Abstrak
Lingkungan hidup berperan dalam mempengaruhi proses tumbuh kembang anak-
anak, serta makhluk hidup yang ada di dalamnya. Institusi pendidikan menjadi salah
satu faktor utama dalam proses tersebut. Pendidikan Sekolah Dasar (SD)
mengajarkan kepada siswa bahwa mereka merupakan khalifah atau pemimpin bagi
lingkungan sekitar mereka tinggal. Dengan pemahaman tersebut, diharapkan siswa
dapat menimbulkan kebiasaan untuk menjaga lingkungan sekolah dan
menerapkannya di lingkungan sekitar mereka. Namun, seringkali siswa melanggar
aturan sekolah dengan membuang sampah secara sembarangan. Program K3
(Kebersihan, Keindahan, dan Kerapihan) yang meliputi piket harian di kelas, dan
merawat tumbuhan merupakan program yang biasa siswa lakukan di lingkungan
sekolah. Program ini diharapkan dapat membantu siswa dalam menjaga kebersihan
lingkungan. Dengan bersihnya lingkungan di sekolah, maka proses pengajaran dapat
berlangsung dengan nyaman dan tidak mengganggu konsentrasi siswa.
Kata kunci : Khalifah, Peduli Lingkungan, Menjaga Kebersihan.
Abstract
The living environment plays a role in influencing the process of growth and
developtment of children, as well as the living things in it. Educational institutions
are one of the main factors in this process. Elementary school teaches student that
they are caliphs or leaders for the environment in which they live. With this
understanding, studen are expected to create habits to protect the school
environment and apply it in their surroundings. However, students often often violate
school rules by littering. The K3 program (Cleanliness, Beauty and Tidiness) which
includes daily pickets in class and caring for plants is a program that students
usually do in the school environment. This programm expectet students in keeping
the environment clean. With a clean environment at school, the teaching process can
take place comfortably and does not disturb students' concentration.
Keywords: Caliph, Care for the Environment, Maintaining Cleanliness.
1
PENDAHULUAN
Dalam Islam kita di ajarkan untuk senantiasa peduli terhadap alam. Di dalam Al-
Qur’an terdapat banyak ayat yang memerintahkan manusia untuk memelihara alam dan
memberdayakan nya agar manusia melangsungkan kehidupanya . Kepedulian terhadap
lingkungan dapat diartikan sebagai gerakan pencegahan terjadinya kerusakan terhadap
lingkungan alam serta melakukan perbaikan pada kerusakan yang terjadi di masa lampau.
Permasalahan lingkungan yang sering terjadi pada lingkungan hijau yang banyak menjadi tempat
pemukiman, seperti banjir yang disebabkan karena berkurangnya tempat resapan air ketika hujan
disebabkan oleh tidak pedulinya seseorang terhadap lingkungan. Yang semula lahan hijau seperti
perkebunan, hutan, dan sawah kini dialih fungsikan tempat usaha, tempat rekreasi, perumahan,
perkantoran, dan lain sebagainya merupakan bukti dari ketidakpedulian tersebut. Pembetukan
karakter diperlukan untuk mengatasi permasalahan yang ada tersebut, apalagi pembentukan
karakter yang dimulai sejak dini. Pembelajaran yang berwawasan lingkungan hidup merupakan
salah satu contoh pembentukan karakter tersebut. Dengan itu, diharapkan siswa dapat sadar akan
pentingnya menjaga dan mencintai lingkungan. Hal-hal kecil semacam piket harian, larangan
membuang sampah sembarangan, dan lain sebagainya merupakan tahap awal dari dimulainya
menanamkan sikap peduli lingkungan terhadap siswa. Pada dasarnya, menanamkan kesadaran
akan keseharian yang selalu mengutamakan kebersihan dan kesehatan merupakan salah satu
program penumbuhan karakter peduli lingkungan.1
Guru dan siswa berbagi tanggung jawab untuk menjaga lingkungan sekolah.
Mengenai kebersihan lingkungan, jumlah sekolah yang tidak terjaga kebersihan lingkunganya
jumlahnya tidak sedikit. Hal tersebut dikarenakan kurangnya kesadaran akan memelihara
kebersihan lingkungan pembelajaran yang menyebabkan sekolah terliat kotor. Guru sebagai
sosok yang menjadi contoh bagi siswa harus mengajak dan mencontohkan perilaku ini. Dengan
begitu, siswa pun akan sadar dengan mencontoh perilaku guru.
1
Sifaun Naziyah dkk., “Implementasi Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan di Sekolah Dasar,” Jurnal
Basicedu 5, no. 5 (22 Agustus 2021): 3482–89, https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i5.1344.
2
pembinaan karakter. Masalah sampah merupakan salah satu kepedulian lingkungan sekolah.
Setiap orang harus senantiasa sadar untuk menjaga lingkungan dan merawat lingkungan karena
masalah sampah. Maka, untuk menjaga kebersihan lingkungan diperlukan gerakan lingkungan.
Pendidikan karakter sejalan dengan tujuan pendidikan untuk mengembangkan karakter unggul
dan berperan penting dalam memantapkan jiwa dan karakter penerus bangsa.
Siswa dapat menciptakan gaya hidup yang bertanggung jawab terhadap lingkungan
dengan melakukan kebiasaan mencuci tangan baik sebelum atau sesudah makan, maupun setelah
tangan mereka kotor setelah istirahat. Siswa diajarkan untuk menggunakan tong sampah yang
disediakan. Mereka juga dilatih untuk memilah sampah, sehingga mereka menyimpan botol
plastik, gelas air mineral, dan sampah lainnya. Setelah sampah dalam jumlah besar terkumpul,
siswa menjualnya dan menggunakan uang hasil penjualan untuk membayar studi mereka.3
Salah satu komponen yang dinilai penting di bidang pendidikan dalam upaya
penciptaan sumber daya manusia yang diperlukan untuk pembangunan adalah Guru. Guru
terlibat dalam membangun posisi profesional untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang
sedang berkembang. Karena ia berinteraksi langsung dengan siswa dan memberikan
pengetahuan, guru memerankan peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas
pengajaran. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bertugas membentuk
karakter siswa. Guru menanamkan kepada siswa nilai-nilai yang membangun karakter mereka,
dan karakter yang dipelajari akhirnya tumbuh menjadi kebiaasan. Kepedulian terhadap
lingkungan dapat menjadi cerminan betapapeka dan sadar siswa terhadap lingkungannya.
Dengan pembinaan sikap yang terjalin ke dalam kurikulum, pendidikan karakter bagi siswa
MI/SD dapat dilaksankan dari perspektif lingkungan4.
2
M. Jen Ismail, “PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN MENJAGA
KEBERSIHAN DI SEKOLAH,” Guru Tua : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran 4, no. 1 (2 Mei 2021):
59–68, https://doi.org/10.31970/gurutua.v4i1.67.
3
Lampola Sitorus dan Aldi Herindra Lasso, “Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Pembiasaan
dan Pembudayaan di Sekolah Menengah Pertama,” EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN 3, no. 5 (1
Juli 2021): 2206–16, https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i5.755.
4
Sitorus dan Lasso.
3
Ahmad Muhaimmin Azet (2013) mengklaim, seiring bertambahnya usiadunia dan
kebutuhan manusia terhadap alam, masalah lingkungan menjadi lebih signifikan dan harus
diperhitungkan. Dia mengatakan bahwa hanya ada satu bumi dan sudah terasa sangat kecil, yang
mirip dengan pernyataan Philip Shabechoff (1999:xviii). Untuk mencapai itu, kita harus merawat
dan memelihara bumi dengan baik. Dalam konteks ini, sangat penting menanamkan kepada
siswa MI/SD khususnya nilai sadar lingkungan sebagai salah satu nilai pendidikan karakter sejak
dini.5
5
Nurul Anisa dan Zaka Hadikusuma Ramadan, “Peran Kepala Sekolah dan Guru dalam Menumbuhkan
Perilaku Hidup Sehat pada Siswa Sekolah Dasar,” Jurnal Basicedu 5, no. 4 (16 Juli 2021): 2263–69,
https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i4.1196.
6
Nova Muhani dkk., “PENYULUHAN PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
(PHBS) TATANAN SEKOLAH DI SDN 01 LANGKAPURA” 4, no. 1 (2022).
7
Muhani dkk.
4
Dalam pendidikan karakter, kami berpendapat bahwa semua moralitas adalah
mutlak. Generasi penerus perlu diajari moralitas ini ika ingin memliki pemahaman yag jelas
tentang kebaikan dan keadilan. Selain itu, pengajaran benar dan salah serta pendidikan karakter
lebih penting daripada pendidikan moral. Menanamkan perilaku baik dan buruk, pengaturan
emosi, dan kemampuan menghayati nilai-nilaiyang baik adalah semua aspek pengembangan
karakter (ranah perilaku) (Akib, 2012 : 90). Dengan demikian, mengembangkan kebiasaan yang
bak sangat erat kaitannya dengan pengembangan karakter yang baik karena diantisipasi bahwa
kebiasaan yang baik kan berdampak pada erkembangan kognitif, emosional, dan psikomotorik
siswa dalam tiga cara yang berebda dan memilii kemampuan untuk melakukannya.
Dari hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 7 Desember 2022, serta
pengamatan di SD N 1 Banjar Rejo, ditemukan bahwa masih banyak siswa yang melangar aturan
sekolah dengan membuang sampah tidak pada tematnya. Walaupun sekolah sudah menyediakan
tempat sampah di kelas dan di beberapa tempat, siswa masih sering membuang sampah di luar
tempatnya. Di dalam kelas juga masih terlihat kotor, dengan adanya plastik bekas makanan dan
minuman di bawah meja, serta coretan yang ada di atas meja siswa. Peneliti juga menemukan
sebagian lingkungan sekolah yang tidak terawat. dengan banyaknya plastik bekas makanan dan
8
Muhani dkk.
5
minuman berceceran di selokan, serta halaman sekolah . Hal ini menunjukkan kurangnya
kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang peneliti gunakan dalam karya tulis ini merupakan metode
penelitian kualitatif yang melibatkan langsung ke lokasi penelitian. Dalam penelitian kualitatif,
deskripsi yang tertulis ataupun lisan tentang tindakan atau bahkan perilaku orang yang terlihat
dari perspektif sebuah kelompok manusia atau kelomok budaya yang digunakan untuk
menghasilkan karya ilmiah yang masuk akal.9 Penelitian dilakukan dengan menggunakan
metodologi deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang tidak berhubungan dengan angka dan
bertujuan menjelaskan situasi sosial secara detail dengan menggunakan deskripsi kalimat. 10
Serangkaian prosedur untuk mengumpulkandata perpustakaan, meninjau sumber perpustakaan
dan mendokumentasikan temuan, dan mengatur bahan penelitian disebut metode kualitatif dalam
penelitian perpustakaan atau literatur.11
A. Definisi/Pengertian Khalifah
9
Moloeng Lexy J., Metodologi penelitian kualitatif, Edisi revisi ; Cetakan ketiga puluh delapan, Juli 2018
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2018).
10
Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian : suatu pendekatan praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2011).
11
Mestika Zed, Metode penelitian kepustakaan (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2004).
6
Keberlangsungan ekosistem kehidupan merupakan tanggung jawab manusia
sebagaumana yang ditugaskan Allah bahwa manusia adalah Khalifah di muka bumi (Nahdi,
2008). Manusia telah dikaruniai kemampuan berpikir kritis dan spiritual, serta memenuhi
perannya sebagai khalifah (Hafsin, 2007). Manusia memiliki tugas dan tanggung jawab etik yang
paling tinngi terhada semua makhluk hidup terhadap kingkungan hidup, menurut Undang-
Undang RI No. 23 Tahun 1997, yang menggariskan arti penting lingkungan hidup, serta peran
dan perilaku manusia dalam kesejahteraan makhluk hidup dan diri mereka sendiri.12
Manusia yang ditugaskan Allah sebagai khalifah mempunyai tugas yang secara garis
besar dapat dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu:
Tidak mungkin memisahkan kewajiban bagi manusia untuk mencapai yang terbaik,
terutama untuk dirinya sendiri sebagi makhluk ciptaan Tuhan. Sebelum berbuat lebih
banyak untuk orang lain di jalan kehidupan, seorang pemimpin harus mampu merawat
dirinya sendiri. Manusia perlu sembuh, mencari pertolongan, dan bersiap-siap untuk muai
menjalakan kehendak Tuhan. Logikanya, individu dapat memenuhi tanggung jawabnya jika
memiliki pengendalian diri.13
7
isinya. Meskipun begitu, kita sebagai manusia tidak boleh semena-mena dalam pengelolaan
alam tersebut. Ketika berhubungan dengan alam, kita sebagai mahluk berakal diberikan
penjelasan di dalam Al-Qur’an dan hadist dalam proses pengelolaan alam. Prinsip-prinsip
yang menjadi dasar dalam pengelolaan alam tersebur ialah amanah, tauhid, ‘ada, slah,
iqtisad, rahmah, ri’ayah, hirasa, dan hafazah.15
15
Watsiqotul Mardliyah, S. Sunardi, dan Leo Agung, “Peran Manusia Sebagai Khalifah Allah di Muka
Bumi: Perspektif Ekologis dalam Ajaran Islam,” JURNAL PENELITIAN 12, no. 2 (1 Agustus 2018): 355,
https://doi.org/10.21043/jp.v12i2.3523.
16
Sitorus dan Lasso, “Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Pembiasaan dan Pembudayaan di
Sekolah Menengah Pertama.”
17
Rini Anggraeni dkk., “Edukasi perilaku hidup bersih dan sehat untuk meningkatkan pengetahuan murid
sekolah dasar,” 2022, 10.
8
Islam juga menekankan kebersihan lingkungan, yang meliputi kebersihan sumber air,
pekarangan, dan jalan raya, serta kebersihan makanan, minuman, dan kebersihan keluarga.
Kebersihan adalah bagian dari iman, menurut sebuah hadits yang dikaitkan dengan Nabi
Muhammad. Pepatah “Kebersihan sebagian dari iman” masih digunakan di lingkungan
pendidikan dan lembaga terkait lainnya. Bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memulai
amal saleh sebagai bagian dari iman itu perlu. Menerapkan perilaku ini membutuhkan
keterlibatan pihak tertentu untuk bersama-sama merealisasikan hal tersebut. Pembelajaran
tentang lingkungan hidup harus diberikan sejak anak masih berada di bangku sekolah
dikarenakan menjaaga lingkungan sekolah yang bersih dapat membentuk pribadi yang
bertanggung jawab dengan lingkungan.18
Salah satu motivator yang palinng dekat dengan siswa ialah guru. 19 Kecenderungan
anak-anak merupakan melihat dan kemudian meniru apa yang mereka lihat tersebut. Maka dari
itu, menunjukkan secara langsung cara menjaga lingkungan yang baik dan benar dapat membuat
siswa lebih cepat memahaminya. Berikut adalah bagaimana cara menciptakan sebuah lingkungan
sekolah yang bersih dan sehat :
1. Program Green School merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan dalam rangka
melestarikan lingkungan sekolah siswa. Program Green School merupakan kegiatan yang
mengajak siswa untuk melakukan kegiatan pelestarian lingkungan dengan harapan
kegiatan belajar dan mengajar dapat berjalan dengan nyaman.
2. Mengikuti peraturan sekolah dan selalu menjaga lingkungan agar tetap bersih.
3. Mendorong siswa untuk mengadopsi perilaku cinta lingkungan dengan menerapkan
berbagai macam inisatif yang dapat membantu mereka memahami nilai menjaga
lingkungan belajar yang aman dan sehat.
4. Untuk mendorong siswa sekolah agar secara sadar dan sungguh-sungguh mau mentaati
peraturan sekolah, melaksanakan pengawasan dan penegakan peraturan sekolah secara
ketat.
5. Memulai kampanye untuk menjaga lingkungan atau membersihkan sekolah.
18
Rini Anggraeni dkk.
19
Proyek Peningkatan Peranan Wanita, Pelestarian Lingkungan (Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Dirjen Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olah raga, Direktorat Pendidikan masyarakat,
Proyek Peningkatan Peranan Wanita, 1992).
9
6. Menggunakan kesempatan pada saat hari libur nasional untuk melakukan kegiatan cinta
lingkungan seperti kerja bakti di lingungan sosial, mempercantik halaman sekolah atau
dapat juga mempromosikan inisiatif peduli lingkungan.20
Guru dapat mendorong siswanya agar melakukan perilaku hidup sehat dan bersih di
kelas, seperti membersihkan tangan sebelum makan atau minum, dan membawa makanan sendiri
dari rumah agar mereka tidak sembarangan membeli makanan, hal ini dapat meningkatkan
kesehatan siswa dan mencegah penyakit. Untuk turut aktif menjaga lingkungan yang bersih dan
sehat, siswa juga dapat menciptakan wadah sampah sendiri di kelas.21
10
1. Beberapa kegiatan rutin yang dapat dilakukan untuk mendorong anak mengembangkan sifat
peduli lingkungan, siswa mengikuti kegiatan sehari-hari seperti piket kelas yang menjadi
kebiasaan. Rutinitas yang diulang setiap minggu, seperti jumat bersih yang dilakukan setiap
jumat. Selain itu, ada kegiatan rutin yang berulang seperti perayaan Hari Bumi yang waktu
dan pelaksanaannya disesuaikan dengan jatuh pada hari yang telah ditentukan.
2. Guru dan kepala sekolah harus memeberikan contoh untuk medoronggenerasi muda peduli
lingkungan.
3. Salah satu strateginya adalah dengan menyampaikan ajakan atau dorongan dari guru atau
kepala sekolah untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan. Salah satu cara untuk
melakukannya adalah dengan memberikan peringatan atau teguran kepada siswa yang tidak
menunjukkan kesadaran lingkungan. Anak-anak selanjutnya akan membentuk kebiasaan
peduli terhadap lingkungan.
4. Sekolah dapat membantu pembentukan kepribadian siswa yangberwawasan lingkungan
dengan menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Misalnya dengan menyediakan
bebrbagai jenis tong sampah, tempat cuci tangan di setiap kelas, air bersih yang cukup, dan
toilet yang sesuai dengan jumlah siswa. Selain itu, sekolah dapat menampilkan pesan yang
menyerukan rasa hormat terhadap lingkungan tempat mereka beroperasi. Oleh karena itu,
siswa akan terbiasa dengan lingkngan yang aman dan rapi.24
Ada empat jenis pendidikan karakter yang dikenal dan digunakan dakamproses
pendidikan, menurut Asmani J.M. berikut adalah empat kategori pendidikan karakter.:
24
Muhani dkk., “PENYULUHAN PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
TATANAN SEKOLAH DI SDN 01 LANGKAPURA.”
11
rendah (kelas1-3) ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, menurut Daryanto dan Darmiatun
(2013), antara lain :
Sedangkan untuk siswa kelas atas (kelas 4-6), indikator berikut ini harus dipenuhi
dalam rangka pembinaan karakter berwawasan lingkungan :
1. Membersihkan toilet sekolah,
2. Membersihkan tempat sampah,
3. Bersikap peduli terhadap lingkungan,
4. Menanam tanaman agar kelas dan sekolah menjadi indah,
5. Mampu mengajak orang lain untuk peduli terhadap lingkungan (Naziyah dkk., 2021).
Tabel 1.
Aspek
No.
12
1 Penanaman tanaman Mengerjakan tugas Bekerja sama tanpa bias.
seperti bunga dan pohon yang diberikan.
Tabel 2.
Nilai Indikator
13
1-3 4-6
Program Green and Clean juga dapat dilihat sebagai inisiatif untuk mendorong
kepedulian lingkungan pada anak-anak sekolah dasar. Program ini dimulai sebelum dimulainya
program belajar mengajar dan bertujuan untuk secara langsung mengajarkan kepada siswa cara
menghargai dan peduli terhadap lingkungan. Kurikulum ini mendorong mahasiswa untuk terjun
26
Nasiatin dan Hadi, “Determinan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri.”
14
langsung dan melakukan kerja nyata di lapangan selain memberikan pengetahuan tentang
pentingnya menjaga lingkungan pada tataran teoritis. Siswa mampu memahami bagaimana
menghargai dan menjaga lingkungan sebagai hasilnya
Program Green And Clean sangat penting dalam membantu siswa mengembangkan
sikap peduli terhadap lingkungan. Melalui kurikulum ini, siswa diajarkan bagaimana cara
merawat lingkungan, termasuk cara membuang sampah dengan benar, melestarikan taman, dan
menjaga kebersihan lingkungan. Dengan melakukan tindakan seperti ini, program ini dapat
berkontribusi pada terciptanya lingkungan belajar yang hijau, menjaga kesejahteraan fisik,
mental, dan kognitif siswa. Lingkungan sekolah yang hijau juga dapat berkontribusi untuk
menurunkan pemanasan global. Lingkungan belajar yang hijau memiliki banyak efek positif bagi
siswa, terutama dalam hal kenyamanan dan perkembangan otak.
Program Green And Grace bertujuan untuk mencapai ha-hal sebagai berikut :
KESIMPULAN
Menjadi khalifah adalah salah satu tanggung jawab umat manusia di planet kita.
Manusia bertanggung jawab untuk menjaga lingkungan sebagai Khalifah planet ini. Dalam
Islam, kesadaran lingkungan sangat penting. Islam memuat banyak ayat yang menganjurkan
manusia untuk menjaga dan mengatur alam guna menjamin kelangsungan hidup manusia. Salah
satu strategi untuk mengatasi masalah lingkungan adalah pengembangan karakter sejak dini.
Salah satu contoh pengembangan karakter ini adalah pembelajaran lingkungan. Selain itu,
27
Nurul Liyun, Wahidah Nur Khasanah, dan Nurfahana Azda Tsuraya, “MENANAMKAN KARAKTER
CINTA LINGKUNGAN PADA ANAK MELALUI PROGRAM ‘GREEN AND CLEAN,’” t.t.
15
mengajarkan anak-anak di sekolah dasar untuk hidup bersih, sehat dapat mendorong mereka
untuk peduli terhadap lingkungan. Hal ini berdampak signifikan pada bagaimana anak muda
mengembangkan prinsip-prinsip moral pengelolaan lingkungan. Guru dan setiap siswa di
sekolah berbagi tanggung jawab untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah selain anak-anak.
Oleh karena itu, agar anak dapat mengikuti perilaku peduli lingkungan, guru harus
mencontohkan dan mendorongnya.
LAMPIRAN
16
17
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Azhar Basyir. Falsafah Ibadah Dalam Islam. Yogyakarta: Perpustakaan Pusat UII, 1984.
Anisa, Nurul, dan Zaka Hadikusuma Ramadan. “Peran Kepala Sekolah dan Guru dalam
Menumbuhkan Perilaku Hidup Sehat pada Siswa Sekolah Dasar.” Jurnal Basicedu 5, no.
4 (16 Juli 2021): 2263–69. https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i4.1196.
Ismail, M. Jen. “PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN MENJAGA
KEBERSIHAN DI SEKOLAH.” Guru Tua : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran 4, no.
1 (2 Mei 2021): 59–68. https://doi.org/10.31970/gurutua.v4i1.67.
Liyun, Nurul, Wahidah Nur Khasanah, dan Nurfahana Azda Tsuraya. “MENANAMKAN
KARAKTER CINTA LINGKUNGAN PADA ANAK MELALUI PROGRAM ‘GREEN
AND CLEAN,’” t.t.
Mardliyah, Watsiqotul, S. Sunardi, dan Leo Agung. “Peran Manusia Sebagai Khalifah Allah di
Muka Bumi: Perspektif Ekologis dalam Ajaran Islam.” JURNAL PENELITIAN 12, no. 2
(1 Agustus 2018): 355. https://doi.org/10.21043/jp.v12i2.3523.
Mestika Zed. Metode penelitian kepustakaan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2004.
Moloeng Lexy J. Metodologi penelitian kualitatif. Edisi revisi ; Cetakan ketiga puluh delapan,
Juli 2018. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2018.
Muhani, Nova, Christin Angelina Febriani, Dhiny Easter Yanti, Aulyya Rahmah, Echa Rafika,
Fadhilah Amanda Sari, Ghina Gabrilla Yusuf, Renna Oktavia Rudi, dan Yolandha Adinda
Pratiwi. “PENYULUHAN PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
(PHBS) TATANAN SEKOLAH DI SDN 01 LANGKAPURA” 4, no. 1 (2022).
Nasiatin, Titin, dan Irma Nurul Hadi. “Determinan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pada Siswa
Sekolah Dasar Negeri.” Faletehan Health Journal 6, no. 3 (28 November 2019): 118–24.
https://doi.org/10.33746/fhj.v6i3.111.
Naziyah, Sifaun, Akhwani Akhwani, Nafiah Nafiah, dan Sri Hartatik. “Implementasi Pendidikan
Karakter Peduli Lingkungan di Sekolah Dasar.” Jurnal Basicedu 5, no. 5 (22 Agustus
2021): 3482–89. https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i5.1344.
Proyek Peningkatan Peranan Wanita. Pelestarian Lingkungan. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, Dirjen Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olah raga, Direktorat
Pendidikan masyarakat, Proyek Peningkatan Peranan Wanita, 1992.
Rini Anggraeni, Alifa Lulu Feisha, Tiara Muflihah, Fauziah Muthmainnah, M. Arie Rifky
Syaifuddin, Waode Sitti Nurul Aulyah, Ika Rezki Pratiwi, Sulindah H. Sultan, Atjo
Wahyu, dan Muhammad Rachmat. “Edukasi perilaku hidup bersih dan sehat untuk
meningkatkan pengetahuan murid sekolah dasar,” 2022, 10.
Sitorus, Lampola, dan Aldi Herindra Lasso. “Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan Melalui
Pembiasaan dan Pembudayaan di Sekolah Menengah Pertama.” EDUKATIF : JURNAL
ILMU PENDIDIKAN 3, no. 5 (1 Juli 2021): 2206–16.
https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i5.755.
Suharsimi Arikunto. Prosedur penelitian : suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2011.
Susanti, Salamah Eka. “Epistemologi Manusia Sebagai Khalifah Di Alam Semesta.”
HUMANISTIKA : Jurnal Keislaman 6, no. 1 (23 Maret 2020): 85–99.
https://doi.org/10.55210/humanistika.v6i1.321.
18