Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS PROGRAM SEKOLAH DALAM MEMBENTUK KARAKTER

PEDULI LINGKUNGAN DI SDN 227 PALEMBANG

Oleh

S Indra

Nomor Induk Mahasiswa 2020143467


Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
2024
PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI

ANALISIS PROGRAM SEKOLAH DALAM MEMBENTUK KARAKTER

PEDULI LINGKUNGAN DI SDN 227 PALEMBANG

Oleh

Nama Mahasiswa : S Indra

NIM : 2020143467

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Menyetujui Palembang, Januari 2024

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Maharani Oktavia, M.Sc. PujiAyurachmawati, M.Pd.

Ketua Program Studi,

David Budi Irawan, M.Pd.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

TAHUN 2024
1. Latar Belakang

Lingkungan merujuk pada segala sesuatu yang ada di sekitar makhluk hidup,

lingkungan juga berperan dalam mencukupi dan mempengaruhi kehidupan

makhluk hidup tersebut baik secara langsung ataupun tidak langsung, termasuk

manusia. Ada dua jenis pembagian lingkungan, yang pertama adalah lingkungan

biotik yang terdiri dari makhluk hidup seperti tumbuhan, hewan dan manusia,

kemudian yang kedua adalah lingkungan abiotik yang meliputi air, tanah, udara,

gedung, meja dan berbagai benda mati lainnya (Wardani, 2020a). Kesadaran akan

pengaruh lingkungan terhadap kualitas hidup kita secara langsung dapat menjadi

salah satu alasan agar kita dapat lebih memperhatikan permasalahan lingkungan di

sekeliling kita. Untuk itu, pembiasaan dalam memelihara dan merawat lingkungan

di sekitar kita perlu ditanamkan dan dibangun sejak dini dengan harapan dapat

menyadarkan anak sejak kecil supaya dapat memiliki sifat peduli lingkungan dan

mulai menjaga kebersihan lingkungan di sekitarnya, salah satu instrument

penanaman sikap peduli lingungan tersebut adalah lewat Lembaga Pendidikan

seperti instansi sekolah dasar.

Kondisi lingkungan berkaitan sangat erat dengan perilaku manusia, oleh

karna itu pengembangan karakter peduli lingkungan dianggap sangat penting dan

menjadi salah satu rintangan yang paling signifikan di Lembaga Pendidikan.

Sentuhan Lembaga Pendidikan diharapkan dapat membantu membawa hasil yang

besar dalam menyukseskan tujuan membangun kesadaran masyarakat terhadap

lingkungan. Seperti yang telah ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Kebudayaan

Riset dan Teknologi Nomor 56 Tahun 2022 mengenai Pedoman Kurikulum dalam
upaya Pemulihan Pembelajaran. Pembentukan karakter siswa dirumuskan menjadi

18 nilai pembentukan karakter, salah satunya yaitu karakter peduli lingkungan.

Karakter peduli lingkungan merujuk pada sikap dan tindakan yang berupaya

untuk mencegah kerusakan alam, beberapa sekolah dapat mencegah permasalahan

tersebut dengan menerapkan kurikulum merdeka sebagai acuan dalam

mengembangkan proses penanaman pembentukan karakter peduli lingkungan

(Silvia & Tirtoni, 2023).

Kualitas lingkungan sekolah baik itu dari keasrian atau kebersihan,

merupakan tanggung jawab seluruh warga sekolah, mulai dari guru, staff, peserta

didik, bahkan sampai orang tua dirumah. Kondisi lingkungan sekolah yang bersih

dan elok diharapkan dapat melahirkan siswa yang bermutu dan memiliki wawasan

lingkungan, dengan memberikan lingkungan belajar yang nyaman dan juga

kondusif mendukung proses pembelajaran, serta dapat menerapkan nilai-nilai

tersebut di lingkungan sekolah ataupun masyarakat.

Melihat kondisi fisik SDN 227 Palembang yang sudah mencoba menerapkan

karakter peduli lingkungan melalui program-program yang dijalankan, lingkungan

sekolah SDN 227 terbilang bersih dan asri menunjukan adanya upaya dan

keberhasilan dalam penerapan program penanaman sikap peduli lingkungan,

peneliti tertarik untuk mengkaji dan meneliti mulai dari perencanaan, penerapan

hingga evaluasi program penanaman karakter peduli lingkungan di SDN 227

Palembang. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan apresisasi dan motivasi

kepada SDN 227 Palembang dan sekolah lainnya, juga dengan mengharapkan
nantinya sekolah-sekolah lain dapat mencontoh pendekatan yang digunakan di

SDN 227 Palembang, terutama dalam bidang penerapan karakter peduli lingkungan

dan menggunakan penelitian ini sebagai referensi atau bahan pertimbangan. Oleh

karena itu peneliti mengajukan “Analisis Program Sekolah dalam Membentuk

Karakter Peduli Lingkungan di SDN 227 Palembang” sebagai judul penelitian.

2. Fokus dan Sub Fokus Penelitian

a. Fokus Penelitian : Pendidikan Karakter

b. Sub Fokus Penelitian : Karakter Peduli Lingkungan

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan rumusan permasalahan

yaitu: Bagaimana Gambaran Program Sekolah dalam Membentuk Karakter Peduli

Lingkungan di SDN 227 Palembang?

4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian Analisis Program Sekolah dalam Membentuk

Karakter Peduli Lingkungan di SDN 227 Palembang, yaitu:

a. Mendeskripsikan Program Sekolah dalam Membentuk Karakter

Peduli Lingkungan di SDN 227 Palembang

b. Mengetahui Gambaran Program Sekolah dalam Membentuk Karakter

Peduli Lingungan di SDN 227 Palembang


5. Manfaat Penelitian

a. Secara Teoritis, dapat menjadi sarana menambah informasi, variasi data

dan wawasan ilmu pengetahuan Mengenai Program Sekolah dalam

Membentuk Karakter Peduli Lingkungan.

b. Secara Praktis

1. Bagi peserta didik, agar dapat mengetahui dasar dan motivasi

mengenai program-program yang diterapkan di sekolah secara lebih

mendalam.

2. Bagi peneliti, yaitu untuk menambah wawasan dan pengetahuan

mengenai Program Sekolah dalam Membentuk Karakter Peduli

Lingkungan, terutama di SDN 227 Palembang

3. Bagi peneliti lanjutan, penelitian ini agar dapat digunakan sebagai

pertimbangan dan panduan awal dalam memahami Program-

Program Sekolah terutama dalam upaya Membentuk Karakter

Peduli Lingkungan.

6. Tinjauan Pustaka

a. Kajian Teori

1) Lingkungan Hidup

Secara umum lingkungan adalah segala benda, kondisi, pengaruh dan keadaan

yang ada dalam tempat yang kita tempatim dan dapat mempengarubi. Lingkungan

hidup mencakup seluruh faktor eksternal yang mempengaruhi organisme, faktor ini
berupa organisme hidup (faktor biotik) atau yang tidak hidup (faktor abiotik). Dari

faktor itulah kemudian dapat dilihat dua komponen pembentuk suatu lingkungan,

yaitu: 1) Biotik mencakup makhluk hidup (Organisme), dan 2) Abiotik mencakup

energi, bahan kimia, dan lainnya (Wihardjo & Rahmayanti, 2021).

Adapun menurut Munadjat Danisaputro, ada komponen lain pembentuk

lingkungan, lingkungan sosial yang dibagi menjadi 3, yaitu;

a. Lingkungan fisiosoial yang meliputi kebudaayan yang bersifat

materiil (alat), seperti mesin, gedung dan lainnya

b. Lingkungan biososial, yaitu mendeskripsikan interaksi manusia

dengan sesama, dan semua bahan bersumber organik yang

diperlukan manusia.

c. Lingkungan psiokososial mencakup batin dan tabiat manusia,

meliputi sikap, keinginan, pandangan dan keyakinan, seperti

agama, kebiasaan, bahasa dan lain-lain (Masbullah & Bahri,

n.d.).

Dalam pengertian keseimbangan alam, dinyatakan bahwa seimbangnya

ekosistem bukan berarti ekosistem itu tidak berubah, Komunitas makhluk hidup

akan secara aktif selalu berubah dan mengubah komponen lingkungannya

(Wihardjo & Rahmayanti, 2021) .

Pendidikan lingkungan menjadi salah satu dari banyak faktor penting untuk

mencegah rusaknya lingkungan hidup, juga sebagai sarana yang penting dalam

membentuk SDA yang memiliki prinsip pembangungan berkelanjutan. Pendidikan

lingkungan juga dilakukan dengan harapan dapat meningkatkan pemahaman


masyarakat akan pemecahan masalah lingkungan dan mencegahnya (Dahnial,

2020).

Dapat disimpulkan bahwa lingkungan akan selalu berubah dengan adanya

interaksi dari makhluk hidup disekitarnya. Manusia sebagai makhluk hidup yang

memiliki kecerdasan dapat berperan besar dalam perubahan lingkungan ini ke arah

yang melestarikan atau merusak.

2) Kurikulum Merdeka

Alexander Menyatakan bahwa kurikulum berfungsi untuk penyesuaian,

persiapan dan pengintegrasi, menjadikan kurikulum salah satu pembentuk utama

yang penting dalam pendidikan (Angga et al., 2022).

Kurikulum adalah acuan pelaksanaan proses pendidikan dan sebagai salah

satu alat mencapat tujuan pendidikan, oleh karna itu kurikulum tidak dapat

dianggap remeh melainkan tempat acuan yang kuat dan valid bagi para pelaksana

pendidikan dalam melaksanakan proses pendidikan (Angga et al., 2022).

Kurikulum Merdeka digagas dalam rangka transformasi pendidikan di

Indonesia, dengan tujuan mencetak generasi yang unggul di masa depan. Selaras

dengan yang dinyatakan Saleh, bahwa Kurikulum Merdeka Belajar adalah program

dalam menggali potensi para pengajar dan juga peserta didik dengan memberi

kesempatan mereka berinovasi meningkatkan kualitas belajar di kelas dengan

memperhatikan kondisi masing-masing situasi (Saleh, 2020). Kurikulum Merdeka

dirancang oleh Mendikbudristek tidak untuk mengubah K13 namun

menyempurnakan implementasi K13.


Dari uraian sebelumnya, disimpulkan bahwa kurikulum memiliki peran yang

besar dalam merancang dan menjadi acuan pembelajaran, oleh karna itu orientasi

kurikulum perlu dirancang dengan memperhatikan aspek-aspek yang vital.

Penerapan kurikulum juga hendaknya dijalankan dengan memperhatikan potensi

dan ketersediaan sumber daya di sekitar pembelajaran berlangsung.

3) Pendidikan Karakter dan Peduli Lingkungan

Megawangi (2013) mengemukakan bahwa pendidikan karakter merupakan

bentuk usaha membentuk peserta didik agar mampu mengambil keputusan yang

tepat dan mampu mengimplementasikannya dalam kehidupan bermasyarakat.

Pendidikan karakter sebagai upaya untuk mengenalkan, membiasakan dan

mengembangkan nilai_nilai positif kepada peserta didik agar nantinya menjadi

pribadi dengan kebiasaan yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat maupun

lingkungan di sekitarnya. Sedangkan Koesoma (2010) menyatakan bahwa

pendidikan karakter merupakan sebuah nilai untuk dipahami dan didalami sebaik-

baiknya supaya hidup dalam masyarakat dapat terbangun dan berjalan dengan

damai (Syaumi et al., 2022).

Dalam kepentingan pendidikan karakter, segala kepentingan yang terlibat

berusaha menciptakan kesinambungan dan keharmonisan dengan lingkungan, baik

dari pihak keluarga, sekolah dan juga masyarakat, memegang peranan yang penting

dalam memperkuat karakter dan mental generasi selanjutnya (Chan et al., 2019).

Pemerintah Indonesia dalam Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan

Riset dan Teknologi Nomor 56 Tahun 2022. Tentang Pedoman Penerapan


Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran. (Peraturan Pemerintah RI,

2022), merumuskan terdapat 18 poin-poin nilai yang membentuk karakter peserta

didik, salah satu dari nilai-nilai tersebut adalah karakter peduli lingkungan, karakter

peduli lingkungan mengacu pada sikap dan tindakan pencegahan kerusakan alam

dan memperbaiki kerusakan yang terjadi.

(Peraturan Pemerintah RI, 2018) menegaskan indikator-indikator yang telah

ditetapkan untuk melihat keberhasilan sekolah dalam implementasi pendidikan

karakter khususnya karakter peduli lingkungan, yaitu; tersedianya tempat

membuang sampah, tempat cuci tangan, air dan kamar mandi yang bersih,

membiasakan memelihara kebersihan dan kelestarian lingkungan, hemat energi dan

membuatkan biopori di lingkungan sekolah.

Adapun indikator-indikator keberasilan penanaman pendidikan karakter

peduli lingkungan pada peserta didik menurut Hariyanti (2017) adalah berupa;

peserta didik mampu membedakan jenis sampah dan membuang sampah pada

tempatnya, membersihkan lingkungan sekolah seperti halaman dan kamar mandi

dan mendaur ulang sampah menjadi barang bernilai (Silvia & Tirtoni, 2023).

Pendidikan karakter dengan kata lain merupakan sarana membentuk dan

menyelamatkan generasi muda dengan menuntun mereka memahami nilai-nilai

positif dalam kehidupan. Pendidikan karakter merupakan proses yang panjang dan

mendalam agar individu dapat menerapkannya baik dengan atau tanpa pengawasan

orang lain, sehingga kegiatan merawat lingkungan hidup dapat terwujudkan dengan

rasa tanggung jawab bersama dan dapat terjaga dengan baik.


4) Program Sekolah

Program adalah pernyataan yang merangkum harapan atau tujuan yang

saling tergantung dan terkait satu sama lain, dengan tujuan mencapai suatu sasaran

tertentu. Umumnya, suatu program mencakup semua kegiatan yang tergabung

dalam satu unit administrasi atau tujuan-tujuan yang saling terkait dan melengkapi,

yang semuanya harus dilaksanakan secara bersamaan atau berurutan (Muhaimin,

2015).

Program biasanya dikaitkan dengan perencanaan, merupakan gambaran

kegiatan mencakupi siapa yang bertanggung jawab, apa faktor pengaruhnya,

alokasi sumber daya seperti waktu dan dana. Perencanaan yang matang dan jelas

akan mempermudah pelaksanaan dan melihat perkembangan program tersebut.

Selain dari perencanaan, ada hal lain yang menjadi bagian penting dalam

program secara keseluruhan yaitu evaluasi. Evaluasi disimpulkan sebagai sebuah

proses pencarian data, data atau informasi tersebut kemudian disesuaikan dengan

kriteria dan tujuan yang telah ditetapkan (Munthe, 2020). Evaluasi diadakan

sebagai sarana memberikan masukan, pengkajian dan pertimbangan menentukan

arah program apakah perlu adanya penyesuaian, layak diteruskan atau perlu

dihentikan.

Dari uraian diatas, program sekolah dapat disimpulkan sebagai seluruh

perencanaan dan pengambilan keputusan dalam meraih tujuan pendidikan.

Perencanaan dan evaluasi program ditentukan berdasarkan potensi, sumber daya

dan espektasi tujuan sekolah baik secara lokal maupun keseluruhan, juga dapat

berubah sesuai dengan kondisi seiring berjalannya program.


b. Kajian Terdahulu yang Relevan

No Judul Penulis Tujuan Keterangan

1 Menanamkan Jasmana Penelitian ini Dipublikasikan Di

Pendidikan Karakter bertujuan untuk Jurnal Inovasi

Melalui Kegiatan mendeskripsikan Pendidikan Dasar.

Pembiasaan di SD program pembiasaan Volume 1, Nomor

Negeri 2 Tambakan yang dilakukan di SD 4, Oktober 2021

Kecamatan Gubug Negeri 2 Tambakan

Kabupaten Grobogan

2 Analisis Program Anggraeni Penelitian ini Dipublikasikan Di

Sekolah Adiwiyata bertujuan untuk Jurnal Perseda

dalam Membentuk meneliti lebih dalam VOL. IV, No 2,

Karakter Peduli mengenai pelaksanaan Agustus 2021

Lingkungan di SD program sekolah

Negeri 1 Purbalingga adiwiyata dalam

Kidul Kabupaten membentuk karakter

Purbalingga. peduli lingkungan di

SD Negeri 1

Purbalingga

Kabupaten

Purbalingga.
3 Analisis Implementasi Wardani Penelitian ini Dipublikasikan Di

Program Adiwiyata bertujuan untuk Southeast Asian

dalam Membangun melihat apakah siswa Journal of Islamic

Karakter Peduli memiliki karakter Education

Lingkungan (Studi peduli Management, Vol.

Kasus di MIN 1 lingkungan agar 1, No. 1, Desember

Ponorogo) terbiasa hidup bersih 2019

dan sehat.

4 Analisis Karakter Siskayanti & Tujuan Penelitian ini Dipublikasikan di

Peduli Lingkungan Chastanti adalah untuk Jurnal Basicedu,

pada Siswa Sekolah mengetahui karakter Volume 6, Nomor

Dasar peduli lingkungan 2, Tahun 2022

siswa kelas V dalam

membuang sampah

pada tempatnya

c. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan dasar proyek penelitian, dengan

pengembangan dan uraian hubungan-hubungan antar variable, disusun untuk

mendapat rumusan hipotesis. Kerangka berpikir yang baik hendaknya lengkap

meliputi konsep variable yang ada dalam permasalahan penelitiannya (Zakariah et

al., 2020).
Kerangka berpikir dibuat untuk mempermudah melihat hubungan dan

keterkaitan antar variabel yang ada dalam proyek penelitian sehingga dapat

menentukan pendekatan yang paling tepat dapat digunakan antar variabel.

Berdasarkan uraian diatas, kerangka berpikir dalam proposal penelitian ini dapat

digambarkan seperti berikut:

Per UU

Kurikulum

K13 KUMER

Pendidikan Karakter

Program Sekolah

Guru

Siswa

Hasil Program/
Lingkungan
7. Metodologi Penelitian

a. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian akan berlokasi di lingkungan instansi sekolah, tepatnya di SD

Negeri 227 Palembang, Jl. Tegal Binangun, Plaju Darat, Kec. Plaju,

Kota Palembang Prov. Sumatera Selatan. Lokasi penelitian ini nantinya akan

digunakan sebagai tempat mencari data-data yang diperlukan dalam penelitian ini.

Waktu penelitian dimulai dari diterimanya judul, penyususanan rencana

penelitian dan pembuatan proposal pada bulan Januari 2024 hingga dengan bulan

(???) 2024. Lalu dilanjutkan dengan proses pengumpulan data, analisis data dan

penyusunan laporan penelitian.

b. Objek dan Informan Peneliti

Objek penelitian berupa program yang diterapkan dalam membentuk

Karakter Peduli Lingkungan di SDN 227 Palembang, dengan narasumber atau

informan adalah staff dan guru dari sekolah tersebut. Objek penelitian ini dipilih

karena dirasa telah menunjukan hasil yang nyata dari penerapan karakter peduli

lingungan hidup dari kebersihan dan keindahan lingkungan sekolah, objek

penelitian juga memiliki potensi untuk menjadi motivasi dan referensi bagi

sekolah lain, juga memberikan kesempatan apresiasi atas hasil dari program

tersebut.

c. Metode Penelitian dan Alasan Menggunakan Metode

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. (Sukardi,

2021)mengemukakan bahwa metode ini menggambarkan atau mewakili objek


dalam bentuk abstrak atau konkret. Pengumpulan data dilakukan melalui

observasi dan dokumentasi yang mendukung analisis representasi ciri kearifan.

Metode kualitatif memperlakukan data sebagai sesuatu yang bermakna

secara intrinsik. Dengan demikian, data yang ada dalam penelitian kualitatif

bersifat “lunak” dan tidak lengkap, dan seorang peneliti kualitatif tidak akan

pernah mampu mengungkapkan semuanya secara sempurna. Namun demikian,

data yang ada dalam penelitian kualitatif bersifat empiris, terdiri dari dokumentasi

peristiwa yang beragam, rekaman dari setiap ucapan, kata dan gestures dari objek

kajian dan narasumber juga tingkah laku yang spesifik, dokumen-dokumen

tertulis, serta berbagai gambaran visual yang ada dalam sebuah fenomena sosial

(Neuman, 2019).

Style penelitian kualitatif berusaha mengkonstruksi realitas dan memahami

maknanya. Sehingga, penelitian kualitatif biasanya sangat memperhatikan proses

dan peristiwa.

Metode ini digunakan karena peneliti berusaha mendeskripsikan gambaran

dari program sekolah dalam menanamkan sikap Peduli Lingkungan yang mana

pendekatan program antar sekolah memiliki karakteristik tersendiri dan

kecocokan dengan lingkungannya.

d. Jenis Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data deskriptif, data

deskriptif tidak dapat diukur secara numerik namun dapat memberikan insight

atau gambaran yang mendalam mengenai suatu peristiwa atau fenomena (Patton,

2014). Data kualitatif terbentuk dari deskripsi dan presentasi peristiwa yang
diperoleh melalui pendekatan observasi, wawancara dan analisis dokumen

(Creswell & Poth, 2016). Jenis data ini memungkinan peneliti menjelajahi dan

memahami konteks, makna serta pengalaman yang mempengaruhi dan berkaitan

dengan objek penelitian.

Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk menggambarkan bagaimana

program dibentuk dan dilaksanan dalam menanamkan pemahaman karakter peduli

lingkungan, deskripsi yang mendalam mengenai program dan hasilnya diperlukan

agar peneliti dapat memberikan pemahaman mendalam mengenai objek yang

diteliti serta mengeksplorasi keragaman sutuasi serta memahami konteks sosial di

sekitarnya agar dapat dimengerti dengan baik.

e. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa;

1. Observasi Lapangan

Observasi lapangan merupakan salah satu teknik pengumpulan

data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ilmiah untuk memahami

fenomena yang diamati secara langsung di tempat kejadian.

(Hammersley & Atkinson, 2019) mendeskripsikan observasi

sebagai sebuah proses pengumpulan data yang dilakukan dengan

sistematis mengamati dan mencatat perilaku, interaksi, dan kegiatan

yang terjadi dalam lingkungan alami responden atau objek penelitian.


2. Wawancara

Salah satu teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif

yang paling umum digunakan adalah wawancara. Dalam wawancara,

peneliti berinteraksi langsung dengan responden untuk mendapatkan

pemahaman yang lebih mendalam tentang pandangan, pengalaman, dan

persepsi mereka terkait dengan topik penelitian (Seidman, 2013).

Wawancara memungkinkan peneliti untuk mengeksplorasi berbagai

aspek dari fenomena yang diteliti dengan lebih detail, serta memperoleh

informasi yang relevan dan kontekstual.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan proses mencatat informasi yang diamati

langsung di tempat penelitian oleh peneliti, mencakup segala bentuk

catatan jurnal seperti foto, video atau rekaman audio yang dapat

mendeskripsikan peristiwa yang sedang diamati. Dokumentasi lapangan

memungkinkan peneliti untuk merekam data penelitian sebagai bukti

konkrit yang dapat disajikan kepada pihak lain untuk divalidasi ulang

(Flick, 2022).

4. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan tahap penting dalam proses penelitian

ilmiah yang memungkinkan peneliti untuk memperkuat landasan

teoritis, menemukan kerentanan dalam pengetahuan yang ada, dan

mengidentifikasi arah penelitian yang lebih lanjut. Studi Pustaka

merujuk pada proses pengecekan dan evaluasi sumber-sumber yang


relevan dengan topik yang tengah diteliti (Papaioannou et al., 2016).

Melalui studi pustaka peneliti dapat mengetahui pengaruh dan validitas

pengetahuan yang ada, studi pustaka juga memungkinkan peneliti

menentukan relevansi dan keandalan sumber-sumber yang digunakan

dalam penelitiannya (Papaioannou et al., 2016).

f. Teknik Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif, keabsahan data penting unduk dipastikan agar

temuan dan interpretasi yang dihasilkan dapat diandalkan. Keabsahan data dalam

penelitian kualitatif mencakup berbagai teknik yang digunakan untuk memastikan

integritas dan keandalan data yang dikumpulkan dan dianalisis.

Triangulasi merupakan salah satu teknik dalam memastikan keabsahan data,

menurut (Braun & Clarke, 2019) triangluasi melibatkan penggunaan beberapa

metode atau sumber data untuk mengkonfirmasi temuan atau interpretasi yang

dihasilkan dalam penelitian, melibatkn partisipan yang berbeda atau peneliti yang

independent.

Jenis-jenis triangulasi Menurut (Braun & Clarke, 2019) adalah sebagai

berikut:

1. Triangulasi Sumber

Melibatkan penggunaan beberapa sumber data atau metode pengumpulan

data yang berbeda untuk mengecek validasi temuan atau interpretasi dalam

penelitian.
2. Triangulasi Waktu

Menggunakan beberapa titik waktu atau periode waktu yang berbeda untuk

memperkuat temuan atau interpretasi dengan mempertimbangkan perbedaan

waktu dan konteks.

3. Triangulasi Teori

Menerapkan beberapa kerangka teoretis atau pendekatan konseptual yang

berbeda untuk menganalisis data guna memperoleh pemahaman yang lebih

komprehensif tentang fenomena yang diteliti.

4. Triangulasi Peneliti

Melibatkan beberapa peneliti independen atau tim peneliti yang bekerja

bersama atau secara terpisah untuk menganalisis dan menafsirkan data, dengan

tujuan memperkuat keandalan dan validitas temuan.

g. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif melibatkan proses sistematis pemeriksaan dan

interpretasi data, dalam penelitian ini data non-numerik seperti teks, gambar atau

hasil observasi untuk mengidentifikasi pola, tema dan wawasan (Braun & Clarke,

2019). Analisis tematis melibatkan identifikasi pola atau tema dalam data

kualitatif melalui proses pengelompokan informasi, digunakan untuk mengenali

suatu gagasan, konsep ataupun topik yang kemudian dikelompokan menjadi tema

yang bermakna (Braun & Clarke, 2019).


Analisis data kualitatif memiliki peran yang penting dalam memahami suatu

fenomena, menghasilkan kesimpulan penelitian dan menginformasikan

pengembangan teori penelitian, dengan menganalisis data kualitatif secara

sistematis, peneliti dapat mengungkapkan pemahaman yang mendalam mengenai

perilaku manusia, pengalaman dan fenomena sosial yang terjadi (Braun & Clarke,

2019).

h. Jadwal Kerja

Desember Januari Februari Maret April


No Uraian 2023 2024 2024 2024 2024
Kegiatan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 12 3 4 5 1 2 3 4

1 Usul judul

2 Menyusun
proposal
Seminar
3 Proposal

4 BAB I

5 BAB II

6 BAB III

7 BAB IV

8 BAB V

9 Abstrak

10 Ujian
Skripsi
DAFTAR PUSTAKA

Angga, A., Suryana, C., Nurwahidah, I., Hernawan, A. H., & Prihantini, P. (2022).
Komparasi Implementasi Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar
Kabupaten Garut. Jurnal Basicedu, 6(4), 5877–5889.

Anggraeni, F. T. (2021). Analisis Program Sekolah Adiwiyata Dalam Membentuk Karakter


Peduli Lingkungan Di SD Negeri 1 Purbalingga Kidul Kabupaten Purbalingga.

Braun, V., & Clarke, V. (2019). Reflecting on reflexive thematic analysis. Qualitative
Research in Sport, Exercise and Health, 11(4), 589–597.

Chan, F., Kurniawan, A. R., Oktavia, A., Dewi, L. C., Sari, A., Khairadi, A. P., & Piolita, S.
(2019). Gerakan Peduli Lingkungan Di Sekolah Dasar. Adi Widya: Jurnal Pendidikan
Dasar, 4(2), 190–197.

Creswell, J. W., & Poth, C. N. (2016). Qualitative inquiry and research design: Choosing
among five approaches. Sage publications.

Dahnial, I. (2020). Penerapan model pembelajaran picture and picture terhadap


pendidikan lingkungan hidup (PLH) untuk meningkatkan komptensi guru di SD
negeri sekecamatan STABAT. Jurnal Berbasis Sosial, 1(1), 81–90.

Flick, U. (2022). The SAGE handbook of qualitative Research Design. Sage.

Hammersley, M., & Atkinson, P. (2019). Ethnography: Principles in practice. Routledge.

Jasmana, J. (2021). Menanamkan Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Pembiasaan Di


Sd Negeri 2 Tambakan Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. ELEMENTARY:
Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar, 1(4), 164–172.

Masbullah, S. A. W., & Bahri, S. Y. (n.d.). Gotong Royong Membersihkan Kawasan Wisata
Di Pantai Kerakat Desa Pohgading Timur.

Muhaimin, M. A. (2015). Manajemen Pendidikan (Aplikasinya dalam Penyusunan


Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah). Prenada Media.

Munthe, A. P. (2020). Pentingnya Evaluasi Program Di Institusi Pendidikan: Sebuah


Pengantar, Pengertian, Tujuan, dan Manfaat.: hlm 7. Diakses Pada Tanggal, 14.

Neuman, W. L. (2019). Social research methods. Pearson.

Papaioannou, D., Sutton, A., & Booth, A. (2016). Systematic approaches to a successful
literature review. Systematic Approaches to a Successful Literature Review, 1–336.

Patton, M. Q. (2014). Qualitative research & evaluation methods: Integrating theory and
practice. Sage publications.
Peraturan Pemerintah RI. (2018). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia No 20 Tahun 2018. Tentang Penguatan Pendidikan Karakter
Pada Satuan Pendidikan Formal.

Peraturan Pemerintah RI. (2022). Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan
Teknologi Nomor 56 Tahun 2022. Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam
Rangka Pemulihan Pembelajaran.

Saleh, M. (2020). Merdeka belajar di tengah pandemi Covid-19. Prosiding Seminar


Nasional Hardiknas, 1, 51–56.

Silvia, E. D. E., & Tirtoni, F. (2023). Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Berbasis
Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan di Sekolah Adiwiyata. Visipena, 13(2), 130–
144.

Siskayanti, J., & Chastanti, I. (2022). Analisis Karakter Peduli Lingkungan pada Siswa
Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 6(2), 1508–1516.

Sukardi, H. M. (2021). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi Dan Praktiknya


(Edisi Revisi). Bumi Aksara.

Syaumi, I. K., Adi, W. P. S., Arifin, M. H., & Wahyuningsih, Y. (2022). Implementasi
Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran IPS di SD. Jurnal Pendidikan Tambusai,
6(1), 4277–4281.

Wardani, D. N. K. (2020a). Analisis Implementasi Program Adiwiyata dalam Membangun


Karakter Peduli Lingkungan. Southeast Asian Journal of Islamic Education
Management, 1(1), 60–73.

Wardani, D. N. K. (2020b). Analisis Implementasi Program Adiwiyata dalam Membangun


Karakter Peduli Lingkungan. Southeast Asian Journal of Islamic Education
Management, 1(1), 60–73.

Wihardjo, R. S. D., & Rahmayanti, H. (2021). Pendidikan Lingkungan Hidup. Penerbit


NEM.

Zakariah, M. A., Afriani, V., & Zakariah, K. H. M. (2020). METODOLOGI PENELITIAN


KUALITATIF, KUANTITATIF, ACTION RESEARCH, RESEARCH AND DEVELOPMENT (R n
D). Yayasan Pondok Pesantren Al Mawaddah Warrahmah Kolaka.

Anda mungkin juga menyukai