Anda di halaman 1dari 6

Vol. 4 No.

1 (2020)

Penanaman CiLi (Cinta Lingkungan) Pada Siswa


Melalui Program Lingkungan Sekolah Tanpa Sampah Plastik

Siti Baro’ah1* dan Siti Mazidatul Qonita2


1
Dosen IAIIG Cilacap
2
Universitas Muhhamadiyah Purwokerto
* Email: mbaieie.92@gmail.com

Abstrak
Kepedulian terhadap lingkungan perlu ditanamkan melalui pendidikan karakter di lingkungan sekolah untuk
menghasilkan SDM yang berkualitas. Oleh karenanya perlu strategi untuk menumbuhkan kesadaran akan cinta
lingkungan dengan program sekolah tanpa sampah plastik. Mengingat limbah plastik yang melimpah sedangkan
sifatnya tidak dapat terurai (non-biodegradable) sehingga dapat berdampak pada kerusakan lingkungan. Berdasarkan
permasalahan tersebut perlu dicanangkan program seperti (1) pengelolaan sampah 3R, (2) mewajibkan siswa
membawa tumbler untuk makanan dan minuman (3) meyediakan stasiun air isi ulang, (4) tidak membeli makanan
berbungkus plastik, serta (5) membuat bank plastik di lingkungan sekolah.
Kata kunci: Pendidikan Karakter, Cinta Lingkungan, Sekolah Tanpa Plastik
Abstract
Concern for the environment need to be infused through character education in the school
environment to produce the quality human resources. Therefore a strategy is needed to foster awareness
of environmental love with school programs without plastic waste. Given the abundant plastic waste
while its nature can not be decomposed (non-biodegradable) so that it can have an impact on
environmental damage. Based on these problems a program need to be launched such as (1) 3R waste
management, (2) requiring students to bring tumblers for food and drink (3) providing refill water
stations, (4) not buying plastic-wrapped food, and (5) making plastic banks in the school environment.
Keywords: Character Education, Love the Environment, School without Plastic

PENDAHULUAN Menurut Jambeck et.al. (2015),


Indonesia berada diperingkat kedua dunia
Kehidupan manusia sangat erat
pembuang sampah plastik ke laut dengan laju
kaitannya dengan lingkungan, karena setiap
0,52 kg sampah/orang/hari atau setara dengan
harinya manusia berhadapan dan berkontak
3,22 MMT/tahun. Hal tersebut menunjukan
langsung dengan keadaan alam disekitarnya.
bahwa tingkat konsumsi dengan penggunaan
Suatu kehidupan lingkungan sangat bergantung
plastik oleh masyarakat kita masih tinggi, oleh
dengan ekosistem, oleh karenanya penting untuk
karenanya diperlukan partisipasi masyarakat
mendorong manusia supaya mencintai,
dalam pengurangan penggunaan dan
melestarikan dan bertanggung jawab dengan
penumpukan plastik. Apabila permasalahan itu
menjaga ekosistem lingkungan. Masih banyak
dibiarkan, maka lingkungan dan ekosistemnya
permasalahan lingkungan hidup yang dipicu
akan rusak. Disebabkan kondisi itulah, maka
oleh kurangnya kepedulian dan rasa
perlu adanya pemberian pemahaman kepada
tanggungjawab manusia, baik dalam menjaga
genersi muda Indonesia mengenai pentingnya
maupun melestarikan lingkungan. Salah satunya
kepedulian lingkungan yang dimulai dari
terkait maraknya sampah plastik di lingkungan
pengurangan sampah plastik. Kepedulian
sekitar, mengingat limbah dari plastik bersifat
terhadap lingkungan perlu ditanamkan melalui
tidak dapat terurai (non-biodegradable). Sifat
pendidikan karakter peduli lingkungan
tersebut menjadikan penyumbang limbah
khususnya di lingkungan sekolah. Pendidikan
terbesar yang menyebabkan kerusakan
karakter merupakan upaya yang dilakukan
lingkungan (Asia dan Arifin, 2017).
dengan sengaja untuk mengembangkan karakter

e-ISSN : 2550-0619 p-ISSN : 2721-6748 11


Vol. 4 No. 1 (2020)

yang baik (good character) berdasarkan berkarakter baik adalah yang dapat membuat
kebijkan-kebijakan inti (core virtues) yang keputusan dan siap mempertanggungjawabkan
secara objektif baik bagi individu maupun setiap akibat dari keputusannya. Ciri ini lahir
masyarakat (Saptono, 2011). dari konsekuensi pemaknaan karakter sebagai
cara berpikir dan berperilaku yang khas tiap
Pendidikan karakter merupakan langkah
individu untuk hidup dan bekerjasama, baik
tepat untuk membangun sumber daya manusia
dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa,
yang berkualitas. Oleh karenanya perlu strategi
dan negara. Pendidikan karakter bukanlah
untuk menumbuhkan kesadaran akan cinta
pendidikan instan yang langsung jadi, namun
lingkungan dengan program sekolah tanpa
membutuhkan tahapan-tahapan stimulasi yang
sampah plastik. Program ini sebagai upaya
perlu dilalui dan proses internalisasi yang akan
menjaga kebersihan lingkungan sekolah terbebas
menguatkan terbentuknya perilaku tertentu
dari sampah plastik. Program ini merupakan
(Olim, 2010). Hal ini menunjukan bahwa di
program yang dilakukan oleh siswa sekolah
dalam pendidikan karakter harus diawali dengan
dasar, dimana mereka belajar untuk mencintai
kemauan dan niatan yang baik serta tidak hanya
lingkungan dengan cara mempraktekan secara
dipikirkan akan tetapi dilakukan.
langsung dalam kehidupan sehari -hari. Program
sekolah tanpa sampah plastik ini memiliki Penanaman moral melalui pendidikan
kontribusi yang sangat penting dalam karakter sedini mungkin kepada anak-anak
memberikan pendidikan karakter cinta adalah kunci utama untuk membangun bangsa.
lingkungan pada siswa. Program yang Anak usia sekolah dasar merupakan usia yang
dicanangkan yaitu (1) pengelolaan sampah 3R, tepat bagi anak untuk memperoleh dasar-dasar
(2) mewajibkan siswa membawa tumbler, (3) pengetahuan sebagai kunci dari keberhasilan
meyediakan stasiun air isi ulang, (4) tidak penyesuaian diri pada kehidupan dewasanya
membeli makanan berbungkus plastik, serta (5) nanti. Prestasi anak pada masa kana-kanak juga
membuat bank plastik di lingkungan sekolah. memiliki korelasi dengan kesuksesannya dimasa
depan, sehingga pada masa anak-anak ini perlu
Pendidikan Karakter
dimanfaatkan untuk menanamkan dasar
Karakter merupakan hasil dari pengetahuan sehingga pengetahuan tersebut
kebiasaan-kebiasaan yang melekat pada diri menjadi kebiasaan baik yang akan
manusia. Menurut Kamus Besar Bahasa terinternalisasi ke dalam diri anak hingga
Indonesia yang dimaksud dengan karakter dewasa nanti.
adalah tingkah laku, akhlak, dan watak. karakter
Menurut Jamal Mamur Asmani dalam
inilah yang membedakan antara manusia yang
bukunya Panduan Internalisasi Pendidikan
satu dengan lainnya. Karakter ditinjau dari segi
Karakter di Sekolah menyebutkan bahwa salah
bahasa berasal dari bahasa Yunani yang berarti
satu karakter yang tidak kalah penting untuk
‘charasesein” yang artinya mengukir. (Abdullah
ditanamkan pada diri peserta didiksejak dini
Munir, 2010) Karakter menurut Furqon
ialah sikap peduli terhadap lingkungan. Nilai
Hidayatullah (2010) adalah kualitas atau
karakter tersebut berupa sikap dan tindakan yang
kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi
selalu berupaya mencegah kerusakan pada
pekerti individu yang merupakan kepribadian
lingkungan alam sekitarnya. Selain itu,
khusus yang menjadi pendorong dan penggerak,
mengembangkan upaya-upaya untuk
serta yang membedakan dengan individu lain.
memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi
Pendidikan kerakter adalah usaha aktif dan selalu ingin memberi bantuan bagi orang
untuk membentuk kebiasaan (habit) sehingga lain dan masyarakat yang membutuhkan.
sifat anak akan terukir sejak dini, agak dapat
Mengingat pentingnya lingkungan bagi
mengambil keputusan dengan baik dan bijak
keberlangsungan kehidupan, maka alangkah
serta dapat mempraktikkannya dalam kehidupan
baiknya pendidikan karakter peduli lingkungan
sehari-hari (Fitri, 2012). Individu yang
ditanamkan sejak dini. Hal ini bertujuan agar

e-ISSN : 2550-0619 p-ISSN : 2721-6748 12


Vol. 4 No. 1 (2020)

anak dapat mencintai dan menjaga lingkungan penyesuaian diri pada kehidupan dewasanya
tempat hidupnya. nanti. Prestasi anak pada masa kana-kanak juga
memiliki korelasi dengan kesuksesannya dimasa
PEMBAHASAN
depan, sehingga pada masa anak-anak ini perlu
Pendidikan Karakter dimanfaatkan untuk menanamkan dasar
Karakter merupakan hasil dari pengetahuan sehingga pengetahuan tersebut
kebiasaan-kebiasaan yang melekat pada diri menjadi kebiasaan baik yang akan
manusia. Menurut Kamus Besar Bahasa terinternalisasi ke dalam diri anak hingga
Indonesia yang dimaksud dengan karakter dewasa nanti.
adalah tingkah laku, akhlak, dan watak. karakter
Menurut Jamal Mamur Asmani dalam
inilah yang membedakan antara manusia yang
bukunya Panduan Internalisasi Pendidikan
satu dengan lainnya. Karakter ditinjau dari segi
Karakter di Sekolah menyebutkan bahwa salah
bahasa berasal dari bahasa Yunani yang berarti
satu karakter yang tidak kalah penting untuk
‘charasesein” yang artinya mengukir. (Abdullah
ditanamkan pada diri peserta didiksejak dini
Munir, 2010) Karakter menurut Furqon
ialah sikap peduli terhadap lingkungan. Nilai
Hidayatullah (2010) adalah kualitas atau
karakter tersebut berupa sikap dan tindakan yang
kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi
selalu berupaya mencegah kerusakan pada
pekerti individu yang merupakan kepribadian
lingkungan alam sekitarnya. Selain itu,
khusus yang menjadi pendorong dan penggerak,
mengembangkan upaya-upaya untuk
serta yang membedakan dengan individu lain.
memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi
Pendidikan kerakter adalah usaha aktif dan selalu ingin memberi bantuan bagi orang
untuk membentuk kebiasaan (habit) sehingga lain dan masyarakat yang membutuhkan.
sifat anak akan terukir sejak dini, agak dapat
Mengingat pentingnya lingkungan bagi
mengambil keputusan dengan baik dan bijak
keberlangsungan kehidupan, maka alangkah
serta dapat mempraktikkannya dalam kehidupan
baiknya pendidikan karakter peduli lingkungan
sehari-hari (Fitri, 2012). Individu yang
ditanamkan sejak dini. Hal ini bertujuan agar
berkarakter baik adalah yang dapat membuat
anak dapat mencintai dan menjaga lingkungan
keputusan dan siap mempertanggungjawabkan
tempat hidupnya.
setiap akibat dari keputusannya. Ciri ini lahir
dari konsekuensi pemaknaan karakter sebagai
cara berpikir dan berperilaku yang khas tiap Menanamkan Cinta Lingkungan
individu untuk hidup dan bekerjasama, baik Menurut pendapat Avianto Muhtadi
dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, (2011) lingkungan merupakan sesuatu yang
dan negara. Pendidikan karakter bukanlah mengelilingi kita, tempat kita berada dan
pendidikan instan yang langsung jadi, namun melangsungkan kehidupan serta memenuhi
membutuhkan tahapan-tahapan stimulasi yang segala keperluan hidup. Lingkungan adalah
perlu dilalui dan proses internalisasi yang akan semua faktor luar, fisik, dan biologis yang secara
menguatkan terbentuknya perilaku tertentu langsung berpengaruh terhadap ketahanan hidup,
(Olim, 2010). Hal ini menunjukan bahwa di pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi
dalam pendidikan karakter harus diawali dengan organisme, sedangkan yang dimaksud dengan
kemauan dan niatan yang baik serta tidak hanya lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan
dipikirkan akan tetapi dilakukan. semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk di dalamnya manusia dan
Penanaman moral melalui pendidikan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
karakter sedini mungkin kepada anak-anak
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
adalah kunci utama untuk membangun bangsa.
makhluk hidup lainnya (Mustofa, 2000).
Anak usia sekolah dasar merupakan usia yang
Menurut UU No 32 Tahun 2009 tentang
tepat bagi anak untuk memperoleh dasar-dasar
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
pengetahuan sebagai kunci dari keberhasilan
Hidup, menjelaskan bahwa lingkungan hidup

e-ISSN : 2550-0619 p-ISSN : 2721-6748 13


Vol. 4 No. 1 (2020)

adalah kesatuan ruang dengan semua benda, Program sekolah tanpa sampah plastik
daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk ini memiliki kontribusi yang sangat penting
manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi dalam memberikan pendidikan karakter cinta
alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, lingkungan pada siswa. Karena dalam program
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup ini siswa diajarkan untuk mencintai
lain. lingkungannya dengan membiasakan membawa
botol minum sendiri dari rumah, tidak membeli
Menurut Al-Anwari (2014), peduli
makanan dan minuman yang dibungkus plastik,
lingkungan merupakan sikap dan tindakan yang
dan lain sebagainya. Melalui program ini dapat
selalu berupaya mencegah kerusakan lingkungan
menciptakan lingkungan sekolah yang bersih
alam di sekitarnya dan pengembangkan upaya
untuk menunjang kesehatan fisik siswa dan
untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah
anggota sekolah lainnya. Selain itu masih
terjadi. Karakter peduli lingkungan alam
banyak juga efek baik yang diperoleh dari
merupakan sikap yang ditunjukkan dengan
mengurangi penggunaan plastik.
perbuatan menjaga lingkungan alam sekitarnya.
Sikap ini juga ditunjukan dengan tindakan Program sekolah tanpa sampah plastik
memperbaiki kerusakan lingkungan yang terjadi. pada dasarnya adalah pengenalan kepada siswa
Karakter ini membuat kelangsungan alam agar bisa mencintai lingkungan dengan cara-cara
terjaga (Harlistyarintica, dkk. 2017). yang sederhana. Program sekolah tanpa sampah
plastik dilaksanakan dalam beberapa kegiatan,
Manusia sebagai pengelola lingkungan
antara lain:
hidup memegang peranan penting dalam
menjaga kelestarian lingkungan. Oleh karena itu 1. Pengelolaan Sampah 3R
perlu ditanamkan semangat cinta lingkungan Selain menekan timbulnya sampah baru,
sejak usia anak-anak. Karena anak merupakan sampah yang sudah ada juga harus dikelola
generasi penerus yang akan mengelola dengan baik dengan cara dipilih sesuai jenisnya.
lingkungan selanjutnya. Jadi sudah sewajarnya Dikutip dari Modul Pengolahan Sampah
jika mereka dibekali tentang cara mengelola Berbasis 3R oleh Firmanti (2010) bahwa
lingkungan yang baik. Dan tahapan awal yang Pendekatan pengelolaan sampah seyogyanya
perlu kita lakukan dalam hal ini adalam dilakukan melalui pendekatan berbasis 3R dan
menanamkan kecintaan terhadap lingkungan. berbasis masyarakat, pengelolaan sampah secara
terpadu dengan melaksanakan pengelolaan sejak
Program Sekolah Tanpa Sampah Plastik
dari sumbernya. 3R adalah upaya yang meliputi
Sebagai Upaya Penanaman Karakter Cinta
kegiatan mengurangi (reduce), menggunakan
Lingkungan. Definisi program sekolah tanpa
kembali (reuse) dan mendaur ulang sampah
sampah plastic. Program sekolah tanpa sampah
(recycle).
plastik adalah upaya menjaga kebersihan
lingkungan sekolah terbebas dari sampah Sesuai dengan yang diamanatkan di
plastik. Program ini merupakan program yang dalam UU No. 18 tahun 2008 tentang
dilakukan oleh siswa sekolah dasar, dimana pengelolaan sampah pada Bab I pasal 1 ayat 3
mereka belajar untuk mencintai lingkungan bahwa pengelolaan sampah merupakan kegiatan
dengan cara mempraktekan secara langsung yang sistematis, berkelanjutan yang terdiri dari
dalam kehidupan sehari -hari. Program ini kegiatan pengurangan dan penanganan. Proses
ditujukan agar siswa memiliki karakter cinta pengurangan merupakan upaya untuk
pada lingkungan sejak dini. Program lingkungan mengurangi jumlah sampah yang akan diangkut
tanpa sampah plastik tidak hanya sekedar dan diproses di tempat pemrosesan akhir
mengajarkan siswa untuk cinta terhadap sampah. Kegiatan pengurangan sampah dapat
lingkungan, akan tetapi mengajak siswa untuk berupa pembatasan timbulan sampah,
mempraktekan secara langsung sehingga siswa pendaurulangan sampah, dan pemanfaatan
paham bagaimana cara menjaga lingkungan. kembali sampah, dimana proses pemilahan
merupakan kegiatan penunjangan pokok dari

e-ISSN : 2550-0619 p-ISSN : 2721-6748 14


Vol. 4 No. 1 (2020)

proses pendaurulangan. Pengelolaan sampah makanan, siswa berinisiatif untuk menggunakan


berbasis masyarakat dapat digunakan sebagai tumbler sebagai wadah makanannya. Kantin -
referensi model yang mengedepankan kantin yang berada di sekolah juga dihimbau
paradigma 3R (R1 = Reduce, R2 = Reuse, R3 = untuk menyediakan tempat makanan yang aman
Recycle). R1 adalah upaya yang lebih digunakan dan bisa dipakai sebagai wadah
menitikberatkan pada pengurangan pola hidup apabila ada siswa yang membutuhkan.
konsumtif serta senantiasa menggunakan “tidak
5. Membuat Bank plastik di lingkungan sekolah
sekali pakai“ yang ramah lingkungan dan
Bank sampah yang dibuat di sekolah
mencegah timbulan sampah, R2 adalah upaya
merupakan strategi dalam membangun
memanfaatkan bahan sampah melalui
kepedulian siswa agar dapat berteman dengan
penggunaan yang berulang agar tidak langsung
sampah, sehingga mendapatkan nilai ekonomis
menjadi sampah, tanpa pengolahan berarti
dari sampah tersebut. Bank sampah dapat
menggunakan kembali sampah yang layak pakai
dijadikan sebagai solusi untuk menciptakan
untuk fungsi yang sama atau yang lain. R3
lingkungan sekolah yang bersih dan nyaman
adalah setelah sampah harus keluar dari
dengan cara mengelola sampah yang dilakukan
lingkungan perlu dilakukan pemilahan dan
oleh siswa dengan dibantu oleh pihak sekolah.
pemanfaatan pengolahan secara setempat
Proses dan cara kerja bank sampah ini sama
menjadi produk baru. Pengelolaan sampah
dengan bank penyimpanan uang pada umumnya.
dengan pola 3R merupakan upaya untuk
Para nasabah dalam hal ini siswa dapat
mengurangi beban TPA (tempat pemrosesan
menyetorkan sampah yang dibawanya dari
akhir) sampah.
rumah, kemudian sampah dari siswa
2. Mewajibkan siswa membawa tumbler untuk dikumpulkan dalam sebuah tempat kemudian
makanan dan minuman setelah terkumpul disalurkan kepada pengelola
Sebagai dukungan atas kebijakan ini sampah. Dari hasil penjualan sampah tersebut
sekolah meyediakan tempat untuk mencuci dimasukan ke dalam kas sekolah yang nantinya
peralatan makan dan minum yang dibawa oleh dimanfaatkan untuk membantu memelihara
siswa. Ketika akan membeli makanan dan lingkungan sekolah.
minuman siswa menggunakan peralatannya
Tujuan program sekolah tanpa sampah
sendiri tanpa harus menggunakan plastik.
plastik
Kebijakan tumblerisasi atau membawa tempat
minum dan makan sendiri tidak hanya berlaku 1. Memberikan edukasi tentang permasalahan
untuk siswa, namun juga bagi guru dan semua sampah dan bagaimana solusi mengelola
warga sekolah dalam rangka program sampah
mengurangan sampah plastik di sekolah. 2. Membantu upaya pelestarian lingkungan
sekolah yang bersih dan sehat
3. Meyediakan stasiun air isi ulang
3. Meningkatkan motivasi siswa akan pentingya
Siswa tidak diperbolehkan membeli air
berperan dalam kepedulian lingkungan
minum dalam kemasan, sebagai gantinya
sekolah
sekolah menyediakan air minum isi ulang untuk
4. Mengembangkan semangat kerelawanan
dinikmati dengan menggunakan tumbler
dikalangan siswa yang terlibat secara
masing-masing yang dibawa oleh siswa. Dengan
langsung dalam kegiatan.
adanya stasiun air isi ulang akan memudahkan
5. Menciptakan generasi-generasi penerus yang
siswa ketika bekal minum yang dibawanya habis
peduli akan lingkungan hidup.
maka mereka tinggal mengisi ulang di tempat
yang sudah disediakan oleh pihak sekolah.
KESIMPULAN DAN SARAN
4. Tidak membeli makanan berbungkus plastik
Pihak sekolah menghimbau para Pelaksanaan penanaman karakter cinta
siswanya untuk tidak membeli makanan lingkungan pada anak melalui program
berbungkus plastik. Jika terpaksa membeli lingkungan sekolah tanpa sampah plastik

e-ISSN : 2550-0619 p-ISSN : 2721-6748 15


Vol. 4 No. 1 (2020)

dilakukan dengan cara kegiatan olah sampah, Muhtar, Latif. 2013. Orientasi Baru Pendidikan
mewajibkan siswa untuk membawa tumbler, Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana
menyediakan stasiun air isi ulang, dan membuat Munir , Abdullah. 2010. Pendidikan
bank sampah plastik. Tujuan dari program Karakter ( Membangun
lingkungan tanpa sampah plastik agar siswa Karakter Anak Sejak dari
sedini mungkin terbiasa untuk mencintai Rumah).
lingkungan dan berperilaku hidup sehat. Yogyakarta: Pedagogia
Kegiatan lingkungan sekolah tanpa sampah Mustofa. 2000. Kamus Lingkungan. Jakarta.
plastik dilaksanakan selama siswa berada di Rineka Cipta.
lingkungan sekolah dan diharapkan akan Olim, Ayi. 2010. Mencari Metode Pendidikan
menjadi kebiasaan yang membawa dampak baik Karakter untuk PAUD: Belajar berbasis
bagi siswa ketika berada di lingkungan keluarga layanan (Service Learning). Di dalam:
dan masyarakat. Proceedings of The 4th International
Conference on Teacher Education; Join
Conference UPI & UPSI Bandung,
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia, 8-10 November 2010.
Amin, Mawardi Muhammad. 2011. Pendidikan
Bandung: Halaman 146- 161.
Karakter Anak Bangsa. Jakarta : Baduos
Samani, Muchlas. 2012. Konsep dan Model
Media
Pendidikan Karakter. Bandung:PT.
Azzet, Akhmad Muhaimin. 2011. Urgensi
Remaja Rosdakarya
Pendidikan Karakter di Indonesia
Saptono. 2011. Dimensi-dimensi Pendidikan
Revitalisasi Pendidikan Karakter
Karakter Wawasan, Strategi dan Langkah
Terhadap Keberhasilan Belajar dan
Praktis. Jakarta. Penerbit Erlangga
Kemajuan Bangsa. Yogyakarta : AR-
Shannigrahi, A.S., T. Fukushima, and R.C.
RUZZ Media
Sharma. 2003. Air pollution control by
Firmanti. 2010. Modul Pengelolaan Sampah
optimal green belt development around
Berbasis 3R. Kementerian Pekerjaan
The Victoria Memorial Monument,
Umum. Bandung.
Kolkata (India). Journal Environment
Fitri, Agus Zaenal. 2012. Pendidikan Karakter
Studies Vol. 60
Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah.
Sulistiyorini, Nur Rahmawati, Rudi Saprudin
Jakarta. Ar-Ruzz Media.
Darwis, & Arie Surya Gutama. 2015.
Grey, GW dan FJ Deneke. 1978. Urban forestry.
Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan
New York : John Wiley and Sons, Inc.
Sampah di Lingkungan Margaluyu
Gunawan, Heri. 2014. Pendidikan Karakter
Kelurahan Cicurug. Share Social Work
Konsep dan Implementasi. Bandung :
Jurnal, 5 (1), 71-80
Alfabeta
Suyanto, Hadi. 2012. Pengelolaan Kualitas
Harlistyarintica, Yora, dkk. 2017. Penanaman
Udara di Perkotaan. Gema Teknologi Vol.
Pendidikan Karakter Cinta Lingkungan
16 No. 2 Periode Oktober 2010-April
Melalui Jari Kreasi Sampah Bocah Cilik
2011. Universitas Diponegoro. Semarang.
Di Kawasan Parangtritis. Jurnal
Wibowo, Agus, 2012. Pendidikan Karakter
Pendidikan Anak. 6(1);20-30
Anak Usia Dini. Yogyakarta: Pustaka
Mardiani, Weyn. 2017. Pelaksanaan Kegiatan
Pelajar
Penghijauan untuk Meningkatkan
Wiyani Ardy Novan. 2015. Membumikan
Kepedulian Siswa terhadap Lingkungan di
Pendidikan Karakter di SD. Yogyakarta:
SDN 112 Pekanbaru. Jurnal Ilmu
Ar Ruzz Media
Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora
Vol. 3 No. 2, Juni 2017

e-ISSN : 2550-0619 p-ISSN : 2721-6748 16

Anda mungkin juga menyukai