Anda di halaman 1dari 10

1.

424 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 15 Tahun ke-8 2019

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN


SISWA SD BAKALAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL

IMPLEMENTATIONOF CHARACTER EDUCATIONENVIRONMENTAL CARESTUDENTS


BAKALAN ELEMENTARY SCHOOL SEWON SUB-DISTRICT BANTUL DISTRICTS

Oleh: Rizki Aprilia Saputri, PGSD/PSD, rizkiaprilia240@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan
siswa SD Bakalan yang sudah mendapatkan piagam Adiwiyata tingkat provinsil dan menuju Adiwiyata tingkat
nasional. Penelitiaan ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis deskriptif. Subjek utama dalam penelitian ini
adalah kepala sekolah dan guru. Sedangkan sumber data pendukung dalam penelitian ini untuk memperkuat hasil
penelitian meliputi dua siswa kelas IV, dua siswa kelas V, dan dua siswa kelas VI. Objek penelitian ini berupa peduli
lingkungan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara mendalam, dokumentasi,
dan catatan lapangan. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Pengujian keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Berdasarkan hasil
penelitian, implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan siswa dapat dijabarkan dalam empat aspek yaitu: (1)
tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan lingkungan, (2) tindakan yang selalu berupaya mengembangkan
upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang terjadi, (3) strategi implementasi karakter peduli lingkungan
melalui program pengembangan diri, dan (4) strategi implementasi karakter peduli lingkungan melalui budaya
sekolah. Seluruh warga sekolah ikut serta dalam implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan.

Kata kunci: pendidikan karakter, peduli lingkungan

Abstract
This study aims to describe the form of implementation of character care education in the environment at
Bakalan Elementary School, which has received the provincial level Adiwiyata charter and towards the national
level Adiwiyata.This research uses a descriptive qualitative approach. The main subjects in this study were principals
and teachers. While the supporting data sources in this study to strengthen the results of the study included two fourth
grade students, two five grade students, and two six grade students. The object of this research is environmental care.
Data collection techniques in this study were observation, in-depth interviews, documentation, and field notes. Data
analysis techniques used are data reduction, data presentation, and conclusion. Testing the validity of the data using
source triangulation and technique triangulation.Based on the results of the study, the implementation of character
education on the environment of students can be described in four aspects, namely; (1) actions that always strive to
prevent environmental damage, (2) actions that always strive to develop efforts to repair natural damage that occur,
(3) strategies the implementation of the character of environmental care through self-development programs, and
(4) the strategy of implementing the character of environmental care through school culture. All school members
participate in the implementation of environmental care character education.

Keywords: character education, environmental care

PENDAHULUAN
Pembentukan karakter merupakan salah agar pendidikan tidak hanya membentuk insan
satu tujuan pendidikan nasional Indonesia. Pasal Indonesia yang cerdas, tetapi juga berkepribadian
1 UU Sisdiknas tahun 2003, menyatakan bahwa Sudah semestinya pendidikan mampu
diantara tujuan pendidikan nasional adalah mewujudkan jiwa kemanusiaan yang atau
mengembangkan potensi siswa untuk memiliki berkarakter. Hal ini juga yang menjadi alasan
kecerdasan, kepribadian, dan akhlak mulia. beberapa sekolah menekankan kepribadian dalam
Amanah UU Sisdiknas tahun 2003 bermaksud memajukan sekolahnya. Dalam setiap proses
Implementasi Pendidikan Karakter .... (Rizki Aprilia Saputri) 1.425

akademik maupun non akademik kepribadian Berangkat dari permasalahan lingkungan


menjadi sorotan yang sangat penting. yang terjadi, sekolah adalah wadah yang tepat
Kepribadian akan mempengaruhi cara untuk membangun karakter peduli lingkungan
setiap orang dalam berprilaku sehari-hari dalam dalam diri siswa. Sekolah harus mampu
segala bidang. Perilaku destruktif terhadap alam memberikan pengalaman belajar kepada siswa
mengindikasikan terjadinya degradasi moral dan memberikan motivasi yang positif dalam diri
manusia terhadap alam. Degradasi moral yang siswa agar kelestarian lingkungan hidup tetap
dimaksud menunjuk pada sikap atau perilaku berkelanjutan. Katakter peduli lingkungan dapat
peduli terhadap lingkungan. Perilaku siswa di ditanamkan berdasarkan kurikulum sekolah
sekolah sangat beragam. Beberapa anak sudah maupun program-program sekolah. Kementerian
sadar akan perilaku menjaga lingkungan disekitar Pendidikan Nasional (2010: 15) mengemukakan
mereka, namun ada juga yang masih kurang upaya penanaman pendidikan karakter peduli
peduli dengan kebersihan lingkungan sekitar. Hal lingkungan melalui kurikulum sekolah dan proses
ini dapat terlihat dari kebersihan ruang kelas dan pembelajaran. Cara untuk menanamkan karakter
tempat sampah. Siswa tidak menggindahkan peduli lingkungan salah satunya seperti yang
kerapian kelas yang mereka tempati. Alat-alat tertuang dalam Undang-Undang Republik
kebersihan dilemparkan begitu saja dan tidak Indonesia No. 32 Tahun 2009 tentang
meletakkan sesuai pada tempatnya. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Perilaku kecil seperti membuang sampah yakni melalui kesehatan lingkungan sekolah.
tidak pada tempatnya akan mengakibatkan Pemerintah telah berupaya dalam
permasalahan lingkungan yang sangat besar. menyikapi masalah terkait lingkungan dengan
Sekecil apapun ketidak pedulian kita terhadap pencegahan sejak dini. Hal ini ditunjukkan
lingkungan akan berdampak besar dalam dengan adanya kesepakatan bersama yang telah
kehidupan kita. Tempat sampah tertata dengan dibangung oleh Mentri Lingkungan Hidup dan
rapi dan ada pemisahan jenis sampah di SD Mentri Pendidikan Nasional tentang “Pendidikan
Bakalan. Siswa ditanamkan karakter untuk selalu Lingkungan Hidup”, yang diikuti dengan langkah
membuang sampah pada tempatnya. Namun pemberian Pendidikan Lingkungan Hidup bagi
ketika dilihat pada tempat sampah ternyata lembaga-lembaga pendidikan. Namun
didapati bahwa sampahnya masih menjadi satu kenyataannya, upaya pemerintah tersebut tidak
belum ada pemilahan jenis sampah. Siswa mendapat dukungan dari para penyelenggara dan
selayaknya peduli dengan lingkungan disekitar pelaksana pendidikan. Kebersamanaan warga
mereka. Petugas piket sebagai satu langkah kecil sekolah sangat diperlukan dalam mewujudkan
peduli lingkungan sudah berjalan dengan baik. lembaga pendidikan yang peduli lingkungan.
Beberapa siswa ada yang tidak melaksanakan Siswa yang membuang sampah sembarangan
piket karena lupa dan ada juga yang sengaja tidak tidak tumbuh kesadaran karena sebagian warga
melaksanakan piket. sekolah lainnya dibiarkan dan tidak ditegur.
1.426 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 15 Tahun ke-8 2019

Berkaitan dengan kurang kepedulian juga pengadaan biopori untuk memperlancar resapan
berakibat kurang dipahaminya tujuan sekolah air, dan pembuatan pupuk kompos oleh warga
peduli lingkungan meskipun telah menerima sekolah. Jadwal piket kebersihan kelas sudah
sosialisasi. dibuat dengan baik sesuai dengan kesepakatan
Pemerintah berupaya merangsang minat kelas. Lingkungan sekolah sudah sangat
warga sekolah untuk bersungguh-sungguh mendukung sikap peduli terhadap lingkungan.
menumbuhkan semangat peduli lingkungan, Banyak tanaman di halaman sekolah dan samping
dengan memberikan penghargaan sekolah sekolah. Pemanfaatkan sampah menjadi kerajinan
Adiwiyata dan dirangking berdasarkan kriteria- oleh siswa banyak dipajang di depan kelas
kriteria yang telah ditetapkan. Berdasarkan sebagai bentuk apresiasi dan sebagai hiasan di
Keputusan Gubernur Daerah Istimewa sekolah.
Yogyakarta Nomor 196/ KEP/ 2018 tentang Pemanfaat sampah bekas menjadi
Peringkat Sekolah Adiwiyata Tingkat Provinsi kerajinan biasanya dilakukan oleh kelas tinggi.
Tahun 2018, lembaga pendidikan dasar yang Disini peneliti melakukan penelitian di kelas IV
berhasil mendapat penghargaan “Sekolah dimana karakteristik siswa sudah sangat luas dan
Adiwiyata Provinsi tahun 2018”, salah satunya komplek. Rasa ingin tahunya sangat tinggi
adalah SD Bakalan, Bantul yang memperoleh sehingga siswa mampu berpikir keras dan
peringkat ke tiga di tingkat tersebut. Penghargaan berupaya bagaimana untuk menjadikan barang
tersebut bukanlah sesuatu yang mudah didapat, bekas menjadi barang yang dapat berguna. Sudah
tentunya harus melalui serangkaian tahap uji bisa membedakan mana yang baik dan mana yang
seleksi yang ditetapkan oleh Dewan buruk. Walaupun masih perlu adanya bimbingan
Pertimbangan Adiwiyata tingkat kabupaten untuk dari guru dan warga sekolah yang lain dalam
dapat menjadi Sekolah Adiwiyata Kabupaten, pemanfaatan barang bekas tersebut.
yang seterusnya juga harus menjalani uji seleksi Penanaman karakter peduli lingkungan
dari Dewan pertimbangan Adiwiyata tingkat juga dilakukan dengan membiasakan siswa untuk
Provinsi untuk menyandang predikat Sekolah mencuci tangan sebelum dan sesudah makan,
Adiwiyata Provinsi. Data terbaru SD Bakalan serta sesudah pergi ke kamar mandi. Siswa juga
sedang dalam proses maju menuju Sekolah dibiasakan untuk menjaga kebersihan kamar
Adiwiyata tingkat Nasional. Warga sekolah mandi. Kebersihan sekolah menjadi tanggung
bekerja sama untuk terus berkomitmen dalam jawab seluruh warga sekolah tanpa terkecuali.
mendidik generasi penerus yang berbudaya dan Kebersihan fasilitas penunjang penanaman
peduli lingkungan. karakter peduli lingkungan juga memiliki peranan
Berdasarkan wawancara dan observasi penting dalam penanaman karakter peduli
yang peneliti lakukan, penerapan karakter peduli lingkungan. Oleh karena itu peneliti mengkaji
lingkungan ditekankan pada pengolahan sampah permasalahan tersebut melalui implementasi
menjadi sebuah kerajinan yang bernilai estetik, pendidikan karakter peduli lingkungan siswa
Implementasi Pendidikan Karakter .... (Rizki Aprilia Saputri) 1.427

kelas IV SD Bakalan, Kecamatan Sewon, sehingga dapat berperilaku sebagai insan


Kabupaten Bantul. kamil.Pendidikan karakter sangat penting untuk
Lorens Bagus (2005: 392) yang anak karena dapat membentuk pribadi yang baik
mendefinisikan karakter sebagai nama dari sedari dini dan menanamkan nilai-nilai yang baik.
jumlah seluruh ciri pribadi yang mencakup Kemediknas (2010: 9-10), terdapat 18
perilaku, kebiasaan, kesukaan, ketidaksukaan, nilai karakter luhur yang perlu ditanamankan
kemampuan, kecenderungan, potensi, nilai-nilai, kepada siswa di sekolah. (1) Religius, (2) Jujur,
dan pola-pola pemikiran. Pendapat serupa juga (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja keras, (6)
didefinisikan oleh Kemendiknas (2010: 3) Kreatif, (7) Mandiri, (8) Demokratis, (9) Rasa
mengenai pengertian karakter adalah watak, ingin tahun, (10) Semangat kebangsaan, (11)
tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang Cinta tanah air, (12) Menghargai prestasi, (13)
terbentuk dari hasil internalisasi berbagai Bersahabat/Komunikatif, (14) Cinta damai, (15)
kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan Gemar membaca, (16) Peduli Lingkungan, (17)
sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, Peduli Sosial, dan (18) Tanggung jawab.
bersikap, dan bertindak. Upaya yang dapat Selanjutnya dalam implementasinya di satuan
dilakukan untuk menanamkan, mengembangkan, pendidikan, Pusat Kurikulum menyarankan agar
dan menginternalisasikan karakter ke dalam diri dimulai dari nilai esensial, sedehana, dan mudah
seseorang salah satunya yaitu melalui pendidikan dilaksanakan sesuai kondisi masing-masing
karakter. sekolah, misalnya bersih, rapi, nyaman, disiplin,
Zubaedi (2011: 25) mengartikan sopan, dan santun.
pendidikan karakter adalah pendidikan budi Azzet (2013: 9) menyebutkan bahwa
pekerti yang intinya merupakan program peduli lingkungan merupakan sikap dan tindakan
pengajaran yang bertujuan mengembangkan yang berupaya menjaga dan melestarikan
watak dan tabiat siswa dengan cara menghayati lingkungan sekitar. Pendapat senada dari
nilai-nilai dan keyakinan masyarakat sebagai Narwanti (2011: 30) bahwa peduli lingkungan
kekuatan moral dalam hidupnya melalui adalah sikap dan tindakan yang berupaya
kejujuran, dapat dipercaya, disiplin, dan kerja mencegah terjadinya kerusakan lingkungan alam
sama yang menekankan ranah afektif sekitar, dan mengembangkan upaya untuk
(perasaan/sikap), tanpa meninggalkan ranah memperbaiki kerusakan alam yang telah terjadi.
kognitif (berpikir rasional), dan ranah skill Upaya yang dilakukan dapat dimulai dari diri
(keterampilan, terampil mengolah data, sendiri dan dilakukan mulai dari hal-hal kecil
mengemukakan pendapat, dan kerja sama). seperti membuang sampah pada tempatnya,
Sementara itu, Hudiyono (2012: 24), menghemat air, listrik, dan sumber daya lainnya.
menguraikan pendidikan karakter sebagai upaya Implementasi nilai-nilai karakter,
terencana yang dilakukan untuk termasuk nilai peduli lingkungan di tingkat satuan
menginternalisasikan nilai-nilai kepada siswa pendidikan dilakukan berdasarkan grand
1.428 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 15 Tahun ke-8 2019

design(strategi pelaksanaan) dari Kemendiknas selalu dibersihkan, sekolah yang rapi, halaman
yang tercantum dalam Panduan Pelaksanaan hijau dengan pepohonan, poster kata-kata bijak di
Pendidikan Karakter di Sekolah. Berikut ini sekolah dan di dalam kelas, dan sebagainya.
adalah strategi pelaksanaan pendidikan karakter 2) Pengintegrasian dalam Mata Pelajaran
di tingkat satuan pendidikan yang dikemukakan Implementasi nilai-nilai karakter
Kemendiknas (2010: 14-18). diintegrasikan ke dalam setiap pokok bahasan dari
1) Program Pengembangan Diri setiap mata pelajaran. Nilai-nilai tersebut
Dalam program pengembangan diri, dicantumkan dalam silabus dan RPP.
perencanaan dan pelaksanaan pendidikan 3) Budaya Sekolah
karakter dilakukan melalui pengintegrasian ke Budaya sekolah memiliki cakupan yang
dalam kegiatan sehari-hari di sekolah. Integrasi luas, meliputi ritual, harapan, hubungan,
tersebut dilakukan melalui beberapa hal berikut. demografi, kegiatan kurikuler, kegiatan
a) Kegiatan rutin ekstrakurikuler, proses pengambilan keputusan,
Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang kebijakan maupun interaksi sosial
dilakukan siswasecara terus-menerus dan antarkomponen di sekolah. Budaya sekolah
konsisten setiap saat. Misalnya, piket kelas, merupakan suasana kehidupan sekolah tempat
pemeriksaan kebersihan badan setiap hari Senin, siswaberinteraksi dengan sesamanya, dan antar
dan sebagainya. anggota kelompok masyarakat sekolah.
b) Kegiatan spontan Wibowo (2012: 103) menyebutkan
Sesuai dengan istilah “spontan” maka indikator sikap peduli lingkungan dibedakan
kegiatan ini dapat dimengerti bahwa pelaksanaan dalam dua indikator yakni indikator sekolah dan
kegiatan dilakukan secara spontan pada saat itu indikator kelas. Adapaun indikator sekolah yang
juga. Kegiatan spontan biasanya dilakukan mempunyai sikap peduli lingkungan yaitu:
berkaitan dengan sikap atau perilaku positif a) pembiasaan memelihara kebersihan dan
kelestarian lingkungan sekolah,
maupun negatif.
b) tersedia tempat pembuangan sampah dan
c) Keteladanan tempat cuci tangan,
c) menyediakan kamar mandi dan air bersih,
Keteladanan adalah perilaku, sikap guru,
d) pembiasaan hemat energi,
tenaga kependidikan dan siswa dalam e) membuat biopori di area sekolah,
f) membangun saluran pembuangan air limbah
memberikan contoh melalui tindakan-tindakan
dnegan baik,
yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan g) melakukan pembiasaan memisahkan jenis
sampah organik dan anorganik,
bagi siswayang lain.
h) penugasan pembuatan kompos dari sampah
d) Pengkondisian organik, dan
i) penanganan limbah hasil praktik.
Pengkondisian dilakukan dengan
penciptaan kondisi yang mendukung Kemudian, adapun indikator kelas yakni

keterlaksanaan pendidikan karakter, misalnya a) memelihara lingkungan kelas, b) tersedia

tempat sampah disediakan di berbagai tempat dan tempat pembuangan sampah di dalam kelas, c)
Implementasi Pendidikan Karakter .... (Rizki Aprilia Saputri) 1.429

pembiasaan hemat energi, dan d) memasang Pendekatan penelitian yang digunakan


stiker perintah mematikan lampu dan menutup peneliti adalah pendekatan kualitatif deskriptif,
kran air pada setiap ruangan apabila selesai karena penelitian ini bertujuan untuk
digunakan. mendeskripsikan data yang berasal dari
Implementasi nilai-nilai peduli wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi
lingkungan di sekolah dapat dilihat dari kegiatan tanpa adanya manipulasi ataupun rekayasa
a) kebersihan ruang kelas yang terjaga, b) sehingga didapatkan hasil yang sebenar-
menyedidakan tong sampah organik dan benarnya. Pada penelitian ini, peneliti
nonorganik, c) hemat dalam menggunakan bahan menjelaskan secara deskriptif mengenai
praktik, dan d) penanganan limbah kimia dari implementasi pendidikan karakter peduli
kegiatan praktik (Narwanti, 2011: 69). Pendapat lingkungan siswa di SD Bakalan Kecamatan
serupa juga diuatarakan oleh Neggala (2007: 173) Sewon Kabupaten Bantul Yogyakarta.
seseorang yang mempunyai kepedulian terhadap Tempat dan Waktu Penelitian
lingkungan ditunjukkan dengan: (1) selalu Penelitian ini dilakukan pada kegiatan
menjaga kelestarian lingkungan sekitar, (2) tidak sehari-hari siswa SD Bakalan, khususnya pada
mengambil, menebang atau mencabut tumbuh- kegiatan peduli lingkungan siswa. Alamat SD
tumbuhan, jalan atau dinding, (3) tidak mencoret- yang digunakan peneliti untuk melakukan
coret, menorehkan tulisan pada pohon, batu- penelitian yaitu di Jalan Bantul KM. 9, Sewon,
batuan, jalan atau dinding, (4) selalu membuang Sawahan, Pendowoharjo, Sewon, Bantul, Daerah
sampat pada tempatnya, (5) tidak membakar Istimewa Yogyakarta 55186.
sampah di sekitar perumahan, (6) melaksanakan Target/Subjek Penelitian
kegiatan memberihkan lingkungan, (7) Subjek penelitian ini yaitu kepala sekolah,
menimbun barang-barang bekas, dan (8) guru dan siswa kelas IV,V,VI SD Bakalan.
mebersihkan sampah-sampah yang menyumbat Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
saluran air. Metode yang digunakan adalah obervasi,
Penelitian yang dilaksanakan ini memiliki wawancara, dan dokumentasi. Adapun instrumen
relevansi dengan Luthfi Ngalawiyah tentang penelitian yang digunakan adalah pedoman
Implementasi Nilai Peduli Lingkungan Menuju wawancara, pedoman observasi dan pedoman
Sekolah Adiwiyata Di SD N Tukangan. Penelitian dokumentasi.
yang kedua yaitu Siti Noor Rochimah tentang Keabsahan Data
Peningkatan Sikap Peduli Lingkungan Kriteria utama data dalam penelitian
Menggunakan Media Pop Up Berbasis Karakter. kualitatif yaitu valid, reliabel, dan objektif. Data
dapat dinyatakan valid apabila tidak ada
METODE PENELITIAN perbedaan antara data yang dilaporkan dengan
Jenis Penelitian kenyataan yang terjadi di lapangan. Keabsahan
1.430 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 15 Tahun ke-8 2019

data pada penelitian ini dilakukan dengan oleh sekolah untuk menciptakan pembiasaan
triangulasi dalam diri siswa.
Hal diatas sesuai dengan pendapat dari
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Yaumi (2014: 111-112) mengenai siswa
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diharapkan aktif ikut serta terlibat dalam
dipaparkan mengenai implementasi pendidikan pengelolaan lingkungan hidup. Hal serupa juga
karakter peduli lingkungan siswa SD Bakalan, diuatarakan oleh Nenggala (2007: 173) tentang
Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, dibahas seseorang yang memiliki kepedulian terhdap
lebih lanjut sebagai berikut. lingkungan ditunjukkan dengan selalu menjaga
1. Tindakan yang selalu berupaya mencegah kelestarian lingkungan sekitar. Siswa
kerusakan lingkungan mencerminkan perilaku peduli lingkungan di
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara lingkungan sekolah dengan malakukan kegiatan
menunjukkan bahwa banyak tindakan yang selalu yang positif. Guru selalu memberikan bimbingan
berupaya mencegah kerusakan lingkungan kepada siswa agar tidak dalam berperilaku.
diantaranya diadakan piket lelas, piket tanaman, 3. Strategi implementasi karakter peduli
pembuatan kompos organik, menanam sayuran lingkungan melalui program
dengan media hidroponik, merawat biopori yang pengembangan diri
ada di halaman sekolah, menjaga hidup bersih dan Program pengembangan diri dilakukan oleh
sehat. Hal ini sesuai dengan pendapat Salim sekolah sebagai strategi yang dianggap tepat
(1986: 234) yang menyebutkan keikutsertaan dalam implementasi pendidikan karakter peduli
dalam melestarikan lingkungan hidup. lingkungan siswa SD Bakalan. Kegiatan rutin
2. Tindakan yang selalu berupaya yang dilaksanakan adalah piket kelas, piket
mengembangkan upaya-upaya untuk tanaman, mecuci tangan, dan membuang sampah
memperbaiki kerusakan alam yang pada tempatnya. Kegiatan spontan yang
terjadi dilakukan sekolah adalah kegiatan yang tidak
Tindakan pengembangan upaya untuk direncanakan sebelumnya seperti siswa mengepel
memperbaiki kerusakan lingkungan dilakukan lantai ketika ada air minum yang tumpah, guru
mulai dari kegiatan yang paling dekat dengan mneyuruh siswa untuk merapikan alat-alat
siswa, kemudian dikembangkan ke kegiatan yang kebersihan agar rapi
jauh dari siswa. Sekolah memulai kegiatan dari Keteladanan yang diberikan kepala sekolah
memastikan ruang kelas bersih sebelum dan guru kepada siswa menghasilkan kegiatan
melakukan kegiatan pembelajaran, kemudian yang positif bagi siswa. Guru langsung
dilanjutkan dengan kegiatan piket tanaman untuk memberikan contoh kepada siswa, tidak hanya
menjaga kelestarian tanaman, dan membuang dengan ucapan. Contoh langsung lebih berkesan
sampah pada tempatnya dan sesuai dengan kepada siswa karena dapat dilihat langsung oleh
jenisnya. Upaya tersebut dilakukan setiap hari siswa. Pengkondisian yang dilakukan oleh
Implementasi Pendidikan Karakter .... (Rizki Aprilia Saputri) 1.431

sekolah adalah dengan menyediakan berbagai mengemukakan tentang strategi pengembangan


sarana dan prasarana pendukung. Seperti ada pendidikan karakter peduli lingkungan.
wastafel, toilet, alat kebersihan, dan tanaman
yang ada di halaman dan kebun sekolah. Strategi SIMPULAN DAN SARAN
ini sesuai dengan pendapat Kemendiknas (2010: A. Simpulan
14-18). Berdasarakan hasil penelitian dan
Pihak sekolah tidak hanya memaksakan pada pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya,
penguasaan pengetahuan saja, namun juga pada maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
penguasaan afektif dan psikomotornya. Hal ini 1. Implementasi pendidikan karakter peduli
sesuai dengan pendapat Nurul Zuhriah (2007: 16). lingkungan siswa SD Bakalan jika dilihat dari
Peran guru dalam setiap kesempatan sangat program sekolah untuk menuju sekolah
terlihat dalam kegiatan sehari-hari di sekolah. Adiwiyata tingakat nasional yaitu dilakukan
Tujuan pendidikan karakter adalah menanamkan program-program mulai dari program yang
dan mengarahkan perilaku siswa agar sesuai terbilang ringan sampai program yang besar.
dengan nilai-nilai yang dikembangkan sekolah. Program yang biasa dilakukan adalah piket
Hal ini sesuai dengan pendapat Wiyani (2013: 69- kelas, piket tanaman, menjaga biopori,
72) tentang tujuan pendidikan karakter. membuang sampah pada tempatnya, dan
4. Strategi implementasi karakter peduli menjaga kebersihan toilet. Kemudian
lingkungan melalui budaya sekolah. program yang skala besar juga diadakan di
Strategi implementasi karakter peduli SD Bakalan seperti peringatan hari sampah
lingkungan melalui budaya sekolah sangat dan peringatan hari air. Kegiatan dilakukan
mendukung pendidikan karakter siswa. Berbagai dengan meriah dan menyenangkan. Setiap
kegiatan dilakukan untuk menciptakan karakter kegiatan diusahakan selalu ada kelanjutannya
peduli lingkungan yang menjadi budaya dalam atau tidak hanya berhenti siditu saja.
sekolah. Budaya yang mendukung akan membuat 2. Peran siswa dalam pendidikan karakter
siswa mudah untuk menerima karakter yang peduli lingkungan SD Bakalan adalah
diterapkan oleh sekolah. Budaya yang diciptakan melaksanakan setiap kegiatan dengan baik
melibatkan seluruh komponen yang ada di dan sesuai dengan tujuan sekolah. Jika ada
sekolah. Sehingga siwa bebas berinteraksi dengan perilaku yang menyimpang maka siswa akan
apapun dan siapun di sekolah untuk mendukung diluruskan oleh guru. Seluruh warga sekolah
terciptanya karakter peduli lingkungan. Program berperan dalam setiap kegiatan yang
yang diadakan diantaranya peringatan hari-hari berlangsung. Peran yang dilakukan siswa
yang menyangkut peduli lingkungan dimana pada sudah sangat baik dan sesuai dengan apa
kegiatan itu siswa berinteraksi dengan warga yang diharapkan oleh sekolah. Guru
sekitar. Hal ini sesuai dengan Kemendiknas yang memberikan teladan yang baik kepada siswa
1.432 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 15 Tahun ke-8 2019

secara langsung agar siswa mudah lingkungan yang dimulai dari lingkungan
memahaminya. terdekat siswa yaitu kelas.
B. Saran 4. Peneliti Selanjutnya
Berdasarkan kesimpulan yang telah Untuk melengkapi hasil penelitian, peneliti
diuraikan, maka saran yang disampaikan sebagai selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih
berikut. lanjut mengenai hasil pendidikan karakter perduli
1. Kepala Sekolah lingkungan siswa disekolah dasar.
a. Kepala sekolah hendaknya lebih sering
dalam mengecek kondisi kelas setiap paginya DAFTAR PUSTAKA
sehingga mengetahui bagaimana perilaku Zubaedi. (2011). Desan Pendidikan Karakter:
Konsep dan Aplikasinya dalam
siswa.
Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana
b. Kepala sekolah hendaknya mengecek kondisi
UU RI. 2009. Undang-undang RI Nomer. 32
tanaman yang ada di lingkungan sekolah. Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
c. Kepala sekolah hendaknya melakukan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Jakarta: Depdiknas.
monitoring dan evalasi tentang budaya yang
Wibowo, A. (2012). Pendidikan Karakter:
sudah ada di lingkungan sekolah yaitu
Strategi Membangun Karakter Bangsa
budaya peduli dengan lingkungan agar selalu Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
meningkat kepeduliannya.
2. Guru Nenggala, A. K. (2007). Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan. Bandung:
a. Guru hendaknya selalu mengawasi sikap Penerbit Grafindo Media Pratama.
siswa dalam menjaga kebersihan dan Narwanti, S. (2011). Pendidikan Karakter
kerapian kelas. Pengintegrasian 18 Nilai Pembentuk
Karakter dalam Mata Pelajaran.
b. Guru hendaknya selalu mendampingi siswa Yogyakarta: Familia.
ketika melaksanakan piket kelas.
Kemendiknas. (2010). Pengembangan
c. Guru melakukan evaluasi di dalam kelas Pendidikan Budaya dan Karakter
tentang sikap peduli lingkungan siswa Bangsa. Jakarta: Badan Penelitian dan
sehingga akan memunculkan peningkatan Pengembangan Pusat Kurikulum.

sikap peduli tersebut setiap harinya. Hudiyono. (2012). Membangun Karakter Siswa.
3. Siswa Surabaya: Erlangga.

a. Berusaha meningkatkan sikap peduli Depdiknas. 2003. Undang-undang RI Nomor 20


Tahun 2003 pasal 17 tentang
lingkungan dengan senantiasa melakukan Pendidikan dasar. Jakarta: Depdiknas.
sikap tersebut setiap hari mulai dari peduli
Bagus, L. (2005). Kamus Filsafat. Jakarta:
lingkungan dengan hak-hal yang kecil namun Gramedia
berdampak besar. Azzet, A. M. (2013). Urgensi Pendidikan
b. Meningkatkan kesadaran sendiri tentang Karakter di Indonesia: Revitalisasi
Pendidikan Karakter terhadap
pentingnya menjaga kerapian dan kebersihan
Implementasi Pendidikan Karakter .... (Rizki Aprilia Saputri) 1.433

Keberhasilan Belajar dan Kemajuan Yaumi, M. (2016). Pendidikan Karakter:


Bangsa. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Landasan, Pilar, dan Implementasi.
Jakarta: Prenadamedia Group.
Salim, E. (1986). Pembangunan Berwawasan
Lingkungan. Jakarta: LP3ES. Zuhriah, N. (2007). Pendidikan Moral &
Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan.
Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai