Anda di halaman 1dari 8

DAFTAR ISI

I.......... Pendahuluan
II......... KONSEP DASAR
a. “Green School”, Sekolah Peduli Lingkungan
b. Implementasi sekolah hijau
1. Pertama, bidang kurikuler
2. Kedua, bidang ekstrakurikuler
3. Ketiga, bidang pengelolaan lingkungan sekolah
III........ Visi, Misi dan Motto
a. VISI
b. MOTTO
c. LATAR BELAKANG
IV........ TUJUAN
V......... Program Kerja
a. Budidaya Tanaman
b. Tanam 10 Ribu Pohon
c. Pengadaan Tempat Sampah Yang Memadai di Lingkungan Sekolah
d. Pengolahan Sampah
1. Daun Dijadikan Pupuk Organik
2. Sampah Plastik, Kertas dan Elektronik Dijadikan Produk Baru
e. Sosialisasi Biopori
VI........ Kegiatan Khusus / Event Besar
a. Tanam 10 Ribu Pohon
b. Tanah Abang Menanam
VII....... Tim Sukses
a. Semua Siswa khususnya Kelas X dan Kelas XI
b. OSIS
c. Kepala Sekolah, Guru dan Pemerhati Lingkungan
VIII...... Indikator dan Kriteria Program Adiwiyata
a. Pengembangan Kebijakan Sekolah peduli dan Berbudaya Lingkungan
b. Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan
c. Pengembangan Kegiatan Berbasis Partisipatif
d. Pengelolaan dan Pengembangan Sarana Pendukung Sekolah
1. Tahapan Penghargaan Adiwiyata
2. Capaian Program Adiwiyata
IX........ Penutup
X......... Lampiran-lampiran
a. Surat Dari Dinas Pertamanan
b. Surat Dari Lurah dan Kecamatan

c. Referensi:
Menuju Sekolah Adiwiyata
I. Pendahuluan

Program ADIWIYATA bukanlah program khusus yang harus dilaksanakan oleh pihak
sekolah. Program ini menyatu dalam 8 Standar Nasional Pendidikan, sehingga pada proses
pelaksanaannya tetap menjadi satu kesatuan yang utuh dan bulat sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Selain itu, kepedulian
terhadap lingkungan hidup yang menjadi inti dari program ADIWIYATA tercantum dalam
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada tiap jenjang pendidikan di Indonesia.

Secara operasional, untuk menjadi sekolah ADIWIYATA diharapkan melalui proses


yang tersusun secara hirarki menjadi 5 (lima) langkah menjadi sekolah ADIWIYATA,
yaitu membetuk tim ADIWIYATA sekolah, menyusun kajian lingkungan sekolah, menyusun
rencana aksi lingkungan sekolah, melaksanakan kegiatan aksi lingkungan, dan terakhir adalah
evaluasi & monitoring.

Deputi VI Menteri Lingkungan Hidup Bidang Komunikasi Lingkungan dan


Pemberdayaan Masyarakat, Ir. Ilyas Asad, MP menyebutkan bahwa program sekolah Adiwiyata
sebagai salah satu bentuk pendidikan lingkungan hidup melalui jalur sekolah seyogyanya terus
dikembangkan agar menjangkau sekolah-sekolah yang ada di pelosok. Karena itu ke depan pola
seleksi Adiwiyata sedapat mungkin secara berjenjang. Artinya, perlu diadakan sekolah
Adiwiyata tingkat Kabupaten/Kota, tingkat Provinsi, dan terakhir tingkat Nasional.

II. KONSEP DASAR


Kata Adiwiyata berasal dari kata Sansekerta ADI dan WIYATA. Adi mempunyai
makna: besar, agung, baik, ideal atau sempurna, sedangkan Wiyata bermakna: tempat dimana
seseorang mendapatkan ilmu pengetahuan, norma, etika dalam berkehidupan sosial. Bila kedua
kata tersebut digabung maka secara keseluruhan maknanya adalah tempat yang baik dan ideal
dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat
menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada cita-cita
pembangunan berkelanjutan.

a. “Green School”, Sekolah Peduli Lingkungan


Dalam sosialisasinya di lingkungan sekolah dikenal dengan istilah “green school”. secara
arti kata green school adalah sekolah hijau. Namun dalam makna luas, diartikan sebagai sekolah
yang memiliki komitmen dan secara sistematis mengembangkan program-program untuk
mengintemali-sasikan nilai-nilai lingkungan ke dalam seluruh aktivitas sekolah. Karenanya,
tampilan fisik sekolah ditata secara ekologis sehingga menjadi wahana pembelajaran bagi
seluruh warga sekolah untuk bersikap arif dan berperilaku ramah lingkungan (Sugeng Paryadi,
2O08).
Melihat kondisi lingkungan sekitar saat ini, konsep sekolah hijau sangat penting untuk
diimplementasikan secara lebih luas. Berbagai bencana alam yang terjadi seperti banjir, tanah
longsor, dan sebagainya, sebagian besar diakibatkan oleh perbuatan manusia yang merusak
ekosistem lingkungan. Selain berserah diri pada-Nya, tentu saja perlu dilakukan upaya
penyadaran agar manusia makin ramah pada lingkungan.
Di sinilah, konsep sekolah hijau dalam menumbuhkan sikap peduli lingkungan melalui proses
pembelajaran dan pembiasaan menjadi penting dan strategis. Di sekolah, proses pembelajaran
mengarah pada upaya pembentukan perilaku siswa yang peduli lingkungan melalui model
pembelajaran yang aplikatif dan menyentuh kehidupan sehari-hari. Sementara itu, lingkungan
sekolah dijadikan wahana pembiasaan perilaku peduli lingkungan sehari-hari. Dengan demikian,
kedua aspek tadi, menuju pada satu tujuan yaitu internalisasi atau pembiasaan perilaku peduli
lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
Mengutip pendapat Sugeng Paryadi, penyusunan program sekolah hijau ini dilakukan
secara holistik dengan mengaitkan seluruh program yang ada di sekolah serta
mempertimbangkan faktor pendukung dan penghambat.
Potensi internal sekolah seperti ketersediaan lahan, sumber daya air, energi, bentang
alam, tradisi masyarakat sekitar, dan ekosistemnya merupakan objek pengembangan dalam
konsep sekolah hijau. Sementara dalam pandangan LSM Keanekaragaman Hayati Indonesia
(Kehati), program sekolah hijau harus mengembangkan kurikulum berbasis lingkungan;
pendidikan berbasis komunitas; peningkatan kualitas lingkungan sekolah dan sekitarnya; sistem
pendukung yang ramah lingkungan; dan manajemen sekolah berwawasan lingkungan.

b. Implementasi sekolah hijau


Implementasi sekolah hijau dilakukan dalam tiga langkah strategis yaitu:
1. Pertama, bidang kurikuler
Pembelajaran lingkungan hidup dilakukan secara terintegrasi dengan mata pelajaran yang ada.
Guru harus pandai mengemas pembelajaran dengan pemahaman dan pengalaman belajar yang
aplikatif.

2. Kedua, bidang ekstrakurikuler


bidang ekstrakurikuler yaitu mengarah pada pembentukan kepedulian siswa terhadap
pelestarian lingkungan melalui kegiatan penyuluhan lingkungan dan lomba karya lingkungan.

3. Ketiga, bidang pengelolaan lingkungan sekolah


Bidang pengelolaan lingkungan sekolah yaitu melalui yang pertama adalah pemanfaatan dan
penataan lahan sekolah menjadi laboratorium alam seperti menjadi kebun dan tanaman obat-
obatan, ajakan hemat energi dan air, daur ulang sampah melalui proses reduce, reuse, dan
recycle, yang kedua adalah pengelolaan lingkungan sosial dalam bentuk pembiasaan perilaku-
perilaku nyata yang positif di antaranya kedisiplinan, kerja sama, kepedulian, kejujuran, dan
menghargai kearifan lokal.

Lingkungan sekolah adalah lingkungan kehidupan sehari-hari siswa. Jika lingkungan


sekolah dapat ditata dan dikelola dengan baik, maka akan menjadi wahana efektif pembentukan
perilaku peduli lingkungan.

“Green School” adalah konsep yang mengajak seluruh warga sekolah untuk membentuk gaya
hidup agar lebih peduli dan melestarikan lingkungan.

III. Visi, Misi dan Motto


a. VISI
Terwujudnya sekolah yang berprestasi, disiplin, berbudi pekerti luhur, berwawasan nasional, iptek dan
budaya lingkungan.

b. MISI
Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan siswa secara efektif, kreatif dan menumbuhkan kesadaran
terhadap lingkungan hidup.

c. MOTTO
· Bersama kita bisa.
· Tiada hari tanpa belajar.
· Cintailah ilmu, bukalah wawasan demi masa depan.
· Berikan yang terbaik selagi bisa dan ada kesempatan.

d. LATAR BELAKANG
Latar belakang program in adalah untuk menciptakan lingkungan yang asri dan bersih serta berperan aktif
dalam memperbaiki kualitas udara di lingkungan sekolah dan sekitarnya.
Memberikan kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan lingkungan untuk untuk diwariskan
kepada kepada generasi yang akan datang. Oleh karena itu sekolah SMAI Said Na’um dapat diharapkan
menjadi motor dalam upaya penyadaran masyarakat terutama generasi muda, juga disampaikan tentang
langkah-langkah untuk untuk mensukseskan program ini yang menuntut peran serta seluruh elemen
masyarakat sekolah.
IV. TUJUAN

Tujuan Program Adiwiyata ini adalah untuk menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah
untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah (guru, murid dan pekerja
lainnya), sehingga upaya-upaya penyelamatan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
Program ini merupakan salah satu Program Kementerian Negara Lingkungan Hidup dalam
rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya
pelestarian lingkungan hidup. Program ini digulirkan untuk mengajak warga sekolah
berpartisipasi melestarikan dan menjaga lingkungan hidup disekolah dan lingkungan
disekitarnya.
Kegiatan utamanya adalah mewujudkan kelembagaan sekolah yang peduli dan berbudaya
lingkungan bagi sekolah dasar dan menengah di Indonesia.
Program dan kegiatan Sekolah adiwiyata dikembangkan berdasarkan norma-norma dasar dalam
kehidupan yang meliputi antara lain :

· Kebersamaan
· Keterbukaan
· Kesetaraan
· Kejujuran
· Keadilan
· Kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumberdaya alam.

Dengan adiwiyata, maka pemerintah telah memberikan penghargaan bahwa sekolah-


sekolah telah berhasil mendidik siswa menjadi individu yang bertanggung jawab terhadap
lingkungan hidup. Penghargaan adiwiyata bertujuan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan
melalui lembaga pendidikan formal mulai Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas se
Indonesia.
Proses seleksinya didasarkan pada 4 kriteria yang meliputi pengembangan kebijakan
sekolah peduli dan berbudaya lingkungan, pengembangan kurikulum berbasis linkungan,
pengembangan kegiatan berbasis partisipatif, dan pengelolaan dan atau pengembangan sarana
pendukung sekolah.

Lebih jauh, keberadaan program adiwiyata adalah untuk menciptakan kondisi sekolah
dalam peran sebagai tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah sehingga di kemudian
hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan
lingkungan hidup dan pembangunan yang berkelanjutan. Kegiatan utama diarahkan pada
terwujudnya kelembagaan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan bagi sekolah dasar dan
menengah di Indonesia. Disamping pengembangan norma-norma dasar antara lain; kebersamaan,
keterbukaan, kesetaraan, kejujuran, keadilan, dan kelestarian fungsi lingkungan hidup, dan
sumber daya alam. Serta penerapan prinsip dasar yaitu partisipatif, dimana komunitas sekolah
terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi sesuai tanggung jawab dan peran, serta berkelanjutan, dimana seluruh kegiatan
harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara konperensif.

V. Program Kerja
Dalam menunjang keberhasilan program ini, sehingga sekolah dengan menyandang
sekolah Adiwiyata, kami sudah melaksanakan sebagian kegiatan dan yang lainnya segera
menyusul. Program kerja yang telah dan akan kami laksanakan sebagai dibawah ini.
a. Budidaya Tanaman

b. Tanam 10 Ribu Pohon

c. Pengadaan Tempat Sampah Yang Memadai di Lingkungan Sekolah

d. Pengolahan Sampah

1. Daun Dijadikan Pupuk Organik


· Pupuk Organik Kering
· Pupuk Organik Cair

2. Sampah Plastik, Kertas dan Elektronik Dijadikan Produk Baru

e. Sosialisasi Biopori

VI. Kegiatan Khusus / Event Besar

a. Tanam 10 Ribu Pohon

b. Tanah Abang Menanam

VII. Tim Sukses

a. Struktur Organisasi

b. Semua Siswa khususnya Kelas X dan Kelas XI

c. OSIS

d. Kepala Sekolah, Guru dan Pemerhati Lingkungan

VIII. Indikator dan Kriteria Program Adiwiyata


a. Pengembangan Kebijakan Sekolah peduli dan Berbudaya Lingkungan
Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan maka diperlukan beberapa
kebijakan sekolah yang mendukung terlaksananya kegiatan-kegiatan pendidikan lingkungan
hidup oleh semua warga sekolah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Program Adiwiyata yaitu
partisipatif dan berkelanjutan.

Pengembangan kebijakan sekolah antara lain:

- Visi dan misi sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan.


- Kebijakan sekolah dalam mengembangkan pembelajaran pendidikan lingkungan hidup.
- Kebijakan peningkatan kapasitas SDM (tenaga pendidik dan non-pendidik) di bidang
pendidikan lingkungan hidup.
- Kebijakan sekolah dalam upaya penghematan sumber daya alam.
- Kebijakan sekolah yang mendukung terciptanya lingkungan sekolah yang bersih dan sehat.
- Kebijakan sekolah untuk mengalokasikan dana untuk kegiatan yang terkait dengan lingkungan
hidup.

b. Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan


Penyampaian materi lingkungan hidup kepada siswa dapat dilakukan melalui kurikulum secara
terintegrasi atau monolitik. Pengembanagn materi, model pembelajaran, dan metode belajar yang
bervariasi dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang lingkungan hidup
yang dikaitkan dengan persoalan lingkungan sehari-hari (issue local).

Pengembanagn kurikulum tersebut dapat dilakukan dengan cara:


- Pengembangan model pembelajaran lintas pelajaran.
- Penggalian dan pengembangan materi dan persoalan lingkungan hidup yang ada di masyarakat
sekitar.
- Pengembangan metoda belajar berbasis lingkungan dan budaya.
- Pengembangan kegiatan kurikuler untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran siswa
tentang lingkungan.

c. Pengembangan Kegiatan Berbasis Partisipatif


Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan, warga sekolah perlu
dilibatkan dalam berbagai aktivitas pembelajaran lingkungan hidup. Selain itu sekolah juga
diharapkan melibatkan masyarakat sekitarnya dalam melakukan berbagai kegiatan yang
memberikan manfaat baik warga sekolah, masyarakat maupun lingkungannya. Kegiatan-kegiatan
tersebut antara lain:
- Menciptakan kegiatan ekstrakulikuler/ kurikuler di bidang lingkungan hidup berbasis partisipatif
di sekolah.
- Mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar.
- Membangun kegiatan kemitraan atau memprakarsai pengembangan pendidikan lingkungan
hidup di sekolah.

d. Pengelolaan dan Pengembangan Sarana Pendukung Sekolah


Dalam mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan perlu didukung
sarana dan prasarana yang mencerminkan upaya pengeleloaan lingkungan hidup, antara lain
meliputi:
- Pengembangan fungsi saranapendukung untuk pendidikan lingkungan hidup.
- Peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan di dalam dan di luar sekolah.
- Penghematan sumber daya alam (listrik air, dan ATK).
- Peningkatan kualitas makanan sehat.

Pada dasarnya program Adiwiyata tidak ditujukan sebagai suatu kompetisi atau lomba.
Penghargaan Adiwiyata diberikan sebagai apresiasi kepada sekolah yang mampu melaksanakan
upaya peningkatan pendidikan lingkungan hidup secara benar, sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
Penghargaan diberikan pada tahapanpemberdayaan (selama kurun waktu kurang dari 3 tahun)
dan tahap kemandirian (selama kurun waktu lebih dari 3 tahun).

Pada tahap awal, penghargaan Adiwiyata dibedakan atas dua kategori, yaitu:
- Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang dinilai telah berhasil dalam melaksanakan Pendidikan
Lingkungan Hidup.
- Calon sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang dinilai telah berhasil dalam pengembangan
lingkungan hidup.

1. Tahapan Penghargaan Adiwiyata


Penghargaan Adiwiyata terbagi dalam 3 kategori yaitu Sekolah Adiwiyata Mandiri,
Sekolah Adiwiyata, dan Sekolah Calon Adiwiyata. Adiwiyata Mandiri diberikan kepada sekolah-
sekolah yang mampu mempertahankan program-program lingkungan hidup mereka selama tiga
tahun berturut-turut. Meski demikian pada dasarnya program Adiwiyata tidak ditujukan sebagai
suatu kompetisi atau lomba. Penghargaan Adiwiyata diberikan sebagai apresiasi kepada sekolah
yang mampu melaksanakan upaya peningkatan pendidikan lingkungan hidup secara benar,
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Sebagaimana disebutkan diatas, penghargaan
adiwiyata tahapan pemberdayaan (selama kurun waktu kurang dari 3 tahun) dan tahap
kemandirian (selama kurun waktu lebih dari 3 tahun). Pada tahap awal, penghargaan Adiwiyata
dibedakan atas dua kategori, yaitu

- Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang dinilai telah berhasildalam melaksanakan Pendidikan
Lingkungan Hidup.
- Calon sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang dinilai telah berhasil dalam pengembangan
lingkungan hidup.

2. Capaian Program Adiwiyata


Capaian akhir program adiwiyata adalah diharapkan terbentuk sekolah berwawasan
lingkungan. Sekolah berwawasan lingkungan hidup adalah sekolah yang menerapkan nilai-nilai
cinta dan peduli lingkungan pada sekolahnya. Pengajaran yang berbasisi lingkungan dan
kesadaran warga sekolah akan pentingnya lingkungan merupakan bagian terpenting dari sekolah
berwawasan lingkungan hidup.

Untuk menjadi sekolah yang berwawasan lingkungan hidup bukan hal yang sulit, asalkan
ada niat dari warga sekolah. Kita dapat melihat seperti apa sekolah berwawasan lingkungan
hidup dari contoh sekolah-sekolah yang sudah mulai menerapkan prinsip peduli dan berbudaya
lingkungan. Beberapa aspek sekolah yang berwawasan lingkungan:

1. Kondisi Sekolah
Tata letak sekolah yang rapi dan bersih dari sampah tentu akan dipandang baik dan dapat
meningkatkan semangat belajar mengajar. Hal itulah yang menjadi pertimbangan untuk menjadi
sekolah berwawasan lingkungan hidup

2. Kawasan Hijau
Kawasan hijau adalah tempat yang disediakan untuk menanam berbagai macam tumbuhan yang
biasa disebut taman. Taman sekolah biasanya sering membentuk suatu ekosistem yang berisi
berbagai macam tumbuhan. Tumbuhan yang biasa ditanam adalah tumbuhan yang membuat
udara sejuk, tanaman obat, dan lain sebagainya. Hal terpenting adalah taman tersebut harus rapi,
indah, dan terawat.

3. Kesadaran Warga Sekolah


Kesadaran warga sekolah merupakan faktor terpenting untuk dapat menjadi sekolah berwawasan
lingkungan hidup. Karena dengan adanya kesadaran, terciptanya sekolah yang berwawasan
lingkungan akan lebih mudah. Semua itu dari warga sekolah itu sendiri. Jika mereka peduli maka
sekolah akan bersih terawat sedangkan bila mereka tidak peduli maka sekolah pun akan kotor tak
terawat.

Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk menjadi sekolah yang peduli dan berwawasan
lingkungan hidup, diantaranya:

1. Penguatan Kelompok Pecinta Lingkungan


Kelompok pecinta lingkungan adalah sekelompok siswa yang peduli terhadap lingkungan
khususnya lingkungan sekolah. Biasanya kelompok tersebut melakukan kegiatan penggunaan
kembali (reuse) dari sampah plastik menjadi produk-produk siap pakai seperti tas, dompet,
tempat pensil, kartu ucapan, kantong alat mandi, dan sebagainya dengan membekali wawasan
dengan mengikuti pelatihan dasar peduli lingkungan. Selain itu, melaksanakan seminar
lingkungan di sekolah, dan pameran di dalam dan di luar sekolah guna mengajak warga sekolah
untuk menjaga lingkungan khususnya lingkungan sekolah.

2. Pengelolaan Sampah Sekolah


Sampah yang diproduksi oleh warga sekolah terdiri dari sampah kertas, sampah plastik, kaleng
minuman, daun-daun, dan sampah basah. Seperti yang kita ketahui bahwa sampah anorganik
sulit terurai maka sampah jenis ini dapat dimanfaatkan kembali menjadi barang yang dapat
digunakan kembali. Sampah kertas dapat didaur ulang menjadi kertas surat, sampah organik
diolah menjadi pupuk, sedangkan sampah plastik diubah menjadi produk-produk yang
bermanfaat seperti, tas, dompet, sajadah, tempat pensil, jas hujan, dan lain-lain.

3. Pembudidayaan Tanaman
Pembudidayaan tanaman dilakukan untuk pelestarian lingkungan, selain itu dapat juga untuk
media pembelajaran dan pemanfaatan tanaman.
· Tanaman Hias Sansevieria

· Tanaman Herbal

Tanaman obat yang dibudidayakan yaitu Toga (tanaman obat) pengusir nyamuk. Pilihan ini
dengan mempertimbankan bahwa populasi nyamuk di sekitar sekolah cukup tinggi sehingga
kasus DBD cukup tinggi. Toga yang ditanam ialah Lavender, Geranyum, Zodia, dan Rosemary.
Lahan yang digunakan merupakan lahan di dalam kawasan sekolah yang, tepatnya di samping
kelas. Tujuannya agar siswa mengetahui bahwa banyak manfaat dari tumbuhan yang dapat
dengan mudah dikelola oleh siswa itu sendiri.
· Tanaman lain yang mendukung penghijauan.
4. Pengintegrasian Isu Lingkungan Ke dalam Mata Pelajaran
Untuk menanamkan kepedulian pada lingkungan kepada warga sekolah, akan efektif jika melalui
mata pelajaran atau kegiatan pembelajaran. Dengan berkembangnya wacana mengenai
lingkungan hidup, maka sekolah kemudian memutuskan untuk menyusun sebuah muatan lokal
yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa mengenai pendidikan lingkungan hidup.

5. Kampanye Lingkungan
Sebagai kelompok yang peduli lingkungan, kelompok pecinta lingkungan menganggap penting
untuk mulai mengampanyekan isu-isu lingkungan. Kegiatan kampanye ini bermaksud untuk
menyebarkan benih kesadaran lingkungan kepada berbagai khalayak.
Diantaranya adalah:

1. Komunitas Sansevieria.
2. BPLHD.
3. Pertamanan dan Pemakaman.
4. Pertanian dan Kelautan.
5. Pemuda dan Olah Raga.
6. Geologi dan Geofisika.
7. PEMDA DKI.
8. Komunitas Hijau.
9. Komunitas Pecinta Alam.
10. Pramuka.
11. Pecinta Lingkungan Hidup.
12. Grand Indonesia.

IX. Penutup

Lingkungan dan keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari entitas sekolah, semoga
tulisan ini menjadi semangat tersendiri bagi kita. Sebuah kepedulian bagi lingkungan yang kita
wariskan bagi anak cucu kita.

Anda mungkin juga menyukai