Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia

Volum 5 Nomor 1 Bulan Maret Page 20 - 25


p-ISSN: 2477-6254 e-ISSN: 2477-8427

Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia is licensed under


A Creative Commons Attribution-Non Commercial 4.0 International License.

KUALITAS PEMBELAJARAN ETIKA LINGKUNGAN BAGI SISWA SEKOLAH


SMA N1)EGERI 3 SUNGAI K AKAP
2) 3) 4)
Dony Andrasmoro , Ihsan Nurhakim , Mustofa ,Galuh Bayuardi
1)
IKIP PGRI Pontianak, Pontianak, Indonesia
Email : donny.andrasmara@gmail.com
2)
IKIP PGRI Pontianak, Pontianak, Indonesia
Email : Ihsannurhakim08@gmail.com
3)
IKIP PGRI Pontianak, Pontianak, Indonesia

Abstrak. Tujuan penelitian adalah membangun kesadaran lingkungan dengan pendekatan penanaman etika lingkungan di
sekolah melalui pelajaran geografi materi lingkungan hidup kelas XI di SMA Negeri 3 Singai Kakap. Permasalahan bagaimana
bersikap, menghargai dan merawat lingkungan sekitar agar tetap lestari, kondisi dan fenomena rendahnya kesadaran dan pola
perilaku siswa di SMA Negeri 3 Sungai Kakap harus mendapatkan perhatian dan dukungan strategis dalam menjaga lingkungan
yaitu dengan pendekatan etika lingkungan. Metode penelitian ini kualitatif dengan pendekatan fenomenologi berbasis first-hand
experiences di mana sumber informasi responden sebagai subjek yang mengalami secara langsung aspek permasalahan
lingkungan yang terjadi. Hasil penelitian ini menitikberatkan kepada permasalahan lingkungan sekolah yaitu kondisi siswa
dalam pengelolaan materi lingkungan hidup, dengan pendekatan kualitas pembelajaran tiga komponen dalam pendidikan
sekolah yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Komponen penguatan kualitas pendidikan untuk siswa berdampak terhadap hasil
perubahan etika lingkungan berdasarkan sikap yang tidak peduli menjadi kepedulian kegaitan nyata. Penanaman kode etik
kepada siswa dilakukan berdasarkan implementasi penguatan etika lingkungan pada pendekatan Silabus dan implementasi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis kurikulum monolitik dengan penguatan 5 komponen yaitu : penguatan mata
pelajaran berdiri sendiri, persiapan pelajaran lebih mudah dan bahan dapat diketahui di dalam silabus, pengetahuan siswa lebih
fleksibel, pengelolaan waktu kondisional, pengelolaan tujuan efektif dan efisien, pengelolaan evaluasi lebih jelas dan terarah.
Aspek pengelolaan pembelajaran berdampak Sustainable Development Goals. Aspek perubahan sikap siswa didorong oleh tata
kelola dan aturan yang ada dalam inovasi pengelolaan RPP dengan pendekatan pengauatan etika lingkungan dan mendukung
pembangunan berkelanjutan.

Kata Kunci : Etika; lingkungan; Siswa

dalam lingkungan, sehingga perlu menyayangi semua


I. PENDAHULUAN kehidupan dan lingkungan selain diri sendiri, (2) manusia
Perhatian terhadap pola dan perilaku siswa tercermin sebagai bagian dari lingkungan merupakan pelaku utama
dari pola kedisiplinan dan kepedulian. Permasalahan dalam pengelolaan lingkungan, sehingga harus selalu
lingkungan terjadi akibat dari pola perilaku yang kurang berupaya untuk menjaga kelestarian, keseimbangan, dan
disiplin dan kurang membangun kesadaran akan pentingnya kelestarian alam, (3) Bijaksana dalam pemanfaatan sumber
lingkungan hidup bagi kehidupan sehari-hari. Terjadinnya daya alam terbatas, (4) Adanya lingkungan disediakan bukan
bencana alam rata-rata terjadi dari kurangnya kedisiplinan untuk diri sendiri tetapi untuk semua makhluk hidup.
masyarakat terhadap pemanfaatan alam berlebihan. Peran Kondisi krisis lingkungan akibat langsung dari
dan fungsi etika lingkungan pada pemanfaatan lingkungan pengelolaan lingkungan hidup yang “nir-etik” artinya,
alam yang belum melekat pada masyarakat Indonesia bahwa manusia melakukan pengelolaan sumber-sumber alam
rata-rata masyarakat indonesia belum memperhatikan hampir tanpa peduli terhadap peran etika. Dengan demikian
terhadap resiko kebencanaan, dengan diterapkannya nilai- dapat dikatakan bahwa krisis ekologis yang dihadapi
nilai dalam beretika terhadap lingkungan didalam perangkat manusia berakar dari krisis etika dan moral. Manusia tidak
pembelajaran, akan memberikan sebuah dampak perubahan menyadari manfaat dan nilai guna lingkungan alam dalam
kearah yang positif yaitu siswa mampu mengendalikan diri kehidupan sehari-hari. Apabila peran utama manusia dalam
dalam bersikap peduli terhadap lingkungan. Oleh karena itu melakukan aktivitas terhadap lingkungan yang berlebihan
menurut (Miftahul Huda Atok dkk, 2019:63) dalam akan menimbulkan konflik antara alam dan manusia itu
menerapkan etika lingkungan yang seimbang (1) Manusia sendiri. Isu-isu permasalahan lingkungan akan
sebagai bagian dari lingkungan merupakan pelaku utama menghadirkan permasalahan etika yang lebih parah dan
terjadi polarisasi masalah dan konflik. Pada dasarnya alam

20
Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia
Volum 5 Nomor 1 Bulan Maret Page 20 - 25
p-ISSN: 2477-6254 e-ISSN: 2477-8427

sudah diakui sebagai aset berharga, tetapi kenyataannya sekolah akan memberikan daya dukung motivasi siswa
banyak terjadi kerusakan pada alam tersebut. isu kerusakan dalam memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
alam juga mempengaruhi kepada peran generasi manusia
mendatang, dalam hal ini teori etika lingkungan memberikan II. METODE
bobot dan peran kepada generasi manusia mendatang dalam Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan
membahas isu lingkungan. Secara teori apa yang kita pendekatan fenomenologi, bahwa fokus dalam penelitian ini
lakukan terhadap alam hari ini akan mempengaruhi adalah bentuk perubahan etika siswa dalam pengelolaan
kelangsungan lingkungan hidup dimasa mendatang. perubahan sikap etika lingkungan siswa di SMA Negeri 3
Pernyataan ini turut memunculkan beberapa pandangan Sungai Kakap. Pendekatan fenomenologi bertujuan untuk
tentang etika lingkungan dalam pendekatan pada alam dan menggambarkan makna dari pengalaman hidup yang dialami
lingkungan. oleh semua siswa SMA Negeri 3 Sungai Kakap secara
Peran etika mampu mengoptimalkan pemahaman individu, tentang konsep atau fenomena tertentu dengan
tentang lingkungan pada masyarakat sekolah sehingga mengeksplorasi struktur kesadarannya. Secara harfiah
memberikan manfaat terhadap pengelolaan hasil belajar dan fenomenologi mempelajaran pengalaman, penampakan,
semangat siswa dari pola dan perilaku keseharian siswa. segala yang muncul dari pengalaman dan cara kita
Pemberdayaan dan sosialisasi tentang etika lingkungan di mengalami sesuatu dan makna yang kita miliki dalam
sekolah tetap harus didorong oleh guru bukan hanya mata pengalaman kita. Fokus dalam penelitian fenomenologi
pelajaran geografi tetati sudah harus merambah kepada bukan hanya sekedar fenomena, akan tetapi pengalaman
ranah keilmuan lain, dalam hal ini sebagai daya dukung sadar dari sudut pandang orang pertama atau yang
kesadaran dan resiko yang diakibatkan terhadap kerusakan mengalaminnya secara langsung (Kuswarna: 2009:22).
lingkungan hidup baik dari kerusakan ekologis hinga Dalam hal ini pengalaman sikap siswa dalam kehidupan
ekosistem lingkungan. sehari-hari secara psikologis terhadap pengelolaan kesadaran
Mendorong siswa aktif dalam pengelolaan siswa di sekolah dan implermentasi kesadaran terhadap
pembelajaran oleh guru sangat penting dilakukan, karena lingkungan di luar sekolah atau masyarakat melalui
dari peran aktif siswa akan tercipta kepedulian yang lebih perangkat dan mekanisme belajar pada mata pelajaran
komperhensif dalam membangun tata kelola dan aturan geografi kelas XI.
sekolah walaupun peran siswa bukan di bangun
kesadarannya melalui sekolah saja tetapi modal III. HASIL DAN PEMBAHASAN
pembangunan kedisiplinan dan kesadaran lingkungan di
sekolah akan memberikan dampak pola perilaku siswa di a. Lokasi Penelitian
lingkungan masyarakat. Sekolah sebagai agen fasilitator Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 3 Sungai Kakap,
perubahan dan siswa sebagai komponen pelaku dalam Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kuburaya.
mendukung perubahan yang akan membawa dampak positif Pelaksanaan penelitian dilaksanakan sebanyak 3 kali
terhadap kedisiplinan dan kesadaran bersama. pertemuan dari tanggal 26 Juli sampai dengan 23 Agustus
Kualitas pembelajaran akan terlaksana dengan baik 2019
harus didukung dengan sistem tata kelola sekolah yang
berbasis pola perubahan sikap dan kedisiplinan oleh karena b. Pengelolaan Kualitas Pembelajaran Berbasis Etika
itu peran lingkungan hidup harus didukung dengan Lingkungan Di Sekolah
pelaksanaan pembelajaran, implementasi melalui kurikulum 1. Silabus
pembelajaran, keterkaitan tema pelajaran terhadap Permasalahan yang dihadapi adalah guru dalam
lingkungan dan adanya mekanisme dan kesepakatan bersama pengelolaan, peningkatan dan pemberdayaan
untuk memperoleh kesuksesan dengan cara menjaga dan produktifitas daya tarik materi adalah tergantung dari
merawat lingkungan hidup. bagaimana guru dapat mengembangkan kreatifitas
Dorongan terhadap siswa tetap diarahkan untuk berfikir melalui perangkat dasar yaitu silabus pembelajaran.
kritis dan kreatif, aspek ini harus dilakukan guru dalam Dalam aspek ini pengembangan silabus dilakukan
pembelajaran dengan memberikan pendekatan dan stimulus dengan pendekatan prinsip-prinsi pengembangan yang
berbasis kedisiplinan lingkungan hidup dengan baik meliputi :
pengembangan proses berfikir kreatif (creative thinking), a) Ilmiah : Keseluruhan materi dan kegiatan yang
pengelolaan bekal ketrampilan dalam kehidupan siswa (life menjadi muatan dalam silabus harus benar dan
skil), dan melakukan pengelolaan kehidupan belajar yang dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuan.
bahagia, menyenangkan (joyful learning). Basis b) Relevan : Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran
pembelajaran etika lingkungan disekolah harus diarahkan dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai
pada pola perilaku siswa dengan sentuhan-sentuhan nyata di dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual,
lingkungan sekolah, karena perubahan sikap kedisiplinan sosial, emosional, dan spiritual siswa.
akan mudah dilakukan dengan membangun perilaku praktek c) Sistematis : Komponen-komponen silabus saling
langsung dengan bekal ketrampilan siswa dalam mengelola berhubungan secara fungsional dalam mecapai
lingkungan hidup. Optimalisasi program etika lingkungan di kompetensi.

21
Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia
Volum 5 Nomor 1 Bulan Maret Page 20 - 25
p-ISSN: 2477-6254 e-ISSN: 2477-8427

d) Konsisten : Ada hubungan yang konsisten (ajeg, pelajaran; 3) kelas; 4) materi pokok; 5) tema lingkungan
taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, hidup; 6) alokasi waktu; 7) kompeten inti; 8)
materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber kompetensi dasar; 9) indikator pencpaian kompetensi;
belajar, dan system penilaian. 10) tujuan pembelajaran; 11) deskripsi materi
e) Memadai : Cakupan indikator, materi pokok, pembelajaran; 12) pendekatan metode dan model
kegiatan pembelajaran, suber belajar, dan sistem pembelajaran; 13) media, alat, bahan, dan sumber
penilaian cukup untuk menunjang pencapaian belajar; 14 langkah-langkah kegiatan pembelajaran; 15)
kompetensi dasar. penilaian; 16) identitas pembuat RRP; 17) lembar kerja
f) Aktual dan kontekstual Cakupan indikator, materi dan 18) lampiran penilaian.
pokok, kegiatan pembelajaran dan sitem penilaian
memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi dan 3. Pengelolaan Berdasarkan Materi Pembelajaran
seni mutakhir dalam kehidupan nyata dan Lingkungan Hidup
peristiwa terjadi. Lingkungan hidup atau ekosistem dapat dibedakan
g) Fleksibel Keseluruhan komponen silabus dapat menjadi dua, yaitu lingkungan hidup fisik dan
mengakomodasi variasi siswa, proses lingkungan sosial. Lingkungan fisik dapat berupa udara,
pembelajaran dapat dilakukan secara kontekstual, tanah, air, flora, dan fauna, sedangkan lingkungan sosial
yang mengaitkan isu-isu lingkungan yang terjadi berupa hubungan antara individu atau
sekarang ke dalam pembelajaran. kelompok/golongan. Komponen lingkungan dapat
h) Menyeluruh : Komponen silabus mencakup dibedakan menjadi komponen benda hidup (biotik)
keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan dan komponen
dan psikomotorik) benda mati (abiotik) udara, tanah, dan air. Baik yang
i) Desentralistik : Pengembangan silabus ini bersifat bersifat biotik maupun abiotik merupakan satu kesatuan
desentralistik, berarti kewenangan pengembangan yang disebut ekosistem. Meningkatnya jumlah
silabus bergantung pada daerah masing-masing penduduk menyebabkan meningkatnya kebutuhan, baik
bahkan sekolah masing-masing. kebutuhan primer maupun sekunder. Makin
meningkatnya kebutuhan, menyebabkan makin
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menipisnya atau habisnya sumber daya alam.
RPP merupakan perencanaan jangka pendek 1. Sisa-sisa pengolahan limbah berbagai industri
yang dibuat oleh guru untuk memperkirakan atau berakibat kerusakan lingkungan atau berubahnya
memproyeksikan seluruh kegiatan pembelajaran yang fungsi lingkungan karena pencemaran.
akan dan harus dilakukan oleh guru maupun siswa. 2. Pencemaran udara disebabkan bocornya pabrik
Berfungsi kesiapan guru dalam melakukan kegiatan pestisida Bhopal/India, bocornya pusat listrik
pembelajaran, dan untuk mengefektifkan kegiatan tenaga nuklir di Chernobyl/Rusia telah banyak
pembelajaran sesuai dengan yang telah direncakan. makan korban manusia.
RPP mencakup: 1) data sekolah/madrasah, mata 3. Hujan asam di kota-kota industri karena udara
pelajaran, dan kelas/semester; 2) materi pembelajaran; sudah kotor, asap sangat mengganggu kesehatan
3) alokasi waktu; 4) KI, KD. Indikator pencapaian penduduk.
kompetensi; 5) deskripsi materi pembelajaran; 6) 4. Bencana kekeringan berkepanjangan di Ethiopia
kegiatan pembelajaran; 7) penilaian; dan 8) (Afrika) 1980, menyebabkan gagal panen karena
media/alat, bahan dan sumber belajar. penggundulan hutan, korban kelaparan, kematian
Penjelasan indikator sintak RPP di atas sudah penduduk. Keseluruhan permasalahan tersebut
baik namun masih perlu pengembangan yang lebih, bersumber pada rangkaian jumlah pertumbuhan
sesuai dengan kebutuhan guru yang menyampaikan penduduk makin besar; sumber daya alam makin
materi pembelajaran dan untuk memberikan suatu menipis/habis; dan ekosistem yang beralih fungsi
gambaran dalam merumuskan dan mengembangkan dan makin jelekarena eksploitasi yang berlebihan.
RPP. Konservasi, yaitu perlindungan terhadap ekosistem
Maka sebaiknya dalam perancangan Rencana perlu terwujud agar terjadi keseimbangan ekosistem
pelaksanaan (RPP) di dalam penelitian ini perlu rencana dan dapat mendukung upaya peningkatan
pembelajaran yang terperinci dan materi pembelajaran kesejahteraan umat manusia.
geografi dengan tema lingkungan hidup untuk
meningkatkan etika lingkungan yang mengacu pada c. Pengelolaan Perangkat Pembelajaran Berbasis Etika
silabus yang bersifat aktual, factual, konseptual dan Lingkungan Sekolah
kontekstual di laksanakan di kelas, laboratorium, Pelaksanaan pembelajaran Pelaksanaan
lapangan atau alam sekitar sekolah untuk pembelajaran merupakan implementasi dari Rencana
mempraktekan, menggambarkan, memproyeksikan, Pelaksanaan Pembelajaran yang meliputi kegiatan
seluruh kegiatan pembelajaran yang harus dan akan pendahuluan, inti, dan penutup, adapun penjelasannya
dilakukan oleh guru dan siswa dengan komponen sebagai berikut :.
sebagai berikut yaitu:1) identitas sekolah; 2) mata a) Kegiatan pendahuluan

22
Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia
Volum 5 Nomor 1 Bulan Maret Page 20 - 25
p-ISSN: 2477-6254 e-ISSN: 2477-8427

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam bunga dimasing-masing kelas dan tidak membiang
suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk sampah sembarangan.
membangkitkan motivasi dan memfokuskan c) Kegiatan penutup
perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif Penutup adalah kegiatan akhir pembelajaran.
dalam proses pembelajaran (Abdul Gafur, 2012: 174). Menurut Abdul Gafur (2012: 174) penutup
Dalam kegiatan awal ini guru memberikan penekanan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
dan pandangan tentang pengetahuan yang berkaitan mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat
dengan lingkungan dan pentingnya beretika terhadap dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan,
lingkungan bagi siswa sekolah SMA N 3 Sungai penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.
Kakap, agar peserta didik memiliki rasa peduli yang Merangkum pelajaran tentang etika lingkungan yang
tinggi terhadap lingkungan dengan berperan aktif disampaikan kepada peserta didik, agar ada sebuah
dalam memelihara dan menjaga lingkungan dengan penguatan dan umpan balik terhadap apa yang telah
beretika yang ramah terhadap lingkungan. dipelajari dan disampaikan saat proses pembelajaran
b) Kegiatan inti dan diharapkan semuanya dapat diaplikasikan dalam
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran tindakan beretika terhadap lingkungan dengan
untuk mencapai Kompetensi Dasar. Kegiatan menjaga keseimbangan lingkungan. Jadi pada
pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, kegiatan penutup ini, pembelajaran diakhiri dengan
menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk melihat kembali pelajaran yang telah dilakukan dan
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang mempersiapkan materi pelajaran berikutnya.
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian d) Evaluasi / penilaian dalam pempelajaran
sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta Instrumen penilaian menyatakan bahwa nilai
psikologis siswa (Abdul Gafur, 2012: 174). Pada proses pembelajaran geografi sejatinya
kurikulum 2013, kegiatan pembelajaran dilakukan menggunakan pendekatan penilaian kemampuan
melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. kognitif, bentuk yang otentik (authentic
Pada kegiatan eksplorasi, guru melibatkan siswa assessment) yang menilai kesiapan siswa, proses
untuk mencari informasi yang luas mengenai materi dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan
pembelajaran tentang etika lingkungan, dari penilaian ketiga komponen tersebut akan
bagaimana. Kegiatan elaborasi, guru memberikan menggambaran kapasitas, gaya dan perolehan
kesempatan siswa untuk berfikir, menganalisis, dan belajar siswaatau bahkan mampu menghasilkan
menyelesaikan masalah melalui tugas-tugas pada dampak instruksional (instructional effect) dan
materi lingkungan hidup. Kegiatan konfirmasi dampak pengiring (nurturant effect) dari
memberikan kesempatan kepada siswa memperoleh pembelajaran.
umpan balik pembelajaan, penguatan pemahaman dan Hasil penilaaian otentik dapat digunakan
pembenahan kesalahpahaman dalam pembelajaran oleh guru untuk merencanakan program perbaikan
tentang lingkungan hidup. (remedial), pengayaan (enrichment), atau
Pada kurikulum 2013, kegiatan inti lebih pelayanan konseling . Hasil penilaian otentik juga
menuntut guru untuk membawa siswa berfikir dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki
melalui pendekatan saintifik yaitu dengan mengamati, proses pembelajaran sesuai dengan standart
menanya, menalar, mencoba, dan membentuk penilaian pendidikan.
jejaring. Mengamati memberikan kesempatan peserta
didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan d. Fenomena hasil Belajar Siswa terhadap pola Perilaku
melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Siswa di Sekolah
Menanya memberikan kesempatan siswa untuk Hasil belajar siswa pada pengelolaan perlindungan
membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian lingkungan hidup akan di kelola berdasarkan ranah
terhadap proses pembelajaran. Menalar memberikan kognitif, afektif dan psikomotorik. Daya dukung ini akan
kesempatan siswa untuk berfikir logis atas fakta yang memberikan informasi apakah siswa memiliki komitmen
ada. Mencoba memberikan kesempatan siswa untuk yang kuat dalam penanaman Sikap peduli lingkungan
membayangkan dan membuktikan demi dapat muncul setelah beberapa tahapan dipenuhi yaitu,
pengembangan tujuan belajar yaitu sikap, pengetahuan (knowing), pelaksanaan (acting), dan
pengetahuan, dan keterampilan. Membentuk jejaring kebiasaan (habbit). Pola perilaku perubahan ini
memberikan kesempatan siswa untuk mengemukakan mendorong bahwa siswa harus berubah dalam penguatan
ide menggunakan kata-kata lisan, grafik, tabel, dan kesadaran terhadap lingkungan sekitar. Pengelolaan
diagram, dan presentasi informasi lainnya.Dari tahap hasil belajar dalam implementasi materi Lingkungan
demi tahap proses yang dilalui oleh peserta didik Hidup pada sub materi Etika Lingkungan di kelola
diarahkan memahami tentang etika lingkungan, melalui 3 aspek yaitu : Aspek Kognitif, Aspek Afektif
bagaimana etika yang seharusnya dilakukan terhadap dan Aspek Psikomotor. Penilaian yang dilakukan oleh
lingkungan, dengan melakukan aksi etika ramah guru bersama peneliti untuk mengukur capaian
lingkungan dengan menanam pohon, memberi pot pembelajaran setelah melalui proses pembelajaran etika

23
Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia
Volum 5 Nomor 1 Bulan Maret Page 20 - 25
p-ISSN: 2477-6254 e-ISSN: 2477-8427

lingkungan, maka hasil belajar siswa di ukur dengan tiga SMA Negeri 3 Sungai Kakap Kabupaten Kuburaya sebagai
jenis evaluasi pembelajaran yaitu, kemampuan kognitif, berikut :
afektif dan psikomotorik. 1. Pengelolaan Kualitas Pembelajaran Berwawasan Etika
Hasil belajar siswa pada penilaian kognitif Lingkungan Melalui Pengaplikasian Perangkat
berdasarkan kajian di lakukan di dalam kelas dengan nilai Pembelajaran Pada Hasil Belajar Pendidikan Lingkungan
rata-rata kelas 78,8 dengan prsentase ketutantasan 82,4 % Hidup Siswa di SMA Negeri 3 Sungai Kakap Kabupaten
dengan memenuhi ketuntasan belajar secara klasikal telah Kubu Raya dengan pendekatan dan pemanfaatan silabus,
mencapai Kreteria ketuntasan Minimal (KKM) ≥ 75, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan
sehingga hasil rata-rata kognitif siswa berdasarkan nilai pengelolaan materi. Pengelolaan tiga komponen tersebut
rata-rata sangat baik. di upayakan dalam pengelolaan dan implementasi
pendekatan etika dengan menitik beratkan pada
Nilai ketuntasan Siswa penguatan dan pembangunan karakter siswa.
2. Pengelolaan perangkat pembelajaran melalui kurikulum
6 Siswa dalam proses pembelajaran PLH dilakukan berdasarkan
Proses pengelolaan pembelajaran berbasis lingkungan
dengan pola penguatan etika lingkungan sekolah yaitu
Persentase penguatan pada Kegiatan Pendahuluan, Kegiatan Inti,
Ketuntasan kegiatan penutup dan evaluasi. Dengan beberapa
28 Siswa 82,4 %
kegiatan inti mendorong agenda menanam pohon di
Nilai ≥ 75 sekolah dan perawatannya, memngelola sampah dengan
Nilai < 75 baik seperti membuang sampah pada tempat sampah
hingga membangun komitmen kreativitas dalam memilah
sampah hingga mengelola menjadi barang produktif dan
Gambar 1.1. Nilai ketuntasan Siswa
inovatif. Mengadakan lomba inovasi pot bunga sebagai
Hasil penilaian afektif siswa SMA Negeri 3 daya dukung penghijauan.
Sungai Kakap dapat dilakukan dengan aspek 3. Hasil Belajar Pendidikan Lingkungan Hidup di SMA
pengelolaan sikap berdasarkan aspek penguatan negeri 3 Sungai Kakap di kelola berdasarkan ranah
bagaimana siswa melakukan kerja sama, pola perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik. Daya dukung ini akan
jujur, tanggung jawab terhadap apa yang menjadi memberikan informasi apakah siswa memiliki komitmen
tugasnya, disiplin dalam menghadapi kehidupan. yang kuat dalam penanaman Sikap peduli lingkungan
Sehingga diperoleh jumlah rata-rata afektif siswa di dapat muncul setelah beberapa tahapan dipenuhi yaitu,
kelas 68,75 % masuk katagori Baik. pengetahuan (knowing), pelaksanaan (acting), dan
Hasil belajar siswa SMA Negeri 3 Sungai Kakap kebiasaan (habbit). Hasil belajar siswa pada penilaian
pada katagori Psikomotorik dengan katagori penilaian kognitif yang dilakukan di dalam kelas dengan nilai rata-
bertanya, menjawab, bekerjasama, memberi pendapat, rata kelas 78,8 dengan prsentase ketutantasan 82, 4 %
penguatan kondisi minat dengan nilai persentase 71% secara klasikal telah mencapai Kreteria ketuntasan
sebagai katagori Aktif. Aspek ini masuk dalam ranah Minimal (KKM) ≥ 75, oleh karena itu rata-rata kognitif
aktif karena berkisar antara 70%-84%. siswa berdasarkan nilai rata-rata sangat baik. Penilaian
afektif siswa SMA Negeri 3 Sungai Kakap dengan
Hasil Belajar Psikomotorik pendekatan melakukan kerja sama, pola perilaku jujur,
tanggung jawab terhadap apa yang menjadi tugasnya,
Memberi disiplin dalam menghadapi kehidupan. Sehingga
Pendapat Minat diperoleh jumlah rata-rata afektif siswa di kelas 68,75 %
Bekerjasama 18% 24% masuk katagori Baik. Penilaian Psikomotorik dengan
23% Katagori katagori penilaian bertanya, menjawab, bekerjasama,
Bertanya Aktif memberi pendapat, penguatan kondisi minat dengan nilai
Menjawab (71 %)
21% persentase 71% sebagai katagori Aktif. Aspek ini masuk
14%
dalam ranah aktif karena berkisar antara 70%-84%.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul,Gafur. 2012. Desain Pembelajaran. Penerbit Ombak :
Gambar 1.2. Hasil Belajar Psikomotorik Yogyakarta.
Atok Miftachul Hudha, Husamah, Abdulkadir Rahardjanto.
IV. KESIMPULAN 2019. Etika Lingkungan (Teori dan Praktek
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah Pembelajarannya). Malang: Penerbit Universitas
diuraikan diatas maka Pengelolaan Kualitas Pembelajaran Negeri Malang.
Berwawasan Etika Lingkungan pada Hasil Belajar siswa di

24
Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia
Volum 5 Nomor 1 Bulan Maret Page 20 - 25
p-ISSN: 2477-6254 e-ISSN: 2477-8427

Mahi M. Hikmat.2011. Metode Penelitian Dalam Perspektif


Ilmu Komunikasi dan Sastra, Yogyakarta: Graha Ilmu.

25

Anda mungkin juga menyukai