424 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 15 Tahun ke-8 2019
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan
siswa SD Bakalan yang sudah mendapatkan piagam Adiwiyata tingkat provinsil dan menuju Adiwiyata tingkat
nasional. Penelitiaan ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis deskriptif. Subjek utama dalam penelitian ini
adalah kepala sekolah dan guru. Sedangkan sumber data pendukung dalam penelitian ini untuk memperkuat hasil
penelitian meliputi dua siswa kelas IV, dua siswa kelas V, dan dua siswa kelas VI. Objek penelitian ini berupa peduli
lingkungan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara mendalam, dokumentasi,
dan catatan lapangan. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Pengujian keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Berdasarkan hasil
penelitian, implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan siswa dapat dijabarkan dalam empat aspek yaitu: (1)
tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan lingkungan, (2) tindakan yang selalu berupaya mengembangkan
upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang terjadi, (3) strategi implementasi karakter peduli lingkungan
melalui program pengembangan diri, dan (4) strategi implementasi karakter peduli lingkungan melalui budaya
sekolah. Seluruh warga sekolah ikut serta dalam implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan.
Abstract
This study aims to describe the form of implementation of character care education in the environment at
Bakalan Elementary School, which has received the provincial level Adiwiyata charter and towards the national
level Adiwiyata.This research uses a descriptive qualitative approach. The main subjects in this study were principals
and teachers. While the supporting data sources in this study to strengthen the results of the study included two fourth
grade students, two five grade students, and two six grade students. The object of this research is environmental care.
Data collection techniques in this study were observation, in-depth interviews, documentation, and field notes. Data
analysis techniques used are data reduction, data presentation, and conclusion. Testing the validity of the data using
source triangulation and technique triangulation.Based on the results of the study, the implementation of character
education on the environment of students can be described in four aspects, namely; (1) actions that always strive to
prevent environmental damage, (2) actions that always strive to develop efforts to repair natural damage that occur,
(3) strategies the implementation of the character of environmental care through self-development programs, and
(4) the strategy of implementing the character of environmental care through school culture. All school members
participate in the implementation of environmental care character education.
PENDAHULUAN
Pembentukan karakter merupakan salah agar pendidikan tidak hanya membentuk insan
satu tujuan pendidikan nasional Indonesia. Pasal Indonesia yang cerdas, tetapi juga berkepribadian
1 UU Sisdiknas tahun 2003, menyatakan bahwa Sudah semestinya pendidikan mampu
diantara tujuan pendidikan nasional adalah mewujudkan jiwa kemanusiaan yang atau
mengembangkan potensi siswa untuk memiliki berkarakter. Hal ini juga yang menjadi alasan
kecerdasan, kepribadian, dan akhlak mulia. beberapa sekolah menekankan kepribadian dalam
Amanah UU Sisdiknas tahun 2003 bermaksud memajukan sekolahnya. Dalam setiap proses
Implementasi Pendidikan Karakter .... (Rizki Aprilia Saputri) 1.425
Berkaitan dengan kurang kepedulian juga pengadaan biopori untuk memperlancar resapan
berakibat kurang dipahaminya tujuan sekolah air, dan pembuatan pupuk kompos oleh warga
peduli lingkungan meskipun telah menerima sekolah. Jadwal piket kebersihan kelas sudah
sosialisasi. dibuat dengan baik sesuai dengan kesepakatan
Pemerintah berupaya merangsang minat kelas. Lingkungan sekolah sudah sangat
warga sekolah untuk bersungguh-sungguh mendukung sikap peduli terhadap lingkungan.
menumbuhkan semangat peduli lingkungan, Banyak tanaman di halaman sekolah dan samping
dengan memberikan penghargaan sekolah sekolah. Pemanfaatkan sampah menjadi kerajinan
Adiwiyata dan dirangking berdasarkan kriteria- oleh siswa banyak dipajang di depan kelas
kriteria yang telah ditetapkan. Berdasarkan sebagai bentuk apresiasi dan sebagai hiasan di
Keputusan Gubernur Daerah Istimewa sekolah.
Yogyakarta Nomor 196/ KEP/ 2018 tentang Pemanfaat sampah bekas menjadi
Peringkat Sekolah Adiwiyata Tingkat Provinsi kerajinan biasanya dilakukan oleh kelas tinggi.
Tahun 2018, lembaga pendidikan dasar yang Disini peneliti melakukan penelitian di kelas IV
berhasil mendapat penghargaan “Sekolah dimana karakteristik siswa sudah sangat luas dan
Adiwiyata Provinsi tahun 2018”, salah satunya komplek. Rasa ingin tahunya sangat tinggi
adalah SD Bakalan, Bantul yang memperoleh sehingga siswa mampu berpikir keras dan
peringkat ke tiga di tingkat tersebut. Penghargaan berupaya bagaimana untuk menjadikan barang
tersebut bukanlah sesuatu yang mudah didapat, bekas menjadi barang yang dapat berguna. Sudah
tentunya harus melalui serangkaian tahap uji bisa membedakan mana yang baik dan mana yang
seleksi yang ditetapkan oleh Dewan buruk. Walaupun masih perlu adanya bimbingan
Pertimbangan Adiwiyata tingkat kabupaten untuk dari guru dan warga sekolah yang lain dalam
dapat menjadi Sekolah Adiwiyata Kabupaten, pemanfaatan barang bekas tersebut.
yang seterusnya juga harus menjalani uji seleksi Penanaman karakter peduli lingkungan
dari Dewan pertimbangan Adiwiyata tingkat juga dilakukan dengan membiasakan siswa untuk
Provinsi untuk menyandang predikat Sekolah mencuci tangan sebelum dan sesudah makan,
Adiwiyata Provinsi. Data terbaru SD Bakalan serta sesudah pergi ke kamar mandi. Siswa juga
sedang dalam proses maju menuju Sekolah dibiasakan untuk menjaga kebersihan kamar
Adiwiyata tingkat Nasional. Warga sekolah mandi. Kebersihan sekolah menjadi tanggung
bekerja sama untuk terus berkomitmen dalam jawab seluruh warga sekolah tanpa terkecuali.
mendidik generasi penerus yang berbudaya dan Kebersihan fasilitas penunjang penanaman
peduli lingkungan. karakter peduli lingkungan juga memiliki peranan
Berdasarkan wawancara dan observasi penting dalam penanaman karakter peduli
yang peneliti lakukan, penerapan karakter peduli lingkungan. Oleh karena itu peneliti mengkaji
lingkungan ditekankan pada pengolahan sampah permasalahan tersebut melalui implementasi
menjadi sebuah kerajinan yang bernilai estetik, pendidikan karakter peduli lingkungan siswa
Implementasi Pendidikan Karakter .... (Rizki Aprilia Saputri) 1.427
design(strategi pelaksanaan) dari Kemendiknas selalu dibersihkan, sekolah yang rapi, halaman
yang tercantum dalam Panduan Pelaksanaan hijau dengan pepohonan, poster kata-kata bijak di
Pendidikan Karakter di Sekolah. Berikut ini sekolah dan di dalam kelas, dan sebagainya.
adalah strategi pelaksanaan pendidikan karakter 2) Pengintegrasian dalam Mata Pelajaran
di tingkat satuan pendidikan yang dikemukakan Implementasi nilai-nilai karakter
Kemendiknas (2010: 14-18). diintegrasikan ke dalam setiap pokok bahasan dari
1) Program Pengembangan Diri setiap mata pelajaran. Nilai-nilai tersebut
Dalam program pengembangan diri, dicantumkan dalam silabus dan RPP.
perencanaan dan pelaksanaan pendidikan 3) Budaya Sekolah
karakter dilakukan melalui pengintegrasian ke Budaya sekolah memiliki cakupan yang
dalam kegiatan sehari-hari di sekolah. Integrasi luas, meliputi ritual, harapan, hubungan,
tersebut dilakukan melalui beberapa hal berikut. demografi, kegiatan kurikuler, kegiatan
a) Kegiatan rutin ekstrakurikuler, proses pengambilan keputusan,
Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang kebijakan maupun interaksi sosial
dilakukan siswasecara terus-menerus dan antarkomponen di sekolah. Budaya sekolah
konsisten setiap saat. Misalnya, piket kelas, merupakan suasana kehidupan sekolah tempat
pemeriksaan kebersihan badan setiap hari Senin, siswaberinteraksi dengan sesamanya, dan antar
dan sebagainya. anggota kelompok masyarakat sekolah.
b) Kegiatan spontan Wibowo (2012: 103) menyebutkan
Sesuai dengan istilah “spontan” maka indikator sikap peduli lingkungan dibedakan
kegiatan ini dapat dimengerti bahwa pelaksanaan dalam dua indikator yakni indikator sekolah dan
kegiatan dilakukan secara spontan pada saat itu indikator kelas. Adapaun indikator sekolah yang
juga. Kegiatan spontan biasanya dilakukan mempunyai sikap peduli lingkungan yaitu:
berkaitan dengan sikap atau perilaku positif a) pembiasaan memelihara kebersihan dan
kelestarian lingkungan sekolah,
maupun negatif.
b) tersedia tempat pembuangan sampah dan
c) Keteladanan tempat cuci tangan,
c) menyediakan kamar mandi dan air bersih,
Keteladanan adalah perilaku, sikap guru,
d) pembiasaan hemat energi,
tenaga kependidikan dan siswa dalam e) membuat biopori di area sekolah,
f) membangun saluran pembuangan air limbah
memberikan contoh melalui tindakan-tindakan
dnegan baik,
yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan g) melakukan pembiasaan memisahkan jenis
sampah organik dan anorganik,
bagi siswayang lain.
h) penugasan pembuatan kompos dari sampah
d) Pengkondisian organik, dan
i) penanganan limbah hasil praktik.
Pengkondisian dilakukan dengan
penciptaan kondisi yang mendukung Kemudian, adapun indikator kelas yakni
tempat sampah disediakan di berbagai tempat dan tempat pembuangan sampah di dalam kelas, c)
Implementasi Pendidikan Karakter .... (Rizki Aprilia Saputri) 1.429
data pada penelitian ini dilakukan dengan oleh sekolah untuk menciptakan pembiasaan
triangulasi dalam diri siswa.
Hal diatas sesuai dengan pendapat dari
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Yaumi (2014: 111-112) mengenai siswa
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diharapkan aktif ikut serta terlibat dalam
dipaparkan mengenai implementasi pendidikan pengelolaan lingkungan hidup. Hal serupa juga
karakter peduli lingkungan siswa SD Bakalan, diuatarakan oleh Nenggala (2007: 173) tentang
Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, dibahas seseorang yang memiliki kepedulian terhdap
lebih lanjut sebagai berikut. lingkungan ditunjukkan dengan selalu menjaga
1. Tindakan yang selalu berupaya mencegah kelestarian lingkungan sekitar. Siswa
kerusakan lingkungan mencerminkan perilaku peduli lingkungan di
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara lingkungan sekolah dengan malakukan kegiatan
menunjukkan bahwa banyak tindakan yang selalu yang positif. Guru selalu memberikan bimbingan
berupaya mencegah kerusakan lingkungan kepada siswa agar tidak dalam berperilaku.
diantaranya diadakan piket lelas, piket tanaman, 3. Strategi implementasi karakter peduli
pembuatan kompos organik, menanam sayuran lingkungan melalui program
dengan media hidroponik, merawat biopori yang pengembangan diri
ada di halaman sekolah, menjaga hidup bersih dan Program pengembangan diri dilakukan oleh
sehat. Hal ini sesuai dengan pendapat Salim sekolah sebagai strategi yang dianggap tepat
(1986: 234) yang menyebutkan keikutsertaan dalam implementasi pendidikan karakter peduli
dalam melestarikan lingkungan hidup. lingkungan siswa SD Bakalan. Kegiatan rutin
2. Tindakan yang selalu berupaya yang dilaksanakan adalah piket kelas, piket
mengembangkan upaya-upaya untuk tanaman, mecuci tangan, dan membuang sampah
memperbaiki kerusakan alam yang pada tempatnya. Kegiatan spontan yang
terjadi dilakukan sekolah adalah kegiatan yang tidak
Tindakan pengembangan upaya untuk direncanakan sebelumnya seperti siswa mengepel
memperbaiki kerusakan lingkungan dilakukan lantai ketika ada air minum yang tumpah, guru
mulai dari kegiatan yang paling dekat dengan mneyuruh siswa untuk merapikan alat-alat
siswa, kemudian dikembangkan ke kegiatan yang kebersihan agar rapi
jauh dari siswa. Sekolah memulai kegiatan dari Keteladanan yang diberikan kepala sekolah
memastikan ruang kelas bersih sebelum dan guru kepada siswa menghasilkan kegiatan
melakukan kegiatan pembelajaran, kemudian yang positif bagi siswa. Guru langsung
dilanjutkan dengan kegiatan piket tanaman untuk memberikan contoh kepada siswa, tidak hanya
menjaga kelestarian tanaman, dan membuang dengan ucapan. Contoh langsung lebih berkesan
sampah pada tempatnya dan sesuai dengan kepada siswa karena dapat dilihat langsung oleh
jenisnya. Upaya tersebut dilakukan setiap hari siswa. Pengkondisian yang dilakukan oleh
Implementasi Pendidikan Karakter .... (Rizki Aprilia Saputri) 1.431
secara langsung agar siswa mudah lingkungan yang dimulai dari lingkungan
memahaminya. terdekat siswa yaitu kelas.
B. Saran 4. Peneliti Selanjutnya
Berdasarkan kesimpulan yang telah Untuk melengkapi hasil penelitian, peneliti
diuraikan, maka saran yang disampaikan sebagai selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih
berikut. lanjut mengenai hasil pendidikan karakter perduli
1. Kepala Sekolah lingkungan siswa disekolah dasar.
a. Kepala sekolah hendaknya lebih sering
dalam mengecek kondisi kelas setiap paginya DAFTAR PUSTAKA
sehingga mengetahui bagaimana perilaku Zubaedi. (2011). Desan Pendidikan Karakter:
Konsep dan Aplikasinya dalam
siswa.
Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana
b. Kepala sekolah hendaknya mengecek kondisi
UU RI. 2009. Undang-undang RI Nomer. 32
tanaman yang ada di lingkungan sekolah. Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
c. Kepala sekolah hendaknya melakukan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Jakarta: Depdiknas.
monitoring dan evalasi tentang budaya yang
Wibowo, A. (2012). Pendidikan Karakter:
sudah ada di lingkungan sekolah yaitu
Strategi Membangun Karakter Bangsa
budaya peduli dengan lingkungan agar selalu Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
meningkat kepeduliannya.
2. Guru Nenggala, A. K. (2007). Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan. Bandung:
a. Guru hendaknya selalu mengawasi sikap Penerbit Grafindo Media Pratama.
siswa dalam menjaga kebersihan dan Narwanti, S. (2011). Pendidikan Karakter
kerapian kelas. Pengintegrasian 18 Nilai Pembentuk
Karakter dalam Mata Pelajaran.
b. Guru hendaknya selalu mendampingi siswa Yogyakarta: Familia.
ketika melaksanakan piket kelas.
Kemendiknas. (2010). Pengembangan
c. Guru melakukan evaluasi di dalam kelas Pendidikan Budaya dan Karakter
tentang sikap peduli lingkungan siswa Bangsa. Jakarta: Badan Penelitian dan
sehingga akan memunculkan peningkatan Pengembangan Pusat Kurikulum.
sikap peduli tersebut setiap harinya. Hudiyono. (2012). Membangun Karakter Siswa.
3. Siswa Surabaya: Erlangga.