1 (2020)
Abstrak
Kepedulian terhadap lingkungan perlu ditanamkan melalui pendidikan karakter di lingkungan sekolah untuk
menghasilkan SDM yang berkualitas. Oleh karenanya perlu strategi untuk menumbuhkan kesadaran akan cinta
lingkungan dengan program sekolah tanpa sampah plastik. Mengingat limbah plastik yang melimpah sedangkan
sifatnya tidak dapat terurai (non-biodegradable) sehingga dapat berdampak pada kerusakan lingkungan. Berdasarkan
permasalahan tersebut perlu dicanangkan program seperti (1) pengelolaan sampah 3R, (2) mewajibkan siswa
membawa tumbler untuk makanan dan minuman (3) meyediakan stasiun air isi ulang, (4) tidak membeli makanan
berbungkus plastik, serta (5) membuat bank plastik di lingkungan sekolah. Kata kunci: Pendidikan Karakter,
Cinta Lingkungan, Sekolah Tanpa Plastik
Abstract
Concern for the environment need to be infused through character education in the school
environment to produce the quality human resources. Therefore a strategy is needed to foster awareness
of environmental love with school programs without plastic waste. Given the abundant plastic waste
while its nature can not be decomposed (non-biodegradable) so that it can have an impact on
environmental damage. Based on these problems a program need to be launched such as (1) 3R waste
management, (2) requiring students to bring tumblers for food and drink (3) providing refill water
stations, (4) not buying plastic-wrapped food, and (5) making plastic banks in the school environment.
Keywords: Character Education, Love the Environment, School without Plastic
PENDAHULUAN Menurut Jambeck et.al. (2015),
Kehidupan manusia sangat erat Indonesia berada diperingkat kedua dunia
kaitannya dengan lingkungan, karena setiap pembuang sampah plastik ke laut dengan laju
harinya manusia berhadapan dan berkontak 0,52 kg sampah/orang/hari atau setara dengan
langsung dengan keadaan alam disekitarnya. 3,22 MMT/tahun. Hal tersebut menunjukan
Suatu kehidupan lingkungan sangat bergantung bahwa tingkat konsumsi dengan penggunaan
dengan ekosistem, oleh karenanya penting untuk plastik oleh masyarakat kita masih tinggi, oleh
mendorong manusia supaya mencintai, karenanya diperlukan partisipasi masyarakat
melestarikan dan bertanggung jawab dengan dalam pengurangan penggunaan dan
menjaga ekosistem lingkungan. Masih banyak penumpukan plastik. Apabila permasalahan itu
permasalahan lingkungan hidup yang dipicu oleh dibiarkan, maka lingkungan dan ekosistemnya
kurangnya kepedulian dan rasa tanggungjawab akan rusak. Disebabkan kondisi itulah, maka
manusia, baik dalam menjaga maupun perlu adanya pemberian pemahaman kepada
melestarikan lingkungan. Salah satunya terkait genersi muda Indonesia mengenai pentingnya
maraknya sampah plastik di lingkungan sekitar, kepedulian lingkungan yang dimulai dari
mengingat limbah dari plastik bersifat tidak pengurangan sampah plastik. Kepedulian
dapat terurai (non-biodegradable). Sifat tersebut terhadap lingkungan perlu ditanamkan melalui
menjadikan penyumbang limbah terbesar yang pendidikan karakter peduli lingkungan
menyebabkan kerusakan lingkungan (Asia dan khususnya di lingkungan sekolah. Pendidikan
Arifin, 2017). karakter merupakan upaya yang dilakukan
dengan sengaja untuk mengembangkan karakter
yang baik (good character) berdasarkan yang berkarakter baik adalah yang dapat
kebijkan-kebijakan inti (core virtues) yang secara membuat keputusan dan siap
objektif baik bagi individu maupun masyarakat mempertanggungjawabkan setiap akibat dari
(Saptono, 2011). keputusannya. Ciri ini lahir dari konsekuensi
pemaknaan karakter sebagai cara berpikir dan
Pendidikan karakter merupakan langkah berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup
tepat untuk membangun sumber daya manusia dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga,
yang berkualitas. Oleh karenanya perlu strategi masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan
untuk menumbuhkan kesadaran akan cinta karakter bukanlah pendidikan instan yang
lingkungan dengan program sekolah tanpa langsung jadi, namun membutuhkan tahapan-
sampah plastik. Program ini sebagai upaya tahapan stimulasi yang perlu dilalui dan proses
menjaga kebersihan lingkungan sekolah terbebas internalisasi yang akan menguatkan terbentuknya
dari sampah plastik. Program ini merupakan perilaku tertentu (Olim, 2010). Hal ini
program yang dilakukan oleh siswa sekolah menunjukan bahwa di dalam pendidikan karakter
dasar, dimana mereka belajar untuk mencintai harus diawali dengan kemauan dan niatan yang
lingkungan dengan cara mempraktekan secara baik serta tidak hanya dipikirkan akan tetapi
langsung dalam kehidupan sehari -hari. Program dilakukan.
sekolah tanpa sampah plastik ini memiliki
Penanaman moral melalui pendidikan
kontribusi yang sangat penting dalam
karakter sedini mungkin kepada anak-anak
memberikan pendidikan karakter cinta
adalah kunci utama untuk membangun bangsa.
lingkungan pada siswa. Program yang
Anak usia sekolah dasar merupakan usia yang
dicanangkan yaitu (1) pengelolaan sampah 3R,
tepat bagi anak untuk memperoleh dasar-dasar
(2) mewajibkan siswa membawa tumbler, (3)
pengetahuan sebagai kunci dari keberhasilan
meyediakan stasiun air isi ulang, (4) tidak
penyesuaian diri pada kehidupan dewasanya
membeli makanan berbungkus plastik, serta (5)
nanti. Prestasi anak pada masa kana-kanak juga
membuat bank plastik di lingkungan sekolah.
memiliki korelasi dengan kesuksesannya dimasa
Pendidikan Karakter depan, sehingga pada masa anak-anak ini perlu
Karakter merupakan hasil dari dimanfaatkan untuk menanamkan dasar
kebiasaan-kebiasaan yang melekat pada diri pengetahuan sehingga pengetahuan tersebut
manusia. Menurut Kamus Besar Bahasa menjadi kebiasaan baik yang akan
Indonesia yang dimaksud dengan karakter adalah terinternalisasi ke dalam diri anak hingga dewasa
tingkah laku, akhlak, dan watak. karakter inilah nanti.
yang membedakan antara manusia yang satu Menurut Jamal Mamur Asmani dalam
dengan lainnya. Karakter ditinjau dari segi bukunya Panduan Internalisasi Pendidikan
bahasa berasal dari bahasa Yunani yang berarti Karakter di Sekolah menyebutkan bahwa salah
‘charasesein” yang artinya mengukir. (Abdullah satu karakter yang tidak kalah penting untuk
Munir, 2010) Karakter menurut Furqon ditanamkan pada diri peserta didiksejak dini
Hidayatullah (2010) adalah kualitas atau ialah sikap peduli terhadap lingkungan. Nilai
kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi karakter tersebut berupa sikap dan tindakan yang
pekerti individu yang merupakan kepribadian selalu berupaya mencegah kerusakan pada
khusus yang menjadi pendorong dan penggerak, lingkungan alam sekitarnya. Selain itu,
serta yang membedakan dengan individu lain. mengembangkan upaya-upaya untuk
Pendidikan kerakter adalah usaha aktif memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi
untuk membentuk kebiasaan (habit) sehingga dan selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain
sifat anak akan terukir sejak dini, agak dapat dan masyarakat yang membutuhkan.
mengambil keputusan dengan baik dan bijak Mengingat pentingnya lingkungan bagi
serta dapat mempraktikkannya dalam kehidupan keberlangsungan kehidupan, maka alangkah
sehari-hari (Fitri, 2012). Individu baiknya pendidikan karakter peduli lingkungan
ditanamkan sejak dini. Hal ini bertujuan agar pengetahuan sebagai kunci dari keberhasilan
anak dapat mencintai dan menjaga lingkungan penyesuaian diri pada kehidupan dewasanya
tempat hidupnya. nanti. Prestasi anak pada masa kana-kanak juga
memiliki korelasi dengan kesuksesannya dimasa
PEMBAHASAN
depan, sehingga pada masa anak-anak ini perlu
Pendidikan Karakter dimanfaatkan untuk menanamkan dasar
Karakter merupakan hasil dari pengetahuan sehingga pengetahuan tersebut
kebiasaan-kebiasaan yang melekat pada diri menjadi kebiasaan baik yang akan
manusia. Menurut Kamus Besar Bahasa terinternalisasi ke dalam diri anak hingga dewasa
Indonesia yang dimaksud dengan karakter adalah nanti.
tingkah laku, akhlak, dan watak. karakter inilah
Menurut Jamal Mamur Asmani dalam
yang membedakan antara manusia yang satu
bukunya Panduan Internalisasi Pendidikan
dengan lainnya. Karakter ditinjau dari segi
Karakter di Sekolah menyebutkan bahwa salah
bahasa berasal dari bahasa Yunani yang berarti
satu karakter yang tidak kalah penting untuk
‘charasesein” yang artinya mengukir. (Abdullah
ditanamkan pada diri peserta didiksejak dini
Munir, 2010) Karakter menurut Furqon
ialah sikap peduli terhadap lingkungan. Nilai
Hidayatullah (2010) adalah kualitas atau
karakter tersebut berupa sikap dan tindakan yang
kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi
selalu berupaya mencegah kerusakan pada
pekerti individu yang merupakan kepribadian
lingkungan alam sekitarnya. Selain itu,
khusus yang menjadi pendorong dan penggerak,
mengembangkan upaya-upaya untuk
serta yang membedakan dengan individu lain.
memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi
Pendidikan kerakter adalah usaha aktif dan selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain
untuk membentuk kebiasaan (habit) sehingga dan masyarakat yang membutuhkan.
sifat anak akan terukir sejak dini, agak dapat
Mengingat pentingnya lingkungan bagi
mengambil keputusan dengan baik dan bijak
keberlangsungan kehidupan, maka alangkah
serta dapat mempraktikkannya dalam kehidupan
baiknya pendidikan karakter peduli lingkungan
sehari-hari (Fitri, 2012). Individu yang
ditanamkan sejak dini. Hal ini bertujuan agar
berkarakter baik adalah yang dapat membuat
anak dapat mencintai dan menjaga lingkungan
keputusan dan siap mempertanggungjawabkan
tempat hidupnya.
setiap akibat dari keputusannya. Ciri ini lahir dari
konsekuensi pemaknaan karakter sebagai cara
berpikir dan berperilaku yang khas tiap individu Menanamkan Cinta Lingkungan
untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam Menurut pendapat Avianto Muhtadi
lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan (2011) lingkungan merupakan sesuatu yang
negara. Pendidikan karakter bukanlah pendidikan mengelilingi kita, tempat kita berada dan
instan yang langsung jadi, namun membutuhkan melangsungkan kehidupan serta memenuhi
tahapan-tahapan stimulasi yang perlu dilalui dan segala keperluan hidup. Lingkungan adalah
proses internalisasi yang akan menguatkan semua faktor luar, fisik, dan biologis yang secara
terbentuknya perilaku tertentu (Olim, 2010). Hal langsung berpengaruh terhadap ketahanan hidup,
ini menunjukan bahwa di dalam pendidikan pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi
karakter harus diawali dengan kemauan dan organisme, sedangkan yang dimaksud dengan
niatan yang baik serta tidak hanya dipikirkan lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan
akan tetapi dilakukan. semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
Penanaman moral melalui pendidikan termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya,
karakter sedini mungkin kepada anak-anak yang mempengaruhi kelangsungan
adalah kunci utama untuk membangun bangsa. perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
Anak usia sekolah dasar merupakan usia yang makhluk hidup lainnya (Mustofa, 2000).
tepat bagi anak untuk memperoleh dasar-dasar Menurut UU No 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan sehingga siswa paham bagaimana cara menjaga
Hidup, menjelaskan bahwa lingkungan hidup lingkungan.
adalah kesatuan ruang dengan semua benda, Program sekolah tanpa sampah plastik
daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk ini memiliki kontribusi yang sangat penting
manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi dalam memberikan pendidikan karakter cinta
alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, lingkungan pada siswa. Karena dalam program
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup ini siswa diajarkan untuk mencintai
lain. lingkungannya dengan membiasakan membawa
Menurut Al-Anwari (2014), peduli botol minum sendiri dari rumah, tidak membeli
lingkungan merupakan sikap dan tindakan yang makanan dan minuman yang dibungkus plastik,
selalu berupaya mencegah kerusakan lingkungan dan lain sebagainya. Melalui program ini dapat
alam di sekitarnya dan pengembangkan upaya menciptakan lingkungan sekolah yang bersih
untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah untuk menunjang kesehatan fisik siswa dan
terjadi. Karakter peduli lingkungan alam anggota sekolah lainnya. Selain itu masih banyak
merupakan sikap yang ditunjukkan dengan juga efek baik yang diperoleh dari mengurangi
perbuatan menjaga lingkungan alam sekitarnya. penggunaan plastik.
Sikap ini juga ditunjukan dengan tindakan Program sekolah tanpa sampah plastik
memperbaiki kerusakan lingkungan yang terjadi. pada dasarnya adalah pengenalan kepada siswa
Karakter ini membuat kelangsungan alam terjaga agar bisa mencintai lingkungan dengan cara-cara
(Harlistyarintica, dkk. 2017). yang sederhana. Program sekolah tanpa sampah
Manusia sebagai pengelola lingkungan plastik dilaksanakan dalam beberapa kegiatan,
hidup memegang peranan penting dalam antara lain:
menjaga kelestarian lingkungan. Oleh karena itu 1. Pengelolaan Sampah 3R
perlu ditanamkan semangat cinta lingkungan Selain menekan timbulnya sampah baru,
sejak usia anak-anak. Karena anak merupakan sampah yang sudah ada juga harus dikelola
generasi penerus yang akan mengelola dengan baik dengan cara dipilih sesuai jenisnya.
lingkungan selanjutnya. Jadi sudah sewajarnya Dikutip dari Modul Pengolahan Sampah
jika mereka dibekali tentang cara mengelola Berbasis 3R oleh Firmanti (2010) bahwa
lingkungan yang baik. Dan tahapan awal yang Pendekatan pengelolaan sampah seyogyanya
perlu kita lakukan dalam hal ini adalam dilakukan melalui pendekatan berbasis 3R dan
menanamkan kecintaan terhadap lingkungan. berbasis masyarakat, pengelolaan sampah secara
Program Sekolah Tanpa Sampah Plastik terpadu dengan melaksanakan pengelolaan sejak
Sebagai Upaya Penanaman Karakter Cinta dari sumbernya. 3R adalah upaya yang meliputi
Lingkungan. Definisi program sekolah tanpa kegiatan mengurangi (reduce), menggunakan
sampah plastic. Program sekolah tanpa sampah kembali (reuse) dan mendaur ulang sampah
plastik adalah upaya menjaga kebersihan (recycle).
lingkungan sekolah terbebas dari sampah plastik. Sesuai dengan yang diamanatkan di
Program ini merupakan program yang dilakukan dalam UU No. 18 tahun 2008 tentang
oleh siswa sekolah dasar, dimana mereka belajar pengelolaan sampah pada Bab I pasal 1 ayat 3
untuk mencintai lingkungan dengan cara bahwa pengelolaan sampah merupakan kegiatan
mempraktekan secara langsung dalam kehidupan yang sistematis, berkelanjutan yang terdiri dari
sehari -hari. Program ini ditujukan agar siswa kegiatan pengurangan dan penanganan. Proses
memiliki karakter cinta pada lingkungan sejak pengurangan merupakan upaya untuk
dini. Program lingkungan tanpa sampah plastik mengurangi jumlah sampah yang akan diangkut
tidak hanya sekedar mengajarkan siswa untuk dan diproses di tempat pemrosesan akhir
cinta terhadap lingkungan, akan tetapi mengajak sampah. Kegiatan pengurangan sampah dapat
siswa untuk mempraktekan secara langsung berupa pembatasan timbulan sampah,