah atau pada konteks dari suatu lingkungan (20%), pengembangan kegiatan
keutuhan, 2) peneliti sendiri merupakan alat berbasis partisipatif (30%), dan pengembangan
Siti Nihlawati : Substansi Kebijakan 9

sarana dan prasarana sekolah (10%) ( KNLH, lengkapnya dan seobjektif mungkin. Bagian
2010). deskriptif ini berisi tentang gambaran dari
Sumber data dalam penelitian ini adalah informan, rekonstruksi dialog, catatan tentang
primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari kegiatan, dan gambaran kegiatan. Sedangkan
orang yang mengetahui tentang permasalahan bagian reflektif merupakan catatan yang berisi
sesuai dengan fokus penelitian. Sedangkan kesan, komentar, pendapat, harapan, atau
sumber data sekunder berasal dari dokumen tafsiran peneliti tentang fenomena yang
sekolah yang ada relevansinya dengan dihadapi.
kurikulum berbasis lingkungan. Kuesioner merupakan teknik
Dalam penelitian ini, sumber data primer pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
berasal dari informan yang meliputi: kepala memberi seperangkat pertanyaan atau
sekolah, Waka kurikulum, tim pengembang pernyataan tertulis kepada responden untuk
kurikulum, guru pengampu PLH monolitik, guru menjawabnya (Sugiyono, 2008). Kuesioner
pengampu PLH terintegratif, pembina dalam penelitian ini digunakan untuk
ekstrakurikuler/pengembangan diri, guru mendapatkan data respon peserta didik terhadap
Bimbingan Konseling, dan peserta didik. implementasi kebijakan kurikulum berbasis
Sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari lingkungan di SMPN 2 Kebomas. Sikap,
dokumen atau arsip, yang antara lain KTSP pendapat, dan persepsi peserta didik diukur
dokumen satu, KTSP dokumen dua, Laporan dengan menggunakan Skala Likert. Jawaban
dan portofolio program Adiwiyata. setiap item instrumen yang menggunakan skala
Teknik pengumpulan data dalam Likert mempunyai gradasi dari sangat positif
penelitian kualitatif mempersyaratkan kehadiran sampai sangat negatif yang dapat berupa kata-
peneliti di lapangan. Peneliti berada di lokasi kata (Sugiyono, 2008)
penelitian dan berperan sebagai perencana, Tahap-tahap penelitian kualitatif
pengumpul data, analis, penafsir data, dan menurut Nasution (dalam Sugiyono, 2008),
pelapor hasil penelitian. Kehadiran peneliti meliputi: (a) tahap persiapan atau orientasi, (b)
sendiri di lokasi penelitian juga berperan sebagai tahap eksplorasi, (c) tahap pengecekan hasil atau
key instrument (Moleong, 2010). Teknik yang temuan dan penulisan laporan hasil penelitian.
digunakan dalam penelitian ini untuk Sedangkan menurut Moleong (2010), tahap-
pengumpulan data meliputi observasi, tahap penelitian kualitatif dilakukan melalui: (1)
wawancara, dan dokumen. tahap pra lapangan, (2) tahap pekerjaan
Data yang dikumpulkan melalui lapangan, (3) tahap analisis data, (4) tahap
observasi, wawancara, dan dokumen tersebut pelaporan hasil penelitian. Kedua pendapat ini
dicatat dalam catatan lapangan yang terdiri dari pada dasarnya ada kesesuaian dalam
dua bagian yaitu bagian deskriptif dan bagian penerapannya sehingga peneliti akan
reflektif. Bagian deskriptif merupakan catatan mengaitkan kedua pendapat tersebut dalam
yang dilihat, didengar, disaksikan, dan dialami penelitian ini.
sendiri oleh peneliti yang dicatat selengkap- Pertama, tahap persiapan atau orientasi
10 Didaktika, Vol. 18 No. 2 Februari 2012

terkait dengan pra lapangan. Kegiatan yang penelitian dan diakhiri dengan pelaporan hasil
dilakukan oleh peneliti adalah mencari isu-isu penelitian kepada pihak-pihak yang
aktual, unik, dan menarik dalam lingkup berkepentingan untuk diajukan sebagai bahan
kebijakan pendidikan, kemudian dirumuskan ujian tesis untuk mengakhiri seluruh rangkaian
ide-ide pokok yang dikembangkan dalam kegiatan studi.
mengajukan judul penelitian dengan mengacu
pada telaah pustaka yang relevan. Selanjutnya HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
dikembangkan dalam penulisan proposal Substansi Kebijakan Kurikulum Berbasis
penelitian dengan mengkaji sejumlah sumber Lingkungan
pendukung yang diperlukan, dan di-lengkapi 1. Pengembangan Komponen-komponen
dengan studi pendahuluan terhadap subjek Kurikulum
penelitian untuk memperoleh informasi umum. a. Tujuan Kurikulum Berbasis Lingkungan
Kedua, tahap eksplorasi terkait dengan di SMPN 2 Kebomas
tahap pekerjaan lapangan. Kegiatan yang Berdasarkan hasil analisis dokumen
dilakukan oleh peneliti diawali dengan ditemukan bahwa tujuan kurikulum berbasis
mengurus perijinan pada pihak-pihak terkait lingkungan di SMPN 2 Kebomas yaitu:
sebagai dasar mengadakan studi lapangan, 1. Terwujudnya kurikulum yang berbudaya,
melakukan eksplorasi terhadap subjek penelitian berwawasan lingkungan, berkeunggulan
dengan cara mengamati, mewawancarai dan lokal, berpengetahuan global, dan berbasis
studi dokumentasi. Kemudian mengadakan karakter.
telaah pustaka lebih intens guna memantapkan 2. Terwujudnya perangkat pembelajaran yang
fokus penelitian yang telah ditetapkan lebih Kompetensi Dasarnya diintegrasikan dalam
dahulu, melakukan diskusi dengan pihak-pihak pelajaran Lingkungan Hidup dan dipetakan
terkait untuk memperoleh masukan yang berarti pada nilai-nilai Budaya Karakter.
bagi proses penelitian, berkonsultasi secara 3. Menghasilkan lulusan yang beriman dan
intensif dengan para dosen pembimbing guna bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
mendapatkan arahan demi kelancaran proses memiliki kepribadian, budi pekerti luhur
penelitian mulai dari penjaringan data, analisis dan tanggap terhadap lingkungannya.
data, hingga penulisan laporan penelitian. 4. Tersedianya sarana dan prasarana untuk
Ketiga, tahap analisis data, pengecekan kelas RSBI juga yang berhubungan dengan
temuan dan penulisan laporan hasil penelitian. pelajaran Lingkungan Hidup.
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah Dalam kurikulum, tujuan memegang
memeriksa kembali paparan data dan temuan peranan penting karena berhubungan dengan
penelitian sebelum membuat laporan akhir arah atau hasil yang diharapkan pada semua
penelitian. Jika hasilnya telah mantap dan kegiatan pengajaran dan mewarnai komponen-
memenuhi kriteria yang dipersyaratkan, komponen kurikulum lainnya. Tujuan
kemudian dilanjutkan dengan penulisan laporan pengembangan kurikulum di atas
Siti Nihlawati : Substansi Kebijakan 11

mencerminkan bahwa sasaran pertama yang Kondisi geografis sekolah yang rentan
diharapkan dicapai adalah keberadaan dokumen polusi dan rendahnya sumber daya alam serta isu
sebagai panduan dalam menjalankan kegiatan global warming merupakan salah satu
pengajaran yang berbasis lingkungan. Dokumen pertimbangan dalam perumusan tujuan
tertulis merupakan panduan dalam implementasi kurikulum di sekolah ini. Hasil yang diharapkan
Pendidikan Lingkungan Hidup terutama dalam sekolah akan mudah tercapai karena dirumuskan
pengintegrasian PLH. Hasil belajar yang dengan tujuan yang jelas dengan
diharapkan tidak hanya mencetak lulusan yang mempertimbangkan kepentingan peserta didik,
berpengetahuan, beriman, bertaqwa, lokal, nasional maupun global. Perumusan
berkepribadian, tetapi juga mencetak peserta tujuan kurikulum di SMPN 2 Kebomas sejalan
didik yang tanggap atau peduli terhadap dengan pernyataan Sukmadinata (2010) bahwa
lingkungannya. tujuan kurikulum hendaknya dirumuskan
Tu j u a n - t u j u a n k u r i k u l u m y a n g berdasarkan dua hal. Pertama, perkembangan
dirumuskan di atas menunjukkan bahwa tuntutan, kebutuhan, dan kondisi masyarakat.
pengembangan kurikulum di SMPN 2 Kebomas Kedua, didasari oleh pemikiran-pemikiran dan
memandang pentingnya kurikulum dari dua sisi terarah pada pencapaian nilai-nilai filosofis
yaitu sisi kurikulum sebagai pedoman dengan terutama falsafah negara.
membentuk kurikulum secara tertulis dan sisi b. Organisasi atau Struktur Kurikulum
kurikulum sebagai implementasi atau sistem Berbasis Lingkungan di SMPN 2
pembelajaran. Tujuan yang dirumuskan relevan Kebomas
dengan tuntutan, kebutuhan, kondisi, dan Berdasarkan hasil analisis dokumen
perkembangan masyarakat Gresik saat ini. ditemukan bahwa di dalam struktur kurikulum
Terbitnya Surat Keputusan Bupati Gresik berbasis lingkungan di SMPN 2 Kebomas,
Nomor: 0031/56/HK/403.14/2007 tentang Pendidikan Lingkungan Hidup termasuk
Penetapan Pendidikan Lingkungan Hidup komponen Muatan Lokal yang diajarkan kepada
sebagai Muatan Lokal memperkuat Surat peserta didik di kelas VII, VIII, dan IX dengan
Keputusan Bersama Menteri Lingkungan Hidup alokasi waktu 1 jam dalam satu minggu.
dengan Mendiknas Nomor: Muatan lokal merupakan kegiatan
E P. 0 7 / M E N L H / 0 8 / 2 0 0 5 d a n N o m o r : kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
05/VI/KB/2005 tentang Pembinaan dan yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi
Pengembangan Lingkungan Hidup dan daerah, termasuk keunggulan daerah, yang
diperbarui kembali dengan Nomor: materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam
03/MENLH/02/2010 dan Nomor: mata pelajaran yang ada. Substansi mata
01/II/KB/2010 tentang Pendidikan Lingkungan pelajaran muatan lokal ditentukan satuan
Hidup sehingga pelaksanaan PLH wajib pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran
dimasukkan sebagai mata pelajaran muatan keterampilan.
lokal di setiap tingkat pendidikan yang Muatan lokal merupakan bagian dari
dilaksanakan secara monolitik. struktur dan muatan kurikulum yang terdapat
12 Didaktika, Vol. 18 No. 2 Februari 2012

pada Standar Isi di dalam kurikulum tingkat pengetahuan. Sedangkan Kompetensi Dasar
satuan pendidikan. Keberadaan mata pelajaran merupakan kompetensi yang harus dikuasai
muatan lokal merupakan bentuk peserta didik.
penyelenggaraan pendidikan yang tidak Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar
terpusat, sebagai upaya agar penyelenggaraan dan materi pokok di atas diajarkan secara
pendidikan di masing-masing daerah lebih keseluruhan kepada peserta didik secara
meningkat relevansinya terhadap keadaan dan monolitik. Artinya, pembelajaran PLH dapat
kebutuhan daerah. Hal ini sebagaimana dengan berdiri sendiri sebagai mata pelajaran.
penetapan PLH di Kabupaten Gresik sebagai Disamping itu Pembelajaran PLH dapat
Muatan Lokal. Pendidikan Lingkungan Hidup dilaksanakan secara integratif. Pembelajaran
merupakan kebutuhan daerah yang berkaitan secara integratif dimaksudkan bahwa seluruh
dengan alam atau lingkungan. Dalam guru mata pelajaran menganalisis SK, KD, dan
aplikasinya di sekolah, muatan lokal dijadikan materi pokok PLH kelas VII, VIII, dan IX untuk
sebagai parameter utama sukses tidaknya KTSP, diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang
Dalam muatan lokal akan terlihat kreativitas dan diampu. SK, KD, dan materi pokok yang
potensi pihak sekolah dalam membaca potensi digunakan sesuai dengan karakteristik
lokal yang harus digali dan dikembangkan, pembelajaran masing-masing. Proses analisis
sehingga eksistensi sekolah tidak hanya dilakukan oleh tim guru setiap mata pelajaran
berorientasi vertikal tetapi juga horisontal. melalui kegiatan MGMPS. Berdasarkan hasil
analisis tersebut, guru mengimplementasikan
c. Isi atau Muatan Kurikulum Berbasis lingkungan hidup sebagai muatan tambahan
Lingkungan di SMPN 2 Kebomas dalam pembelajaran.
Gresik
Berdasarkan hasil analisis dokumen d. Strategi Kurikulum Berbasis
ditemukan bahwa isi atau muatan kurikulum Lingkungan di SMPN 2 Kebomas
berbasis lingkungan di SMPN 2 Kebomas Gresik
mengakomodasi Pendidikan Lingkungan Hidup Berdasarkan hasil analisis dokumen
sebagai muatan lokal berpedoman pada KTSP didapatkan bahwa strategi pengembangan
Kurikulum Muatan Lokal Dinas Pendidikan kurikulum berbasis lingkungan di SMPN 2
Kabupaten Gresik. Kebomas diterapkan dengan penggunaan
Pengembangan Standar Kompetensi dan strategi pembelajaran bervariasi dan berpusat
Kompetensi Dasar di atas adalah langkah awal pada peserta didik (Student Centered) melalui
yang dilakukan dalam pembuatan mata strategi CTL (Contextual Teaching and
pelajaran Mulok PLH agar dapat dilaksanakan di Learning) , PAIKEM, dan Team Teaching.
sekolah. Pengembangan Standar Kompetensi Pendekatan pembelajaran PLH yang diterapkan
Dasar adalah menentukan kompetensi yang melalui 4 cara yaitu monolitik, integratif, lintas
didasarkan pada materi sebagai basis mata pelajaran, dan pengembangan diri.
Siti Nihlawati : Substansi Kebijakan 13

Sedangkan penilaian atau evaluasi yang dalam proses pembelajaran guru harus
digunakan penilaian berbasis kelas. menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga
Pembelajaran dengan strategi peserta didik aktif bertanya, mempertanyakan,
kontekstual atau CTL merupakan konsep yang dan mengemukakan gagasan.
membantu guru mengaitkan antara materi yang Pembelajaran inovatif bisa
diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mengadaptasi dari model pembelajaran yang
mendorong peserta didik membuat hubungan menyenangkan. Learning is fun merupakan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai inovatif. Jika peserta didik sudah menanamka
anggota keluarga dan masyarakat. hal ini dipikirannya tidak akan ada lagi peserta
Pembelajaran kontekstual merupakan didik yang pasif di kelas, perasaan tertekan
prosedur pendidikan yang bertujuan membantu dengan tenggat waktu tugas, kemungkinan
peserta didik memahami makna bahan pelajaran kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja
yang mereka pelajari dengan cara rasa bosan.
menghubungkannya dengan konteks kehidupan Membangun metode pembelajaran
mereka sendiri dalam lingkungan sosial dan inovatif bisa dilakukan dengan cara diantaranya
budaya masyarakat. Penerapan strategi mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya
pembelajaran kontekstual digambarkan bahwa mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-
belajar selalu dikaitkan dengan dunia nyata masing pesertadidik. Ada yang berkemampuan
(relating), belajar adalah kegiatan mengalami dalam menyerap ilmu dengan menggunakan
(experiencing), belajar menekankan pada proses visual atau mengandalkan kemampuan
mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki penglihatan, auditory atau kemampuan
dalam konteks pemanfaatan (applying), belajar mendengar, dan kinestetik. Hal tersebut harus
merupakan proses kolaboratif dan kooperatif disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan
melalui belajar berkelompok, komunikasi fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan
interpersonal atau hubungan intersubjektif mengakibatkan proses renovasi mental,
(cooperating), belajar menekankan terwujudnya diantaranya membangun rasa percaya diri
kemampuan memanfaatkan pengetahuan dalam peserta didik.
situasi dan konteks baru (transferring). Kreatif dimaksudkan agar guru
Pembelajaran kontekstual dibangun berdasarkan menciptakan kegiatan belajar yang beragam
tujuh komponen yaitu konstruktivisme, inkuiri, sehingga memenuhi berbagai tingkat
bertanya (questioning), masyarakat belajar kemampuan peserta didik. Menyenangkan
(learning community), pemodelan (modelling), adalah suasana belajar yang menyenangkan
refleksi, dan penilai autentik (authentic adalah suasana belajar-mengajar yang
assesment). menyenangkan sehingga peserta didik
PA I K E M d a l a h s i n g k a t a n d a r i memusatkan perhatiannya secara penuh pada
Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, dan belajar sehingga waktu curah perhatiannya (time
Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa on task) tinggi.
14 Didaktika, Vol. 18 No. 2 Februari 2012

Pendekatan pembelajaran PLH di SMPN dengan tenaga pengajar tertentu serta memiliki
2 Kebomas ada 4 cara yaitu monolitik, integratif, jam pelajaran tersendiri. Pendekatan secara
lintas mata pelajaran, dan pengembangan diri. integratif dalam PLH adalah memadukan atau
Pendekatan monolitik, artinya PLH diajarkan menyatukan materi PLH ke dalam mata
sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri pelajaran lain.

Tabel 1 di bawah ini menjelaskan bahwa penyesuaian antar SK/KD mata pelajaran IPS
SK/KD mata pelajaran IPS (Geografi, Sejarah, dan Mulok PLH maka tahap berikutnya yang
Sosiologi, dan Ekonomi) memiliki hubungan dilakukan adalah mengintegrasikan ke dalam
erat dengan materi PLH sehingga penyusunan silabus dan Rencana Pelaksanaan
pengintegrasian secara konseptual dapat Pembelajaran. Standar Kompetensi dan
dilakukan. Standar Kompetensi atau Kompetensi Dasar mata pelajaran dan SK/KD
Kompetensi Dasar mata pelajaran IPS dengan Mulok PLH yang telah terintegrasi akan
Mulok PLH saling menyatu, saling mengisi dan tercermin dalam indikator atau tujuan
menunjang serta memperkaya pengetahuan dan pembelajaran.
pemahaman peserta didik. Setelah tahap

Tabel 1. Contoh SK/KD yang Terintegrasi Secara Konseptual

VII/ GEOGRAFI SEJARAH SOSIOLOGI EKONOMI LING. HIDUP


1 1. Memahami 1. Memahami 2. Memahami 3. Memahami 1. Memahami
SK lingkungan lingkungan kehidupan sosial usaha manusia lingkungan hidup
kehidupan kehidupan manusia memenuhi dan peran manusia
manusia manusia kebutuhan sebagai makhluk
sosial
KD 1. Mendiskripsi- 1.2. Mendeskrip- 2.1. Medeskripsi- 3.1. Mendeskrip- 1.1. Mendeskrip-
kan keragaman sikan kehidupan kan interaksi sbg. sikan manusia sikan konsep l
bentuk muka pada masa pra Proses sosial sebagai makhluk ingkungan hidup
bumi, proses aksara 2.2. Medeskrip- sosial dan 1.2. Mendeskrip-
pembentukan sikan sosialisasi ekonomi yang sikan pengertian
dan dampaknya sebagai bermoral dalam manusia sebagai
terhadap pembentukan memenuhi makhluk sosial
kepribadian kebutuhan 1.3. Mendeskrip-
kehidupan
sikan peran
manusia 2.3. Mengidentifi- 3.2. Mengidentifi-
kasi tindakan manusia dalam
kasi bentuk-
ekonomi lingkungsan hidup
bentuk interaksi 1.4. Mendeskrip-
sosial berdasarkan motif
sikan hubungan
2.4. Menguraikan dan prinsip timbal balik antara
proses interaksi ekonomi dlm
makhluk hidup
sosial berbagai kegiatan dan lingkungan
sehari-hari
Sumber : Dokumen KTSP
Siti Nihlawati : Substansi Kebijakan 15

Pendekatan secara lintas mata pelajaran SMPN 2 Kebomas dapat dirasionalisasi


adalah pembelajaran bersama yang dilakukan berdasarkan kurikulum yang diterapkan di
beberapa mata pelajaran dengan objek yang sekolah. Dengan diberlakukannya KTSP di
sama namun dipandang dari sisi mata pelajaran sekolah telah mengurangi beban belajar
masing-masing. Sedangkan dengan cara sebanyak 20% karena KTSP lebih sederhana.
pengembangan diri artinya pesan PLH Disamping jam pelajaran berkurang antara 100-
dimasukkan melalui kegiatan ekstrakurikuler 200 jam per tahun, bahan pelajaran juga
namun hanya pada program ekstrakurikuler berkurang sehingga memungkinkan untuk
yang relevan dengan lingkungan. dilaksanakannya kedua pendekatan sekaligus
Format penyusunan perangkat atau lebih.
pembelajaran dengan pendekatan monolitik dan Penilaian pembelajaran mata pelajaran
integratif ditentukan di dalam Kurikulum secara umum, PLH secara monolitik, PLH
Berbasis Lingkungan untuk dipergunakan secara integratif, lintas mata pelajaran, dan
seluruh guru mata pelajaran maupun guru PLH pengembangan diri digunakan untuk mengukur
dalam penyusunan silabus dan Rencana pencapaian indikator hasil belajar menggunakan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Demikian model penilaian berbasis kelas berdasarkan
pula dengan kegiatan pengembangan diri, perbuatan (Performance Based Assesment) atau
penyusunan program disesuaikan dengan penilaian otentik (Authentic Assesment). Teknik
program yang dicontohkan sekolah. Penilaian yang digunakan berwujud tes lisan, tes
Pendekatan pembelajaran PLH yang tulis, dan tes perbuatan sehingga dapat
dilakukan di SMPN 2 Kebomas pada dasarnya mencakup ketiga ranah yaitu kognitif, afektif,
berbeda sebagaimana sekolah pada umumnya. dan psikomotor. Kegiatan penilaian berupa
SMPN 2 Kebomas mengeksplorasi ulangan harian, ulangan tengah semester, dan
pembelajaran PLH dengan menggunakan 4 ulangan akhir semester. Penilaian otentik yang
pendekatan pembelajaran. Sedangkan digunakan berupa tugas individu, tugas
pendekatan monolitik atau integratif dalam PLH kelompok, diskusi, wawancara, observasi, skala
pada sekolah formal menjadi sebuah pilihan. sikap, portofolio, dan lain-lain.
Munandar (1997) menyatakan bahwa bila Gambaran tingkat ketercapaian
pendekatan monolitik diterapkan di sekolah, kompetensi dasar dari tiap-tiap peserta didik
khususnya pada jenjang SMP, maka berbagai diketahui dari hasil penilaian setelah dilakukan
kendala akan segera muncul dengan analisis hasil penilaian. Dengan berpedoman
diterapkannya pendekatan tersebut disebabkan pada kriteria ketuntasan minimal yang telah
terlalu saratnya kurikulum sekolah sehingga ditetapkan sebelumnya dapat diketahui posisi
tidak memungkinkan menambah pelajaran baru. ketercapaian Kompetensi Dasar dari seorang
Untuk mengatasi masalah ini ditempuh peserta didik. Dari hal itu juga langkah tindak
pendekatan integratif dengan pertimbangan lanjut dapat ditentukan oleh seorang guru
bahwa unsur baru tersebut dapat dimasukkan terhadap peserta didik apakah perlu tindakan
tanpa harus menambah jumlah mata pelajaran. remidi (perbaikan) atau pengayaan. Berdasarkan
Pelaksanaan pendekatan sebagaimana di paparan di atas dapat dikemukakan bahwa
16 Didaktika, Vol. 18 No. 2 Februari 2012

strategi pengembangan kurikulum di SMPN 2 dalam rangka memelihara keseimbangan sistem


Kebomas menerapkan beberapa strategi lingkungan dan penggunaan sumber alam secara
pembelajaran. bijaksana demi tercapainya peningkatan
kesejahteraan hidup baik secara spiritual
2. Model Pengembangan Kurikulum maupun material.
Berbasis Lingkungan di SMPN 2 Dalam praktiknya, Pendidikan
Kebomas Gresik Lingkungan Hidup yang akan dicapai oleh
peserta didik sangat erat kaitannya dengan
a. Orientasi Pengembangan Kurikulum rumusan tujuan pembelajaran (instruksional)
Berbasis Lingkungan di SMPN 2 yang telah direncanakan oleh guru. Keberhasilan
Kebomas pengajaran PLH di SMPN 2 Kebomas akan
mudah berhasil karena guru telah menampilkan
Berdasarkan hasil wawancara dengan materi PLH SK/KD ke dalam rumusan tujuan
Wakil Kepala Sekolah didapatkan informasi pembelajaran. Munandar (1997) menyatakan
sebagai berikut. bahwa jika hasil belajar diinginkan tampak pada
Arah pendidikan lingkungan hidup di perilaku tertentu, maka diperlukan perumusan
SMPN selain berorientasi pada tujuan pembelajaran tertentu pula. Dengan kata
kurikulum Mulok Dinas Pendidikan lain, hasil belajar yang diharapkan merupakan
Kabupaten Gresik juga pada konsekuensi dari rumusan tujuan pembelajaran
pengembangan kurikulum berbasis yang telah ditentukan pula.
lingkungan program Adiwiyata
karena sekolah ini sekolah Adiwiyata. b. Pendekatan Pengembangan Kurikulum
(WWK 1.2.1) Berbasis Lingkungan di SMPN 2
Kebomas
Arah Pendidikan Lingkungan Hidup ini
selain mengacu pada Kabupaten Gresik juga Berdasarkan hasil wawancara dengan
mempertimbangkan kepentingan nasional Kepala Urusan Kurikulum didapatkan informasi
karena SMPN 2 Kebomas merupakan salah satu tentang pendekatan pengembangan kurikulum
sekolah Adiwiyata Nasional. Kurikulum Mulok berikut.
daerah dikembangkan dengan penambahan Penyempurnaan kurikulum ini
materi-materi isu lokal dan global serta kegiatan dilakukan dengan inisiatif bersama
yang mengacu pada ketentuan sebagai sekolah antara kepala sekolah, urusan, dan
Adiwiyata. guru. Dengan adanya inpres nomor
Arah Pendidikan Lingkungan Hidup ini satu tahun 2010 terkait dengan
terkait dengan tujuan dan sasaran yang hendak pendidikan karakter sehingga perlu
dituju. Secara umum tujuan PLH membina dan untuk menyempurnakan KTSP
mengembangkan peserta didik gar memiliki dokumen satu maupun dokumen dua
sikap dan perilaku dalam mengelola lingkungan diawal tahun pelajaran. Setelah itu
hidup secara rasional dan bertanggung jawab perlu dikaji apa saja yang diperlukan
Siti Nihlawati : Substansi Kebijakan 17

dengan adanya upaya improvement).


penyempurnaan misalnya perlunya Penyempurnaan kurikulum dengan
format baru dan sosialisasi materi pendekatan grassroots dapat dilakukan di
pendidikan karakter, kemudian SMPN 2 Kebomas karena: 1) kurikulum yang
mencoba menerapkan dalam silabus dimiliki bersifat fleksibel sehingga memberikan
dan RPP, kalau ada masalah karena kesempatan bagi setiap guru untuk memperbarui
hal yang baru maka perlu adanya atau menyempurnakan kurikulum yang sedang
sharing antar guru baik guru-guru diberlakukan khususnya yang terkait dengan
mata pelajaran maupun mulok PLH komponen KTSP dan perangkat pembelajaran
melalui MGMPS agar dapat yaitu silabus dan Rencana Pelaksanaan
mengeksplorasi mata pelajaran Pembelajaran. 2) Para guru memiliki sikap
dengan PBK dan PLH dengan PBK. profesional yang tinggi disertai kemampuan
(WKR 1.2.2) yang memadai. Sikap profesional itu ditandai
dengan keinginan untuk mencoba dan mencoba
Berdasarkan penuturan di atas dapat sesuatu dalam upaya meningkatkan kinerjanya.
diketahui bahwa pengembangan kurikulum Hal ini sesuai dengan model pembelajaran yang
yang dilakukan di SMPN 2 Kebomas atas disusun dan diimplementasikan setiap tahun
inisiatif sekolah, bukan komando dari mulai tahun 2007 hingga 2010.
pemerintah atau Dinas Pendidikan Kabupaten Peran guru sebagai implementator
Gresik. perubahan dan penyempurnaan kurikulum
Pada dasarnya ada dua pendekatan yang dengan pendekatan grass roots sangat
dapat diterapkan dalam pengembangan menentukan. Tugas para administrator dalam
kurikulum. Pertama pendekatan top down atau pengembangan model ini, tidak lagi berperan
administratif, yaitu pendekatan dengan sistem sebagai pengendali pengembangan akan tetapi
komando dari atas ke bawah dan kedua adalah hanya sebagai motivator dan fasilitator.
pendekatan grass roots, atau pengembangan
kurikulum yang diawali oleh inisiatif dari c. P i h a k y a n g Te r l i b a t d a l a m
bawah. Berdasarkan bukti-bukti fisik proses Pengembangan Kurikulum Berbasis
penyusunan kurikulum yang dikaji peneliti Lingkungan di SMPN 2 Kebomas
secara dokumen, pendekatan yang diterapkan
dalam pengembangan kurikulum berbasis Berdasarkan hasil analisis dokumen
lingkungan di SMPN 2 Kebomas adalah model didapatkan bahwa pengembangan kurikulum
grass roots karena inisiatif pengembangan berbasis lingkungan di SMPN 2 Kebomas
dimulai dari guru;guru sebagai implementator, melibatkan beberapa orang yaitu dari pihak
kemudian menyebar pada lingkungan yang luas sekolah dan stakeholders sebagai tim penyusun
melalui sosialisasi pada sekolah-sekolah imbas. KTSP SMPN 2 Kebomas. Dari pihak sekolah
Oleh karena sifatnya yang demikian, pendekatan diantaranya, (1) kepala sekolah, sebagai top
ini lebih banyak digunakan dalam managemen kepala sekolah bertanggunga jawab
penyempurnaan kurikulum (curriculum atas terselenggaranya kurikulum berbasis
18 Didaktika, Vol. 18 No. 2 Februari 2012

lingkungan. (2) Wakil kepala sekolah sebagai Berbasis Lingkungan di SMPN 2


ketua tim penyusunan KTSP. (3) Kepala Urusan Kebomas
Kurikulum sebagai sekretaris. (4) Beberapa guru
dari berbagai mata pelajaran sebagai koordinator Hasil wawancara dengan wakil kepala
mata pelajaran untuk menerjemahkan kurikulum sekolah SMPN 2 Kebomas yang juga sebagai
ke dalam bentuk pengajaran di kelas sehingga ketua pengembang kurikulum tentang prosedur
mampu dipahami oleh peserta didik. (5) Peserta penyusunan kurikulum berbasis lingkungan
didik sebagai pemakai atau pengguna diperoleh informasi berikut.
kurikulum. Setelah dilakukan EDS maka kepala
Disamping pikah-pihak diatas juga sekolah mengeluarkan kebijakan
terlibat anggota komite sekolah dan pengawas. yaitu mengeluarkan SK tim penyusun
Komite sekolah berfungsi sebagai pemberi input KTSP, setelah itu saya yang ditunjuk
terhadap pengembangan KTSP dan pemberi sebagai ketua lalu membuat program,
dukungan terhadap pembiayaan pelaksanaan setelah program terbentuk maka
pengembangan kurikulum. Sedangkan dibuat surat undangan untuk kepsek,
pengawas berfungsi memonitor kesesuaian koordinator guru mapel, ketua TU,
penyusunan dengan panduan BSNP. guru BP/BK, komite sekolah, ketua
Implementasi KTSP memberi otonomi OSIS, dan pengawas sekolah untuk
luas kepada sekolah dan satuan pendidikan, mereviu KTSP mulai bab I sampai IV
disertai seperangkat tanggungjawab untuk sesuai masukan EDS khususnya
mengembangkan kurikulum sesuai dengan standar isi, kemudian merevisi KTSP.
kondisi setempat. Dalam pengembangan Pelaksanaan revisi KTSP
kurikulum, kepala sekolah dan tenaga pelaksana terdokumentasi dalam berita acara,
kurikulum merupakan pelaku yang memiliki daftar hadir, dan hasil revisi. Setelah
kemampuan dan integritas profesional yang itu tim penyusun KTSP menyusun
harus ditunjang dengan tim kerja (team work) kembali KTSP yang dulu menjadi
yang kompak dan transparan, melibatkan komite KTSP baru sebagai hasil revisi, KTSP
sekolah dan dewan pendidikan, serta dukungan yang baru harus ditandatangani
partisipasi masyarakat dan orang tua. kepala sekolah, komite sekolah, dan
Dengan melibatkan pihak tersebut di atas Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik.
dalam pengembangan kurikulum, diharapkan (WWK 1.2.4)
mampu membangkitkan gairah dan rasa
memiliki (sense of belonging) yang lebih tinggi, Berdasarkan wawancara di atas dapat
dan rasa tanggung jawab (sense of dikemukakan bahwa prosedur atau langkah-
responsibility) yang lebih besar terhadap langkah penyusunan kembali KTSP revisi di
kurikulum, serta ikut memikirkan kualitas SMPN 2 Kebomas yaitu:
pendidikan (quality of education). 1. Tim pengembang kurikulum melakukan
analisis terhadap kekuatan dan kelemahan
b. Prosedur Penyusunan Kurikulum kurikulum yang dipergunakan melalui cara
Siti Nihlawati : Substansi Kebijakan 19

Evaluasi Diri Sekolah tahun pelajaran untuk mencapai hal itu adalah dengan prosedur
2009-2010. Kegiatan yang menjadi action research.
kekuatan dipertahankan, kegiatan yang Langkah pertama, mengadakan kajian
menjadi kelemahan dicari solusi dalam secara saksama tentang masalah-masalah
bentuk rekomendasi-rekomendasi program kurikulum, berupa pengumpulan data yang
kegiatan, dari beberapa rekomendasi bersifat menyeluruh, dan mengidentifikasi
program kegiatan yang ditentukan maka faktor-faktor, kekuatan dan kondisi yang
dipilih program kegiatan berdasarkan skala mempengaruhi masalah tersebut. Dari hasil
prioritas. kajian tersebut dapat disusun rencana yang
2. Pembuatan SK kepala sekolah tentang Tim menyeluruh tentang cara-cara mengatasi
penyusun KTSP masalah tersebut, serta tindakan pertama yang
3. Perencanaan program kegiatan oleh Ketua harus diambil.Kedua, implementasi dari
tim penyusun KTSP keputusan yang diambil dari tindakan pertama.
4. Penerbitan surat undangan untuk tim Tindakan ini segera diikuti oleh kegiatan
penyusun KTSP terdiri dari kepala sekolah, pengumpulan data dan fakta-fakta. Kegiatan
koordiantor mata pelajaran, Ketua TU, guru pengumpulan data ini mempunyai beberapa
BP/BK, komite sekolah, ketua OSIS, dan fungsi: (1) menyiapkan data bagi evaluasi
pengawas sekolah untuk mereviu KTSP tindakan, (2) sebagai bahan pemahaman tentang
mulai Bab I sampai IV sesuai masukan masalah yang dihadapi, (3) sebagai bahan untuk
EDS. menilai kembali dan mengadakan modifikasi,
5. Penyusunan KTSP bentuk revisi (4) sebagai bahan untuk menentukan tindakan
6. Sinkronisasi kesesuaian penyusunan KTSP lebih lanjut.
revisi dengan ketentuan panduan Berdasarkan prosedur penyusunan
penyusunan KTSP Badan Standar Nasional kurikulum diatas dapat dikemukakan bahwa
Pendidikan (BSNP) oleh pengawas. model pengembangan kurikulum berbasis
7. Legalisasi oleh kepala sekolah, komite lingkungan di SMPN 2 Kebomas menggunakan
sekolah, dan Dinas Pendidikan Kabupaten The Systematic Action Research Models.
Gresik. Menurut Sukmadinata (2010) pengembangan
Penyusunan Kurikulum revisi di model ini, didasarkan pada asumsi bahwa
SMPN 2 Kebomas telah dilakukan sesuai perkembangan kurikulum merupakan
prosedur. Kurikulum dikembangkan dalam perubahan sosial. Sesuai dengan asumsi tersebut
konteks harapan kepala sekolah, komite sekolah, model ini menekankan pada tiga hal yaitu
guru, tokoh masyarakat, peserta didik, yang hubungan insani, sekolah, dan organisasi
mempunyai pandangan tentang bagaimana masyarakat, serta wibawa dari pengetahuan
pendidikan, bagaimana anak belajar, dan profesional.
bagaimana peranan kurikulum dalam
pendidikan dan pengajaran. Penyusunan e. Prinsip Pengembangan Kurikulum
kurikulum harus memasukkan pandangan dan Berbasis Lingkungan
harapan-harapan masyarakat, dan salah satu cara Berdasarkan hasil analisis dokumen
20 Didaktika, Vol. 18 No. 2 Februari 2012

KTSP didapatkan informasi bahwa. prinsip- Berdasarkan prinsip ini kegiatan


prinsip pengembangan kurikulum SMPN 2 pembejlaran dan ekstrakurikuler ditekankan
Kebomas terurai sebagai berikut. pada pengembangan kecakapan hidup meliputi
1) Berpusat pada potensi, perkembangan, keterampilan pribadi, keterampilan berfikir,
kebutuhan, kepentingan peserta didik, keterampilan sosial, keterampilan akademik.
berbudaya, berwawasan lingkungan dan Bentuk kegiatan yang dikembangkan meliputi
berpengetahuan global kegiatan Baca tulis Al Qur'an, mengakses
internet, karya ilmiah remaja, environmentalis
Berdasarkan prinsip ini, kegiatan club dan keolahragaan.
pembelajaran selalu ditekankan pada 5) Menyeluruh dan berkesinambungan
pengembangan potensi peserta didik agar Berdasarkan prinsip ini pengembangan
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kurikulum mencakup keseluruhan dimensi
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, aspek, kompetensi, bidang kajian keilmuan
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan dengan mengoptimalkan MGMP sekolah agar
warga negara yang demokratis, bertanggung muatan kurikulum saling berkesinambungan
jawab serta berbudaya lingkungan. Untuk antar jenjang kelas.
mewujudkan pencapaian kompetensi ini 6) Belajar sepanjang hayat
dikembangkan pembelajaran berbasis CTL, Berdasarkan prinsip ini pengembangan
pengajaran tim teaching dan pengembangan diri kurikulum selalu membudayakan dan
berupa keagamaan, keolahragaan, keilmuan dan memberdayakan peserta didik agar mau dan
kesenian. mampu belajar sepanjang hayat. Bentuk
2) Beragam dan terpadu kegiatan yang dikembangkan adalah
Berdasarkan prinsip ini kegiatan mengadakan kerja sama dengan pendidikan
pembelajaran maupun ekstrakurikuler nonformal dan informal serta kunjungan ke
dilaksanakan secara bervariasi dan terpadu tanpa lembaga lain yang terkait. Menyediakan akses
membedakan gender, status ekonomi, dan informasi dari bahan cetak, elektronika maupun
kondisi sosial peserta didik sehingga setiap internet di sekolah.
peserta didik berkesempatan mengikuti kegiatan 7) Seimbang antara kepentingan nasional
sesuai bakat, minat dan kebutuhannya. dan kepentingan daerah
3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu Berdasarkan prinsip ini kegiatan
pengetahuan teknologi dan seni pembelajaran dan kegiatan kurikuler selalu
Berdasarkan prinsip ini kegiatan ditekankan pada pemberdayaan potensi daerah
pembelajaran maupun ekstrakurikuler untuk memajukan kepentingan nasional. Bentuk
diupayakan memberikan pengalaman belajar kegiatan yang dilakukan menggalakkan
pada peserta didik dengan pemanfaatan kegiatan Lingkungan Hidup dan cinta daerah,
teknologi secara dinamis. Antara pemanfaatan seperti hutan sekolah, mading lingkungan,
l a b o r a t u r i u m I PA d a n B a h a s a s e r t a berbahasa Jawa, lomba pidato bahasa Jawa
mengoptimalkan penggunaan internet. maupun bahasa Indonesia.
4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan Berdasarkan prinsip-prinsip di atas dapat
Siti Nihlawati : Substansi Kebijakan 21

dikemukakan bahwa Kurikulum SMPN 2 n-perilaku-masyarakat-sadar-


Kebomas (1) relevan dengan konsep lingkungan/, diakses tanggal 12 Pebruari
desentralisasi pendidikan yang sejalan dengan 2011.
pelaksanaan otonomi daerah dan konsep
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang Kementerian Negara Lingkungan Hidup.
mencakup otonomi sekolah di (2010). Panduan Adiwiyata (Sekolah
dalamnya.Artinya, prinsip pengembangan Peduli dan Berbudaya Lingkungan).
relevan dengan tuntutan, kebutuhan, dan Jakarta.
perkembangan masyarakat. (2) Prinsip
fleksibelitas yaitu mempersiapkan peserta didik Moleong, L. J. (Ed.). (2010). Metodologi
untuk kehidupan kini dan mendatang. (3) Prinsip Penelitian Kualitatif. Bandung:
Kontinuitas, perkembangan dan proses belajar Rosdakarya.
peserta didik berkesinambungan antara satu
tingkat kelas dengan kelas lainnya, antara satu Munandar, A. (1997). Pedoman Pelaksanaan
jenjang pendidikan dengan jenjang lainnya. Pendidikan Kependudukan dan
Lingkungan Hidup. Jakarta: Dirjen
Dikdasmen PKLH.
KESIMPULAN
Berdasarkan paparan hasil analisis Sugiyono. (2008). Metode Penelitian
implementasi kebijakan kurikulum berbasis Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
lingkungan di SMPN 2 Kebomas Gresik, dapat Kualitatif, dan R&D. Bandung:
ditarik beberapa kesimpulan bahwa substansi Penerbit Alfabeta.
kebijakan kurikulum berbasis lingkungan di
SMPN 2 Kebomas yang berupa komponen dan Sukmadinata, N. S. (2010). Pengembangan
model pengembangan sudah memiliki Kurikulum, Teori dan Praktek. Bandung:
kesesuaian atau relevansi dalam dua hal, yaitu PT. Remaja Rosdakarya.
(1) kesesuaian antara kurikulum dengan
tuntutan, kebutuhan, kondisi, dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2
perkembangan masyarakat, dan (2) kesesuaian tahun 1998 tentang Sistem Pendidikan
antar komponen-komponen kurikulum, yaitu isi Nasional, (1992). Jakarta: Balai
sesuai dengan tujuan, proses sesuai dengan isi Pustaka.
dan tujuan, demikian juga evaluasi sesuai
dengan proses, isi dan tujuan kurikulum. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
20 tahun 2003 tentang Sistem
DAFTAR PUSTAKA Pendidikan Nasional, (2003).
Bandung: Citra Umbara.
Hadi, S. (2011). Pembentukan Perilaku
Masyarakat Sadar Lingkungan,
http://zona.uimadura.ac.id/pembentuka

Anda mungkin juga menyukai